ANALISIS RESIKO SISTEMATIK SAHAM BIASA YANG DIKELUA DART LANTAI BURSA: Studi Empiris Di Bursa Efek Jakarta Dodie Setio Mom Imam Ghozali Wahdin Fakutas Ekonomi Universitas Diponegoro Abstrak The aim of this research is to provide an additional empirical evidence to the companies concern effect ofgeneral stock issued from the stock exchange at the Jakarta Stock Exchange. It was done ncial leverage effect, the stock return standard deviation and the stock return correlation against t igdnst the general stock systematical risk, the financial risk, as well as analyzing doirences among systematieal risly the financial risk, stock return standard deviation, the stock return correlation and t the delisting company as well as the sound company in between . This research used the secondary data, i.e. data relating to monthly stock price (closing price), mo Stock Price Index, Total Asset and Total Debt. This time period of the research was 24 months bef removed from the stock exchange . Population of the study consisted of all emittens at the Jakarta Stoc 1 January 1994 up to 31 December 2000 included 291 listing and 33 delisting emittens. Sample selecti by utilizing purposive sampling method, and yielding 31 delisting and 31 round emittens as a standar This research's analytical device was a multiple regression to analyze the influence of indep tourard dependent variable. Independent sample t-test was used to analyze the differences between th Misting companies. Based on the research result there was found that the stock return deviation standard and wrrelation and the market return affecting the general stock systematical risk significantly . Apart fro a significant difference between the sound company's financial leverage as well as the general stock syst the delisting company's. Key words : be4 delisting, financial leverage, shmdfd deviation ofstock returns and correlation with marke P asar modal merupkan sarana untuk mempertemukan permi penawaan jangka panjang baik dalam bentuk saham maupun obli salah satu kekuatan dalam memobilisasi dana masyarakat, dihar dapat berperan aktif dalam menunjang keberhasilan pengerahan d memenuhi kebutuhan dunia usaha. Dalam penanaman dana pada sur pemodal akan dihadapkan pada resiko yang berhubungan dengan tingkat yang diharapkan . Sehingga investor akan selalu mencari portofolio op JURNAL STRATEGI BISNIS - VOL.8 DESEMBER 2001/ TAHUN VI/2002 pada tingkat resiko tertentu, atau portofolio yang menywarkan resiko minimum pads tingkat expected return tertentu . Menurut Pudjiastuti dan Husnan (1993) hubungan antara resiko dan return yang disyaratkan bisa dijelaskan dengan Capital Assets Pricing Model (CAPM), yang menyatakan bahwa semakin besar resiko suatu investasi, semakin besar pula return yang disyaratkan investor . Sehingga hubungan antara resiko dan return yang diharapkan investor bersifat positif dan linier . Menurut Husnan (1998), resiko dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu: 1 . systematic risk, yang merupakan resiko yang mempengaruhi semua (banyak) perusahaan, dan 2 . unsystematic risk, yang merupakan resiko yang mempengaruhi satu (sekelompok kecil) perusahaan . Resiko sistematik ini juga disebut sebagai resiko pasar, disebut resiko pasar (market risk) karena fluktuasi yang terjadi disebabkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi semua perusahaan yang Faktor-faktor tersebut beroperasi . kondisi perekonomian, kebijakmisalnya, sanaan