MATERI PROPOSAL

advertisement
ISSN 0215-8250
49
PEMANFAATAN ALAT-ALAT PERCOBAAN SEDERHANA BUATAN
GURU DENGAN SUPLEMEN LKS BERWAWASAN STM DALAM
PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR
Oleh
Ni Made Pujani
Jurusan Pendidikan Fisika
Fakultas Pendidikan MIPA, IKIP Negeri Singaraja
ABSTRAK
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk (1) meningkatkan kualitas
hasil belajar IPA siswa, (2) meningkatkan kualitas Literasi Sains dan Teknologi
siswa, (3) meningkatkan aktivitas belajar siswa, dan (4) mendeskripsikan respon
siswa terhadap pembelajaran IPA dengan menggunakan alat-alat percobaan
sederhana buatan guru dan LKS berwawasan pendekatan STM. Subjek penelitian
ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 4 Kampung Baru Singaraja yang berjumlah
32 orang. Karakteristik subjek penelitian ini adalah hasil dan aktivitas belajar IPA
siswa cenderung masih rendah. Penelitian dibagi dalam dua siklus dengan topik
sifat-sifat air. Data hasil belajar dan literasi sains dan teknologi siswa dikumpulkan
dengan tes, data aktivitas belajar siswa dikumpulkan dengan pedoman observasi
dan data respon siswa dikumpulkan dengan kuisioner, selanjutnya data dianalisis
secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) hasil belajar IPA
siswa setelah pembelajaran menggunakan alat-alat percobaan sederhana buatan
guru dan LKS berwawasan STM mengalami peningkatan ( nilai rata-rata siklus I:
66,41, kategorinya cukup dan siklus II: 75,38 kategorinya baik), (2) literasi sains
teknologi siswa setelah pembelajaran menggunakan alat-alat percobaan sederhana
buatan guru dan LKS berwawasan STM mengalami peningkatan ( nilai rata-rata
siklus I: 54,75 kategorinya kurang dan siklus II: 64,56 kategorinya cukup ) , (3)
aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran mengalami peningkatan (ratarata aktivitas pada siklus I: 72,92% dan pada siklus II =76,04%, terkategori aktif,
dan (4) respon siswa pada kedua siklus terhadap strategi pembelajaran yang
diterapkan kategorinya sangat baik.
Kata Kunci: alat-alat percobaan sederhana buatan guru, LKS berwawasan STM,
Literasi Sains dan Teknologi
_________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXVI Oktober 2003
ISSN 0215-8250
50
ABSTRACT
This Classroom Action Research was intended to improve about (1) the
student’s science learning achievement, (2) the student’s science literacy and
technology, (3) the student’s learning activities and (4) description of the student’s
responses in science learning by using the simple experimental equipments made
by the teacher and student work sheet with Society Science Technology Approach.
The subject of this study were class IV of SD N 4 Kampung Baru Singaraja; the
total number was 32. One of the characteristics of the subject was that their quality
of science learning achievement and activities were very low. This study was
conducted in two cycles and concerned with the topics of water characteristics.
The data of science learning achievement and science literacy and technology
were collected by using test; the data of student’s learning activities were
collected by using observation sheet, and the data of student’s responses were
colected by using quesionere, and then analysed descriptively. The results of
study showed that the learning of science using simple theacher-made
experimental equipments and student work sheet with society science technology
approach could improve the quality about: (1) the student’ science learning
achievement (cycle I: M=66,41, war enough categori; cycle II: M=75,38 was good
categori), (2) the student’s science literacy and technology (cycle I: M=54,75, war
poor categori; cycle II: M=64,56 was enough categori), (3) the student’s learning
activities which was active categori, and (4) the student’s responses which was
very good.
