ANALISIS RESIKO SISTEMATIK SAHAM BIASA

advertisement
ANALISIS RESIKO SISTEMATIK SAHAM BIASA YANG DIKELUA
DART LANTAI BURSA:
Studi Empiris Di Bursa Efek Jakarta
Dodie Setio Mom
Imam Ghozali
Wahdin
Fakutas Ekonomi Universitas Diponegoro
Abstrak
The aim of this research is to provide an additional empirical evidence to the companies concern
effect ofgeneral stock issued from the stock exchange at the Jakarta Stock Exchange. It was done
ncial leverage effect, the stock return standard deviation and the stock return correlation against t
igdnst the general stock systematical risk, the financial risk, as well as analyzing doirences among
systematieal risly the financial risk, stock return standard deviation, the stock return correlation and t
the delisting company as well as the sound company in between .
This research used the secondary data, i.e. data relating to monthly stock price (closing price), mo
Stock Price Index, Total Asset and Total Debt. This time period of the research was 24 months bef
removed from the stock exchange . Population of the study consisted of all emittens at the Jakarta Stoc
1 January 1994 up to 31 December 2000 included 291 listing and 33 delisting emittens. Sample selecti
by utilizing purposive sampling method, and yielding 31 delisting and 31 round emittens as a standar
This research's analytical device was a multiple regression to analyze the influence of indep
tourard dependent variable. Independent sample t-test was used to analyze the differences between th
Misting companies.
Based on the research result there was found that the stock return deviation standard and
wrrelation and the market return affecting the general stock systematical risk significantly . Apart fro
a significant difference between the sound company's financial leverage as well as the general stock syst
the delisting company's.
Key words : be4 delisting, financial leverage, shmdfd deviation ofstock returns and correlation with marke
P
asar modal merupkan sarana untuk mempertemukan permi
penawaan jangka panjang baik dalam bentuk saham maupun obli
salah satu kekuatan dalam memobilisasi dana masyarakat, dihar
dapat berperan aktif dalam menunjang keberhasilan pengerahan d
memenuhi kebutuhan dunia usaha. Dalam penanaman dana pada sur
pemodal akan dihadapkan pada resiko yang berhubungan dengan tingkat
yang diharapkan . Sehingga investor akan selalu mencari portofolio op
JURNAL STRATEGI BISNIS - VOL.8 DESEMBER 2001/ TAHUN VI/2002
pada tingkat resiko tertentu, atau
portofolio yang menywarkan resiko minimum pads tingkat expected return tertentu .
Menurut Pudjiastuti dan Husnan (1993)
hubungan antara resiko dan return yang
disyaratkan bisa dijelaskan dengan Capital Assets Pricing Model (CAPM), yang
menyatakan bahwa semakin besar resiko
suatu investasi, semakin besar pula return
yang disyaratkan investor . Sehingga
hubungan antara resiko dan return yang
diharapkan investor bersifat positif dan
linier . Menurut Husnan (1998), resiko
dapat dikelompokkan menjadi dua
bagian, yaitu:
1 . systematic risk, yang merupakan resiko
yang mempengaruhi semua (banyak)
perusahaan, dan
2 . unsystematic risk, yang merupakan
resiko yang mempengaruhi satu
(sekelompok kecil) perusahaan .
Resiko sistematik ini juga disebut
sebagai resiko pasar, disebut resiko pasar
(market risk) karena fluktuasi yang terjadi
disebabkan oleh faktor-faktor yang
mempengaruhi semua perusahaan yang
Faktor-faktor tersebut
beroperasi .
kondisi
perekonomian, kebijakmisalnya,
sanaan pajak, dan lain sebagainya . Faktorfaktor tersebut menyebabkan ada
kecenderungan semua saham mempengaruhi secara luas dan selalu ada
dalam setiap saham. Untuk mengetahui
peran suatu saham terhadap resiko
portofolio yang didiversifikasi dengan baik,
tidak dapat dengan melihat seberapa
resiko saham tersebut apabila dimiliki
secara terpisah, tetapi harus dengan
50
mendorong untuk meng
saham tersebut terhadap
Ukuran relatif res
dikenal sebagai koefi
menunjukkan ukuran re
saham terhadap portofoli
(1998) beta merupakan u
return saham terhadap
Semakin besar fluktua
saham terhadap return
besar pula beta saham te
sebaliknya, semakin kecil
suatu saham terhadap re
semakin kecil pula beta
Menurut Ro et al . (1992) b
sebagai rasio deviasi stan
den gan return pasar dika
turn saham dengan ret
karena itu, suatu kenai
suatu kenaikan rasio devia
saham dengan return
pada korelasi return saha
pasar.
