Bumi raup penjualan Rp37,38 triliun

advertisement
FINANSIAL
Bisnis Indonesia, Jumat, 18 Maret 2011
Pertanian
Industri dasar
Pertambangan
Aneka industri
Industri konsumsi
Infrastruktur
Properti
Keuangan
Perdagangan
Manufaktur
496,00
2.014,29
959,26
1.992,03
22,35
3.090,76 35,80
360,40
11/03 14/03 15/03 16/03 17/03
4,53
14,32
357,05
3.060,27
11/03 14/03 15/03 16/03 17/03
943,90
1.081,72
17,43
185,86
1.068,51
11/03 14/03 15/03 16/03 17/03
11/03 14/03 15/03 16/03 17/03
11/03 14/03 15/03 16/03 17/03
4,29
181,07
11/03 14/03 15/03 16/03 17/03
745,60
11,07
453,02
719,61
11/03 14/03 15/03 16/03 17/03
5,94
3,41
480,80
443,66
11/03 14/03 15/03 16/03 17/03
11/03 14/03 15/03 16/03 17/03
800,58
11,82
790,52
11/03 14/03 15/03 16/03 17/03
Bumi raup penjualan Rp37,38 triliun
Utang US$700 juta segera dilunasi tahun ini
REKOMENDASI
Sinarmas Sekuritas
H
ari ini indeks diperkirakan akan bergerak
mixed pada kisaran 3.456-3.520. Datadata ekonomi AS serta pergerakan bursa
global dapat memberikan sentimen terhadap indeks. Saham-saham yang dapat
diperhatikan MYOR, ISAT, TLKM, NIKL.
Erdikha Sekuritas
S
ecara teknikal hari ini masih terjadi
momentum penurunan dari beberapa
indikator. Indeks bergerak pada kisaran
3.450-3.530. Saham rekomendasi kami
adalah TLKM dan BDMN.
Panin Sekuritas
I
ndeks hari ini akan cenderung berkurang.
Sentimen dari laporan kinerja emiten 2010
akan menjadi pendorong gerak indeks pada
kisaran support-resistance 3.450-3.510.
Saham pilihan kami: INTA, CPIN, ICBP.
e-Trading Securities
K
ami perkirakan indeks bergerak 3.4383.504. Perhatikan: ITMG, BBRI, dan CPIN.
DISCLAIMER
Keputusan untuk melakukan transaksi jual, beli atau investasi saham lainnya sepenuhnya merupakan tanggung jawab
pembaca. Perusahaan pialang yang membuat rekomendasi
saham dan harian Bisnis Indonesia tidak bertanggung jawab
terhadap keputusan yang diambil, dengan mengacu pada
rekomendasi saham di kolom ini. Dalam melakukan investasi, pembaca membuat penilaian independen.
Tiga Pilar
akan rilis bond
US$70 juta
OLEH STEFANUS ARIEF S.
& DIENA LESTARI
Bisnis Indonesia
JAKARTA: PT Tiga Pilar
Sejahtera Tbk berencana
menerbitkan obligasi konversi (convertible bonds)
US$60 juta-US$70 juta
paling lambat pada semester I/2011 untuk menuntaskan pembelian 12.000
hektare kebun sawit milik
PT Jatim Jaya Perkasa di
wilayah Sumatra.
Direktur Keuangan Tiga
Pilar Sejahtera Sjambiri
Lioe mengatakan sebagian dana pembelian kebun
sawit tersebut akan didapatkan melalui skema
pinjaman perbankan.
“Kita akan terbitkan obligasi paling lambat semester I/2011, kira-kira nilainya US$60 juta-US$70
juta,” ujatnya kemarin.
Selain membeli kebun
sawit, perseroan dengan
kode saham AISA ini juga
mengambil alih pabrik
beras PT Jatisari Sri Rejeki
dengan nilai pembelian
sekitar Rp210 miliar.
Dua perusahaan ini, Jatisari Sri Rejeki dan Jatim
Jaya Perkasa masih memiliki kedekatan dengan
raksasa perkebunan, Wilmar Group.
Transaksi pembelian
pabrik beras Jatisari Sri
Rejeki sebagian di antaranya diselesaikan dengan
pola penukaran saham
(share swap), sehingga
kepemilikan saham kelompok usaha Wilmar di
Tiga Pilar diperkirakan
mencapai 15%.
Seluruh bisnis perkebunan Tiga Pilar nantinya
akan dikembangkan di bawah bendera Bumi Raya
Investindo.
Menyusul
pengembangan
bisnis
kebun tersebut, perseroan
juga berencana melakukan penawaran umum sa-
ham perdana (IPO) Bumi
Raya Investindo pada
2013, setelah aktivitasnya
dinilai memberi kontribusi
sepadan pada perseroan.
“Obligasi yang kita terbitkan ini, nanti kita konversi ke dalam penyertaan
saham anak usaha kita.
Jadi bukan di TPS [Tiga
Pilar Sejahtera]. Saya ingin
semua rencana yang
sudah berjalan ini pasti
dapat kita capai,” jelasnya.
