TERATOLOGI drh. Fika Yuliza Purba, M.Sc. Materi Bentuk dan Penyebab kelainan teratologis Teratologi akibat kelainan genetik Teratologi akibat kelainan lingkungan Diagnosa teratologi Teratologi Ilmu tentang abnormalitas perkembangan prenatal dan malformasi kongenital yang diakibatkan oleh agen kimia atau agen fisik eksogen. Prinsip perkembangan embrionik & fetal Embryonic & fetal development = complex series of well orchestrated events Properly accomplished Normal neonatus Errors in sequential steps Embryonic loss, fetal death, mummification, abortion, stillbirth, birth of nonviable neonates, birth with defects Prinsip Teratogenesis Kepekaan tergantung pada genotipe konseptus dan interaksinya dengan faktor lingkungan Kepekaan tergantung pada tahap perkembangan pada saat paparan teratogen terjadi Teratogen bekerja pada sel dan jaringan perkembangan untuk menginisiasi rangkaian perkembangan abnormal Prinsip Teratogenesis Kemampuan teratogen tergantung pada sifat alami, rute dan tingkat paparan maternal, transfer plasental dan absorbsi sistemik, komposisi genotip maternal dan embrionik/fetal Empat manifestasi kelainan perkembangan (kematian, malformasi, retardasi pertumbuhan dan kecacatan fungsional) Manifestasi seiring sejalan dengan dosis paparan Kongenital Penyimpangan yang teramati pada saat lahir sebagai akibat dari gangguan perkembangan embrionik/fetus Sebab: Genetik Lingkungan Agen infeksi Teratogen Agen atau faktor yang mengakibatkan kelainan fisik pada embrio atau fetus Waktu paparan teratogen mempengaruhi kemunculan kelainan Zigot = relatif resisten terhadap teratogen Pada periode embrionik hingga organogenesis, kepekaan terhadap teratogen meningkat Teratogen Pada periode fetus, resistensi terhadap teratogen lingkungan meningkat Sistem yang beresiko tinggi terhadap kelainan pada periode fetus adalah Palatum Cerebellum Sistem urogenital Teratogen Kelainan dapat diinduksi oleh lebih dari satu agen Kelainan kongenital akibat paparan zat toksik atau agen infeksi dapat menyerupai kondisi herediter Kelainan struktural dan fungsional dapat terjadi pada seluruh jenis hewan Umumnya, kelainan dideskripsikan dan diklasifikasikan berdasarkan sistem/bagian tubuh yang terlibat Kelainan kongenital umum pada hewan Amelia Absence of a limb or limbs Arthrogryposis Persistent flexure or contracture of a joint or joints Atresia Absence or closure of a normal body opening or passage Brachygnathia Abnormally short lower jaw Cheiloschisis Abnormal division of the lip (harelip) Cryptorchidism Failure of the testis to descend into the scrotum Kelainan kongenital umum pada hewan Hemimelia Absence of all or part of the distal half of a limb Hernia Abnormal protrusion of an organ or portion of an organ through a defect or natural opening Hydranencephaly Virtual absence of cerebral hemispheres and replacement by cerebrospinal fluid Hydrocephalus Abnormal fluid in the cranial vault accompanied by enlargement of the head Kyphosis Abnormally increased convexity of the thoracic spine Kelainan kongenital umum pada hewan Microopthalmia Abnormally small eye Palatoschisis Fissure of the palate (cleft palate) Perosomus Developmental anomaly characterized by a greatly deformed body or trunk Polydactyly Supernumerary digits Porencephaly The presence of cavities in the brain developed during fetal life Kelainan kongenital umum pada hewan Prognathia Marked projection of the lower jaw Schistosomia Developmental anomaly characterized by fissure of the abdominal wall Scoliosis Lateral deviation of the spinal axis Syndactyly Fusion of the digits Etiologi Identifikasi sinyal molekuler -> perkembangan organ dan sistem organ dan pemeriksaan genomik Abnormalitas kromosomal selama gametogenesis atau fertilisasi Kesalahan pada oogenesis -> kegagalan fertilisasi, viabilitas embrio berkurang atau defisiensi Penuaan pada gamet (suboptimal waktu IB) -> abnormalitas kromosomal Sel-sel embrio cacat = aneuploid Etiologi Abnormalitas kromosomal dapat terjadi saat aplikasi teknologi reproduksi Transfer embrio (sel somatik)/ IVF -> peningkatan resiko kelainan kongenital