Bab 2 - Widyatama Repository

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Tinjauan Investasi
2.1.1
Pengertian Investasi
Investasi adalah pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan oleh seseorang
atau perusahaan untuk membeli barang atau sekuritas dengan tujuan untuk
menambah nilai suatu asset dimasa yang akan datang. Menurut Sunariyah
(2010:4) definisi investasi yaitu:
“Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang
dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan
keuntungan di masa-masa yang akan datang.”
Sedangkan pengertian investasi menurut Tandelilin (2001:3) adalah
sebagai berikut:
“Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya
yang dilakukan pada saat ini dengan tujuan memperoleh sejumlah
keuntungan di masa yang akan datang.”
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa investasi merupakan suatu
komitmen atas sejumlah dana atau sebagai penundaan konsumsi selama periode
waktu tertentu untuk mendapat sejumlah keuntungan di masa yang akan datang.
2.1.2
Jenis Investasi
Keputusan investasi dapat dilakukan oleh individu atau suatu entitas yang
mempunyai kelebihan dana. Menurut Sunariyah (2010:4) investasi dalam arti
luas terdiri dari dua bagian utama yaitu:
1. Investasi dalam bentuk aktiva riil (real asset) berupa aktiva berwujud seperti
emas, perak, intan, barang-barang seni dan real estate.
2. Investasi dalam bentuk surat-surat berharga (financial asset) berupa suratsurat berharga yang pada dasarnya merupakan klaim atas aktiva riil yang
dikuasai oleh entitas. Pemilihan aktiva financial dalam rangka investasi pada
sebuah entitas dapat dilakukan dengan dua cara:
14
15
a. Investasi langsung (direct investment)
Investasi langsung dapat diartikan sebagai suatu pemilikan surat-surat
berharga secara langsung dalam suatu entitas yang secara resmi telah go
public dengan harapan akan mendapatkan keuntungan berupa penghasilan
dividend dan capital gain.
b. Investasi tidak langsung (indirect investment)
Investasi tidak langsung terjadi bilamana surat-surat berharga yang
dimiliki diperdagangkan kembali oleh perusahaan investasi (investment
company) yang berfungsi sebagai perantara.
2.1.3
Risiko Investasi
2.1.3.1 Pengertian Risiko Investasi
Dalam berinvestasi seseorang tentu akan dihadapkan pada suatu risiko
yang dinamakan risiko investasi, sehingga dalam melakukan investasi seseorang
harus selalu mempertimbangkan tingkat risiko. Menurut Tandelilin (2001:46)
risiko yaitu:
“Risiko merupakan kemungkinan perbedaan antara return actual dengan
return yang diharapkan. Semakin besar perbedaannya, berarti semakin
besar risiko investasi tersebut.”
Pengertian lain dari risiko yang dikemukakan oleh Gitman (2003:214) sebagai
berikut :
“Risk is the change of financial loss or more formally, the variability of
return associated with a given asset.”
Artinya bahwa risiko pada dasarnya adalah perubahan dari kerugian finansial atau
bisa didefinisikan sebagai variasi dari pengembalian sebuah asset.
Berdasarkan definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa risiko adalah
kemungkinan dari investasi yang dilakukan oleh investor mengalami kegagalan
dalam memenuhi tingkat pengembalian yang investor harapkan.
16
2.1.3.2 Jenis-Jenis Risiko
Sebelum investor melakukan investasi tentunya harus memperhatikan
berbagai jenis resiko yang mungkin terjadi. Adapun jenis-jenis risiko yang
mungkin dihadapi oleh para investor dalam melakukan kegiatan investasi
dikemukakan oleh Reilly (2003:15), diantaranya:
1. Business Risk
Kemungkinan kerugian yang diderita perusahaan karena keuntungan yang
diperoleh lebih kecil dari keuntungan yang diharapkan. Business risk ini
berkaitan dengan cakupan usaha perusahaan.
2. Financial Risk
Risiko yang ditimbulkan dari cara perusahaan membiayai kegiatan, misalnya
penggunaan utang dalam membiayai asset perusahaan.
3. Liquidity Risk
Adanya ketidakpastian yang timbul pada saat sekuritas berada di pasar
sekunder.
4. Exchange Risk
Risiko ini berkaitan dengan fluktuasi nilai tukar mata uang domestik dengan
nilai mata uang negaranya.
5. Country Risk
Risiko ini berkaitan dengan kestabilan politik serta kondisi lingkungan
perekonomian di suatu negara.
2.2
Pasar Modal
2.2.1
Pengertian Pasar Modal
Pasar modal merupakan wahana atau tempat untuk mempertemukan pihak
yang membutuhkan modal dengan pihak yang memiliki kelebihan dana. Menurut
Block, et. all (2005:646) pengertian pasar modal yaitu:
“Capital market are competitive market for equity securities or debt
securities with maturuities of more than one year. The best example of
capital market securities are common stock, bond and preffered stock.”
17
Artinya bahwa pasar modal merupakan pasar yang kompetitif bagi sekuritas
ekuitas atau sekuritas hutang dengan batas waktu lebih dari satu tahun. Beberapa
contoh sekuritas terbaik di pasar modal adalah saham biasa, obligasi, dan saham
preferen.
Pasar modal adalah lembaga keuangan yang mempunyai kegiatan berupa
penawaran dan perdagangan efek (surat berharga). Pasar modal juga merupakan
lembaga profesi yang berkaitan dengan transaksi jual beli efek dan perusahan
publik yang berkaitan dengan efek. Dengan demikian pasar modal dikenal sebagai
tempat bertemunya penjual dan pembeli modal/dana. Pasar modal juga merupakan
pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan
oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.
Gruber (2003:14) juga mengemukakan pendapatnya mengenai pasar
modal, sebagai berikut:
“Capital market securities include instrument with maturities greater than
one year and those with in disagnated maturity at all”.
Artinya bahwa sekuritas pasar modal mencakup instrumen dengan masa jatuh
tempo lebih dari satu tahun dan hal ini tidak dengan batas waktu yang dirancang
untuk semuanya.
Dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pasar modal
merupakan kegiatan penawaran umum yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkan yang mana para investor dan pihak yang membutuhkan pendanaan
jangka panjang.
2.2.2
Fungsi Pasar Modal
Pasar modal sebagai tempat bertemunya pihak yang memiliki dana dengan
pihak memerlukan dana jangka panjang (perusahaan), mempunyai dua fungsi
yaitu ekonomi dan keuangan. Di dalam ekonomi, pasar modal menyediakan
fasilitas untuk memindahkan dana dari pemilik dana ke pihak yang memerlukan
dana jangka panjang.
18
Dengan
menginvestasikan
dananya
para
pihak
pemilik
dana
mengharapkan adanya imbalan atau return dari penyerahan dana tersebut.
Sedangkan bagi perusahaan sebagai pihak yang memerlukan dana jangka panjang,
adanya dana dari luar dapat digunakan untuk usaha pengembangan usahanya
tanpa menunggu dana dari hasil operasi perusahaannya. Di dalam keuangan,
dengan cara menyediakan dana yang diperlukan oleh perusahaan atau pihak yang
memerlukan dana dan para pemilik dana tanpa harus terlibat langsung dalam
kepemilikan aktiva riil.
Adapun beberapa daya tarik pasar modal seperti yang dikemukakan
Kasmir (2008: 183):
1. Diharapkan pasar modal ini menjadi alternatif penghimpun dana jangka
panjang selain lembaga perbankan.
2. Pasar modal memungkinkan para pemodal mempunyai beberapa pilihan
investasi yang sesuai dengan preferensi mereka. Seandainya tidak ada pasar
modal, maka para lenders mungkin hanya dapat menginvestasikan dana
mereka dalam sistem perbankan (selain investasi dan real estate). Dilihat dari
sisi lain yaitu likuiditasnya, pasar modal memungkinkan investor untuk
berinvestasi pada industri yang berbeda-beda secara cepat.
Selain fungsi-fungsi diatas pasar modal juga mempunyai fungsi lainnya
yaitu sebagai alat restukturisasi modal perusahaan. Dari sisi perusahaan yang
memerlukan dana, seringkali pasar modal merupakan alternatif pembiayaan
dengan biaya yang lebih rendah dari pada sektor perbankan. Di pasar modal
perusahaan dapat memperoleh dana external secara langsung tanpa perantara yang
sering disebut intermediasi keuangan.
2.2.3
Mekanisme Perdagangan di Pasar Modal (BEI)
Dapat dikatakan bahwa suatu saham tercatat di bursa berarti saham
tersebut dapat dijual dan dibeli di lantai bursa. Agar perusahaan tercatat dalam
bursa, perusahaan tersebut harus melalui proses penawaran perdana, yang diawali
dengan penyampaian daftar emisi saham yang sering disebut Initial Public
Offering (IPO).
19
Setelah melalui penawaran perdana, selanjutnya saham diperjualbelikan di
lantai bursa. Harga saham selanjutnya ditentukan oleh tingkat penawaran dan
permintaan atas saham tersebut. Jadi dari penjelasan di atas, dapat dilihat bahwa
di pasar modal dan bursa efek terdapat dua hal yang saling berkaitan, yaitu pasar
primer, tempat dimana sekuritas pertama kali diterbitkan dan dijual. Sedangkan
pasar sekunder yaitu tempat pemilik saham memperdagangkan sahamnya
(www.idx.co.id).
2.2.4
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pasar Modal
Pasar modal sebagai tempat bertemunya penjual (emiten) dan pembeli
(investor) tentu memiliki faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya. Faktorfaktor yang dapat mempengaruhi pasar modal seperti yang dikemukakan Husnan
(2005:8) sebagai berikut:
1. Penawaran sekuritas, yang berarti harus banyak perusahaan yang bersedia
menerbitkan sekuritas di pasar modal.
2. Permintaan sekuritas, ini berarti bahwa masyarakat harus mempunyai dana
yang cukup besar untuk dipergunakan dalam membeli sekuritas-sekuritas yang
ditawarkan di pasar modal.
3. Kondisi politik dan ekonomi, dimana politik yang stabil akan mendorong
pertumbuhan ekonomi yang akhirnya mempengaruhi penawaran dan
permintaan sekuritas.
4. Hukum dan peraturan, hukum yang jelas akan melindungi pemodal dari
informasi yang tidak benar.
5. Para lembaga-lembaga pendukung pasar modal akan membantu kegiatan pasar
modal secara cepat. Lembaga tersebut antara lain adalah custodian, biro
administrasi efek, wali amanat (trustee), akuntan, notaris, konsultan hukum
dan penilai.
Sedangkan yang dikemukakan oleh David (2003:319) mengenai faktor
yang mempengaruhi pasar modal yaitu:
1. Informasi yang tidak seimbang
2. Biaya transaksi
20
3. Risiko valuta asing
4. Perbedaan tata kelola
5. Risiko politik
Dari pendapat-pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat
banyak banyak faktor yang mempengaruhi pasar modal diantaranya penawaran
dan permintaan sekuritas, kondisi politik dan ekonomi, para lembaga-lembaga
pendukung pasar modal, risiko valuta asing, informasi, dan biaya transaksi.
2.2.5
Instrumen Pasar Modal
Instrument pasar modal pada prinsipnya adalah semua surat-surat berharga
(efek) yang umum diperjualbelikan melalui pasar modal. Pengertian efek menurut
Undang-Undang Pasar Modal RI No 8 Tahun 1995 butir 5 tentang pasar
modal adalah sebagai berikut:
“Efek adalah surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham,
obligasi, sekuritas kredit, tanda bukti utang, setiap rights, waran, opsi atau
setiap turunan (derivative) dari efek, atau setiap instrument yang
ditetapkan sebagai efek.”
