Kata pengantar - BLH DIY

advertisement
Kata pengantar
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga Badan Lingkungan Hidup DIY dapat
menyelesaikan Laporan Tahunan Pelaksanaan Program/ Kegiatan 2015. Laporan ini memuat
data dan informasi tentang potret kondisi organisasi seperti: profil pegawai, sarana
prasarana, aset, hasil pelaksanaan program/ kegiatan, penggunaan anggaran serta
hambatan/ tantangan dalam merealisasikan target dan capaian program/ kegiatan tahun
2015.
Laporan kegiatan ini merupakan salah satu bentuk laporan BLH DIY dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Daerah
Istimewa Yogyakarta Nomor 8 Tahun 2008. Selain itu dimaksudkan pula untuk memenuhi
kewajiban ketentuan Undang-Undang Nomor: 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan
Informasi Publik (KIP).
Laporan tahunan ini diharapkan dapat memberikan dukungan informasi kepada
berbagai pihak baik instansi pemerintah, masyarakat, pelaku usaha dan perguruan tinggi
sebagai mitra dalam merumuskan/ melaksanakan kebijakan dalam pengelolaan lingkungan
hidup. Di samping itu diharapkan pula dapat dimanfaatkan sebagai instrumen untuk lebih
mensinergikan dan mengefektifkan pengelolaan lingkungan hidup di masa mendatang.
Dalam penyusunan laporan ini tentunya masih banyak kekurangan maupun
kesalahan, sehingga kami berharap adanya saran, kritik dan masukan yang membangun
guna menyempurnakan penyusunan laporan di waktu mendatang.
Kami tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak atas bantuannya
sehingga Laporan Tahunan Pelaksanaan Program/ Kegiatan 2015 BLH DIY dapat
terselesaikan. Semoga laporan ini bermanfaat bagi berbagai pihak yang membutuhkan.
Yogyakarta,
Maret 2016
Kepala
Badan Lingkungan Hidup DIY
Ir. Joko Wuryantoro, M.Si
NIP. 19581108 198603 1 011
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .................................................................................................................
i
Daftar Isi ...........................................................................................................................
ii
BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................................................
I-1
1.1. Latar Belakang ...........................................................................................................
I-1
1.2. Tujuan Penyusunan Laporan .....................................................................................
I-2
1.3. Manfaat Penyusunan Laporan ..................................................................................
I-2
1.4. Dasar Hukum .............................................................................................................
I-2
1.5. Sistematika Penulisan ...............................................................................................
I-3
BAB II. KONDISI UMUM BADAN LINGKUNGAN HIDUP .....................................................
II-1
2.1. Visi dan Misi ...............................................................................................................
II-1
2.1.1. Visi Instansi .......................................................................................................
II-1
2.1.2. Misi Instansi ......................................................................................................
II-2
2.2. Struktur Organisasi .....................................................................................................
II-2
2.2.1. Susunan Organisasi ...........................................................................................
II-2
2.2.2. Struktur Organisasi Badan Lingkungan Hidup ...................................................
II-3
2.3. Tugas Pokok dan Fungsi ..............................................................................................
II-4
2.4.Tugas dan Fungsi Sekretariat dan Bidang ....................................................................
II-5
a. Sekretariat ...............................................................................................................
II-5
b. Bidang Pengembangan Kapasitas ...........................................................................
II-7
c. Bidang Pengendalian Perusakan dan Konservasi Lingkungan .................................
II-8
d. Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan ......................................................
II-10
e. Bidang Penaatan dan Kajian Lingkungan ................................................................
II-12
2.5. Kepegawaian ...............................................................................................................
II-13
2.6. Sarana dan Prasarana .................................................................................................. II-15
BAB III. KEBIJAKAN DAN PROGRAM KERJA ........................................................................
III-1
3.1. Kebijakan ....................................................................................................................
III-1
3.1.1. Strategi ..............................................................................................................
III-1
3.1.2. Arah Kebijakan ..................................................................................................
III-3
3.2. Program ......................................................................................................................
III-4
ii
BAB IV. LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN ..................................................................
IV-1
A. Sekretariat ................................................................................................................... IV-1
B. Bidang Pengendalian Perusakan dan Konservasi Lingkungan ..................................... IV-12
C. Bidang Pengembangan Kapasitas ................................................................................ IV-36
D. Bidang Penaatan dan Kajian Lingkungan ....................................................................
IV-56
E. Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan ..........................................................
IV-78
BAB V. Keuangan ............................................................................................................. V-1
BAB VI. Permasalahan Dan Solusi ...................................................................................
VI-1
BAB VII. Program Kerja Tahun 2016 ................................................................................
VII-1
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Lingkungan hidup merupakan kesatuan dari berbagai aspek yang saling
mempengaruhi, menyatu dalam satu sistem yang kompleks menempati ruang dan waktu
yang tidak terpisahkan oleh batas-batas administrasi. Kompleksitasnya yang dinamis
dipengaruhi oleh berbagai faktor baik alam ataupun kegiatan dan perilaku manusia di
dalamnya. Pengelolaan lingkungan menjadi kebutuhan agar sistem dalam lingkungan
tetap berlangsung secara selaras dan serasi.
Pengelolaan lingkungan hidup merupakan kewajiban dan tanggungjawab
bersama yaitu Pemerintah, dunia pendidikan, lembaga swadaya masyarakat, para pelaku
usaha dan masyarakat. Keterpaduan para pihak merupakan salah satu kunci
keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup. Dengan keterpaduan ini pula, maka konflik
kopentingan bisa dihindari karena masing-masing melakukan sesuai dengan porsinya.
Kondisi lingkungan saat ini merepresentasikan perpaduan dalam pengelolaan
lingkungan yang dilakukan oleh para pihak dalam merespon dampak negatif dari
berbagai aktivitas manusia, baik berupa pembangunan maupun pemanfaatan
sumberdaya alam. Keberhasilan ataupun kegagalan menggambarkan tepat tidaknya
dalam merespon suatu permasalahan, yang meliputi pencegahan, pengendalian dan
penanggulangan lingkungan. Dengan melalui program/ kegiatan pengelolaan
lingkungan yang tepat dalam merespon isu-isu strategis yang terjadi serta pembagian
peran yang adil dan merata para pemangku kepentingan, maka pengelolaan lingkungan
dapat berjalan dan berhasil dengan baik.
Dalam pengelolaan lingkungan hidup, tahapan-tahapan perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi perlu dilakukan secara berkala, berkesinambungan dan
berkelanjutan. Dokumen tertulis tentang hasil-hasil pelaksanaan kegiatan perlu dibuat
tidak hanya untuk kepentingan administrasi dan pertanggungjawaban publik, namun
juga digunakan sebagai bahan evaluasi. Hasil evaluasi selanjutnya dapat digunakan
sebagai masukan untuk pelaksanaan kegiatan tahun berikutnya.
Dengan telah berakhirnya pelaksanaan semua program/ kegiatan dengan
pembiayaan berasal dari Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Daerah
Istimewa Yogyakarta Tahun Anggaran 2015, yang tertuang dalam Dokumen
Pelaksanaan Anggaran - Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD) Nomor:
24/DPPA/2015, Tanggal: 22 Oktober 2015 Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun
Anggaran 2015, maka sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban publik tentang
efektifitas dan akuntabilitas Badan Lingkungan Hidup (BLH) DIY dalam melaksanakan
Dokumen Pelaksanaan Anggaran tersebut perlu menyusun Laporan Tahunan.
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
I-1
Laporan Tahunan ini dimaksudkan untuk melaksanakan amanat UndangUndang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik sekaligus untuk
memenuhi Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 7 Tahun 2008
tentang Organisasi dan Tatakerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah, Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Daerah Istimewa
Yogyakarta (Lembaran Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2008 Nomor 7).
Disamping itu untuk memberikan dokumen tertulis tentang hasil-hasil kegiatan
pengelolaan lingkungan hidup yang telah dilaksanakan oleh BLH DIY pada tahun 2015.
Tentunya laporan tahunan ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari siklus
pelaksanaan kegiatan yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan
pelaporan.
Dalam laporan tahunan ini, hal-hal yang dituangkan meliputi; kondisi organisasi
SKPD BLH DIY, sarana penunjang, hasil pelaksanaan kegiatan, penggunaan anggaran,
program kerja tahun 2015. Laporan tahunan ini dibuat mendasarkan pada laporan
pelaksanaan program/ kegiatan yang telah dibuat oleh masing-masing Sub Bidang dan
Sub Bagian di lingkungan BLH DIY yang bertanggung jawab terhadap pelaksanakan
kegiatan dimaksud.
1.2
Tujuan Penyusunan Laporan
Penyusunan Laporan Tahunan BLH DIY Tahun 2015 bertujuan:
 Melaporkan hasil pelaksanaan program/ kegiatan yang dilaksanakan dengan
sumber dana APBD DIY Tahun 2015;
 Memberikan gambaran proses pelaksanaan program/ kegiatan;
 Menyediakan informasi penting terkait pelaksanaa program/kegiatan tahun 2015.
1.3
Manfaat Penyusunan Laporan
Penyusunan Laporan Tahunan BLHDIY tahun 2015 ini adalah sebagai berikut:
 Sebagai bahan evaluasi pelaksanaan program/ kegiatan;
 Sebagai dokumen tertulis kepada berbagai pihak yang membutuhkan;
 Sebagai referensi pelaksanaan program/ kegiatan pengelolaan Lingkungan Hidup
di waktu mendatang.
1.4
Dasar Hukum
Peraturan perundangan yang menjadi dasar hukum atau landasan hukum
pelaksanaan kegiatan ini adalah sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1950, tentang Pembentukan Daerah Istimewa
Jojakarta, sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan UndangUndang Nomor 9 Tahun 1955;
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
I-2
3.
4.
5.
6.
7.
1.5
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang nomor 12 Tahun
2008;
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia Nomor 21 Tahun 2011;
Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 4 tahun 2007,
tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 11 Tahun
2008;
Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 10 Tahun 2014 tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun
Anggaran 2015;
Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 49 Tahun 2012 tentang
Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah;
Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 106 Tahun 2014 tentang
Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Daerah Istimewa
Yogyakarta Tahun Anggaran 2015.
Sistematika Penulisan
Laporan Tahunan Badan Lingkungan Hidup DIY Tahun 2015 disusun dengan
sistematika sebagai berikut:
a. Kata Pengantar
b. Daftar Isi
c. Bab I. Pendahuluan
d. Bab II. Kondisi Umum BLHDIY
e. Bab III. Program Kerja
f. Bab IV. Hasil Pelaksanaan Kegiatan
g. Bab V. Keuangan
h. Bab VI. Masalah Dan Solusi
i. Bab VII. Program Kerja Tahun 2016
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
I-3
BAB II
KONDISI UMUM BADAN LINGKUNGAN HIDUP DIY
2.1 Visi dan Misi
2.1.1 Visi Instansi
Filosofi yang mendasari pembangunan Daerah Istimewa Yogyakarta seperti
tercantum dalam RPJMD DIY tahun 2012 - 2017 adalah Hamemayu Hayuning
Bawana, sebagai cita-cita luhur untuk mewujudkan tata nilai kehidupan masyarakat
Yogyakarta berdasarkan nilai budaya daerah yang perlu dilestarikan dan dikembangkan.
Hamemayu Hayuning Bawono bermakna suatu filosofi kepemimpinan yang
selalu mengupayakan peningkatan kesejahtaraan rakyat dan mendorong terciptanya
sikap serta perilaku hidup individu yang menekankan keselarasan dan keserasian antara
sesama manusia, manusia dengan alam dan manusia dengan illahi dalam melaksanakan
hidup dan kehidupannya. Filosofi ini juga mengandung makna adanya kewajiban untuk
melindungi, memelihara, serta membina keselamatan dunia dan lebih mengedepankan
kepentingan masyarakat dari pada kepentingan pribadi maupun kelompok. Hamemayu
Hayuning Bawana bermakna sangat luas, karena Bawana sendiri dipahami sebagai yang
tangible dan intangible serta sebagai bawana alit dan bawana ageng. Dalam
pemahaman seperti itu, maka konsep ini memiliki kapasitas luas menjadi rujukan hidup
bermasyarakat baik bagi lingkungan keluarga, masyarakat maupun lingkungan yang
lebih luas (negara). Konsep ini mengandung makna adanya kewajiban untuk
melindungi, memelihara, serta membina keselamatan dunia dan lebih mengedepankan
kepentingan masyarakat dari pada kepentingan pribadi maupun kelompok.
Hakikat budaya adalah hasil cipta, rasa dan karsa yang diyakini masyarakat
sebagai sesuatu yang benar dan indah. Demikian pula budaya Ngayogyakarta
Hadiningrat, yang diyakini sebagai salah satu acuan dalam kehidupan bermasyarakat.
Secara filosofis, budaya Jawa, khususnya budaya Ngayogyakarta Hadiningrat dapat
digunakan sebagai sarana untuk mewujudkan masyarakat ayom, ayem, tata, tititentrem,
kertaraharja. Dengan perkataan lain, budaya tersebut akan bermuara pada kehidupan
masyarakat yang penuh dengan kedamaian, keamanan, keteraturan dan sejahtera.
Bertitik tolak dari dasar filosofi pembangunan daerah Daerah Istimewa
Yogyakarta seperti tersebut di atas, maka Badan Lingkungan Hidup DIY sesuai kondisi
pada saat ini, melakukan analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan dalam
lima tahun kedepan, tahapan dalam rencana pembangunan jangka panjang, dan aspekaspek potensial yang berkembang selama ini serta mempertimbangkan isu-isu
lingkungan hidup strategis dan perkembangan pengelolaan lingkungan hidup global
yang cukup pesat perlu diwujudkan suatu kondisi dinamis masyarakat yang maju,
namun tetap menjunjung tinggi nilai-nilai budaya yang adiluhung. Sehubungan dengan
hal tersebut serta memperhatikan visi yang hendak dicapai dalam RPJMD DIY tahun
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
II-1
2012 - 2017, maka rumusan visi Badan Lingkungan Hidup DIY yang ingin dicapai
selama lima tahun mendatang adalah sebagai berikut:
“Sebagai Institusi Yang Handal Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup Untuk
Mewujudkan Masyarakat DIY Berbudaya dan Berwawasan Lingkungan”
2.1.2 Misi Instansi
Misi Keempat RPJMD DIY adalah memantapkan prasarana dan sarana daerah
dalam upaya meningkatkan pelayanan publik dengan memperhatikan kelestarian
lingkungan dan kesesuaian tata ruang. Sedangkan misi yang akan dilaksanakan oleh
Badan Lingkungan Hidup DIY dalam kurun waktu 5 (lima) tahun adalah sebagai
berikut:
1. Meningkatkan profesionalisme, akuntabilitas, dan kapasitas Badan Lingkungan
Hidup Daerah Istimewa Yogyakarta dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
badan;
2. Meningkatan kualitas lingkungan hidup dan perlindungan sumber daya alam
melalui sinergisitas lintas pemangku kepentingan serta mengembankan budaya
kearifan lokal;
3. Menguatkan kapasitas, kepedulian dan partisipasi lintas pemangku kepentingan
dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang berkeadilan gender;
4. Memantapkan sarana prasarana dan akses informasi dalam perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup secara adil, merata dan berkualitas.
Setelah perubahan Renstra BLH DIY tahun 2012-2017 Misi yang akan
dilaksanakan Badan Lingkungan Hidup DIY adalah sebagai berikut: “Meningkatkan
Sinergisitas dan Efektifitas dalam Upaya Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup Serta
Meningkatkan Penyediaan Akses Data Dan Informasi Lingkungan Hidup”.
2.2 Struktur Organisasi
2.2.1 Susunan Organisasi
Dalam rangka pelaksanaan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2008 dan Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 7 Tahun 2007
tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Daerah Istimewa
Yogyakarta, telah ditetapkan Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 7
Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata kerja Inspektorat, Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Daerah
Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan Peraturan Daerah DIY Nomor 7 Tahun 2008 bahwa
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
II-2
kedudukan Badan Lingkungan Hidup
DIY sesuai dengan pembagian urusan
pemerintahan daerah dibidang lingkungan hidup adalah:
(1) Badan Lingkungan Hidup merupakan unsur pendukung tugas kepala Daerah di
bidang lingkungan hidup;
(2) Badan Lingkungan Hidup dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berkedudukan
di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah;
(3) Kepala Badan Lingkungan Hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diangkat
dan diberhentikan oleh Gubernur sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
2.2.2 Struktur organisasi Badan Lingkungan Hidup
Berdasarkan Peraturan Daerah DIY Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi
dan Tata kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis
Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Daerah Istimewa Yogyakarta yang didalamnya
termasuk Badan Lingkungan Hidup Daerah Istimewa Yogyakarta, maka susunan
struktur organisasi Badan Lingkungan Hidup Daerah Istimewa Yogyakarta, adalah
sebagai berikut:
a. Kepala
b. Sekretariat yang dipimpin oleh seorang sekretaris dan terdiri dari:
1). Subbagian Program, Data dan Teknologi Informasi
2). Subbagian Keuangan
3). Subbagian Umum
c. Bidang Pengembangan Kapasitas yang dipimpin oleh seorang kepala bidang dan
terdiri dari:
1). Subbidang Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan
Lingkungan
2). Subbidang Pengembangan Laboratorium Lingkungan
d. Bidang Pengendalian Perusakan dan Konservasi Lingkungan yang dipimpin oleh
Seorang kepala bidang dan terdiri dari:
1). Subbidang Pengendalian Perusakan Lingkungan
2). Subbidang Konservasi Lingkungan
e. Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan yang dipimpin oleh seorang kepala
bidang dan terdiri dari:
1). Subbidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan Udara.
2). Subbidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan Air dan Tanah serta
Bahan Berbahaya dan Beracun.
f. Bidang Penaatan dan Kajian Lingkungan yang dipimpin oleh seorang kepala
bidang dan terdiri dari:
1). Subbidang Penaatan Lingkungan
2). Subbidang Kajian Lingkungan
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
II-3
g. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok jabatan fungsional tertentu pada tahun 2011 sudah terisi 2 (dua) orang,
yaitu jabatan fungsional tertentu Pengendali Dampak Lingkungan. Kelompok
jabatan fungsional tertentu diperlukan untuk menampung personil-personil dengan
keahlian khusus antara lain PPNS dan PPLHD. Ketentuan-ketentuan yang dapat
digunakan dalam pembentukan kelompok jabatan fungsional tertentu sebagai
berikut:

Keputusan Presiden No. 100 Tahun 2004 tentang Tunjangan Jabatan
Fungsional.

Keputusan Bersama Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No.
47/KEP/MENPAAN/8/2002 tentang jabatan Fungsional Pengendali
Dampak Lingkungan dan Angka Kreditnya.

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 145 Tahun 2004 tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengendali Dampak
Lingkungan dan Angka Kreditnya.
Keputusan Menteri Negara lingkungan Hidup No. 146 Tahun 2004 tentang
Pedoman Kualifikasi Pendidikan Untuk Jabatan Fungsional Pengendali
Dampak Lingkungan.




Keputusan Menteri Negara lingkungan Hidup No. 147 Tahun 2004 tentang
Kode Etik Profesi Pengendali Dampak Lingkungan.
Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara No. 62 Tahun 2004 tentang
Tata Cara Permintaan, Pemberian, dan Penghentian Tunjangan Jabatan
Fungsional Pengendali Dampak Lingkungan.
Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta No. 68 Tahun 2008
tentang Jenis dan Kebutuhan Jabatan Fungsional Tertentu.
2.3. Tugas Pokok dan Fungsi
Dalam Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 7 Tahun 2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga
Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Daerah Istimewa Yogyakarta yang
didalamnya termasuk Badan Lingkungan Hidup Daerah Istimewa Yogyakarta,
ditetapkan bahwa tugas pokok BLH DIY adalah melaksanakan penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan daerah di bidang lingkungan hidup. Untuk melaksanakan tugas
tersebut BLH DIY mempunyai fungsi:
1. Penyusunan program di bidang lingkungan hidup;
2. Perumusan kebijakan teknis di bidang lingkungan hidup;
3. Pengendalian pencemaran dan/ kerusakan lingkungan, pemulihan kualitas
lingkungan hidup, konservasi lingkungan;
4. Penyelenggaraan pembinaan pengendalian lingkungan;
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
II-4
5.
6.
7.
8.
Penyelenggaraan koordinasi perijinan bidang lingkungan hidup;
Penyelenggaraan kajian dan penataan lingkungan;
Pembinaan dan pengembangan laboratorium lingkungan hidup;
Pemberian fasilitasi penyelenggaraan pengendalian lingkungan hidup Pemerintah
kabupaten/ kota;
9. Pemberdayaan sumberdaya dan mitra kerja di bidang lingkungan hidup;
10. Penyelenggaraan kegiatan ketatausahaan;
11. Pelaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
2.4. Tugas dan Fungsi Sekretariat dan Bidang
Tugas dan fungsi BLH didistribusikan ke seluruh unit kerja (Sekretariat dan
Bidang) sebagai berikut:
a. Sekretariat
Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan penyusunan program,
pengelolaan data dan sistem informasi, ketatausahaan, monitoring, evaluasi dan
pelaporan Badan. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Sekretariat mempunyai
fungsi:
a. Penyusunan program Sekretariat;
b. Penyusunan program Badan;
c. Koordinasi dan fasilitasi perumusan kebijakan teknis bidang lingkungan
hidup;
d. Penyelenggaraan urusan kearsipan, kerumahtanggaan, kehumasan,
kepustakaan, serta efisiensi dan tatalaksana Badan;
e. Penyelenggaraan administrasi kepegawaian Badan;
f. Pengelolaan keuangan dan barang Badan;
g. Pengelolaan data dan pengembangan sistem informasi;
h. Penyelenggaraan monitoring dan evaluasi program Badan;
i. Fasilitasi pengembangan kerjasama teknis;
j. Evaluasi dan penyusunan laporan program Sekretariat;
k. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai tugas dan fungsinya.
Tugas dan fungsi Sekretariat didistribusikan ke seluruh Subbag yang ada
dibawah Sekretariat sebagai berikut:
a) Subbagian Program, Data dan Teknologi Informasi
Subbagian Program, Data dan Teknologi Informasi mempunyai tugas
penyiapan bahan penyusunan dan evaluasi program, pengembangan data dan
sistem teknologi informasi. Untuk pelaksanaan tugas tersebut, Subbagian
Program, Data dan Teknologi Informasi mempunyai fungsi:
a. Penyusunan program Subbagian Program, Data dan Teknologi Informasi;
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
II-5
b. Penyusunan program Badan;
c. Pengelolaan data, pelayanan informasi dan pengembangan sistem
informasi;
d. Penyiapan bahan fasilitasi pengembangan kerjasama teknis;
e. Pengendalian, monitoring dan evaluasi program Badan;
f. Penyusunan laporan program Badan;
g. Pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan program Subbagian
Program, Data dan Teknologi Informasi.
b) Subbagian Keuangan
Subbagian Keuangan mempunyai tugas mengelola keuangan Badan.
Untuk pelaksanaan tugas tersebut Subbagian Keuangan mempunyai fungsi:
a. Penyusunan program Subbagian Keuangan;
b. Penyusunan rencana anggaran Badan;
c. Pelaksanaan perbendaharaan keuangan Badan;
d. Pelaksanaan akuntansi keuangan Badan;
e. Pelaksanaan verifikasi anggaran Badan;
f. Penyusunan pertanggungjawaban anggaran Badan;
g. Pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan program Subbagian
Keuangan.
c) Subbagian Umum
Subbagian Umum mempunyai tugas melaksanakan kearsipan, kerumah
tanggaan, pengelolaan barang, kepegawaian, kehumasan, kepustakaan, efisiensi
dan tatalaksana Badan. Untuk melaksanakan tugas tersebut Subbagian Umum
mempunyai fungsi:
a. Penyusunan program Subbagian Umum;
b. Pengelolaan kearsipan;
c. Penyelenggaraan kerumahtanggaan Badan;
d. Pengelolaan barang Badan;
e. Pengelolaan data kepegawaian Badan;
f. Penyiapan bahan mutasi pegawai Badan;
g. Penyiapan kesejahteraan pegawai Badan;
h. Penyiapan bahan pembinaan pegawai Badan;
i. Penyelenggaraan kehumasan Badan;
j. Pengelolaan kepustakaan Badan;
k. Penyiapan bahan efisiensi dan tatalaksana Badan;
l. Evaluasi dan penyusunan laporan program Subbagian Umum.
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
II-6
b. Bidang Pengembangan Kapasitas
Bidang Pengembangan Kapasitas mempunyai tugas melaksanakan
pengembangan Kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan Kelembagaan bidang
lingkungan hidup serta pengembangan kapasitas laboratorium lingkungan.
Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bidang Pengembangan Kapasitas
mempunyai fungsi:
a. Penyusunan program Bidang Pengembangan Kapasitas;
b. Penyusunan bahan kebijakan teknis pengembangan dan penyelenggaraan
pembinaan/ peningkatan kapasitas SDM, kelembagaan dan laboratorium
bidang lingkungan hidup;
c. Pengelolaan data SDM dan kelembagaan serta laboratorium lingkungan
hidup;
d. Pembinaan dan fasilitasi pengembangan kapasitas sumber daya manusia dan
kelembagaan lingkungan hidup serta pengembangan laboratorium
lingkungan;
e. Fasilitasi pengelolaan dan pelestarian fungsi lingkungan hidup;
f. Evaluasi dan monitoring pengelolaan laboratorium lingkungan;
g. Pelaksanaan fasilitasi pengembangan teknologi berwawasan lingkungan;
h. Pembinaan dan pemantauan pelaksanaan konvensi internasional dan protokol;
i. Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan program program Bidang
Pengembangan Kapasitas;
j. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Tugas dan fungsi Bidang Pengembangan Kapasitas didistribusikan ke seluruh
Subbidang yang ada dibawah Bidang Pengembangan Kapasitas sebagai berikut:
a) Subbidang Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan
Lingkungan
Subbidang Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan
Lingkungan mempunyai tugas melaksanakan pengembangan sumberdaya
manusia di bidang lingkungan hidup serta pemberdayaan dan fasilitasi
organisasi/ lembaga masyarakat yang bergerak di bidang lingkungan hidup.
Untuk melaksanakan tugas tersebut, Subbidang Pengembangan Sumber Daya
Manusia dan Kelembagaan Lingkungan mempunyai fungsi:
a. Penyusunan program Subbidang Pengembangan Sumber Daya Manusia
dan Kelembagaan Lingkungan;
b. Pembinaan dan pengawasan penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI)
dan standar kompetensi personil di bidang pengelolaan lingkungan hidup;
c. Pembinaan dan pengembangan kapasitas dan kelembagaan lingkungan
hidup;
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
II-7
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Penyiapan bahan fasilitasi pengembangan kapasitas dan kelembagaan
lingkungan hidup;
Pelaksanaan pembinaan dan peningkatan partisipasi masyarakat dalam
pengelolaan lingkungan hidup;
Pengendalian pelaksanaan perjanjian internasional di bidang pengendalian
dampak lingkungan;
Penyiapan bahan kebijakan penerapan instrumen ekonomi pengelolaan
lingkungan hidup;
Penyiapan bahan pembinaan dan pengawasan penerapan sistem
manajemen lingkungan hidup;
Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan program Subbidang
Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan Lingkungan
Hidup.
b) Subbidang Pengembangan Laboratorium Lingkungan.
Subbidang Pengembangan Laboratorium Lingkungan mempunyai tugas
melaksanakan pembinaan dan pengembangan laboratorium lingkungan hidup.
Untuk melaksanakan tugas tersebut, Subbidang Pengembangan Laboratorium
Lingkungan mempunyai fungsi:
a. Penyusunan
program
Subbidang Pengembangan
Laboratorium
Lingkungan;
b. Penyiapan bahan penyusunan kebijaksanaan teknis pengembangan
laboratorium lingkungan hidup;
c. Penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan terhadap laboratorium
lingkungan hidup;
d. Penyiapan bahan rekomendasi laboratorium lingkungan hidup;
e. Pelaksanaan pembinaan pemanfaatan dan pengelolaan laboratorium
lingkungan hidup;
f. Penyiapan bahan pembinaan dan pengendalian pelaksanaan perjanjian
internasional di bidang pengendalian dampak lingkungan hidup;
g. Pelaksanaan fasilitasi pengembangan teknologi berwawasan lingkungan;
h. Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan program Subbidang
Pengembangan Laboratorium Lingkungan.
c. Bidang Pengendalian Perusakan dan Konservasi Lingkungan
Bidang Pengendalian Perusakan dan Konservasi Lingkungan mempunyai
tugas melaksanakan pengendalian perusakan dan konservasi lingkungan. Untuk
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
II-8
melaksanakan tugas tersebut, Bidang Pengendalian Perusakan dan Konservasi
Lingkungan mempunyai fungsi:
a. Penyusunan program Bidang Pengendalian Perusakan dan Konservasi
Lingkungan;
b. Penyusunan bahan penetapan kriteria baku kerusakan lingkungan;
c. Penyusunan bahan kebijakan teknis pengendalian perusakan dan konservasi
lingkungan;
d. Pembinaan dan pengendalian perusakan dan konservasi lingkungan;
e. Monitoring dan evaluasi pengendalian perusakan serta konservasi
lingkungan;
f. Pengendalian pelaksanaan perjanjian internasional di bidang konservasi
sumber daya alam;
g. Penyiapan bahan pembinaan dan pengendalian pelaksanaan konvensi
internasional dan protokol;
h. Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan program Bidang Pengendalian
Perusakan dan Konservasi Lingkungan;
i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Tugas dan fungsi Bidang Pengendalian Perusakan dan Konservasi
Lingkungan didistribusikan ke seluruh Subbidang yang ada di bawah Bidang
Pengendalian Perusakan dan Konservasi Lingkungan sebagai berikut:
a) Subbidang Pengendalian Perusakan Lingkungan
Subbidang Pengendalian Perusakan Lingkungan mempunyai tugas
melaksanakan pengendalian kerusakan lingkungan. Untuk melaksanakan tugas
tersebut, Subbidang Pengendalian Perusakan Lingkungan mempunyai fungsi:
a. Penyusunan program Subbidang Pengendalian Perusakan Lingkungan;
b. Penyiapan bahan kebijakan teknis pengendalian dan evaluasi kerusakan
lingkungan;
c. Penyiapan bahan penetapan kriteria baku kerusakan lingkungan pesisir dan
laut, kerusakan lingkungan akibat kebakaran hutan dan/ atau lahan, serta
akibat kegiatan produksi biomassa;
d. Penyiapan bahan pembinaan dan pelaksanaan pengendalian kerusakan
lingkungan;
e. Penyelenggaraan pelayanan pengendalian kerusakan lingkungan;
f. Pemantauan dan pengendalian pelaksanaan perjanjian internasional di
bidang pengendalian dampak lingkungan;
g. Penyiapan bahan pembinaan dan pengendalian pelaksanaan konvensi
internasional dan protokol;
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
II-9
h.
i.
j.
k.
Penyiapan bahan koordinasi penanggulangan kebakaran hutan dan/ atau
lahan;
Pelaksanaan pengaturan pengendalian kerusakan wilayah pesisir dan laut;
Pelaksanaan pelayanan penunjang terhadap penyelenggaraan pengendalian
kerusakan lingkungan oleh satuan kerja pemerintah daerah;
Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan program Subbidang
Pengendalian Kerusakan Lingkungan.
b) Subbidang Konservasi Lingkungan
Subbidang Konservasi Lingkungan mempunyai tugas melaksanakan
Konservasi Lingkungan. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Subbidang
Konservasi Lingkungan mempunyai fungsi:
a. Penyusunan program Subbidang Konservasi Lingkungan;
b. Penyiapan bahan penyusunan kebijaksanaan teknis konservasi dan
pemanfaatan sumber daya alam;
c. Penyiapan bahan pembinaan dan pelaksanaan konservasi dan
pemanfaatan sumber daya alam;
d. Penyiapan bahan penetapan lokasi konservasi sumber daya alam;
e. Pengendalian pelaksanaan perjanjian internasional di bidang konservasi
sumberdaya alam;
f. Penyiapan bahan pembinaan dan pengendalian pelaksanaan konvensi
internasional dan protokol;
g. Pengendalian dan evaluasi pelaksanaan konservasi sumber daya alam;
h. Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan program Subbidang
Konservasi Lingkungan.
d. Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan
Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan mempunyai tugas
melaksanakan pengendalian pencemaran udara, air, tanah serta Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3). Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bidang Pengendalian
Pencemaran Lingkungan mempunyai fungsi:
a. Penyusunan program Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan;
b. Penyusunan kebijakan teknis pengendalian pencemaran lingkungan;
c. Pembinaan dan pengendalian pencemaran udara, air, tanah dan B3;
d. Penyiapan bahan pembinaan dan pengendalian pelaksanaan konvensi
internasional dan protokol;
e. Pembinaan dan pengendalian pelaksanaan konvensi internasional dan
protokol;
f. Pemberian rekomendasi perizinan dalam rangka pengendalian pencemaran
lingkungan;
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
II-10
g.
h.
Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan program Bidang Pengendalian
Pencemaran Lingkungan;
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Tugas dan fungsi Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan
didistribusikan ke seluruh Subbidang yang ada di bawah Bidang Pengendalian
Pencemaran Lingkungan sebagai berikut:
a) Subbidang Pengendalian Pencemaran Udara
Subbidang Pengendalian Pencemaran Udara mempunyai tugas
melaksanakan pengendalian pencemaran udara. Untuk melaksanakan tugas
tersebut, Subbidang Pengendalian Pencemaran Udara mempunyai fungsi:
a. Penyusunan program Subbidang Pengendalian Pencemaran Udara;
b. Penyiapan bahan penetapan dan penyusunan kebijakan teknis serta
pedoman pengendalian pencemaran udara;
c. Penyiapan bahan pembinaan, pengendalian dan evaluasi pencemaran
udara;
d. Pelaksanaan pemantauan dampak deposisi asam;
e. Penyiapan bahan pengendalian pelaksanaan perjanjian internasional di
bidang pengendalian dampak lingkungan;
f. Penyiapan bahan pembinaan dan pengendalian pelaksanaan konvensi
internasional dan protokol;
g. Penyiapan bahan rekomendasi izin lembaga pengujian emisi;
h. Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan program Subbidang
Pengendalian Pencemaran Udara.
b) Subbidang Pengendalian Pencemaran Air dan Tanah serta Bahan Berbahaya dan
Beracun
Subbidang Pengendalian Pencemaran Air dan Tanah serta Bahan
Berbahaya dan Beracun mempunyai tugas melaksanakan pengendalian
pencemaran air, tanah serta Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Untuk
melaksanakan tugas tersebut, Subbidang Pengendalian Pencemaran Air dan
Tanah serta Bahan Berbahaya dan Beracun mempunyai fungsi :
a. Penyusunan program Subbidang Pengendalian Pencemaran Air dan Tanah
serta Bahan Berbahaya dan Beracun;
b. Penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis dan pedoman pengendalian
pencemaran air, tanah, B3 serta wilayah pesisir dan laut;
c. Penyiapan bahan pembinaan, pengendalian, evaluasi kualitas lingkungan
dan pencemaran air, tanah, B3 serta wilayah pesisir dan laut;
d. Pelaksanaan pengendalian dan evaluasi kualitas air dan tanah;
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
II-11
e.
f.
g.
h.
i.
j.
Penyiapan bahan pembinaan dan evaluasi pelaksanaan pemberian izin
pembuangan limbah cair;
Penyiapan bahan pembinaan pelaksanaan pengelolaan B3;
Penyiapan bahan pemberian izin dan rekomendasi ijin pengumpulan
limbah B3 kecuali minyak pelumas dan oli bekas;
Penyiapan bahan pengendalian pelaksanaan perjanjian internasional di
bidang pengendalian Pencemaran Air dan Tanah serta B3;
Penyiapan bahan pembinaan dan pengendalian pelaksanaan konvensi
internasional dan protokol;
Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan program Subbidang
Pengendalian Pencemaran Air dan Tanah serta Bahan Berbahaya dan
Beracun.
e. Bidang Penaatan dan Kajian Lingkungan
Bidang Penaatan dan Kajian Lingkungan mempunyai tugas melaksanakan
penaatan hukum dan kajian lingkungan. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bidang
Penaatan dan Kajian Lingkungan mempunyai fungsi:
a. Penyusunan program Bidang Penaatan dan Kajian Lingkungan;
b. Penyusunan bahan kebijakan penaatan dan kajian lingkungan;
c. Pelaksanaan koordinasi penilaian dokumen Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL), menanggapi Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)
- Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) serta menilai Dokumen Pengelolaan
dan Pemantauan Lingkungan (DPPL) sesuai norma, standar, prosedur dan
kriteria yang ditetapkan;
d. Pembinaan dan pengawasan pelaksanaan penaatan hukum dan kajian
lingkungan;
e. Pengendalian pelaksanaan perjanjian internasional di bidang pengendalian
dampak lingkungan;
f. Pembinaan, pemantauan dan pengawasan pelaksanaan dokumen pengelolaan
lingkungan;
g. Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan program Bidang Penaatan dan
Kajian Lingkungan;
h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
II-12
Tugas dan fungsi Bidang Penaatan dan Kajian Lingkungan didistribusikan ke
seluruh Subbidang yang ada di bawah Bidang Pengendalian Penaatan dan kajian
Lingkungan sebagai berikut:
a) Subbidang Penaatan Lingkungan
Subbidang Penaatan Lingkungan mempunyai tugas melaksanakan
pembinaan dan fasilitasi penaatan lingkungan. Untuk melaksanakan tugas
tersebut, Subbidang Penaatan Lingkungan mempunyai fungsi:
a. Penyusunan program Subbidang Penaatan Lingkungan;
b. Penyiapan bahan penyusunan kebijakan dan pedoman teknis penaatan
lingkungan;
c. Pelaksanaan pengawasan sistem tanggap darurat pencemaran/kerusakan
lingkungan;
d. Penyiapan bahan pembinaan dan pelaksanaan pengawasan lingkungan
hidup;
e. Penyiapan bahan pelaksanaan penyelesaian kasus lingkungan;
f. Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan program Subbidang
Penaatan Lingkungan.
b) Subbidang Kajian Lingkungan
Subbidang Kajian Lingkungan mempunyai tugas melaksanakan
pengkajian lingkungan hidup. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Subbidang
Kajian Lingkungan mempunyai fungsi:
a. Penyusunan program Subbidang Kajian Lingkungan;
b. Penyiapan bahan penyusunan kebijakan dan pedoman teknis pengkajian
lingkungan hidup;
c. Penyiapan bahan pengkajian lingkungan;
d. Penyiapan bahan penyelenggaraan penilaian dokumen lingkungan hidup;
e. Pembinaan dan evaluasi pelaksanaan dokumen lingkungan hidup;
f. Penyiapan bahan pelaksanaan pemberian lisensi komisi AMDAL
kabupaten/ kota;
g. Pengendalian pelaksanaan perjanjian internasional di bidang pengendalian
dampak lingkungan.
2.5. Kepegawaian
Pegawai Badan Lingkungan Hidup Daerah Istimewa Yogyakarta terhitung
sampai dengan 31 Desember 2015 berjumlah 58 orang, dengan rincian 30 orang
pegawai laki-laki dan 28 orang pegawai perempuan. Apabila dibandingkan dengan
jumlah pegawai BLH DIY tahun 2014 mengalami kenaikan.
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
II-13
Adapun jumlah pegawai BLH DIY dilihat dari tingkat pendidikannya, sebagai
berikut:
No
1.
2.
3.
3.
4.
5.
6.
Uraian
Pendidikan Pasca Sarjana (S2)
Pendidikan Sarjana (S1)
Pendidikan Sarjana non Gelar / D4
Pendidikan Sarjana Muda/ D3
Pendidikan SLTA
Pendidikan SLTP
Pendidikan SD
Jumlah
Tahun 2014
14 orang
26 orang
0 orang
1 orang
12 orang
0 orang
2 orang
55 orang
Tahun 2015
13 orang
28 orang
3 orang
0 orang
12 orang
0 orang
2 orang
58 orang
Berdasarkan kualifikasi pendidikan tersebut, pegawai yang menduduki jabatan
sebagai Kepala Instansi, Sekretaris, Kepala Bidang/ Ka Subbidang, Ka Subbagian, ratarata memiliki pendidikan S1 dan S2. Kondisi tersebut dilihat dari kualitasnya cukup
memadai, dan untuk meningkatkan kualitas kemampuan teknis bidang lingkungan
hidup, BLH DIY telah mengikut sertakan sejumlah pegawai dalam diklat teknis seperti
kursus AMDAL, Audit Lingkungan dan PPNS/ PPLHD. Dengan demikian kualitas
pegawai BLH DIY baik staf maupun pejabatnya memiliki kemampuan yang memadai
dalam menangani pengelolaan lingkungan hidup di DIY.
Jumlah pegawai BLH DIY sampai dengan 31 Desember 2015 dilihat dari
pangkat dan golongannya, sebagai berikut:
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Uraian
Pembina Utama Muda - IV/c
Pembina Tk. I - IV/b
Pembina - IV/a
Penata Tk. I - III/d
Penata - III/c
Penata Muda Tk.I - III/b
Penata Muda - III/a
Pengatur Tk.I - II/d
Pengatur - II/c
Pengatur Muda Tk.I - II/b
Pengatur Muda - II/a
Juru Tk. I - I/d
Juru - I/c
Juru Muda Tk. I - I/b
Juru Muda - I/a
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
Tahun 2014
1 orang
4 orang
6 orang
12 orang
4 orang
13 orang
10 orang
1 orang
1 orang
0 orang
0 orang
0 orang
0 orang
0 orang
1 orang
Tahun 2015
1 orang
4 orang
5 orang
14 orang
3 orang
19 orang
9 orang
0 orang
1 orang
0 orang
0 orang
0 orang
1 orang
0 orang
1 orang
II-14
Jumlah jabatan berdasarkan eselonisasi dan jabatan fungsional BLH DIY
sebagai berikut:
No
1.
2.
3.
4.
5.
Uraian
Eselon II
Eselon III
Eselon IV
Jabatan Fungsional Umum
Jabatan Fungsional Tertentu
Jumlah
Tahun 2014
1 orang
5 orang
11 orang
36 orang
2 orang
55 orang
Tahun 2015
1 orang
5 orang
11 orang
35 orang
2 orang
54 orang
Berdasarkan jumlah formasi jabatan, BLH DIY memiliki 17 jabatan struktural,
dan formasi jabatan tersebut sampai dengan 31 Desember 2015 semuanya terisi. Untuk
jabatan fungsional tertentu yaitu jabatan fungsional pengendali dampak lingkungan
telah diangkat 2 orang personil, sebagai berikut:
1. Nama
: Cahyadi Imran, ST, MT
NIP
: 19731027 199903 1 005
Pangkat/Gol
: Penata Tk. I - III/d
Jabatan
: Jabatan Fungsional PEDAL Tingkat Ahli Muda
2. Nama
: CahyaniAlfiah, SSi, MSc
NIP
: 19740404 199903 2 009
Pangkat/Gol
: Penata Tk. I - III/d
Jabatan
: Jabatan Fungsional PEDAL Tingkat Ahli Muda
2.6. Sarana dan Prasarana
a. Kantor
Luas tanah kantor Badan Lingkungan Hidup (BLH) DIY 1.156 m². Bangunan kantor
tiga lantai yang dipergunakan untuk ruang kerja, 3 ruang rapat, 1 ruang aula, 1 ruang
perpustakaan, 1 ruang laboratorium lingkungan, 1 kantin, 1 mushola, dan sarana
pendukung lainnya.
b. Perpustakaan
Perpustakaan 1 unit yang mengkoleksi 790 judul buku yang berhubungan dengan
lingkungan hidup, dokumen Amdal, peraturan perundangan dan laporan yang
berkaitan dengan lingkungan hidup.
c. Peralatan Kantor
Untuk operasional BLH DIY, peralatan mebeleur yang dimiliki sudah cukup
memadai. Sarana unit Desktop komputer PC yang tersedia sebanyak hanya 30 unit.
Selain itu BLH DIY memiliki 15 unit notebook/ laptop, 4 (empat) buah LCD
proyektor, 4 (empat) unit over head proyektor, dan 4 (empat) buah screen proyektor,
21 (dua puluh satu) unit printer, 6 (enam) unit kamera digital, dan 46 (empat puluh
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
II-15
enam) unit air conditioner (AC) yang seluruhnya dalam kondisi layak pakai. Untuk
meningkatkan keamanan di lingkungan kantor BLH, telah dipasang CCTV sebanyak
20 (dua puluh) buah di titik-titik yang representatif. Dalam rangka mendukung dan
meningkatkan kinerja pengelolaan arsip, di BLH DIY telah tersedia 20 (dua puluh)
buah rak arsip dan 39 (tiga puluh sembilan) filling cabinet hasil pengadaan hingga
tahun 2015. Untuk mengoptimalkan kinerja, BLH DIY masih memerlukan perangkat
komputer, laptop, LCD proyektor, dan mesin ketik.
d. Peralatan Laboratorium
BLH DIY mempunyai satu ruang laboratorium yang dilengkapi dengan berbagai
peralatan untuk melakukan pemantauan kualitas lingkungan terutama analisis
kualitas air (sungai dan sumur) khususnya untuk parameter lapangan (pH, DHL,
TDS, chlor bebas, suhu) dan alat spectrofotometer untuk menguji parameter logamlogam yang ada di air sungai, sumur, dan air limbah. Pada tahun 2013, laboratorium
BLH DIY memiliki 1 unit alat Intinger (pengukur kualitas udara) dan 1 unit AAS
(spectrofotometri serapan atom) untuk mengukur kualitas air dengan hasil yang lebih
akurat. Pada tahun 2015, Laboratorium melengkapi peralatan untuk menunjang uji
kualitas air, yaitu 1 unit COD reaktor sebagai pemanas sampel uji COD. Untuk
melengkapi alat AAS, dibeli tabung gas acetylen beserta isinya sebagai cadangan
bahan bakar. Peralatan tambahan lain untuk kelancaran kerja di laboratorium adalah
1 unit kompor listrik, 1 set anak timbangan, 1 buah mikropipet, dan 1 unit laptop
spektro dan printer yang disambungkan pada alat spektrofotometer. Peralatan
pengujian di laboratorium saat ini sudah cukup memadai namun masih perlu
dioptimalkan lagi dengan fasilitas uji mikrobiologi. Saat ini tenaga uji laboratorium
(analis) masih menggunakan tenaga outsourcing dengan sistem kontrak, hal ini
menyebabkan laboratorium belum dapat beroperasional secara optimal. Kedepan
perlu adanya penambahan ruangan, peralatan laboratorium, penambahan personil
analis sekaligus peningkatan kapasitas personil yang ada.
e. Kendaraan
Sampai akhir Desember 2015 BLH DIY memiliki 10 (sepuluh) mobil atau kendaraan
roda empat dan 9 (sembilan) kendaraan roda 2. Seluruh kendaraan tersebut dalam
kondisi layak pakai. Meskipun demikian kondisi alat transportasi yang dimiliki oleh
BLH DIY masih kurang mencukupi kebutuhan operasional BLH DIY, karena BLH
DIY membutuhkan jumlah kendaraan yang cukup dan layak untuk melakukan
kegiatan seperti pemantauan kualitas lingkungan, koordinasi ke kabupaten/ kota,
pengawasan lingkungan maupun pembinaan ke kabupaten/ kota. Untuk kelancaran
operasional maka kendaraan dibutuhkan dalam kondisi yang layak jalan, seperti AC,
mesin, ban serep, dan lain-lain.
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
II-16
f. Aset Sarana dan Prasarana
Aset tetap Badan Lingkungan Hidup Daerah Istimewa Yogyakarta terhitung sampai
dengan 31 Desember 2015, sejumlah Rp. 6.229.591.691,42 secara rinci sebagai
berikut:
Tahun 2014
N
o
Uraian
Nama Barang
1
2
Tahun 2015
Jumlah
Barang
Nilai Aset (Rp.)
Jumlah
Barang
Nilai Aset
(Rp.)
3
1
4
1.392.000.000,00
5
1
6
1.392.000.000,00
1.704
4.844.440.520,00
1.668
6.125.231.435,00
1.
Tanah
2.
Peralatan dan Mesin
3.
Gedung dan Bangunan
2
2.078.597.993,00
2
2.290.332.993,00
4.
Jalan, Jaringan dan Instalasi
2
95.375.000,00
2
95.375.000,00
5.
6.
Aset tetap lainnya
Konstruksi Dalam
Pengerjaan
Akumulasi Penyusutan
538
135.023.750,00
623
145.023.750,00
7.
JUMLAH
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
0
0
0
(3.605.732.051,58)
8.545.437.263,00
6.229.591.691,42
II-17
BAB III
KEBIJAKAN DAN PROGRAM KERJA
3.1 Kebijakan
3.1.1 Strategi
Untuk mewujudkan pencapaian visi, misi serta tujuan yang ditetapkan dalam
dokumen Rencana Srategis (Renstra) Tahun 2012 - 2017 BLH DIY, maka upaya
pencapaiannya dijabarkan secara melalui perumusan strategi sebagai berikut:
 Strategi Misi 1:
Meningkatkan profesionalisme, akuntabilitas dan kapasitas Badan
Lingkungan Hidup Daerah Istimewa Yogyakarta dalam pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi badan:
1. Pengembangan potensi sumber daya manusia Badan Lingkungan
Hidup;
2. Penambahan jumlah sumber daya manusia serta sarana dan prasarana
untuk meningkatkan kinerja Badan Lingkungan Hidup;
3. Peningkatan peran Badan Lingkungan Hidup dalam mengoptimalkan
peran para pemangku kepentingan dalam upaya peningkatan kualitas
lingkungan hidup dan sumber daya alam;
4. Peningkatan jejaring kerja lintas sektor dan lintas pemangku kepentingan
dalam mengoptimalkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi badan;
5. Peningkatan peran BLH DIY dalam mengoptimalkan peran pemangku
kepentingan dalam upaya pengendalian pencemaran air sungai.