Key Words: simple teacher-made experimental equipments, student work sheet
with society science technology approach, science literacy and
technology
1. Pendahuluan
Hasil observasi awal peneliti di kelas IV SD N 4 Kampung Baru
menunjukkan bahwa hasil belajar dan aktivitas belajar IPA siswa cenderung masih
rendah. Hal ini tidak hanya ditemukan di sekolah tersebut tetapi juga terjadi dalam
skala nasional, sebagaimana diungkapkan oleh Direktur Pendidikan Menengah
Umum Departemen Pendidikan Nasional dalam sambutannya pada pembukaan
Pelatihan Standarisasi Belajar angkatan pertama 12 Juli 1999 di Cisarua Bogor.
Dikatakan bahwa IPA selalu menduduki peringkat terendah jika dibandingkan
dengan bidang studi lain (Kompas, 14 Juli 1999, dalam Memes dkk., 2001).
_________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXVI Oktober 2003
ISSN 0215-8250
51
Rendahnya prestasi belajar dan aktivitas siswa, khususnya pada mata
pelajaran IPA, di kelas IV SD N 4 Kampung Baru Singaraja tidak terlepas dari
peran guru dalam merancang dan mengimplementasikan strategi pembelajarannya.
Pembelajaran IPA seharusnya dilakukan dengan keterampilan proses sesuai
dengan hakikat IPA melalui kegiatan eksperimen di laboratorium (Depdikbud,
1994), tetapi sebagian besar guru masih enggan melakukannya dengan alasan tidak
adanya fasilitas alat-alat percobaan. Untuk menyiasati hal ini, sebenarnya hanya
diperlukan kreativitas guru. Guru dapat melakukan eksperimen dengan
menggunakan alat-alat percobaan sederhana buatan sendiri. Selain itu, guru dapat
melengkapi peralatan percobaan yang dibuatnya dengan Lembar Kerja Siswa
(LKS) karena, dengan LKS, aktivitas kerja di laboratorium lebih terarah.
Agar siswa dapat menerapkan hasil belajarnya dalam kehidupan seharihari, LKS yang disiapkan guru hendaknya berwawasan Sains Teknologi
Masyaraka (Sadia (1998). Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM)
merupakan “perekat” yang mempersatukan sains, teknologi dan masyarakat (Roy,
1983) dan, melalui pendekatan ini, para siswa belajar sains dalam konteks
pengalaman nyata yang mencakup penerapan sains dan teknologi (Yager, 1996).
Oleh karena itu, melalui pembelajaran dengan pendekatan STM, diharapkan siswa
lebih cepat melek sains dan teknologi.
Mencermati uraian tersebut, sebagai upaya meningkatkan kualitas hasil
belajar siswa, aktivitas belajar serta untuk mengembangkan literasi sains dan
teknologi siswa, diperlukan penyempurnaan strategi pembelajaran IPA yang sesuai
dengan tujuan dan hakikat IPA itu sendiri. Hal yang dapat ditempuh adalah dengan
mengefektifkan pembelajaran IPA di laboratorium dengan dukungan alat-alat
percobaan sederhana buatan guru yang selalu disertai dengan LKS yang dikaitkan
dan disepadankan (link and match) dengan isu-isu sosial di lingkungan siswa
bersangkutan.
Berdasarkan latar belakang di atas, beberapa masalah yang ingin
dipecahkan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut. (1) Apakah
pembelajaran IPA dengan memanfaatkan alat-alat percobaan sederhana buatan
guru dan suplemen LKS berwawasan pendekatan STM dapat meningkatkan
kualitas hasil belajar IPA siswa? (2) Apakah pembelajaran IPA dengan
memanfaatkan alat-alat percobaan sederhana buatan guru dan suplemen LKS
_________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXVI Oktober 2003
ISSN 0215-8250
52
berwawasan pendekatan STM dapat meningkatkan literasi sains dan teknologi
siswa? (3) Apakah pembelajaran IPA dengan memanfaatkan alat-alat percobaan
sederhana buatan guru dan suplemen LKS berwawasan pendekatan STM dapat
meningkatkan aktivitas belajar IPA siswa? (4) Bagaimana respon siswa terhadap
pembelajaran IPA dengan menggunakan alat-alat percobaan sederhana buatan
guru dan LKS berwawasan pendekatan STM ?