pajak, dan lain sebagainya . Faktorfaktor tersebut menyebabkan ada kecenderungan semua saham mempengaruhi secara luas dan selalu ada dalam setiap saham. Untuk mengetahui peran suatu saham terhadap resiko portofolio yang didiversifikasi dengan baik, tidak dapat dengan melihat seberapa resiko saham tersebut apabila dimiliki secara terpisah, tetapi harus dengan 50 mendorong untuk meng saham tersebut terhadap Ukuran relatif res dikenal sebagai koefi menunjukkan ukuran re saham terhadap portofoli (1998) beta merupakan u return saham terhadap Semakin besar fluktua saham terhadap return besar pula beta saham te sebaliknya, semakin kecil suatu saham terhadap re semakin kecil pula beta Menurut Ro et al . (1992) b sebagai rasio deviasi stan den gan return pasar dika turn saham dengan ret karena itu, suatu kenai suatu kenaikan rasio devia saham dengan return pada korelasi return saha pasar. Hasil penelit perlihatkan bahwa res perusahaan-perusahaan meningkat ketika kon rnereka memburuk, menin hingga sembilan bul Sebaliknya, beta perusah yang sehat tidak me kenaikan selama perio Deviasi standar return sa perusahaan yang gagal m drastis sampai tanggal k korelasi return saham perusahaan yang gaga gerakan pasar relatif m pengaruh pada kenai Penelitian yang dilakukan (1973) memperlihatkan JURNAL STRATEGI BISNIS - VOL .8 DESEMBER 200 :euangan, sehingga pengaruh resiko ;euangan pada beta akan diserap melalui leviasi standar return saham. Resiko sistematik merupakan hal .)enting yang dipertimbangkan oleh inves:or sebelum melakukan keputusan nvestasi, sehingga dibutuhkan informasi akurat mengenai resiko sistematik. Hal ini sangat penting karena merupakan dasar untuk memperkirakan besarnya resiko maupun return investasi di masa depan. Dengan mehhat perilaku koefisien beta dari waktu ke waktu, maka investor dapat memperkirakan besamya resiko sistematik di masa depan. Oleh karena itu secara ~mplisit dapat diartikan bahwa beta saham erupakan parameter kondisi keuangan suatu perusahaan, apakah perusahaan itu sehat ataukah perusahaan itu mendekati kegagalan di bursa (delisting) . Karena apabila emiten di-delist dari bursa, maka investor akan menjadi pihak yang paling dirugikan. Investor akan menanggung resiko bila dalam menyusun portofolio investasinya melibatkan saham yang berpotensi gagal (delisting), sebab investor tidak dapat lagi memperjualbelikan sahamnya. Dengan kata lain akan timbul kerugian akibat investasi yang salah . Sedangkan bagi emiten, dengan dikeluarkannya dari lantai bursa tentu saja hal ini akan sangat merugikan bagi dirinya, selain kerugian matriil juga kerugian moral yang sangat penting, yaitu kepercayaan masyarakat terhadap perusahaannya . Weston dan Copeland (1996) mengatakan bahwa kebangkrutan merupakan proses yang mahal dan memakan waktu yang lama. 7 Tinjauan Pustaka Penelitian mengenai resiko atau beta saham telah banyak di luar negeri . Resiko s merupakan hal pentin dipertimbangkan oleh investo melakukan keputusan investa melakukan keputusan ini d informasi mengenai resiko siste akurat dan tidak bias. Hal penting karena merupakan da memperkirakan besarnya resik return investasi di masa depa melihat perilaku koefisien beta kewaktu, maka investor bisa kirakan besarnya resiko sistema depan. Oleh karena itu secara i diartikan bahwa beta saham m parameter kondisi keuang perusahaan, apakah perusahaa ataukah perusahaan itu m kegagalan (delisting). Ro et al. (1992) melakukan mengenai hubungan