Strategi Misi 2:
Meningkatan kualitas lingkungan hidup dan perlindungan sumber daya
alam melalui sinergisitas lintas pemangku kepentingan serta mengembangan
budaya kearifan lokal:
1. Pengoptimalan pemanfatan potensi SDM untuk meningkatkan komitmen
para pemangku kepentingan dalam peningkatan kualitas lingkungan
hidup dan sumber daya alam;
2. Peningkatan kerjasama dengan para pemangku kepentingan dalam
pengelolaan lingkungan hidup dan sumber daya alam;
3. Fasilitasi pembentukan kader lingkungan;
4. Fasilitasi pembentukan kampung hijau dan mendorong kader lingkungan
hidup lokal sebagai motivator;
5. Mendorong dan fasilitasi konservasi air tanah di daerah resapan;
6. Peningkatan kerjasama pengelolaan Taman KEHATI dengan kabupaten/
kota;
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
III-1
7.
8.
9.
Peningkatan peran para pemangku kepentingan dalam pengendalian
pencemaran udara;
Rehabilitasi kerusakan lahan berbasis masyarakat;
Peningkatan efektifias penegakan hukum terhadap pelanggaran regulasi
di bidang lingkungan hidup dan sumber daya alam.

Strategi Misi 3:
Menguatkan kapasitas, kepedulian dan partisipasi lintas pemangku
kepentingan dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang
berkeadilan gender adalah:
1. Pengembangan kebijakan operasional untuk memanfaatkan kearifan
lokal dalam pengelolaan lingkungan;
2. Peningkatan sarana dan prasarana lingkungan untuk mewujudkan DIY
sebagai tujuan wisata dan pusat pendidikan terkemuka;
3. Fasilitasi Pembentukan Kelompok pengelola sampah mandiri di tingkat
komunitas;
4. Meningkatkan pengelolaan sampah dengan konsep 3R (Reduce, Reuse,
Recycle) berbasis masyarakat;
5. Pembinaan dan penaatan hukum lingkungan bagi para pelaku usaha/
kegiatan;
6. Peningkatan pembinaan kepada para pelaku penambangan dan
mengintensifkan monitoring pelaksanaan dokumen lingkungan (UKL/
UPL/ AMDAL/ RKL/ RPL).

Strategi Misi 4:
Memantapkan sarana prasarana dan akses informasi dalam
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup secara adil, merata dan
berkualitas:
1. Peningkatan peran mitra kerja untuk mengatasi keterbatasan basis data;
2. Peningkatan perangkat keras dan lunak dalam pengelolaan lingkungan
hidup;
3. Peningkatan pengelolaan data dan informasi lingkungan hidup;
4. Peningkatan kemudahan akses informasi kepada publik secara lebih
luas;
5. Peningkatan penggunaan berbagai media publikasi dalam penyampaian
data dan informasi lingkungan hidup;
6. Peningkatan peraturan perundangan terkait lingkungan hidup;
7. Peningkatan instrumen pendukung pengelolaan dan perlindungan
lingkungan hidup.
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
III-2
3.1.2 Arah Kebijakan
Penyusunan arah kebijakan Badan Lingkungan Hidup DIY 2012 - 2017
dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup mendasarkan pada
Kebijakan dari misi ke empat (memantapkan prasarana dan sarana daerah dalam
upaya meningkatkan pelayanan publik dengan memperhatikan kelestarian
lingkungan dan kesesuaian tata ruang) dalam RPJMD DIY 2012 - 2017 telah
dijabarkan menjadi 4 misi BLH DIY.
Adapun arah Kebijakan dari masing-masing misi adalah sebagai berikut:

Arah Kebijakan Misi I:
1. Meningkatkan kapasitas SDM para pegawai;
2. Meningkatkan sarana dan prasarana operasional badan;
3. Meningkatkan jumlah personil yang diperlukan;
4. Meningkatkan jejaring kerja dalam mengoptimalkan pelaksanaan tugas
dan fungsi badan;
5. Mengikuti kemajuan dan perkembangan metode, teknik, peralatan dan
pengetahuan dalam melaksanakan tugas dan fungsi badan.

Arah Kebijakan Misi II:
1. Meningkatkan kualitas lingkungan melalui Program Pengendalian
Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup;
2. Meningkatkan peran serta para pemangku kepentingan dalam pengelolaan
sumber daya alam dan lingkungan hidup;
3. Meningkatkan pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kawasan
Perkotaan;
4. Mendorong pemanfaatan lingkungan hidup yang harmoni dengan daya
dukung dan daya tampungnya;
5. Mendorong pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksanan;
6. Meningkatkan efektifitas perlindungan sumber daya alam dan fungsi
lingkungan;
7. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup secara berkelanjutan;
8. Meningkatkan efektivitas kerjasama antar pemangku kepentingan dalam
pengendalian pencemaran air sungai;
9. Meningkatkan efektivitas kerjasama antar pemangku kepentingan dalam
pengendalian polusi;
10. Meningkatkan peran serta para pemangku kepentingan dalam
pengendalian perubahan iklim global dan penanggulangan dampak gas
rumah kaca;
11. Meningkatkan sinergisitas dan memperjelas pembagian peran para
pemangku kepentingan dalam pengendalian pencemaran udara ambien.
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
III-3

Arah Kebijakan Misi III:
1. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dan kelembagaan dalam
pengelolaan lingkungan;
2. Mengembangkan dan meningkatkan sistem hukum lingkungan untuk
menjamin terlaksananya supremasi hukum;
3. Fasilitasi pembentukan kelompok masyarakat pengelola sampah;
4. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dan kelembagaan
masyarakat dalam pengelolaan sampah;
5. Pemberian stimulan pembangunan sumur resapan air hujan (SPAH) bagi
masyarakat yang tinggal di daerah resapan air hujan;
6. Peningkatan pembinaan bagi kelompok masyarakat peduli lingkungan.

Arah Kebijakan Misi IV:
1. Mengembangkan sistem dan aksesibilitas informasi lingkungan;
2. Peningkatan pengadaan piranti keras dan lunak yang diperlukan untuk
pengelolaan data dan informasi;
3. Meningkatkan pengelolaan data dan informasi berbasis sistem informasi
geografis dan menyesuaikan dengan kemajuan teknologi informasi;
4. Meningkatkan kemudahan akses data dan informasi lingkungan hidup bagi
berbagai pohak secara lebih luas;
5. Meningkatkan pengunaan berbagai media publikasi yang memungkinkan
untuk penyampaian data dan informasi lingkungan hidup;
6. Meningkatkan kerjasama, sharing dan integrasi data informasi lingkungan
untuk mendukung evaluasi dan perencanaan lingkungan hidup.
3.2 Program
Program adalah kumpulan kegiatan yang sistematis dan terpadu untuk
mendapatkan hasil yang dilaksanakan oleh suatu instansi guna mencapai sasaran
tertentu. Keberhasilan program yang dilakukan sangat erat kaitannya dengan kebijakan
instansi. Maka untuk mendukung kebijakan yang telah ditetapkan Badan Lingkungan
Hidup (BLH) DIY telah menyusun program Instansi.
Pada Tahun Anggaran 2015, penyelenggaraan urusan wajib bidang lingkungan
hidup sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya yang dilaksanakan oleh Badan
Lingkungan Hidup DIY. Tahun 2015 Badan lingkungan Hidup (BLH) DIY
melaksanakan 4 program pendukung (terdiri atas 25 kegiatan) dan 6 program prioritas
(terdiri atas 45 kegiatan), sebagai berikut:
I. Program Prioritas
a. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
1. Pengembangan Teknologi Pengolahan Persampahan;
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
III-4
2.
Peningkatan Peran serta masyarakat masyarakat dalam Pengolahan
Persampahan.
b. Program Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup
1. Koordinasi penilaian kota sehat/ adipura;
2. Koordinasi penilaian langit biru;
3. Pengawasan pelaksanaan kebijakan bidang lingkungan hidup;
4. Pengkajian dampak lingkungan;
5. Koordinasi pengelolaan prokasih/ superkasih;
6. Ekspose hasil pengelolaan LH;
7. Pemantauan kualitas udara ambien;
8. Pemantapan program adiwiyata;
9. Pemantauan kualitas air;
10. Pembinaan teknis pelaksanaan AMDAL, UKL-UPL, dan DPL;
11. Penegakan hukum lingkungan hidup;
12. Penerapan eko efisiensi;
13. Pengembangan kelembagaan pengelolaan lingkungan hidup kawasan
sungai;
14. Pengembangan sarana prasarana laboratorium lingkungan hidup;
15. Peningkatan kapasitas laboratorium penguji lingkungan;
16. Penyusunan peraturan LH;
17. Peringatan hari penting terkait lingkungan hidup;
18. Pondok pesantren berwawasan lingkungan hidup;
19. Fasilitasi/ pengembangan teknologi berwawasan lingkungan;
20. Pembinaan pelaksanaan pedoman pengelolaan laboratorium di
lingkungan pendidikan SMA/ SMK dan PT;
21. Pengendalian pencemaran air;
22. Pengendalian B3 dan Limbah B3;
23. Penyusunan SPM bidang LH;
24. Pengendalian pencemaran tanah;
25. Pengembangan kapasitas kader lingkungan hidup;
26. Pengendalian sistem manajeman mutu laboratorium;
c. Program Perlindungan Dan Konservasi Sumber Daya Alam
1. Konservasi sumber daya air dan pengendalian kerusakan sumbersumber air;
2. Pengendalian kerusakan hutan dan lahan;
3. Peningkatan konservasi daerah tangkapan air dan sumber-sumber air;
4. Pengendalian dan pengawasan pemanfaatan SDA;
5. Pengelolaan keanekaragaman hayati dan ekosistem;
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
III-5
6.
Peningkatan peran serta masyarakat dalam perlindungan konservasi
SDA;
7. Pengendalian kerusakan pesisir, pantai, dan laut.
d. Program Peningkatan Kualitas Dan Akses Informasi Sumber Daya Alam Dan
Lingkungan Hidup
1. Peningkatan edukasi dan komunikasi masyarakat di bidang lingkungan;
2. Pengembangan data dan informasi lingkungan;
3. Penguatan jejaring informasi lingkungan pusat dan daerah;
4. Penyusunan dan penerbitan buletin KALPATARU;
5. Penyusunan laporan Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD);
6. Penyusunan KLHS.
e. Program Peningkatan Pengendalian Polusi
1. Pengujian emisi kendaraan bermotor;
2. Pengujian emisi/ polusi udara akibat aktivitas produksi;
3. Pengujian kadar polusi limbah padat dan limbah cair.
f. Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
1. Penataan RTH.
II. Program Pendukung
a. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
1. Penyediaan jasa surat menyurat;
2. Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik;
3. Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas/
operasional;
4. Penyediaan jasa administrasi keuangan;
5. Penyediaan jasa kebersihan kantor;
6. Penyediaan alat tulis kantor;
7. Penyediaan barang cetakan dan penggandaan;
8. Penyediaan komponen instalasi listrik/ penerangan bangunan kantor;
9. Penyediaan peralatan rumah tangga;
10. Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan;
11. Penyediaan makanan dan minuman;
12. Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah.
b. Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Aparatur
1. Pengadaan peralatan gedung kantor;
2. Pengadaan mebeleur;
3. Pemeliharaan rutin/ berkala gedung kantor;
4. Pemeliharaan rutin/ berkala kendaraan dinas/ operasional;
5. Pemeliharan rutin/ berkala perlengkapan gedung kantor;
6. Rehabilitasi sedang/ berat gedung kantor.
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
III-6
c. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
1. Pendidikan dan pelatihan formal;
2. Bimbingan teknis implementasi peraturan perundang-undangan;
3. Pengembangan ISO.
d. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Dan
Keuangan
1. Penyusunan laporan kinerja SKPD;
2. Penyusunan laporan keuangan SKPD;
3. Penyusunan rencana program kegiatan SKPD serta pengembangan data
dan informasi;
4. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan program kegiatan SKPD.
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
III-7
BAB IV
LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN
A. SEKRETARIAT
1. Penyusunan SPM Bidang LH
1.1. Bimtek penyusunan pelaksanaan SPM Bidang LH
Hari, tanggal
: Senin, 29 September 2015
Pukul
: 08.30 WIB s.d selesai
Tempat
: Ruang Rapat Lantai III (Sayap Timur)
Jl. Tentara Rakyat Mataram No. 53 Yogyakarta
Peserta
:
1. Dinas Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah kab/ kota se- DIY
2. BAPPEDA kab/ kota se- DIY
3. KLH/ BLH/ Kapedal kab/ kota di DIY se- DIY
4. Bagian Organisasi kab/ kota di DIY se- DIY
5. PPE Reg. Jawa
6. BLH DIY
7. SKPD DIY Terkait
Narasumber dan materi :
 Ariansyah, ST, MM. (Kepala Sub Bidang Fasilitasi SPM Daerah Provinsi,
Kementerian Lingkungan Hidup) dengan materi penyusunan laporan SPM kab/
kota dan provinsi Tahun 2015;
 Bachrudin, dengan materi Evaluasi Pelaksanaan SPM kab/ kota dan provinsi Tahun
2015. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
 Drs. Setiawan Rineksa, MM. (Kasubbag Program Data dan TI BLH DIY), dengan
materi pengisian kuesioner monev SPM Bidang LH.
1.2 Pembinaan Pelaksanaan SPM Bidang LH kabupaten/ kota (5 kab/kota)
a. Kapedal Gunungkidul, pada tanggal 17 September 2015
b. BLH Sleman, pada tanggal 19 September 2015
c. BLH Bantul, pada tanggal 22 September 2015
d. KLH Kulon Progo, pada tanggal 23 September 2015
e. BLH Kota Yogyakarta, pada tanggal 25 September 2015
Kesimpulan:

Untuk penyusunan laporan SPM agar mengacu pada pedoman penyusunan laporan,
baik itu sistematika, substansi dan lampirannya.
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-1

Agar dalam tabel laporan SPM, dimasukkan target dan capaian tahun 2009-2015.

Penyusunan laporan SPM diharapkan dilengkapi dengan data-data teknis dan fotofoto yang mendukung untuk keempat jenis pelayanan SPM kab/ kota.
Laporan SPM kab/ kota diserahkan ke provinsi paling lambat awal Maret 2015,
karena provinsi harus membuat rekap laporan SPM kab/kota, untuk database agar
mengacu pada database 2009 dalam perhitungan target dan capaian.

1.3 FGD Penyusunan Laporan SPM Bidang LH DIY (1 kali/ 30 orang)
Telah dilaksanakan:
Hari, tanggal
: Jumat, 28 Maret 2015
Pukul
: 08.00 s.d 11.30 WIB
Tempat
: Ruang rapat Kalpataru BLH DIY (lantai III)
Peserta
: - Tim penyusun laporan SPM kab/kota
- Tim penyusun laporan SPM DIY
Materi
:
1. Progres Capaian Pelayanan informasi status mutu air DIY tahun 2015.
2. Progres Capaian Pelayanan informasi status mutu udara ambien DIY tahun 2015.
3. Progres Capaian Pelayanan tindak lanjut pengaduan masyarakat akibat adanya
dugaan pencemaran dan/ atau perusakan LH di DIY tahun 2015.
4. Kelengkapan data teknis SPM bidang lingkungan hidup Tahun DIY tahun 2015.
1.4 Penyusunan Laporan SPM Bidang LH DIY tahun 2014 (1 dokumen)
Telah disusun laporan SPM Bidang LH DIY tahun 2014 sebanyak 1 dokumen.
2. Peningkatan Edukasi Dan Komunikasi Masyarakat Di Bidang Lingkungan Hidup
2.1 Publikasi melalui media televisi lokal
Dilaksanakan melalui Televisi Stasiun Yogyakarta (TVRI Jogja) dalam acara
Obrolan Angkringan. Dengan jadwal tayang, pembicara dan tema sebagai berikut:
No
1
Tanggal/ Jam Tayang
Kamis, 11 Juni 2015
18.00 - 19.00 WIB
2
Selasa, 23 Juni 2015
18.00 - 19.00 WIB
3
Jumat, 26 Juni 2015
18.00 - 19.00 WIB
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
Pembicara
Ir. Gunawan Wibisono, M.Si (Kepala Bidang
Pengembangan Kapasitas BLH DIY) & Drs.
Istiaji (Pengiat Masyarakat Peduli
Lingkungan Sleman)
Drs. Agus Setianto, M.Si (Kepala Bidang
Pengendalian Pencemaran BLH DIY) &
Muslimin (Praktisi Pengelola IPAL Komunal
Yogyakarta)
Ir. Endro Waluyo, M.Si (Kasubid
Pengendalian Kerusakan BLH DIY) & Drs.
Donny Ardana, MM (Pemerhati Lingkungan
DIY)
Tema
Membangun
Ruang Terbuka
Hijau
IPAL Komunal
Rumah Tangga
Pemanfaatan
Kotoran Ternak
IV-2
Berikut ini dokumentasi pengambilan gambar (shooting) saat acara obrolan
angkringan di TVRI Jogja:
Obrolan Angkring dengan tema
“Pemanfaatan Kotoran Ternak”
Obrolan Angkring dengan tema
“Membangun Ruang Terbuka
Hijau”
Obrolan Angkring dengan tema
“IPAL Komunal Rumah Tangga”
Selain acara Obrolan Angkringan yang tayang di TVRI Jogja, publikasi juga
dilakukan melalui stasiun televisi lokal JogjaTV yang disiarkan secara live dalam acara
Klinong-klinong Campursari dengan jadwal sebagi berikut:
No
1
Tanggal/ Jam Tayang
Kamis, 28 Mei 2015
20.00 - 22.00 WIB
2
Kamis, 04 Juni 2015
20.00 - 22.00 WIB
3
Kamis, 11 Juni 2015
20.00 - 22.00 WIB
Pembicara
Drs. Agus Setianto, M.Si (Kepala
Bidang Pengendalian Pencemaran
BLH DIY) & Muslimin (Praktisi
Pengelola IPAL Komunal Yogyakarta)
Ir. Endro Waluyo, M.Si (Kasubid
Pengendalian Kerusakan BLH DIY) &
Drs. Donny Ardana, MM (Pemerhati
Lingkungan DIY)
Ir. Gunawan Wibisono, M.Si (Kepala
Bidang Pengembangan Kapasitas BLH
DIY) & Drs. Istiaji (Pengiat
Masyarakat Peduli Lingkungan
Sleman)
Tema
IPAL Komunal
Rumah Tangga
Pemanfaatan Kotoran
Ternak
Membangun Ruang
Terbuka Hijau
2.2 Publikasi melalui radio
Publikasi ini dilakukan melalui media radio lokal yaitu Yasika FM, Radio RB
FM, Radio Sonora FM, serta Radio Mataram Buana Suara (MBS) FM dengan masingmasing radio menyiarkan/ publikasi dengan materi tentang lingkungan yaitu sumber
pencemaran limbah cair rumah tangga dan permasalahan sampah plastik. Penyiaran
melalui media radio lokal ini dilakukan sekitar bulan September - November 2015.
2.3 Publikasi Melalui Media Cetak
Dimuat di harian Radar Jogja (Jawa Pos Group),
1) Tanggal 13 Nopember 2015: tema ”Air Sungai”
2) Tanggal 24 Nopember 2015: tema ”Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional”, 1 (satu)
halaman belakang penuh full colour;
3) Tanggal 27 Nopember 2015: tema ”Pencemaran Udara”
4) Tanggal 29 Desember 2015: tema ”Wanadesa”
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-3
5) Tanggal 1 Desember 2015: tema ”Sumur Resapan”
6) Tanggal 4 Desember 2015: tema ” Sampah”
7) Tanggal 6 Desember 2015: tema ”Kampung Hijau”
8) Tanggal 8 Desember 2015: tema “Eko Efisiensi”
9) Tanggal 11 Desember 2015: tema “AMDAL”
2.4 Pembuatan Audiovisualisasi Profil Lingkungan Hidup
Membuat film dokumenter “Video Profil Peraih Kalpataru Tahun 2015 Kategori
Pembina Lingkungan - Totok Pratopo” bekerjasama dengan CV. Madani Callysta
Saibuyun dan pembuatan “Profil Sekolah Adiwiyata - SMP 1 Pandak” bekerjasama
dengan media televisi lokal JogjaTV. Dua profil tersebut dipilih dalam kegiatan ini untuk
memberikan motivasi ataupun inspirasi bagi kalayak umum untuk dapat menghargai
lingkungan dan menjaganya. Berikut ini adalah dokumentasi pengambilan gambar
(shooting) untuk kegiatan pembuatan audiovisual profil lingkungan hidup tahun 2015:
Pengambilan gambar (shooting) pembuatan Profil Peraih Kalpataru Tahun 2015
Kategori Pembina Lingkungan - Totok Pratopo
Pengambilan gambar (shooting) pembuatan Profil Sekolah Adiwiyata - SMP 1 Pandak
2.5 Ekspose Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup Berbasis Masyarakat
Ekspose Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup Berbasis Masyarakat dilaksanakan pada:
Hari
: Selasa, 8 Desember 2015
Pukul
: 08.00 WIB s.d selesai
Tempat
: Ruang Rapat Kalpataru (Lantai III) BLH DIY
Dengan mengundang sebanyak 80 peserta dari unsur pemerintah daerah Daerah
Istimewa Yogyakarta, kabupaten/ kota se Daerah Istimewa Yogyakarta, Lembaga
Swadaya Masyarakat, kalangan akademisi.
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-4
Adapun materi yang disampaikan dalam acara Ekspose Hasil Pengelolaan Lingkungan
Hidup Berbasis Masyarakat adalah sebagai berikut:
-
Materi
Perjuangan Menanam dan Menyelamatkan Ruang (Pengelolaan
LH di Kampung Code)
Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan Hidup di Kecamatan
Nganggring, Sleman
Pelestarian Lobster Laut
Kehati Bidang Kesehatan
Narasumber
- Totok Pratopo
- Sambyah
- Nur Wahyudin
- Siti Rupingah
Dokumentasi Ekspose Hasil Pengelolaan Lingkungan Hidup Berbasis Masyarakat
2.6 Publikasi Lingkungan Hidup melalui Videotron
Pelaksanaan kegiatan publikasi lingkungan hidup melalui videotron menayangkan video
sumber pencemaran limbah cair rumah tangga, akibat penambangan pasir, macammacam limbah B3, dan permasalahan sampah plastik, dalam pelaksanaannya BLH DIY
bekerjasama dengan Penyedia Jasa PT. Metra Digital Media. Dengan penayangan video
sekitar bulan Oktober - November 2015.
2.7 Pembuatan Tayangan Layanan Lingkungan Hidup
Pembuatan tayangan layanan lingkungan hidup dilakukan sekitar bulan Juli - September
2015, dalam pelaksanaannya BLH DIY membuat 4 tayangan dengan tema yang ada
disekitar kehidupan masyarakat DIY pada umumnya. Dalam tayangan ini mengambarkan
bagaimana kerusakan yang ditimbulkan akibat pengelolaan lingkungan yang kurang baik
dan bagaimana cara pengelolaan yang seharusnya dilakukan/ solusi lingkungan hidup
yang dianjurkan. Berikut ini tema pembuatan video yang dikerjakan BLH DIY pada
tahun anggaran 2015:

