Proposal Skripsi

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Penelitian
Kesehatan mulut merupakan suatu keadaan yang bebas dari nyeri
kronik mulut dan wajah, kanker mulut dan tenggorokan, sariawan, penyakit
periodontal, gigi rusak, dan penyakit yang mempengaruhi rongga mulut
dimana kelainan tersebut akan mempengaruhi kemampuan seorang individu
dalam menggigit, mengunyah, tersenyum, dan berbicara (WHO, 2012).
Kebersihan dari rongga mulut yang buruk dapat menimbulkan berbagai
macam penyakit di antaranya adalah karies gigi. Karies gigi ini terjadi
karena adanya akumulasi plak. Plak adalah lapisan tipis yang melekat erat
di permukaan gigi serta mengandung kumpulan bakteri (Anitasari dan
Rahayu, 2005).
Karies adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh adanya
interaksi plak kuman dengan gigi. Tidak diragukan lagi bahwa tanpa adanya
plak maka tidak akan timbul karies. Akibatnya salah satu cara pencegahan
karies adalah dengan mengusahakan agar pembentukan plak pada
permukaan
gigi
harus
dibatasi,
baik
dengan
cara
mencegah
pembentukannya atau dengan pembersihan plak dalam waktu tertentu (Kidd
and Bechal, 1992). Gigi yang tidak dibersihkan secara benar dapat
menyebabkan plak semakin melekat. Salah satu faktor yang dapat
menyebabkan pembentukan plak ialah pengaruh makanan yang dimakan.
Dimana makanan yang memiliki tekstur yang lunak akan terbentuk plak
yang lebih banyak karena makanan yang lunak mengandung karbohidrat
jenis sukrosa yang menghasilkan dekstran dan levan yang memegang
peranan penting dalam pembentukan matriks plak (Putri, Herijulianti, dan
Nurjannah, 2011).
1
Bakteri yang berperan dalam pembentukan plak ialah bakteri yang
memiliki kemampuan untuk membentuk polisakarida ekstraseluler seperti
golongan Streptococcus, yaitu Streptococcus mutants, Streptococcus bovis,
dan Streptococcus sanguis (Putri, Herijulianti, dan Nurjannah, 2011).
Streptococcus mutants merupakan salah satu bakteri penyebab karies gigi
yang memproduksi enzim glukosiltransferase, bakteri tersebut dapat
membentuk koloni yang dapat melekat dengan erat pada permukaan gigi.
Bakteri Streptococcus mutants menghasilkan polisakarida ekstraseluler dari
karbohidrat makanan kemudian difermentasi menjadi asam. Jika pH dari
gigi dibawah 5,5 dapat menimbulkan proses demineralisasi yang dapat
menyebabkan karies (Rifdayani, Budiarti, dan Carabelly, 2014).
Penghambatan pembentukan plak merupakan salah satu cara untuk
menjaga kebersihan gigi. Penghambatan pembentukan yang dapat dilakukan
dengan cara mekanis seperti menggosok gigi dengan pasta gigi, namun cara
tersebut masih kurang efektif dalam menghambat pembentukan plak gigi
yang terbentuk dalam sela-sela gigi dan juga pembersihan secara mekanis
ini diperlukan kesabaran dan ketaatan dari setiap individu untuk
mendapatkan hasil yang diinginkan (Putri, Herijulianti, dan Nurjannah,
2011).
Obat kumur merupakan salah satu cara yang dapat digunakan
untuk menjaga kesehatan gigi selain menggosok gigi dengan pasta gigi,
karena obat kumur dapat menurunkan jumlah mikroorganisme dalam
rongga mulut, membersihkan sisa makanan yang terdapat pada rongga
mulut, mengurangi pembentukan plak dan karies gigi (Rifdayani, Budiarti,
dan Carabelly, 2014). Obat kumur yang terdapat di pasaran umumnya
mengandung zat aktif yang bersifat antiseptik yang dapat membunuh
mikroorganisme. Zat aktif yang umum digunakan adalah klorheksidin
glukonat, benzethonium klorida, dan povidone iodine (Oyanagia, Tagamia,
2
and Matin, 2013). Obat kumur yang akan dibuat pada penelitian ini
berbentuk soluble tablet yang mengandung povidone iodine sebagai bahan
aktif. Keuntungan dibuatnya soluble tablet obat kumur ini ialah mudah
dibawa untuk berpergian jarak jauh maupun dekat karena ukuran tablet
yang kecil jika dibandingkan dengan volume botol obat kumur yang ada di
pasaran.