anta sistematik saham biasa (bet resiko finansial perusahaan y Dalam penelitian ini digunak perusahaan yang sehat dan y (delisting) di New York Stock (NYSE) antara tahun 1972-1981 peneliian ini menunjukkan ba sistematik perusahaan yang gag keuangannya akan mengalami yang meningkat selama ena sembilan bulan menjelang (delisting). Beta saham untuk p yang sehat menunjukkan tid )URNAL STRATEGI BISNIS - VOL.8 DESEMBER 2001/TAHUN VI/2002 gagal. Deviasi standar saham perusahaan yang gagal akan meningkat mendekati tanggal delisting . Sedangkan korelasi antara return saham dengan return portofolio pasar hanya sedikit pengaruhnya terhadap kenaikan beta saham. Bowman (1979), melakukan uji teoritis untuk melihat pengaruh variabel keuangan dan akuntansi terhadap pasar yang didasarkan pada ukuran resiko . Penelitian tersebut menunjukkan bahwa perhitungan leverage dapat menggunakan nilai pasar dan nilai buku, sehingga diharapkan bahwa resiko sistematik saham biasa berhubungan positif dengan leverage keuangan. Hal ini didukung oleh Hamada (1972) dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa leverage perusahaan mempunyai pengaruh terhadap resiko sistematik saham (beta) . Rubinstein (1973) mengemukakan suatu model teoritis untuk menganalisis hubungan antara tingkat return on equity yang diharapkan, resiko sistematik, dan leverage keuangan . Dimana pertama-tama mendekomposisikan resiko sistematik ke dalam resiko keuangan dan resiko operasi, kemudian memperlihatkan tingkat return on equity yang diharapkan, dan menunjukkan bahwa beta ekuitas berhubungan dengan leverage keuangan. Bowman (1979) juga memperoleh hubungan yang sama antara resiko saham biasa dan leverage keuangan . De Jong dan Collins (1985) secara empiris meneliti bagaimana perubahan tingkat bebas resiko dan leverage keuangan mempengaruhi beta ekuitas . Dengan membandingkan 52 mereka menemukan bah tidak stabil sepanjan berhubungan positif de keuangan tetapi berhu dengan tingkat bebas resi Castagna dan Ma melaporkan bahwa b perusahaan yang gagal (1,78), konsisten deng Sedangkan McEnally da melakukan pengujian mengatakan bahwa resiko menurun dengan dimula keuangan di suatu peru penelitian tersebut menun resiko sistematik (beta) p mengalami kesulitan k awalnya lebih besar dari cenderung mendekat Penurunan beta ini tida signifikansinya dan ber perusahaan yang satu de Penelitian yang dilakuka dan Brenner (1981) menun resiko sistematik (beta perusahaan yang potensi signifikan menurun selam diuji. Temuan ini didukun yang dilakukan oleh Suf Na'im (1998) dengan men yang ada di Indoenesia, menunjukkan bahwa lev dan leverage operasi berp terhadap resiko sistematik Perumusan Hipotesis Dalam penelitian ini empat hipotesis tentang r JURNAL STRATEGI BISNIS - VOL .8 DESEMBER 2001 H, : Leverage keuangan perusahaan berpengaruh signifikan terhadap resiko sistematik saham biasa. H2 Deviasi standar return saham berpengaruh signifikan terhadap resiko sistematis saham biasa. H3 : Korelasi return saham dengan return pasar berpengaruh signifikan terhadap resiko sistematik saham biasa. H4 Ada perbedaan yang signifikan antara resiko sistematik, deviasi standar return saham, dan korelasi return saham dengan return pasar perusahaan yang sehat dengan yang gagal (delisting). minimal 2 tahun (24 Bulan diperdagangkan di Bursa Efe sampai 31 Desember 2000 mi terdaftar di Bursa Efek Jak tersebut berfungsi sebagai bagi emiten yang gagal, m tersebut harus mempunyai dan ukuran