Sumber pencemaran limbah cair rumah tangga

Akibat penambangan pasir


Macam-macam limbah B3
Permasalahan sampah plastik
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-5
3. Pengembangan Data dan Informasi Lingkungan
3.1 Workshop Validasi Data Lingkungan Hidup
Workshop Validasi Data Lingkungan Hidup dilaksanakan pada :
Hari
: Senin dan Kamis
Pukul
: 08.30 WIB s.d Selesai
Tanggal
: 07 Desember dan 10 Desember 2015
Tempat
: Ruang Rapat Kalpataru (Lantai III) BLH DIY
Peserta
: @ 40 orang
Narasumber workshop validasi data lingkungan hidup I:
No
1
2
Judul Paparan
Profil Kehutanan Kabupaten Kulon Progo
Profil Hutan Rakyat di Kabupaten Sleman
3
Profil Sumber Daya Hutan di Kabupaten
Gunungkidul
Profil Hutan di Kabupaten Bantul
4
Narasumber
Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan
Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan
Kehutanan
Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kabupaten Gunungkidul
Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan
Kabupaten Bantul
Narasumber workshop validasi data lingkungan hidup II:
No
1
2
3
Judul Paparan
Profil Kualitas Udara di DIY 2010 - 2015
Perkembangan Jumlah Kendaraan di DIY
Penyaluran BBM dan LPG di DIY
Narasumber
BLH DIY
Kepala DPPKA DIY
Pertamina
Dokumentasi Acara Workshop Validasi Data Lingkungan Hidup
3.2 Data dan Informasi Lingkungan online (8 Jenis)
a. Data sumber pencemar
b. Data hasil uji emisi kendaraan bermotor
c. Data kualitas udara ambien
d. Data kualitas air laut
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
e.
f.
g.
h.
Data kualitas air sungai
Data kualitas air sumur
Data kualitas limbah cair
Data kualitas limbah padat
IV-6
3.3 Pembuatan Sistem Aplikasi Data Lingkungan Hidup dan Pengembangan Sistem
Informasi Lingkungan Hidup
a. Aplikasi Data di Internal BLH DIY
4.
Survey Kepuasan Pelanggan tentang Pelayanan Lingkungan Hidup oleh BLH DIY
Survey kepuasan pelanggan tentang pelayanan lingkungan hidup oleh BLH DIY
bertujuan untuk mengukur keberhasian penyelenggaraan layanan yang ditentukan oleh
tingkat kepuasan penerima layanan dan kepuasan masyarakat identik dengan kualitas
pelayanan yang telah diberikan oleh BLH DIY. Kegiatan ini telah dilaksanakan pada
triwulan III bekerjasama dengan CV. Madani Callysta Saibuyun.
Hasil penilaian pengukuran nilai IKM secara keseluruhan menunjukkan mutu
pelayanan dengan nilai 75,91, berada dalam kategori B, yaitu kinerja unit pelayanan
bagus. Sedangkan dari 14 indikator hasil survey kepuasan pelanggan tentang pelayanan
lingkungan hidup oleh BLH DIY menunjukkan hasil kategori baik, terdapat 8 indikator
yang mengalami peningkatan nilai kepuasannya dibandingkan tahun 2014.
Pelaksanaan survey kepuasan pelanggan tentang pelayanan lingkungan hidup oleh
BLH DIY ini bekerjasama dengan pihak III yang dilaksanakan oleh rekanan:
Nama Perusahaan
Alamat Perusahaan
: CV. Madani Callysta Saibuyun
: Jln. Nyi Retnodumilah, Gg. Perum Pengadilan
Negeri No. 10, Yogyakarta.
Nama Penanggung Jawab : Ai Tri Susanto, ST.
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-7
Berikut ini adalah dokumentasi kegiatan Survey Kepuasan Pelanggan tentang
Pelayanan Lingkungan Hidup oleh BLH DIY:
Pengisian kuesioner oleh para pelanggan
pelayanan BLH DIY
Paparan dokumen indeks kepuasan oleh
CV. Madani Callysta Saibuyun
5. Penyusunan Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah
5.1 Tercetaknya Buku Laporan SLHD Tahun 2014
Laporan SLHD 2014 disempurnakan pada bulan Januari - Maret 2015, dan
dicetak sebanyak 35 set yang terdiri dari buku I: Analisis data SLHD Tahun 2014 dan
Buku II: Data SLHD DIY tahun 2014.
Laporan SLHD DIY tahun 2014 diserahkan ke Kementerian Lingkungan Hidup
RI dan Pusat Pengelolaan Ekoregion Jawa.
5.2 Bimtek penyusunan Buku Laporan SLHD
Bimbingan teknis penyusunan buku laporan SLHD 2014, yaitu:
Hari, tanggal
: Kamis, 30 Juli 2015
Pukul
: 08.30 WIB s.d Selesai
Tempat
: Ruang Rapat Kalpataru (Lantai III) BLH DIY
Peserta
: Tim penyusun SLHD tahun 2015 DIY dan
kab/ kota
Dokumentasi acara Bimtek penyusunan Buku Laporan SLHD 2014
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-8
5.3 FGD Penyusunan Laporan SLHD DIY
Pelaksanaan FGD Penyusunan laporan SLHD DIY tahun 2015, yaitu:
Hari, tanggal
: Senin, 9 November 2015
Pukul
: 09.00 WIB s.d Selesai
Tempat
: BLH DIY, Aula Lt. III, Jl. Tentara Rakyat Mataram 53,
Yogyakarta
Peserta
: Anggota tim penyusun laporan SLHD DIY tahun 2015
Dokumentasi acara FGD Penyusunan Laporan SLHD DIY Tahun 2015
5.4 Draft Buku Analisis SLHD Tahun 2015
Telah tersusun draft buku analisis SLHD Tahun 2015 yang akan digunakan
sebagai materi penyusunan Laporan SLHD Tahun 2015. Anggota tim penyusun terdiri
dari lintas instansi sektor dan kabupaten/ kota sebagai berikut:
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Instansi
BKSDA
BLH Bantul
BLH Kota Yogyakarta
BMKG
BPBD
BPS
Dinas Pertanian
Dinas Kesehatan
Dishubkominfo
Dishutbun
Dislautkan
Dinas Pariwisata
Disperindagkop
Kapedal Gunungkidul
KLH Kulon Progo
BLH Sleman
PUP-ESDM
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
Nama
Dwi Nuryan Dani, SP.
Asriandy Agistyanto
Intan Dewani
Indah Retno Wulan
Ir. Heny Nursilawati
Ir. Suparna, M.Si
Anton Raharja, STP, M.Si
Maryono, SKM.
Lazuardi, S.SiT
Antonius Hendrawan Ervi Sumarah, S.Hut
Taufan Yudianto
Akhmad Gerry
Drs. Bambang Wahyu Indriya
Dwi Wiyani, ST. M. Eng
Rita Kusmiyati, S.Si
Irene Riana Pramudiwati, S.Si, M.Si
Rachmadiansyah Putra Utama, ST.
IV-9
5.5 Pembinaan Penyusunan Laporan SLHD kab/ kota (5 kab/ kota)
Telah dilakukan pembinaan kepada Tim Penyusun Laporan SLHD kabupaten/
kota, dengan penjadwalan kegiatan pembinaan sebagai berikut:
- Tim SLHD Kabupaten Gunungkidul pada Kamis, 12 November 2015;
- Tim SLHD Kabupaten Bantul pada Selasa, 17 November 2015;
- Tim SLHD Kota Yogyakarta pada Selasa, 19 November 2015;
- Tim SLHD Kabupaten Sleman pada Selasa, 23 November 2015;
- Tim SLHD Kabupaten Kulon Progo pada Selasa, 24 November 2015;
Pembinaan dilaksanakan baik dengan cara menyampaikan materi penyusunan
SLHD kabupaten/ kota maupun sharing data yang diperlukan. Adapun materi
penyusunan SLHD pembinaan adalah sebagai berikut:
1. Strategi dan teknis pengisian tabel data SLHD.
2. Metode penulisan laporan analisis data SLHD.
3. Mekanisme penilaian SLHD kabupaten/ kota.
4. Mekanisme penyampaian Laporan SLHD.
5. Sumber data SLHD.
6. Permasalahan dalam pengumpulan data dan analisis data SLHD.
7. Evaluasi laporan SLHD kabupaten/ kota tahun H-1.
Berikut ini dokumentasi pelaksanaan kegiatan pendampingan penyusunan laporan
SLHD kabupaten/ kota yang dilakukan oleh BLH DIY:
Pelaksanaan Kegiatan Pendampingan Penyusunan Laporan SLHD tahun 2015 di kabupaten/ kota DIY
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-10
6.
Penyusunan Buletin Kalpataru
Membuat buku buletin kalpataru dengan tema lingkungan yang ada disekitar kita.
Pembuatan buletin ini dilakukan 2 kali dalam setahun yaitu bulan Juli dan bulan
Desember 2015, bekerjasama dengan pihak ketiga sebagai pencetak bukunya. Berikut ini
adalah wujud dari cetakan buku buletin kalpataru tahun 2015:
Cetak Buku Buletin Kalpataru
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-11
B. BIDANG PENGENDALIAN PERUSAKAN DAN KONSERVASI LINGKUNGAN
B.1 SUB BIDANG PENGENDALIAN KERUSAKAN
1. Kegiatan Pengendalian Kerusakan Hutan Dan Lahan
1.1 Analisis Sampel Tanah dan Monitoring Produksi Biomassa
Analisis sampel tanah dan monitoring produksi biomassa merupakan
kegiatan berkelanjutan, yang telah dimulai dari tahun 2011. Tahun 2015, kegiatan
pengambilan sampel sudah dilaksanakan pada bulan April, dan hasil analisis
selesai pada bulan Juni 2015. Tahun ini, sama dengan tahun sebelumnya, Badan
Lingkungan Hidup DIY bekerjasama dengan Fakultas Pertanian Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta. Laporan hasil analisis sampel tanah
disampaikan terpisah.
1.2 Monitoring Pengendalian Kerusakan Lingkungan
Kegiatan monitoring pengendalian kerusakan lahan, difokuskan ke daerah
yang merupakan lahan bekas tambang. Kegiatan dilaksanakan pada bulan
November 2015. Target lokasi monitoring 6 lokasi, namun hasil monitoring di
lapangan mencapai 14 lokasi lahan bekas tambang. Lokasi monitoring yaitu:
Purwobinangun, Pakem, Sleman; Kepuhharjo, Cangkringan, Sleman; Sitimulyo,
Piyungan (Ngepringan, Pleret), Bantul; Girimulyo (3 Lokasi), Kulon Progo;
Srandakan, Bantul; Karangasem, Ponjong (2 Lokasi) , Gunungkidul; Bedoyo,
Ponjong (4 Lokasi), Gunungkidul; Candi Ijo, Prambanan, Sleman.
1.3 Rakor Pengendalian Kerusakan dan Raker/ Workshop Wanadesa
Kegiatan Rapat Koordinasi Pengendalian Kerusakan sudah dilaksanakan
sebanyak enam kali, pada bulan Oktober dan November, dengan perincian:
No
1
Hari/ tanggal
Rabu, 7-10-2015
Pukul 08.00 s.d 12.00
2
Selasa, 13-10-2015
Pukul 08.00 s.d 12.00
3
Kamis, 15-10-2015
Pukul 08.00 s.d 12.00
4
Kamis, 12-11-2015
Pukul 08.00 s.d 12.00
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
Jumlah dan peserta
Jumlah peserta = 40 orang
Kepala Daerah/Badan/Dinas/
Instansi Terkait DIY, kabupaten
dan kota
Jumlah peserta = 40 orang
Kepala Daerah/Badan/Dinas/
Instansi Terkait DIY, kabupaten
dan kota
Jumlah peserta = 40 orang
Kepala Daerah/Badan/Dinas/
Instansi Terkait DIY, kabupaten
dan kota
Jumlah peserta = 45 orang
Kepala Daerah/Badan/Dinas/
Instansi Terkait DIY, kabupaten
dan kota
Lokasi
Ruang Rapat Lt III
Kalpataru BLH DIY
Ruang Rapat Lt III
Kalpataru BLH DIY
Ruang Rapat Lt III
Kalpataru BLH DIY
Ruang Rapat Lt III
Kalpataru BLH DIY
IV-12
1.4
No
5
Hari/ tanggal
Senin, 23-11-2015
Pukul 08.00 s.d 12.00
6
Selasa, 24-11-2015
Pukul 08.00 s.d 12.00
Jumlah dan peserta
Jumlah peserta = 45 orang
Kepala Daerah/Badan/Dinas/
Instansi Terkait DIY, kabupaten
dan kota
Jumlah peserta = 45 orang
Kepala Daerah/Badan/Dinas/
Instansi Terkait DIY, kabupaten
dan kota
Lokasi
Ruang Rapat Lt III
Kalpataru BLH DIY
Ruang Rapat Lt III
Kalpataru BLH DIY
Rapat Kerja/ Workshop Wanadesa
Dilaksanakan melibatkan masyarakat dan aparat desa yang telah dan akan
menerima kegiatan wanadesa. Rapat Kerja/ Workshop dimaksudkan sebagai
sinkronisasi antara BLH DIY dengan Desa penerima. Raker Wanadesa telah
dilaksanakan pada Bulan April 2015, dengan rincian:
No
1
Hari/tanggal
Senin,13-04-2015
Pukul 08.00 s.d 12.00
2
Selasa,14-04-2015
Pukul 08.00 s.d 12.00
3
Rabu,15-04-2015
Pukul 08.00 s.d 12.00
4
Kamis,16-04-2015
Pukul 08.00 s.d 12.00
Jumlah dan peserta
Jumlah peserta = 45 orang
Aparat dan Masyarakat Desa
Pilangrejo
Jumlah peserta = 45 orang
Aparat dan Masyarakat Desa
Kaliagung
Jumlah peserta = 45 orang
Aparat dan Masyarakat Desa
Tirtoadi
Jumlah peserta = 45 orang
Aparat dan Masyarakat Desa
Pendowoharjo
Lokasi
Ruang Pertemuan Balai
Desa Pilangrejo, Nglipar,
Gunungkidul
Ruang Pertemuan Balai
Desa Kaliagung, Sentolo,
Kulon Progo
Ruang Pertemuan Balai
Desa Tirtoadi, Mlati,
Sleman
Ruang Pertemuan Balai
Desa Pendowoharjo,
Sewon, Bantul
1.5 Penanaman Vegetasi
Dalam rangka upaya peningkatan kualitas lingkungan, maka salah satu
upaya adalah peningkatan atau penambahan tanaman. Tanaman dipandang
memiliki arti penting dalam peningkatan kualitas lingkungan karena sekecil
apapun tumbuhan pasti memiliki peran dalam konservasi lahan dan air serta udara.
Kegiatan penanaman vegetasi, dilakukan saat musim penghujan sudah tiba.
Hal ini untuk meminimalisir jumlah bibit yang mati serta memastikan bibit
tanaman cukup air hingga mampu beradaptasi dengan lingkungan baru. Penanaman
telah dilaksanakan pada bulan Desember, dan dilaksanakan oleh pihak ketiga.
Total ada 4 pihak ketiga yang melakukan kegiatan penanaman vegetasi.
Gunungkidul dikerjakan oleh CV. Karya Idaman, sedangkan untuk Desa Brosot
Kulonprogo dikerjakan oleh CV. Mulyo, sementara Desa Sidoharjo Kuloprogo
dikerjakan oleh CV. Atna Wijaya.
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-13
Lokasi Kegiatan:
No
1.
Alamat
Dusun Klepu, Karangasem,
Kec.Ponjong, Kabupaten
Gunungkidul
Luas Lahan (Ha)
2,00
2.
Dusun Ngabean lor
Karangasem, Kec.Ponjong,
Kabupaten Gunungkidul
3,00
3.
Desa Brosot, Kecamatan
Galur,Kabupaten Kulon Progo
0,56
4.
Desa Sidoharjo,Kec.
Samigaluh, Kabupaten Kulon
Progo
2,00
JUMLAH
7.56
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Jenis dan Jumlah Bibit
Sirsat (110 batang)
Kelengkeng (110 batang)
Rambutan (110 batang)
Durian (110 batang)
Alpukat (110 batang)
Randu alas (20 batang)
Jengkol (60 batang)
Gayam (60 batang)
Pranajiwo (60 batang)
Sirsat (165 batang)
Kelengkeng (165 batang)
Rambutan (165 batang)
Durian (165 batang)
Alpukat (165 batang)
Randu alas (20 batang)
Jengkol (52 batang)
Sawo kecik (51 batang)
Pucung (51 batang)
Kecapi (50 batang)
Kepel (51 batang)
Nangka (52 batang)
Anggur laut (78 batang)
Kelengkeng (79 batang)
Nyamplung (16 batang)
Sawo kecik (16 batang)
Gayam (17 batang)
Jambu bol (16 batang)
Pule (4 batang)
Srikaya (45 batang)
Jambu air (36 batang)
Durian (45 batang)
Kelengkeng (45 batang)
Jambu biji (45 batang)
Gowok (45 batang)
Pule (45 batang)
Gayam (45 batang)
Duwet putih (35 batang)
Sawo kecik (20 batang)
Aren (35 batang)
Manggis (34 batang)
IV-14
1.6 Penyusunan Raperda Wanadesa
Penyusunan raperda ranadesa tim penyusun yang beranggotakan BLH DIY,
BAPPEDA DIY, Biro Hukum dan Dinas Kehutanan dan Perkebunan serta dari tim
ahli akademisi. Hasil dari raperda wanadesa disampaikan secara terpisah.
1.7 Pengembangan/ Pembangunan Wanadesa
Dalam rangka upaya peningkatan kualitas lingkungan, maka salah satu
upaya adalah peningkatan atau penambahan tanaman. Tanaman dipandang
memiliki arti penting dalam peningkatan kualitas lingkungan karena sekecil
apapun tumbuhan pasti memiliki peran dalam konservasi lahan dan air serta udara.
Untuk merealisasikan upaya peningkatan vegetasi, maka Pemerintah Daerah
Istimewa Yogyakarta mulai pada tahun 2014, mencanangkan Program Wanadesa.
Wanadesa adalah upaya pendayagunaan lahan desa dengan penambahan atau
peningkatan tanaman/ vegetasi dalam rangka konservasi lingkungan. Pengertian
lebih lanjut lahan desa disini adalah lahan yang dikuasai oleh Pemerintah Desa
seperti Tanah Kas Desa (TKD), Tanah Kasultanan atau Kadipaten yang sudah
diberikan izin pengelolaan dan tanah Wedi Kengser. Kabupaten Sleman dikerjakan
oleh CV. Weinss Talenta, sementara Kabupaten Bantul dikerjakan oleh CV.
Pangestu Rejeki Santosa.
Lokasi Kegiatan:
No
1.
Alamat
Desa Tamantirto
Kecamatan Kasihan
2.
Desa Wirokerten
Kecamatan Banguntapan
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
Luas Lahan (Ha)
1,7
1,32
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Jenis Dan Jumlah Bibit
Manggis (90 batang)
Kelengkeng (90 batang)
Durian (90 batang)
Jambu mete (90 batang)
Matoa (90 batang)
Pronojiwo (55 batang)
Sawo kecik (55 batang)
Timoho (55 batang)
Manggis (110 batang)
Kelengkeng (110 batang)
Durian (110 batang)
Rambutan (110 batang)
Mangga (110 batang)
Sawo kecik (40 batang)
Gayam (52 batang)
Kesemek (40 batang)
Pucung (20 batang)
IV-15
No
3.
Alamat
Desa Srimulyo Kecamatan
Piyungan
Luas Lahan (Ha)
2
4.
Desa Seloharjo Kecamatan
Pundong
2
5.
Desa Tlogoadi Mlati
0,617
6.
Desa Tamanmartani
Kalasan
2
7.
Desa Jogotirto Berbah
2
8.
Desa Ambarketawang
Gamping
1,1
Jumlah
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Jenis Dan Jumlah Bibit
Manggis (110 batang)
Kelengkeng (110 batang)
Durian (110 batang)
Rambutan (110 batang)
Mangga (110 batang)
Wuni (45 batang)
Kepel (45 batang)
Jambu mete (45 batang)
Sawo kecik (45 batang)
Matoa (120 batang)
Kelengkeng (120 batang)
Rambutan (120 batang)
Mangga (120 batang)
Gowok (75 batang)
Sawo kecik (75 batang)
Nogosari (75 batang)
Gayam (34 batang)
Pucung (34 batang)
Kepel (34 batang)
Pule (34 batang)
Duku (34 batang)
Pucung (24 batang)
Sawo kecik (24 batang)
Jengkol (24 batang)
Bambu Pethung (210 batang)
Sambi (30 batang)
Sawo kecik (30 batang)
Timoho (30 batang)
Alpukat (187 batang)
Sirsak (186 batang)
Durian Montong (187 batang)
Sawo Beludru (80 batang)
Sawo Kecik (80 batang)
Pronojiwo (80 batang)
Sirsak (61 batang)
Mangga (61 batang)
Durian (61 batang)
Jambu mete (61 batang)
Matoa (61 batang)
Sawo kecik (32 batang)
Duwet putih (32 batang)
Mundu (32 batang)
12.737
IV-16
1.8 Sosialisasi, Ekspose dan Pembinaan Masyarakat
1.8.1 Sosialisasi
Untuk mempercepat target dan realisasi terwujudnya wanadesa dan
kegiatan, maka sosialisasi ke masyarakat, dalam hal ini Pemerintah Desa, sangat
diperlukan, agar semua informasi tersebar ke seluruh masyarakat. Telah
dilaksanakan pada bulan Maret 2015, dengan rincian:
No
Hari
Tanggal
Lokasi Sosialisasi
Desa Seloharjo, Pundong, Bantul
Desa Wirokerten, Banguntapan,
Bantul
Desa Srimulyo, Piyungan, Bantul
BLH DIY
Desa Tamanmartani, Kalasan,
Sleman
Desa Jogotirto, Berbah, Sleman
Desa Tlogoadi, Mlati, Sleman
Desa Ambarketawang, Gamping,
Sleman
Desa Karangasem, Ponjong,
Gunungkidul
Desa Brosot, Galur, Kulon Progo
Desa Sidoharjo, Samigaluh,
Kulon Progo
Desa Tamantirto, Kasihan,
Bantul
1. 1
2. 2
Rabu
Senin
18-03-2015
23-03-2015
3. 3
4. 4
5. 5
Kamis
Jumat
Selasa
19-03-2015
20-03-2015
24-03-2015
6. 6
7. 7
8. 8
Selasa
Rabu
Rabu
24-03-2015
25-03-2015
25-03-2015
9. 9
Kamis
26-03-2015
10. 10
11. 11
Jumat
Senin
27-03-2015
30-03-2015
12. 12
Selasa
31-03-2015
Balai Desa
Balai Desa
Waktu
(WIB)
10.00
09.00
Balai Desa
R. Rapat BLH
Balai Desa
13.00
09.00
09.00
Balai Desa
Balai Desa
Balai Desa
13.00
09.00
13.00
Balai Desa
10.00
Balai Desa
Balai Desa
08.30
10.00
Balai Desa
09.00
Tempat
1.8.2 Ekspose.
Ekspose dimaksudkan untuk memberi informasi kepada SKPD terkait di
Provinsi, Kabupaten dan Kota tentang kegiatan yang telah dilaksanakan. Ada dua
kegiatan yang di ekspose, yaitu monev pengendalian kerusakan hutan dan lahan
serta monev daerah rawan longsor. Rincian kegiatan:
 Ekspose Hasil Monitoring dan Evaluasi Daerah Rawan Longsor
No
1
Hari/tanggal
Senin,13-09-2015
Pukul 08.00 s.d 12.00
2
Selasa,15-09-2015
Pukul 08.00 s.d 12.00
3
Rabu,16-09-2015
Pukul 08.00 s.d 12.00
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
Jumlah dan peserta
Jumlah peserta = 35 orang
Kepala Daerah/Badan/Dinas/ Instansi
Terkait DIY, Kabupaten dan Kota
Jumlah peserta = 35 orang
Kepala Daerah/Badan/Dinas/ Instansi
Terkait DIY, Kabupaten dan Kota
Jumlah peserta = 35 orang
Kepala Daerah/Badan/Dinas/ Instansi
Terkait DIY, Kabupaten dan Kota
Lokasi
Ruang Rapat Lt
III Kalpataru
BLH DIY
Ruang Rapat Lt
III Kalpataru
BLH DIY
Ruang Rapat Lt
III Kalpataru
BLH DIY
IV-17
 Ekspose Hasil Monitoring dan Evaluasi Dalrus Lahan
No
1
Hari/tanggal
Senin, 21-09-2015
Pukul 08.00 s.d 12.00
2
Selasa, 22-09-2015
Pukul 08.00 s.d 12.00
Jumlah dan peserta
Jumlah peserta = 35 orang
Kepala Daerah/Badan/Dinas/
Instansi Terkait DIY, Kabupaten dan
Kota
Jumlah peserta = 35 orang
Kepala Daerah/Badan/Dinas/ Instansi
Terkait DIY, Kabupaten dan Kota
Lokasi
Ruang Rapat Lt
III Kalpataru
BLH DIY
Ruang Rapat Lt
III Kalpataru
BLH DIY
1.8.3 Pembinaan Masyarakat Pesisir, Pantai dan Laut.
Perubahan iklim yang semakin ekstrim membuat cuaca tidak dapat
diprediksi. Akibatnya, permukaan air laut naik, gelombang laut semakin tinggi
sehingga bencana kerusakan pantai makin banyak terjadi. Untuk meminimalisir
kerusakan serta memberi tambahan pengetahuan kepada masyarakat pesisir maka
pembinaan dianggap perlu. Rincian kegiatan:
No
1
Hari/tanggal
Senin, 7-09-2015
Pukul 08.00 s.d 12.00
2
Selasa, 8-09-2015
Pukul 08.00 s.d 12.00
3
Rabu, 9-09-2015
Pukul 08.00 s.d 12.00
Jumlah dan peserta
Jumlah peserta = 35 orang
Aparat dan Masyarakat Desa
Jangkaran, Temon, Kulon Progo
Jumlah peserta = 35 orang
Aparat dan Masyarakat Desa Galur,
Kulon Progo
Jumlah peserta = 35 orang
Aparat dan Masyarakat Desa
Tirtohargo, Kretek, Bantul
Lokasi
Ruang Rapat KLH
Kulon Progo
Ruang Rapat KLH
Kulon Progo
Ruang Rapat Balai
Desa Tirtohargo.
1.9 Penyusunan Desain Wanadesa Wisata
Penyusunan Desain Wanadesa Wisata dilaksanakan oleh Pihak Ketiga
dalam hal ini Penyedia Jasa Konsultansi, yaitu CV. Putra Seta Yogyakarta untuk
desain wanadesa wisata di Kaliagung, Sentolo, Kulon Progo, dan CV. Bangun
Cipta Persada untuk desain wanadesa wisata di Pilangrejo, Nglipar, Gunungkidul.
1.10 Penyusunan Rencana Kerja Wanadesa 2016-2020
Penyusunan Rencana Kerja Wanadesa 2016-2020 dilaksanakan oleh Pihak
Ketiga dalam hal ini Penyedia Jasa Konsultansi, yaitu CV. Reka Kusuma Buana
Yogyakarta. Maksud penyusunan rencana kerja adalah agar BLH DIY mempunyai
target capaian teknis serta perencanaan untuk kegiatan wanadesa hingga tahun
2020.
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-18
B.2 SUB BIDANG KONSERVASI LINGKUNGAN
1. Konservasi Sumber Daya Air dan Keanekaragaman Hayati
1.1 Monitoring Fluktuasi Muka Air Tanah
Fluktuasi muka air tanah dihitung sebagai hasil selisih antara hasil pengukuran
kedalaman muka air tanah pada akhir musim penghujan dan akhir musim kemarau.
Melihat kondisi topografi wilayah DIY kita dapat mengasumsikan daerah recharge bagi
DIY adalah Kabupaten Sleman dan bagian Utara wilayah Kota Yogyakarta sedangkan
daerah discharge adalah wilayah Selatan Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul. Hasil
pengukuran dan penghitungan fluktuasi muka air tanah dari tahun 2002 sampai tahun
2015 memperlihatkan adanya penurunan muka air tanah yang terus meningkat dari
tahun ke tahun. Skema pengukuran untuk satu tahun yaitu, tinggi muka air tanah saat
musim penghujan dikurangi dengan tinggi muka air tanah saat musim kemarau.
Jumlah sumur yang dilakukan pengukuran di daerah sekitar SPAH, mulai dari
tahun 2010-2015 selalu mengalami penurunan. Hal ini karena, dibeberapa lokasi
kondisi SPAH sudah tidak termanfaatkan sebagaimana fungsinya. Selain itu juga,
beberapa rumah warga, yang sebelumnya dilakukan pengukuran di sumur mereka,
menutup sumur dengan menggunakan cor beton. Akibatnya, kita mengalami kesulitan
untuk pengukuran.
Analisis dilakukan terhadap hasil pengukuran. Hal ini sebagai upaya untuk
mengatahui bagaimana data dapat digunakan untuk sinkronisasi data lanjutan, serta
penentuan kebijakan yang dapat dibuat.
Hasil Pengukuran Fluktuasi Muka Air Tanah Tahun 2015
No
Nama Pemilik dan Alamat
1.
Balai Desa Trihanggo, Kec.
Gamping, Kab. Sleman
Atmowiryono, Mayangan RT
05 RW 14, Trihanggo, Kec.
Gamping
Kantor Kecamatan Mlati,
Kab. Sleman
Toko Besi BAKAT, RT 02
RW 18 Denggung, Kec.
Sleman, Kab. Sleman
Kantor Desa Wedomartani,
Kec. Ngemplak, Kab. Sleman
Pasar STAN, Maguwoharjo,
Kab. Sleman
2.
3.
4.
5.
6.
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
Tinggi
Bibir
Sumur
(m)
Pengukuran
Kedalaman
Musim
Hujan (m)
Pengukuran
Kedalaman
Musim
Kemarau (m)
Kedalaman
dari Muka
Tanah (m)
0
4.35
5.68
4.35
1
5.37
8.40
4.37
0.75
4
5.55
3.25
0.97
10.46
12.16
9.49
0.75
3.99
0
3.24
1.05
5.06
6.72
4.01
IV-19
No
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Nama Pemilik dan Alamat
Wisma Cipta Karya, Jl.
Laksda Adisucipto Km. 4,5
No. 165 Yogyakarta
Toko Besi MITRA, Jl.
Imogiri Barat Km. 5, Kab.
Bantul
Madiyono, Gang Bima, Jl.
Pramuka No. 20, Kec.
Umbulharjo, Yogyakarta
Polsek Gondokusuman, Jl.
Melati Wetan No. 6
Yogyakarta
Sastrosuwignyo, Klitren
III/444, Yogyakarta
Asrotun, RT 8 RW 50,
Dongkelan, Kab. Bantul
Wiryo Pawiro, GT 4/244
Sosrodipuran
14. Martono, Jl. DI Pandjaitan
15. Kantor Desa Panggungharjo,
Kec. Sewon, Kab. Bantul
16. Asnawi, Ketonngo,
Wonokromo, Pleret, Bantul
17. Kompleks CPM Sentulrejo,
Yogyakarta
18. Henny, Jl. Imogiri Timur,
Umbulharjo 7/466,
Yogyakarta
19. Domo, Jl. Kolonel Sugiyono
No. 59 A
20. Suharjo, Jl. Krajan No. 80,
Kabupaten Bantul
21. Tukiyem, Beji, Jetis,
Sumberagung, Kab. Bantul
22. Sosro Suwondo (Selatan
SGM), Jl. Veteran No. 6 A
23. Dinas Pertanian Kota
Yogyakarta, Kec. Giwangan,
Yogyakarta
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
Tinggi
Bibir
Sumur
(m)
Pengukuran
Kedalaman
Musim
Hujan (m)
Pengukuran
Kedalaman
Musim
Kemarau (m)
Kedalaman
dari Muka
Tanah (m)
0.6
8.97
9.86
8.37
0.76
4.22
0
3.46
0.59
3.4
4.55
2.81
0.46
5.87
5.95
5.41
0.75
7.32
0
6.57
0.7
2.52
3.37
1.82
1.1
12.09
13.59
10.99
0.75
3.58
0
2.83
0.73
1.64
2.18
0.91
0.7
2.02
0
1.32
0.66
2.5
3.94
1.84
0.6
3.13
4.87
2.53
0.68
4.94
5.80
4.26
0.84
1.04
4.55
0.2
0.81
1.82
0
1.01
0.66
7.37
8.56
6.71
0.84
2.83
3.94
1.99
IV-20
No
Nama Pemilik dan Alamat
24. Kantor BKD DIY,
Yogyakarta
25. Mawardi, RT 02 RW 14 Besi,
Ngaglik, Sleman
26. Mangun Dimejo/Parjan, RT
04, RW 15 Besi, Ngaglik,
Sleman
27. Ahmad Wardani RT 02, RW
15, Ngaglik, Sleman
28. Jamaludin/Markum, RT 02,
RW 15, Ngalik, Sleman
29. Asrofi, RT 02, RW 14 No. 49
Candirejo, Ngaglik, Sleman
30. Rajiem/Parji, RT 04, RW 15,
Ngangkruk, Sleman
31. Sri Handoyo, RT 04, RW 15,
Ngangkruk,Sleman
32. Subari, RT 4, RW 15,Ngaglik,
Sleman
33. Minto Sedimo/Darminto, RT
04, RW 15 Sleman
34. Pawiroharjo, RT 05, RW 15,
Kec. Ngaglik, Kab. Sleman
35. Paijan Prapto Raharjo, RT 04,
RW 32, Besi, Kec. Ngaglik
36. Aji Purnomo, RT 04, RW 31,
Besi, Kec. Ngaglik
37. Wakijo/Cipto, RT 06, RW 32,
Besi, Kec. Ngaglik
38. Samirejo, RT 05, RW 32,
Besi, Kec. Ngaglik
39. Budiroso, RT 05, RW 32,
Besi, Kec. Ngaglik
40. Suradi, RT 06, RW 32, Besi,
Kec. Ngaglik
41. Arjo Dinomo, RT 06, RW 30,
Banteng, Kab. Sleman
42. Krami, RT 06, RW 30,
Banteng. Kab. Sleman
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
Tinggi
Bibir
Sumur
(m)
Pengukuran
Kedalaman
Musim
Hujan (m)
Pengukuran
Kedalaman
Musim
Kemarau (m)
Kedalaman
dari Muka
Tanah (m)
1
9.49
0
8.49
0.2
7
10.43
6.8
0.7
7.32
8.96
6.62
0.61
7.33
0
6.72
0.76
7.45
10.41
6.69
0.7
7.36
10.94
6.66
0.5
8.53
10.74
8.03
0.95
9.23
12.01
8.28
0.6
8.33
12.63
7.73
0.88
9.04
11.60
8.16
0.53
8.96
0
8.43
0.7
7.95
8.96
7.25
0.66
7.42
8.89
6.76
0.57
4.75
9.40
4.18
0.93
7.76
0
6.83
0.6
7.53
0
6.93
0.71
6.59
8.12
5.88
0.7
5.65
11.29
4.95
0.93
7.76
11.22
6.83
IV-21
No
Nama Pemilik dan Alamat
43. Sukoco 1, RT 06, RW 30,
Banteng. Kab. Sleman
44. Sukoco 2, RT 06, RW 30,
Banteng. Kab. Sleman
45. Sumarto Wiratmo, RT 06,
RW 30, Banteng. Kab.
Sleman
46. Wiji Sutrisno, RT 06, RW 30,
Banteng. Kab. Sleman
47. Mukidi, RT 08, RW 30
Banteng, Kab. Sleman
48. Wagirin, RT 06, RW 30,
Banteng. Kab. Sleman
49. Ponijan, RT 07, RW 30
Banteng, Kab. Sleman
50. Sumaryanto, RT 07, RW 30
Banteng, Kab. Sleman
51. Waluyo, RT 07, RW 30
Banteng, Kab. Sleman
52. Ngatinem, RT 07, RW 30
Banteng, Kab. Sleman
53. Tugimin, RT 07, RW 30
Banteng, Kab. Sleman
54. Sugito, RT 06, RW 30,
Banteng, Ka. Sleman
55. Suhartono, RT 06, RW 30,
Banteng, Kab. Sleman
56. Samidi, Kopatan RT 3, RW 2,
Sleman
57. Ibu Sukaji, Kopatan RT 03
RW 02, Sleman
58. Ibu Mantonoyo, Kopatan, RT
04, RW 02, Sleman
59. Bu Dirjo, Kopatan, RT 04,
RW 02, Sleman
60. Wagiyo, Kopatan, RT 04, RW
02, Sleman
61. Priyonimin, Kopatan, RT 04,
RW 02, Sleman
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
Tinggi
Bibir
Sumur
(m)
Pengukuran
Kedalaman
Musim
Hujan (m)
Pengukuran
Kedalaman
Musim
Kemarau (m)
Kedalaman
dari Muka
Tanah (m)
0.6
7.53
11.90
6.93
0.71
6.59
12.18
5.88
0.7
5.65
11.92
4.95
0.68
5.7
12.48
5.02
0.6
6.23
11.61
5.63
0.68
6.6
12.29
5.92
0.65
6.2
0
5.55
0.7
5.27
0
4.57
0.65
6.73
0
6.08
0.72
5.83
0
5.11
0.58
Sumur
ditutup
Sumur ditutup
Sumur
ditutup
0.68
5.7
0
5.02
0.57
4.75
12.09
4.18
0.72
7.24
13.18
6.52
0.8
3.43
13.10
2.63
0.96
4.25
0
3.29
0.79
7.78
13.26
6.99
0.74
6.86
11.85
6.12
0.68
Sumur
ditutup
Sumur ditutup
Sumur
ditutup
IV-22
No
Nama Pemilik dan Alamat
62. Siswo Sumarto, Kopatan, RT
04, RW 02, Sleman
63. Suyono/Harjo Utomo,
Kopatan, RT 04, RW 02,
Sleman
64. Sarjiyanto (Warung Bu
Welas), Degolan RT 02, Jl.
Kaliurang Km. 14, Sleman
65. Poniran, Degolan RT 02, Jl.
Kaliurang Km. 14, Sleman
66. Bu Gandung, Degolan RT 02,
Jl. Kaliurang Km. 14, Sleman
67. Panuju, Degolan RT 02, Jl.
Kaliurang Km. 14, Sleman
68. Gunawan, Degolan RT 02, Jl.
Kaliurang Km. 14, Sleman
69. Sutanto, Degolan RT 02, Jl.
Kaliurang Km. 14, Sleman
Tinggi
Bibir
Sumur
(m)
Pengukuran
Kedalaman
Musim
Hujan (m)
Pengukuran
Kedalaman
Musim
Kemarau (m)
Kedalaman
dari Muka
Tanah (m)
0.74
3.43
10.58
2.69
0.73
4.21
11.54
3.48
0.34
4.78
10.33
4.44
0.79
4.24
11.47
3.45
0.82
4.17
11.26
3.35
0.72
3.52
11.70
2.8
0.6
5.27
11.77
4.67
0.46
4.3
11.19
3.84
Pengukuran fluktuasi muka air tanah di salah
satu sumur di Kabupaten Sleman
1.2 Pembangunan Telagadesa
Pada tahun 2015, dilakukan pembangunan Telagadesa di dua lokasi; yang
pertama yaitu di Desa Selomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman dan yang
kedua di Desa Ngestiharjo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul.
Kegiatan pembangunan Telagadesa didahului dengan penyusunan dokumen
perencanaan yang dilaksanakan dengan metode penunjukan langsung. Penyusunan
dokumen perencanaan pembangunan Telagadesa untuk Kabupaten Sleman dilaksanakan
oleh CV. Pura Seta dengan nilai kontrak Rp. 18.000.000,00 dan untuk Kabupaten
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-23
Bantul dilaksanakan oleh CV. Reka Kusuma Buana dengan nilai kontrak Rp.
18.000.000,00. Penyusunan dokumen perencanaan Telagadesa tersebut dilaksanakan
pada bulan April 2015. Selanjutnya dilakukan sosialisasi Telagadesa, terutama kepada
masyarakat sekitar calon lokasi pembangunan. Sosialisasi dilaksanakan dengan
narasumber dari UGM, dari pihak perencana dan dari Bidang Pengendalian Perusakan
dan Konservasi Lingkungan BLH DIY. Kegiatan sosialisasi Telagadesa dilaksanakan
beberapa kali, yaitu pada tahap awal pada saat perencanaan dan pada saat awal
pembangunan fisik Telagadesa tersebut. Kegiatan sosialisasi dilakukan agar terjadi
kesepahaman dengan masyarakat sekitar lokasi pembangunan Telagadesa dimana
masyarakat juga memiliki hak dan kewajiban terhadap Telagadesa tersebut.
Sosialisasi Telagadesa pada tahap perencanaan di Kabupaten Bantul
Lokasi calon pembangunan Telagadesa di Kabupaten Sleman
Telagadesa di Kabupaten Sleman yang sudah dilengkapi jalan setapak
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-24
1.3
Identifikasi Koleksi Taman Kehati
Identifikasi koleksi Taman Kehati merupakan suatu kegiatan penyusunan buku
album identifikasi yang memuat koleksi-koleksi Taman Kehati DIY di Kecamatan
Tepus, Kabupaten Gunungkidul. Identifikasi dilakukan terhadap jenis, deskripsi,
manfaat dan lain-lain. Dari hasil kegiatan identifikasi ini diketahui, bahwa Taman
Kehati DIY di Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul memiliki koleksi 78 jenis
spesies tumbuhan, yang sebagian besar terdiri dari tanaman lokal DIY.
Buku Album Identifikasi Koleksi
Taman Kehati DIY
Buku Album Identifikasi Koleksi
Taman Kehati DIY
Penyerahan Buku Album Identifikasi Koleksi Taman Kehati
kepada Kelompok Tani Wanita Sari Indah
1.4 Pengembangan Taman Kehati
1.4.1 Pembangunan Pagar Taman Kehati
Pada tahun anggaran 2015, BLH DIY melalui APBD 2015 melakukan
penambahan fasilitas berupa pagar di Taman Kehati DIY di Telaga Sengon, Dusun
Gerotan, Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul dengan nilai Rp.
99.000.000,00 yang dilaksanakan oleh pihak ketiga dengan sistem penunjukan
langsung.
Bagian pintu gerbang pagar Taman Kehati DIY di
Kec. Tepus, Kab. Gunungkidul
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
Bagian pintu gerbang pagar Taman Kehati DIY
di Kec. Tepus, Kab. Gunungkidul
IV-25
1.4.2 Workshop Pengembangan Taman Kehati
Workshop Pengembangan Taman Kehati dilaksanakan dengan tujuan untuk
menjaring aspirasi, saran dan masukan dari berbagai sektor yang berkaitan dengan
pengembangan Taman Kehati DIY, baik Taman Kehati DIY yang di Kecamatan
Ngawen ataupun yang di Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul. Workshop diikuti
oleh peserta dari Kelompok Tani Pengelola Taman Kehati DIY di Tepus serta dari
berbagai instansi yang lain.
Workshop Pengembangan Taman Kehati
Workshop Pengembangan Taman Kehati
1.4.3 Bimbingan Teknis Pengembangan Taman Kehati
Bimbingan Teknis Pengembangan Taman Kehati dilaksanakan selama tiga hari
pada tanggal 24-26 November 2015 di Gazebo Sewoko Catur Sebo, yang merupakan
sekretariat pengelola Taman Kehati DIY di Telaga Sengon, Dusun Gerotan, Desa
Purwodadi, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul. Sasaran peserta bimbingan
teknis adalah pengelola Taman Kehati DIY, yaitu: 15 orang dari Telaga Sengon, 10
orang dari Jurug, Kecamatan Tepus dan 5 orang dari Wonosadi, Kecamatan Ngawen.
Narasumber dan instruktur Bimbingan Teknis terdiri dari pengajar di
Laboratorium Perlindungan Hutan Fakultas Kehutanan UGM, yaitu Dr. Ir. Sri Rahayu,
M.P., Ir.Adriyanti, M.P., Anatanto Triyogo, S.Hut., M.Agr., Ph.D. dan Dr. Widyanto
Dwi Nugroho, S.Hut., M.Agr. Para pengajar dibantu oleh asisten instruktur dari
laboratorium yang sama yang terdiri dari staff laboratorium dan mahasiswa senior yang
berjumlah lima orang. Materi yang diajarkan dalam bimbingan teknis tersebut yaitu
terkait hama, penyakit dan pemeliharaan tanaman, yang disampaikan dalam bentuk
klasikal dan juga praktek langsung dilapangan/ praktikum.
Baik peserta maupun pengajar sangat antusias selama penyelenggaraan
bimbingan teknis, yang terbukti dengan kehadiran peserta yang selalu penuh dan juga
tampak dari semangatnya pada sesi tanya jawab.
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-26
Materi Bimbingan Teknis Pengembangan
Taman Kehati oleh narasumber dari Lab.
Perlindungan Hutan Fakultas Kehutanan
UGM
Sesi diskusi Bimbingan Teknis
Pengembangan Taman Kehati dipandu oleh
staff dari BLH DIY
Peserta melakukan diskusi kelompok dalam
Bimtek Pengembangan Taman Kehati
Praktek lapangan/ praktikum Bimtek
Pengembangan Taman Kehati dipandu oleh
instruktur dari Fakultas Kehutanan UGM
Praktek lapangan/ praktikum Bimtek
Pengembangan Taman Kehati dipandu oleh
asisten instruktur dari Fakultas Kehutanan
UGM
Peserta, narasumber dan panitia Bimtek
Pengembangan Taman Kehati
1.5 Monitoring dan Evaluasi SDA, Karst dan Kehati
1.5.1 Bimbingan Teknis Pengelolaan Karst
Ekosistem karst merupakan merupakan ekosistem unik yang menjadi salah satu
kekayaan keanekaragaman hayati Daerah Istimewa Yogyakarta. Bimbingan Teknis
Pengelolaan Karst dilaksanakan agar sektor-sektor yang terkait dengan pengelolaan
kawasan karst dapat memiliki kesepahaman terkait dengan pengelolaan karst yang
berkelanjutan.
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-27
Bimbingan Teknis Pengelolaan Karst dilaksanakan selama dua hari yaitu pada
tanggal 16-17 September 2015 di Kota Wonosari, Kabupaten Gunungkidul. Alasan dari
pemilihan lokasi penyelenggaraan ini adalah karena kekayaan karst DIY sebagian besar
terletak di Kabupaten Gunungkidul. Mengingat dalam bimbingan teknis ini
dilaksanakan dengan satu hari teori di kelas dan satu hari praktek dilapangan, maka
pemilihan lokasi di Kabupaten Gunungkidul adalah untuk efisiensi waktu.
Peserta kegiatan Bimbingan Teknis Pengelolaan Karst berasal dari lintas
instansi, yaitu: Dinas PUP-ESDM DIY, Dinas Kehutanan dan Perkebunan DIY,
BKSDA Yogyakarta, Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Jawa, Biro
Administrasi dan Perekonomian SDA Setda DIY, Satpol PP, Polda DIY dan Korem 072
Pamungkas Yogyakarta.
Narasumber untuk kegiatan bimbingan teknis ini yaitu dari Perguruan Tinggi
(Dr. Ir. Eko Haryono, M.Si., pengajar dari Fakultas Geografi UGM dan Dr. Ir. Lies
Rahayu, W.F., M.P., pengajar dari Fakultas Kehutanan UGM); dari lintas instansi yaitu
Bappeda DIY, Dinas PUP-ESDM DIY dan tokoh masyarakat yaitu R. Ambar Haryo
Suwardi yang merupakan Camat Ponjong dan pernah menerima penghargaan Kalpataru
tingkat nasional pada tahun 2012. Sedangkan instruktur dan asisten instruktur untuk
kegiatan praktek lapangan berasal dari LSM di bidang Speleologi, yaitu Acintyacunyata
Speleological Club/ ASC.
Sedangkan pelaksanaan kegiatan lapangan:
Lokasi 1 : Lembah Kering Mulo, Gua Ngingrong, Luweng Mulo. Akan menjadi
gerbang Geopark dari sisi Barat, merupakan salah satu Geosite dari
Geopark Gunungsewu. Sudah ada pengelolaan wisata di Gua
Ngingrong dan gua Lengkep, yang dikelola oleh masyarakat, tetapi
belum berkembang secara optimal.
Lokasi 2 : Telaga Serpeng, telaga karst/ lokva kering pada musim kemarau, paska
direnovasi.
Lokasi 3 : Telaga Jonge, telaga karst/ lokva berair sepanjang tahun, tidak pernah
direnovasi.
Lokasi 4 : Luweng Gelung, collapse doline dengan sungai bawah tanah di
dasarnya. Merupakan obyek wisata karst, Wisata susur gua yang
dikelola oleh kelompok masyarakat. Menjadi Geosite dari Geopark
Gunungsewu.
Lokasi 5 : Eksplorasi Gua Seropan, merupakan sungai bawah tanah dengan debit
minimal 700 liter/ detik pada musim kemarau, memiliki 2 buah air
terjun di dalamnya. Sudah dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan
air baku masyarakat Gunungkidul dan sebagian disalurkan sampai
kabupaten Wonogiri.
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-28
Persiapan kegiatan fieldtrip penelusuran gua sudah dimulai dengan melakukan
survey seminggu sebelumnya, tanggal 9 September 2015 untuk memastikan kondisi gua
aman ditelusuri. Monitoring iklim juga dilakukan dengan memantau website BMKG
untuk memastikan musim hujan belum akan tiba, karena gua Seropan merupakan sungai
bawah tanah dan ancaman banjir dapat membahayakan apabila kegiatan penelusuran
dilakukan pada musim hujan.
Pemantauan dan monitoring terhadap gempa yang terjadi di Pulau Jawa juga
dilakukan untuk meyakinkan tidak adanya dampak runtuhan di dalam gua Seropan,
monitoring data didapat dari Komunitas Tanggap Yogyakarta. Dengan menganalisa
dampak terhadap gempa yang tercatat di pulau Jawa selama seminggu terakhir.
Persiapan teknis:
Koordinasi pengamanan penelusuran berkoordinasi dengan Yayasan
Acintyacunyata selaku penanggungjawab teknis, dibantu personil dari SAR DIY, Unit
Pammat Sabhara Polda DIY, Relawan Tanggap Yogyakarta dan PMI Gunungkidul
sebagai backup medis.
Penyediaaan perlengkapan penelusuran dengan standar safety procedure
dilakukan oleh Yayasan Acintyacunyata dan KOMBI (Komunitas Merangkul Bumi)
Kelompok pemerhati Lingkungan dari masyarakat Jepitu. Kendala jumlah perlengkapan
adalah untuk penyediaan coverall/ wearpack dan sepatu boot karet, karena hanya
tersedia sejumlah 20 pasang saja. Untuk helm dan lighting (headlamp/ senter) dapat
tercukupi sejumlah 30 unit. Semua pendamping lapangan menggunakan perlengkapan
standar penelusuran gua, serta dilengkapi dengan medis kit dan back up peralatan
rescue bila terjadi insiden yang tidak diinginkan.
Hasil Kegiatan:
Semua peserta diajak melakukan penelusuran ke dalam gua Seropan untuk
melihat bentukan endokarst. Diharapkan dengan melihat secara langsung fenomena
endokarst ini semua peserta dapat memahami kebijakan apa yang harus dibuat terkait
permasalahan karst di Gunungkidul.
Sebelumnya sempat terjadi diskusi terkait adanya musibah yang menimpa warga
masyarakat saat melakukan penggalian di dalam gua Seropan, Bejiharjo. Berita ini
sempat menjadikan kegiatan penelusuran di gua Seropan Gombang akan dibatalkan.
Dalam kegiatan susur gua peserta bimtek dapat menyaksikan secara langsung
