Kecerdsan emosional bagi guru A. Emosi Secara harfiyah menurut Oxford English Dixcionory mendifinisikan emosi sebagai “setiap kegiatan atau pergelakan pikiran, perasaan, nafsu, setiap keadaan mental yang hebat dan meluap-luap”. Adapun pendapat dari William James, emosi adalah kecendrungan untuk memiliki perasaan yang khas bila berhadapan dengan objek tertentu dalam lingkungan, sedangkan Craw-Craw mengartikan emosi sebagai suatu keadaan yang bergejolak pada diri individu yang berfunsi sebagai penyesuaiaan diri terhadap lingkungan untuk mencapai kesejahteraan dan keselamatan individu. Sejumlah teoritis mengelompokkan emosi dalam golongan besar, diantaranya adalah: 1. Amarah: beringas, mengamuk, benci, marah besar, jengkel, kesal hati, tergangggu, tindakan kekerasaan tersinggung. 2. Kesedian: pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihi diri, kesepian, ditolak, putus asa. 3. Rasa takut: cemas, takut, gugup, khawatir, panik. 4. Kenikmatan: bahagia, gembira, riang, puas, senang, bangga, takjub, terpesona, puas. 5. Cinta: kasmaran, kasih, hormat, rasa memiliki. 6. Jengkel: hina, jijik, muak, benci 7. Malu: aib, malu B. Kecerdasaan emosi Kecerdasan emosional adalah kemampuan individu dalam menggunakan (mengelola) emosinya secaara efektif unttuk mencapai tujuan, membangun hubungan yang produktif terhadap orang lain dan merai keberhasilan. Menurut penelitian Daniel Goleman para ahli psikologi sepakat bahwa IQ hanya mendukung sekitar 20% faktor-faktor yang menentukan suatu keberhasilan, 80% sisanya berasal dari faktor lain, termasuk kecerdasan emosional. Penelitian trobosan ini memiliki berbagai implikasinya bagi lingkungan dan bagaimana cara kita mengelola diri kita mengelola diri kita sendiri dengan orang lain.1 C. Bentuk Kecerdasan Emosi 1. Kesadaran Diri Mengenali emosi sewaktu emosi itu terjadi, orang dengan kecerdasan ini: Menyadari akan kemampuan dan kekurangannya Instopeksi dan bercermin dari dari pengalaman Berkeyakinan kuat melakukan apa yang benar Terbuka, berkemampuan untuk memperbaiki diri Mampu membuat keputusan yang “tanpa memihak” 2. Pengaturan Diri Menangani emosi agar emosi dapat terungkap dengan pas/tepat, orang dengan kecerdasan ini: Bertindak menurut etika dan tidak pernah mempermalukan orang lain. Mengembangkan pembicaraan yang produktif Mempelajari bagaimana mengendalikan untuk bertindak 3. Motivasi Diri Menggunakan hasrat diri yang paling dalam untuk menggerakkan dan menuntun menuju tujuan/sasaran, orang dengan kecerdasan ini: Berorientasi dengan hasil, dengan semangat tinggi mencapai tujuan dan memenuhi standar Menetapkan sasaran yang menantang dan berani mengambil resiko yang telah diperhitungkan Mencari informasi sebanyak-banyaknya guna mengurangi ketidak pastian dan mencari cara yang lebih baik Terus belajar untuk meningkatkan kinerja Memiliki pengharapan yang kuat 1 4. Mengenal Emosi Orang Lain Merasakan yang dirasakan orang lain dan mampu memahami orang lain serta menumbuhkan hubungan saling percaya, orang dengan kecerdasan ini Menunjukkan kepekaan dan pemahaman terhadap prefektif orang lain Membantu berdasarkan pemahaman terhadap kebutuhan dan perkembangan orang lain Memberi perhatian pada waktu yang tepat bagi orang lain yang memerlukan 5. Membina Hubungan Sosial Menangani emosi dengan baik ketika berinteraksi dengan orang lain, yaitu bagaimana kemampuan memainkan strategi dalam bergaul. Orang dengan kemampuan ini: Membentuk hubungan baik dengan orang lain Membuat orang lain merasa nyaman Dapat menyakinkan dan mempengaruhi orang lain Mampu memimpin orang lain D. Implikasi