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah: (1)
Untuk mengetahui peningkatan kualitas hasil belajar IPA siswa melalui
pembelajaran dengan memanfaatkan alat-alat percobaan sederhana buatan guru
dan suplemen LKS berwawasan pendekatan STM, (2) Untuk mengetahui
peningkatan literasi sains dan teknologi siswa melalui pembelajaran IPA dengan
memanfaatkan alat-alat percobaan sederhana buatan guru dan suplemen LKS
berwawasan pendekatan STM, (3) Untuk mengetahui peningkatan aktivitas
belajar IPA siswa melalui pembelajaran dengan memanfaatkan alat-alat percobaan
sederhana buatan guru dan suplemen LKS berwawasan pendekatan STM, (4)
untuk mendeskripsikan respon siswa terhadap pembelajaran IPA
dengan
memanfaatkan alat-alat percobaan sederhana buatan guru dan suplemen LKS
berwawasan pendekatan STM.
Temuan penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi siswa untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa terhadap pelajaran IPA dan menyiapkan
mereka menjadi warga yang literate terhadap sains dan teknologi. Bagi guru,
temuan ini dapat memotivasi agar mereka memiliki sikap dan kebiasaan mengajar
IPA dengan keterampilan proses dengan memanfaatkan alat-alat percobaan
sederhana buatannya sendiri dan menggunakan suplemen LKS berwawasan
pendekatan STM.
Landasan teori dari penelitian ini terkait dengan hakikat IPA, yang
mencakup dua dimensi, yaitu dimensi produk dan proses. Untuk dapat
mengajarkan IPA dengan baik dan tepat, seorang guru haruslah memahami
pengertian dan hakikat dari IPA. Oleh sebab itu, proses mengajar lebih didasari
oleh kepentingan siswa dalam mendapatkan konsep-konsep, prinsip, keterampilan
serta sikap yang dilandasi metode ilmiah. Trowbridge (dalam Suastra dan Pujani,
1999) menjelaskan tentang mengajar yang berorientasi pada belajar penemuan
(discovery), bahwa dengan upaya mengajar diharapkan terjadi personal meaning
_________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXVI Oktober 2003
ISSN 0215-8250
53
tentang sains pada diri siswa. Pengajaran IPA yang memungkinkan siswa untuk
mengembangkan kreativitas berpikirnya adalah pengajaran dengan melibatkan
keterampilan-keterampilan proses IPA.
Penggunaan LKS dalam pembelajaran IPA dapat menumbuhkan aktivitas
belajar siswa. Piaget (1961, dalam Ratna Wilis Dahar, 1989) menyatakan bahwa
aktivitas anak dalam suatu kegiatan belajar memegang peranan penting dalam
mewujudkan perkembangan intelektual. Aktivitas-aktivitas itu dapat menunjang
proses perkembangan mental siswa, sehingga dalam proses pembelajaran
diharapkan siswa tidak hanya melihat, mendengar dan mencatat, tetapi dapat
berinteraksi secara langsung dengan lingkungannya. Penggunaan pendekatan STM
dalam pembelajaran IPA diharapkan dapat meningkatkan minat siswa terhadap
IPA serta membentuk pribadi siswa yang literasi terhadap sains dan teknologi. Hal
ini sesuai dengan pernyataan Roy (1983), bahwa pendekatan STM merupakan
perekat yang mempersatukan sain (IPA), teknologi dan masyarakat.