industri (nilai bu Yang sama dengan emiten yan kriteria tersebut diperoleh 31 sebagai pembanding emiten Teknik Analisis Teknik analisis yang dalam penelitian ini adal kuntitatif . Dalam upaya METODE PENELITIAN permasalahan digunakan regresi berganda dan uji be Populasi dan Sampel rata (independent sample t-tes Model yang diguna Populasi dalam penelitian ini adalah menganahsis pengaruh variabe semua emiten yang listing dan delisting di terhadap variabel dependen Bursa Efek Jakarta, terhitung 1 Januari regresi berganda sebagai berik 1994 sampai 31 Desember 2000, yaitu sebanyak 291 emiten yang listing dan 33 BETA= bo + b, LR + b2 S KORELASI + e emiten yang delisting. Sampel dalam penelitian ini ada dua, dimana: yaitu sampel emiten yang gagal (delisting) BETA = Resiko Sistem Biasa dan sampel emiten yang sehat. Intersep = Pengambilan sampelnya dilakukan bo = dengan purposive sampling, yaitu metode b,, b2, b3 Koefisien Varia pemilihan sampel dengan beberapa dent = Leverage Keua kriteria . Kriteria sampel emiten yang LIZ delisting adalah emiten tersebut terdaftar STDDEV = Deviasi Stan di Bursa efek Jakarta minimal 2 tahun (24 Saham bulan) sebelum mengalami delisting. Dari KORELASI = Korelasi Ret Dengan Retur kriteria tersebut diperoleh 31 emiten Tingkat Pengg sebagai sampel emiten yang gagal e = JURNAL STRATEGI BISNIS - VOL.8 DESEMBER 2001/TAHUN VI/2002 Dalam melakukan pengujian hipotesis pertama, kedua dan ketiga ini, digunakan alat analisis regresi berganda untuk menganalisis pengaruh variable BETA = -0,359 - 0,120L + 2,137KORELA Dari Tabel .l . dan dilihat bahwa tidak sem TabeLl. HasilAnalisis Regresi Berganda Pemsahaan Delist Variabel Koefisien Regresi MW t Sig Konstanta LR STDDEV -0,464 -0,106 2,768 KORELASI 1,610 -3,969* -0,862 16,911 * 8,448* 0,0 0,3 0,0 0,0 *significant pada tingkat kepercayaan 1 y nilai Fsebesar 172,069 significantpada tingkat kepercayaan 1 I, R Square sebesar 0, Sumber: data sekunder, diolah independen terhadap variable dependen. yang diteliti baik pada pe Adapun hasil dari analisis regresi maupun perusahaan se berganda yang telah dilakukan dapat secara signifikan terhada dilihat pada tabel 1. Variabel LR (Leve Dari Tabel.l. tersebut, maka dapat tidak berpengaruh se ditulis persamaan regresi berganda untuk terhadap Resiko Sistema koefisien leverage keua perusahaan delisting sebagai berikut: ini adalah negatif, yang BETA = -0,464 - 0,106LR + hasil penelitian yang 2,768STDDEV + 1,610KORELASI Sufiyati dan Ainun Na' leverage keuangan ber Sedangkan hasil analisis regresi terhadap resiko sistema berganda yang dilakukan terhadap serta Budiarti (1996) ya perusahaan yang sehat, dapat dilihat pada bahwa leverage ke tabel 2. berpengaruh signifikan Berdasarkan Tabe1.2., maka sistematik saham. Sed 54 JURNAL STRATEGI BISNIS - VOL.8 DESEMBER 20 an (1979), dan Hamada (1972) yang elakukan pengujian pada pasar modal ang mapan menunjukkan hasil bahwa leverage keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap resiko sistematik (beta) . Hasil ini berbeda karena pasar modal di Indonesia adalah pasar modal deviasi standar . Ini memper bahwa semakin tinggi fluktu suatu saham, maka semakin beta saham tersebut. Kare sistematik atau beta saha gambarkan kepekaan saham perubahan pasar. Semakin pek Tabel 2. Hasil Analisis Regresi Berganda Perasahaan Sehat Variabel Koefsien Regresi Nilai t Signifikansi Konstanta -0,359 -2,149** 0,041 LR -0,120 -0,567 0,576 STDDEV 1,127 2,266** 0,032 KORELASI 