Menurut Panduan Bursa Efek Jakarta (2004) mengenai instrument
pasar modal yang diperdagangkan di pasar modal Indonesia, adalah:
1. Saham (common stock)
Saham adalah tanda penyertaan modal pada suatu perusahaan perseroan
terbatas. Manfaat yang diperoleh dari pemilikan saham adalah deviden (bagian
dari keuntungan yang dibagikan kepada pemilik saham); capital gain
(keuntungan yang diperoleh dari selisih positif harga beli dan harga jual
saham), dan manfaat nonfinansial, yaitu mempunyai hak suara dalam aktivitas
perusahaan. Besar kecilnya saham yang diterima oleh pemegang saham tidak
tetap tergantung pada RUPS. Pemilik saham biasa memiliki hak (vote) dalam
RUPS untuk keputusan-keputusan yang memerlukan pemungutan suara,
seperti pembagian deviden, pengangkatan direksi dan komisaris.
21
2. Saham Preferen (preferen stock)
Saham preferen merupakan saham yang akan menerima sejumlah deviden
dengan jumlah yang tetap. Biasanya pemilik tidak mempunyai hak pilih dalam
RUPS.
3. Obligasi
Obligasi adalah surat pengakuan hutang suatu perusahaan yang akan dibayar
pada waktu jatuh tempo sebesar nilai nominalnya. Penghasilan yang diperoleh
dari obligasi berupa tingkat bunga yang akan dibayarkan oleh perusahaan
penerbit obligasi tersebut pada saat jatuh tempo.
4. Right issue
Bukti right (right issue) merupakan produk turunan dari saham. Right issue
merupakan hak bagi pemodal untuk membeli saham baru yang dikeluarkan
emiten. Karena merupakan hak, maka investor tidak terikat harus membelinya.
Biasanya hak ini diberikan kepada pemegang saham lama sewaktu dilakukan
penawaran umum terbatas kepada pemegang saham lain.
5. Reksadana
Reksadana (mutual funds) adalah sertifikat yang menjelaskan bahwa
pemiliknya menitipkan uang kepada pengelola reksadana (disebut manajer
investasi), untuk digunakan sebagai modal berinvestasi di pasar uang atau
pasar modal.
6. Waran
Waran merupakan sekuritas yang memberikan hak kepada pemegangnya
untuk membeli saham dari perusahaan yang menerbitkan waran tersebut
dengan harga tertentu dan waktu tertentu. Biasanya waran dijual bersamaan
dengan surat berharga lain, misalnya obligasi saham. Penerbit waran harus
memiliki saham yang nantinya dikonversi oleh pemegang saham. Namun,
setelah obligasi atau saham disertai waran memasuki pasar, baik obligasi,
saham maupun waran dapat diperdagangkan secara terpisah.
22
2.3
Saham
2.3.1
Pengertian Saham
Secara sederhana saham adalah tanda pernyataan atau kepemilikan
seseorang atau badan di dalam perusahaan. Wujud saham adalah selembar kertas
yang menerangkan bahwa pemilik saham adalah pemilik perusahaan yang
menerbitkan kertas tersebut. suatu perusahaan dapat menjual hak kepemilikannya
dalam bentuk saham, yang dapat berupa saham biasa (common stock) atau saham
preferen (preferen stock) yang mempunyai prioritas dalam pembayaran atas
deviden.
Menurut Gruber (2003:17) pengertian saham biasa sebagai berikut:
“Common stock refresent an ownership claim on the earning and asset of
a corporation after holders of debt claim are paid the management of the
company can other pay out the remaining earning to stockholders in the
form of devidends or reinvest part of all the earning in the business.”
Artinya bahwa saham biasa memperlihatkan sebuah hak kepemilikan yang
meminta keuntungan dan asset dari sebuah perusahaan, setelah hak pemegang
hutang dibayar perusahaan, manajemen perusahaan baru dapat membayar sisa
yang
lainnya
kepada
pemegang
saham
dalam
bentuk
deviden
atau
menginvestasikan kembali bagian dari seluruh pendapatan dalam usahanya.
Block, ett. all (2005:645) mengemukakan perihal bukti kepemilikan
seseorang atas perusahaan sebagai berikut:
“Common stock represent the ownership interest of the firm. Common
stockholder have the ultimate right to control the business.”
Artinya bahwa saham biasa memperlihatkan kepemilikan sebuah perusahaan.
pemegang saham memiliki hak yang terakhir untuk mengendalikan usahanya.
Dari definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa saham merupakan
sumber dana jangka pendek yang dapat dijadikan bukti kepemilikan atas
perusahaan. Saham merupakan jenis sekuritas yang paling berisiko, investor akan
menanggung risiko penuh sebesar modal sahamnya tersebut bilamana perusahaan
itu bangkrut.
23
2.3.2
Macam-Macam Nilai Saham
Saham yang diperdagangkan di lantai bursa memiliki nilai pasar dan nilai
lainnya, terdapat empat konsep yang memberikan makna yang berbeda menurut
Helfert (2000:447), yaitu:
1.
Nilai par atau nilai nominal (par value/face value), yaitu merupakan nilai
yang tercantum dalam sertifikat saham tersebut.
2.
Nilai buku (book value) menunjukan aktiva bersih (net asset) per lembar
saham yang dimiliki oleh pemegang saham. Nilai buku per lembar saham
(book value per share) tidak menunjukan ukuran kinerja saham yang
penting, tetapi nilai buku per lembar saham dapat mencerminkan berapa
besar jaminan yang akan diperoleh pemegang saham apabila perusahaan
penerbit saham dilikuidasi.
3.
Nilai intrinsik (fair value) adalah nilai saham yang menunjukan present
value arus kas yang diharapkan dari saham tersebut.
4.
Nilai pasar (market value) adalah harga saham biasa yang terjadi di pasar
modal. Harga dibentuk oleh penjual dan pembeli ketika melakukan
transaksi.
Analisis harga saham ditunjukan untuk menilai nilai intrinsik (NI) suatu
saham dan membandingkannya dengan nilai pasar saat ini, seperti yang
dikemukakan oleh Helfert (2000:468) sebagai berikut:
1. Apabila NI > nilai pasar, maka harga saham terlalu rendah (undervalue). Jika
seseorang telah memiliki saham sebaiknya tidak dijual karena akan mendapat
capital loss atau mempertahankan saham yang dimilikinya.