Hasil penelit
perlihatkan bahwa res
perusahaan-perusahaan
meningkat ketika kon
rnereka memburuk, menin
hingga sembilan bul
Sebaliknya, beta perusah
yang sehat tidak me
kenaikan selama perio
Deviasi standar return sa
perusahaan yang gagal m
drastis sampai tanggal k
korelasi return saham
perusahaan yang gaga
gerakan pasar relatif m
pengaruh pada kenai
Penelitian yang dilakukan
(1973) memperlihatkan
JURNAL STRATEGI BISNIS - VOL .8 DESEMBER 200
:euangan, sehingga pengaruh resiko
;euangan pada beta akan diserap melalui
leviasi standar return saham.
Resiko sistematik merupakan hal
.)enting yang dipertimbangkan oleh inves:or sebelum melakukan keputusan
nvestasi, sehingga dibutuhkan informasi
akurat mengenai resiko sistematik. Hal ini
sangat penting karena merupakan dasar
untuk memperkirakan besarnya resiko
maupun return investasi di masa depan.
Dengan mehhat perilaku koefisien beta dari
waktu ke waktu, maka investor dapat
memperkirakan besamya resiko sistematik
di masa depan. Oleh karena itu secara
~mplisit dapat diartikan bahwa beta saham
erupakan parameter kondisi keuangan
suatu perusahaan, apakah perusahaan itu
sehat ataukah perusahaan itu mendekati
kegagalan di bursa (delisting) . Karena
apabila emiten di-delist dari bursa, maka
investor akan menjadi pihak yang paling
dirugikan. Investor akan menanggung
resiko bila dalam menyusun portofolio
investasinya melibatkan saham yang
berpotensi gagal (delisting), sebab investor
tidak dapat lagi memperjualbelikan
sahamnya. Dengan kata lain akan timbul
kerugian akibat investasi yang salah .
Sedangkan bagi emiten, dengan
dikeluarkannya dari lantai bursa tentu saja
hal ini akan sangat merugikan bagi
dirinya, selain kerugian matriil juga
kerugian moral yang sangat penting, yaitu
kepercayaan masyarakat terhadap
perusahaannya . Weston dan Copeland
(1996) mengatakan bahwa kebangkrutan
merupakan proses yang mahal dan
memakan waktu yang lama.
7
Tinjauan Pustaka
Penelitian mengenai resiko
atau beta saham telah banyak
di luar negeri . Resiko s
merupakan
hal
pentin
dipertimbangkan oleh investo
melakukan keputusan investa
melakukan keputusan ini d
informasi mengenai resiko siste
akurat dan tidak bias. Hal
penting karena merupakan da
memperkirakan besarnya resik
return investasi di masa depa
melihat perilaku koefisien beta
kewaktu, maka investor bisa
kirakan besarnya resiko sistema
depan. Oleh karena itu secara i
diartikan bahwa beta saham m
parameter kondisi keuang
perusahaan, apakah perusahaa
ataukah perusahaan itu m
kegagalan (delisting).
Ro et al. (1992) melakukan
mengenai hubungan anta
sistematik saham biasa (bet
resiko finansial perusahaan y
Dalam penelitian ini digunak
perusahaan yang sehat dan y
(delisting) di New York Stock
(NYSE) antara tahun 1972-1981
peneliian ini menunjukkan ba
sistematik perusahaan yang gag
keuangannya akan mengalami
yang meningkat selama ena
sembilan bulan menjelang
(delisting). Beta saham untuk p
yang sehat menunjukkan tid
)URNAL STRATEGI BISNIS - VOL.8 DESEMBER 2001/TAHUN VI/2002
gagal. Deviasi standar saham perusahaan
yang gagal akan meningkat mendekati
tanggal delisting . Sedangkan korelasi
antara return saham dengan return
portofolio
pasar
hanya
sedikit
pengaruhnya terhadap kenaikan beta
saham.