akibat kegagalan fisiologis perkembangan fetus dan plasenta Kegagalan plasentasi: Kematian fetus Abortus Abnormal berat lahir Neonatus cacat Cacat genetik/herediter Akibat dari mutasi genetik yang terjadi pada garis silsilah/keturunan Resesif autosomal -> arthrogryposis multiplex anomali (sapi Angus) Beberapa kelainan poligenetik membutuhkan interaksi gen. Rat tail syndrome (hipotrichosis pada sapi) dikendalikan oleh gen pada 2 loci yang berinteraksi Cacat genetik/herediter Hewan yang membawa sifat lethal resesif (heterozigot) tidak dapat terdeteksi secara visual, bahkan sering ber-fenotip normal Cth: warna Overo pada kuda Hewan homozigot -> kelainan kongenital = akibat ileocolonic agangliosis Untuk perkawinan selanjutnya, disarankan hanya salah satu yang Overo Cacat genetik/herediter Cacat genetik pada fungsi metabolik dapat mengakibatkan kematian embrio dan fetus, kelahiran neonatus nonviable, kelahiran neonatus yang hidup bersyarat Pedigree information menjadi penting Cth. Defisiensi monofosfat sintase (DUMPS) = lethal autosomal resesif pada Holstein DUMPS carrier ><DUMPS carrier -> embrio homozigot -> kematian fetus Cacat genetik/herediter Citrullinemia pada sapi -> gagal memecah urea akibat defisiensi arginosuccinate sintetase = lethal pada homozigot embrio Hewan yang lahir akan tampak normal namun dalam beberapa hari akan mati akibat peningkatan kadar ammonia dalam darah KONGENITAL ??? Cacat genetik/herediter Distrofi otot pada Golden Retrievers, Cocker Spaniels, Samoyeds, Brittany Spaniels, Labrador Retrievers, Pembroke Welsh Corgies, Irish Terriers and Miniature Schauzers akibat kelainan pada kromosom X, dapat teramati pada hewan jantan carrier (parents unaffected; dam carrying defective gene on X chromosome) Kelainan kongenital (molekular) Cat Gangliosidosis (GM1, GM2) Mucopolysaccharidosis (I, VI, VII) Muscular dystrophy (Duchenne, Becker) α-Mannosidosis Dog C3 deficiency α-Fucosidosis Glycogen storage disease (I, VII) Hemophilia B Krabbe disease Leukocyte adhesion deficiency Mucopolysaccharidosis (I, VII) Muscular dystrophy (Becker, Duchenne [X-linked]) Myotonia Narcolepsy Nephritis, X-linked Pyruvate kinase deficiency of RBC Rod-cone dysplasia Severe combined immunodeficiency Tremor, X-linked von Willebrand's disease III Kelainan kongenital (molekular) Cattle Arthrogryposis multiplex (Angus, Angus influenced breeds) Brachyspina syndrome (Holstein) Chédiak-Higashi syndrome Complex vertebral malformation (Holstein) Citrullinemia Deficiency of uridine monophosphate synthetase (Holstein) Ehlers-Danlos syndrome (II, V) Glycogen storage disease Goiter, familial (Holstein) Leukocyte adhesion deficiency α-Mannosidosis β-Mannosidosis Maple syrup urine disease Muscular hypertrophy (Shorthorn, Maine-Anjou) Pulmonary hypoplasia with anasarca (Shorthorn) Progressive degenerative myeloencephalopathy (Brown Swiss) Protoporphyria Spinal muscular atrophy (Brown Swiss) Syndactyly (Holstein, Angus) Tibial hemimelia (Shorthorn, Maine-Anjou) Kelainan kongenital (molekular) Goat Goiter, familial β-Mannosidosis Mucopolysaccharidosis III Reduced casein concentration Polled intersex syndrome Pig Hypercholesterolemia Malignant hyperthermia Ceroid lipofuscinosis Chondrodysplasia Glycogen storage disease IV Sheep Horse Hyperkalemic periodic paralysis (Quarter horse, Paint, others) Megacolon Severe combined immunodeficiency (Arabians) Cacat genetik/herediter Genetic line use -> meningkat seriring peningkatan aplikasi teknologi reproduksi (IB, TE dan IVF) Malformasi vertebral pada sapi FH terdistribusi secara luas dari USA Arthrogryposis multiplex pada sapi Angus terdeteksi secara internasional karena pejantannya yang tersohor Cacat genetik/herediter Deteksi dini -> meminimalisir resiko penyebaran Pedigree information Identifikasi fenotip (kelainan fisik dan fisologis) Deskripsi klinis dan patologis yang akurat Pedigree analysis & test mating Apabila telah teridentifikasi: Klasifikasi sebagai carrier atau free dari kelainan Kecacatan akibat lingkungan Teratogen lingkungan meliputi toksin tanaman, virus, obat-obatan, senyawa