2. Apabila NI < nilai pasar, maka harga saham lebih besar (overvalue), jika
investor menjual sahamnya pada saat ini maka akan mendapat capital gain.
3. Apabila NI = nilai pasar, maka harga saham wajar dan berada pada kondisi
keseimbangan.
Dalam hal ini setiap investor harus mampu memperkirakan berapa dan
kapan manfaat yang diharapkan akan diterima dan manfaat tersebut di present
value kan dengan tingkat suku bunga yang layak. Tingkat suku bunga ini harus
memperlihatkan risk free rate (tingkat suku bunga bebas resiko) premi atas resiko.
24
2.3.3
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham
Sebagai salah satu instrument ekonomi, pergerakan harga saham
dipengaruhi oleh sejumlah faktor (Weston dan Bringham, 2001:26) sebagai
berikut:
1. Proyeksi laba per lembar saham saat diperoleh laba
2. Tingkat risiko dari proyeksi laba
3. Proporsi utang perusahaan terhadap ekuitas
4. Kebijakan pembagian deviden
5. Kendala eksternal seperti kegiatan perekonomian pada umumnya, pajak dan
keadaan bursa saham.
2.3.4
Indeks Harga Saham
2.3.4.1 Pengertian Indeks Harga Saham
Indeks Harga Saham adalah suatu indikator yang menunjukkan pergerakan
harga saham. Indeks berfungsi sebagai indikator tren pasar, artinya pergerakan
indeks menggambarkan kondisi pasar pada suatu saat, apakah pasar sedang aktif
atau lesu.
Indeks Harga Saham merupakan ringkasan dari pengaruh simultan dan
kompleks dari berbagai macam variabel yang berpengaruh, terutama tentang
kejadian-kejadian ekonomi. Bahkan saat ini IHS tidak saja menampung kejadiankejadian ekonomi, tetapi juga menampung kejadian-kejadian sosial, politik, dan
keamanan. Dengan demikian, IHS dapat dijadikan barometer kesehatan ekonomi
suatu negara dan sebagai dasar melakukan analisis statistik atas kondisi pasar
terakhir Halim (2005:8).
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa indeks harga saham adalah
indikator yang menunjukan pergerakan saham dan ringkasan dari berbagai macam
variabel-variabel ekonomi yang berpengaruh dan sebagai barometer kondisi
ekonomi suatu negara.
25
2.3.4.2 Jenis-Jenis Indeks Harga Saham
Indeks Harga Saham adalah suatu indikator yang menunjukkan pergerakan
harga saham. Terdapat beberapa jenis Indeks Harga Saham yang ada di pasar
modal. Menurut Hadianto (2001:201) jenis Indeks yang diperdagangkan di BEI
terdapat empat jenis, yaitu:
1. Indeks Individual
Menggunakan indeks masing-masing saham terhadap harga dasarnya.
2. Indeks harga saham sektoral
Merupakan sub indeks dari IHSG. Semua saham yang tercatat di BEI
diklasifikasikan de dalam Sembilan sektor menurut klasifikasi industri yang
ditetapkan BEI.
3. Indeks LQ 45
Menggunakan 45 saham yang terpilih berdasarkan likuiditas perdagangan
saham dan disesuaikan setiap enam bulan.
4. Indeks Harga Saham Gabungan
Indeks Harga Saham Gabungan sebagai indikator pergerakan saham yang
tercatat di BEI baik saham maupun preferen.
Dari jenis-jenis indeks diatas dapat kita ketahui bahwa situasi secara
umum berkaitan dengan harga saham individual, ataupun pergerakan saham
secara keseluruhan. Indeks harga saham merupakan ringkasan dari dampak
simultan dan kompleks atas berbagai macam faktor yang berpengaruh. Bila lebih
dicermati, indeks harga saham yang berkembang tidak saja memuat fenomenafenomena ekonomi semata tetapi juga memuat fenomena sosial dan politik. Indeks
harga saham mengalami penurunan menunjukan kondisi pasar mengalami
kelesuan begitu juga sebaliknya.
2.4
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
2.4.1
Pengertian Indeks Harga Saham Gabungan
IHSG atau kepanjangan dari Indeks Harga Saham Gabunganatau dalam
sebutan Bahasa Inggris biasa dikenal dengan Jakarta Composite Index, JCI,
atau JSX Composite adalah salah satu bentuk pasar saham di Indonesia yang
26
dipergunakan Bursa Efek Indonesia (dulunya bernama Bursa Efek Jakarta). IHSG
merupakan indeks saham yang terus berkembang setiap hari karena IHSG
merupakan bursa saham yang terus berputar dan terpusat di Jakarta.
IHSG pertama kali menggelar perdagangan sahamnya pada tanggal 1 April
1983. Menurut Sunariyah (2010:147) definisi IHSG yaitu:
“Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah suatu rangkaian informasi
historis mengenai pergerakan harga saham gabungan, sampai tanggal
tertentu dan mencerminkan suatu nilai yang berfungsi sebagai pengukuran
kinerja suatu saham gabungan di bursa efek.”
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan menunjukan pergerakan
harga saham secara umum yang tercatat di bursa efek. Indeks inilah yang paling
banyak digunakan dan dipakai sebagai acuan tentang perkembangan kegiatan di
pasar modal. IHSG ini bisa untuk menilai situasi pasar secara umum atau
mengukur apakah harga saham mengalami kenaikan atau penurunan. Indeks harga
ini melibatkan seluruh harga saham yang tercatat bursa.
2.4.2
Penentuan IHSG
Situasi pasar sacara umum dapat diketahui menggunakan IHSG. Ada dua
metode perhitungan IHSG yang umum dipakai (Ang,1997) :
1. Metode Rata-Rata (Average Method)
Merupakan metode dimana harga pasar saham-saham yang masuk dalam
indeks tersebut dijumlah kemudian dibagi dengan satu faktor pembagi.