2,137 9,872* 0,000 'significant pada tingkat kepercayaan 1 %, "significant pada tingkat kepercayaan 5 nilai Fsebesar 35,012 pada tingkat kepercayaan 1 %, R Square sebesar 0,796 Sumber: data sekunder, diolah yang berkembang dan adanya perusahaan yang memiliki hutang besar tetapi mendapatkan proteksi regulator. Variabel STDDEV (deviasi standar return saham) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap resiko sistematik baik itu perusahaan delisting maupun perusahaan sehatSimbol / tanda variabel STDDEV ini bertanda seperti yang diharapkan yaitu positif. Konsisten temuan Ro, et . al (1992) yang memperlihatkan bahwa standar deviasi return saham akan meningkat seiring meningkatnya resiko sistematik saham biasa. Penelitian Rubinstein (1975) menunjukkan pengaruh resiko keuangan saham akan menaikkan devia return saham, karena deviasi s turn saham menggambarkan r dari return saham. Variabel KORELASI (kore saham dengan return pasar) be positip dan signifikan terhad sistematik saham biasa. Dap pulkan bahwa semakin tinggi k turn saham dengan return pa resiko saham biasa semakin ti Hal ini dapat terjadi karen semakin tingginya return sua maka ini menunjukkan bah tersebut disukai oleh investor, resiko sistematiknya juga akan t 7URNAL STRATEGI BISNIS - VOL.8 DESEMBER 2001/TAHUN VI/2002 perubahan pasar. variabel lain yang tid Persamaan regresi berganda untuk dalam persamaan regres perusahaan sehat maupun perusahaan delisting adalah signifikan, artinya Hipotesis Keempat variabel-variabel independen merupakan faktor penjelas nyata bagi variasi dalam Pengujian hipotes Tabel 3. Hasil Uji Beda Dua Mean Resiko Sistematik Saham B Resilco Sistematik Saham Defisting Resilco Sistematik Saham sehat t-value = -1,36087 df = 60 Prob. = 0,08932 Mean 0,78052 0,52623 Sumber : Data sekunder, diolah variabel dependen karena nilai F perusahaan delisting sebesar 172,069 dan nilai F perusahaan sehat sebesar 35,012 yang signifikan pada tingkat kepercayaan 1% . Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen. Sementara itu kemampuan persamaan regresi berganda perusahaan delisting untuk menjelaskan besarnya variasi yang terjadi dalam variabel dependen adalah sebesar 95%, sementara 5% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dipergunakan dalam persamaan regresi ini. Sedangkan kemampuan persamaan regresi berganda perusahaan sehat untuk menjelaskan besarnya variasi yang terjadi dilakukan dengan me analisis uji beda dua rata sample t-test). Pada pen keempat ini ada empat p dua rata-rata, yaitu pe rata-rata resiko sistema leverage keuangan, devia saham, dan korelasi retu return pasar. Hasil uji beda menunjukkan bahwa sistematik saham bia delisting lebih besar dari sistematik saham biasa p dan hasil uji beda dua sistematik saham b menunjukkan perbedaan Hasil ini konsiste JURNAL STRATEGI BISNIS - VOL .8 DESEMBER 200 delisting terjadi perbedaan yang signifikan dimana resiko sistematik perusahaan delisting mengalami resiko sistematik yang lebih besar dari pada resiko sistematik perusahaan sehat. Hasil ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Catagna pula resiko sistematik sah Berdasarkan hasil uji rata leverage keuangan menunjukkan perbedaan y Konsisten dengan temuan yang mengatakan bah Tabel 4. Hasil Uji Beda Dua Mean Leverage Keuangan Leverage Keuangan Dehsting Leverage Keuangan Sehat t-value df Prob. = -2,17043 = 60 = 0,01697 Mean 0,89490 0,73213 Var 0,1 0,0 Surnber: Data sekunder, diolah den Matolcsy (1981) yang menemukan bahwa pada perusahaan yang gagal (delisting) rata-rata resiko sistematiknya tinggi (1,78), sedangkan Aharony, Jones den Swary (1980) melaporkan bahwa resiko sistematik saham biasa perusahaanperusahaan yang gagal memperhhatkan perbedaan yang kecil dari resiko sistematik perusahaan-perusahaan yang sehat . Hal ini terjadi karena pare pemegang saham melakukan perusahaan delisting penjualan sahamnya untuk mengurangi kerugian yang lebih besar di kemudian hari karena adanya ketidak pastian ahran kas perusahaan di kemudian hari (going concern), sehingga resiko sistematik sahamnya tinggi . Resiko sistematik ini menggambarkan kepekaan suatu saham terhadap keuangan akan meningka kegagalan perusahaan men terjadi karena perusah cenderung untuk mencari lewat hutang untuk kegiat Semakin besar proposi digunakan perusahaan, besar leverage keuanganny bahwa semakin besar propo digunakan oleh perusa modal akan menanggun semakir besar pula. Seh menggunakan hutang yan struktur modalnya, maka r dalam perusahaan akan b Sedangkan hasil uji be re deviasi standar menunjukkan perbedaa JURNAL STRATEGI BISNIS - VOL.8 DESEMBER 2001/TAHUN VI/2002 deviasi standar return saham berbeda signifikan antara perusahaan sehat dengan perusahaan delisting . Ini terjadi karena sebagian besar sampel yang digunakan, baik yang delisting maupun yang sehat terpengaruh oleh faktor KESIMPULAN Berdasarkan hasi pembahasan yang te dapat ditarik beberapa Tabel 5. Hasil Uji Beda Dua Mean Deviasi StandarReturn S Deviasi Standar Return Saham Delisting Deviasi Standar Return SahamSehat t-value = -0,29265 df = 60 Prob. = 0,38540 Mean 0,28869 0,27431 Sumber: Data sekunder, diolah kondisi perekonomian yang buruk akibat berikut: krisis moneter yang melanda Indonesia . 1 . Hanya ada dua va Sehingga hal ini menyebabkan kecensaja yang berpen derungan semua perusahaan terpengaruh terhadap resiko secara luas. Serta sampel yang digunakan biasa . Deviasi sta oleh Ro et al, adalah sampel pada kondisi dan korelasi return perekonomian yang stabi dan pasar modal turn pasar berpen yang mapan . konsisten dengan Uji beds dua rata-rata korelasi return (1992) dan Rubinst saham dengan return pasar menunjukkan terjadi karena sema perbedaan yang tidak begitu besar, dan return saham, mak perbedaan ini tidak signifikan Hal ini pula beta sahamn terjadi karena korelasi antara return pekanya return sa saham dengan return pasar pada turn pasar maka perusahaan delisting dengan perusahaan deviasi standar r sehat pada sampel yang digunakan pada korelasi return sah penelitian ini dipengaruhi oleh faktor pasar . istimewa yaitu krisis moneter dan gejolak 2. Persamaan regres 58 JURNAL STRATEGI BISNIS - VOL .8 DESEMBER 2 sebesar 172,069 dan nilai F perusahaan sehat sebesar 35,012 yang signifikan pada tingkat kepercayaan 1% . Dapat disimpulkan bahwa variabel-variabel independen merupakan faktor penjelas nyata bagi variasi dalam signifikan, hanya ada dua va yang berbeda secara signif resiko sistematik saham bia verage keuangan . Perebeda sistematik ini mengindikasik saham perusahaan delisting Tabe16. Hasil Uji Beda Dua Mean KorelasiReturn Saham Dengan Return P Korelasi Delisting Korelasi Sehat Mean t-value df Prob. = -0,44808 = 60 = 0,32786 0,33539 0,31046 Variance 0,04465 0,05128 Sumber: Data sekunder, diolah variabel dependen. Diperkuat oleh nilai koefisien determinasi (R2) perusahaan delisting sebesar 95% yang menunjukkan bahwa kemampuan untuk menjelaskan