Terus melejit
Analis Capital Price
Dedy Ertanto berpendapat
keputusan Tiga Pilar
memperkuat pilar bisnis
melalui perkebunan dinilai cukup positif, melihat
tren harga komoditas di
pasar internasional yang
terus melejit.
Pada kesempatan itu,
Sjambiri menjelaskan
pada 2011, AISA ditargetkan mendapatkan laba
bersih sebesar Rp233,763
miliar atau naik dari laba
2010 sebesar Rp71,63 miliar dengan mengandalkan bisnis pangan.
Sjambiri menambahkan perseroan memproyeksikan
pendapatan
pada tahun ini mencapai
Rp3,101 triliun, melampaui pendapatan tahun
sebelumnya
sebesar
Rp844,867 miliar.
Proyeksi pendapatan ini
didapatkan dari bisnis
pangan sebesar Rp1,001
triliun, beras sebesar
Rp1,553 triliun, dan perkebunan
sebesar
Rp546,668 miliar.
Khusus kinerja 2010,
Tiga Pilar mencetak pertumbuhan laba bersih
84,79% pada 2010 menjadi Rp71,637 miliar.
Dampaknya laba per
saham meningkat 82,96%
dari Rp22,60 pada akhir
2009, atau menjadi
Rp42,85 pada akhir 2010.
OLEH WISNU WIJAYA
& ARIF GUNAWAN S.
Bisnis Indonesia
JAKARTA: PT Bumi
Resources Tbk membukukan penjualan batu
bara senilai US$4,2
miliar atau Rp37,38 triliun pada tahun lalu,
meningkat 31,25%
dibandingkan dengan
penjualan batu bara
pada 2009 senilai
US$3,2 miliar.
Perseroan menargetkan pemangkasan utang senilai US$700
juta lagi pada tahun ini, melanjutkan rencana tahun lalu memangkas utang senilai US$800 juta.
Direktur Bumi Resources Dileep Srivastava mengatakan penjualan batu bara perseroan tahun
lalu berkisar 60 juta ton. Dengan
harga jual di kisaran US$70US$71 per ton, angka tersebut
setara dengan US$4,2 miliar.
“Penjualan kami tahun lalu
memang di kisaran tersebut [60
juta ton]. Namun, angka ini
masih belum diaudit. Harga jual
batu bara kami tahun lalu sebesar US$70-US$71 per ton,” tuturnya kepada Bisnis kemarin.
Perseroan, lanjut Dileep akan
mengumumkan laporan keuPergerakan saham
angan 2010 yang telah diaudit
pada akhir bulan ini. Menurut
catatan Bisnis, capaian volume
penjualan batu bara tersebut
sesuai dengan target perseroan
yang dipatok tahun lalu.
Capaian penjualan tersebut
juga relatif sama dengan
Rp3.000
proyeksi PT JP Morgan
Securities Indonesia yang
Tertinggi pada 05 Jan. 3.271
menilai volume penjualan
Terendah pada 17 Sep. 1.940
eksportir batu bara terbesar di
Asia Tenggara tersebut pada
2.723
Rata-rata
tahun lalu yang dipatok mencapai 59 juta ton.
15 Okt.
15 Nov.
15 Des. 14 Jan.
14 Feb. 15 Mar.
Analis JP Morgan Securities Sumber: Bloomberg
Stevanus Juanda menghitung
kinerja Bumi berdasarkan lapor- butkan laba bersih per Desember kukan pada tahun lalu. Dalam
an Tata Power yang membuku- 2010. Namun, broker asing terse- tiga triwulan ke depan, Bumi
kan laba sebelum bunga dan but memperkirakan laba bersih akan melunasi utang US$700
pajak senilai US$366 juta, setara emiten Grup Bakrie ini akan juta.
dengan laba KPC dan Arutmin mencapai US$258 juta, atau naik
“Itu adalah target utang yang
35,79% dari posisi 2009 senilai akan kami lunasi, yakni US$700
sebesar US$1,2 miliar.
“Karena KPC dan Arutmin me- US$190 juta.
juta,” tuturnya.
Di tengah kenaikan harga batu
ngontribusi lebih dari 95% laba
Menanggapi prospektus Vallar
tahunan Bumi, ini mengimplika- bara pada tahun ini, Stevanus Plc yang baru-baru ini keluar dan
sikan laba sebelum bunga dan memperkirakan laba bersih Bumi menyebutkan memiliki opsi mepajak sebesar US$1,2 miliar,” meningkat lagi hampir dua kali naikkan kepemilikan di Bumi
tuturnya dalam laporan riset per lipat menjadi US$488 juta. Kon- Re sources
sensus pasar bahkan memperki- h i n g g a
16 Februari.
Proyeksi tersebut, lanjutnya, rakan laba bersih Bumi senilai 51%, Disedikit lebih tinggi di atas perki- US$540 juta tahun ini.
leep menoraan JP Morgan yang mematok
lak berkoUS$1,08 miliar dan 16% di atas Lunasi utang
mentar kakonsensus yang memperkirakan
Pada kesempatan yang sama, rena perlaba sebelum bunga dan pajak Dileep mengatakan pihaknya soalan terBumi sebesar US$1,05 miliar.
akan melanjutkan program pe- sebut meDileep belum bersedia menye- ngurangan utang yang telah dila- r u p a k a n
Bumi Resources
rencana strategis antarpemegang saham kedua belah pihak.