=
∑
…………………… (1)
Sumber: www.idx.co.id
Keterangan:
IHSG = Indeks Harga Saham Gabungan
∑Ps = Total harga saham
Divisor = Harga saham dasar
27
2. Metode Rata-Rata Tertimbang (Weighted Average Method)
Merupakan suatu metode yang menambahkan bobot dalam perhitungan
indeks disamping harga pasar saham-saham yang tercatat dan harga dasar saham.
Pembobotan yang dilakukan dalam perhitungan indeks pada umumnya adalah
jumlah saham yang dikeluarkan. Ada dua metode untuk menghitung metode ratarata tertimbang:
a. Paasche
Metode ini memperbandingkan kapitalisasi pasar seluruh saham dengan
nilai dasar seluruh saham yang tergantung dalam sebuah indeks. Dalam hal
ini makin besar kapitalisasi suatu saham, maka akan menimbulkan
pengaruh yang sangat besar jika terjadi perubahan harga pada saham yang
bersangkutan.
∑(
)
)
∑(
… … … … …. …. … … … (2)
Keterangan:
Ps = Harga saham sekarang
Ss = Jumlah saham yang beredar
Pbase = Harga dasar saham
b. Layspreyers
Rumus ini menggunakan jumlah saham yang dikeluarkan pada hari dasar
dan tidak berubah selamanya walaupun ada pengeluaran saham baru.
∑(
∑(
Keterangan:
Ps = Harga saham sekarang
So = Jumlah saham awal
Pbase = Harga dasar saham
)
)
… … … … …. …. … … … (3)
28
2.4.3
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi IHSG
Sebagai salah satu instrument ekonomi, pergerakan harga saham di bursa
efek, baik harga saham individual maupun gabungan dipengaruhi oleh sejumlah
faktor Halim (2005:20) yaitu:
1. Perubahan suku bunga tabungan dan deposito, inflasi, kurs valuta asing, serta
sebagai regulasi dan deregulasi ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah.
2. Gejolak sosial politik dalam negeri dan fluktuasi nilai tukar yang berpengaruh
signifikan pada terjadinya pergerakan harga saham di bursa efek suatu negara.
3. Berbagai isu dalam dan luar negeri seperti kerusuhan massal, hak asasi
manusia, lingkungan hidup yang berpengaruh terhadap perilaku investor.
2.5
Suku Bunga
2.5.1
Pengertian Suku Bunga
Pengertian suku bunga adalah sebuah istilah dalam ekonomi yang
menunjuk pada penggunaan uang dan modal. Tingkat suku bunga mempunyai
fungsi alokatif dalam perekonomian khususnya penggunaan uang dan modal.
Maksudnya tingkat suku bunga dapat dikatakan sebagai suatu balas jasa suatu
alokasi tertentu terhadap si pemilik uang atau modal. Menurut Novianto (2011),
suku bunga adalah:
“Pembayaran yang dilakukan untuk pemakaian uang, selain itu suku bunga
adalah jumlah bunga yag harus dibayar tiap unit waktu. Perubahan tingkat
suku bunga ke depannya akan mempengaruhi keinginan investor untuk
berinvestasi. Misalnya pada surat berharga, dimana harga dapat naik atau
turun tergantung pada tingkat bunga, sehingga ada kemungkinan
pemegang surat berharga akan menderita capital loss atau capital gain.”
Sedangkan pengertian suku bunga menurut Kasmir (2008:131) adalah
sebagai berikut:
“Bunga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah
(yang memiliki simpanan) dengan yang harus dibayar oleh nasabah kepada
bank (nasabah yang memperoleh pinjaman).”
Berdasarkan pengertian tersebut suku bunga terbagi dalam dua macam yaitu
sebagai berikut:
29
1. Bunga simpanan yaitu bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau balas
jasa bagi nasabah yang menyimpan uangnya di bank. Sebagai contoh jasa giro,
bunga tabungan, dan bunga deposito.
2. Bunga pinjaman yaitu bunga yang diberikan kepada para peminjam atau
harga. Sebagai contoh adalah bunga kredit. Pohan (2008:53) mengatakan
bahwa:
“Suku bunga yang tinggi di satu sisi akan meningkatkan hasrat masyarakat
untuk menabung sehingga jumlah dana perbankan akan meningkat.
Sementara itu, di sisi lain suku bunga yang tinggi akan meningkatkan
biaya yang dikeluarkan oleh dunia usaha sehingga mengakibatkan
penurunan kegiatan produksi di dalam negeri.”
Menurunnya produksi pada gilirannya akan menurunkan pula kebutuhan
dana oleh dunia usaha. Hal ini berakibat permintaan terhadap kredit perbankan
juga menurun sehingga dalam kondisi suku bunga yang tinggi, yang menjadi
persoalan adalah kemana dana itu akan disalurkan.
Sedangkan Tandelilin
(2001:213) berpendapat bahwa:
“Suku bunga yang terlalu tinggi akan mempengaruhi nilai sekarang aliran
kas perusahaan, sehingga kesempatan-kesempatan investasi yang ada tidak
akan menarik lagi. Suku bunga yang tinggi juga akan meningkatkan biaya
modal yang akan ditanggung oleh perusahaan. Disamping itu, suku bunga
yang tinggi juga akan menyebabkan return yang diisyaratkan investor dari
suatu investasi akan meningkat.”
Secara umum dapat dikatakan bahwa semakin rendahnya suku bunga
maka akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi karena intensitas aliran dana
yang akan meningkat. Dengan demikian suku bunga dan keuntungan yang
diisyaratkan merupakan variabel penting yang sangat berpengaruh terhadap
keputusan para investor, dimana berdampak terhadap keinginan investor untuk
melalukan investasi portofolio di pasar modal dengan suku bunga yang rendah.
2.5.2
Fungsi Suku Bunga
Suku bunga adalah harga dari pinjaman. Suku bunga dinyatakan sebagai
persentase uang pokok per unit waktu. Menurut Sunariyah (2010:81) ada tiga
fungsi penting dari Suku Bunga yang diterapkan oleh pemerintah, yaitu:
30
1. Sebagai daya tarik bagi para penabung yang mempunyai dana lebih untuk
diinvestasikan.