fenomena endokarst di gua Seropan, serta membuktikan kestabilan dan keamanan
konstruksi dari gua alam yang ada. Paska kegiatan susur gua dilakukan diskusi singkat
terkait pelaksanaan bimtek, baik dalam pemberian materi ruang maupun pelaksanaan
fieldtrip eksokarst dan endokarst.
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-29
Kesimpulan yang dapat diambil dari perdebatan terkait kestabilan gua Seropan
dan rencana dibatalkannya fieldtrip endokarst adalah:
1. Belum adanya kesamaan persepsi terhadap fenomena Karst di Gunungkidul, baik
pemahaman terhadap Eksokarst maupun Endokarst.
2. Belum banyak personal yang menguasai data lapangan terkait potensi eksokarst
maupun endokarst, sehingga dengan pemberitaan sesaat semua ancaman
disamaratakan.
3. Perlunya segera dilakukan penguatan data terkait sebaran gua meliputi potensi,
peluang dan ancaman, sehingga tidak semuanya disamakan dalam pengembangan
potensinya.
4. Perlunya sosialisasi kepada semua stakeholder terkait permasalahan karst di
Gunungkidul, baik eksokarst maupun endokarst.
5. Perlunya semakin ditingkatkan koordinasi dan kerjasama antara semua SKPD dan
stake holder terkait pemanfaatan potensi karst di Gunungkidul, paska ditetapkannya
sebagai Global Geopark Gunungsewu oleh GGN.
Pembukaan Bimtek Pengelolaan Karst oleh
Kepala BLH DIY
Materi Bimtek Pengelolaan Karst oleh
narasumber dari Bappeda DIY
Fieldtrip Bimtek Pengelolaan Karst di
Kab. Gunungkidul
Fieldtrip Bimtek Pengelolaan Karst di
Kab. Gunungkidul
Fieldtrip Bimtek Pengelolaan Karst di
Kab. Gunungkidul
Fieldtrip Bimtek Pengelolaan Karst di
Kab. Gunungkidul
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-30
1.5.2 Pembinaan Konservasi SDA dan Kehati
Pembinaan konservasi SDA dan kehati merupakan suatu kegiatan yang
bertujuan untuk pembinaan, sosialisasi ataupun edukasi mengenai sumberdaya air dan
keanekaragaman hayati bagi masyarakat umum ataupun aparat pemerintah di wilayah
Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada tahun anggaran 2015, telah diselenggarakan 5 (lima)
kali sosialisasi keanekaragaman hayati dalam rangka Pembinaan Konservasi SDA dan
Kehati di masing-masing kabupaten/ kota di DIY dengan tema Penyusunan Profil
Keanekaragaman Hayati DIY tahun 2016 dan satu kali Pembinaan Kehati dalam rangka
penyelenggaraan Kehati Award Tingkat DIY tahun 2015.
Selain itu, monitoring dalam rangka pembinaan SDA dan kehati juga dilakukan
secara rutin oleh BLH DIY.
Pembinaan Konservasi SDA dan Kehati di
Kabupatn Kulon Progo
Pembinaan dan Monitoring SDA dan
Kehati di rumah Bapak Nasirun, Bantul
Pembinaan Konservasi SDA dan Kehati di Kabupaten Bantul
1.6 Evaluasi Penghargaan Lingkungan Hidup
1.6.1 Kalpataru
Kalpataru merupakan penghargaan lingkungan hidup yang tertinggi yang
diberikan kepada pelestari lingkungan hidup. Penghargaan ini biasanya diberikan
langsung oleh Presiden RI di istana negara setiap Hari Lingkungan Hidup Sedunia pada
tanggal 5 Juni. Untuk Tingkat Daerah Istimewa Yogyakarta, seleksi Kalpataru
diselenggarakan untuk menjaring calon penerima penghargaan Kalpataru Tingkat
Nasional. Peserta Seleksi Kalpataru Tingkat DIY yang memiliki nilai lebih dari 400
poin, berhak mengikuti Seleksi Kalpataru Tingkat Nasional di Jakarta. Seleksi
Penghargaan Kalpataru dibagi dalam empat kategori, yaitu perintis lingkungan,
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-31
penyelamat lingkungan, pengabdi lingkungan dan pembina lingkungan. Para pemenang
Seleksi Kalpataru Tingkat DIY mendapatkan hadiah berupa throphy penghargaan dan
uang pembinaan dari Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta.
Hasil Kegiatan:
Seleksi Kalpataru Tingkat Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2015
No
Kategori
1. Perintis
Lingkungan
2.
3.
4.
Penyelamat
Lingkungan
Pengabdi
Lingkungan
Pembina
Lingkungan
Juara
I
Nilai
Nama
Sri Martini
Alamat
Gemblakan Atas DN I, No. 335, RT 11
RW 4, Kel. Suryatmajan, Kec.
Danurejan, Kota Yogyakarta, DIY.
II
Sudirdjo
Aribowo, S.Pd.
Dusun Kadirojo, RT 02 RW XI, Desa
Margorejo, Kec. Tempel, Kab. Sleman,
DIY.
III
Sudaryono
Ds. Sidomulyo, Kec. Pengasih, Kab.
Kulon Progo, DIY.
Dusun Tegalsari, Desa Purwosari,
Kecamatan Girimulyo, Kabupaten
Kulon Progo, DIY.
I
523
Kelompok Tani
Mugi Lestari
II
515
Kelompok Tani
Ngudi Makmur
Padukuhan Turgo, Desa
Purwobinangun, Kec. Pakem, Kab.
Sleman, DIY.
III
474
Dusun Badran, Kec. Jetis, Kota
Yogyakarta, DIY.
I
455
Forum
Komunikasi
Winongo Asri
Broto Sugondo,
SPd
II
357
Isna Mansuroh,
S.Pd
SMKN I Pengasih, Kab.Kulon Progo,
DIY.
III
292
M. Aris
Kusnanto
I
423
Jumali
Balai Pembibitan & Penyuluhan
Kecamatan Pajangan, Kab. Bantul,
DIY.
Salakan, Desa Potorono,
Kec.Banguntapan, Kab. Bantul, DIY.
II
419
Widarti, SE
Desa Tlogoadi, Kec. Mlati, Kab.
Sleman, DIY.
III
221
Sutiyono
Desa Banyusoco, Kec. Playen, Kab.
Gunungkidul, DIY
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
SDN Gombang 2, Kec. Ponjong, Kab.
Gunungkidul, DIY.
IV-32
Seleksi Kalpataru Tingkat DIY Tahun 2015
di Kabupaten Bantul
Seleksi Kalpataru Tingkat DIY Tahun 2015
di Kab. Kulon Progo
Seleksi Kalpataru Tingkat DIY Tahun 2015
di Kota Yogyakarta
Seleksi Kalpataru Tingkat DIY Tahun 2015
di Kota Yogyakarta
1.6.2 Kehati Award
Kehati Award merupakan penghargaan yang diberikan untuk orang-orang yang
berjasa di bidang pelestarian keanekaragaman hayati. Di tingkat nasional, Kehati Award
diselenggarakan oleh Yayasan Kehati. Di tingkat Daerah Istimewa Yogyakarta, Kehati
Award diselenggarakan untuk menjaring kader-kader konservasi keanekaragaman
hayati yang akan mengikuti seleksi Kehati Award Tingkat Nasional di Jakarta.
Para pemenang Kehati Award Tingkat DIY mendapatkan thropy penghargaan
dan hadiah uang pembinaan dari Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta. Adapun pada
Kehati Award Tingkat DIY Tahun 2015, diperoleh hasil sebagai berikut:
Nama-nama Pemenang Seleksi Kehati Award Tingkat DIY Tahun 2015
No
1.
2.
3.
Kategori
Prakarsa Lestari Kehati
Bidang Konservasi Satwa
Langka
Peduli Lestari Kehati
Bidang Kesehatan
Juara
I
I
Siti Rupingah
Peduli Lestari Kehati
Bidang Konservasi Satwa
Langka
I
Nur Wahyudin
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
Nama
Subagyo
Alamat
RT.04/RW.35, Patihan,
Gadingsari, Sanden,
Kab.Bantul, DIY
Gunung Gondang,
Margosari, Pengasih, Kab.
Kulon Progo, DIY
Tenggang, Kemadang,
Tanjungsari,
Kab.Gunungkidul, DIY.
IV-33
No
4.
Kategori
Citra Lestari Kehati
5.
Pendorong Lestari Kehati
Bidang Kesehatan
Juara
I
I
Nama
Septian
Nurmansah, S.Sn.
Sri Mundayati,
S.P.
Seleksi Kehati Award Tingkat DIY Tahun 2015
di, Tanjungsari, Gunungkidul
Alamat
RT.01/RW.11, Gari, Gari,
Wonosari, Kab.
Gunungkidul, DIY.
Janturan RT. 01/RW.12,
Tirtoadi, Mlati, Kab. Sleman,
DIY
Seleksi Kehati Award Tingkat DIY Tahun
2015 di Gunung Gondang, Kulon Progo
Seleksi Kehati Award Tingkat DIY Tahun 2015 di Pantai Goa Cemara, Bantul
1.6.3 Menuju Indonesia Hijau
Menuju Indonesia Hijau merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui
bagaimana program-program atau kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah
Kabupaten dalam mendukung peningkatan tutupan hijau atau tutupan vegetasi. Pada
kegiatan Menuju Indonesia Hijau tingkat Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2015 ini
diikuti oleh empat kabupaten, yaitu Kabupaten Gunungkidul, Kabupaten Kulon Progo,
Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sleman.
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-34
Verifikasi lapangan Menuju Indonesia Hijau
di Kabupaten Gunungkidul
Verifikasi lapangan Menuju Indonesia Hijau
di Kabupaten Bantul
Verifikasi lapangan Menuju Indonesia Hijau
di Kabupaten Sleman
Verifikasi lapangan Menuju Indonesia Hijau
di Kabupaten Kulon Progo
1.7 Pembuatan Desain Percontohan Bangunan Panen Hujan
Hujan merupakan salah satu potensi sumberdaya air yang belum banyak
termanfaatkan. Untuk itu diperlukan suatu desain bangunan yang berfungsi tidak hanya
untuk menampung air hujan tetapi juga dapat memfilter agar air hujan tersebut dapat
dimanfaatkan dengan baik untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat akan air.
Desain bangunan percontohan panen hujan ini didesain untuk tiga macam bangunan,
yaitu desain bangunan panen hujan untuk rumah/ perumahan, desain bangunan panen
hujan untuk perkantoran dan desain bangunan panen hujan untuk tempat ibadah.
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-35
C. BIDANG PENGEMBANGAN KAPASITAS DAN LABORATORIUM
LINGKUNGAN
C.1 SUB BIDANG PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA DAN
KELEMBAGAAN LINGKUNGAN
1. Peningkatan Peran serta Masyarakat dalam Pengelolaan Persampahan Tahun 2015
1.1 Workshop Pengembangan Jejaring Pengelolaan Sampah Mandiri (JPSM)
1.1.a Workshop Pengembangan Jejaring Pengelolaan Sampah Mandiri (JPSM) I
Pelaksanaan pada hari Senin, 23 Maret 2015 bertempat di Aula gedung
Komplek perkantoran Baru Kabupaten Bantul, Jl. Ringroad Timur, Trirenggo, Bantul.
Materi yang disampaikan dalam workshop yaitu:
 Penguatan kelembagaan JPSM Merti Boemi Lestari.
 Kaderisasi Pengurus JPSM Merti Boemi Lestari.
 Pemanfaatan Kaleng bekas kemasan minuman untuk kerajinan.
1.1.b Workshop Pengembangan Jejaring Pengelolaan Sampah Mandiri (JPSM) I
Pelaksanaan pada hari Kamis, 23 April 2015 bertempat di KSM Manunggal,
Logandeng, Wonosari, Gunungkidul.
Materi yang disampaikan dalam workshop:
 Kiprah Jejaring Pengelolaan Sampah Mandiri DIY “Merti Boemi Lestari”.
 Kebijakan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta dalam mendukung
program 3R (Reuse, Reduce, Recycle).
 Pemanfaatan Botol kaca bekas.
1.1.c Workshop Pengembangan Jejaring Pengelolaan Sampah Mandiri (JPSM) I
Diselenggarakan pada Hari Selasa, 16 Juni 2015 bertempat di Ruang
Kalpataru, Lantai 3 BLH DIY.
Materi yang disampaikan dalam workshop:
 Fatwa MUI No. 7 tahun 2014 tentang pengelolaan sampah untuk mencegah
kerusakan lingkungan.
 Permen LH RI No. 13 tahun 2012 tentang pedoman pelaksanaan 3R melalui bank
sampah.
 Pemilahan sampah anorganik menurut jenis dan harga di pasaran.
1.1.d Workshop Pengembangan Jejaring Pengelolaan Sampah Mandiri (JPSM) I
Diselenggarakan pada Hari Senin, 10 Agustus 2015 bertempat di Gedung
Kaca, Setda Kabupaten Kulon Progo.
Materi yang disampaikan dalam workshop:
 Evaluasi Kinerja Jejaring Pengelolaan Sampah Mandiri DIY “Merti Boemi
Lestari”.
 Bank sampah induk, solusi untuk menstabilkan harga sampah.
 Pengembangan Potensi Usaha Kerajinan Daur Ulang Sampah dalam UMKM.
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-36
1.1.e Workshop Pengembangan Jejaring Pengelolaan Sampah Mandiri (JPSM) I
Diselenggarakan pada Hari Selasa, 27 Oktober 2015 bertempat di BLH DIY.
Materi yang disampaikan dalam workshop:
 Sosialisasi Sistem Administrasi Bank Sampah berbasis smartphone “SMASH”.
 Ekspose Timbulan sampah di perkotaan DIY.
 Undang-undang No. 32 Tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
1.2 Pembinaan Pengelolaan Sampah Mandiri (Instansi dan Pelaku Usaha)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Tanggal
Senin, 6 April 2015
Selasa, 7 April 2015
Rabu, 8 April 2016
Kamis 9 April 2015
Jum'at, 10 April 2015
Sabtu, 11 April 2015
Senin, 13 April 2015
Selasa, 14 April 2015
Kamis, 16 April 2015
Jum'at. 24 April 2015
Senin, 27 April 2015
Selasa, 28 April 2015
Rabu 29 April 2015
Senin, 11 Mei 2015
Sellasa, 12 Mei 2015
Rabu, 13 Mei 2015
Jum'at, 15 Mei 2015
Rabu, 20 Mei 2015
Kamis, 21 Mei 2015
Jumat, 22 Mei 2015
Lokasi (Sasaran)
Kota Yogyakarta (RS dan Puskesmas)
Dinas Kesehatan Kab. Sleman (RS dan Puskesmas)
RM Nilasari Kab. Gunungkidul ( RS dan Puskesmas)
Dinas Kesehatan Kab. Sleman (RS dan Puskesmas)
RM Nilasari Kab. Gunungkidul (RS dan Puskesmas)
RM Nilasari Kab. Gunungkidul (RS dan Puskesmas)
Kabupaten Bantul (RS dan Puskesmas)
Kabupaten Bantul (RS dan Puskesmas)
RM Nilasari Kab. Gunungkidul (RS dan Puskesmas)
BLH DIY (Pelaku Usaha Hotel)
BLH DIY (Pelaku Usaha Hotel)
Pelaku Usaha PKL Kab. Gunungkdiul
Kota Yogyakarta (RS dan Puskesmas)
BLH DIY (Pelaku Usaha Hotel)
Pelaku Usaha PKL Kab. Gunungkdiul
BLH DIY (Pelaku Usaha Hotel)
BLH DIY (PSM bagi Instansi di DIY)
PSM bagi pelaku usaha (PKL Bantul)
PSM bagi pelaku usaha (PKL Bantul)
PSM bagi pelaku usaha (PKL Bantul)
1.3 Pengadaan Peralatan Komposter
Penerima komposter sejumlah 19 (sembilan belas) kelompok pengelola sampah
mandiri yaitu:
No
1.
2.
3.
4.
Nama Kelompok
Padma Asri, Ds. Gambiran, Kel. Pandeyan, Kec. Umbulharjo, Kota
Yogyakarta
KPS Bakalan, Ds. Bakalan, Desa Sumberadi, Kec. Mlati, Kabupaten
Sleman
Darakan, Ds. RW 13, Desa Prenggan, Kec. Kotagede, Kota Yogyakarta
KPS Kromodangsan, Ds. Kromodangsan, Desa Lumbungrejo, Kec.
Tempel, Kabupaten Sleman
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
Jumlah
Komposter
(unit)
20
20
20
20
IV-37
No
Nama Kelompok
5.
6.
7.
KPS Cokrokusuman, Kel. Cokrodiningratan, Kec. Jetis, Kota Yogyakarta
Giwang Barokah, Kel. Giwangan, Kec. Umbulharjo, Kota Yogyakarta
KPS Bibis, Ds. Bibis, Desa Lumbungrejo, Kec. Tempel. Kabupaten
Sleman
Nogo Bondo, Kel. Rejowinangun, Kec. Kotagede, Kota Yogyakarta
KPS Warak Kidul, Ds. Warak. Desa Sumberadi, Kec. Mlati, Kabupaten
Sleman
Terowongan 3, Ds. Ngentak Sapen, Desa Catur Tunggal. Kec. Depok,
Kabupaten Sleman
KPS Dusun Karangbajan, Ds. Karangbajan, Desa Tlogoadi, Kec. Mlati,
Kabupaten Sleman
KPS Keparakan Kidul, Desa Keparakan, Kec. Mergangsan, Kota
Yogyakarta
Umbul Nogo, RT 34 RW 08, Dusun Umbul Nogo, Desa Warungboto, Kec.
Umbulharjo, Kota Yogyakarta
KPS Jodag, Dusun Jodag, Desa Sumberadi, Kec. Mlati, Sleman
Sido Karyo, RT 85 RW 20, Desa Baciro, Kec. Gondokusuman, Kota
Yogyakarta
Guyub rukun, Dusun Papringan, Desa Catur Tunggal, Kec. Depok, Sleman
Trisna Asri, Dusun Gambiran, Desa Pandeyan, Kec. Umbulharjo, Kota
Yogyakarta
KPS Molodono, Dusun Molodono, Desa Lumbung Rejo, Kec. Tempel,
Sleman
Giwang Ayu, Dusun Mrican RW 08, Desa Giwangan, Kec. Umbulharjo,
Kota Yogyakarta
JUMLAH TOTAL
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
Jumlah
Komposter
(unit)
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
380
1.4 Inventarisasi Timbulan Sampah DIY
Tujuan :
1. Mengetahui timbulan sampah perumahan di kawasan perkotaan, khususnya di 5
kabupaten/ kota se-DIY.
2. Mengetahui komposisi sampah perumahan di kawasan perkotaan, khususnya di 5
kabupaten /kota se-DIY.
3. Mengetahui pola/ sistem pengelolaan sampah yang tepat untuk dilaksanakan di
DIY.
Pelaksanaan :
1. Nomor dan Tanggal DPA
2. Nomor dan Tanggal SPK/Kontrak
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
: 8/DPA/2014, Tanggal 29 Desember 2014
: 027/3817, tanggal 16 Juni 2015
IV-38
3. Nama Pihak Ketiga
4. Nama dan Alamat Perusahaan
5. Nilai SPK/Kontrak
6. Jangka Waktu pelaksanaan
7. Tanggal Penyelesaian Pekerjaan
8. Nomor NPWP pihak Ketiga
: Iswahyuli, S.Pi
: CV. Alam Mataram Sejahtera; Jl.
Retnodumilah 29 A Kotagede Yogyakarta
: Rp. 49.527.000,00 (Empat puluh sembilan
juta lima ratus dua puluh tujuh ribu rupiah)
: 60 (enam puluh) hari kalender, dari tanggal
16 Juni 2015 s/d 14 Agustus 2015
: 14 Agustus 2015
: 02.264.790.3-541.000
Kesimpulan :
1. Jumlah rata-rata timbulan sampah perorangan di DIY = 0,44 kg/org/hari
2. Skema Pemilahan:
a. Pemilahan organik dan anorganik (2 tempat sampah/ pilah).
b. Pemilahan organik, plastik, dan non plastik (3 tempat sampah/ pilah).
c. Pemilahan organik, plastik, kertas, dan non plastik + kertas (4 tempat sampah/
pilah).
3. Rekomendasi Pengolahan (dari pemilahan organik)
a. Pemilahan di tingkat individu dan komunal kampung/ kelompok, di TPS
dilakukan pemilahan oleh petugas.
b. Sampah organik dibawa ke TPA dan diolah di TPA.
4. Rekomendasi pengelolaan (dari pemilahan anorganik)
a. Pemilahan oleh kelompok (bank sampah atau KSM).
b. Pemilahan dilakukan pihak ketiga yang ditunjuk oleh Pemda, Pemda
berkewajiban menyediakan fasilitas pemilahannya di TPS.
c. Pemilahan dilakukan oleh warga dan dikumpulkan di TPS yang sesuai
(organik atau anorganik). Pengangkutan dengan sistem penjadwalan atau
penyediaan armada angkut sampah khusus terpilah.
2. Pengembangan Kapasitas SDM dan kelembagaan Lingkungan Hidup
2.1 Cetak Buku Pedoman Kerja Pendampingan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup (PPLH)
Jumlah dan spesifikasi sebagai berikut:
1. Ukuran
: 15 x 21 cm
2. Tebal
: 14 halaman
3. Kertas Isi
: Matt paper warna 120 gram
4. Kertas cover
: Ivory 230 gram + laminasi doff
5. Tinta isi
: 3 warna
6. Tinta cover
: Full colour
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-39
7. Oplah
8. Harga
: 400 exp
: @ Rp. 10.000,-
2.2 Cetak Buku Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (PPLH) di Desa.
Jumlah dan spesifikasi sebagai berikut:
1. Ukuran
: 15 x 21 cm
2. Tebal
: 72 halaman
3. Kertas Isi
: Matt paper 120 gram
4. Kertas cover
: Ivory 230 gram + laminasi doff
5. Tinta isi
: Full colour
6. Tinta cover
: Full colour
7. Oplah
: 400 exp
8. Harga
: @ Rp. 25.000,2.3 Pembuatan Demplot IPAL Limbah Batik Bagi Sekolah
Spesifikasi dan lokasi pembuatan IPAL limbah batik sebagai berikut:
1. Bentuk : Persegi panjang
2. Bahan
: Pasangan beton bertulang dengan lapisan kedap air
3. Aksesoris : Penutup atap, motor listrik 1 pk, aerator 100 watt, pompa air 0,5pk
4. Jumlah : 2 unit
5. Harga
: Rp. 89.099.000,- (2 unit)
6. Pelaksana : CV. Karya Mulia, d.a. Demi Jati, Sriharjo, Imogiri, Bantul
7. Penerima : SMK N 3 Kasihan, Jl. PG. Madukismo, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul,
dan SMK N 5 Yogyakarta, Jl. Kenari no. 71 Yogyakarta
2.4 Evaluasi/Penilaian Kelembagaan
2.4.a Verifikasi sekolah adiwiyata Tingkat Provinsi DIY
Verifikasi Sekolah Adiwiyata Tingkat DIY Tahun 2015
No
1.
Tanggal
Senin, 25 Mei 2015
2.
Selasa, 26 Mei 2015
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
1.
2.
3.
1.
2.
3.
Sekolah
SD Inti Ngrukeman
SMP N 3 Banguntapan
SMA N 2 Bantul
MI N Semanu
MTs N Gubukrubuh
SMP N 3 Semin
Alamat
Tamantirto, Kasihan, Bantul
Jambidan, Banguntapan Bantul
Jl. RA Kartini Bantul
Munggi, Semanu, Gunungkidul
Getas, Playen, Gunungkidul
Ngrapah, Candirejo, Semin,
Gunungkidul
IV-40
No
3.
Tanggal
Rabu, 27 Mei 2015
Sekolah
1. SD N Kalimenur
2. SMP N 1 Temon
3. SMA N 1 Pengasih
4.
5.
Kamis, 28 P
Mei 2015
e
n
Jum’at, 29 Mei 2015
g
h
a
r
g
a
a
n
1.
2.
3.
1.
SD N Tinom
SMP N 3 Godean
SMK N 2 Depok
SD N Gedongkiwo
2. SD N Serayu
3. SMP N 4 Yogyakarta
4. SMP N 7 Yogyakarta
5. SMA N 6 Yogyakarta
6. SMA N 1 Yogyakarta
Alamat
Kalimenur, Sentolo, Kulon Progo
Jl. Purworejo Wates, Temon,
Kulon Progo
Jl. KRT Kertodiningrat No. 41
Pengasih, Kulon Progo
Tinom, Godean, Sleman
Krapyak, Godean, Sleman
Mrican, Depok, Sleman
Jl. Bantul, Gg Tawarsari,
Mantrijeron, Yogyakarta
Jl. Juadi No. 2 Gondokusuman,
Yogyakarta
Jl. Hayam Wuruk No. 18
Danurejan, Yogyakarta
Jl. Wiratama No. 18 Tegalrejo,
Yogyakarta
Jl. C Simanjuntak 2 Terban,
Gondokusuman, Yogyakarta
JL. HOS Cokroaminoto No 1
Yogyakarta
Peringkat Dan Penghargaan Verifikasi Sekolah Adiwiyata Tingkat DIY Tahun 2015
No
I
1.
Nama Sekolah
Peringkat
Nilai
III
SD N Inti Ngrukeman
Tamantirto, Kasihan, Bantul
SD N Serayu
Jl. Juadi No. 2 Gondokusuman,
Yogyakarta
SD N Gedongkiwo
Jl. Bantul, Gg Tawarsari,
Mantrijeron, Yogyakarta
SD N Tinom
Tinom, Godean, Sleman
SD N Kalimenur
Kalimenur, Sentolo, Kulon
Progo
MI N Semanu
Munggi, Semanu, Gunungkidul
IV
I
V
70
Penghargaan
Uang (Rp)
VI
6.000.000,-
II
66
5.000.000,-
III
65,25
4.000.000,-
IV
61,5
3.000.000,-
V
59,5
2.700.000,-
VI
54
-
Kategori
II
SD/MI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-41
No
Kategori
Nama Sekolah
2.
SMP/MTs
1. SMP N 3 Banguntapan
2.
3.
4.
5.
6.
7.
3.
SMA/SMK/ 1.
MA
2.
3.
4.
5.
Jambidan, Banguntapan Bantul
SMP N 3 Godean
Krapyak, Godean, Sleman
SMP N 4 Yogyakarta
Jl. Hayam Wuruk No. 18
Danurejan, Yogyakarta
SMP N 7 Yogyakarta
Jl. Wiratama No. 18 Tegalrejo,
Yogyakarta
MTs N Gubuk Rubuh
Getas, Playen, Gunungkidul
SMP N 3 Semin
Ngrapah, Candirejo, Semin,
Gunungkidul
SMP N 1 Temon
Jl. Purworejo Wates, Temon,
Kulon Progo
SMA N 6 Yogyakarta
Jl. C Simanjuntak 2 Terban,
Gondokusuman, Yogyakarta
SMA N 2 Bantul
Jl. RA Kartini, Bantul
SMA N 1 Yogyakarta
JL. HOS Cokroaminoto No 1
Yogyakarta
SMK N 2 Depok
Mrican, Depok, Sleman
SMA N 1 Pengasih
Jl. KRT Kertodiningrat No. 41
Pengasih, Kulon Progo
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
Peringkat
Nilai
I
72,75
Penghargaan
Uang (Rp)
6.000.000,-
II
67
5.000.000,-
III
64,50
4.000.000,-
IV
56,75
3.000.000,-
V
53,75
2.700.000,-
VI
49,25
-
VII
47,25
-
I
69,25
6.000.000,-
II
68,50
5.000.000,-
III
67,75
4.000.000,-
IV
57,75
3.000.000,-
V
54,50
2.700.000,-
IV-42
2.4.b Evaluasi K2LH (Kebersihan dan Keteduhan Lingkungan Hidup)
LOKASI
No
1.
2.
3.
Kota
Yogyakarta
Senin,
7-9-2015
Perum Rw 06
Gambiran
Aman Edukasi
Gajahwong
Perum RW. 0203 Bener
Kab. Sleman
Kamis,
10-9-2015
SMP 4 Depok
MTs N
Yogyakarta 1
Perkantoran
Depok
Jl.
Sugiyopranoto
Jl. Raya
Yogya-Bantul
Pertokoan
Sudirman
Taman Kebon
Palem
Terminal
Daksinarga
5.
6.
Jl.
Cokroaminoto
Pasar Serangan
7.
Pasar Sentul
8.
Pertokoan
Ahmad Dahlan
Pertokoan Urip
Sumoharjo
Pasar Sleman
Pasar Bantul
Perum Sleman
Sembada
Pasar Pijenan
Kantor
Kecamatan
Gedongtengen
Kantor BLH
Kota
Yogyakarta
TPST Giwangan
Terminal
Condong Catur
Jl. Wahidin
Sudirohusodo
Jl. Samirin
SD N Bakalan
Kantor Bapeda
Gunungkidul
Kantor KLH
Kulon Progo
Jl. Rajimin
SMP 2 Bantul
Pasar Argosari
SMP 1
Yogyakarta
SD Tegalrejo 1
Pasar Cebongan
Kantor BLH
Bantul
Kantor
Kecamatan
Bantul
Pertokoan
Tribrata
Pertokoan
Sumarwi
Kaontor
BPBD Kulon
Progo
Pasar
Bendungan
Pertokoan
Diponegoro
10.
11.
12.
13.
14.
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
Pasar Niten
Terminal
Jombor
RSUD
Wonosari
Kab.
Kulon Progo
Selasa,
8-9-2015
Bank Sampah
Sadidu 29
TPA
Banyuroto
Taman Kantor
Bupati Kulon
Progo
Taman AlunAlun Kulon
Progo
Terminal
Wates
RSUD Wates
Jl. Urip
Sumoharjo
Pertokoan Jl.
Kaliurang
Jl.
Panembahan
Senopati
Jl. Wahid
Hasyim
Perum Perak
Kab.
Gunungkidul
Senin,
14-9-2015
TPA Baleharjo
4.
9.
Kantor
Kecamatan
Mlati
Jalan Magelang
Kab. Bantul
Rabu,
9-9-2015
SD Wonosari
2
SMP 1
Wonosari
SMK 2
Wonosari
SMK 1
Wonosari
Kantor
Kapedal
Gunungkidul
Kantor Bupati
Gunungkidul
Puskesmas
Pengasih
SD 4
Percobaan
SMP 1 Wates
Kantor
Disnakertrans
IV-43
LOKASI
No
15.
16.
17.
18.
19.
20.
Kota
Yogyakarta
Senin,
7-9-2015
Puskesmas Jetis
Puskesmas
Mantrijeron
Terminal
Giwangan
Salter Batikan
Bank Sampah
Mendungan
SD
Gedongtengen
Kab. Sleman
Kamis,
10-9-2015
Kantor
Kecamatan
Sleman
Pertokoan
Gejayan
KPSM Atras
SD 1 Sleman
SMP 1 Sleman
Puskesmas
Mlati
Kab. Bantul
Rabu,
9-9-2015
Kantor DPRD
Bantul
Kantor PU
Bantul
Perum
Pendowo Asri
Bank Sampah
Guna Makmur
Bank Sampah
Subur Makmur
Bank Sampah
Dukuh Berseri
Kab.
Gunungkidul
Senin,
14-9-2015
Perum
Madusari
Kab.
Kulon Progo
Selasa,
8-9-2015
Pertokoan
Katamso
Perum Kepek I
Pasar Wates
Perum Puri
Handayani
TPS 3R
Manunggal
Logandeng
TPS Baleharjo
Jl. Sugiyono
Bank Sampah
Heksamuda
Perum
Binangun Asri
Perum
Wonosidi
Jl. Sutijab
2.4.c Pemantauan Adipura
Pemantauan dilaksanakan pada bulan April dan Mei 2015, dengan jadwal
sebagai berikut:
 Yogyakarta (Kota Besar)
: 1, 2 dan 4 April 2015
 Sleman (Kota Sedang)
: 6 dan 7 Mei 2015
 Wonosari (Kota Kecil)
: 4 Mei 2015
 Wates (Kota Kecil)
: 5 Mei 2015
2.4.d Evaluasi Kampung Hijau
Jadwal Kegiatan Evaluasi Kampung Hijau
No
Hari/ Tanggal
1
Rabu, 16 September 2015
2
Kamis, 17 September 2015
3
Senin, 21 September 2015
4
Selasa, 22 September 2015
5
Senin, 28 September 2015
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
Lokasi
Dusun Pakem, Desa Tamanmartani, Kecamatan
Kalasan, Kabupaten Sleman
Dusun Tegalsari, Desa Purwosari, Kecamatan
Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo
Desa Kepek, Kecamatan Wonosari, Kabupaten
Gunungkidul
RW 09, Kelurahan Sorosutan, Kecamatan
Umbulharjo, Kota Yogyakarta
Dusun Tirto, Desa Triharjo, Kecamatan Pandak,
Kabupaten Bantul
IV-44
Hasil Evaluasi dan Penghargaan Kampung Hijau
Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2015
No
Peserta
1.
Desa Kepek, Kecamatan Wonosari,
Kabupaten Gunungkidul
Dusun Pakem, Desa Tamanmartani,
Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman
Dusun Tirto, Desa Triharjo, Kecamatan
Pandak, Kabupaten Bantul
Dusun Tegalsari, Desa Purwosari,
Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon
Progo
RW 09, Kelurahan Sorosutan, Kecamatan
Umbulharjo, Kota Yogyakarta
2.
3.
4.
5.
Total Nilai
Peringkat
Penghargaan
12.149
I
Rp. 7.000.000
12.147
II
Rp. 6.000.000
12.144
III
Rp. 5.000.000
12.142
IV
Rp. 4.000.000
9.896
-
Rp. 6.000.000
2.4.e Evaluasi Pontren Berwawasan Lingkungan
Jadwal Kegiatan Evaluasi Pontren Berwawasan Lingkungan
No
Tanggal
Nama Pondok Pesantren
1.
8 Juni 2015
Al Mumtaz
2.
9 Juni 2015
3.
4.
10 Juni 2015
11 Juni 2015
PPM BIAS (Bina Anak
Sholeh)
Al Mahalli
Daarul "Ilmi
5.
12 Juni 2015
Tahfidzul Quran
Alamat
Jl Wonosari Km 25, Kerjan, Beji, Patuk,
Gunungkidul
Jl Wirosaban barat no 6 Yogyakarta
Brajan Wonokromo, Pleret, Bantul
Jl Magelang KM 11 Murten, Tridadi,
Sleman
Salamrejo, Sentolo, Kulon Progo
Peringkat dan Penghargaan Evaluasi Pondok Pesantren Berwawasan Lingkungan
Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2015
No
Nama Pondok Pesantern
1.
PP. Al Mumtaz Kerjan, Beji, Patuk, Gunungkidul
2.
3.
4.
PP. Al - Mahalli Brajan, Wonokromo, Pleret, Bantul
PP. Daarul “Ilmi Murten, Tridadi, Sleman
PP. Modern Bina Anak Sholeh (BIAS), Wirosaban Barat,
Umbulharjo, Yogyakarta
PP. Tahfidzul Qur’an Dzikrul Qolbi, Ngrandu, Salamrejo,
Sentolo, Kulon Progo
5.
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
I
Penghargaan
(Rp)
7.000.000,-
II
III
Harapan I
6.000.000,5.000.000,4.500.000,-
Harapan II
4.500.000,-
Peringkat
IV-45
2.5 Pelatihan Pendidikan Lingkungan hidup bagi guru
Jadwal Pelaksanaan Pendidikan Lingkungan Hidup Bagi Guru Tahun 2015, di
Ruang Kalpataru (Lantai III) Badan Lingkungan Hidup DIY, sebagai berikut:
No
1
2
3
Hari/ Tanggal
Senin,
20 April 2015
Selasa,
21 April 2015
Rabu,
22 April 2015
Materi
Kebijakan LH Dan Pembangunan
Berkelanjutan
Pembangunan Dan Dampaknya
Terhadap LH
Etika Lingkungan
Pencemaran Udara, Air, Tanah dan
Dampaknya
Kerusakan dan Konservasi Lahan
RTH dan Pengelolaan Sampah
Peraturan Perundangan LH
Program Adiwiyata
Narasumber
Ir. Joko wuryantoro, M.Si
Evaluasi Sekolah Adiwiyata
Isian Form sekolah Adiwiyata
Drs. Jito
Balau Eko Purwanto,ST
Ir. R. Gunawan Wibisono, MS
Drs. Setyawan Rineksa, MM
Drs. Y. Agus Setyanto, M.Si
Drs. Jito
Balau Eko Purwanto, ST
Ag. Ruruh Haryata,SH,ST, M.Si
Drs. Satino (FMIPA UNY)
2.6 Pembinaan Kelembagaan Pengelolaan LH Kawasan Sungai
Materi:
 Pengelolaan Sampah Menurut UU No. 18 Tahun 2008.
 Pengelolaan Lingkungan Daerah Aliran Sungai (DAS).
 Perda DIY No 13 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Sampah Rumah tangga dan
Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.
 Penataan Kawasan Sungai Winongo.
 Pengelolaan DAS Terpadu.
Adapun pelaksanaan Workshop adalah sebagai berikut:
No
1
Tanggal
09 Mei 2015
2
14 Mei 2015
3
18 Mei 2015
4
19 Mei 2015
5
6
23 Mei 2015
06 Jun 2015
7
02 Mei 2015
Lokasi
Agrowisata LPMK Gedongkiwo,
Mantrijeron, Yogyakarta
Balai RT 49 RW 11 Badran, Jetis,
Yogyakarta
Pendopo Sawo, Gampingan,
Pakuncen, Wirobrajan, yogyakarta
Taman Segoro Amarto, LPMK
Kricak, Tegalrejo, Yogyakarta
BLH DIY
Patalan, Jetis, Bantul
Gg. Sawit, Ngentak Sapen, Depok,
Sleman
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
Keterangan
Kawasan Bantaran Sungai Winongo
Kawasan Bantaran Sungai Winongo
Kawasan Bantaran Sungai Winongo
Kawasan Bantaran Sungai Winongo
Kawasan Bantaran Sungai Winongo
Kawasan Bantaran Sungai
Gajahwong
Kawasan Bantaran Sungai
Gajahwong
IV-46
No
8
Tanggal
03 Juni 2015
9
09 Juni 2015
10
13 Juni 2015
Lokasi
Pedukuhan Papringan, Depok,
Sleman
Gg. Sawit, Ngentak, Sapen, Depok,
Sleman
BLH DIY
Keterangan
Kawasan Bantaran Sungai
Gajahwong
Kawasan Bantaran Sungai
Gajahwong
Kawasan Bantaran Sungai
Gajahwong dan Winongo
3. Penataan RTH
3.1 Pengadaan Bibit Tanaman Kampung Hijau
Penerima Bibit Tanaman Kampung Hijau sebagai berikut:
No
1.
2.
3.
4.
Nama
Sirsak
Desa Kepek,
50
Kecamatan
Wonosari,
Kabupaten
Gunungkidul
Dusun Pakem, Desa
Tamanmartani,
Kecamatan
Kalasan,
Kabupaten
Sleman
Dusun Tirto,
Desa Triharjo,
Kecamatan
Pandak,
Kabupaten
Bantul
Dusun
Tegalsari,
Desa
Purwosari,
Kecamatan
Girimulyo,
Kabupaten
Kulon Progo
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
Jumlah Bibit (btg)
Jml
Jambu
Jambu Jambu
(btg)
Mangga Durian Manggis
Jamaika Dalhari Kristal
50
50
50
200
50
50
50
50
-
-
200
-
-
50
50
50
50
200
50
50
50
50
-
-
200
IV-47
No
5.
Nama
Sirsak
RW 09,
Kelurahan
Sorosutan,
Kecamatan
Umbulharjo,
Kota
Yogyakarta
Jumlah
50
Jumlah Bibit (btg)
Jml
Jambu
Jambu Jambu
(btg)
Mangga Durian Manggis
Jamaika Dalhari Kristal
50
50
50
50
200
150
150
150
250
150
100
1000
Jumlah Total (batang)
3.2 Pengembangan RTH Perkotaan (Jalan)
Lokasi dan Spesifikasi Penanaman RTH sebagai berikut:
No
1
2
3
4
5
Lokasi
Jalan Masuk Perkantoran Pemda Bantul Baru
Pasar Bantul Sisi Utara dan Selatan
Nama Tanaman
Pohon Kupu-Kupu
Glodogan Perdu
Keben
Bibit Sawo Kecik
Mangga
Lapangan Paseban
Bibit Sawo Kecik
Tempat Ujian Sim Selatan Lapangan Paseban Bibit Pucuk Merah
Bibit Ketepeng
Kencono
Kompleks Masjid Agung Bantul
Bibit Ketepeng
Kencono
Jumlah Total (batang)
Jumlah Tanaman
(batang)
32
10
2
2
3
5
8
3
10
105
3.3 Pengadaan Taman dan Perindang Sekolah
Pengadaan Taman dan Perindang Sekolah ini digabung dengan Penanaman RTH
(point 3.4) di bawah dan dilelangkan.
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-48
3.4 Penanaman RTH
Lokasi dan penerima Pengadaan Taman dan Perindang Sekolah serta Penanaman
RTH sebagai berikut:
No
A.
Nama
Pengadaan
Taman dan
Perindang
Sekolah
Nama Penerima
Lokasi Penanaman RTH
BLH Kota
Yogyakarta
1. SD N Gedongkiwo
Jl. Bantul Gg.
Tawangsari Dusun
Dukuh, Kel.
Gedongkiwo, Kec.
Mantrijeron, Kota
Yogyakarta
2. SD N Pakel
Jl. Tritunggal No. 27,
Sorosutan, Kel.
Sorosutan, Kec.
Umbulharjo, Kota
Yogyakarta
3. SMA N 9 Yogyakarta
Jl. Sagan No. 1, Kel.
Terban, Kec.
Gondokusuman, Kota
Yogyakarta
4. SMP N 12 Yogyakarta
Jl. Tentara Pelajar No.
9, Kel. Bumijo, Kec.
Jetis, Kota Yogyakarta
5. SMA N 2 Yogyakarta
Jl. Bener, Kel. Bener,
Kec. Tegalrejo, Kota
Yogyakarta
6. SD Kristen Kalam
Kudus Yogyakarta
Jl. Jambon, Kec.
Kricak, Kec.
Tegalrejo, Kota
Yogyakarta
7. MA N 2 Yogyakarta
Jl. KHA Dahlan No.
130, Kel. Ngampilan,
Kec. Ngampilan, Kota
Yogyakarta
8. SMP N 14 Yogyakarta
Jl. Tentara Pelajar No.
7, Kel. Bumijo, Kec.
Jetis, Kota Yogyakarta
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
Jenis
Tanaman
Mangga
Pucuk Merah
5 batang
50 batang
Klengkeng
Mangga
Pucuk Merah
3 batang
3 batang
48 batang
Jumlah
Pucuk Merah
55 batang
Biola Cantik
Pucuk Merah
Palem Merah
20 batang
43 batang
10 rumpun
Pucuk Merah
55 batang
Biola Cantik
Pucuk Merah
Rumput
Gajah Mini
20 batang
43 batang
30 m2
Biola Cantik
Pucuk Merah
20 batang
32 batang
Pucuk Merah
55 batang
IV-49
B.
Penanaman
RTH
9. SMA N 5 ogyakarta
Jl. Nyi Pembayun 39,
Kel. Prenggan, Kec.
Kotagede, Kota
Yogyakarta
10. SD N Pingit
Jl. Tompeyan 3 No.
155, Dusun
Tompeyan, Tegalrejo,
Kota Yogyakarta
11. SMP N 5 Yogyakarta
Jl. Wardani No. 1,
Kotabaru, Kec.
Gondokusuman, Kota
Yogyakarta
12. SMP N 15
Yogyakarta
Jl. Tegal
Lempuyangan 61, Kel.
Bausasran, Kec.
Danurejan, Kota
Yogyakarta
1. BLH Kab.
1. Lapangan Desa
Sleman
Pandowoharjo
Pandowoharjo,
Sleman, Sleman
2. Tanah Kas Desa
Pandowoharjo
(Belakang Gudang GE
Lighting)
Pandowoharjo,
Sleman, Sleman
3. Bulak Karangasem
Pandowoharjo,
Sleman, Sleman
2. BLH Kab.
Kompleks 2 Perkantoran
Bantul
Pemda Bantul
Jl. Lingkar Timur
Manding, Trirenggo,
Bantul
3. KAPEDAL
1. Jl Agus Salim
Kab.
Wonosari,
Gunungkidul
Gunungkidul
2. Jl. Baron, Wonosari,
Gunungkidul
3. Lapangan Kepek
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
Pucuk Merah
55 batang
Sawo Kecik
Biola Cantik
Pucuk Merah
5 batang
5 batang
43 batang
Klengkeng
Pucuk Merah
8 batang
52 batang
Pucuk Merah
55 batang
Matoa
Sawo Kecik
Ringin
30 batang
40 batang
20 batang
Gayam
Matoa
100 batang
100 batang
Gayam
Preh
Lo
Bisbul
Sawo Kecik
Biola Cantik
200 batang
200 batang
200 batang
90 batang
90 batang
88 batang
Kenari
250 batang
Kenari
280 batang
Biola Cantik
25 batang
IV-50
4. KLH Kab.
Kulon Progo
C.
Penanaman
RTH Kota
Yogyakarta
BLH Kota
Yogyakarta
Kepek, Wonosari,
Gunungkidul
Kompleks Polres Kulon
Progo
Jl. Bhayangkara No.12,
Wates, Kulon Progo
Wilayah Sempadan
Sungai Winongo, RW. 2,
Kelurahan Ngampilan,
Kec. Ngampilan, Kota
Yogyakarta
Kenari
Matoa
Bisbul
Spathodea
Cocoloba
Bintaro
Mangga
Klengkeng
Rambutan
Pucuk Merah
Nangka
Ringin
Pucuk Merah
25 batang
25 batang
120 batang
120 batang
120 batang
120 batang
225 batang
225 batang
200 batang
100 batang
100 batang
50 batang
50 batang
C.2 SUB BIDANG PENGEMBANGAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
1. Pengujian Parameter Kualitas Lingkungan Sesuai Standar
 Pengadaan Bahan Kimia sesuai SPK No : 027/4107, tanggal 29 Juni 2015.
 Pengadaan Peralatan Penunjang Laboratorium sesuai SPK No : 027/1648, tanggal
13 Maret 2015.
 Pemeliharaan Peralatan & Kalibrasi Peralatan Air dan Udara, untuk udara sesuai
SPK No : 27/5457, tanggal 31 Agustus 2015, untuk air sesuai SPK No : 027/5484,
tanggal 1 September 2015.
 Pengujian Parameter Kualitas Lingkungan.
 Pengadaan Peralatan Air dan Sarana Prasarana Laboratorium, untuk air sesuai SPK
No : 027/2886, tanggal 6 Mei 2015, untuk sarana prasarana laboratorium sesuai
SPK No : 027/3410, tanggal 29 Mei 2015.
 Inhouse Training dengan judul:
- Pengujian Parameter Kualitas Lingkungan, dilaksanakan pada tanggal 17-18
Februari 2015;
- Jaminan Mutu Pengujian, dilaksanakan pada tanggal 23-24 Februari 2015;
- Verifikasi Metode Uji, dilaksanakan pada tanggal 2-3 Maret 2015;
- Estimasi Ketidakpastian Pengujian, dilaksanakan pada tanggal 4-5 Maret
2015;
- Uji Performance Peralatan Laboratorium, dilaksanakan pada tanggal 6-9
Maret 2015.
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-51
Kesimpulan:
1. Laboratorium BLH DIY telah mengajukan permohonan akreditasi tanggal 22
September 2015 di Komite Akreditasi Nasional (KAN) sekaligus sebagai
Laboratorium Lingkungan;
2. Parameter Ruang Lingkup Akreditasi yang diajukan adalah pH, Suhu, Kesadahan
Total, Angka Permanganat, Nitrit, Nitrat, Besi (Fe), Mangan (Mn), Tembaga (Cu),
Timbal (Pb), untuk bidang pengujian air permukaan, air bersih, air minum dan air
limbah.
2.
Assesment oleh KAN - BSN
 Uji Profisiensi, dilaksanakan pada Bulan Mei - Agustus 2015, dengan provider
BMD Laboratory untuk bidang uji air limbah, parameter DHL, Fe, Pb dan Cu.
 Proses Akreditasi Laboratorium BLH DIY (Assesmen oleh KAN - BSN)
dilaksanakan joint assesment pada tanggal 17 - 18 Desember 2015.
 Kaji Ulang Manajemen dilaksanakan pada Bulan Desember 2015.
Kesimpulan:
1. Laboratorium BLH DIY telah menyusun dan menerapkan sistem manajemen
laboratorium sesuai SNI ISO/IEC 17025: 2008 dan Permen LH No. 06 Tahun 2009;
2. Ruang lingkup akreditasi untuk parameter uji yang diajukan yaitu pH, Suhu, Angka
Permanganat, Kesadahan Total, Nitrit, Nitrat, Besi, Tembaga, Timbal dan Mangan.
3. Hasil uji profesiensi Laboratorium BLH DIY yang diselenggarakan oleh BMD
Laboratory untuk parameter uji Besi (Fe), Timbal (Pb), Tembaga (Cu) dan Daya
Hantar Listrik (DHL) memperoleh hasil memuaskan;
4. Laboratorium BLH DIY telah memenuhi persyaratan untuk dilakukan assesment
awal yaitu joint assesment antara KAN dengan KLHK, untuk mendapatkan
predikat sebagai Laboratorium Lingkungan Terakreditasi dan Teregistrasi, dengan
tim assesment sebanyak 3 orang.
3.
Uji Banding antar Laboratorium Penguji
 Uji Banding Antar Laboratorium Penguji dilaksanakan pada bulan Mei - Agustus
2015;
 Temu Teknis Uji Banding Antar Laboratorium Penguji diselenggarakan pada
tanggal 1 September 2015;
 Temu Teknis Audit Laboratorium Lingkungan diselenggarakan pada tanggal 20
Agustus 2015.
Kesimpulan:
1. Hasil Uji Banding antar Laboratorium Penguji Tahun 2015 menunjukkan bahwa
parameter uji banding yang memuaskan adalah: Besi 64,28%; Mangan 63,64%;
Cadmium 85,71%; Kesadahan Total 78,6% dan Nitrit 41,7%;
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-52
2. Laboratorium penguji yang memperoleh hasil kurang memuaskan atau tidak
memuaskan harus melakukan investigasi atau identifikasi ketidaksesuaian yang
terdapat pada hasil tersebut dan tindakan perbaikan yang diperlukan, sesuai butir
4.9 SNI ISO/ IEC 17025:2008, untuk mengetahui sebab penyimpangan yang terjadi
sehingga kesalahan yang sama tidak terulang;
3. Perlu diselenggarakan uji banding antar laboratorium penguji secara rutin setiap
tahun dan disertai sertifikat uji banding serta didokumenkan dalam laporan yang
diserahkan kepada peserta uji banding antar laboratorium penguji.
4.
Bimbingan Teknis Pengelolaan Laboratorium Penguji
 Bimtek Pemahaman dan Penerapan Sistem Manajemen Laboratorium sesuai SNI
ISO/ IEC 17025 : 2008 dan PERMEN LH No. 06 Tahun 2009, diselenggarakan
pada tanggal 11 - 12 Maret 2015;
 Bimbingan Teknis Keselamatan dan Kesehatan Kerja, diselenggarakan pada
tanggal 11 - 12 Juni 2015;
 Bimtek Pengelolaan Limbah B3 Laboratorium, diselenggarakan pada tanggal 19 20 Oktober 2015.
Kesimpulan :
1. Laboratorium harus mempunyai dokumen dan menerapkan sistem manajemen
sesuai SNI ISO/ IEC 17025:2008 dan Permen LH No. 06 Tahun 2009 untuk
mendapatkan pengakuan formal maupun internasional;
2. Diharapkan laboratorium konsisten menggunakan alat pelindung diri berupa jas
laboratorium, masker, sarung tangan dalam melakukan pengambilan sampel dan
pengujian (disesuaikan kebutuhan dan kondisi) serta melakukan pengelolaan
limbah laboratorium yang dihasilkan sebagaimana tercantum dalam Peraturan
Pemerintah No. 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah B3;
3. Diharapkan BLH DIY untuk menyelenggarakan bimbingan teknis terkait
pengelolaan laboratorium, baik manajemen maupun teknis, secara
berkesinambungan.
5.
Evaluasi Pengelolaan Laboratorium sesuai Pedoman
 Pembinaan pengelolaan laboratorium IPA Kimia SMA dilaksanakan pada Bulan
Mei sampai dengan Juni Tahun 2015. Acuan pembinaan tersebut berdasarkan pada
buku Pedoman Pengelolaan Laboratorium di Sekolah Menengah Atas (SMA).
 Evaluasi Pengelolaan Laboratorium IPA Kimia SMA dilaksanakan pada Bulan
April sampai dengan Juni Tahun 2015, dengan Yuri Evaluasi berasal dari BLH DIY
yang bekerja sama dengan IST AKPRIND, didampingi oleh Institusi Lingkungan
Hidup dan Dinas Pendidikan dari kabupaten/ kota se DIY.
 Workshop Pengelolaan Laboratorium di Sekolah dilaksanakan pada tanggal 22 Mei
2015.
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-53
Kesimpulan:
1. Hasil evaluasi pengelolaan laboratorium IPA Kimia SMA se DIY, diperoleh
peringkat pemenang sebagai berikut:

Pemenang I
: SMA N 1 Pakem

Pemenang II
: SMA N 6 Yogyakarta

Pemenang III
: SMA N 1 Karangmojo

Pemenang IV
: SMA N 1 Sentolo
 Pemenang V
: SMA N 1 Sanden
2. Perlu dilakukan pembinaan secara terus menerus ke Sekolah Menengah Atas
(SMA) yang mempunyai laboratorium IPA Kimia untuk dapat melakukan
pengelolaan laboratorium sesuai pedoman.
6.
Audit Laboratorium Penguji
Audit Laboratorium dilaksanakan oleh BLH DIY bekerjasama dengan
Laboratorium Lingkungan Daerah di Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu dengan Balai
Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKL-PP)
Yogyakarta. Audit Laboratorium tersebut, dilaksanakan pada akhir Bulan Februari
sampai dengan Bulan Mei 2015, secara langsung ke lokasi Laboratorium Terakreditasi
yang menjadi sasaran audit. Pelaksanaan audit laboratorium berdasarkan pada Dokumen
Sistem Manajemen Mutu Laboratorium sesuai SNI ISO/ IEC 17025: 2008 atau edisi
termutakhir, yang terdiri dari Persyaratan Manajemen dan Persyaratan Teknis serta
Lampiran I yaitu Persyaratan Tambahan sebagaimana tercantum dalam Peraturan
Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 06 Tahun 2009 tentang Laboratorium
Lingkungan.
Kesimpulan:
1. Laboratorium terakreditasi yang menjadi sasaran audit laboratorium BLH DIY
tahun 2015, belum bisa terlepas dari ketidaksesuaian dalam menerapkan Dokumen
Sistem Manajemen Mutu Laboratorium sesuai dengan SNI ISO/ IEC 17025: 2008,
edisi termutakhir dan Lampiran I Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 06 Tahun 2009.
2. Laboratorium tersebut, belum menerapkan pengelolaan limbah laboratorium,
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) personil laboratorium, pengambilan dan
penanganan contoh uji parameter lingkungan, sebagaimana yang diamanatkan pada
Lampiran I Permen LH No. 06 Tahun 2009 tentang Laboratorium Lingkungan;
3. Perlu dilakukan pembinaan dan audit laboratorium terhadap laboratorium
terakreditasi di DIY, secara periodik, untuk membantu mempertahankan bahkan
meningkatkan eksistensi dalam pengelolaan laboratorium, menjamin kualitas data
hasil pengujian yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum dan
ilmiah, membantu mempersiapkan laboratorium sebelum dilakukan assesment dari
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-54
KAN dan memotivasi laboratorium terakreditasi untuk dapat ditunjuk sebagai
laboratorium lingkungan daerah di Daerah Istimewa Yogyakarta.
7.
Sarasehan Laboratorium Lingkungan
Sarasehan Laboratorium Lingkungan yang diselenggarakan tanggal 18 Maret
2015, dengan materi sebagai berikut :
 Implementasi Regulasi Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) di
DIY, yang disampaikan oleh Ka Subbid Penaatan Kajian Lingkungan BLH DIY
 Mekanisme Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), disampaikan
oleh Ka Subbid Pengembangan Laboratorium Lingkungan BLH DIY
 Penggunaan dan Penanganan Bahan Acuan Bersertifikat (Certified Reference
Materials, CRM) Pada Pengujian, disampaikan oleh Pusarpedal, Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Kesimpulan:
1. Limbah B3 yang dihasilkan laboratorium, apabila tidak diolah wajib ditempatkan
pada ruangan tersendiri dalam tempat penyimpanan sementara (TPS) dengan
persyaratan sesuai Kepka Bapedal No. 01 Tahun 1995, dilengkapi ijin penyimpanan
dari institusi lingkungan hidup setempat;
2. Limbah B3 yang tidak dapat diolah, dipihakketigakan kepada pengolah yang
mampu dan berijin sesuai peraturan yang berlaku.
3. Laboratorium harus mempunyai dan menggunakan bahan acuan bersertifikat
dengan tingkat akurasi tertinggi, yang disebut bahan acuan primer dan atau tingkat
akurasi kedua atau disebut bahan acuan sekunder, yang berfungsi untuk mengontrol
akurasi pengujian; memastikan ketertelusuran metrologi hasil uji; validasi metode
pengujian; mengkalibrasi peralatan; sampel uji profisiensi/ uji banding;
mengembangan metode pengujian yang baru; mengestimasi ketidakpastian hasil
pengujian; mengkalibrasi standar yang lebih rendah tingkat akurasinya.
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-55
D. BIDANG PENATAAN DAN KAJIAN LINGKUNGAN
D.1 SUB BIDANG PENAATAN LINGKUNGAN
1. Penegakan Hukum Lingkungan Hidup
Kegiatan Penegakan Hukum lingkungan meliputi penyelesaian kasus lingkungan
sebagai tindak lanjut pengaduan serta Bimbingan Teknis Penegakan Hukum Bagi
Aparat Penegakan Hukum dan Anggota Tim Penegakan Hukum Terpadu.
1.1 Penyelesaian kasus lingkungan hidup baik melalui pengadilan maupun diluar pengadilan
Penyelesaian kasus lingkungan hidup baik melalui pengadilan maupun diluar
pengadilan, dengan metode verifikasi/ cek langsung ke lapangan untuk mengetahui
posisi kasus secara nyata dengan disertai pengambilan sampel (apabila diperlukan)
untuk memastikan kebenaran kasus pencemaran baik dari sisi sumber pencemaran
maupun dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat. Setelah verifikasi lapangan
dilanjutkan dengan mengundang para pihak yang bersengketa untuk duduk bersama
dengan Tim Penegakan Hukum Lingkungan Terpadu (sebagai mediator). Hal tersebut
dilakukan jika kasus yang muncul diselesaikan di luar pengadilan melalui mediasi
dengan tujuan akhir adalah kesepakatan para pihak dengan prinsip win-win solution,
sedangkan jika kasus yang muncul ada unsur pidananya maka akan diselesaikan melalui
penegakan hukum pidana dengan proses penyidikan bekerjasama dengan Polisi dan
Jaksa yang menjadi anggota Tim Penegakan Hukum Lingkungan Hidup Terpadu.
Pada tahun 2015 permasalahan yang muncul dan ditangani oleh Badan
Lingkungan Hidup DIY bersama instansi terkait termasuk bersama - sama dengan
Instansi Lingkungan Hidup di kabupaten/ kota tempat di mana kasus itu muncul dan
Tim Penegakan Hukum Lingkungan Hidup Terpadu adalah 5 (lima) kasus yaitu:
1. Dugaan pencemaran akibat peternakan ayam di Desa Cepor, Berbah, Slemandan
Desa Madugondo, Piyungan, Bantul
2. Pencemaran Udara/ gas dari Pernis dalam proses produksi PT. KOOC. Kreasi
3. Penambangan Pasir Di Dusun Pulo, Brosot, Kulon Progo.
4. Dugaan Kasus Pencemaran Air di Laguna yang ada Di Pesisir Pantai Glagah
Kulon Progo.
5. Penambangan Pasir/ galian C Desa Klangkapan, Margoluwih, Seyegan, Sleman.
Untuk kasus tersebut pencemaran akibat peternakan ayam di Desa Cepor,
Berbah, Sleman dan Desa Madugondo, Piyungan, Bantul diselesaikan melalui jalur di
luar pengadilan dengan musyawarah mufakat melalui Tim Penegakan Hukum
Lingkungan yang ada di BLH DIY. Selain itu dalam kasus pencemaran udara oleh PT.
KOOC Kreasi, BLH DIY hanya membantu dalam pengambilan sampel dan analisis
laboratorium namun yang menyelesaikan kasusnya BLH dan SKPD terkait di
Kabupaten Bantul. Sebagai tindak lanjut pengaduan masyarakat berkait dengan adanya
Penambangan pasir ilegal di Dusun Pulo, Brosot, Kulon Progo BLH sudah mengadakan
Rapat Koordinasi dengan instansi terkait di Pemda DIY dan Kabupaten Kulon Progo.
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-56
Dari rapat tersebut disepakati tindak lanjut penyelesaian kasus diserahkan sepenuhnya
kepada Dinas PUP-ESDM DIY bidang pertambangan yang mempunyai kewenangan
mutlak berkaitan dengan perizinan di bidang Pertambangan. Dalam kasus Pencemaran
air di Laguna Pesisir Pantai Glagah, KLH Kulon Progo meminta bantuan kepada BLH
DIY untuk pemeriksaan kualitas air dan ikan yang mati di laboratorium yang
terakreditasi (kasus diselesaikan oleh KLH Kulon Progo). BLH DIY dalam kasus
dugaan pencemaran laguna ini hanyamembantu Kantor Lingkungan Hidup Kulon Progo
untuk mengambil sampel dan menganalisis terhadap sampel air laguna dan specimen
ikan dan kerang yang mati. Dari hasil analisis laboratorium diperoleh hasil bahwa untuk
kualitas air lagunaa dan beberapa parameter yang melampaui bakumutu yang
dipersyaratkan untuk sungai klas III yaitu untuk parameter BOD, DO dan deterjen. Dari
berbagai informasi yang diperoleh dari instansi terkait, penyebab terjadinya pencemaran
adalah karena jalur pantai selatan DIY dijadikan lalu-lintas kapal tanker yang membawa
minyak maupun aspal curah dari PT. Pertamina Cilacap untuk di bawa ke daerah-daerah
Indonesia Bagian Timur. Ada kecurigaan bahwa sewaktu melintasi perairan selatan DIY
dalam keadaan kosong mereka melakukan pencucian tangki yang digunakan untuk
mengangkut material (tank cleaning). Kasus ditangani Kulonprogo dan akan
berkoordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan karena
menyangkut lintas Provinsi.
Untuk penambangan pasir galian C di Desa Klangkapan, Margoluwih kasusnya
sudah selesai karena telah ditutup oleh Polres Sleman.
1.2 Bimbingan Teknis Penegakan Hukum bagi aparat penegakan hukum
Untuk menambah pengetahuan dan pemahaman bagi Aparat dalam mengambil
langkah-langkah teknis dalam penyelesaian kasus lingkungan hidup yang muncul di
masyarakat.
Waktu Pelaksanaan
Hari/ Tanggal
: Jumat, 21 Agustus 2015
Peserta
: Anggota Tim Penegakan Hukum & Aparat Pemerintah
Narasumber
: 1. Bpk. AKBP. Totok Suharyanto, SIK, M.Hum
- Menyampaikan materi tentang Penegakan Hukum
Lingkungan secara Kepidanaan di DIY.
2. Bpk. A. Ruruh Haryata , S.H, S.T, M.Kes
- Menyampaikan materi tentang Penanganan Tindak Lanjut
Pengaduan Melalui Penegakan Hukum Keperdataan.
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-57
2.
Pengawasan Pelaksanaan Kebijakan Lingkungan Hidup
Pengawasan pada tahun anggaran 2015 dilakukan terhadap usaha dan atau
kegiatan di DIY dengan sasaran sebanyak 119 usaha/ kegiatan (kunjungan pengawasan
ada yang dilakukan 1 kali dan ada yang dilakukan 2 kali dalam satu tahun)
2.1 Kategori evaluasi penaatan pengawasan lingkungan
Evaluasi penaatan dibagi dalam 3 kategori, yaitu :
1. Taat
Kegiatan/ usaha dinyatakan “TAAT” jika 4 aspek yang menjadi kewajiban
kegiatan/ usaha (Dokumen Lingkungan, Pengendalian Pencemaran Udara,
Pengendalian Pencemaran Air, dan Pengelolaan Limbah B3) sudah memenuhi
ketentuan yang berlaku (taat semua).
2. Tidak Taat
Kegiatan/ usaha dinyatakan “TIDAK TAAT” jika salah satu kewajiban
kegiatan/ usaha dari 4 aspek yang menjadi kewajiban perusahaan (Dokumen
Lingkungan, Pengendalian Pencemaran Udara, Pengendalian Pencemaran Air, dan
Pengelolaan Limbah B3) dilanggar.
3. Sangat Tidak Taat
Kegiatan/ usaha dinyatakan “SANGAT TIDAK TAAT” jika semua kewajiban
kegiatan/ usaha dari 4 aspek yang menjadi kewajiban perusahaan (Dokumen
Lingkungan, Pengendalian Pencemaran Udara, Pengendalian Pencemaran Air, dan
Pengelolaan Limbah B3) dilanggar.
2.2 Permasalahan/ pelanggaran yang dilakukan perusahaan
Dari 119 usaha dan atau kegiatan yang menjadi sasaran pengawasan Penaatan
Lingkungan 2015, yang menjadi permasalahan yang sering di temukan adalah sebagai
berikut:
1. Dokumen lingkungan sudah tidak sesuai dengan kondisi sekarang;
2. Tidak memantau parameter minyak dan lemak (limbah cair);
3. Belum semua parameter bisa memenuhi baku mutu;
4. TPS limbah B3 belum memiliki izin.
2.3 Tidak Lanjut Pengawasan Lingkungan Hidup
a. Usaha/ kegiatan yang telah menaati semua ketentuan perundang-undangan/ izin
lingkungan hidup, memenuhi semua baku mutu limbah/ emisi/ ketentuan
Pengelolaan Limbah B3 dan atau ada upaya inovasi tentang pengelolaan lingkungan
hidup maka tindak lanjut untuk usaha/ kegiatan tersebut adalah mempertahankan dan
memantau apa yang sudah dilaksanakan dan diberi penghargaan jika memungkinkan.
b. Usaha/ kegiatan yang melanggar ketentuan peraturan/ izin lingkungan hidup, tidak
memenuhi semua baku mutu limbah/ emisi/ ketentuan Pengelolaan Limbah B3 maka
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-58
tindak lanjut untuk usaha/ kegiatan tersebut adalah dilakukan pembinaan teknis dan
atau peringatan (sampai dengan 3x).
c. Usaha/ kegiatan yang melanggar ketentuan peraturan/ izin lingkungan hidup, tidak
memenuhi semua baku mutu limbah/ emisi/ ketentuan Pengelolaan Limbah B3,
mencemari lingkungan (rusak berat/ ringan) maka tindak lanjut untuk usaha/
kegiatan tersebut adalah pemberian sanksi administrasi (sesuai UU No. 32 tahun
2009) yang dapat berupa teguran tertulis, paksaan pemerintah, pembekuan izin
lingkungan dan pencabutan izin lingkungan.
2.4 Ekspose Hasil Pengawasan
Hasil pengawasan di tahap 1 dan tahap II disampaikan kepada penanggung jawab
usaha/ kegiatan melalui kegiatan Ekspose Hasil Pengawasan. Ekspose hasil pengawasan
ini selain untuk menyampaikan hasil evaluasi tingkat ketaatan mereka dalam pengelolaan
lingkungan hidup juga dijadikan media untuk sekaligus melakukan pembinaan kepada
mereka agar mereka tahu dan sanggup untuk menaati peraturan perundangan yang
berlaku. Dalam acara ekpose hasil pengawasan ini diberikan raport ketaatan untuk setiap
kegiatan/ usaha yang menjadi sasaran pengawasan 2015 sebagai progres raport
perusahaan dalam pengelolaan lingkungan. Selain itu dalam acara ekspose perusahaan
dapat menyampaikan keluhan dan hal-hal yang menjadi hambatan mereka dalam
pengelolaan lingkungan kepada pemerintah melalui Badan Lingkungan Hidup.
Berdasarkan tingkat ketaatan dari 119 kegiatan/ usaha yang diawasi diperoleh hasil:
1. Kategori Taat
: 26 kegiatan/ usaha
2. Kategori Tidak Taat
: 73 kegiatan/ usaha
3. Kategori Sangat Tidak Taat
: 20 kegiatan/ usaha
2.5 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan pengawasan pelaksanaan kebijakan
lingkungan hidup yang dilakukan, secara garis besar disimpulkan sebagai berikut:
a. Dari hasil pengawasan tahun 2015 disimpulkan bahwa banyak perusahaan yang
sudah melakukan perbaikan terhadap pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan
lingkungan, terutama yang pernah memperoleh surat teguran/ sanksi administrasi
atau menandatangani surat Pernyataan Kesanggupan.
b. Meskipun demikian untuk tingkat ketaatan masih sangat memprihatinkan apabila di
komparasi jumlah yang taat dan tidak taat dari 119 usaha/ dan atau kegiatan yang
menjadi sasaran pengawasan dalam 2 tahap yang masuk kategori taat hanya 26
kegiatan/ usaha, 20 kegiatan/ usaha masuk kategori sangat tidak taat, dan 73
kegiatan/ usaha masuk kategori tidak taat.
c. Dari 119 usaha dan atau kegiatan yang diawasi sebagian besar sudah melakukan
pengelolaan lingkungan walaupun kualitas hasil pengelolaan sebagian besar belum
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-59
memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan, dokumen lingkungan sudah tidak sesuai
dengan kondisi sekarang dan selain itu belum memiliki TPS LB3 yang berizin.
d. Masih perlu upaya yang keras untuk melakukan pembinaan dan pengawasan
terhadap usaha dan atau kegiatan yang masuk dalam kriteria tidak taat tersebut untuk
meminimalisir ketidaktaatan mereka dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan.
e. Kendala yang dihadapi perusahaan pada umumnya masih berkaitan dengan tidak
adanya tenaga khusus yang menangani sanitasi/ lingkungan. Lebih parah lagi masih
ada juga perusahaan yang komitment management terhadap pengelolaan lingkungan
masih rendah, karena mereka menganggap biaya pengelolaan lingkungan sebagai
beban bukan kewajiban.
D.2 SUB BIDANG KAJIAN LINGKUNGAN
1. Pengkajian Dampak Lingkungan
Kegiatan pengkajian dampak lingkungan merupakan kegiatan rutin Badan
Lingkungan Hidup DIY yang bersifat pelayanan dan merupakan salah satu kegiatan
yang masuk dalam standar pelayanan minimal badan. Kegiatan pengkajian dampak
lingkungan meliputi Penilaian Dokumen Amdal, Pemeriksaan UKL-UPL dan
Upgrading Tim Teknis.
1.1 Penilaian Dokumen Amdal
Komisi Penilai Amdal DIY adalah tim kerja yang bertugas menilai dokumen
Amdal yang diketuai oleh Kepala Badan Lingkungan Hidup DIY. Lisensi Komisi
Penilai Amdal Daerah DIY tertuang dalam Surat Keputusan Gubernur Daerah Istimewa
Yogyakarta Nomor 660/ 0466 tertanggal 5 Febuari 2014 dan berlaku sampai dengan
tanggal 5 Febuari 2017, adapun dasar pembentukan Komisi Penilai Amdal DIY sendiri
adalah Keputusan Gubernur Nomor 02/KEP/2014. Dalam melakukan penilaian
dokumen Amdal, kewenangan Komisi Penilai Amdal DIY adalah menilai dokumen
terhadap usaha dan/ atau kegiatan yang lokasinya berada di dua kabupaten/ kota atau
apabila di kabupaten/ kota belum memiliki Komisi Penilai Amdal, maka Komisi Penilai
Amdal DIY mengambil alih kewenangannya untuk menilai dokumen Amdal yang
seharusnya menjadi kewenangan kabupaten tersebut.
Proses penilaian dokumen Amdal pada tahun 2015 ini terdapat beberapa
penilaian dokumen yang telah diajukan dan dinilai pada tahun 2014, namun proses
penilaian atau perbaikan dokumen Amdalnya belum selesai dilaksanakan sehingga
dilanjutkan pada tahun 2015.
Berikut ini proses penilaian dokumen lanjutan 2014 antara lain:
1. Penilaian Dokumen Amdal Rencana Pembangunan Kawasan Wisata Jogja Eco
Park oleh PT. Jogja Eco Wisata
PT. Jogja Eco Wisata berencana membangun kawasan Wisata Jogja Eco
Park yang dikelola oleh PT. Jogja Eco Wisata berlokasi di Desa Candi Binangun
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-60
Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman. Kawasan Wisata Jogja Eco Park
direncanakan menempati lokasi seluas 203.275 m2, sehingga berdasarkan ketentuan
dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, bahwa rencana kegiatan
tersebut wajib dilengkapi dengan dokumen Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (Amdal), yang terdiri dari Kerangka Acuan, Andal, RKL dan RPL.
PT. Jogja Eco Wisata mengajukan Permohonan Penilaian Dokumen
Kerangka Acuan dan telah dilakukan penilaian oleh Tim Teknis Komisi Penilai
Amdal DIY yang kemudian mendapat Persetujuan Ketua Komisi Penilai Amdal
DIY melalui Surat Keputusan Nomor: 188/3583 tertanggal 10 Juni 2013. PT. Jogja
Eco Wisata selanjutnya mengajukan permohonan Penilaian Dokumen Andal, RKL
dan RPL untuk dilakukan penilaian oleh Komisi Penilai Amdal DIY. Penilaian
Dokumen Andal, RKL-RPL telah dilakukan hingga Sidang Komisi pada tanggal 27
Maret 2014 dengan hasil bahwa Dokumen Andal, RKL-RPL diterima dengan
perbaikan yang memperhatikan saran dan masukan yang diberikan oleh peserta
Sidang Komisi untuk dapat diakomodir sebagai bahan penyempurnaan dokumen.
Namun sampai dengan bulan Desember 2015 perbaikan dokumen Andal, RKLRPL belum masuk ke Komisi Penilai Amdal DIY sehingga belum dapat dilakukan
penilaian kembali dan diberikan rekomendasi kelayakan/ ketidaklayakan
lingkungan ke Bupati Sleman.
2. Penilaian Dokumen Amdal Rencana Pembangunan Pasar Prambanan oleh Dinas
Pasar Kabupaten Sleman
Dinas Pasar Kabupaten Sleman berencana membangun Pasar Prambanan
menempati lokasi pasar yang lama dan terletak dalam komplek perkotaan
Kecamatan Prambanan yang berdekatan dengan sub terminal, kantor kecamatan
dan perkantoran lainnya, dan Kawasan Wisata Candi Prambanan. Pembangunan
Pasar Prambanan direncanakan dalam 3 (tiga) tahap dan akan memanfaatkan tanah
seluas ± 17.031 m2. Pada tahun 2013 telah dilakukan pembangunan tahap I dan II
yang berada di sisi selatan dengan dan telah memiliki Rekomendasi Pengelolaan
dan Pemantauan Lingkungan untuk Pembangunan Pasar Prambanan Tahap I dan II
Nomor 660.2/351/2013 tanggal 29 Juli 2013 yang diterbitkan oleh Kepala Kantor
Lingkungan Hidup Kabupaten Sleman. Selanjutnya rencana pembangunan tahap III
akan dibangun 4 lantai dengan kapasitas yang dapat menampung 2.250 pedagang
serta didesain untuk fungsi pasar umum dan pasar borongan khusus sayur mayur.
Luas masing-masing lantai adalah 9.944 m2 sehingga luas total bangunan adalah
39.776 m2, sehingga berdasarkan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan
yang berlaku, bahwa rencana kegiatan tersebut wajib dilengkapi dengan dokumen
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal).
Dinas Pasar Kabupaten Sleman mengajukan Permohonan Penilaian
Dokumen Kerangka Acuan dan telah dilakukan penilaian oleh Tim Teknis Komisi
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-61
Penilai Amdal DIY yang kemudian mendapat Persetujuan Ketua Komisi Penilai
Amdal DIY melalui Surat Keputusan Nomor: 188/7274 tertanggal 28 November
2014. Selanjutnya Dinas Pasar Kabupaten Sleman mengajukan permohonan
Penilaian Dokumen Andal, RKL dan RPL untuk dilakukan penilaian oleh Komisi
Penilai Amdal DIY. Penilaian Dokumen Andal, RKL-RPL telah dilakukan hingga
Sidang Komisi pada tanggal 9 April 2015 dengan hasil bahwa Dokumen Andal,
RKL-RPL diterima dengan perbaikan yang memperhatikan saran dan masukan
yang diberikan oleh peserta Sidang Komisi untuk dapat diakomodir sebagai bahan
penyempurnaan dokumen. Pada tanggal 10 Juli 2015 Ketua Komisi Penilai Amdal
DIY menerbitkan rekomendasi kelayakan lingkungan yang ditujukan kepada Bupati
Sleman untuk kemudian Bupati Sleman menerbitkan Surat Keputusan Kelayakan
Lingkungan dan Izin Lingkungan untuk rencana pembangunan Pasar Prambanan.
3. Penilaian Dokumen Amdal Rencana Pembangunan Kampus Unit IV Universitas
Ahmad Dahlan oleh Universitas Ahmad Dahlan
Pembangunan Kampus Unit IV Universitas Ahmad Dahlan adalah
kelanjutan dari pembangunan masjid yang sudah konstruksi dan rusunawa (Asrama
Mahasiswa) yang sudah beroperasi. Keberadaan masjid dan rusunawa tersebut
berada pada satu kompleks dari pengembangan dan pembangunan Kampus Unit IV
Universitas Ahmad Dahlan dengan luas total 6,5 Ha. Pembangunan Kampus
Universitas Ahmad Dahlan Unit IV direncanakan secara bertahap, setelah rusunawa
berpenghuni dan operasional, selanjutnya dibangun masjid dan gedung C untuk
kegiatan perkuliahan. Keseluruhan pembangunan kampus memiliki total luas
bangunan 115.089 m2. Mengingat rencana Pembangunan Kampus Unit IV
Universitas Ahmad Dahlan memiliki luas bangunan 6,5 Ha dan luas bangunan
115.089 m2, maka rencana pembangunan ini wajib menyusun dokumen Amdal.
Pihak Universitas Ahmad Dahlan mengajukan Permohonan Penilaian
Dokumen Kerangka Acuan dan telah dilakukan penilaian oleh Tim Teknis Komisi
Penilai Amdal DIY yang kemudian mendapat Persetujuan Ketua Komisi Penilai
Amdal DIY melalui Surat Keputusan Nomor: 188/4942 tertanggal 20 Agustus
2014. Selanjutnya Universitas Ahmad Dahlan mengajukan permohonan Penilaian
Dokumen Andal, RKL dan RPL untuk dilakukan penilaian oleh Komisi Penilai
Amdal DIY. Penilaian Dokumen Andal, RKL-RPL telah dilakukan hingga Sidang
Komisi pada tanggal 6 Oktober 2015 dengan hasil bahwa Dokumen Andal, RKLRPL diterima dengan perbaikan yang memperhatikan saran dan masukan yang
diberikan oleh peserta Sidang Komisi untuk dapat diakomodir sebagai bahan
penyempurnaan dokumen. Proses Penilaian dokumen Amdal Pembangunan
Kampus Universitas Ahmad Dahlan dimulai pada tahun 2013, proses yang lama
karena perbaikan dokumen Amdal dari Pemrakarsa kegiatan tidak sesuai dengan
kesepakatan dalam berita acara pembahasan dokumen. Pada tanggal 1 Desember
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-62
2015 Ketua Komisi Penilai Amdal DIY menerbitkan rekomendasi kelayakan
lingkungan yang ditujukan kepada Bupati Bantul untuk kemudian Bupati Bantul
menerbitkan Surat Keputusan Kelayakan Lingkungan dan Izin Lingkungan untuk
rencana pembangunan Kampus Unit IV Universitas Ahmad Dahlan.
4. Penilaian Dokumen Amdal Rencana Pengembangan Universitas Negeri Yogyakarta
Kampus Wates oleh LPPM UNY
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Negeri
Yogyakarta (LPPM UNY) berencana mengembangkan Universitas Negeri
Yogyakarta kampus Wates yang berlokasi di Perkotaan Wates dengan luas
bangunan sekitar 27.446 m2 meliputi pembangunan stadion sepakbola dan atletik,
kolam renang, tribun kolam renang, kolam pemanasan dan sebagainya. Berdasarkan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku maka rencana pengembangan ini
harus dilengkapi dengan dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(Amdal).
Pihak LPPM UNY mengajukan Permohonan Penilaian Dokumen Kerangka
Acuan dan telah dilakukan penilaian oleh Tim Teknis Komisi Penilai Amdal DIY
yang kemudian mendapat Persetujuan Ketua Komisi Penilai Amdal DIY melalui
Surat Keputusan Nomor: 188/1505 tertanggal 10 Maret 2014. Selanjutnya LPPM
UNY mengajukan permohonan Penilaian Dokumen Andal, RKL dan RPL untuk
dilakukan penilaian oleh Komisi Penilai Amdal DIY. Penilaian Dokumen Andal,
RKL-RPL telah dilakukan hingga Sidang Komisi pada tanggal 20 Oktober 2014
dengan hasil bahwa Dokumen Andal, RKL-RPL diterima dengan perbaikan yang
memperhatikan saran dan masukan yang diberikan oleh peserta Sidang Komisi
untuk dapat diakomodir sebagai bahan penyempurnaan dokumen. Pada tanggal 6
Februari 2015 Ketua Komisi Penilai Amdal DIY menerbitkan rekomendasi
kelayakan lingkungan yang ditujukan kepada Bupati Kulon Progo untuk kemudian
Bupati Kulon Progo menerbitkan Surat Keputusan Kelayakan Lingkungan dan Izin
Lingkungan untuk rencana pengembangan Universitas Negeri Yogyakarta Kampus
Wates.
5. Penilaian Dokumen Amdal Rencana Pengembangan RSUD Panembahan Senopati
Kabupaten Bantul oleh RSUD Panembahan Senopati Kabupaten Bantul
RSUD Panembahan Senopati Kabupaten Bantul yang terletak di Jalan dr.
Wahidin Sudirohusodo, Dusun Bogoran, Desa Trirenggo, Kecamatan Bantul,
Kabupaten Bantul merencanakan akan membangun dan mengembangkan sejumlah
fasilitas RSUD Panembahan Senopati. Pengembangan berupa peningkatan
kuantitas jenis layanan klinik/ rawat jalan, kapasitas ruang operasi, gedung, dan
fasilitas penujang pelayanan serta area parkir. Luas lahan RSUD semula adalah
25.562 m2 dan akan diperluas dengan tambahan lahan 13.000 m2 sehingga menjadi
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-63
38.562 m2 atau dari luas bangunan 13.964,50 m2 menjadi sekitar 22.195,56 m2.
Oleh karena itu diperlukan penyusunan dokumen Amdal baru.
RSUD Panembahan Senopati mengajukan Permohonan Penilaian Dokumen
Kerangka Acuan dan telah dilakukan penilaian oleh Tim Teknis Komisi Penilai
Amdal DIY dan mendapat Persetujuan Ketua Komisi Penilai Amdal DIY melalui
Surat Keputusan Nomor: 188/7647 tertanggal 15 Desember 2014. Selanjutnya
RSUD Panembahan Senopati mengajukan permohonan Penilaian Dokumen Andal,
RKL dan RPL untuk dilakukan penilaian oleh Komisi Penilai Amdal DIY.
Penilaian Dokumen Andal, RKL-RPL telah dilakukan hingga Sidang Komisi pada
tanggal 22 April 2015 dengan hasil bahwa Dokumen Andal, RKL-RPL diterima
dengan perbaikan yang memperhatikan saran dan masukan yang diberikan oleh
peserta Sidang Komisi untuk dapat diakomodir sebagai bahan penyempurnaan
dokumen. Pada tanggal 7 Juli 2015 Ketua Komisi Penilai Amdal DIY menerbitkan
rekomendasi kelayakan lingkungan yang ditujukan kepada Bupati Bantul untuk
kemudian Bupati Bantul menerbitkan Surat Keputusan Kelayakan Lingkungan dan
Izin Lingkungan untuk rencana pengembangan RSUD Panembahan Senopati
Bantul.
6. Penilaian Dokumen Amdal Rencana Penataan dan Pengembangan Kawasan Desa
Wisata Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul oleh Dinas
Kebudayan dan Kepariwisataan Kabupaten Gunungkidul
Dinas Kebudayan dan Kepariwisataan Kabupaten Gunungkidul berencana
melakukan rencana penataan dan pengembangan Kawasan Desa Wisata Bejiharjo,
Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul. Desa Bejiharjo merupakan salah
satu desa di Kabupaten Gunungkidul yang memiliki daya tarik wisata yang cukup
banyak dengan luas wilayah 2.200,94 Ha. Desa Bejiharjo memiliki 12 goa yang
berpotensi sebagai lokasi wisata dan dialiri Sungai Oyo yang merupakan sungai
terbesar di Kabupaten Gunungkidul. Oleh karena luas lahan rencana penataan dan
pengembangan tersebut ≥ 5 Ha maka dip erlukan penyusunan dokumen Amdal.
Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Kabupaten Gunungkidul
mengajukan Permohonan Penilaian Dokumen Kerangka Acuan dan telah dilakukan
penilaian oleh Tim Teknis Komisi Penilai Amdal DIY yang kemudian mendapat
Persetujuan Ketua Komisi Penilai Amdal DIY melalui Surat Keputusan Nomor:
188/723 tertanggal 1 Desember 2014. Selanjutnya Dinas Kebudayan dan
Kepariwisataan Kabupaten Gunungkidul mengajukan permohonan Penilaian
Dokumen Andal, RKL dan RPL untuk dilakukan penilaian oleh Komisi Penilai
Amdal DIY. Penilaian Dokumen Andal, RKL-RPL telah dilakukan hingga Sidang
Komisi pada tanggal 25 Mei 2015 dengan hasil bahwa Dokumen Andal, RKL-RPL
diterima dengan perbaikan yang memperhatikan saran dan masukan yang diberikan
oleh peserta Sidang Komisi untuk dapat diakomodir sebagai bahan penyempurnaan
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-64
dokumen. Pada tanggal 26 Agustus 2015 Ketua Komisi Penilai Amdal DIY
menerbitkan rekomendasi kelayakan lingkungan yang ditujukan kepada Bupati
Gunungkidul untuk kemudian Bupati Gunungkidul menerbitkan Surat Keputusan
Kelayakan Lingkungan dan Izin Lingkungan untuk rencana penataan dan
pengembangan Kawasan Desa Wisata Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo,
Kabupaten Gunungkidul.
7. Penilaian Dokumen Addendum ANDAL, RKL-RPL Rencana Pengembangan
Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito Yogyakarta oleh Rumah Sakit Umum Pusat
Dr. Sardjito Yogyakarta
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta berencana meningkatkan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat dengan melakukan pengembangan rumah sakit
berupa penambahan luas bangunan sebesar 85.666,25 m2 dari semula 116.789,06
m2 menjadi 202.455,31 m2 dan jumlah tempat tidur sebanyak 100 TT dari
kapasitas eksisting sejumlah 737 TT menjadi 837 TT. Lokasi kegiatan eksisting dan
lokasi rencana pengembangan berada pada tapak yang sama, yaitu lahan milik
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta yang terletak di Jalan Kesehatan No. 1, Sekip Desa
Sinduadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman.
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta mengajukan Permohonan Penilaian
Dokumen Addendum ANDAL, RKL-RPL dan telah dilakukan penilaian oleh Tim
Teknis Komisi Penilai Amdal DIY. Penilaian Dokumen Addendum Andal, RKLRPL telah dilakukan hingga Sidang Komisi pada tanggal 4 Maret 2015 dengan
hasil bahwa Dokumen Andal, RKL-RPL diterima dengan perbaikan yang
memperhatikan saran dan masukan yang diberikan oleh peserta Sidang Komisi
untuk dapat diakomodir sebagai bahan penyempurnaan dokumen. Pada tanggal 30
Maret 2015 Ketua Komisi Penilai Amdal DIY menerbitkan rekomendasi kelayakan
lingkungan yang ditujukan kepada Bupati Sleman untuk kemudian Bupati Sleman
menerbitkan Surat Keputusan Kelayakan Lingkungan dan Izin Lingkungan untuk
rencana pengembangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
Pada tahun 2015 ini Komisi Penilai Amdal DIY telah menilai dokumen Amdal
rencana usaha dan/ atau kegiatan yang meliputi:
1. Penilaian Dokumen Amdal Rencana Pembangunan The Palace Apartemen dan
Condotel oleh PT. Funaru Berkah
PT. Funaru Berkah sebagai perusahaan pengembang swasta berencana
untuk melakukan kegiatan pembangunan The Palace Apartemen dan Condotel di
Jalan Kaliurang km 11 Padukuhan Pedak, Desa Sinduharjo, Kecamatan Ngaglik
Kabupaten Sleman. Rencana kegiatan menempati lahan seluas 4.220 m2 dengan
luas bangunan 30.543,02 m2. Rencana bangunan The Palace Apartemen dan
Condotel memiliki jumlah kamar sebanyak 217 unit untuk condotel dan 316 unit
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-65
untuk apartemen. Berdasarkan luas bangunan maka sesuai peraturan yang berlaku
rencana kegiatan ini termasuk kegiatan yang wajib menyusun dokumen Amdal.
PT. Funaru Berkah mengajukan Permohonan Penilaian Dokumen Kerangka
Acuan dan telah dilakukan penilaian oleh Tim Teknis Komisi Penilai Amdal DIY
dan mendapat Persetujuan Ketua Komisi Penilai Amdal DIY melalui Surat
Keputusan Nomor: 188/1208 tertanggal 24 Februari 2015. Selanjutnya PT. Funaru
Berkah mengajukan permohonan Penilaian Dokumen Andal, RKL dan RPL untuk
dilakukan penilaian oleh Komisi Penilai Amdal DIY. Penilaian Dokumen Andal,
RKL-RPL telah dilakukan hingga Sidang Komisi pada tanggal 13 Agustus 2015
dengan hasil bahwa Dokumen Andal, RKL-RPL diterima dengan perbaikan yang
memperhatikan saran dan masukan yang diberikan oleh peserta Sidang Komisi
untuk dapat diakomodir sebagai bahan penyempurnaan dokumen. Pada tanggal 17
September 2015 Ketua Komisi Penilai Amdal DIY menerbitkan rekomendasi
kelayakan lingkungan yang ditujukan kepada Bupati Sleman untuk kemudian
Bupati Sleman menerbitkan Surat Keputusan Kelayakan Lingkungan dan Izin
Lingkungan untuk rencana pembangunan The Palace Apartemen dan Condotel.
2. Penilaian Dokumen Amdal Rencana Pembangunan Apartemen Taman Melati
Yogyakarta @Sinduadi oleh PT. Adhi Persada Properti
Lokasi pembangunan Apartemen Taman Melati Yogyakarta @Sinduadi
beserta fasilitasnya berada di Jalan Inspeksi Saluran Induk Mataram, Padukuhan
Pogung Kidul, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Apartemen
Taman Melati Yogyakarta @Sinduadi akan dibangun pada lahan seluas 4.785 m².
Apartemen Taman Melati Yogyakarta @Sinduadi merupakan bangunan 15 (lima
belas) lantai dengan 2 (dua) basement, dan 1 lantai atap. Rencana Pembangunan
Apartemen Taman Melati Yogyakarta @Sinduadi memiliki luas bangunan 37.349
m2, maka rencana pembangunan ini wajib menyusun dokumen Amdal.
PT. Adhi Persada Properti mengajukan Permohonan Penilaian Dokumen
Kerangka Acuan dan telah dilakukan penilaian oleh Tim Teknis Komisi Penilai
Amdal DIY dan mendapat Persetujuan Ketua Komisi Penilai Amdal DIY melalui
Surat Keputusan Nomor: 188/4239 tertanggal 3 Juli 2015. Selanjutnya PT. Adhi
Persada Properti mengajukan permohonan Penilaian Dokumen Andal, RKL dan
RPL untuk dilakukan penilaian oleh Komisi Penilai Amdal DIY. Penilaian
Dokumen Andal, RKL-RPL telah dilakukan hingga Sidang Komisi pada tanggal 5
Oktober 2015, namun pada sidang ini belum dilakukan pengambilan keputusan
karena masih terdapat wakil masyarakat yang menolak rencana pembangunan.
Kemudian dilaksanakan Sidang Komisi Lanjutan pada tanggal 9 Oktober 2015
dengan hasil bahwa dokumen Andal, RKL-RPL diterima dengan perbaikan yang
memperhatikan saran dan masukan yang diberikan oleh peserta Sidang Komisi
untuk dapat diakomodir sebagai bahan penyempurnaan dokumen. Selanjutnya pada
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-66
tanggal 2 November 2015 Ketua Komisi Penilai Amdal DIY menerbitkan
rekomendasi kelayakan lingkungan yang ditujukan kepada Bupati Sleman untuk
kemudian Bupati Sleman menerbitkan Surat Keputusan Kelayakan Lingkungan dan
Izin Lingkungan untuk rencana pembangunan Apartemen Taman Melati
Yogyakarta @Sinduadi.
3. Penilaian Dokumen Amdal Rencana Pengembangan Gedung Kantor Pelayanan
Pajak Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta di Kabupaten Sleman oleh Kantor
Pelayanan Pajak Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta (KPPD DIY) di Kabupaten
Sleman
Kondisi eksisting gedung KPPD DIY yang berjalan selama ini menempati
lahan seluas 4.615 m2 dengan luas bangunan 3.614,81 m2. Keterbatasan gedung
pelayananan dan sarana penunjang yang telah ada tidak mampu lagi untuk
menampung jumlah wajib pajak sehingga menyebabkan antrian pelayanan yang
panjang dan membludaknya tempat parkir kendaraan bermotor, untuk mengatasi
persoalan tersebut dibangun dan dikembangkan gedung perkantoran, gedung
pelayanan dan gedung arsip serta fasilitas penunjang. Rencana pengembangan
gedung KPPD DIY ini dilakukan dengan luas lahan pengembangan seluas 6.575
m2 sehingga luas lahan total adalah 11.190 m2 dan luas bangunan 10.750 m2.
Mengingat rencana pengembangan Gedung KPPD DIY di Kabupaten Sleman ini
memiliki luas bangunan 10.750 m2, maka rencana pembangunan ini wajib
menyusun dokumen Amdal.
Kantor Pelayanan Pajak Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta (KPPD DIY)
di Kabupaten Sleman mengajukan Permohonan Penilaian Dokumen Kerangka
Acuan dan telah dilakukan penilaian oleh Tim Teknis Komisi Penilai Amdal DIY
dan mendapat Persetujuan Ketua Komisi Penilai Amdal DIY melalui Surat
Keputusan Nomor: 188/4911 tertanggal 6 Agustus 2015. Selanjutnya KPPD DIY
mengajukan permohonan Penilaian Dokumen Andal, RKL dan RPL untuk
dilakukan penilaian oleh Komisi Penilai Amdal DIY. Penilaian Dokumen Andal,
RKL-RPL telah dilakukan hingga Sidang Komisi pada tanggal 5 Oktober 2015
dengan hasil bahwa dokumen Andal, RKL-RPL diterima dengan perbaikan yang
memperhatikan saran dan masukan yang diberikan oleh peserta Sidang Komisi
untuk dapat diakomodir sebagai bahan penyempurnaan dokumen. Selanjutnya pada
tanggal 26 November 2015 Ketua Komisi Penilai Amdal DIY menerbitkan
rekomendasi kelayakan lingkungan yang ditujukan kepada Bupati Sleman untuk
kemudian Bupati Sleman menerbitkan Surat Keputusan Kelayakan Lingkungan dan
Izin Lingkungan untuk rencana pengembangan Gedung Kantor Pelayanan Pajak
Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta di Kabupaten Sleman.
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-67
4. Penilaian Dokumen Amdal Rencana Pengelolaan Taman Hutan Raya (TAHURA)
Bunder, Playen, Gunungkidul oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan DIY
Taman Hutan Raya adalah kawasan pelestarian alam untuk tujuan koleksi
tumbuhan dan atau satwa yang alami atau buatan, jenis asli dan atau bukan asli
yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, pendidikan, budidaya dan
pariwisata. Dalam upaya meningkatkan potensi kehutanan di DIY pengembangan
Taman Hutan Raya Bunder merupakan upaya untuk alih fungsi dari hutan produksi
tetap menjadi hutan konservasi. Rencana kegiatan terletak di Desa Bunder,
Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul seluas 634,10 Ha sehingga
berdasarkan pada peraturan yang berlaku kegiatan ini termasuk kegiatan yang wajib
menyusun dokumen Amdal.
Dinas Kehutanan dan Perkebunan DIY mengajukan Permohonan Penilaian
Dokumen Kerangka Acuan dan telah dilakukan penilaian oleh Tim Teknis Komisi
Penilai Amdal DIY. Hasil penilaian dokumen Kerangka Acuan Pengelolaan Taman
Hutan Raya (TAHURA) Bunder oleh tim teknis Komisi Penilai Amdal DIY pada
tanggal 30 April 2015 adalah dokumen dikembalikan untuk diperbaiki oleh
pemrakarsa. Hingga saat ini hasil perbaikan belum masuk kembali ke Sekretariat
Komisi Penilai Amdal DIY sehingga belum diterbitkan Surat Keputusan
Persetujuan Kerangka Acuan oleh Ketua Komisi Penilai Amdal DIY.
5. Penilaian Dokumen Amdal Rencana Pembangunan Green Park Jogja Apartment &
Resort oleh PT. Griya Persada Makmur Jaya
Lokasi pembangunan Green Park Jogja Apartment & Resort berada di
Padukuhan Demangan, Desa Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman,
Daerah Istimewa Yogyakarta. Green Park Jogja Apartment & Resort direncanakan
memiliki jumlah kamar sebanyak 546 unit yang akan menempati lahan seluas 8.161
m2 dari total luasan bangunan sebesar 26.000 m2. Berdasarkan luas bangunan