Dalam prospektus Vallar setebal 720 halaman yang dirilis di
Jakarta, ada skema akuisisi lanjutan yang disebut ‘step up
transaction’ dengan menerbitkan saham baru yang memiliki
hak voting sebagai ganti saham
Bumi.
Di luar persiapan akuisisi Bumi, prospektus tersebut juga
memunculkan sejumlah fakta
baru yang selama ini tidak
dimunculkan Bumi maupun
perusahaan afiliasi Bakrie lainnya antara lain mogok pekerja
tambang PT Darma Henwa Tbk
selama 23 hari yang berujung
pada kerugian senilai US$56
juta.
Pada perdagangan kemarin,
harga saham perseroan berkode
BUMI tersebut ditutup melemah
0,83% ke level Rp3.000 per unit.
Nilai kapitalisasi pasarnya mencapai Rp62,32 triliun. (wisnu.
[email protected]/arif.gunawan@
bisnis.co.id)
2 Investor lokal incar saham Benakat di Elnusa
OLEH FIRMAN HIDRANTO
Bisnis Indonesia
JAKARTA: Sebanyak dua perusahaan lokal—kontraktor migas
dan private equity—tengah mengincar kepemilikan saham 37,15%
PT Benakat Petroleum Energy
Tbk di PT Elnusa.
Di sisi lain, Elnusa dengan
kode saham ELSA mencatat laba
bersih Rp63,91 miliar sepanjang
2010, atau anjlok drastis dibandingkan dengan pencapaian laba
bersih 2009 sebesart Rp466,23
miliar. Alasan manajemen terhadap pencapaian laba bersih itu
akibat menurunnya laba operasi.
Satu eksekutif yang mengikuti
rencana penjualan kepemilikan
saham Benakat, atau dikenal de-
ngan kode emiten BIPI mengungkapkan kedua perusahaan itu
telah menyatakan minat untuk
mengambil kepemilikan perusahaan migas itu.
“Kedua perusahaan itu kini
sedang melakukan due diligence.
Ini tidak ada kaitannnya dengan
likuiditas Benakat,” ujar eksekutif itu kepada Bisnis kemarin.
Isu soal penjualan saham Benakat di Elnusa sudah santer sejak beberapa waktu lalu. Disebutsebut penjualan itu untuk melunasi utang, berupa promissionary
notes, dari induk usahanya yang
jatuh tempo. PT Indo Tambang
Perkasa merupakan induk perusahaan Benakat.
Sebelumnya, Benakat telah
memperpanjang pembayaran
utang dari yang semula jatuh
tempo pada 12 September menjadi 12 Maret 2011. Namun, manajemen perusahaan migas itu
kembali
memperpanjangnya
menjadi 12 September 2011.
Berkaitan dengan adanya minat 2 investor itu, Direktur Benakat Firlie Ganindito tidak berkomentar banyak. “Saya tidak bisa
berkomentar dengan rencana
aksi korporasi itu. Itu kewenangan pemegang saham.”
Dia juga membantah perpanjangan kembali utang itu akibat
kesulitan likuiditas dari Benakat.
Indo Tambang Perkasa telah mengeluarkan promissionary notes
bagi anak perusahaannya sebesar
Rp894,81 miliar dengan bunga
5,6%. Perolehan dana itu digu-
nakan untuk membeli 37,15%
saham ELSA dari PT Tridaya Esta.
Benakat telah membayar ke Indo
Tambang Rp302,3 miliar sehingga tersisa Rp592,51 miliar.
Berkaitan dengan kinerja 2010
Benakat, Firlie juga belum bersedia berkomentar. “Audit belum
tuntas. Diharapkan kami segera
mengumumkannya.” Dalam penutupan perdagangan kemarin,
kinerja saham emiten migas itu
terus tertekan, atau turun 1 poin
menjadi Rp85, terendah sejak pertama IPO pada 11 Februari 2010.
Meskipun laba bersih anjlok,
dalam penjelasannya kepada otoritas bursa Rabu, Elnusa mencatat pendapatan usaha per 31
Desember 2010 sebesar Rp4,21
triliun. Angka ini naik sebesar
14,98% dari tahun sebelumnya
yang sebesar Rp3,66 triliun.
Di sisi lain, kinerja laba kotor
dan laba usaha perseroan pada
tahun ini mengalami penurunan
dibandingkan dengan 2009 menjadi masing-masing Rp409,88
miliar dan Rp134,10 miliar.
Khusus 2011, Elnusa menargetkan pendapatan usaha dan profitabilitas diproyeksikan senilai
Rp5,5 triliun atau naik sebesar
31% dibandingkan dengan perolehan pendapatan usaha pada
2010.
Kenaikan pendapatan usaha
perseroan akan tetap ditopang
oleh meningkatnya pendapatan
bisnis inti, yaitu jasa hulu yang
terkait dengan kegiatan energi
khususnya sektor migas.
Download