2. Suku bunga dapat digunakan sebagai alat moneter dalam rangka
mengendalikan penawaran dan permintaan uang yang beredar dalam suatu
perekonomian. Misalnya, pemerintah mendukung pertumbuhan suatu sektor
industry tertentu apabila perusahaan-perusahaan dari industry tersebut akan
meminjam dana. Maka pemerintah memberi tingkat bunga yang lebih rendah
dibandingkan sektor lain.
3. Pemerintah dapat memanfaatkan suku bunga untuk mengontrol jumlah uang
beredar. Ini berarti, pemerintah dapat mengatur sirkulasi uang dalam suatu
perekonomian.
2.5.3
Jenis-Jenis Suku Bunga
Suku bunga adalah persentase dari pokok utang yang dibayarkan sebagai
imbal jasa dalam suatu periode. Menurut Prasetiantono (2008:101) suku bunga
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
1. Suku bunga nominal
Suku bunga nominal adalah suku bunga dalam nilai uang. Suku bunga ini
merupakan nilai yang dapat dibaca secara umum. Suku bunga ini menunjukan
sejumlah rupiah untuk setiap satu rupiah yang diinvestasikan.
2. Suku bunga riil
Suku bunga riil adalah suku bunga yang telah mengalami koreksi akibat
inflasi dan didefinisikan sebagai suku bunga nominal dikurangi laju inflasi,
disebutkan bahwa Interest (bunga, kepentingan, hak) merupakan:
a. Beban atas penggunaan uang dalam suatu periode.
b. Suatu pemilikan atau bagian kekayaan dalam suatu perusahaan, usaha
dagang, atau sumber daya.
Salah satu lembaga yang berwenang dalam menetapkan suku bunga adalah
Bank Indonesia. Salah satu piranti moneter tidak langsung Bank Indonesia, tetapi
menggunakan Operasi Pasar Terbuka (OPT) yang dilaksanakan untuk
mempengaruhi likuiditas Rupiah di pasar uang, yang pada gilirannya akan
31
mempengaruhi tingkat suku bunga. Operasi pasar terbuka ini dilakukan melalui
dua cara yaitu sertifikan Bank Indonesia dengan sistem pelelangan dan investasi
rupiah.
2.5.4
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Suku Bunga
Faktor yang mempengaruhi tingkat bunga misalnya penentuan tingkat
bunga sangat tergantung kepada berapa besar pasar uang domestik mengalami
keterbukaan sistem dana suatu negara artinya, tingkat suku bunga setiap negara
akan berbeda-beda tergantung kondisi perekonomian negara tersebut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya penetapan suku bunga
tersebut juga dikemukakan oleh Kasmir (2008:122) antara lain:
1. Kebutuhan dana
2. Persaingan dalam memperebutkan dana simpanan
3. Kebijakan pemerintah
4. Target laba yang diinginkan
5. Jangka waktu
6. Kualitas jaminan
7. Reputasi perusahaan
8. Produk yang kompetitif
9. Hubungan baik
10. Jaminan pihak ketiga
2.6
Jumlah Uang Beredar
2.6.1
Pengertian Jumlah Uang Beredar
Ada sebagian ahli yang mengkalifikasikan jumlah uang beredar menjadi
dua, yait jumlah uang beredar dalam arti sempit atau disebut ‘Narrow Money’
(M1), yang terdiri dari uang kartal dan uang giral (demand deposit) dan uang
beredar dalam arti luas atau ‘Broad Money’ (M2), yang terdiri dari M1 ditambah
dengan deposito berjangka (time deposit). Definisi uang menurut Murni
(2009:113):
32
“Uang adalah segala sesuatu yang dapat diterima masyarakat secara
umum, dan dipercaya sebagai alat pebayaran yang sah untuk keperluan
transaksi, sebagai satuan hitung, dan sebagai alat penyimpanan.”
Sementara ahli lain menambahkan dengan M3, yang terdiri dari M2
ditambah dengan semua deposito pada lembaga-lembaga keuangan non bank.
Dalam tulisan ini, jumlah uang beredar dibedakan menjadi dua yaitu uang beredar
dalam arti sempit (M1) dan uang beredar dalam arti luas (M2).
Sebelum menguraikan uang beredar dalam arti sempit dan luas tersebut,
penting dijelaskan mengenai uang primer atau uang inti (reserve money), yang
dinotasikan dengan M0. Uang inti merupakan cikal-bakal lahirnya uang kartal dan
uang giral.
1. Uang Primer atau Uang Inti (M0)
Uang primer atau uang inti atau reserve money merupakan kewajiban otoritas
moneter (Bank Indonesia), yang terdiri atas uang kartal yang berada di luar
Bank Indonesia dan Kas Negara, dan rekening giro Bank Pencipta Uang Giral
(BPUG) dan sektor swasta (perusahaan maupun perorangan) di Bank
Indonesia. Dengan demikian, uang kartal yang dipegang pemerintah, dalam
bentuk kas pemerintah atau kas negara, dan simpanan giral pemerintah pada
Bank Indonesia, tidak termasuk sebagai komponen dari uang primer.
2. Uang Beredar dalam Arti Sempit (Narrow Money = M1)
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa uang beredar dalam arti sempit
adalah seluruh uang kartal dan uang giral yang ada di tangan masyarakat.
Sedangkan uang kartal milik pemerintah (Bank Indonesia) yang disimpan di
bank-bank umum atau bank sentral itu sendiri, tidak dikelompokkan sebagai
uang kartal. Sedangkan uang giral merupakan simpanan rekening koran (giro)
masyarakat pada bank-bank umum. Simpanan ini merupakan bagian dari uang
beredar, karena sewaktu-waktu dapat digunakan oleh pemiliknya untuk
melakukan berbagai transaksi. Namun saldo rekening giro milik suatu bank
yang terdapat pada bank lain, tidak dikategorikan sebagai uang giral.