Povidone iodine merupakan iodine kompleks yang berfungsi
sebagai antiseptik yang mampu membunuh mikroorganisme seperti bakteri,
jamur, virus, dan spora bakteri. Povidone iodine memiliki efek bakterisidal
dan fungisidal dengan mekanisme kerja terkait dengan kandungan iodine
yang mampu dengan cepat berkontak langsung terhadap permukaan sel
bakteri yang mengakibatkan hilangnya materi sitoplasmik dan deaktivasi
enzim sehingga terjadi kerusakan struktur dan fungsi sel bakteri. Povidone
iodine bereaksi kuat dengan ikatan rangkap dari asam lemak tak jenuh
dalam dinding sel bakteri dan membran organel bakteri yang menyebabkan
pembentukan pori permanen dan lisisnya sel bakteri (Rifdayani, Budiarti,
dan Carabelly, 2014).
Obat kumur yang berbahan aktif povidone iodine dapat
mengurangi plak dengan konsentrasi 0,2% menggunakan metode difusi
dengan pencadang cakram terhadap Streptococcus mutans (Mervrayano,
Rahmatini, dan Bahar, 2015).
Soluble tablet merupakan tablet yang penggunaan dimasukkan/
dilarutkan di dalam air dan akan membentuk larutan yang lebih mudah
untuk digunakan secara per oral (Hadisoewignyo dan Fudholi, 2013).
Soluble tablet harus dapat larut dalam waktu 3 menit (The Department of
Health, 2009).
Untuk menghasilkan sediaan tablet yang sesuai dengan persyaratan,
maka perbandingan konsentrasi bahan aktif dan bahan tambahan harus
3
diperhitungkan seperti bahan pengisi, bahan pengikat, bahan penghancur,
dan bahan pelicin. Bahan pengisi berfungsi untuk membuat kesesuaian
bobot tablet, biasanya digunakan dalam konsentrasi 5-80% tergantung pada
jumlah zat aktif dan bobot tablet yang diinginkan dan memperbaiki
kompresibilitas dan sifat bahan alir bahan aktif. Bahan pengikat berperan
sebagai perekat untuk mengikat serbuk-serbuk komponen tablet menjadi
granul. Jumlah dari cairan pengikat yang digunakan akan mempengaruhi
kualitas granul yang dihasilkan. Bila jumlah cairan granul yang digunakan
terlalu sedikit maka akan menghasilkan tablet yang rapuh dengan waktu
hancur singkat, sedangkan jumlah cairan granul yang ditambahkan terlalu
besar maka tablet yang dihasilkan akan keras dengan menghasilkan waktu
hancur yang lama. Bahan pelicin berfungsi sebagai antigesekan yang terjadi
pada proses pembuatan tablet. Gesekan yang dimaksud ialah gesekan antara
tablet dan dinding punch, antara tablet dengan dinding die, dan gesekan
antara dinding die dan dinding punch (Hadisoewignyo dan Fudholi, 2013).
Suatu komposisi yang optimum dari suatu formula dapat dilakukan
dengan cara melakukan optimasi. Optimasi adalah suatu teknik yang
memberikan keuntungan baik pemahaman maupun kemudahan dalam
mencari dan memakai suatu rentang faktor-faktor untuk formula dan
prosesnya. Untuk mendapatkan komposisi yang optimum dari penelitian ini
menggunakan metode factorial design. Factorial design merupakan metode
yang dapat digunakan untuk mendapatkan formula optimum dengan
mengetahui
faktor-faktor
yang
berpengaruh
maupun
interaksinya
(Hadisoewignyo dan Fudholi, 2013). Pada penelitian ini, akan diperoleh
formula optimum soluble tablet obat kumur povidone iodine yang
menggunakan SSG (Sodium Strach Glycolate) sebagai penghancur dan
gelatin sebagai pengikat.
4
Bahan pengikat dan penghancur tablet merupakan dua hal yang
saling bertentangan dalam suatu formula pembuatan tablet. Dimana bahan
pengikat yang digunakan dalam konsentrasi tinggi maka tablet akan
menjadi keras dan memiliki waktu larut lama, akan tetapi bila digunakan
dalam konsentrasi rendah, maka tablet akan menjadi mudah rapuh.