Bowman (1979), melakukan uji
teoritis untuk melihat pengaruh variabel
keuangan dan akuntansi terhadap pasar
yang didasarkan pada ukuran resiko .
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa
perhitungan leverage dapat menggunakan
nilai pasar dan nilai buku, sehingga
diharapkan bahwa resiko sistematik
saham biasa berhubungan positif dengan
leverage keuangan. Hal ini didukung oleh
Hamada (1972) dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa leverage
perusahaan
mempunyai pengaruh
terhadap resiko sistematik saham (beta) .
Rubinstein (1973) mengemukakan suatu
model teoritis untuk menganalisis
hubungan antara tingkat return on equity
yang diharapkan, resiko sistematik, dan
leverage keuangan . Dimana pertama-tama
mendekomposisikan resiko sistematik ke
dalam resiko keuangan dan resiko operasi,
kemudian memperlihatkan tingkat return
on equity yang diharapkan, dan
menunjukkan bahwa beta ekuitas
berhubungan dengan leverage keuangan.
Bowman (1979) juga memperoleh
hubungan yang sama antara resiko saham
biasa dan leverage keuangan . De Jong dan
Collins (1985) secara empiris meneliti
bagaimana perubahan tingkat bebas resiko
dan leverage keuangan mempengaruhi
beta ekuitas . Dengan membandingkan
52
mereka menemukan bah
tidak stabil sepanjan
berhubungan positif de
keuangan tetapi berhu
dengan tingkat bebas resi
Castagna dan Ma
melaporkan bahwa b
perusahaan yang gagal
(1,78), konsisten deng
Sedangkan McEnally da
melakukan pengujian
mengatakan bahwa resiko
menurun dengan dimula
keuangan di suatu peru
penelitian tersebut menun
resiko sistematik (beta) p
mengalami kesulitan k
awalnya lebih besar dari
cenderung
mendekat
Penurunan beta ini tida
signifikansinya dan ber
perusahaan yang satu de
Penelitian yang dilakuka
dan Brenner (1981) menun
resiko sistematik (beta
perusahaan yang potensi
signifikan menurun selam
diuji. Temuan ini didukun
yang dilakukan oleh Suf
Na'im (1998) dengan men
yang ada di Indoenesia,
menunjukkan bahwa lev
dan leverage operasi berp
terhadap resiko sistematik
Perumusan Hipotesis
Dalam penelitian ini
empat hipotesis tentang r
JURNAL STRATEGI BISNIS - VOL .8 DESEMBER 2001
H, : Leverage keuangan perusahaan
berpengaruh signifikan terhadap
resiko sistematik saham biasa.
H2 Deviasi standar return saham
berpengaruh signifikan terhadap
resiko sistematis saham biasa.
H3 : Korelasi return saham dengan return
pasar berpengaruh signifikan terhadap
resiko sistematik saham biasa.
H4 Ada perbedaan yang signifikan
antara resiko sistematik, deviasi
standar return saham, dan korelasi
return saham dengan return pasar
perusahaan yang sehat dengan yang
gagal (delisting).
minimal 2 tahun (24 Bulan
diperdagangkan di Bursa Efe
sampai 31 Desember 2000 mi
terdaftar di Bursa Efek Jak
tersebut berfungsi sebagai
bagi emiten yang gagal, m
tersebut harus mempunyai
dan ukuran industri (nilai bu
Yang sama dengan emiten yan
kriteria tersebut diperoleh 31
sebagai pembanding emiten
Teknik Analisis
Teknik analisis yang
dalam penelitian ini adal
kuntitatif . Dalam upaya
METODE PENELITIAN
permasalahan digunakan
regresi berganda dan uji be
Populasi dan Sampel
rata (independent sample t-tes
Model yang diguna
Populasi dalam penelitian ini adalah menganahsis pengaruh variabe
semua emiten yang listing dan delisting di terhadap variabel dependen
Bursa Efek Jakarta, terhitung 1 Januari regresi berganda sebagai berik
1994 sampai 31 Desember 2000, yaitu
sebanyak 291 emiten yang listing dan 33
BETA= bo + b, LR + b2 S
KORELASI + e
emiten yang delisting.