besarnya variasi dalam variabel dependen adalah 95 %, sementara 5% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak digunakan dlam persamaan regresi ini. Sedangkan koefisien determinasi (R2) perusahaan sehat sebesar 79,6% yang menunjukkan bahwa kemampuan untuk menjelaskan besarnya variasi dalam variabel dependen adalah 79,6%, sementara 20,4% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam persamaan regresi ini. 3 . Pada uji beda dua rata-rata (independen lebih peka terhadap peruba dibanding dengan resiko s perusahaan sehat, dan dikatakan sebagai saham agre stock) . Dari pengujian menunjukkan ada perbed signifikan antara resiko s saham biasa perusahaan dengan perusahaan sehat. S untuk pengujian rata-rata nil keuangan terdapat perbed signifikan, hal ini mengind bahwa perusahaan cenderung mencari dana lew untuk kegiatan operasinya semakin besarnya propors yang digunakan, maka sema pula leverage keuangannya JURNAL STRATEGI BISNIS - VOL.8 DESEMBER 2001/TAHUN VI/2002 Adapun saran-saran yang dapat diberikan melalui hasil temuan ini adalah sebagai berikut: 1 . Untuk penelitian lebih lanjut, disarankan untuk menggunakan data sektoral dengan jangka waktu yang lebih panjang dan pada periode waktu kondisi perekonomian yang stabil serta 2. katkan. bagi pemodal yang aka dananya, hendaknya m faktor deviasi standar korelasi return saham pasar, resiko sistematik s leverage keuangan perus merupakan parameter pa DAFTAR PUTAKA Aharony, J.C., P. Jones and 1. Swary 1980, "An Analysis ofRisk and Return Charateristics Bnkruptcy UsingMarket Data", Journal ofFinance, Vol .35, September, Hal. 1001 Altman and M. Brenner 1981. "Information Effects and Stock Market Response to Signs o tion"; Journal ofFinancial and Quantitative Analysis, XVI, Hal. 35-51 . Bowman, G. 1979, "The Theoritical Relationship Between Systematic Risk And Financ Variabels", The Journal OfFinance, Vol.XXXI V, No.3, Juni, Hal.617-630. Castagna, A.D. and Z. P. Matolesy 1981, "The Market Characteristics ofFailed Companie Further Evidence'; Journal ofBusiness &accounting, Vol.8, Hal. 467-484. Delong, O. V. and D.W. Collins 1985, "Explanations for The Instability ofEquityBeta: Risk and Leverage Effects". Journal ofFinancial and Quantitative Analysis, Vol .20, Ha Hamada, R.5.1972, "The Eject Of The Firm's Capital Structure On TheSystematic Risk Of Financial Management, Vol. 27, May, Hal. 435-452 . Hartoto, M. dan Basamalak A. 1995, "Meramalkan 'Kebangkrutan' Perusahaan Publi November-Desembe , Hal .67-81 . Husnan, S.1998, Dasar-Dasar Teori Portofolio Dan Analisis Sekuritas, Edisi Ketiga, UU Yogyakarta. McEnally, R.W., dun Todd, R.B.1993, "Systematic Risk Behavior OfFinanciallyDistressed Journal OfBusiness And Economics, Vol .32, No.3, Hal.3-19. Pudjiantuti, E. dan Husnan, 5.1993, "Konsistensi Beta: Pengamatan Di Bursa Efek Jaka No.12, Th. XXII, Desember, Hal.2-5. Ro, B. T., Zavgren, C. V., dan Hsieh, S.J. 1992," The Effect OfBunkruptcy On Systematic StockAn EmpiriealAssesment", Journal OfBusiness Finance &Accounting, April Rubinstein, M.E.1973, "A Mean-Variance Synthesis OfCorporate Financial Theory", Jou Vol. 28, March, Hal.167-181 . Sulati dan Win A.1998,"Pengaruh Leverage Operasi dan Leverage Finansial Terhadap Saham: Studi Pada Perusahaan Publik DiIndonesia'; Jurnal Ekonomi Dan Bisnis I No.3, Hal.57-69. Wttink, Dick R. 1988,T1heApplication of Regression Analysis, Allyn and Bacon, Inc. Mass 60 JURNAL STRATEGI BISNIS - VOL.8 DESEMBER 2001[