kimia, defisiensi nutrisi dan agen fisik seperti radiasi, hipertermia, positioning uterine, tekanan selama pemeriksaan per rektal Dapat menyerupai kelainan genetik Sebab sulit didiagnosis, namun dapat mengikuti “pola” Dapat terjadi akibat penyakit maternal (intoksikasi/infeksi viral), terkadang tanpa gejala klinis Kecacatan akibat lingkungan Ingesti teratogen berupa substansi biologis dapat mengakibatkan abortus, kelahiran neonatus nonviable, kelahiran neonatus abnormal Veratum californicum -> fetal gigantism, prolonged gestation dan craniofacial deformities pada domba Cyclopamine -> berbagai anomali kongenital, synophthalmia pada kambing Kecacatan akibat lingkungan Ingesti Lupinus sp. pada sapi -> crooked calf disease (joint contractures, torticolis, scoliosis, cleft palate) Conium maculatum dapat mengakibatkan contracture defects, cleft palate pada sapi, kambing, domba dan babi Ingesti Nicotiana tabacum -> skeletal defects pada babi Ingesti Nicotiana glauca -> cleft palate pada sapi, domba dan kambing Lupinus sp. Nicotiana tabacum Conium maculatum Neotyphodium coenophialum Kecacatan akibat lingkungan Kuda bunting yang mengonsumsi hay yang terinfeksi fungi Neotyphodium coenophialum -> abortus, prolonged gestation, hipoagalactia, kelahiran anak kuda prematur Hipothyroidism kongenital pada anak kuda juga terkait diet nitrat pada induk yang berlebihan Kecacatan akibat lingkungan Pestisida, herbisida, obat-obatan dan senyawa kimia lain dapat menyebabkan efek teratogenik Extra-label use of pharmaceutical agents in pregnant animals and pesticide use Kacacatan akibat obat-obatan TYPE Anti-convulsants Anti-infectives REPRESENTATIVE DRUG(S) AND EFFECTS Primidone (cardiac defects, cleft palate, skeletal abnormalities) Griseofulvin (microophthalmia [kittens], cleft palate [puppies]) Ketoconazole Tetracycline and aminoglycoside antibiotics Metronidazole Anti-inflammatories Aspirin Dimethylsulfoxide (DMSO) Glucocorticoids (anasarca in brachycephalic breeds) Anti-neoplastic agents Hormones Sedatives Vitamin excess Diethylstilbestrol (DES) and estradiol cypionate (ECP) (feminization of males) Testosterone and mibolerone (masculinization of females) Progesterone (masculinization of females) Diazepam and midazolam Vitamin A (cleft palate, kinked tails, cardiac defects [kittens]) Vitamin D (tissue calcinosis, enamel hypoplasia, cardiac defects) Kecacatan akibat agen infeksi Infeksi viral prenatal dapat bersifat teratogenik pada sapi, domba, kambing, babi, anjing dan kucing Infeksi viral pada kebuntingan akhir -> infeksi fetal tanpa gejala klinis Infeksi viral pada kebuntingan awal -> gagal bunting atau cacat kongenital Hewan bunting >< vaksinasi (live) Kecacatan akibat agen infeksi Pestivirus = teratogenik BVDV infection -> cerebellar hypoplasia, brachygnathia, alopecia, ocular defects, internal hydrocephalus dan impaires immunocompetence Pestivirus in ewes -> congenital defects -> integumentary, nervous, skeletal, endocrine and immune system Classical swine fever Kecacatan akibat agen infeksi Bluetongue virus (orbivirus) -> hydranencephaly, porencephaly and arthrogryposis in sheep and calf Akabane virus Congenital cerebellar hypoplasia in kittens oleh panleukopenia virus Kecacatan akibat faktor nutrisional Defisiensi nutrien selama kebuntingan -> congenital defects Defisiensi mikromineral dan vitamin Defisiensi iodine -> cretinism Defisiensi cooper -> ataxia Defisiensi manganese -> congenital limb deformities Defisiensi Vit.D -> neonatal rickets Defisiensi Vit.A -> eye defects or harelip Defisiensi kolin, riboflavin, asam pantothenis, kobalamin, asam folat Hipervitaminosis A Kecacatan akibat agen fisik Congenital joint contracture -> calves or foals, twin pregnancy pada spesies monotokus Torticolis, scoliosis and limb abnormalities in foals -> intrauterine fetal positioning Urachus in foals -> umbilical cord twisting Atresia coli akibat kerusakan suplai vaskular (transrectal palpation 42 hari kebuntingan) Unknown etiology Perosomus elumbis Anomali perkembangan sistem GI dan urogenital Schistosomus reflexus Thoracoschisis Fetal anasarca