Demikian pula dengan bahan penghancur bila digunakan dalam konsentrasi
tinggi dapat menyebabkan capping dan laminating, sebaliknya bila
digunakan dalam konsentrasi rendah, tablet akan sulit larut. Maka dari itu
perlu dilakukan optimasi
mendapatkan
formula
bahan penghancur
yang
optimum
dan pengikat
menggunakan
SSG
untuk
sebagai
penghancur dan Gelatin sebagai pengikat.
SSG (Sodium Strach Glycolate) merupakan bahan tambahan tablet
yang dapat digunakan dalam sebagai penghancur yang memiliki sifat
superdisintegran
untuk
mendapatkan
waktu
hancur
yang
cepat
(Hadisoewignyo dan Fudholi, 2013). SSG memiliki karakteristik yaitu
serbuk putih atau hampir putih dan mudah mengalir. Konsentrasi lazim SSG
yang digunakan sebagai penghancur adalah 2%-8% (Rowe, Shekey, dan
Quinn, 2009).
Bahan pengikat yang digunakan dalam penelitian ini ialah gelatin.
Gelatin ini dipilih karena penggunaannya luas dalam formulasi sediaan
tablet sebagai pengikat. Gelatin larut dalam air sehingga mempermudah
proses pembuatan larutan pengikat dan tablet yang dihasilkan memiliki
kekerasan yang baik dan dapat menurunkan kerapuhan tablet (Victor dan
Inding, 2013).
Pada penelitian ini akan dilakukan pembuatan soluble tablet
povidone iodine dengan factorial design 22 untuk mempelajari dua faktor
yang memiliki kadar yang berbeda dan interaksi dari SSG sebagai
5
penghancur dan gelatin sebagai pengikat terhadap kekerasan tablet,
kerapuhan tablet, dan waktu larut tablet.
1.2.
Perumusan Masalah
1.
Bagaimana pengaruh konsentrasi SSG sebagai penghancur dan
konsentrasi gelatin sebagai bahan pengikat beserta interaksinya
mempunyai pengaruh terhadap mutu fisik tablet (kekerasan dan
kerapuhan) dan waktu larut soluble tablet povidone iodine?
2.
Bagaimana rancangan formula optimum soluble tablet povidone
iodine yang menggunakan kombinasi SSG sebagai penghancur dan
gelatin sebagai bahan pengikat yang secara teoritis memiliki mutu
fisik tablet (kekerasan dan kerapuhan) dan waktu larut soluble
tablet yang memenuhi syarat?
3.
Apakah formula optimum soluble tablet povidone iodine
mempunyai daya antibakteri terhadap Streptococcus mutans?
1.3.
Tujuan Penelitian
1.
Mengetahui pengaruh konsentrasi SSG sebagai penghancur dan
konsentrasi gelatin sebagai bahan pengikat beserta interaksinya
terhadap mutu fisik tablet (kekerasan dan kerapuhan) dan waktu
larut soluble tablet povidone iodine.
2.
Memperoleh rancangan formula optimum soluble tablet povidone
iodine yang menggunakan kombinasi SSG sebagai bahan
penghancur dan gelatin sebagai bahan pengikat yang secara teoritis
memiliki mutu fisik tablet (kekerasan dan kerapuhan) dan waktu
larut soluble tablet yang memenuhi syarat.
3.
Mengetahui daya antibakteri dari formula optimum soluble tablet
povidone iodine terhadap Streptococcus mutans.
6
1.4.
Hipotesis Penelitian
1.
Konsentrasi SSG sebagai penghancur dan konsentrasi gelatin
sebagai pengikat beserta interaksinya memiliki pengaruh terhadap
mutu fisik tablet (kekerasan dan kerapuhan) dan waktu larut
soluble tablet povidone iodine.
2.
Formula optimum soluble tablet povidone iodine dapat diperoleh
dengan menggunakan SSG sebagai bahan penghancur dan gelatin
sebagai bahan pengikat yang memiliki mutu fisik tablet (kekerasan
dan kerapuhan) dan waktu larut soluble tablet yang memenuhi
syarat.
3.
Formula optimum soluble tablet povidone iodine mempunyai daya
antibakteri terhadap Streptococcus mutans.
1.5.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan formula optimum
obat kumur soluble tablet povidone iodine dengan SSG sebagai penghancur
dan gelatin sebagai pengikat yang memiliki daya antibakteri.
7
Download