Pada kenyataannya, pelaksanaan pembelajaran IPA di sekolah yang selama
ini dilakukan lebih didominasi oleh peran guru sebagai pemberi informasi
dibandingkan peran siswa sebagai fasilitator dalam belajar. Hal ini dapat
dimaklumi mengingat beberapa sekolah kurang memiliki sarana maupun prasarana
laboratorium. Keadaan ini akan semakin memperkecil peluang untuk
mengembangkan ketrampilan proses IPA di sekolah. Oleh karena itu, upaya guru
untuk memperbaiki keadaan dengan cara membuat alat-alat percobaan dari bahan
lokal akan dapat membantu mengatasi kesenjangan pelaksanaan pembelajaran IPA
di sekolah.
Alat-alat percobaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah alat-alat
percobaan sederhana buatan guru yang dapat digunakan sebagai sumber belajar,
khususnya dalam pembelajaran fisika. Misalnya, alat Halt untuk menentukan
tekanan air, alat hidrolik untuk menjelaskan prinsip hidrolik, dan sebagainya. Alat
ini tidak terbatas hanya digunakan sebagai sumber belajar dalam demonstrasi,
tetapi juga dalam eksperimen dengan kelompok kecil yang dipandu dengan
Lembar Kerja Siswa berwawasan STM. Beberapa keuntungan menggunakan alatalat percobaan yang dibuat sendiri oleh guru, antara lain (Suastra dan Pujani,
1999): (1) pemahaman tentang alat akan jauh lebih mudah karena guru sendiri
yang merancangnya, (2) dapat mengembangkan imajinasi siswa untuk merancang
_________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXVI Oktober 2003
ISSN 0215-8250
54
alat-alat dengan memanfaatkan bahan lokal, hal ini tentu akan berdampak pada
pengembangan kreativitas berpikir siswa, (3) dapat memotivasi siswa untuk
belajar karena dengan bantuan alat percobaan akan mengurangi kebosanan siswa
dalam belajar.
Dari uraian di atas, diyakini bahwa alat percobaan buatan guru sangat
menunjang pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah dengan pendekatan
ketrampilan proses serta dapat membantu siswa dalam memahami konsep-konsep
IPA, khususnya fisika, yang bersifat abstrak, serta mempercepat siswa melek sains
dan teknologi.
2. Metode Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD N 4 Kampung Baru
Singaraja tahun pelajaran 2002/2003 sebanyak 32 orang. Objek penelitian adalah
hasil belajar siswa, literasi sains teknologi siswa, aktivitas dan respon siswa
terhadap pembelajaran IPA.
Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus dengan topik air yang muncul di
kelas IV SD Semester I. Kegiatan pada setiap siklus dibagi menjadi empat tahap,
yaitu: (1) tahap perencanaan, (2) tahap pelaksanaan tindakan, (3) tahap evaluasi,
dan (4) tahap refleksi.
Data hasil belajar dan literasi sains dan teknologi siswa dikumpulkan
dengan tes, aktivitas belajar siswa dikumpulkan dengan pedoman observasi,
respon siswa digali dengan quesioner. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif.
Data hasil belajar IPA dan Literasi Sains dan Teknologi siswa dianalisis
berdasarkan nilai rata-rata dengan konversi skor berdasarkan kurikulum 1994.
Kriteria keberhasilanya adalah skor yang dicapai berkualifikasi cukup atau lebih.(
rata-rata  65). Data mengenai aktivitas dan respon siswa dianalisis secara
deskriptif kuantitatif. Kriteria keberhasilan untuk aktivitas adalah siswa yang aktif
70% ke atas maka siswa termasuk kategori aktif. Untuk respon, kriteria
keberhasilanya adalah persentase pemilih yang menjawab dengan nilai 3 lebih
besar dari persentase yang menjawab dengan nilai.