33
3. Uang Beredar dalam Arti Luas (Broad Money = M2)
Dalam arti luas, uang beredar merupakan penjumlahan dari M1 (uang beredar
dalam arti sempit) dengan uang kuasi. Uang kuasi atau near money adalah
simpanan masyarakat pada bank umum dalam bentuk deposito berjangka
(time deposits) dan tabungan. Uang kuasi diklasifikasikan sebagai uang
beredar, dengan alasan bahwa kedua bentuk simpanan masyarakat ini dapat
dicairkan menjadi uang tunai oleh pemiliknya, untuk berbagai keperluan
transaksi yang dilakukan.
2.6.2
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Uang Beredar
Di dalam kehidupan masyarakat, jumlah uang yang beredar ditentukan
oleh kebijakan dari bank sentral untuk menambah atau mengurangi jumlah uang
melalui kebijakan moneter. Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah uang
beredar menurut Boediono (2000:46) adalah:
1. Kebijakan Bank Sentral berupa hak otonom dan kebijakan moneter (meliputi:
politik diskonto, politik pasar terbuka, politik cash ratio,politik kredit selektif)
dalam mencetak dan mengedarkan uang kartal.
2. Kebijakan pemerintah melalui menteri keuangan untuk menambah peredaran
uang dengan cara mencetak uang logam dan uang kertas yang nominalnya
kecil.
3. Bank umum dapat menciptakan uang giral melalui pembelian saham dan surat
berharga.
4. Tingkat pendapatan masyarakat
5. Tingkat suku bunga bank
6. Selera konsumen terhadap suatu barang
7. Harga barang
8. Kebijakan kredit dari pemerintah
34
2.6.3
Berbagai Kebijakan Pemerintah dalam Mempengaruhi Jumlah Uang
Beredar
Secara garis besar terdapat dua jenis kebijakan yang dilakukan pemerintah
(Bank Indonesia dan Departemen Keuangan) dalam mengendalikan jumlah uang
beredar menurut Bank Indonesia yang diambil dari www.bi.go.id , yaitu:
1. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter merupakan kebijakan yang dikeluarkan oleh Bank
Indonesia, yang dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Kebijakan moneter kuantitatif , yang meliputi:
1) Poltik Pasar Terbuka
BI mengendalikan jumlah uang beredar dengan cara jual beli surat-surat
berharga. BI mempunyai instrumen yaitu Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
Apabila jumlah uang beredar dalam masyarakat terlalu besar, maka BI
dapat menjual SBI kepada masyarakat (bank-bank umum). Apabila bank
umum membeli SBI artinya ada uang yang tersedot ke pemerintah (BI),
yang berarti jumlah uang beredar berkurang.
2) Politk Diskonto dan bunga pinjaman.
BI dapat membeli surat-surat berharga bank-bank umum yang tingkat
likuiditasnya tinggi, dengan tingkat diskonto yang telah ditetapkan oleh
BI. BI juga bisa memberikan pinjaman kepada bank-bank umum, yang
artinya terjadi penambahan jumlah uang beredar. BI dapat juga menaikkan
bunga pinjaman kepada bank-bank umum, maka bank umum akan
mengurangi jumlah pinjamannya dari bank Indonesia.
3) Politik merubah cadangan minimal bank-bank umum pada BI
Setiap bank umum wajib mempunyai cadangan di BI dan jumlahnya
ditetapkan oleh BI. Istilahnya adalah reserve requirement. Apabila Bank
Indonesia menaikkan tingkat cadangan minimal bank-bank umum,
katakanlah dari 10% menjadi 15%, maka hal ini akan mengurangi jumlah
uang beredar, karena semakin besarnya modal bank-bank umum yang
harus disimpan di BI.
35
b. Kebijakan moneter kualitatif, yang meliputi:
1) Pengawasan pinjaman secara selektif
Bank sentral mengawasi pinjaman dan investasi yang dilakukan oleh
bank-bank umum, agar bank-bank umum selektif dalam memberikan
kredit kepada debitur.
2) Pembujukan moral
Bank sentral mengadakan pertemuan langsung dengan pimpinan bankbank umum untuk meminta langkah-langkah tertentu dalam rangka
membantu kebijaksanaan-kebijaksanaan yang diambil oleh pemerintah.
Melalui pembujukan moral ini, bank sentral dapat meminta bank-bank
umum untuk menambah atau mengurangi pinjaman di semua sektor atau
hanya di sektor-sektor tertentu saja. Ataupun membuat perubahanperubahan tingkat bunga yang mereka tetapkan.
2. Kebijakan Fiskal (Pajak)
Kebijakan ini juga dapat mempengaruhi jumlah uang beredar, yaitu
melalui pajak. Apabila pemerintah, dalam hal ini Departemen Keuangan,
memperluas objek pajak, berarti akan lebih banyak uang yang tersedot ke
pemerintah. Dalam hal ini berarti jumlah uang beredar menjadi berkurang.
Demikian pula misalnya ketika pemerintah menaikkan pajak kendaraan bermotor
pada tahun 1999 sebesar kurang lebih 100%, hal ini berarti terjadi penyerapan
(absorbsi) uang yang beredar.
2.7
Harga Minyak Dunia
2.7.1
Pengertian Harga Minyak Dunia
Harga minyak mentah dunia diukur dari harga spot pasar minyak dunia,
pada umumnya yang digunakan menjadi standar adalah West Texas Intermediate.
Minyak mentah yang diperdagangkan di West Texas Intermediate (WTI) adalah
minyak mentah yang berkualitas tinggi. Minyak mentah tersebut berjenis lightweight dan memiliki kadar belerang yang rendah. Minyak jenis ini sangat cocok
untuk dijadikan bahan bakar, ini menyebabkan harga minyak dijadikan patokan
36
bagi perdagangan minyak di dunia. Harga minyak mentah di WTI pada umumnya
lebih tingga lima sampai enam dollar daripada harga minyak OPEC dan lebih
tinggi
satu
hingga
dua
dollar
disbanding
harga
minyak
Brent.
(http://useconomy.about.com/od/economicindicators/p/Crude_Oil.htm).