Sampel dalam penelitian ini ada dua, dimana:
yaitu sampel emiten yang gagal (delisting) BETA
= Resiko Sistem
Biasa
dan sampel emiten yang sehat.
Intersep
=
Pengambilan sampelnya dilakukan bo
=
dengan purposive sampling, yaitu metode b,, b2, b3
Koefisien Varia
pemilihan sampel dengan beberapa
dent
= Leverage Keua
kriteria . Kriteria sampel emiten yang LIZ
delisting adalah emiten tersebut terdaftar STDDEV = Deviasi Stan
di Bursa efek Jakarta minimal 2 tahun (24
Saham
bulan) sebelum mengalami delisting. Dari KORELASI = Korelasi Ret
Dengan Retur
kriteria tersebut diperoleh 31 emiten
Tingkat
Pengg
sebagai sampel emiten yang gagal e
=
JURNAL STRATEGI BISNIS - VOL.8 DESEMBER 2001/TAHUN VI/2002
Dalam melakukan pengujian
hipotesis pertama, kedua dan ketiga ini,
digunakan alat analisis regresi berganda
untuk menganalisis pengaruh variable
BETA = -0,359 - 0,120L
+ 2,137KORELA
Dari Tabel .l . dan
dilihat bahwa tidak sem
TabeLl. HasilAnalisis Regresi Berganda Pemsahaan Delist
Variabel
Koefisien Regresi
MW t
Sig
Konstanta
LR
STDDEV
-0,464
-0,106
2,768
KORELASI
1,610
-3,969*
-0,862
16,911 *
8,448*
0,0
0,3
0,0
0,0
*significant pada tingkat kepercayaan 1 y
nilai Fsebesar 172,069 significantpada tingkat kepercayaan 1 I, R Square sebesar 0,
Sumber: data sekunder, diolah
independen terhadap variable dependen. yang diteliti baik pada pe
Adapun hasil dari analisis regresi maupun perusahaan se
berganda yang telah dilakukan dapat secara signifikan terhada
dilihat pada tabel 1.
Variabel LR (Leve
Dari Tabel.l. tersebut, maka dapat tidak berpengaruh se
ditulis persamaan regresi berganda untuk terhadap Resiko Sistema
koefisien leverage keua
perusahaan delisting sebagai berikut:
ini adalah negatif, yang
BETA = -0,464 - 0,106LR + hasil penelitian yang
2,768STDDEV + 1,610KORELASI
Sufiyati dan Ainun Na'
leverage keuangan ber
Sedangkan hasil analisis regresi terhadap resiko sistema
berganda yang dilakukan terhadap serta Budiarti (1996) ya
perusahaan yang sehat, dapat dilihat pada bahwa leverage ke
tabel 2.
berpengaruh signifikan
Berdasarkan
Tabe1.2.,
maka sistematik saham. Sed
54
JURNAL STRATEGI BISNIS - VOL.8 DESEMBER 20
an (1979), dan Hamada (1972) yang
elakukan pengujian pada pasar modal
ang mapan menunjukkan hasil bahwa
leverage keuangan berpengaruh positif
dan signifikan terhadap resiko sistematik
(beta) . Hasil ini berbeda karena pasar
modal di Indonesia adalah pasar modal
deviasi standar . Ini memper
bahwa semakin tinggi fluktu
suatu saham, maka semakin
beta saham tersebut. Kare
sistematik atau beta saha
gambarkan kepekaan saham
perubahan pasar. Semakin pek
Tabel 2. Hasil Analisis Regresi Berganda Perasahaan Sehat
Variabel
Koefsien Regresi
Nilai t
Signifikansi
Konstanta
-0,359
-2,149**
0,041
LR
-0,120
-0,567
0,576
STDDEV
1,127
2,266**
0,032
KORELASI
2,137
9,872*
0,000
'significant pada tingkat kepercayaan 1 %, "significant pada tingkat kepercayaan 5
nilai Fsebesar 35,012 pada tingkat kepercayaan 1 %, R Square sebesar 0,796
Sumber: data sekunder, diolah
yang berkembang dan adanya perusahaan
yang memiliki hutang besar tetapi
mendapatkan proteksi regulator.