_________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXVI Oktober 2003
ISSN 0215-8250
55
3. Hasil Penelitian dan Pembahasan
3.1 Hasil Penelitian
Siklus I
Hasil belajar IPA yang dicapai siswa setelah pembelajaran di siklus I
secara rata-rata tergolong cukup ( nilai rata-rata = 66,41). Literasi Sains dan
Teknologi siswa kelas IV SD N 4 Kampung Baru Singaraja terkait dengan sifatsifat air yang diajarkan pada siklus I secara rata-rata masih tergolong kurang (nilai
rata-rata = 54,75), sedangkan aktivitas belajar yang diamati menunjukkan hal-hal
sebagai berikut. (1) Pada siklus I, siswa tampaknya sudah menunjukkan aktivitas
yang positif dalam pembelajaran IPA. Rata-rata aktivitas siswa secara keseluruhan
= 72,92%, rata-rata aktivitas melakukan percobaan = 75 %, rata-rata aktivitas
melakukan diskusi = 71,88 % dan rata-rata aktivitas melaporkan hasil percobaan =
71,88%. Hal ini terlihat pada saat dilakukan pembelajaran. Siswa aktif mengikuti
petunjuk-petunjuk percobaan seperti tertuang dalam LKS. Namun, secara umum
aktivitas siswa dalam melakukan percobaan belum merata pada seluruh kelompok,
dan masih cukup banyak kelompok siswa yang terlihat kurang aktif. (2)
Pembahasan bahan diskusi yang sudah tertuang dalam LKS belum berjalan secara
optimal. Hal ini disebabkan oleh waktu yang tersedia kurang memadai. Tugastugas dalam diskusi akhirnya dikerjakan di rumah dan dibahas pada pertemuan
berikutnya.
Beberapa refleksi dari tindakan yang dilakukan pada siklus I adalah
sebagai berikut. (1) Prestasi belajar IPA siswa termasuk dalam kategori cukup,
tetapi ketuntasan belajarnya hanya mencapai 53,125 %. Oleh karena itu, hal
tersebut perlu ditingkatkan. (2) Tingkat Literasi Sains Siswa klas IV SD N 4
Kampung Baru ternyata berada dalam kategori kurang, sehingga masih perlu
ditingkatkan. (3) Kemampuan guru dalam membimbing kegiatan percobaan dan
diskusi perlu ditingkatkan mengingat belum seluruh siswa/kelompok aktif
melakukan pengamatan maupun diskusi. Hal ini dilakukan dengan cara
membimbing siswa terutama yang pasif dengan cara melibatkan dalam kegiatan
percobaan, kemudian guru berpartisipasi dalam pengamatan yang dilakukan siswa
di kelompoknya sambil mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang berkaitan
dengan percobaan yang dilakukan siswa. (4) Alat percobaan dan LKS
_________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXVI Oktober 2003
ISSN 0215-8250
56
berwawasan STM perlu dirancang agar sinkron dengan materi yang diajarkan, dan
dengan memperhitungkan kemampuan siswa dan waktu yang tersedia, sehingga
pembelajaran dapat tuntas dalam satu kali pertemuan.
Siklus II
Hasil belajar IPA yang dicapai siswa kelas IV SD N 4 Kampung Baru
Singaraja tentang sifat-sifat air yang diajarkan pada siklus II secara rata-rata
tergolong baik (nilai rata-rata = 75,38 ). Literasi Sains dan Teknologi siswa kelas
IV SD N 4 Kampung Baru Singaraja terkait dengan pemahaman sifat-sifat air yang
diajarkan pada siklus II secara rata-rata tergolong cukup (nilai rata-rata = 61,44 ).