tersebut maka rencana kegiatan ini wajib dilengkapi dengan Amdal.
PT. Griya Persada Makmur Jaya mengajukan Permohonan Penilaian
Dokumen Kerangka Acuan dan telah dilakukan penilaian oleh Tim Teknis Komisi
Penilai Amdal DIY dan mendapat Persetujuan Ketua Komisi Penilai Amdal DIY
melalui Surat Keputusan Nomor: 188/6408 tertanggal 12 Oktober 2015.
Selanjutnya PT. Griya Persada Makmur Jaya mengajukan permohonan Penilaian
Dokumen Andal, RKL dan RPL untuk dilakukan penilaian oleh Komisi Penilai
Amdal DIY. Tahapan terakhir yang telah diselesaikan adalah Uji Administrasi
Dokumen Andal, RKL dan RPL untuk selanjutnya dokumen akan dibahas dalam
rapat tim teknis Komisi Penilai Amdal DIY.
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-68
6. Penilaian Dokumen Amdal Rencana Pengembangan Rumah Sakit Umum Daerah
Sleman oleh Rumah Sakit Umum Daerah Sleman
Lokasi rencana pengembangan RSUD Sleman berada di Jalan Bhayangkara
No. 48, Morangan, Triharjo, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. RSUD Sleman
berencana melakukan pengembangan yaitu: (1) luas lahan sebesar 12.340 m2 yang
semula 10.070 m2 sehingga menjadi 22.410 m2; (2) luas bangunan sebesar
38.686,8 m2 yang semula 5735,75 m2 sehingga menjadi 44.422,56 m2; dan (3)
jumlah tempat tidur sebanyak 244 unit yang semula 218 unit sehingga menjadi 462
TT. Berdasarkan luas bangunan tersebut maka rencana kegiatan ini wajib
dilengkapi dengan Amdal.
Rumah Sakit Umum Daerah Sleman mengajukan Permohonan Penilaian
Dokumen Kerangka Acuan dan telah dilakukan penilaian oleh Tim Teknis Komisi
Penilai Amdal DIY dan mendapat Persetujuan Ketua Komisi Penilai Amdal DIY
melalui Surat Keputusan Nomor: 188/5000 tertanggal 11 Agustus 2015. Namun
hingga bulan Desember 2015 pihak pemrakarsa belum mengajukan permohonan
penilaian dokumen Andal, RKL dan RPL kepada Komisi Penilai Amdal DIY.
7. Penilaian Dokumen Amdal Rencana Pembangunan Apartemen dan Kondotel
Tamansari Amarta oleh PT. Wijaya Karya Realty
PT. Wijaya Karya Realty berencana melakukan pembangunan apartemen
dan kondotel yang dilaksanakan di Jalan Palagan Tentara Pelajar KM 7,5 Desa
Sariharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman. Lahan yang akan
dikembangkan untuk area apartemen dan kondotel adalah seluas 6.366 m2 dengan
luas bangunan sekitar 48.128,73 m2. Berdasarkan luas bangunan tersebut maka
rencana kegiatan ini wajib dilengkapi dengan Amdal.
PT. Wijaya Karya Realty mengajukan Permohonan Penilaian Dokumen
Kerangka Acuan dan telah dilakukan penilaian oleh Tim Teknis Komisi Penilai
Amdal DIY dan mendapat Persetujuan Ketua Komisi Penilai Amdal DIY melalui
Surat Keputusan Nomor: 188/4367 tertanggal 9 Juli 2015. Selanjutnya PT. Wijaya
Karya Realty mengajukan permohonan Penilaian Dokumen Andal, RKL dan RPL
untuk dilakukan penilaian oleh Komisi Penilai Amdal DIY. Tahapan terakhir yang
telah diselesaikan adalah Klarifikasi Perbaikan Dokumen Andal, RKL dan RPL
pada tanggal 7 Desember 2015 dengan hasil bahwa dokumen dikembalikan ke
Pemrakarsa untuk perbaikan kembali sebelum dibahas dalam Sidang Komisi
Penilai Amdal. Sejak pengembalian hingga saat ini dokumen perbaikan belum
diterima oleh Sekretariat Komisi Penilai Amdal DIY.
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-69
8. Penilaian Dokumen Amdal Rencana Pembangunan Mix-Used JogjaOne Park oleh
PT. Darsana Tempa Internasional
PT. Darsana Tempa Internasional berencana untuk memanfaatkan lahan di
Padukuhan Kembang dan Nanggulan, Desa Maguwoharjo, Kecamatan Depok,
Kabupaten Sleman sebagai rencana lokasi pembangunan Mix-Used JogjaOne Park.
Areal lahan yang akan dimanfaatkan seluas 34.749 m2 dengan total luas bangunan
66.250 m2. Berbagai fasilitas akan dikembangkan antara lain meliputi Soho Mall,
apartemen, town house, sarana ibadah, sarana olah raga (fitnes dan kolam renang),
area terbuka hijau (taman dan plaza) dan area komunal yang meliputi ruang
serbaguna dan kantin. Berdasarkan penapisan luas bangunan sesuai peraturan yang
berlaku maka rencana pembangunan ini wajib memiliki Amdal.
PT. Darsana Tempa Internasional mengajukan Permohonan Penilaian
Dokumen Kerangka Acuan dan telah dilakukan penilaian oleh Tim Teknis Komisi
Penilai Amdal DIY. Tahapan terakhir yang telah diselesaikan adalah Klarifikasi
Perbaikan Dokumen KA pada tanggal 6 November 2015 dengan hasil bahwa
dokumen tidak dilanjutkan pembahasannya dan dikembalikan ke Pemrakarsa
dengan pertimbangan bahwa dokumen belum dilengkapi surat rekomendasi dari
Dinas PU terkait sempadan sungai yang berbatasan dengan lokasi proyek dan
belum dilengkapinya bukti formal tertulis dari BKPRD Kabupaten Sleman terkait
kesesuaian tata ruang. Sejak pengembalian hingga saat ini hasil perbaikan dan
kelengkapan dokumen belum diterima oleh Sekretariat Komisi Penilai Amdal DIY.
9. Penilaian Dokumen Amdal Rencana Pembangunan Hotel Ibis Jogja oleh PT. Delta
Merlin Dunia Properti
PT. Delta Merlin Dunia Properti berencana melakukan pembangunan hotel
yang dilaksanakan di Jalan Ring Road Utara, Dusun Sanggrahan, Desa
Condongcatur, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman. Rencana pembangunan
Hotel Ibis ini mempunyai luas lahan 3.989 m2 dengan luas bangunan 19.297,04
m2. Dengan demikian rencana pembangunan Hotel Ibis Jogja wajib memiliki
dengan Amdal karena luas bangunan ≥ 10.000 m2.
PT. Delta Merlin Dunia Properti mengajukan Permohonan Penilaian
Dokumen Kerangka Acuan dan telah dilakukan penilaian oleh Tim Teknis Komisi
Penilai Amdal DIY. Tahapan terakhir yang telah diselesaikan adalah Klarifikasi
Perbaikan Dokumen KA pada tanggal 6 November 2015 dengan hasil bahwa
dokumen dikembalikan ke Pemrakarsa untuk perbaikan kembali sebelum diusulkan
untuk diterbitkan Persetujuan KA oleh Ketua Komisi Penilai Amdal DIY. Sejak
pengembalian hingga saat ini dokumen perbaikan belum diterima oleh Sekretariat
Komisi Penilai Amdal DIY.
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-70
10. Penilaian Dokumen Amdal Rencana Pembangunan Apartemen The Grand
Babarsari oleh PT. Grahaprima Realtindo
PT. Grahaprima Realtindo berencana membangun apartemen, The Grand
Babarsari pada lahan seluas 8.086 m2 dengan total luas lantai bangunan 36.110,21
m2 yang berlokasi di Jalan Babarsari Padukuhan Tambakbayan, Desa Caturtunggal,
Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman. Rencana apartemen The Grand Babarsari
memiliki jumlah kamar 689 unit yang terdiri dari total tiga tower, yaitu Harvard,
Oxford, dan Cambridge dengan ketinggian maksimum 29 meter. Apartemen The
Grand Babarsari akan dilengkapi dengan prasarana penunjang aktivitas penghuni
dan tamu apartemen di antaranya fasilitas fitness gym, minimarket, restoran, kolam
renang, kafe, ruang terbuka yang dimanfaatkan sebagai RTH dan lahan parkir.
Berdasarkan luas bangunan tersebut maka rencana kegiatan ini wajib memiliki
dengan Amdal.
PT. Grahaprima Realtindo mengajukan Permohonan Penilaian Dokumen
Kerangka Acuan dan telah dilakukan penilaian oleh Tim Teknis Komisi Penilai
Amdal DIY yang kemudian mendapat Persetujuan Ketua Komisi Penilai Amdal
DIY melalui Surat Keputusan Nomor: 188/3739 tertanggal 12 Juni 2014. PT.
Grahaprima Realtindo selanjutnya mengajukan permohonan Penilaian Dokumen
Andal, RKL dan RPL untuk dilakukan penilaian oleh Komisi Penilai Amdal DIY.
Penilaian Dokumen Andal, RKL-RPL telah dilakukan hingga Sidang Komisi pada
tanggal 26 November 2015 dengan hasil bahwa Dokumen Andal, RKL-RPL
diterima dengan perbaikan yang memperhatikan saran dan masukan yang diberikan
oleh peserta Sidang Komisi untuk dapat diakomodir sebagai bahan penyempurnaan
dokumen. Tahapan terakhir yang telah diselesaikan adalah asistensi perbaikan
Dokumen Andal, RKL dan RPL pada tanggal 18 Desember 2015 dengan hasil
bahwa dokumen dikembalikan ke Pemrakarsa untuk perbaikan kembali sebelum
diterbitkan Rekomendasi Kelayakan Lingkungan oleh Ketua Komisi Penilai Amdal
DIY. Sejak pengembalian hingga saat ini dokumen perbaikan belum diterima oleh
Sekretariat Komisi Penilai Amdal DIY.
11. Penilaian Dokumen Amdal Rencana Pengembangan Rumah Sakit Panti Rapih
Yogyakarta oleh Rumah Sakit Panti Rapih
Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta terletak di Jalan Cik Di Tiro No. 30
Yogyakarta, direncanakan akan dibangun dan dikembangkan dengan sejumlah
fasilitas. Rencana pengembangan Rumah Sakit Panti Rapih akan dilakukan dengan:
(a) mengembangkan bangunan yang sudah ada; dan (b) membangun bangunan
baru, yaitu poliklinik terpadu atau Instalasi Rawat Jalan Terpadu (IRJT), gedung
administrasi, gedung pelayanan medik (LHK dan servis), gedung rumah duka,
sumur air tanah dalam, water treatment, dan jalur hijau serta pemindahan area
parkir. Luas lahan yang semula 38.442 m2 akan diperluas dengan tambahan lahan
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-71
3.881 m2. Dilihat dari luas bangunannya, rumah sakit saat ini mempunyai luas
37.344 m2 dan setelah pengembangannya akan menjadi sekitar 66.308 m2, dengan
demikian rencana kegiatan ini wajib memiliki Amdal.
Rumah Sakit Panti Rapih mengajukan Permohonan Penilaian Dokumen
Kerangka Acuan dan telah dilakukan penilaian oleh Tim Teknis Komisi Penilai
Amdal DIY. Tahapan terakhir yang telah diselesaikan adalah Asistensi Perbaikan
Dokumen KA pada tanggal 18 Desember 2015 dengan hasil bahwa dokumen
dikembalikan ke Pemrakarsa untuk perbaikan kembali sebelum diusulkan untuk
diterbitkan Persetujuan KA oleh Ketua Komisi Penilai Amdal DIY. Sejak
pengembalian hingga saat ini hasil perbaikan dokumen belum diterima oleh
Sekretariat Komisi Penilai Amdal DIY.
12. Penilaian Dokumen Addendum ANDAL, RKL-RPL Rencana Pengembangan
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
(IPLT) di Sewon, Bantul oleh Balai Pengelolaan Infrastruktur Sanitasi dan Air
Minum Perkotaan (Balai PISAM) DPUP ESDM DIY
Lokasi IPAL dan IPLT Sewon berada di Jalan Bantul KM 8, Desa
Pendowoharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul.`Instalasi Pengolah Lumpur
Tinja (IPLT) Sewon dibangun diatas lahan seluas 1.400 m2 yang masih berada
pada lokasi IPAL Sewon. IPLT Sewon ini dibangun dengan kapasitas 25 m3/hari
dan melayani limbah dari pengurasan septiktank yang diangkut oleh truk tinja atau
air limbah rumah tangga yang belum tersambung dengan jaringan pipa air limbah
terpusat.
Balai PISAMP mengajukan Permohonan Penilaian Dokumen Addendum
ANDAL, RKL-RPL dan telah dilakukan penilaian oleh Tim Teknis Komisi Penilai
Amdal DIY. Tahapan terakhir yang telah diselesaikan adalah Pembahasan
Perbaikan Dokumen Addendum ANDAL, RKL-RPL pada tanggal 16 Desember
2015 dengan hasil bahwa dokumen dikembalikan ke pemrakarsa untuk perbaikan
kembali sebelum diterbitkan Rekomendasi Kelayakan Lingkungan oleh Ketua
Komisi Penilai Amdal DIY. Sejak pengembalian hingga saat ini dokumen
perbaikan belum diterima oleh Sekretariat Komisi Penilai Amdal DIY.
1.2 Pemeriksaan UKL-UPL
Pemeriksaan UKL- UPL Rencana Pembangunan Bendung dan Kelengkapannya
dalam Rangka Peningkatan Bangunan Pengambilan Kamijoro oleh Balai Besar Wilayah
Sungai Serayu Opak.
Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak berencana membangun bendung dan
kelengkapannya untuk melindungi intake Kamijoro dan saluran irigasi agar fungsi
jaringan dapat optimal. Lokasi kegiatan pembangunan bendung dan kelengkapannya
berada di DAS Progo, membentang antara Kabupaten Bantul dan Kabupaten Kulon
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-72
Progo yaitu pada sisi timur sungai di Desa Triwidadi, Kecamatan Pajangan, Kabupaten
Bantul dan sisi barat di Desa Tuksono, Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulon Progo.
Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak mengajukan Permohonan
Pemeriksaan Dokumen UKL-UPL dan telah dilakukan pemeriksaan oleh Badan
Lingkungan Hidup DIY. Tahapan terakhir yang telah diselesaikan adalah Pembahasan
Perbaikan Dokumen UKL-UPL pada tanggal 27 November 2015 dengan hasil bahwa
dokumen dikembalikan ke Pemrakarsa untuk perbaikan kembali sebelum diterbitkan
Rekomendasi UKL-UPL oleh Kepala Badan Lingkungan Hidup DIY. Dokumen
perbaikan telah diserahkan kepada Badan Lingkungan Hidup DIY pada tanggal 21
Desember 2015 untuk selanjutnya dijadwalkan pembahasan perbaikannya.
2.
Pembinaan Teknis Pelaksanaan Amdal, UKL-UPL dan DPL
Badan lingkungan Hidup DIY tahun anggaran 2015 melalui Sub Bidang Kajian
Lingkungan melakukan kegiatan pembinaan teknis pelaksanaan AMDAL (RKL-RPL),
UKL-UPL dan DPL dengan cara diundang di Kantor BLH DIY. Dasar penentuan usaha
dan atau kegiatan yang dilakukan pembinaan adalah hasil evaluasi baik pengawasan
rutin, pembinaan pengelolaan limbah cair, udara dan B3, serta evaluasi hasil pelaporan
dokumen lingkungan. Upaya ini dimaksudkan agar penanggungjawab usaha dan atau
kegiatan melaksanakan ketentuan yang ada dalam dokumen lingkungan yang
merupakan kesanggupan sekaligus kewajiban yang harus dilaksanakan penanggung
jawab usaha dan/ atau kegiatan untuk mengantisipasi dampak-dampak yang muncul
terhadap lingkungan sehingga lingkungan tetap terjaga dan berfungsi sesuai dengan
peruntukannya.
Sebagai upaya lanjutan dalam memudahkan sistem pelaporan, Badan
Lingkungan Hidup DIY juga merintis sistem informasi online pelaporan dokumen
lingkungan, agar dalam pelaporan dokumen lingkungan lebih mudah, cepat dan
tersimpan sebagai database dengan baik. Sistem pelaporan online tersebut kemudian
dilakukan uji coba bersamaan dengan Bimbingan Teknis Penyusunan Laporan untuk
mendapatkan masukan, saran untuk perbaikan sistem agar bisa dilaksanakan dengan
baik dan mudah.
Kegiatan Pembinaan Teknis Pelaksanaan AMDAL (RKL-RPL), UKL-UPL dan
DPL dilakukan melalui mekanisme:
1. Pengembangan Sistem Informasi Pelaporan Dokumen Lingkungan;
2. Pembinaan Teknis Pelaksanaan Amdal, UKL-UPL;
3. Bimbingan Teknis Penyusunan Laporan Dokumen Lingkungan.
Sasaran kegiatan Pembinaan Teknis Pelaksanaan AMDAL (RKL-RPL), UKLUPL dan DPL adalah sebagai berikut:
1. Pembinaan Teknis Pelaksanaan Amdal, UKL-UPL adalah Penanggungjawab
usaha dan atau kegiatan hotel, industri dan pelayanan kesehatan sebanyak 90
usaha/ kegiatan di DIY.
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-73
2. Bimbingan Teknis Penyusunan Laporan Dokumen Lingkungan adalah
Penanggungjawab usaha dan atau kegiatan hotel, industri dan pelayanan
kesehatan sebanyak 120 usaha/ kegiatan di DIY.
2.1
Pengembangan Sistem Informasi Pelaporan Dokumen Lingkungan
Dalam rangka pengembangan sistem informasi pelaporan dokumen lingkungan
dilakukan kerja sama dengan CV. Terratama, Badan Lingkungan Hidup DIY membuat
sistem informasi berbasis web dengan alamat akses sementara adalah
www.amdaldiy.net/pelaporan-amdal. Sistem informasi ini dapat diakses untuk semua
pihak, namun untuk bisa masuk ke dalam sistem informasi ini dibatasi hanya pihak
pihak yang terotoriter dan mempunyai hak akses. Perusahaan diberikan hak akses satu
username untuk mengakses.
Setelah dilaksanakan perancangan, Sistem Pelaporan RKL RPL Online ini sudah
dilakukan ujicoba oleh Badan Lingkungan Hidup DIY pada tahun 2014 dengan cara
sosialisasi dan ujicoba terhadap 80 usaha/ kegiatan yang terdiri dari industri, rumah
sakit dan kegiatan pariwisata baik yang sudah rutin melaksanakan pelaporan maupun
yang belum.
Hasil evaluasi yang dilakukan Badan Lingkungan Hidup DIY dalam hal ini
Subid Kajian Lingkungan, terdapat beberapa hal yang menjadi masukan dari perusahaan
mengenai sistem informasi ini.
Saran masukan yang masuk ke BLH DIY antara lain:
1. Tampilan dari sistem ini, masih membingungkan untuk user atau pengguna
karena penempatan menu menu yang kurang menarik.
2. Menu menu yang disediakan belum termasuk laporan untuk limbah cair, udara
dan limbah B3.
Setelah sistem informasi/ aplikasi ini diujicoba pada tahun 2014 selanjutnya
dilakukan pengembangan pada tahun 2015 dengan berbagai penambahan fitur seperti,
fitur data pemantauan kualitas air, data pemantauan kualitas udara, data pemantauan
kualitas limbah B3, penambahan fitur rekapitulasi dengan tampilan yang lebih mudah
dipahami oleh penanggungjawab usaha dan atau kegiatan.
Maksud dan Tujuan
Maksud dari pekerjaan pengembangan sistem informasi dokumen lingkungan
(Aplikasi Pelaporan RKL RPL Online) ini adalah mengembangkan sistem informasi
dokumen lingkungan (Aplikasi Pelaporan RKL RPL Online) dengan penambahan fitur
seperti, fitur data pemantauan kualitas air, data pemantauan kualitas udara, data
pemantauan kualitas limbah B3, penambahan fitur rekapitulasi dan tampilan yang lebih
mudah dipahami oleh penanggungjawab usaha dan atau kegiatan.
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-74
Tujuan Pengembangan Sistem Informasi Dokumen Lingkungan (Aplikasi
Pelaporan RKL RPL Online) adalah:
a) Untuk mendapatkan tampilan aplikasi yang mudah dipahami oleh penanggung
jawab usaha dan atau kegiatan.
b) Untuk mendapatkan fitur-fitur baru dan tambahan untuk penanggungjawab
usaha dan atau kegiatan agar dapat melaporkan pelaksanaan RKL RPL setiap 6
(enam) bulan dengan tertib, rutin dan lebih cepat.
Pelaksanaan Pengembangan Sistem Informasi Dokumen Lingkungan ini dimulai
dengan Proses Persiapan yang meliputi:
No
Kegiatan
1
Inventarisasi Permasalahan Aplikasi Periode 2014
2
Sharing dengan Admin BLH DIY
3
Sharing dengan Pengguna Kabupaten/Kota
Waktu
27 Maret 2015 - 3 April 2015
6 April 2015 - 7 April 2015
8 April 2015 - 9 April 2015
Hasil inventarisari dan sharing permasalahan dengan admin BLH dan admin
kabupaten/ kota antara lain:
1. Menyepakati bentuk tampilan agar lebih mudah dipahami;
2. Menyepakati menu-menu yang akan tampil dalam Aplikasi hasil pengembangan;
3. Menyepakati ujicoba sistem aplikasi.
Pelaksanaan pengembangan sistem pelaporan dokumen lingkungan online ini
dirancang untuk memudahkan penangungjawab usaha dan atau kegiatan dalam
melaksanakan pelaporan pelaksanaan RKL RPL periode 6 (enam) bulan sekali.
Uji coba aplikasi ini dilaksanakan oleh Badan Lingkungan Hidup Daerah
Istimewa Yogyakarta pada beberapa periode:
No Kegiatan Ujicoba
1
Ujicoba Admin BLH dan
BLH kabupaten/ kota
2
Ujicoba Perusahaan
2.2
Waktu Pelaksanaan
27 - 28 April 2015
19, 20, 21 Mei 2015 untuk sejumlah 120 perusahaan di DIY
dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan Pembinaan
Teknis Penyusunan Laporan Dokumen Lingkungan
Bimbingan Teknis Penyusunan Pelaporan Dokumen Lingkungan
Bimbingan Teknis Penyusunan Pelaporan Dokumen Lingkungan di laksanakan
untuk mengetahui tingkat ketaatan pemrakarsa dalam melakukan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan serta memberikan sosialisasi adanya sistem informasi
pelaporan dokumen lingkungan secara online, sehingga pesertanya adalah usaha dan
atau kegiatan yang belum rutin melaksanakan pelaporan. Jumlah sasaran sebanyak 120
usaha dan terbagi menjadi 3 gelombang dalam 3 hari.
Bimbingan Teknis Penyusunan Pelaporan Dokumen Lingkungan dilaksanakan
selama 3 hari, yaitu pada tanggal 19, 20, dan 21 Mei 2015 dengan sistem pemaparan,
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-75
diskusi dan praktek langsung untuk mencoba mengakses dan melakukan ujicoba
pelaporan online dengan penanggungjawab usaha dan atau kegiatan.
Adapun materi yang disampaikan pada ketiga hari tersebut adalah:
1. Implikasi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 terhadap Kewajiban
Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Hidup oleh Drs. Atmaji Widi Susilo;
2. Pedoman Penyusunan Laporan Dokumen Lingkungan oleh Ir. Didik Sulistyo
Putro, M.Si;
3. Pengenalan Sistem Pelaporan RKL RPL secara Online oleh Muchamad Rifqi
Sultoni, SIP.
Dari bimbingan teknis penyusunan laporan dokumen lingkungan disimpulkan
beberapa hal antara lain:
a) Penanggungjawab usaha dan atau kegiatan telah dibekali materi dan contoh
pelaporan sehingga berkomitmen akan memulai melakukan pelaporan secara
rutin dan mengikuti ketentuan penyusunan sesuai Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 45 Tahun 2005.
b) Penanggungjawab usaha dan atau kegiatan menyambut baik adanya Sistem
Informasi Pelaporan Dokumen Lingkungan secara online karena akan ada
banyak efisiensi dan cepat serta laporan menjadi terarah.
c) Perusahaan akan mencoba mempraktekan uji coba sistem informasi ini, namun
perlu bimbingan lebih lanjut karena apabila hanya dilakukan dengan waktu 1
(satu) hari, proses inputing data perlu waktu tambahan.
d) Kendala-kendala yang dihadapi dalam proses pelaksanaan pelaporan sistem
online ini yang berasal dari faktor internal antara lain:
 Masih sering terjadi error, misal sistem tidak dapat menyimpan input
yang telah diupload oleh perusahaan.
 Data-data yang dipunyai perusahaan belum lengkap, termasuk data-data
hasil pemantauan lingkungan.
 Permasalahan sumber daya berupa jaringan dan kelengkapannya
sehingga akses internet terganggu dan tidak maksimal.
 Tidak ada petugas khusus yang menangani pengelolaan lingkungan di
perusahaan, termasuk petugas pembuat laporan, kalaupun ada petugas
sering ganti yang baru yang belum memiliki pengalaman sama sekali
terhadap pekerjaan tersebut.
2.3
Pembinaan Teknis Pelaksanaan AMDAL, UKL-UPL
Pembinaan Teknis Pelaksanaan AMDAL, UKL-UPL dilaksanakan pada 25 dan
26 Agustus 2015 terhadap 90 usaha dan atau kegiatan, setiap hari diikuti oleh 45 usaha
selama 2 hari. Pembinaan Teknis Pelaksanaan Amdal, UKL UPL dilaksanakan selama 2
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-76
hari dengan sistem pemaparan dan diskusi langsung dengan penanggung jawab usaha
dan atau kegiatan.
Adapun materi yang disampaikan adalah:
1. Perencanaan Pengelolaan Lingkungan Bagi Usaha/ Kegiatan oleh Drs. Atmaji
Widi Susilo.
2. Kewajiban dan Teknis Pemantuan Lingkungan oleh Ir. Sri Lestari, M.Si.
3. Pedoman Penyusunan Laporan Dokumen Lingkungan oleh Ir. Didik Sulistyo
Putro, M.Si.
Dari Pembinaan Teknis Pelaksanaan Amdal, UKL-UPL yang dilaksanakan
selama 2 hari tanggal 25 dan 26 Agustus 2015 disimpulkan beberapa hal antara lain:
a) Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan telah dilaksanakan oleh
penanggungjawab usaha dan atau kegiatan hanya ada beberapa yang belum
melaksanakan pelaporan baik pelaporan limbah cair, pengelolaan B3 maupun
laporan pelaksanaan dokumen setiap 6 bulan sekali.
b) Adanya Sistem Informasi Pelaporan Dokumen Lingkungan secara online,
penanggungjawab usaha dan atau kegiatan menyambut baik adanya Sistem
Informasi secara online ini karena akan ada banyak efisiensi dan cepat serta
laporan menjadi terarah.
c) Kendala-kendala yang dihadapi dalam proses pelaksanaan pengelolaan,
pemantauan serta pelaporan ada beberapa hal antara lain:
 Kurangnya sumber daya manusia yang menangani pengelolaan dan
pemantauan lingkungan.
 Tidak ada petugas khusus yang menangani pengelolaan lingkungan di
perusahaan, termasuk petugas pembuat laporan, kalaupun ada petugas
sering ganti yang baru yang belum memliki pengalaman sama sekali
terhadap pekerjaan tersebut.
 Manajemen perusahaan sering tidak mendukung pendanaan dan
infastruktur untuk pengelolaan lingkungan.
 Pemerintah Daerah kurang pro aktif dalam pembinaan ke perusahaan,
sehingga perlu penambahan frekuensi.
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-77
E.
BIDANG PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN
E.1 SUB BIDANG PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA
1. Rapat Koordinasi Program Langit Biru
1.1 Rapat Koordinasi Program Langit Biru (1)
Deskripsi hasil kegiatan:
Hari
: Selasa
Tanggal
: 28 April 2015
Pukul
: 09.00 WIB - selesai
Tempat
: Ruang Rapat Kalpataru Lantai III BLH DIY,
Jalan Tentara Rakyat Mataram Nomor 53 Yogyakarta.
Jumlah peserta
: 30 orang
Unsur peserta
: Aparatur Pemerintah DIY dan kabupaten/ kota, wakil
Perguruan Tinggi dan LSM.
Tujuan kegiatan
: Untuk mengetahui progress (perkembangan) pelaksanaan
kegiatan-kegiatan yang sudah tertuang dalam matriks program
langit biru.
Materi
: Paparan Program Langit Biru Tahun 2014-2018 oleh Kabid
Pengendalian Pencemaran Lingkungan BLH DIY.
Kesimpulan penting:
- Penjabaran kegiatan-kegiatan yang mendukung Program Langit Biru akan terus
dilaksanakan oleh BLH DIY, diantaranya Pemantauan Udara Ambien, Pengujian
Emisi gas Buang Kendaran Bermotor, Pemantauan Kualitas Udara dalam Ruangan,
Pengujian Emisi Sumber Tidak Bergerak.
1.2 Rapat Koordinasi Program Langit Biru (2)
Deskripsi Hasil Kegiatan:
Hari
: Jumat
Tanggal
: 9 Oktober 2015
Pukul
: 08.30 WIB - selesai
Tempat
: Ruang Rapat Kalpataru Lantai III BLH DIY,
Jalan Tentara Rakyat Mataram Nomor 53 Yogyakarta.
Jumlah Peserta
: 30 orang
Unsur Peserta
: Pelaku Usaha, Aparatur Pemerintah DIY dan kabupaten/ kota,
wakil Perguruan Tinggi dan LSM.
Tujuan kegiatan
: Untuk mengetahui progress (perkembangan) pelaksanaan
kegiatan-kegiatan yang sudah tertuang dalam matriks program
langit biru.
Materi
: Pengendalian Pencemaran Udara oleh Kasubbid Pengendalian
Pencemaran Udara BLH DIY.
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-78
Kesimpulan Penting:
- BLH DIY senantiasa mendukung para pelaku usaha dan/ atau kegiatan dalam
komitmennya terhadap pengelolaan lingkungan hidup, diantaranya Pemantauan
Udara Ambien dan pengujian Emisi Sumber Tidak Bergerak khususnya dari Usaha
dan/ atau kegiatan yang beroperasi di wilayah DIY.
1.3 Rapat Koordinasi Program Langit Biru (3)
Deskripsi Hasil Kegiatan:
Hari
: Kamis
Tanggal
: 22 Oktober 2015
Pukul
: 09.00WIB - selesai
Tempat
: Ruang Rapat Kalpataru Lantai III BLH DIY,
Jalan Tentara Rakyat Mataram Nomor 53 Yogyakarta.
Jumlah Peserta
: 30 orang
Unsur Peserta
: Aparatur Pemerintah DIY dan Kabupaten/Kota, wakil
Perguruan Tinggi, wakil swasta dan LSM.
Tujuan kegiatan
: Untuk mengetahui progress (perkembangan) pelaksanaan
kegiatan-kegiatan yang sudah tertuang dalam matriks program
langit biru.
Materi
: Paparan Program Langit Biru sebagai Strategi Pengendalian
Pencemaran Udara oleh Kabid Pengendalian Pencemaran
Lingkungan BLH DIY.
Kesimpulan Penting:
- Bahwa Program Langit Biru merangkum kegiatan-kegiatan dari tiap stakeholder
yang secara tidak langsung telah mendukung pelaksanaan Program Langit Biru
yang dicanangkan oleh BLH DIY sebagai salah satu strategi dalam Pengendalian
Pencemaran Udara di Wilayah DIY, baik dari sumber bergerak, tidak bergerak dan
sumber lain seperti pembakaran sampah, orang merokok dan fenomena alam yang
berdasarkan pada peraturan-peraturan yang telah ada dan berlaku.
1.4 Rapat Koordinasi Program Langit Biru (4)
Deskripsi Hasil Kegiatan:
Hari
: Senin
Tanggal
: 7 Desember 2015
Pukul
: 08.30WIB - selesai
Tempat
: Ruang Rapat Kalpataru Lantai III BLH DIY,
Jalan Tentara Rakyat Mataram Nomor 53 Yogyakarta.
Jumlah Peserta
: 30 orang
Unsur Peserta
: Pelaku Usaha, Aparatur Pemerintah DIY dan kabupaten/ kota
wakil Perguruan Tinggi dan LSM.
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-79
Tujuan kegiatan
Materi
: Untuk mengetahui progress (perkembangan) pelaksanaan
kegiatan-kegiatan yang sudah tertuang dalam matriks program
langit biru.
: Upaya Manajemen Lalu Lintas untuk Mengurangi Polusi
Udara dari Sumber Bergerak Kendaraan Bermotor di Ruas
dan Persimpangan Jalan DIY.
Kesimpulan Penting:
- Pengelolaan Lalu lintas di wilayah DIY sangat perlu dilakukan, baik manajemen
dan rekayasa lalu lintas untuk mengoptimalkan penggunaan jaringan jalan dan
gerakan lalu lintas dalam rangka menjamin keamanan, keselamatan, ketertiban dan
kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan.
2.
Rapat Koordinasi Program Perlindungan Lapisan Ozon
Deskripsi Hasil Kegiatan:
Hari
: Kamis
Tanggal
: 19 Maret 2015
Pukul
: 08.30 WIB - selesai
Tempat
: Ruang Rapat Kalpataru Lantai III BLH DIY,
Jalan Tentara Rakyat Mataram Nomor 53 Yogyakarta.
Jumlah Peserta
: 30 orang
Unsur Peserta
: Aparatur Pemerintah DIY dan kabupaten/ kota, dan Pusat
Studi Lingkungan Hidup pada Perguruan Tinggi Negeri/
Swasta di DIY.
Tujuan kegiatan
: Mengevaluasi pelaksanaan program dan melihat peran serta
instansi terkait yang tercantum dalam matriks program dalam
perlindungan terhadap lapisan ozon.
Materi
:
a. Perlindungan Lapisan Ozon, disampaikan oleh Kepala
Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan BLH DIY;
b. Hasil Pelaksanaan Program Perlindungan Lapisan Ozon
(PLO) di DIY, oleh Kasubid Pengendalian Pencemaran
Udara BLH DIY.
Kesimpulan Penting:
- Bahwa perlu adanya review terhadap Peraturan Gubernur Nomor 11 Tahun 2011
tentang Program perlindungan Lapisan Ozon di DIY, karena telah habis masa
programnya pada tahun 2014.
Secara keseluruhan hampir semua bengkel telah menggunakan refrigeran yang
dianjurkan, hanya beberapa yang masih menggunakan refrigeran R-12 untuk tujuan
perawatan. Selain itu perlunya sosialisasi yang berkelanjutan kepada semua pihak baik
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-80
aparat, pengusaha, maupun masyarakat tentang kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan
dalam rangka perlindungan lapisan ozon.
3.
Bimbingan Teknis Pelaku Usaha
Deskripsi Hasil Kegiatan:
Hari
: Selasa
Tanggal
: 24 Maret 2015
Pukul
: 08.00 WIB - selesai
Tempat
: Ruang Kalpataru BLH DIY
Jumlah Peserta
: 30 orang
Unsur Peserta
: Pelaku usaha dari kegiatan perhotelan/ pariwisata, industri
penambangan, industri gula dan rumah sakit.
Tujuan kegiatan
: Meningkatkan kepedulian dan peran serta dunia usaha dalam
pengendalian pencemaran udara dari emisi sumber tidak
bergerak.
Materi
:
a. Pencemaran Udara dari Emisi Sumber Tidak Bergerak
oleh Kepala BLH DIY;
b. Hasil Uji Petik Emisi Sumber Tidak Bergerak Tahun 2014
oleh BLH DIY oleh Kabid Pengendalian Pencemaran
BLH DIY;
c. Pengendalian Emisi Gas dari Kegiatan Industri, Perhotelan
dan Rumah sakit, oleh BBTKL-PP Yogyakarta;
d. Mekanisme Pengendalian Bahan Perusak Ozon di Daerah
oleh Asdep Mitigasi dan Perlindungan Fungsi Atmosfer
KLHK RI;
e. Penyampaian Informasi tentang Laboratorium Lingkungan
yang terakreditasi, oleh Staf Subbid Pengendalian
Pencemaran Udara BLH DIY.
Kesimpulan Penting:
- Diperlukan komunikasi dan koordinasi antara pelaku usaha dan pemangku
kepentingan;
- Sesuai hasil Pemantauan/ Uji Petik Emisi Cerobong oleh BLH DIY dapat diketahui
bahwa kualitas emisi masih baik, ditandai dengan hasil uji yang masih dibawah
baku mutu emisi sumber tidak bergerak;
- Pelaku Usaha dan/ atau kegiatan baik dari Industri, Rumah Sakit maupun
Perhotelan, wajib mengendalikan kualitas udara emisi dan memasang sarana
pendukung pengambilan sampel emisi udara;
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-81
- Bahwa dampak dari kegiatan industri, perhotelan dan rumah sakit mengandung
polutan yang bila tidak dikendalikan dapat membentuk polutan sekunder yang jika
terakumulasi di atmosfer bumi dapat menjadi penyumbang dalam perusakan lapisan
ozon.
Pelaku Usaha tetap berkewajiban untuk melaksanakan swapantau sesuai dokumen
RKL-RPL yang dimiliki dengan bekerja sama dengan laboratorium lingkungan yang
telah terakreditasi, dan melaporkannya kepada Bupati/ Walikota melalui Insatansi
Pengelola Lingkungan Hidup setempat.
4.
Bimbingan Teknis Pemakaian Refrigeran
Deskripsi Hasil Kegiatan :
Hari
: Selasa
Tanggal
: 19 Mei 2015
Pukul
: 08.00 WIB - selesai.
Tempat
: Ruang Rapat Kalpataru Lantai III BLH DIY,
Jalan Tentara Rakyat Mataram Nomor 53 Yogyakarta.
Jumlah Peserta
: 30 orang
Unsur Peserta
: Teknisi Bengkel Servis AC/ Refrigerasi di wilayah DIY
Tujuan kegiatan
: Meningkatkan kepedulian dan peran serta teknisi-teknisi yang
bergerak dalam bidang servising refrigerasi/ AC.
Materi
:
a. Kebijakan Pengendalian Polusi dan Pencemaran Udara
oleh Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran
Lingkungan BLH DIY;
b. Penjelasan Pelaksanaan Program Perlindungan Lapisan
Ozon di DIY oleh Kasubbid Pengendalian Pencemaran
Udara BLH DIY;
c. Refrigeran Alternatif yang Ramah Lingkungan oleh
Prajitno, Jurusan Teknik Mesin dan Industri Fakultas
Teknik UGM;
d. Teknik Recovery Refrigeran CFC/ HCFC dan Charging
Refrigeran non CFC/ HCFC oleh Moch. Fahrudin,
Asosiasi Pendingin dan Tata Udara Indonesia (APITU)
DPD DIY;
e. Penyampaian Hasil Pemantauan Penggunaan Refrigeran di
DIY, oleh Staf Subbid Pengendalian Pencemaran Udara
BLH DIY.
Kesimpulan Penting:
a. Peserta mengetahui dengan jelas refrigeran berbahan hidrokarbon merupakan
refrigeran alternatif pengganti freon (CFC) yang lebih ramah lingkungan karena
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-82
lebih Hemat Energi, Lebih Irit Ramah Lingkungan (Non-CFC, Non- HFC), Awet
Mesin (kerja kompresor ringan), dan Memenuhi Persyaratan International.
b. Peserta mengerti dan memahami proses-proses yang terjadi dalam penanganan
servis refrigerasi, yaitu recovery (memindahkan ke tampungan sementara),
recycling (memisahkan dari kotoran) dan recharging (meingisikan kembali ke
dalam sistem).
c. Hampir seluruh peserta aktif dalam mengikuti materi Bimtek, baik teori maupun
saat praktek.
d. Perlunya pembinaan berkelanjutan kepada bengkel-bengkel Servis AC/ Refrigerasi.
Sosialisasi terkait dengan penggunaan refrigeran/ bahan pendingin juga perlu
dilakukan kepada masyarakat umum.
5. FGD Revisi SK Gubernur No. 176 Tahun 2003
5.1 FGD Revisi SK Gubernur No. 176 Tahun 2003 (1)
Deskripsi Hasil Kegiatan :
Hari
: Kamis
Tanggal
: 25 Juni 2015
Pukul
: 08.00 WIB - selesai
Tempat
: Ruang Kalpataru BLH DIY
Jumlah Peserta
: 40 orang
Unsur Peserta
: Aparatur Pemerintah DIY dan kabupaten/ kota, dan Pusat
Studi Lingkungan Hidup pada Perguruan Tinggi Negeri/
Swasta di DIY dan wakil dari beberapa Pelaku usaha.
Tujuan kegiatan
: Mensosialisasikan salah satu parameter pencemar udara yaitu
Kebauan kepada Aparat Pemerintah bahwa terdapata beberapa
usaha dan/ atau kegiatan yang berpotensi tinggi menghasilkan
Bau dari proses produksinya.
Materi
:
a. Baku Tingkat Getaran, Kebisingan dan Kebauan di Daerah
Istimewa Yogyakarta SK Gubernur No. 176 Tahun 2003;
b. Kebauan dari tinjauan Akademisi, Fakultas MIPA UGM.
Kesimpulan Penting:
a. Aparat pemerintah hendaknya mengetahui dan paham akan permasalahan kebauan
yang ditimbulkan dari Pelaku Usaha dan/ atau kegiatan baik dari Industri, Rumah
Sakit, Perhotelan, maupun industri kecil/ rumahan;
b. Lembaga tekns daerah yang berhubungan dengan pelaku usaha dan/ atau kegiatan
hendaknya selalu membina Pelaku Usaha agar tetap berkewajiban untuk
melaksanakan swapantau sesuai dokumen RKL-RPL yang dimiliki dengan bekerja
sama dengan laboratorium lingkungan yang telah terakreditasi, dan melaporkannya
kepada Bupati/ Walikota melalui Insatansi Pengelola Lingkungan Hidup setempat.
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-83
5.2 FGD Revisi SK Gubernur No. 176 Tahun 2003 (2)
Deskripsi Hasil Kegiatan :
Hari
: Selasa
Tanggal
: 21 September 2015
Pukul
: 08.00 WIB - selesai
Tempat
: Ruang Kalpataru BLH DIY
Jumlah Peserta
: 40 orang
Unsur Peserta
: Pelaku usaha dari kegiatan perhotelan/ pariwisata, industri
penambangan, industri gula dan rumah sakit.
Tujuan kegiatan
: Menjaring aspirasi dan mensosialisasikan salah satu parameter
pencemar udara yaitu kebauan kepada Pelaku usaha dan/ atau
kegiatan yang berpotensi tinggi menghasilkan bau dari proses
produksinya.
Materi
:
a. Keputusan Gubernur No. 176 Tahun 2003 tentang Baku
Tingkat Getaran, Kebisingan dan Kebauan DIY, Balai
Hiperkes dan KK DIY;
b. Kebauan dari tinjauan Akademisi, Fakultas MIPA UGM.
Kesimpulan Penting:
a. Pelaku Usaha dan/ atau kegiatan baik dari Industri, Rumah Sakit, Perhotelan,
maupun industri kecil/ rumahan wajib mengendalikan kualitas udara emisi
khususnya udara ambien dan kebauan;
b. Pelaku Usaha tetap berkewajiban untuk melaksanakan swapantau sesuai dokumen
RKL-RPL yang dimiliki dengan bekerja sama dengan laboratorium lingkungan
yang telah terakreditasi, dan melaporkannya kepada Bupati/ Walikota melalui
Insatansi pengelola Lingkungan Hidup setempat.
5.3 FGD Revisi SK Gubernur No. 176 Tahun 2003 (3)
Deskripsi Hasil Kegiatan :
Hari
: Rabu
Tanggal
: 28 Oktober 2015
Pukul
: 08.00 WIB - selesai
Tempat
: Ruang Kalpataru BLH DIY
Jumlah Peserta
: 40 orang
Unsur Peserta
: Aparatur Pemerintah DIY dan kabupaten/ kota, dan Pusat
Studi Lingkungan Hidup pada Perguruan Tinggi Negeri/
Swasta di DIY dan wakil dari beberapa Pelaku usaha.
Tujuan kegiatan
: Menyajikan hasil sementara penyusunan Kajian Kebauan
kepada Aparat Pemerintah dan pelaku usaha, membahas dan
menjaring kritik dan saran terhadap kajian yang sedang
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-84
dilaksanakan.
Materi
:
a. Kajian Kebauan Tahun 2015, CV. Karya Sejati;
b. Penyampaian Data Isian Informasi Umum dan Pelaporan
Kegiatan Pemantauan Kualitas Udara untuk usah dan/ atau
kegiatan yang berpotensi menghasilan emisi dan kebauan.
Kesimpulan Penting:
a. Salah satu yang terpenting dalam kajian Kebauan adalah pengambilan sampel
primer yaitu pengambilan sampel uji kebauan minimal di 3 titik, yaitu satu titik di
tapak perusahaan, dan 2 titik di sekitar kegiatan usaha (di permukiman sekitar). Dan
hali ini harus segera dilaksanakan sebagai pendukung analisis dalam kajian
kebauan.
b. Badan Lingkungan Hidup di kabupaten/ kota hendaknya selalu membina dan
mengingatkan Pelaku Usaha agar tetap melaksanakan swapantau kualitas udara
ambien termasuk uji kebauan dengan bekerja sama dengan laboratorium
lingkungan yang telah terakreditasi, dan melaporkannya kepada Bupati/ Walikota
melalui Insatansi pengelola Lingkungan Hidup setempat.
5.4 FGD Revisi SK Gubernur No. 176 Tahun 2003 (4)
Deskripsi Hasil Kegiatan:
Hari
: Jumat
Tanggal
: 4 Desember 2015
Pukul
: 08.00 WIB - selesai
Tempat
: Ruang Kalpataru BLH DIY
Jumlah Peserta
: 40 orang
Unsur Peserta
: Pelaku usaha dari kegiatan perhotelan/ pariwisata, industri
penambangan, industri gula dan rumah sakit.
Tujuan kegiatan
: Membahas hasil kajian kebauan secara mendalam terkait
parameter pencemar udara yaitu Kebauan kepada Pelaku
usaha dan/ atau kegiatan yang berpotensi tinggi menghasilkan
Bau dari proses produksinya.
Materi
:
a. Kebauan, Dr. Eko Sugiharto;
b. Pembahasan Draft Kajian Kebauan, Dr. Nurul Hidayat
Aprilita.
Kesimpulan Penting:
a. Diharapkan dari kajian kebauan yang telah tersusun, maka dapat ditindaklanjuti
dengan penyusunan draft baku tingkat kebauan yang berdasarkan jenis kegiatan/
usaha yang berada di wilayah DIY;
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-85
b. Perlu diperhatikan, apakah penyusunan draft baku tingkat kebauan akan berdiri
sendiri atau disusun dalam peraturan yang sama dengan baku tingkat getaran dan
kebisingan, seperti SK Gubernur sebelumnya (SK Gubernur Nomor 176 Tahun
2003).
6. Pemantauan Kualitas Udara Ambien Metode Aktif Periode