Harga minyak Brent merupakan campuran dari 15 jenis minyak mentah
yang dihasilkan oleh 15 ladang minyak yang berada di Laut Utara. Kualitas
minyak mentah Brent tidak sebaik minyak mentah WTI, meskipun begitu masih
tetap bagus untuk disuling menjadi bahan bakar. Harga minyak mentah Brent
menjadi patokan di Eropa dan Afrika. Harga minyak Brent lebih rendah sekitar
satu hingga dua dollar dari harga minyak WTI, tetapi lebih tinggi sekitar empat
dollar dari harga minyak OPEC (en.wikipedia.org).
2.7.2
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Minyak Dunia
Beberapa hal yang mempengaruhi harga minyak dunia menurut
(www.useconomy.about.com) antara lain:
1. Penawaran minyak dunia, terutama kuota suplai yang ditentukan oleh OPEC.
2. Cadangan minyak Amerika Serikat, terutama yang terdapat di kilang-kilang
minyak Amerika Serikat dan yang tersimpan dalam cadangan minyak
strategis.
3. Permintaan minyak dunia, ketika musim panas, perminntaan minyak
diperkirakan dari perkiraan jumlah permintaan oleh maskapai penerbangan
untuk perjalanan wisatawan. Sedangkan ketika musim dingin, diramalkan dari
ramalan cuaca yang digunakan untuk memperkirakan permintaan potensial
minyak untuk penghangat ruangan.
Saat ini tranaksi perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia didominasi
oleh perdagangan saham sector pertambangan. Kenaikan harga minyak sendiri
secara umum akan mendorong kenaikan harga saham sektor pertambangan. Hal
ini disebabkan karena dengan peningkatan harga minyak akan memicu kenaikan
harga bahan tambang secara umum. Ini tentu mengakibatkan perusahaan
pertambangan berpotensi untuk meninngkatkan labanya. Kenaikan harga saham
pertambangan tentu akan mendorong kenaikan IHSG.
37
2.8
Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Jumlah Uang Beredar, dan Harga
Minyak Dunia terhadap IHSG
Semakin baik tingkat perekonomian suatu negara yang stabil dapat dilihat
dari pendapatan negara tersebut. Semakin banyak orang memiliki kelebihan dana
dan tabungan untuk diinvestasikan dalam bentuk surat berharga yang
diperdagangkan di pasar modal yang mempengaruhi kenaikan atau penurunan
harga saham di pasar modal. Berdasarkan hasil pengamatan Samsul (2008)
mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham
yang juga akan berpengaruh terhadap IHSG adalah:
1. Kondisi fundamental emiten
2. Hukum permintaan dan penawaran
3. Tingkat suku bunga
4. Kurs valuta asing
5. Inflasi
6. Siklus perekonomian negara
7. News dan Rumors
Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan yang dikemukakan oleh
Sunariyah (2010:20) sebagai berikut:
“Tingkat suku bunga serta energi yang murah akan berpengaruh terhadap
keputusan investor dalam berinvestasi, didukung dengan kondisi
perekonomian negara yang stabil.”
Berdasarkan pendapat dan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan
bahwa tingkat suku bunga, jumlah uang beredar, dan harga minyak dunia
memiliki pengaruh terhadap IHSG.
2.8.1
Pengaruh Tingkat Suku Bunga terhadap IHSG
Tingkat suku bunga menyatakan tingkat pembayaran atas pinjaman atau
investasi lain, di atas perjanjian pembayaran kembali, yang dinyatakan dalam
presentase tahunan (Dornbusch, et.all., 2008:43). Tingkat bunga yang tinggi
merupakan sinyal negatif terhadap harga saham. Tingkat suku bunga yang tinggi
akan meningkatkan suku bunga yang diisyaratkan atas investasi pada suatu saham.
38
Menurut Rahayu (2004) berdasarkan penelitian terdahulu bahwa,
kenaikan tingkat suku bunga yang agresif merupakan peluang investasi yang
cukup menjanjikan investor, tetapi IHSG akan menurun karena investor lebih
memilih menabung di bank dan menyebabkan investasi melemah. Bila tingkat
suku bunga naik tipis, IHSG relative stabil. Kondisi berbeda dialami jika para
investor kelebihan dana, maka mereka akan berinvestasi dalam bentuk surat
berharga yang diperdagangkan di pasar modal. Dalam kutipan diatas dapat
disimpulkan bahwa tingkat suku bunga memilki pengaruh terhadap IHSG.
2.8.2
Pengaruh Jumlah Uang Beredar terhadap IHSG
Secara teknis uang yang dihitung sebagai uang beredar adalah uang yang
benar-benar berada di tangan masyarakat. Uang yang berada di bank, baik bank
umum maupun sentral, serta uang kertas dan uang logam milik pemerintah tidak
dihitung sebagai uang beredar. Samsul (2008:210) berpendapat bahwa jika
jumlah uang beredar meningkat maka Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
akan naik sehingga pasar akan mengalami peningkatan. Jika jumlah uang beredar
menurun, maka Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan turun sehingga pasar
akan mengalami penurunan.
2.8.3
Pengaruh Harga Minyak Dunia terhadap IHSG
Minyak mentah atau yang juga dikenal sebagai Crude Oil merupakan
komoditas dan kebutuhan utama dunia saat ini. Sejak peristiwa bersejarah
bangkrutnya Lehman Brothers yang mempercepat terjadinya krisis ekonomi
global pada 2008, korelasi positif yang kuat terus tampak antara harga minyak dan
bursa saham secara global termasuk bursa saham di Indonesia (Sidarta, 2010).
Hal ini terjadi karena investor pasar modal menganggap bahwa naiknya harga
energi merupakan pertanda meningkatnya permintaan global, yang berarti
membaiknya pemulihan ekonomi global pasca krisis dan sebaliknya. Dengan
begitu, jika harga minyak mentah meningkat, ekspektasi terhadap membaiknya
kinerja perusahaan-perusahaan juga akan meningkat dan otomatis harga saham
akan ikut naik.
Download