Kecerdaasan Emosional Guru 1. Kesadaran Diri Guru haruslah mengetahui kekurangan dan kelemahan yang dimiki. Dan intopeksi diri atau bercermin harus digunakan untuk mengenal dan memperbaiki apa yang salah dalam diirnya karena guru mempunyai peran dalam pendidikan yaitu sebagai contoh. Didalam hubungan antara guru dan murid tercipta situasi didik yang memungkinkan murid dapat belajar menerapkan nilai-nilai yang dapat dijadikan bahan pembentukan pribadi murid.2 Guru haruslah menjaga wibawanya sebagai guru agar tidak dipermainkan siswanya. Kewibawaan yang bertumpu pada keunggulan pribadi yang di jiwai oleh keutamaan hidup atau nilai-nilai luhur yang dihayati serta diamalkannya. Sehingga secara nyata guru tersebut menjadi teladan hidup susila, bersemanagat 2 Prof. Drs. Piet A Sahartian,profil pendidik profesional,(Jogjakarta: Andi Offset, 1994) hal 10 untuk membantu perkembangan siswanya kearah yang lebih baik, bersikap tulus dalam pergaulan serta tugasnya.3 Dalam kopetensi yang harus di miliki oleh guru salah satunya adalah kompetensi kepribadian. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan beribawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan beribawa. Pendidikan adalah proses yang direncanakan agar semua berkembang melalui proses pembelajaran. Guru sebagai pendidik harus dapat mempengaruhi ke arah proses itu sesuai dengan tata nilai yang dianggap baik dan berlaku dimasyarakat.4 Jadi kecerdasan emosi sangat penting bagi seorang guru, pertama guru sebagai contoh atau tauladan bagi siswanya. Kedua, guru haruslah menjaga wibawanya sebagai guru, agar dihargai oleh siswanya. Ketiga, di dalam kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru salah satunya adalah kompetensi kepribadian. Di dalam kecerdasan ini guru dituntut untuk memahami dirinya sendiri, sebagai tugasnya sebagai guru. 2. Pengaturan Diri Didalam kompetensi kepribadian guru dituntut harus mampu mempelajarkan kepada siswanya tentang kedisiplinnan diri, mengghargai waktu, mematuhi aturan yang berlaku. Sehingga guru dalam bertidak tidak bisa sesuka hatinya, karena guru juga harus menerapkan semuanya, di sipli, menghargai waktu, menaati peraturan, yang nantinya akan menjadi contoh bagi para siswanya 5. Jadi guru harus mengendalikan diri untuk bertindak. Dalam bertindak guru mempunyai aturan yang tercantum di kode etik guru. Sehingga guru tidak bisa berbuat semaunya. Di dalam kode etik tersebut tercantum segala sesuatu yang berhubungan dengan profesi guru. Guru mempunyai peran salah satunya adalah sebagai komunikator. Peran guru dalam keegiatan ini menyangkut proses penyampaian informasi baik pada dirinya maupun kepada anak didiknya. Komunikasi yang baik kepada anak didik 3 Drs. A. Samana, M. Pd, Profesionalisme Keguruan, (Yogjakarta:Kanisius,1994) hal 23. Dr.Rusman, M.Pd, Model-Model Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rajagrafindo permai,2010) hal 55 5 Ibid, 55 4 merupakan peran yang sanagt strategis, karena sepandai apa pun seseorang manakala tidak bisa berkomunikasi dengan baikpada anak didiknya maka proses belajar mengajar akan kurang optimal. Sehingga guru harus bisa berkomunikasi dengan baik, dan menjaga komunikasi dengan anak didiknya.6 Kecerdasan emosional ini adalah mengatur dalam bertindak. Guru harus sanggup menempatkan diri dalam bertindak tidak sesuka hatinya dalam berbuat. Komunikasi, kegiatan, dan perbuatan akan mempengaruhi kualitas guru. Karena guru mempunyai peran penting yaitu sebagai contoh bagi anak didiknya. 