Variabel STDDEV (deviasi standar
return saham) berpengaruh secara positif
dan signifikan terhadap resiko sistematik
baik itu perusahaan delisting maupun
perusahaan sehatSimbol / tanda variabel
STDDEV ini bertanda seperti yang
diharapkan yaitu positif. Konsisten
temuan Ro, et . al (1992) yang
memperlihatkan bahwa standar deviasi
return saham akan meningkat seiring
meningkatnya resiko sistematik saham
biasa. Penelitian Rubinstein (1975)
menunjukkan pengaruh resiko keuangan
saham akan menaikkan devia
return saham, karena deviasi s
turn saham menggambarkan r
dari return saham.
Variabel KORELASI (kore
saham dengan return pasar) be
positip dan signifikan terhad
sistematik saham biasa. Dap
pulkan bahwa semakin tinggi k
turn saham dengan return pa
resiko saham biasa semakin ti
Hal ini dapat terjadi karen
semakin tingginya return sua
maka ini menunjukkan bah
tersebut disukai oleh investor,
resiko sistematiknya juga akan t
7URNAL STRATEGI BISNIS - VOL.8 DESEMBER 2001/TAHUN VI/2002
perubahan pasar.
variabel lain yang tid
Persamaan regresi berganda untuk dalam persamaan regres
perusahaan sehat maupun perusahaan
delisting adalah signifikan, artinya Hipotesis Keempat
variabel-variabel independen merupakan
faktor penjelas nyata bagi variasi dalam
Pengujian hipotes
Tabel 3. Hasil Uji Beda Dua Mean Resiko Sistematik Saham B
Resilco Sistematik Saham Defisting
Resilco Sistematik Saham sehat
t-value
= -1,36087
df
= 60
Prob.
= 0,08932
Mean
0,78052
0,52623
Sumber : Data sekunder, diolah
variabel dependen karena nilai F
perusahaan delisting sebesar 172,069 dan
nilai F perusahaan sehat sebesar 35,012
yang signifikan pada tingkat kepercayaan
1% . Sehingga dapat disimpulkan bahwa
semua variabel independen secara
bersama-sama mempengaruhi variabel
dependen.
Sementara itu kemampuan persamaan regresi berganda perusahaan
delisting untuk menjelaskan besarnya
variasi yang terjadi dalam variabel
dependen adalah sebesar 95%, sementara
5% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
dipergunakan dalam persamaan regresi
ini. Sedangkan kemampuan persamaan
regresi berganda perusahaan sehat untuk
menjelaskan besarnya variasi yang terjadi
dilakukan dengan me
analisis uji beda dua rata
sample t-test). Pada pen
keempat ini ada empat p
dua rata-rata, yaitu pe
rata-rata resiko sistema
leverage keuangan, devia
saham, dan korelasi retu
return pasar.
Hasil uji beda
menunjukkan bahwa
sistematik saham bia
delisting lebih besar dari
sistematik saham biasa p
dan hasil uji beda dua
sistematik saham b
menunjukkan perbedaan
Hasil ini konsiste
JURNAL STRATEGI BISNIS - VOL .8 DESEMBER 200
delisting terjadi perbedaan yang signifikan
dimana resiko sistematik perusahaan
delisting mengalami resiko sistematik yang
lebih besar dari pada resiko sistematik
perusahaan sehat. Hasil ini didukung oleh
penelitian yang dilakukan oleh Catagna
pula resiko sistematik sah
Berdasarkan hasil uji
rata leverage keuangan
menunjukkan perbedaan y
Konsisten dengan temuan
yang mengatakan bah
Tabel 4. Hasil Uji Beda Dua Mean Leverage Keuangan
Leverage Keuangan Dehsting
Leverage Keuangan Sehat
t-value
df
Prob.