Selama proses pembelajaran di siklus II, hasil observasi terhadap aktivitas belajar
siswa menunjukkan hasil sebagai berikut. (1) Siswa tampak menunjukkan
aktivitas belajar yang lebih baik dari sebelumnya (skor rata-rata aktivitas
keseluruhan = 76,04%). Siswa mulai aktif mengikuti percobaan dan diskusi
dengan tuntunan LKS yang dibagikan guru (skor rata-rata aktivitas melakukan
pecobaan = 78,125 % dan skor rata-rata aktivitas melakukan diskusi= 75 %). (2)
Aktivitas siswa dalam melakukan dan melaporkan hasil percobaan dan dalam
melakukan diskusi secara umum menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan
di siklus I (skor rata-rata aktivitas melaporkan hasil percobaan = 75 %). (3)
Keterampilan guru dalam membimbing praktikum, diskusi dan mengatur waktu
dirasakan menunjukkan adanya peningkatan. Demikian pula halnya dengan
kemampuan guru dalam membuat alat-alat percobaan sederhana yang relevan
yang dilengkapi LKS berwawasan STM.
Hasil analisis terhadap respon siswa secara umum menunjukkan bahwa
respon siswa positif terhadap model pembelajaran yang diberikan. Hal ini terbukti
dari 81,25% menyatakan bahwa konsep IPA lebih mudah dapat dipahami, 78,15 %
menyatakan pembelajaran dengan percobaan dan LKS berwawasan STM dapat
membantu memahami konsep-konsep fisika yang sulit, dan 71,88 % menyatakan
model pembelajaran yang diberikan membantu memahami pentingnya IPA dalam
kehidupan sehari-hari.
Beberapa refleksi dan rekomendasi dari tindakan yang telah dilakukan
pada siklus II sebagai berikut. (1) Prestasi belajar IPA siswa di kelas IV pada
siklus II perlu dipertahankan dan bila memungkinkan harus ditingkatkan lagi
_________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXVI Oktober 2003
ISSN 0215-8250
57
dengan memperhatikan kelemahan-kelemahan yang masih ada pada siklus II. (2)
Tingkat literasi sains siswa kelas IV SD N 4 Kampung Baru perlu ditingkatkan.
(3)
Kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan alat-alat percobaan
sederhana dengan suplemen LKS berwawasan STM perlu terus dikembangkan
untuk kelas-kelas yang lain, mengingat ini dapat meningkatkan aktivitas belajar
siswa. (4) Kemampuan guru dalam membimbing kegiatan tetap harus
ditingkatkan.
3.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian ini ditemukan bahwa hasil belajar IPA siswa
kelas IV SD N 4 Kampung Baru Singaraja secara umum cukup baik. Hal ini dapat
dilihat dari nilai rata-rata hasil belajar IPA yang dicapai (siklus I, nilai rata-rata =
66,41 termasuk kategori cukup dan siklus II, nilai rata-rata = 75,38 termasuk
kategori baik). Bila dibandingkan ternyata nilai rata-rata pada siklus II lebih besar
dari siklus I, Ini berarti terdapat peningkatan hasil belajar IPA siswa pada siklus II.
Kenyataan ini disebabkan karena pembelajaran menggunakan alat percobaan
buatan guru yang dilengkapi dengan LKS berwawasan STM memberi kesempatan
kepada siswa untuk lebih banyak bekerja mandiri dan siswa diberi kesempatan
seluas-luasnya untuk ikut aktif dalam proses pembelajaran. Kondisi ini akan
menguntungkan bagi tingkat pemahaman siswa terhadap pelajaran karena diawali
dengan semangat partisipasi aktif. Namun, bila dilihat dari ketuntasan belajar yang
dicapai, pada silklus I ketuntasan belajar siswa baru 53,125 % dan siklus II
sebesar 81,25%. Dilihat dari ketuntasan belajar yang diharapkan sesuai dengan
tuntutan kurikulum IPA SD tahun 1994, ternyata hasil belajar siswa utamanya
pada siklus I belum memenuhi syarat. Oleh karena itu, perlu dicari penyebab
belum tercapainya target tersebut.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa terjadi peningkatan literasi
sains dan teknologi siswa, walaupun masih relatif kecil. Literasi sains dan
teknologi siswa pada siklus I tergolong kurang dengan nilai rata-rata 54,75 dan
pada siklus II tergolong cukup dengan nilai rata-rata 64,56. Ini berarti
pembelajaran IPA dengan menggunakan alat-alat percobaan sederhana buatan
guru dan LKS berwawasan STM tidak hanya dapat meningkatkan hasil belajar
IPA siswa, tetapi juga meningkatkan hasil belajar dalam aspek kesadaran (sikap
_________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXVI Oktober 2003
ISSN 0215-8250
58
dan tindakan) terhadap manfaat dan dampak poitif dan negatif sains dan teknologi.