3. Motivasi Diri Guru haruslah mempunyai motivasi yang tinggi dalam menjalankan profesinya sebagai guru. Tidak mudah menjadi guru profesional dengan tugas dan tanggung jawab sebesar itu. Tetapi guru harus mampu melaksanakannya sehingga guru memerlukan motivasi dalam diirinya. Untuk memacu semangat yang ada dalam dirinya. Guru mempunyai tugas untuk mengarahkan kegiatan belajar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran, untuk itu guru dituntut mampu menyampaikan bahan pelajaran. Guru haruslah meng-update dan menguasai materi pelajaran yang disajikan. Persiapan diri tentang materi diusahakan dengan jalan mencari informasi melalui berbagai sumber seperti membaca buku-buku terbaru, mengakses internet, selalu mengikuti perkembnagan dan kemajuan terakhir tentang materi yang disajikan.7 Guru haruslah menambah wawasan dan mengembangkan keterampilan pribadinya dengan terus mennerus sesuai dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi. Jika tidak demikian maka guru akan ketinggalan zaman dan mengkinn pada akhirnya akan sulit membawa dan mengarahkan anak didiknya kepada masa dimana dia akan menjalani kehidupan.8 4. Mengenal Emosi orang Lain 6 Ibid, 61 Ibid, 56. 8 Ibid, 62. 7 Kecerdasan emosional ini adalah memahami emosi orang lain, sehingga guru harus mempu memmahami emosi siswanya. Guru harus mampu mengatur emosi para siswanya bahkan emosi dalam kelas. Dalam pengajaran guru harus mampu membaca kondisi kelas, tidak asal asalan dalam mengajar, asal materi disampaikan tugas sudah selesai. Tidak seperti itu tapi pahamkah anak didik dengan materi yang guru sampaikan. Didalam kelas guru harus bisa mengatur dan mengelolanya. Di dalam mengatur kelas, guru harus memahami peserta didik sehingga proses belajar mengajar bias dilakukan dengan baik. Dikarenakan kelas adalah kesatuan kelompok belajar dengan penuh persahabatan serta kerjasama yang bersemangat untuk belajar. Jadi inti dari pengelolaan kelas yang kondusif untuk belajar sebaik mungkin. Tidak hanya mengelola kelas guru juga harus mempu mengelola interaksi belajar mengajar. Interaksi belajar mengajar di lakukan guru terhadap anak didiknya disini guru jelas harus memahami anak didiknya, tidak boleh salah langkah karena bias fatal akibatnya. Di dalam transfer ilmu guru berperan aktif didalam penyampaiannya, dan guru harus bisa memberi motivasi kepada anak didiknya karena ini penting dalam kelancaran belajar mengajar. Guru juga bisa menjadi pelayan konseling bagi peserta didiknya agar bisa menerima dari beseta potensinya, membantu siswa untuk menentukan pilihannya yang tepat dalam hidupnya, membantu siswa agar berani menghadapi masalah hidupnya secara bertanggung jawab.9 5. Membangun Hubungan sosal Di dalam masyarakat guru sebagai tokoh terhormat sebab ia Nampak sebagai seorang yang wibawa. Guru juga manusia yang hidup di masyarakat jadi guru harus mampu berinteraksi dengan masyarakat bukan hanya anak didiknya seja, tetapi semua orang. Sehingga guru harus pandai bergaul dengan masyarakat luas. Guru harus bisa bersatu dengan masyarakat, disini guru harus pandai menempatkan diri dimasyarakat. Berbagai kegiatan layanan masyarakat dapat 9 Drs. A. Samana, M. Pd. Hal 74 membantu guru untuk ikut aktif berpartisipasi. Adapun usaha-usaha guru untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan: Menyesuaikan diri dengan adat kebiasaan masyarakat. Bekerjasama dalam kelompok kegiatan organisasi masyarakat. Menyediakan waktu yang cukup untuk bersama-sama mengembangkan kesejahteraan dan layan sosial kemasyarakatan. Berhati-hati dalam penampilan dan bicara. Cinta serta kerjasama dan tidak menggurui masyarakat10. 10 Prof. Drs. Piet A Sahartian, hal 62