6.1 Pemantauan Kualitas Udara Ambien Metode Aktif Periode I
Deskripsi Hasil Kegiatan :
Waktu Pemantauan : Maret 2015
Tujuan kegiatan
: Untuk mengetahui status kualitas udara ambien di wilayah
DIY
Obyek Pemantauan :
a. Lokasi Roadside:
A. Depan Ruko Bayeman, Jl. Wates Yogyakarta
B.
Depan Kantor Kecamatan Jetis, Jl. P. Diponegoro Yogyakarta
C.
Depan Ruko Janti, Jl. Laksda Adisutjipto, Sleman
D. Depan Kantor Stasiun TVRI, Jl. Magelang Yogyakarta
E.
Depan Pizza Hut, Jl. Jend. Sudirman Yogyakarta
F.
Depan Mirota, Jl. Godean Bantul
G. Depan Hotel Matahari, Jl. Parangtritis Yogyakarta
H. Depan Hotel Shapir, Jl. Laksda Adisutjipto Yogyakarta
I.
Depan RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
J.
Depan Kampus STTL, Jl. Gedongkuning Bantul
K. Depan Pasar Beringharjo, Jl. Malioboro Yogyakarta
L.
Depan Mirota Kampus, Jl. C Simanjuntrak Yogyakarta
M. Depan Pasar Sepeda, Jl. Menteri Supeno Yogyakarta
N. Depan Toko Besi, Perempatan Dongkelan Selatan Ring Road,
Jl.Bantul, Bantul
O. Depan bekas Kantor Merapi Golf, Jl. Kaliurang Km 6,4 Sleman
P.
Depan GKBI Medari, Jl.Magelang, Sleman
Q. Simpang empat Denggung,Beran, Jl.Magelang Sleman
R.
Simpang empat Ngeplang, Sentolo,Kulon Progo
S.
Simpang tiga Toyan Wates, Kulon Progo
T.
Simpang lima Karangnongko Wates, Kulon Progo
U. Simpang tiga Terminal Wates, Kulon Progo
V. Simpang empat Wojo, Jl.Imogiri Barat, Bantul
W. Simpang empat Druwo,Jl.Parangtritis, BAntul
X. Perempatan Gose, Jl. Bantul, Bantul
Y. Depan Kampus UPN Veteran Ring Road Utara Sleman
Z.
Depan Kecamatan Pathuk, Wonosari, Gunungkidul
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-86
AA. Perempatan Gading, Wonosari, Gunungkidul
BB. Simpang Empat, Siyono, Wonosari, Gunungkidul
CC. Terminal Wonosari, Gunungkidul
DD. Perempatan RSUD Wonosari, Gunungkidul
b. Lokasi sekitar Industri:
1.
5 lokasi sekitar PT Yogyatek, Yogyakarta
2.
5 lokasi sekitar PC GKBI Medari, Sleman
3.
5 lokasi sekitar PT Aneka Sinendo, Kulonprogo
4.
5 lokasi sekitar PG Madukismo, Bantul
Laboratorium Penguji
: Balai Hiperkes dan Keselamatan Kerja & Dinas
Nakertrans DIY
Parameter yang dipantau
: NO2, SO2, CO, HC, O3, PM10, Pb , Kebisingan
Penyelenggara
: Subbid Pengendalian Pencemaran Udara
Kesimpulan Penting:
1. Dari pemantauan kualitas udara Tahun 2015 dengan metode aktif di 30 lokasi
pemantauan periode pertama, terdapat parameter yang telah melampaui baku Mutu
Udara Ambien adalah parameter Kebisingan, terutama di lokasi sekitar jalan raya.
2. Kualitas udara untuk Industri dilakukan di lokasi pabrik PG Madu Baru, PT
Yogyatek, PT. Aneka Sinendo dan PC GKBI Medari. Analisis kualitas udara pada
industri ini dinilai dari indikator O3, HC, PM10, Pb, SO2, NO2, dan Kebisingan,
dimana secara keseluruhan konsentrasi masing-masing masih dibawah baku mutu.
3. Secara umum hampir semua parameter kualitas udara ambien yang tercatat masih
memenuhi baku mutu, namun tetap perlu kewaspadaan terhadap kemungkinan
kenaikan konsentrasi.
6.2 Pemantauan Kualitas Udara Ambien Metode Aktif Periode II
Deskripsi Hasil Kegiatan:
Waktu Pemantauan
: September 2015
Tujuan kegiatan
: Untuk mengetahui status kualitas udara ambien di
wilayah DIY
Obyek Pemantauan
:
a. Lokasi Grid:
G1. Perum Nogotirto II RT. III F, Nogotirto, Gamping, Sleman
G2. Depan Rumah Bapak Santosa RT. 15 RW.9, Kragilan, Sinduadi, Mlati
G3. Fakultas Teknik UGM, Yogyakarta
G4. Asrama Susteran Cabang Gejayan
G5. Perumahan Fakultas Teknik UGM, Seturan, Caturtunggal, Sleman
G6. Halaman Dinas Kimpraswil, Jl. Solo KM 6 (perempatan Janti)
G7. Depan Hotel Saphir, Jl. Laksda Adisucipto, Yogyakarta
G8. Jl. Sabirin No. 22 Kotabaru, Yogyakarta
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-87
G9. Kompleks Makam Tompeyan, Yogyakarta
G10. Bendung Sukunan, Banyuraden, Gamping, Sleman
G11. Depan Rumah Bpk. Slamet RT 07, RW 25, Sonopakis, Ngestiharjo,
Kasihan, Bantul
G12. Depan Rumah Bpk. Hadi Santosa RT 08, RW 2, Serangan, Notoprajan,
Ngampilan, Yogyakarta
G13. Depan Asrama Rohadi Oesman/ Kalimantan Barat, Jl. Bintaran Tengah,
Yogyakarta
G14. Depan Rumah Bpk. Setyo Utomo RT 41 RW 11, Kusumanegara, Mujamuju, Yogyakarta
G15. Depan Rumah Bpk. Wardani RT 6 RW 24, Wonocatur No. 60B,
Banguntapan, Bantul
G16. Utara AMP PB Suradi, Pinggir Ring Road Selatan, Bantul
G17. Samping Rumah Dinas Pengadilan Negeri, Jl. Gambiranom,
Yogyakarta
G18. Jl. Kalijogo, Gg. Ampel RT 60 RW 16 Brontokusuman, Karanganyar,
Mergangsan, Yogyakarta
G19. Joglo Boxing Premier Camp, Jl. Bantul No. 95, KM 3
G20. Dusun Tersan, Nirmolo, Kasihan, Bantul
G21. Kompleks Makam Trah Semangun, Pule, Sembungan, Sempu,
Bangunjiwo, Bantul
G22. Utara SD Inpres Sawit, Kweni, Panggungharjo, Sewon, Bantul
G23. Depan Rumah Ibu Yumiati, Jl. Imogiri KM 6 Bantul
G24. RT 06 Pedukuhan 6 Dusun Ngebleng, Tamanan, Banguntapan, Bantul
G25. RT 02 RW 15 Dusun Balong Lor, Potorono, Banguntapan, Bantul
b. Lokasi Roadside:
A. Depan Kantor Kecamatan Jetis, Jl. P. Diponegoro Yogyakarta
B. Depan Ruko Janti, Jl. Laksda Adisutjipto, Sleman
C. Depan Kantor Stasiun TVRI, Jl. Magelang Yogyakarta
D. Depan Pizza Hut, Jl. Jend. Sudirman Yogyakarta
E. Depan Mirota, Jl. Godean Bantul
F.
Depan Hotel Shapir, Jl. Laksda Adisutjipto Yogyakarta
G. Depan Kampus STTL, Jl. Gedongkuning Bantul
H. Depan Mirota Kampus, Jl. C Simanjuntrak Yogyakarta
I.
Depan Toko Besi, Perempatan Dongkelan Selatan Ring Road,
Jl.Bantul, Bantul
J.
Depan bekas Kantor Merapi Golf, Jl. Kaliurang Km 6,4 Sleman
K. Simpang empat Denggung,Beran, Jl.Magelang Sleman
L.
Simpang empat Ngemplang, Sentolo,Kulon Progo
M. Simpang tiga Toyan Wates, Kulon Progo
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-88
N. Simpang lima Karangnongko Wates, Kulon Progo
O. Simpang tiga Terminal Wates, Kulon Progo
P.
Simpang empat Wojo, Jl.Imogiri Barat, Bantul
Q. Simpang empat Druwo,Jl.Parangtritis, Bantul
R. Perempatan Gose, Jl. Bantul, Bantul
S.
Depan Kampus UPN Veteran Ring Road Utara Sleman
T. Depan Kecamatan Pathuk, Wonosari, Gunungkidul
U. Perempatan Gading, Wonosari, Gunungkidul
V. Simpang Empat, Siyono, Wonosari, Gunungkidul
W. Terminal Wonosari, Gunungkidul
X. Perempatan RSUD Wonosari, Gunungkidul
Laboratorium Penguji
: Balai Hiperkes dan Keselamatan Kerja & Dinas
Nakertrans DIY
Parameter yang dipantau
: NO2, SO2, CO, HC, O3, PM10, Pb
Penyelenggara
: Subbid Pengendalian Pencemaran Udara
Kesimpulan Penting:
1. Dari pemantauan kualitas udara Bulan Agustus Tahun 2015 dengan metode aktif di
50 lokasi pemantauan, terdapat parameter yang telah melampaui baku Mutu Udara
Ambien adalah parameter Kebisingan.
2. Secara umum hampir semua parameter kualitas udara ambien yang tercatat masih
memenuhi baku mutu, namun tetap perlu kewaspadaan terhadap kemungkinan
kenaikan konsentrasi.
3. Secara keseluruhan hasil ISPU dengan parameter PM.10, CO, O3, SO2
menghasilkan perhitungan kualitas udara yang baik/ sehat (skor 30) dengan
parameter dominan PM10.
4. Dari 20 lokasi pemantauan kualitas udara di Daerah Istimewa Yogyakarta, dapat
disimpulkan:
-
Indeks Standar Pencemar Udara : 30
Kualitas Udara
: Sehat/ Baik
Parameter Dominan
: PM10
Dengan demikian, kondisi kualitas udara di DIY, pada Tahun 2015 dapat
diindikasikan masuk kategori sehat dengan parameter PM10 yang paling dominan.
Dominasi parameter PM10 ini relevan dengan kondisi parameter kebisingan yang
sebagian besar telah melebihi baku mutu. Sehingga, dapat diasumsikan bahwa sumber
pencemar udara, di D.I. Yogyakarta berasal dari polusi kendaraan bermotor dan tidak
menutup kemungkinan berasal dari pembangunan hotel-hotel di kawasan Perkotaan
Yogyakarta.
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-89
7.
Pengujian Emisi Sumber Bergerak Kendaraan Bermotor
Deskripsi Hasil Kegiatan :
Waktu Uji Petik
: April 2015
Obyek Uji Petik
: Pengguna Kendaraan Bermotor di wilayah DIY
Lokasi Uji Petik
:
1. SMK 2 Pengasih Kabupaten Kulon Progo
2. Pasar Tlagareja Kabupaten Sleman
3. Halaman Kampus LPP Yogyakarta
4. Halaman Gedung Pyramid Jalan Parangtritis Kabupaten
Bantul
5. Rest Area Bunder Kabupaten Gunungkidul
Pelaksana Kegiatan : Unsur dari BLH DIY, Polres kabupaten/ kota di DIY, PPEJ,
BLH/ KLH/ Kapedal kabupaten/ kota, dan Dinas
Perhubungan Kominfo kabupaten/ kota.
Parameter
: CO dan HC (untuk bahan bakar bensin) dan Opasitas (bahan
bakar solar).
Penyelenggara
: Subbid Pengendalian Pencemaran udara
Tujuan kegiatan
: Meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap pengendalian
pencemaran udara terutama yang bersumber dari emisi
kendaraan bermotor.
Kesimpulan Penting
:
a. Dari hasil uji petik diperoleh sebanyak 2621 kendaraan bermotor.
Dari 2621 kendaraan bermotor yang diuji baik roda 2 maupun roda 4, (80.20 %)
sampel dinyatakan lulus uji emisi karena memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan yaitu
sesuai dengan Pergub No. 39 Tahun 2010 tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang Sumber
Bergerak Kendaraan Bermotor dan sisanya sebesar (19,80%) dinyatakan tidak lulus.
8.
Pemantauan Kualitas Udara Dalam Ruangan
Deskripsi Hasil Kegiatan:
Waktu
: November 2015
Lokasi
: 2 (dua) Ruang Kerja di Kantor Pelayanan
Masyarakat di 5 Kabupaten/Kota di Wilayah
DIY
Pelaksana Kegiatan : BLH DIY, Balai Hiperkes dan Keselamatan Kerja, dan Dinas
Nakertrans DIY
Parameter
: Kebisingan, Debu, Iklim, NO2, SO2, CO, H2S,
dan NH3.
Kesimpulan Penting:
a. Hasil pengukuran gas SO2, NO2, CO, NH3, H2S, kebisingan, debu dan iklim kerja di
10 titik terukur semuanya masih menunjukkan dibawah Nilai Ambang Batas
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-90
menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1405/MENKES/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja
Perkantoran dan Industri, artinya kondisi udara dalam ruang tersebut masih sangat
mendukung untuk karyawan dapat bekerja secara aman nyaman dan produktif,
tanpa ada gangguan kesehatan untuk bekerja terus-menerus selama 8 jam sehari.
b. Mengingat udara dalam ruang sangat dipengaruhi udara ambien, maka upaya-upaya
yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas udara ambien masih tetap perlu
didukung terus.
Pemantauan udara dalam ruangan
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-91
E.2 SUB BIDANG PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR, TANAH DAN B3
1.
PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR, TANAH DAN B3
1.1 Rapat Kerja Prokasih/ Superkasih
Rapat kerja Prokasih diselenggarakan dua belas kali, dan terbagi menjadi tiga sesi,
yaitu raker dengan masyarakat, raker dengan pelaku usaha dan raker dengan institusi
pemerintah daerah yang penyelenggaraannya adalah seperti berikut:
1.1.1 Rapat Kerja Prokasih peserta Masyarakat
Dilaksanakan delapan kali sebagai berikut:
No
1
2
3
4
5
6
7
8
Tanggal Pelaksanaan
6 April 2015
11 April 2015
21 April 2015
27 April 2015
20 Agustus 2015
30 Agustus 2015
8 Oktober 2015
12 November 2015
Peserta
Akademisi (mahasiswa)
Masyarakat dan forum peduli sungai di sekitar Sungai Winongo
Masyarakat dan forum peduli sungai di seluruh DIY
Masyarakat dan forum peduli sungai di sekitar Sungai Gajahwong
Masyarakat
Masyarakat pengrajin batik
Masyarakat dan forum peduli sungai di sekitar Sungai Code
Akademisi (mahasiswa)
1.1.2 Rapat Kerja Prokasih peserta Pelaku Usaha
Diselenggarakan tiga kali sebagai berikut:
No
1
2
3
Tanggal
Pelaksanaan
21 Agustus 2015
24 Agustus 2015
29 Agustus 2015
Peserta
Pelaku kegiatan/ usaha bidang industri, kesehatan dan pariwisata di DIY
Pelaku kegiatan/ usaha bidang industri, kesehatan dan pariwisata di DIY
Pelaku kegiatan/ usaha bidang industri, kesehatan dan pariwisata di DIY
1.1.3 Rapat Kerja Prokasih peserta Institusi
Diselenggarakan pada tanggal 4 November 2015, Peserta yang hadir dari
instansi pemerintah daerah DIY dan kabupaten/ kota terutama dari Dinas Lingkungan
Hidup, BAPPEDA, Dinas Kesehatan, Dinas Pariwisata, Dinas Perindustrian.
1.2 Pembinaan Pengendalian Pencemaran Air dan B3
Pengendalian Pencemaran air dan B3 meliputi dua kali pembinaan pengendalian
pencemaran air, dua kali pembinaan teknis B3 dan workshop B3 sebagaimana tabel
berikut:
No
Tanggal
Pelaksanaan
Kegiatan
Tujuan
Peserta
1
22 Juni 2015
Pembinaan PPA
2
26 Juni 2015
Pembinaan PPA
Membina pelaku usaha
penghasil limbah agar
memperhatikan kualitas
limbah yang dihasilkan untuk
meminimalkan pencemaran air
Penanggungjawab
usaha/ kegiatan di DIY
Penanggungjawab
usaha/ kegiatan di DIY
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-92
3
Tanggal
Pelaksanaan
18 Mei 2015
Bimtek B3
4
19 Mei 2015
Bimtek B3
5
20 Mei 2015
workshop B3
No
Kegiatan
Tujuan
Peserta
Sosialisasi peraturan
pengelolaan Limbah B3 yang
baru : PP 101 tahun 2014 pada
pelaku usaha
penanggungjawab
usaha/ kegiatan di DIY
Sosialisasi peraturan
pengelolaan Limbah B3 yang
baru : PP 101 tahun 2014 pada
instansi
penanggungjawab
usaha/ kegiatan di DIY
Instansi pemda DIY
dan kabupaten/ kota
1.3 Penyusunan Dokumen Kajian Daya Tampung Sungai
i. Tujuan
Tujuan penyusunan Kajian Daya Tampung Beban Pencemaran Sungai Code adalah
mengetahui jumlah zat pencemar yang dapat ditampung oleh Sungai Code,
sehingga dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam pemberian izin pembuangan
limbah cair perusahaan/ kegiatan ke Sungai Code.
ii. Pelaksana
BLH DIY bekerjasama sama dengan CV. Reka Kusuma Buana yang beralamat di
Jogahan, Bumirejo, Lendah, Kulonprogo.
iii. Nilai Kontrak
Nilai Kontrak untuk penyusunan Kajian Daya Tampung Beban Pencemaran Sungai
ini adalah Rp.93.115.000,00.
1.4 Bantuan IPAL Komunal
a) Tujuan
Bantuan IPAL Komunal diberikan kepada kelompok warga yang kesulitan dalam
pengolahan limbah domestik rumah tangga terutama di daerah yang padat
penduduk, sehingga dengan adanya IPAL Komunal ini diharapkan kualitas air
buangan limbah domestik dapat lebih baik sehingga mengurangi pencemaran air
sungai.
b) Pelaksana dan Nilai Kontrak
 CV. Prastama Mulya beralamat di Dlaban, Sentolo, Kulon Progo dengan
nilai kontrak Rp. 379.616.000,00.
IPAL dibangun di RT 15,16 Dusun Banyumeneng, Desa Banyuraden,
Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman
 CV. Bintang Selatan beralamat di Dk.Sawahan RT 003 RW 000 Kel.
Sumberagung, Kec. Jetis, Bantul dengan nilai kontrak Rp. 409.194.000,00.
IPAL dibangun di RT 7 Dusun Grojogan, Desa Wirokerten, Kecamatan
Banguntapan, Kabupaten Bantul.
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-93
c) Sosialisasi Pembangunan IPAL Komunal
Dalam proses pembangunan IPAL komunal, diperlukan peran serta masyarakat,
khususnya rumah tangga yang nantinya akan menyambungkan saluran septic tank
nya ke jaringan IPAL Komunal. Warga perlu mendapatkan pemahaman tentang
IPAL yang sedang dibangun.
Sosialisasi dilaksanakan dua kali yaitu:
- Tanggal 5 November2015 untuk warga Dusun Grojogan, Wirokerten,
Banguntapan, Bantul.
- Tanggal 12 November 2015 untuk warga Dusun Banyumeneng, Banyuraden,
Gamping, Sleman.
1.5 Penyusunan (Raperda) Rancangan Peraturan Daerah Baku Mutu Limbah Cair
Pada tahun 2014, BLH DIY telah menyusun Naskah Akademik Raperda Baku
Mutu Limbah Cair. Pada tahun 2015 ini, Naskah Akademik tersebut diproses lebih lanjut
agar dapat segera disahkan menjadi Peraturan Daerah. Dalam rangka penyusunan raperda
baku mutu limbah cair tersebut, dilaksanakan tiga kali forum penyerapan aspirasi dan
satu kali workshop dengan waktu pelaksanaan sebagai berikut:
No
Tanggal
Pelaksanaan
1
8 - 9 - 2015
2
9 - 9 - 2015
3
18 - 9 - 2015
4
25 - 9 - 2015
Kegiatan
Tujuan
Peserta
forum penyerapan
aspirasi raperda
BMLC
forum penyerapan
aspirasi raperda
BMLC
forum penyerapan
aspirasi raperda
BMLC
workshop raperda
BMLC
menjaring masukan untuk raperda
baku mutu limbah cair yang sedang
disusun
menjaring masukan untuk raperda
baku mutu limbah cair yang sedang
disusun
menjaring masukan untuk raperda
baku mutu limbah cair yang sedang
disusun
kompilasi masukan raperda baku
mutu limbah cair yang diperoleh
dari forum penyerapan aspirasi
pelaku usaha dan
Instansi LH
kabupaten/ kota
pelaku usaha dan
Instansi LH
kabupaten/ kota
pelaku usaha dan
Instansi LH
kabupaten/ kota
Instansi pemda
DIY dan
kabupaten/ kota
1.6 Monitoring dan Evaluasi Kegiatan PPSP
a) Tujuan Monitoring dan Evaluasi Kegiatan PPSP
Badan Lingkungan Hidup tergabung dalam Pokja Sanitasi DIY bersama-sama
dengan SKPD lain untuk meningkatkan akses dan pelayanan sanitasi di DIY. BLH
berperan dalam bidang monitoring dan evaluasi bertugas memantau pelaksanaan
program sanitasi di kabupaten/ kota sesuai dengan SSK (Strategi Sanitasi
kabupaten/ kota) yang telah disusun sebelumnya.
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-94
b) Pelaksanaan Monev PPSP
Dalam melaksanakan tugasnya di bidang monev, BLH DIY mengadakan kunjungan
ke Pokja Sanitasi kabupaten/ kota untuk mensinkronkan pelaksanaan program
sanitasi sesuai dengan SSK yang telah disusun, terlebih lagi pada tahun 2015 ini
ada pembaharuan SSK.
BLH DIY juga menyelenggarakan Workshop Monev PPSP yang diadakan pada
tanggal 25 Juni 2015 dengan peserta Pokja Sanitasi DIY yang terdiri dari
BAPPEDA, Dinas Kesehatan, Dinas PUP-ESDM, BLH, dan DPPKA serta Pokja
Sanitasi kabupaten/ kota.
1.7 Pemantauan Kualitas Air Sungai, Air Laut dan Air Sumur
1.7.1 Pemantauan Kualitas Air Sungai
Waktu pelaksanaan
: Bulan Februari, Juni dan September 2015.
Lokasi pemantauan
: Sungai Winongo, Code, Gajahwong, Kuning, Konteng,
Tambakbayan, Bedog, Oyo, Belik, Bulus.
Laboratorium Penguji : BPIPBPJK, Dinas PUP-ESDM DIY.
Hasil Pemantauan:
a. Berdasarkan Indeks pencemaran (IP), di Sungai Code tergolong cemar ringan
hingga cemar berat, dengan nilai indeks pencemaran 4,6192 – 15,1511 dengan
nilai tertinggi berada di titik C-2 (Jembatan Ngentak, Sariharjo, Ngaglik, Sleman)
pada bulan September.
b. Berdasarkan penilaian status mutu air dengan metode storet pada delapan titik
pantau di Sungai Code memiliki skor nilai antara -94 hingga -118 (≤ -31), hal ini
menunjukkan bahwa seluruh titik pantau di Sungai Code termasuk cemar berat.
Lokasi titik pantau paling tercemar adalah di C-4 (Jembatan Sayidan,
Yogyakarta), dengan parameter yang melebihi baku mutu diantaranya bakteri
coliform, bakteri coli tinja, Oksigen Terlarut (DO), BOD, klorin bebas, nitrit,
sulfida, deterjen, fenol, minyak lemak, kadmium, dan seng.
c. Berdasarkan Indeks pencemaran (IP), di Sungai Gajahwong tergolong cemar
ringan hingga cemar berat, dengan nilai indeks pencemaran 3,7463 hingga
10,2839 dengan nilai tertinggi berada di G-2 (Jembatan Pelang, Condongcatur
Depok, Sleman) pada bulan Februari.
d. Berdasarkan penilaian status mutu air dengan metode storet pada delapan titik
pantau di Sungai Gajahwong memiliki skor nilai antara -88 hingga -102 (≤ -31),
hal ini menunjukkan bahwa seluruh titik pantau di Sungai Gajahwong termasuk
cemar berat. Lokasi titik pantau paling tercemar adalah di titik G-4 (Jembatan
Muja-muju Yogyakarta) dengan parameter yang melebihi baku mutu diantaranya
BOD, COD, nitrit, sulfida, detergen, minyak dan lemak, cadmium, tembaga, koli
tinja dan total koli.
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-95
e. Berdasarkan Indeks pencemaran (IP), di Sungai Bedog tergolong cemar sedang
hingga cemar berat, dengan nilai indeks pencemaran 5,0034 hingga 11,6274
dengan nilai tertinggi berada di B-2 (Jembatan Gamping, Sleman) pada bulan
Februari.
f. Berdasarkan penilaian status mutu air dengan metode storet pada empat titik
pantau di Sungai Bedog memiliki skor nilai antara -90 hingga -143 (≤ -31), hal ini
menunjukkan bahwa seluruh titik pantau di Sungai Bedog termasuk cemar berat.
Lokasi titik pantau paling tercemar adalah di titik B-4 (Jembatan Pijenan Gesikan
Bantul) dengan parameter yang melebihi baku mutu diantaranya BOD, COD,
klorin bebas, nitrit, sulfida, deterjen, fenol, fosfat, minyak dan lemak, kadmium,
tembaga, timbal, bakteri koli tinja dan bakteri total koli. Lokasi titik pantau paling
yang juga tercemar adalah B-5 (Tempuran Bedog-Progo) dengan parameter yang
melebihi baku mutu diantaranya DO, BOD, COD, klorin bebas, nitrit, sulfida,
deterjen, fenol, fosfat, minyak dan lemak, kadmium, tembaga, warna, timbal,
bakteri koli tinja dan bakteri total koli.
g. Berdasarkan Indeks pencemaran (IP), di Sungai Tambakbayan tergolong cemar
ringan hingga cemar berat, dengan nilai indeks pencemaran 4,2079 hingga
12,7955 dengan nilai tertinggi berada di Dusun Plosokuning, Ngaglik, Sleman
(TB-1) pada bulan Februari.
h. Berdasarkan penilaian status mutu air dengan metode storet pada empat titik
pantau di Sungai Tambakbayan memiliki skor nilai antara -84 hingga -105 (≤-31),
hal ini menunjukkan bahwa seluruh titik pantau di Sungai Tambakbayan termasuk
cemar berat. Lokasi titik pantau paling tercemar adalah di titik TB-1 (Jembatan
Plosokuning Sleman) dengan parameter yang melebihi baku mutu diantaranya
TDS, DO, BOD, COD, nitrit, sulfida, fosfat, kadmium, tembaga, bakteri koli tinja
dan bakteri total koli.
i. Berdasarkan Indeks pencemaran (IP), di Sungai Oyo tergolong cemar berat,
dengan nilai indeks pencemaran 11,2583 hingga 18,6316 dengan nilai tertinggi
berada di Jembatan Kedungwates, Semin, Gunungkidul (OY-1) pada bulan Juni.
j. Berdasarkan penilaian status mutu air dengan metode storet pada empat titik
pantau di Sungai Oyo memiliki skor nilai antara -92 s/d -111 (≤ -31), hal ini
menunjukkan bahwa seluruh titik pantau di Sungai Oyo termasuk cemar berat.
Lokasi titik pantau paling tercemar adalah di titik OY-1 (Jembatan Kedungwates,
Semin, Gunungkidul) dengan parameter yang melebihi baku mutu diantaranya
BOD, COD, Klorin bebas, Nitrit, Deterjen, Fenol, Bakteri koli, dan bakteri koli
tinja.
k. Berdasarkan Indeks pencemaran (IP), di Sungai Kuning tergolong cemar ringan
hingga cemar berat, dengan nilai indeks pencemaran 2,9778 hingga 12,8196
dengan nilai tertinggi berada di KUN-3 (Jembatan Sorogenen) pada bulan
Februari.
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-96
l. Berdasarkan penilaian status mutu air dengan metode storet pada empat titik
pantau di Sungai Kuning memiliki skor nilai antara -95 hingga -101 (≤ -31), hal
ini menunjukkan bahwa seluruh titik pantau di Sungai Kuning termasuk cemar
berat. Lokasi titik pantau paling tercemar adalah di titik KNG-2 (Jembatan
Ngemplak Sleman) dengan parameter yang melebihi baku mutu diantaranya
parameter TSS, BOD, COD, klorin bebas, nitrit, fosfat, minyak dan lemak,
kadmium, tembaga, timbal, bakteri koli tinja dan bakteri total koli.
m. Berdasarkan Indeks pencemaran (IP), di Sungai Konteng tergolong cemar sedang
hingga cemar berat, dengan nilai indeks pencemaran 6,5118 hingga 13,8752
dengan nilai tertinggi berada di KTG-3 (Jembatan Pasekan, Balecatur, Gamping)
pada bulan September.
n. Berdasarkan penilaian status mutu air dengan metode storet pada empat titik
pantau di Sungai Konteng memiliki skor nilai antara -90 hingga -114 (≤ -31), hal
ini menunjukkan bahwa seluruh titik pantau di Sungai Konteng termasuk cemar
berat. Lokasi titik pantau paling tercemar adalah di KTG-3 (Jembatan Pasekan
Balacatur Sleman) dengan parameter yang melebihi baku mutu diantaranya DO,
BOD, klorin bebas, nitrit, sulfida, deterjen, fosfat, minyak lemak, kadmium,
timbal, bakteri koli tinja dan bakteri total koli.
o. Berdasarkan Indeks pencemaran (IP), di Sungai Belik tergolong cemar ringan
hingga cemar berat, dengan nilai indeks pencemaran 4,2600 hingga 12,8612
dengan nilai tertinggi berada di BL-1 (jembatan Klebengan) pada bulan Februari.
p. Berdasarkan penilaian status mutu air dengan metode storet pada tiga titik pantau
di Sungai Belik memiliki skor nilai antara -120 hingga -149 (≤ -31), hal ini
menunjukkan bahwa seluruh titik pantau di Sungai Konteng termasuk cemar
berat. Lokasi titik pantau paling tercemar adalah di titik Bel-3 (Jembatan
Wonokromo Bantul) dengan parameter yang melebihi baku mutu diantaranya
parameter TSS, DO, BOD, COD, klorin bebas, nitrit, sulfida, deterjen, fenol,
fosfat, minyak lemak, kadmium, bakteri koli tinja dan bakteri total koli.
q. Berdasarkan Indeks pencemaran (IP), di Sungai Bulus tergolong cemar sedang
hingga cemar berat, dengan nilai indeks pencemaran 4,9634 hingga 10,3029
dengan nilai tertinggi berada di BLS-1 (Jembatan Ngaglik, Sewon, Bantul) pada
bulan Februari.
r. Berdasarkan penilaian status mutu air dengan metode storet pada dua titik pantau
di Sungai Belik memiliki skor nilai antara -100 hingga -116 (≤ -31), hal ini
menunjukkan bahwa seluruh titik pantau di Sungai Konteng termasuk cemar
berat. Lokasi titik pantau paling tercemar adalah di titik BLS-1 (Jembatan
Ngaglik Sewon Bantul) dengan parameter yang melebihi baku mutu diantaranya
bakteri BOD, COD, klorin bebas, nitrit, detergen, fenol, minyak lemak, kadmium,
tembaga, warna, bakteri koli tinja dan bakteri total koli.
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-97
s. Berdasarkan Indeks pencemaran (IP), di Sungai Winongo tergolong cemar ringan
hingga cemar sedang, dengan nilai indeks pencemaran 5,0049 hingga 12,1147
dengan nilai tertinggi berada di tiitk W-2 (Jembatan Denggung, Donokerto, Turi,
Sleman) pada bulan September.
t. Berdasarkan penilaian status mutu air dengan metode storet pada delapan titik
pantau di Sungai Belik memiliki skor nilai antara -73 hingga -110 (≤ -31), hal ini
menunjukkan bahwa seluruh titik pantau di Sungai Konteng termasuk cemar
berat. Lokasi titik pantau paling tercemar adalah di titik W-5 (Jembatan
Tamansari, Yogyakarta) dengan parameter yang melebihi baku mutu diantaranya
bakteri coliform, bakteri coli tinja, BOD, nirit, deterjen, fenol, fosfat, seng,
minyak dan lemak dan timbal.
u. Parameter yang dominan terdeteksi melebihi baku mutu diantaranya adalah BOD,
klorin bebas, nitrit, detergen, fenol, minyak lemak, timbal, tembaga, bakteri total
koli dan bakteri koli tinja.
v. Secara umum, nilai parameter bakteri koli tinja dan bakteri total koli masih
melebihi baku mutu. Akan tetapi nilanya sudah jauh berkurang jika dibandingkan
dengan tahun 2014. Sumber dari bakteri koli tinja dan total koli disinyalir berasal
dari limbah domestik dan kotoran ternak.
1.7.2 Pemantauan Kualitas Air Laut
Waktu pelaksanaan : Bulan Maret dan Agustus 2015
Lokasi Pemantauan : Pantai Glagah, Pantai Depok, Pantai Pandansimo, Pantai
Parangtritis, Pantai Sundak, Pantai Drini, Pantai Baru, Pantai
Samas, Pantai Ngrenehan, Pantai Indrayanti dan Pantai Baron.
Laboratorium penguji : Laboratorium Hidrologi dan kualitas air Fakultas Geografi
UGM.
Hasil
:
Berdasarkan hasil pemantauan dan pembahasan kualitas air laut di DIY pada dua
periode bulan Maret dan Agustus Tahun 2015 dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kualitas Fisik
Hasil pemantauan parameter fisik air laut yang berupa kekeruhan,
temperatur, warna dan TSS air laut adalah sebagai berikut:
 Kekeruhan:
Kekeruhan air laut di DIY menunjukkan bahwa kondisi air laut
kurang baik, sebagian besar sudah melampaui baku mutu, yaitu antara 4,0146,42 NTU dengan bakumutu 5 NTU. Lokasi pantau yang melebihi
bakumutu terdapat di 8 (Delapan) titik pantau, yaitu di pantai pantai
Pandansimo, Depok, Drini, Parangtritis, dan Baron pada periode Maret dan
di pantai Baru, Samas, Ngrenehan, Parangtritis dan Baron pada periode
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-98
Agustus. Kekeruhan dipengaruhi antara lain oleh kondisi DAS, curah hujan,
sampah organik dan anorganik.
 Temperatur :
Hasil pengukuran suhu air laut di DIY menunjukkan bahwa
temperatur air laut dalam kondisi nyaman, yaitu antara 22,9 - 27,1C untuk
wisata bahari. Tinggi rendahnya temperatur ditentukan oleh kelembaban,
intensitas matahari dan hujan.
 Warna :
Hasil pengukuran warna air laut di DIY menunjukkan sebagian besar
masih normal, hanya ada satu yang melebihi bakumutu di pantai Glagah,
yaitu berkisar antara 0,648 - 66,528 Pt-Co dengan ambang batas 30 Pt-Co.
Faktor pembentuk warna air laut adalah dari cahaya, kandungan sedimen,
dan kandungan zat organik atau anorganik.
 TSS :
Hasil pengukuran TSS pada air laut di DIY berkisar antara 15,1 33,4 mg/L, yang pada sebagian besar titik pantau telah melebihi bakumutu
20 mg/L. Kandungan TSS yang tinggi terukur pada pantai-pantai yang
daerah aliran sungainya banyak mengalami perubahan peruntukan lahan
seperti pantai Glagah, Baru, Depok, Pandansimo, Samas, Parangtritis dan
Baron. Dari nilai TSS ini dapat digunakan sebagai analisis untuk
mengetahui pengaruh daratan terhadap lautan. Adanya dinamika nilai TSS
mencerminkan perubahan yang terjadi di daratan yang berakibat ke perairan.
2. Kualitas Kimia
Pengukuran parameter kimia pada air laut yang diperuntukkan wisata
bahari terdiri dari pH, salinitas, Minyak dan Lemak, Nitrat (NO3), Fosfat (PO4),
BOD, DO, Fenol, Detergen, dan Amoniak.
 Derajat keasaman (pH)
Derajat keasaman (pH) air laut antara 7,0 - 8,50, rata-rata masih
normal. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas air laut masih baik.
 Salinitas
Berdasarkan data pemantauan, kadar salinitas air laut berkisar antara
27,5 - 46‰, yang mengalami penurunan daripada tahun sebelumnya. Tidak
ada batasan kadar salinitas, hanya bersifat alami perairan saja. Salinitas
mempengaruhi sifat fisik air laut, seperti densitas, titik beku, dan
temperatur, dan daya hantar listrik (kondukivitas) serta tekanan osmosis.
 Nitrat (NO3)
Kadar Nitrat air laut telah melampaui baku mutu yang
diperkenankan (0,008 mg/L), yaitu ≤ 0,066 mg/L pada kedua periode.
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-99
Tingginya kadar nitrat menunjukkan kualitas air laut yang buruk karena
ketidakdisiplinan para pelaku usaha dalam pengolahan limbahnya.
 BOD
Kadar BOD air laut pada dua periode pemantauan berkisar antara
0,01 - 2,62 mg/L, yang masih berada di bawah ambang batas yaitu 10 mg/L.
Rendahnya nilai BOD menunjukkan bahwa bahan pencemar organik yang
mudah membusuk di perairan laut DIY masih bisa ditolerir.
 DO
Kadar DO air laut di DIY berkisar antara 5,01 - 9,76 mg/L dengan
baku mutu minimal 5 mg/L. Kandungan DO masih baik walaupun kadarnya
mendekati batas minimal. Dengan kadar DO yang baik maka kondisi
perairan mampu mendukung kehidupan biota laut.
 Fosfat (PO4)
Berdasarkan hasil analisa, kadar fosfat pada dua periode pemantauan
telah melampaui batas yang dipersyaratkan yaitu antara ≤0,02 - 0,236 mg/L,
dengan ambang batas 0,015 mg/L. Fosfat yang tinggi akan memicu
terjadinya eutrifikasi sehingga terjadi ledakan pertumbuhan fitoplankton.
 Fenol
Kadar fenol air laut pada dua periode pemantauan berkisar antara <
0,0001 - 0,1154 mg/L, dimana kandungan fenol dalam air laut tidak
diperkenankan atau 0 mg/L. Kadar fenol yang tinggi terukur pada musim
penghujan dan sangat rendah pada musim kemarau. Kadar fenol yang tinggi
berasal dari daratan yang dibawa oleh hujan melalui sungai. Selain itu,
limbah tumpahan bahan bakar minyak pada perahu ikan juga menyumbang
kadar fenol di perairan.
 Minyak dan Lemak
Kandungan minyak dan lemak air laut pada semua titik pengambilan
sampel pada sebagian besar titik lokasi laut di DIY telah melampaui ambang
batas diperkenankan untuk wisata bahari (1 mg/L), yang berkisar berkisar
antara 0 - 57 mg/L. Kemungkinan minyak dan lemak berasal dari pencucian
atau pembersihan kapal, dari aktivitas rumah makan yang letaknya sangat
dekat dengan pantai, atau berasal dari sungai yang mengandung minyak dan
lemak dari daratan. Pencemaran minyak dan lemak menyebabkan
terganggunya kehidupan biota laut dan mengurangi estetika.
 Hidrogen Sulfida (H2S)
Konsentrasi sulfida air laut di DIY yang dipantau dalam dua periode
berkisar antara <0,001 - 0,025 mg/L, dimana ambang batas yang
diperkenankan di dalam air laut ini adalah 0 mg/l. Konsentrasi sulfida di
perairan yang melebihi ambang batas terdeteksi di 9 (Sembilan) pantai.
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-100
Faktor yang menyebabkan tingginya Sulfida atara lain pembusukan limbah
bahan organik aktivitas ikan tangkap, budidaya ikan di sekitas pantai serta
restoran. Disamping itu, juga dapat berasal dari daratan yang dibawa aliran
sungai, dimana pada bulan April (penghujan) banyak asupan air dari darat.
 Detergen
Data pengukuran detergen air laut di DIY pada 11 pantai berkisar
antara 0,1373 - 0,316 mg/L, dimana sebagian besar telah melampaui baku
mutu (0,001 mg/L). Dari 11 lokasi pantai yang dipantau, dimana semua titik
pantau sudah melebihi bakumutu. Detergen ini berasal dari aktivitas restoran
dan kamar mandi yang jumlahnya sangat banyak sehingga limbah
domestiknya cukup tinggi. Hal ini juga didukung oleh sifat lahan pasir yang
bersifat sangat porous, yang sangat cepat meresapkan bahan-bahan cair ke
dalam tanah.
 Amoniak (NH3-N)
Hasil pengukuran kadar amoniak air laut di DIY sudah cukup tinggi
yaitu berkisar antara ≤ 0,0094 mg/L dimana untuk laut wisata bahari tidak
diperkenankan mengandung amoniak. Kemungkinan amoniak berasal
limbah domestik di sekitar pantai, yaitu restoran dan kamar mandi/ WC atau
kegiatan pertanian di daerah pesisir. Banyaknya pemupukan pada lahan
pertanian pesisir menyebabkan tingginya kadar amoniak.
3. Kualitas Biologi
 Koli Tinja
Kandungan Koli tinja dalam dua periode menunjukkan hasil berkisar
antara Nihil. Hal tersebut menunjukkan bahwa kualitas air laut masih baik
jika ditinjau dari kualitas bakteriologinya. Jika dibandingkan dengan kadar
Bakteri Koli pada tahun-tahun sebelumnya, kandungan koli tinja semakin
menurun.
 Total Koli
Kandungan Koli tinja dalam dua periode menunjukkan hasil berkisar
antara 0 - ≥ 2400 MPN/100 ml. Total Koli terdeteksi melebihi baku mutu di
pantai Depok, Pandansimo dan Baron, terutama pada bulan Maret. Total
Koli selain berasal dari manusia dan hewan juga berasal dari udara,
sehingga apabila kandungan total koli tinggi maka udara sekitar pantai
kurang bersih dan banyak mengandung Koli.
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-101
4. Kualitas Logam Terlarut
 Krom (Cr)
Kandungan krom pada pemantauan air laut dalam dua periode
berkisar antara <0,00001 - 0,0305 mg/L. Kondisi tersebut menunjukkan
bahwa air laut telah tercemar logam berat Kromium karena telah melampaui
ambang batas yang diperkenankan untuk laut wisata bahari, yaitu 0,002
mg/L, yaitu di pantai Glagah, Pandansimo, dan Baron pada periode bulan
Maret. Krom yang mencemari air laut kemungkinan berasal dari limbah
industri kulit yang dibuang ke badan sungai, akhirnya masuk ke laut.
 Tembaga (Cu)
Hasil pengukuran tembaga dalam air laut di DIY pada dua periode
berkisar antara 0,0119 - 0,0983 mg/l, dimana 5 titik pemantauan telah
melebihi ambang batas (0,05 mg/L), yaitu di pantai Glagah, Pandansimo,
Depok, dan Parangtritis. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas air laut di
DIY kurang baik ditinjau dari kandungan tembaganya, sehingga masih perlu
peningkatan kualitas pengelolaan limbah industrinya.
 Timbal (Pb)
Kandungan Timbal air laut pada dua periode di delapan pantai DIY
berkisar antara 0,0173 - 0,3799 mg/L. Baku mutu yang diperkenankan untuk
laut Bahari adalah 0,005 mg/L, sehingga kandungan Timbal di perairan laut
di DIY telah melampaui batas pada semua titik. Sumber timbal di pesisir
DIY kemungkinan berasal dari limbah industri yang mempergunakan
pewarna atau cat mengandung Pb, atau perusahaan percetakan dan
pengolahan/ penyepuhan logam.
 Kadmium (Cd)
Hasil pengukuran logam Kadmium pada air laut di DIY dalam dua
periode menunjukkan hasil berkisar antara 0,0139 - 0,0455 mg/L, dimana
semuanya telah melampaui baku mutu untuk wisata bahari, yaitu 0,002
mg/L. Kadar Kadmium tertinggi terdapat di pantai Pandansimo pada bulan
Maret. Keadaan musim tahunan berpengaruh terhadap kandungan kadmium
air laut, ketika musim penghujan terjadi pengenceran dan pada waktu
musim kemarau lebih pekat karena penguapan yang tinggi.
 Nikel (Ni)
Hasil pengukuran Nikel air laut pada dua periode menunjukkan
kandungan nikel yang melampaui ambang batas (0,075 mg/L), yaitu
berkisar antara 0,012-0,3099 mg/L. Konsentrasi nikel pada periode Maret
lebih rendah daripada bulan Agustus. Hal ini menunjukkan bahwa kadar
nikel air laut terpengaruh oleh musim. Kadar nikel yang melampaui ambang
batas pada air laut di DIY kemungkinan bersumber dari limbah industri,
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-102
pembakaran sampah dan bahan bakar minyak. Namun demikian, terjadi
penurunan kadar Nikel pada tahun 2014 dan 2015 menunjukkan bahwa
pengelolaan limbah industri di DIY semakin baik walaupun masih harus
ditingkatkan lagi agar tidak melampaui batas baku mutu.
 Seng (Zn)
Hasil pengukuran Seng air laut pada dua periode menunjukkan
kandungan seng yang masih berada di bawah ambang batas (0,095 mg/L),
yaitu antara 0,0036 - 0,0442 mg/L. Unsur seng di dalam air laut cenderung
kecil karena terikut dalam proses rantai makanan biota perairan. Kandungan
seng pada periode Agustus relatif lebih tinggi daripada periode Maret.
Kemungkinan hal ini disebabkan pada musim kemarau banyak terjadi
penguapan air laut, sehingga kadar air laut menjadi lebih pekat.
 Air Raksa (Hg)
Kandungan air raksa dalam air laut di DIY dalam dua periode
pemantauan adalah antara ≤0,00006 - 0,000135 mg/L, dimana semuanya
masih memenuhi bakumutu (0,002 mg/L). Kadar air raksa terukur hampir
sama di semua titik pemantauan, pada dua periode, kecuali di pantai Drini
terukur 0,000135 mg/L. Hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi logam Hg
sangat kecil sehingga perbedaan antar lokasi pemantauan tidak terdeteksi
oleh alat.
5. Antara parameter satu dengan yang lain saling terkait, seperti pH dan suhu
berpengaruh terhadap kelarutan logam, senyawa atau unsur kimia serta faktorfaktor fisik lainnya.
6. Secara umum, kualitas air laut di DIY ada peningkatan kualitas ditinjau dari
kualitas kimia dan logam terlarutnya, walaupun beberapa parameter masih
melampaui ambang batas yang diperkenankan. Sedangkan untuk parameter
biologi Koli Tinja masih baik, tetapi parameter Total Koli telah melebihi
bakumutu pada tiga titik.
7. Faktor akurasi dalam pengambilan sampel dan analisis, serta alat merupakan
faktor yang menentukan ketepatan data.
1.7.3 Pemantauan Kualitas Air Sumur
Waktu pelaksanaan :
Lokasi pemantauan : Sumur yang berada di Kantor Pemerintahan di lingkup DIY,
Puskesmas dan Sekolah sesuai dengan usulan kab/ kota.
Laboratorium penguji : Balai Laboratorium Kesehatan Dinas Kesehatan DIY
Hasil Pemantauan
:
 Parameter yang ditemukan melebihi baku mutu adalah bakteri total koli,
mangan, TDS, Nitrat, Timbal dan Kekeruhan.
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-103