= -2,17043
= 60
= 0,01697
Mean
0,89490
0,73213
Var
0,1
0,0
Surnber: Data sekunder, diolah
den Matolcsy (1981) yang menemukan
bahwa pada perusahaan yang gagal
(delisting) rata-rata resiko sistematiknya
tinggi (1,78), sedangkan Aharony, Jones
den Swary (1980) melaporkan bahwa
resiko sistematik saham biasa perusahaanperusahaan yang gagal memperhhatkan
perbedaan yang kecil dari resiko sistematik
perusahaan-perusahaan yang sehat . Hal
ini terjadi karena pare pemegang saham
melakukan
perusahaan
delisting
penjualan sahamnya untuk mengurangi
kerugian yang lebih besar di kemudian hari
karena adanya ketidak pastian ahran kas
perusahaan di kemudian hari (going concern), sehingga resiko sistematik sahamnya
tinggi . Resiko sistematik ini menggambarkan kepekaan suatu saham terhadap
keuangan akan meningka
kegagalan perusahaan men
terjadi karena perusah
cenderung untuk mencari
lewat hutang untuk kegiat
Semakin besar proposi
digunakan perusahaan,
besar leverage keuanganny
bahwa semakin besar propo
digunakan oleh perusa
modal akan menanggun
semakir besar pula. Seh
menggunakan hutang yan
struktur modalnya, maka r
dalam perusahaan akan b
Sedangkan hasil uji be
re
deviasi
standar
menunjukkan perbedaa
JURNAL STRATEGI BISNIS - VOL.8 DESEMBER 2001/TAHUN VI/2002
deviasi standar return saham berbeda
signifikan antara perusahaan sehat
dengan perusahaan delisting . Ini terjadi
karena sebagian besar sampel yang
digunakan, baik yang delisting maupun
yang sehat terpengaruh oleh faktor
KESIMPULAN
Berdasarkan hasi
pembahasan yang te
dapat ditarik beberapa
Tabel 5. Hasil Uji Beda Dua Mean Deviasi StandarReturn S
Deviasi Standar Return Saham Delisting
Deviasi Standar Return SahamSehat
t-value
= -0,29265
df
= 60
Prob.
= 0,38540
Mean
0,28869
0,27431
Sumber: Data sekunder, diolah
kondisi perekonomian yang buruk akibat berikut:
krisis moneter yang melanda Indonesia . 1 . Hanya ada dua va
Sehingga hal ini menyebabkan kecensaja yang berpen
derungan semua perusahaan terpengaruh
terhadap resiko
secara luas. Serta sampel yang digunakan
biasa . Deviasi sta
oleh Ro et al, adalah sampel pada kondisi
dan korelasi return
perekonomian yang stabi dan pasar modal
turn pasar berpen
yang mapan .
konsisten dengan
Uji beds dua rata-rata korelasi return
(1992) dan Rubinst
saham dengan return pasar menunjukkan
terjadi karena sema
perbedaan yang tidak begitu besar, dan
return saham, mak
perbedaan ini tidak signifikan Hal ini
pula beta sahamn
terjadi karena korelasi antara return
pekanya return sa
saham dengan return pasar pada
turn pasar maka
perusahaan delisting dengan perusahaan
deviasi standar r
sehat pada sampel yang digunakan pada
korelasi return sah
penelitian ini dipengaruhi oleh faktor
pasar .
istimewa yaitu krisis moneter dan gejolak 2. Persamaan regres
58
JURNAL STRATEGI BISNIS - VOL .8 DESEMBER 2
sebesar 172,069 dan nilai F perusahaan
sehat sebesar 35,012 yang signifikan
pada tingkat kepercayaan 1% . Dapat
disimpulkan bahwa variabel-variabel
independen merupakan faktor
penjelas nyata bagi variasi dalam
signifikan, hanya ada dua va
yang berbeda secara signif
resiko sistematik saham bia
verage keuangan . Perebeda
sistematik ini mengindikasik
saham perusahaan delisting
Tabe16. Hasil Uji Beda Dua Mean KorelasiReturn Saham Dengan Return P
Korelasi Delisting
Korelasi Sehat
Mean
t-value
df
Prob.
= -0,44808
= 60
= 0,32786
0,33539
0,31046
Variance
0,04465
0,05128
Sumber: Data sekunder, diolah
variabel dependen. Diperkuat oleh nilai
koefisien determinasi (R2) perusahaan
delisting sebesar 95% yang
menunjukkan bahwa kemampuan
untuk menjelaskan besarnya variasi
dalam variabel dependen adalah 95 %,
sementara 5% dijelaskan oleh variabel
lain yang tidak digunakan dlam
persamaan regresi ini. Sedangkan
koefisien determinasi (R2) perusahaan
sehat sebesar 79,6% yang menunjukkan bahwa kemampuan untuk
menjelaskan besarnya variasi dalam
variabel dependen adalah 79,6%,
sementara 20,4% dijelaskan oleh
variabel lain yang tidak digunakan
dalam persamaan regresi ini.