Dengan kata lain, siswa mampu secara baik menjelaskan serta memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehar-hari yang berhubngan
dengan dampak sains dan teknologi dengan menggunakan konsep-konsep IPA
yang mereka pelajari di sekolah. Temuan ini sesuai dengan pendapat Rustom Roy
(1983) yang menyatakan bahwa pembelajaran IPA dengan pendekatan STM
merupakan perekat yang mempersatukan sains (IPA), teknologi dan masyarakat.
Kenyataan itu dapat pula dilihat dari aktivitas siswa dalam proses belajar IPA
dengan menggunakan alat-alat percobaan sederhana buatan guru dan LKS
berpendekatan STM. Selama pembelajaran siswa cukup aktif dalam melakukan
percobaan, melaporkan hasil percobaan dan mendiskusikan hasil yang percobaan.
Rata-rata aktivitas pada siklus I =.72,92% dan pada siklus II =76,04%., keduanya
lebih besar dari 70% dan tergolong aktif.
Terjadinya peningkatan hasil belajar dan literasi sains dan teknologi siswa
juga tidak terlepas dari pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan alatalat percobaan buatan guru dan LKS berwawasan STM. Dengan bantuan alat-alat
percobaan, pemahaman siswa terhadap suatu konsep akan diperoleh secara utuh
karena alat-alat tersebut ternyata membantu siswa memahami konsep-konsep
fisika yang semula dianggap sulit oleh siswa. Hal ini terbukti dari hasil kuesioner
respon yang diberikan kepada siswa menunjukkan bahwa 78,15 % menyatakan
pembelajaran dengan alat-alat percobaan dapat membantu memahami konsepkonsep fisika yang semula dianggap sulit oleh siswa, sedangkan dengan
menggunakan suplemen LKS berwawasan STM, siswa mendapat tuntunan cara
kerja yang baik dalam suatu kegiatan pembelajaran yang selalu dikaitkan dengan
isu-isu sains dan teknologi di masyarakat. Hal ini akan memotivasi siswa dalam
belajar, apalagi bila LKS dibagikan sebelumnya, sehingga siswa dapat
mempersiapkan diri lebih awal dan pembelajaran akan lebih menyenangkan.
Namun, dalam mengimplementasikan pendekatan STM secara utuh, ditemukan
beberapa kendala, yaitu terbatasnya waktu terutama untuk pemantapan konsep di
kelas dan keterbatasan kemampuan guru dalam mencari isu atau masalah sains dan
teknologi yang berkaitan dengan topik yang sedang dibicarakan. Hal ini telah
diatasi dengan memberikan PR (tugas rumah) kepada siswa dan PR ini dibahas
bersama sebelum dimulai dengan materi yang baru.
_________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXVI Oktober 2003
ISSN 0215-8250
59
Mengingat waktu penelitian telah berakhir, sedangkan hasil belajar siswa
belum sesuai dengan target kurikulum, diharapkan kepada guru untuk terus
melanjutkan kegiatan pembelajaran ini dengan menganalisis lebih jauh kesulitankesulitan belajar yang dialami siswa. Upaya yang terus menerus dilakukan tentu
akan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran fisika dan pada akhirnya akan
dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Dalam pelaksanaan penelitian ini, beberapa permasalahan yang dialami
peneliti antara lain: (1) belum dapat mengatasi set alat yang dibuat sesuai dengan
jumlah kelompok yang ada di sekolah mengingat dana yang tersedia terbatas; (2)
terbatasnya kemampuan guru dalam mencari isu-isu atau masalah-masalah sains
dan teknologi di sekitar siswa, dan (3) terbatasnya waktu dalam penelitian ini
mengingat munculnya topik air di awal semester sehingga begitu selesai seminar
proposal sudah harus terjun ke lapangan walaupun dana belum turun, sehingga
dirasakan pengaruhnya dalam mempersiapkan alat-alat percobaan yang
diperlukan.
4. PENUTUP
Berdasarkan
analisis data dan temuan dari penelitian ini, dapat
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut.
(1) Pembelajaran dengan
memanfaatkan alat-alat percobaan sederhana buatan guru dan suplemen LKS
berwawasan pendekatan STM dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa (2)
Pembelajaran IPA dengan memanfaatkan alat-alat percobaan sederhana buatan
guru dan suplemen LKS berwawasan pendekatan STM dapat meningkatkan
literasi sains dan teknologi siswa. (3) Pembelajaran dengan memanfaatkan alatalat percobaan sederhana buatan guru dan suplemen LKS berwawasan pendekatan
STM dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. (4) Respon siswa adalah positif
terhadap pembelajaran IPA dengan memanfaatkan alat-alat percobaan sederhana
buatan guru dan suplemen LKS berwawasan STM
Saran bagi guru-guru IPA yang tidak memiliki alat-alat percobaan di
sekolahnya adalah agar mencoba merancang alat-alat percobaan sederhana dengan
memanfaatkan bahan-bahan yang ada di sekitar kita dan mencoba menerapkan
strategi pembelajaran menggunakan alat-alat percobaan sederhana yang dipadukan
dengan LKS berwawasan STM pada topik-topik IPA lainnya dengan memasukkan
_________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXVI Oktober 2003
ISSN 0215-8250
60
isu-isu atau masalah-masalah yang ada di masyarakat yang berkaitan dengan sains
(IPA) dan teknologi. Kepada Kepala Sekolah disarankan untuk mengalokasikan
dana pembuatan alat-alat percobaan dan LKS, sehingga pelaksanaan pembelajaran
IPA sesuai dengan yang diharapkan. Kepada para peneliti disarankan meneliti
lebih lanjut strategi pembelajaran ini melalui eksperimen atau tindakan kelas
dengan topik, metode maupun kelas yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Dahar. R.W. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Depdikbud. 1994. Garis-garis Besar Program Pengajaran Sekolah Lanjutan
Tingkat Pertama. Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar Depdikbud.
Memes, Wayan, Made Pujani dan Ketut Tika. 2001. Pengembangan Model
Pembelajaran IPA (Fisika) dengan Penerapan Pendekatan Keterampilan
Proses untuk Meningkatkan Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar Siswa SLTP
Negeri di Singaraja Tahun Ajaran 2001/2002. Laporan Penelitian. Proyek
DUE-like IKIP Negeri Singaraja.
Roy, Rustom. 1983. The Science/Technology/Society Conection. Curriculum
Review. 24(3).
Sadia, W. 1998. Reformasi Pendidikan Sains (IPA) Menuju Masyarakat. Yang
Literasi Sains dan Teknology. Orasi Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap
dalam Pendidikan IPA pada STKIP Singaraja, 14 Oktober 1998.
Suastra dan Made Pujani. 1999. Pengembangan Alat-alat Percobaan Sederhana
Buatan Guru sebagai Upaya Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar
Siswa Kelas I SLTP Negeri 6 Singaraja. Laporan Hasil Penelitian Tindakan
Kelas Dana DIKS STKIP Singaraja.
Yager, R.E., 1996. Science/Technology/Society, As Reform in Science Education.
New York: State University of New York Press.
_________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXVI Oktober 2003
Download