3 . Pada uji beda dua rata-rata (independen
lebih peka terhadap peruba
dibanding dengan resiko s
perusahaan sehat, dan
dikatakan sebagai saham agre
stock) . Dari pengujian
menunjukkan ada perbed
signifikan antara resiko s
saham biasa perusahaan
dengan perusahaan sehat. S
untuk pengujian rata-rata nil
keuangan terdapat perbed
signifikan, hal ini mengind
bahwa
perusahaan
cenderung mencari dana lew
untuk kegiatan operasinya
semakin besarnya propors
yang digunakan, maka sema
pula leverage keuangannya
JURNAL STRATEGI BISNIS - VOL.8 DESEMBER 2001/TAHUN VI/2002
Adapun saran-saran yang dapat
diberikan melalui hasil temuan ini adalah
sebagai berikut:
1 . Untuk penelitian lebih lanjut,
disarankan untuk menggunakan data
sektoral dengan jangka waktu yang
lebih panjang dan pada periode waktu
kondisi perekonomian yang stabil serta
2.
katkan.
bagi pemodal yang aka
dananya, hendaknya m
faktor deviasi standar
korelasi return saham
pasar, resiko sistematik s
leverage keuangan perus
merupakan parameter pa
DAFTAR PUTAKA
Aharony, J.C., P. Jones and 1. Swary 1980, "An Analysis ofRisk and Return Charateristics
Bnkruptcy UsingMarket Data", Journal ofFinance, Vol .35, September, Hal. 1001
Altman and M. Brenner 1981. "Information Effects and Stock Market Response to Signs o
tion"; Journal ofFinancial and Quantitative Analysis, XVI, Hal. 35-51 .
Bowman, G. 1979, "The Theoritical Relationship Between Systematic Risk And Financ
Variabels", The Journal OfFinance, Vol.XXXI V, No.3, Juni, Hal.617-630.
Castagna, A.D. and Z. P. Matolesy 1981, "The Market Characteristics ofFailed Companie
Further Evidence'; Journal ofBusiness &accounting, Vol.8, Hal. 467-484.
Delong, O. V. and D.W. Collins 1985, "Explanations for The Instability ofEquityBeta: Risk
and Leverage Effects". Journal ofFinancial and Quantitative Analysis, Vol .20, Ha
Hamada, R.5.1972, "The Eject Of The Firm's Capital Structure On TheSystematic Risk Of
Financial Management, Vol. 27, May, Hal. 435-452 .
Hartoto, M. dan Basamalak A. 1995, "Meramalkan 'Kebangkrutan' Perusahaan Publi
November-Desembe , Hal .67-81 .
Husnan, S.1998, Dasar-Dasar Teori Portofolio Dan Analisis Sekuritas, Edisi Ketiga, UU
Yogyakarta.
McEnally, R.W., dun Todd, R.B.1993, "Systematic Risk Behavior OfFinanciallyDistressed
Journal OfBusiness And Economics, Vol .32, No.3, Hal.3-19.
Pudjiantuti, E. dan Husnan, 5.1993, "Konsistensi Beta: Pengamatan Di Bursa Efek Jaka
No.12, Th. XXII, Desember, Hal.2-5.
Ro, B. T., Zavgren, C. V., dan Hsieh, S.J. 1992," The Effect OfBunkruptcy On Systematic
StockAn EmpiriealAssesment", Journal OfBusiness Finance &Accounting, April
Rubinstein, M.E.1973, "A Mean-Variance Synthesis OfCorporate Financial Theory", Jou
Vol. 28, March, Hal.167-181 .
Sulati dan Win A.1998,"Pengaruh Leverage Operasi dan Leverage Finansial Terhadap
Saham: Studi Pada Perusahaan Publik DiIndonesia'; Jurnal Ekonomi Dan Bisnis I
No.3, Hal.57-69.
Wttink, Dick R. 1988,T1heApplication of Regression Analysis, Allyn and Bacon, Inc. Mass
60
JURNAL STRATEGI BISNIS - VOL.8 DESEMBER 2001[
Download