Sampel yang parameter bakteri total kolinya melebihi baku mutu berjumlah 26
sampel (38,24%) dan tersebar di empat kabupaten/ kota.
Lima sampel (7,35%) di Kabupaten Kulon Progo diketahui memiliki kadar
mangan di atas baku mutu, yaitu di:
- SMA N 2 Wates
- SMP N 1 Temon
- SMK 1 Pengasih
- SMA N 1 Temon
- SMP N 1 Pengasih
Hanya ada satu sampel (1,47%) air sumur yang tidak memenuhi baku mutu
untuk parameter kekeruhan yaitu Sumur SMA N 1 Temon.
Dua puluh enam sampel (38,24%) air sumur tidak memenuhi parameter Total
Dissolved Solids (TDS), dan dua puluh tujuh sampel (39,70%) tidak memenuhi
baku mutu untuk Daya Hantar Listrik (DHL).
Parameter Nitrat yang melebihi baku mutu ditemukan di dua sumur (2,94%), di
Kota Yogyakarta yaitu sumur di Kantor Kecamatan Umbulharjo dan Kantor
Kecamatan Kotagede.
Parameter Timbal yang melebihi baku mutu ditemukan di tiga sumur (4,41%), di
Kota Yogyakarta yaitu sumur di Kantor Kecamatan Mergangsan, Kantor
Kecamatan Gondomanan dan Kantor Kecamatan Mergangsan.
Berikut ini adalah dokumentasi kegiatan Pengendalian, Pencemaran Air, Tanah,
dan B3 Tahun 2015:
Pembangunan IPAL di Grojogan, Wirokerten,
Banguntapan, Bantul
Pemantauan Air Laut
IPAL Komunal di Banyumeneng, Banyuraden,
Gamping, Sleman
Rapat Kerja Prokasih
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-104
Pengukuran Parameter Lapangan saat pemantauan
kualitas air sungai
Pemantauan Air Sumur
2.
PENGUJIAN KADAR POLUSI LIMBAH PADAT DAN LIMBAH CAIR
2.1 Pengujian Mutu Limbah Padat
Waktu Pelaksaan
: bulan Maret-Oktober 2015
Jumlah Sampel
: 20 sampel, yaitu sebagai berikut:
Sampel limbah padat dan parameter yang diuji
No
Nama Perusahaan
Industri
1
Pabrik Cambric GKBI : Sludge IPAL
2
PT. Ameya Living Stule : Sludge IPAL
3
PT. Samitex Sewon
- Sludge IPAL
- Bottom Ash
- Fly Ash
4
PT Kusuma Sandang M.J : Bottom Ash
5
PT. Bintang Alam Semesta : Sludge IPAL
6
PT. Adi Satria Abadi
- Sludge IPAL
- Shaving Scrub
7
PT. Budi Makmur Jaya Murni
- Sludge IPAL
Jumlah
sampel
1
1
3
1
1
2
9
10
CV. Sinar Obor :
- Sludge IPAL
- Shaving Scrub
PT. Berlico Mulia Farma : Sludge IPAL
PP. Kanisius :
- Sludge IPAL
PT. PGPS Madubaru : Sludge IPAL
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
Pb, Cr, Cu, Fe
Pb
Pb
Pb
Pb, Cr, Cu, Fe
2
Pb, Cr, Cu, Fe
Cr
2
Pb, Cr, Cu, Fe
1
2
Cr
Pb, Cr, Cu, Fe
Pb, Cr, Cu, Fe
- Sludge Tinta
11
Pb, Cr, Cu, Fe
Pb, Cr, Cu, Fe
Pb, Cr, Cu, Fe
Cr
- Shaving Scrub
8
Parameter yang diuji
1
Pb, Cr, Cu, Fe
Pb, Cr, Cu, Fe
IV-105
No
Nama Perusahaan
Pelayanan Kesehatan
12 RS DR Sardjito : Sludge IPAL
13 RSUD Sleman : Sludge IPAL
Lain-Lain
14 IPAL Komunal : Sludge IPAL
TOTAL
Jumlah
sampel
Parameter yang diuji
1
1
Pb, Cr, Cu, Fe
Pb, Cr, Cu, Fe
1
20
Pb, Cr, Cu, Fe
Laboratorium Penguji : Laboratorium Kimia Analitik, Pusat Teknologi Akselerator
dan Proses Bahan Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN)
Yogyakarta.
Hasil Pengujian
:
1. Hasil pemantauan terhadap kualitas limbah padat dari 14 (empat belas) jenis
usaha dan/ atau kegiatan menunjukkan bahwa :
- Parameter Pb, hasil pengujian menunjukkan angka terendah yaitu <0.110
µg/g dan tertinggi pada kegiatan PT. ASA mencapai 117.40 ± 1.720 µg/g.
- Parameter Cr, konsentrasi Cr yang terendah adalah PC GKBI sebesar
0.013±0.001 µg/g, sementara konsentrasi tertinggi berada di Sludge PT.
ASA yang bergerak dibidang Penyamakan Kulit yaitu sebesar 4.541±0.011
µg/g.
- Parameter Cu, hasil pengujian laboratorium menunjukkan angka terendah
dengan konsentrasi sebesar < 0.129 µg/g dan konsentrasi tertinggi pada
limbah Percetakan Kanisius sebesar 327.490 ± 2.117 µg/g.
- Sementara pengujian parameter Fe, kandungan Fe terendah ada pada
sludge PT. Samitex sebesar 13.953 ± 0.147 µg/g, dan kandungan yang
terbesar ada pada limbah IPAL Komunal sebesar 235.231 ± 2.721 µg/g.
2. Penanggungjawab usaha dan/ atau kegiatan yang limbahnya terindikasi
mengandung limbah bahan berbahaya dan beracun, maka penanggungjawab
usaha dan/ atau kegiatan harus melakukan pengelolaan terhadap limbah padat
yang dihasilkannya sesuai peraturan yang telah ditetapkan dalam PP Nomor 101
tahun 2014 tentang pengelolaan Limbah bahan Berbahaya dan beracun yang
dimulai dari upaya reduksi/ pengurangan penggunaan bahan berbahaya dan
beracun selanjutnya melakukan Penyimpanan, pengangkutan, pengolahan,
pemanfaatan dan penimbunan limbah B3 , yang dapat dilakukan sendiri atau
melalui pihak ketiga yang berizin sebagai pengolah limbah B3.
3. Dari 14 (empat belas) usaha dan/atau kegiatan, 90 % sudah melakukan
pengelolaan limbah B3 nya dengan cara melakukan penyimpanan limbah B3 di
TPS limbah B3 yang telah berizin dari Bupati/ Waikota ybs, dan melakukan
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-106
kerjasama dengan pihak ketiga yang berizin sebagai pengolah limbah B3.
Sementara 10 % lainnya yaitu IPAL Sewon dalam proses mencari ihak ketiga
untuk dilakukan kerjasama dalam pengelolaan limbah B3 yang dihasilkannya.
2.2 Pengujian Mutu Limbah Cair
Waktu Pelaksanaan : bulan Maret-Oktober 2015
Jumlah sampel
: 60 sampel, dengan perincian sebagai berikut:
No
Nama Perusahaan
Jasa Pariwisata
1
Hotel Grand Aston
2
Hotel Novotel
3
Hote Sheraton
4
Hotel Saphir
5
Hotel Sahid Rich
6
Hotel Horrison Ultima Riss
7
Hotel Cavinton
8
Hotel 101
9
Hotel Ibis Malioboro
10 Hotel Grand Zury
11 Hotel Arjuna
12 Hotel Cakra Kembang
13 Hotel Cakra Kusuma
14 Hotel MM UGM
15 Hotel Quin Colombo
Jenis Kegiatan
Alamat
Hotel Bintang 5
Hotel Bintang 5
Hotel Bintang 5
Hotel Bintang 4
Hotel Bintang 4
Hotel Bintang 4
Hotel Bintang 4
Hotel Bintang 4
Hotel Bintang 3
Hotel Bintang 3
Hotel Bintang 3
Hotel Bintang 3
Hotel Bintang 3
Hotel Bintang 3
Hotel Bintang 3
Jl. Jend Sudirman no 9 Yk
Jl. Jend Sudirman no 9 Yk
jl. Laksda Adisucipto Sleman
jl. Laksda Adisucipto 38 Yk
Jl. Magelang Sleman
Jl. Gowongan Yogyakarta
Jl. Letjen Suprapto No. 1
Jl. Mangkubumi Yogyakarta
Jl. Malioboro Yogyakarta
Jl. Margo Utomo Yogyakarta
Jl. Margo Utomo No.44, Yogyakarta
JL. Kaliurang Km 5,5 No. 44, Kec. Depok
Jl. Kaliurang KM 5,2 No. 25
Jl. Samirono Yogyakarta
Jl. Raya Yogya-Solo KM. 14, Kalasan
Sleman
Jalan Gowongan Kidul No 57
Jl. Raya Yogya – Solo Sambilegi Sleman
16 Hotel @Home
17 Hotel University
Industri
18 PT. Mirota KSM
19 PT. Primissima
20 PT. Ameya Living Style
21 PT. Kusuma Sandang M.J.
Hotel Bintang 2
Hotel Melati
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Kulit
Kulit
Kulit
Kulit
Wig
Wig
Percetakan
Farmasi
Batik
PT. Budi Makmur J.M.
PT Adi Satria Abadi
PT. Bintang Alam Semesta
CV. Sinar Obor
PT Sun Chang
PT. Dong Young Trees
Percetakan Kanisius
PT. Berlico Mulia Farma
Batik Darminto-Lendah
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
Industri Susu
Tekstil
Garmen
Garmen
Sambilegi Berbah Sleman
Jl. Magelang KM 14 Medari, Sleman
Sendangsari, Kec. Pajangan, Kec. Bantul
Jl. Wates Km 7.4, Balecatur, Gamping
Slman
Jl. Peleman Rejowinangun Yk
Sitimulyo, Piyungan, Kab. Bantul
Sitimulyo, Piyungan, Kab. Bantul
Jl. Ireda Yogyakarta
Desa Triharjo, Wates – Kulonprogo
Sitimulyo, Piyungan, Kab. Bantul
Jl, Cempaka 9 Deresan, Depok, Sleman
Km. 10,6 Juwangen, Juwangen, Kalasan
Lendah Kulonprogo
IV-107
No
Nama Perusahaan
31 Batik Estin
32 Sentra Industri Tahu
Jenis Kegiatan
Batik
Industri Tahu
Alamat
Lendah Kulonprogo
Srandakan Bantul
Pelayanan Kesehatan
33 RSUP Dr. Sardjito
34 RS Ghrasia
35 RSUD Wates
36 RSUD Sleman
37 RS KB An Nur
RS Type A
RS Type A
RS Type B
RS Type B
RS Type C
38
39
40
41
42
43
44
45
46
RS PKU Muh Yk Unit II
RS PKU Muh Bantul
RSB Sakina Idaman
RS B Sadewa
RSUD Prambanan
RS Panti Rini
RSIY PDHI
RS Quin Latifa
RS Pelita Husada
RS Type C
RS Type C
RS Type C
RSType D
RS Type D
RS Type D
RS Type D
RS Type D
RS Type D
47
RS Type D
48
RS Bethesda
Lempuyangwangi
RS Panti Rahayu
49
50
51
52
RS Rezkyi Amelis Medika
RS Condong Catur
RSKIA Ummi Khasanah
RSKB Sinduadi
RS Type
RS Type
RS Type
RS Type
53
54
RS Nur Rohmah
RS Santa Elizabet Ganjuran
RS Type D
RS Type D
Jl. Kesehatan No. 1, Sekip
Jl. Kaliurang Pakem Sleman
Jl. Tentara Pelajar Km. 1 No. 5 Wates
J Jl Bayangkara No 48, Triharjo, Sleman
Jalan Colombo No.14, Kec. DepokSleman
Jl.Wates Km.5.5 Gamping, Sleman
Jl. Jenderal Sudirman No.124, Kec. Bantul
Jl. Monjali Sleman
Jl Babarsari Sleman
Jl. Piyungan Prambanan Sleman
Jl . Raya Yogya – Solo Kalasan Sleman
Jl . Raya Yogya – Solo Kalasan Sleman
Jl. Ring Road Barat, Kabupaten Sleman
Jl.Raya Semanu Km.3 Sambirejo Semanu
Gk
Jalan Hayam Wuruk No.6, Kota
Yogyakarta
Jl.Wonosari-Ponjong Km 7 Karangmojo
Gk
Jl. Brosot, Wates Km 5
Condong catur Sleman
Jl. Pemuda Ds Gandekan Bantul
Jl. Wijayakusuma No. 310,Sinduadi,
Mlati, Sleman
Desa Baleharjo, Wonosari
Ganjuran Sumbermulyo Bambanglipuro,
Kec. Bantul
Perdagangan
55 Ambarukmo Plaza
56 Ramai Mall
57 Toko Progo
Lain-lain
58 IPAL Komunal Terpusat
59 Laboratorium BBKKP
60 Kids Fun
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
RS Type D
D
D
D
D
Mall
Mall
Toko
Jl. Laksda Adisucipto Sleman
Jl Ahmad Yani Yogyakrta
Jl. Mataram Yogyakarta
IPAL
Laboratorium
Wahana
Permainan
Sewon Bantul
Sitimulyo Piyungan Sleman
JL. Wonosari Sleman
IV-108
Hasil Pengujian
:
1. Pengujian kualitas limbah cair Tahun 2015 dilaksanakan pada bulan Maret
sampai dengan bulan Oktober tahun 2015. Pemantauan dilakukan terhadap 60
(enam puluh) usaha dan/ atau kegiatan, yang meliputi:
a. 15 (lima belas) sampel dari kegiatan industri;
b. 17 (tujuh belas) sampel dari kegiatan perhotelan;
c. 22 (dua puluh dua) sampel dari kegiatan rumah sakit;
d. 3 (tiga) sampel dari kegiatan perdagangan;
e. 1 (satu) sampel dari IPAL komunal Terpusat;
f. 1 (satu) sampel dari kegiatan laboratorium kulit;
g. 1 (satu) sampel dilokasi Wahana Permainan.
2. Dari 60 (enam puluh) sampel yang dianalisa, sebanyak 6 (enam) sampel atau
10% yang memenuhi baku mutu, sedangkan sisanya sebanyak 54 (lima puluh
empat) sampel atau 90% masih fluktuatif dan belum seluruh parameter yang
diwajibkan memenuhi baku mutu yang ditetapkan.
3. Pada pengujian 17 (tujuh belas) sampel yang diambil dari kegiatan perhotelan,
terdapat 1 (satu) sampel atau 5,88% yang semua parameternya memenuhi baku
mutu, sementara 16 (enam belas) sampel atau 94,22% masih fluktuatif artinya
belum semua parameter yang diwajibkan memenuhi baku mutu. Parameter
dominan yang melebihi baku mutu dari kegiatan hotel adalah BOD, COD dan
Phosphat.
4. Pengujian terhadap 22 (dua puluh dua) sampel limbah cair rumah sakit tidak ada
yang semua parameternya memenuhi baku mutu yang ditetapkan. Parameter
dominan yang melebihi baku mutu dari kegiatan Rumah Sakit adalah Phospat
(PO4), Amonia (NH3) dan Bakteri Koli.
5. Pada analisa 4 (empat) sampel kegiatan industri penyamakan kulit, sampel PT
Budi Makmur Jaya Murni semua parameter yang diwajibkan telah memenuhi
baku mutu Sementara untuk sampel yang lain parameter BOD, COD, TSS, Krom
total, dan Amonia total masih belum memenuhi baku mutu.
6. Pada analisa sampel dari kegiatan percetakan yang diwakili oleh Percetakan
Kanisius, semua parameter yang diwajibkan memenuhi baku mutu yang
ditetapkan.
7. Pada analisa sampel dari kegiatan Farmasi yaitu PT. Berlico Mulia Farma, dari 7
(tujuh) parameter, Parameter COD berada diatas baku mutu ditetapkan.
8. Pada analisa 3 (tiga) sampel kegiatan industri tekstil yang terdiri dari PT. Ameya
Living Style, PT. Primissima dan PT. Kusuma Sandang Mekar Jaya, semua
parameternya dibawah baku mutu.
9. Pada kegiatan Industri Kecil Menengah (IKM) Batik dan sentra Tahu, kualitas
limbah cairnya masih belum memenuhi karena belum dilakukan pengolahan
walaupun ada sebagian yang sudah melakukan pengolahan namun belum
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-109
optimal karena parameter BOD, COD dan TSS masih diatas baku mutu yang
ditetapkan.
10. Pada kegiatan Perdagangan, dari ke 3 (tiga) sasaran yaitu Toko Ramai Mall,
Toko Progo dan Ambarukmo Plaza, hasil pengujian menunjukkan bahwa
parameter BOD dan COD masih berada di atas baku mutu.
11. Pada pengujian sampel limbah cair IPAL komunal terpusat, parameter bakteri
koli di berada diatas baku mutu.
12. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa kondisi kualitas limbah cair yang
dibuang ke lingkungan belum semua parameter memenuhi persyaratan baku
yang ditetapkan. Apabila kualitas buangan limbah cair yang belum memenuhi
persyaratan ini tidak dikendalikan dengan serius akan berpotensi meningkatkan
pencemaran khususnya air sebagai media buangan dan menurunkan kualitas
lingkungan hidup.
2.3 Rapat Koordinasi Mutu Limbah
2.3.1 Rapat Koordinasi Mutu Limbah cair
Diselenggarakan tanggal 13 November 2015 dengan peserta adalah pelaku usaha
dan/ atau kegiatan yang diambil sampel limbah cairnya serta instansi lingkungan hidup
kabupaten/ kota.
2.3.2 Rapat Koordinasi Mutu Limbah padat
Diselenggarakan tanggal 16 November 2015 dengan peserta adalah pelaku usaha
dan/ atau kegiatan yang diambil sampel limbah padatnya serta instansi lingkungan
hidup kabupaten/ kota.
Berikut ini adalah dokumentasi kegiatan Pengujian Kadar Polusi Limbah Padat
dan Limbah Tahun 2015:
Pengambilan sampel limbah padat Sludge di PT.
Berlico Mulia Farma
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
Pengambilan sampel di PT. ASA
IV-110
Pengambilan sampel di outlet IPAL Sardjito
Pengambilan sampel limbah Padat di
Kanisius
Pengujian Parameter lapangan saat pengambilan
sampel limbah cair
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
IV-111
BAB V
KEUANGAN
Pagu anggaran Badan Lingkungan Hidup DIY tahun anggaran 2015 sebesar Rp.
17.501.914.403 realisasinya sebesar Rp. 16.226.491.529 (92,71%). Anggaran belanja tidak
langsung (gaji pegawai) sebesar Rp 3.369.025.378, realisasinya sebesar Rp 3.276.854.701
(97,26%). Anggaran belanja langsung (kegiatan) sebesar Rp 14.132.889.025 dengan realisasi
sebesar Rp 12.344.390.661 (91,63%). Sisa anggaran dari total anggaran sebesar Rp
1.183.252,197 (8,37 %) telah disetor ke kas Negara.
Realisasi fisik belanja tidak langsung sebesar 100% dan realisasi fisik belanja
langsung sebesar 100%. Belanja langsung (kegiatan) dilaksanakan melalui 10 program yang
terdiri dari 44 kegiatan. Adapun target dan realisasi anggaran dan fisik masing-masing
program seperti dalam adalah tabel berikut:
Target dan Realisasi Fisik/ Keuangan Program dan Kegiatan Tahun Anggaran 2015
Urusan Lingkungan Hidup, Badan Lingkungan Hidup DIY
Anggaran
No
1.
2.
Program/Kegiatan
Program Pengembangan Kinerja
Pengelolaan Persampahan
1) Peningkatan Peran Serta
Masyarakat Dalam
Pengelolaan Persampahan
Program Pengendalian
Pencemaran dan Kerusakan
Lingkungan Hidup
1) Pengawasan Pelaksanaan
Kebijakan Bidang
Lingkungan Hidup
2) Pengkajian Dampak
Lingkungan
3) Pembinaan Teknis
Pelaksanaan AMDAL, UKLUPL dan DPL
4) Penegakan Hukum
Lingkungan Hidup
5) Penyusunan SPM Bidang LH
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
Fisik
Tingkat
Kemajuan
(2015)
dibanding
kan
dengan
2014(%)
Tar
get
(%)
Realis
asi
(%)
Tar
get
(%)
Realisasi
Fisik
Tahun
Real Sebelum
isasi nya (%)
(%)
531.192.000
100
86,11
100
100
100
100
531.192.000
100
86,11
100
100
100
100
Pagu (Rp)
Keterangan
(Untuk Kinerja
2015, Capaian
Fisik tidak
100%, dan
Capaian
Anggaran
Kurang dari
90%)
Efisiensi
Efisiensi
4.197.295.025
100
93,24
100
100
100
100
89.472.900
100
98,34
100
100
100
100
141.025.000
100
97,79
100
100
100
100
50.850.000
100
92,10
100
100
100
100
84.782.000
100
71,00
100
100
100
100
45.424.975
100
92,78
100
100
100
100
Efisiensi :
Semua kasus
yang
diadukantelah
ditindaklanjuti.
V-1
Anggaran
No
3.
4.
5.
6.
7.
Program/Kegiatan
6) Peningkatan Kepedulian LH
7) Pengembangan Kapasitas
SDM dan Kelembagaan LH
8) Pengendalian Pencemaran
Udara
9) Pengembangan Kapasitas
Laboratorium Lingkungan
10) Pengendalian Pencemaran
Air, Tanah dan B3
Program Perlindungan dan
Konservasi Sumber Daya Alam
1) Konservasi SumberDaya Air
dan Keanekaragaman Hayati
2) Pengendalian Kerusakan
Lingkungan
Program Peningkatan Kualitas
dan Akses Informasi Sumber
Daya Alam dan Lingkungan
Hidup
1) Peningkatan Edukasi Dan
Komunikasi Masyarakat Di
Bidang Lingkungan
2) Pengembangan Data dan
Informasi Lingkungan
Program Peningkatan
Pengendalian Polusi
1) Pengujian Emisi Kendaraan
Bermotor
2) Pengujian Kadar Polusi
Limbah Padat Dan Limbah
Cair
Program Pengelolaan Ruang
Terbuka Hijau (RTH)
1) Penataan RTH
Program Pengelolaan Lingkungan
Berbasis Budaya
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
Fisik
Tingkat
Kemajuan
(2015)
dibanding
kan
dengan
2014(%)
Keterangan
(Untuk Kinerja
2015, Capaian
Fisik tidak
100%, dan
Capaian
Anggaran
Kurang dari
90%)
Tar
get
(%)
Realis
asi
(%)
Tar
get
(%)
Realisasi
Fisik
Tahun
Real Sebelum
isasi nya (%)
(%)
752.541.900
601.892.000
100
100
96,81
96,05
100
100
100
100
100
100
349.785.000
100
93,74
100
100
100
100
478.133.000
100
97,99
100
100
100
100
1.603.388.250
100
89,51
100
100
100
100
3.981.689.500
100
92,93
100
100
100
100
1.839.292.500
100
95,73
100
100
100
100
2.142.397.000
100
90,53
100
100
100
100
851.426.875
100
97,70
100
100
100
100
332.702.375
100
98,94
100
100
100
100
518.724.500
100
96,91
100
100
100
100
608.548.950
100
83,99
100
100
100
100
Efisiensi
531.369.000
100
84,88
100
100
100
100
Efisiensi
77.179.950
100
77,88
100
100
100
100
Efisiensi
887.240.000
100
73,22
100
100
100
100
Efisiensi
887.240.000
100
100
73,22
98,16
100
100
100
100
100
100
100
100
Efisiensi
Pagu (Rp)
2.026.624.600
Efisiensi
V-2
BAB VI
PERMASALAHAN DAN SOLUSI
I. Permasalahan
A. Permasalahan Internal SKPD
1. Keterbatasan jumlah personil pegawai yang ada di SKPD BLH DIY sampai
dengan akhir tahun 2015 terpenuhi hanya 50,43% atau 58 orang dari
kebutuhan 115 pegawai.
2. Keterbatasan ruang rapat dan ruang parkir.
3. Keterbatasan petugas caraka dan driver.
4. Keterbatasan gudang, garasi kendaraan, ruang perpustakaan, ruang arsip dan
taman.
B. Pemasalahan Umum
1. Peningkatan aktifitas transportasi akibat peningkatan perekonomian warga
menyebabkan kebisingan di daerah perkotaan.
2. Limbah domestik yang masih dibuang langsung ke badan air meningkatkan
kandungan bakteri koli hingga melampaui baku mutu. Adanya IPAL komunal
belum mencukupi jumlahnya.
3. Ruang terbuka hijau di daerah perkotaan belum mencukupi prosentase
kebutuhan RTH di wilayah perkotaan. Keterbatasan lahan di wilayah
perkotaan menjadi kendala penting perluasan RTH.
4. Maraknya pembangunan Hotel, Mall dan Apartemen di daerah resapan air,
sehingga menyebabkan turunnya permukaan air tanah.
5. Kondisi sungai di DIY tercemar ditandai dengan parameter yang dominan
terdeteksi melebihi baku mutu diantaranya adalah BOD, klorin bebas, nitrit,
detergen, fenol, minyak lemak, timbal, tembaga, bakteri total koli dan bakteri
koli tinja.
6. Berdasarkan pemantauan kualitas air sumur di DIY tercemar dengan parameter
yang ditemukan melebihi baku mutu adalah bakteri total koli, mangan, TDS,
Nitrat, Timbal dan Kekeruhan.
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
VI-1
II. Solusi Permasalahan
A. Solusi Permasalahan internal SKPD
1. Melakukan pemetaan ulang tugas dan fungsi masing-masing unit kerja dengan
prioritas menempatkan pegawai sesuai latar belakang pendidikan dan
kompetensi.
2. Mengefisiensikan penggunaan ruang rapat sesuai kebutuhan. Untuk lahan
parkir penggunaannya diutamakan untuk kendaraan dinas selain itu juga
menghimbau pegawai untuk menggunakan sepeda motor atau kendaran umum.
3. Memperbanyak penggunaan media digital seperti email dan internet untuk
keperluan undangan, surat menyurat serta komuniksi lewat telpon.
4. Mengefektifkan penggunaan ruangan dengan prioritas sesuai kebutuhan.
B. Solusi Permasalahan Umum
1. Mendorong kepada kabupaten/ kota untuk membuat peraturan sebagai
tindaklanjut tentang pengendalaian pencemaran udara dengan mewajibkan
setiap sumber bergerak (kendaraan bermotor) untuk melakukan uji emisi,
kerjasama dengan instansi terkait untuk melaksanakan upaya perbaikan sistem
transportasi dan mendorong pengembangan/ pembangunan ruang terbuka hijau
(RTH) maupun jalur hijau.
2. Melakukan upaya koordinasi dan kerjasama dengan pemerintah daerah
kabupaten/ kota dan para pemangku kepentingan melalui rapat koordinasi,
sosialisasi dan pembinaan kepada pelaku usaha (penanggungjawab usaha/
kegiatan) serta menjalin kerjasama yang kondusif sesusai dengan kapasitas
dan kewenangannya.
3. Mendorong kepada pemerintah kabupaten/ kota untuk melakukan edukasi dan
fasilitasi pembangunan IPLC komunal bagi masyarakat yang menjadi
kewajibannya sesuai dengan regulasi yang berlaku (Perda Limbah Domistik).
4. Mendorong kepada pihak swasta/ perusahaan untuk meningkatkan kinerja
IPALnya melalui kegiatan Pengawasan dan Pembinaan.
Laporan Tahunan 2015 BLH DIY
VI-2
BAB VII
PROGRAM KERJA TAHUN 2016
Program kerja Badan Lingkungan Hidup Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2016
pada dasarnya melanjutkan program pengelolaan lingkungan hidup tahun sebelumnya.
Adapun kegiatan dari masing-masing program yang akan dilaksanakan pada tahun 2016
adalah sebagai berikut:
No
Rencana Kegiatan Tahun 2016
Anggaran (Rp)
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
1 Penyediaan Jasa Surat Menyurat
11.000.000,00
2 Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air, dan Listrik
220.000.000,00
3 Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perijinan Kendaraan Dinas/ Operasional
15.000.000,00
4 Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan
60.000.000,00
5 Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor
120.000.000,00
6 Penyediaan Alat Tulis Kantor
30.000.000,00
7 Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan
40.000.000,00
8 Penyediaan Komponen Instalasi Listrik / Penerangan Bangunan Kantor
30.000.000,00
9 Penyediaan Peralatan Rumah Tangga
15.000.000,00
10 Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang - undangan
20.000.000,00
11 Penyediaan Makanan dan Minuman
45.100.000,00
12 Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah
450.000.000,00
13 Penyediaan Jasa Keamanan Kantor/ Gedung/ Tempat Kerja
190.000.000,00
14 Pengelolaan Arsip Dinamis SKPD
50.000.000,00
2. Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Aparatur
15 Pengadaan Kendaraan Dinas/ Operasional
250.000.000,00
16 Pengadaan Peralatan Gedung Kantor
395.000.000,00
17 Pengadaan Meubeleur
65.000.000,00
18 Pemeliharaan Rutin/ Berkala Gedung Kantor
120.000.000,00
19 Pemeliharaan Rutin/ Berkala Kendaraan Dinas/ Operasional
300.000.000,00
20 Pemeliharaan Rutin/ Berkala Perlengkapan Gedung Kantor
230.000.000,00
21 Rehabilitasi Sedang/ Berat Gedung Kantor
216.000.000,00
5. Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur
22 Pendidikan dan Pelatihan Formal
110.000.000,00
23 Pengembangan ISO
70.000.000,00
6. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Dan Keuangan
24 Penyusunan Laporan Kinerja SKPD
16.000.000,00
25 Penyusunan Laporan Keuangan SKPD
35.000.000,00
26 Penyusunan Rencana Program Kegiatan SKPD serta Pengembangan Data
50.000.000,00
dan Informasi
27 Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan SKPD
110.000.000,00
15. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
28 Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Persampahan
300.000.000,00
Laporan Tahunan BLH DIY 2015
VII-1
No
Rencana Kegiatan Tahun 2016
Anggaran (Rp)
16. Program Pengendalian Pencemaran Dan Kerusakan Lingkungan Hidup
29 Pengkajian Dampak Lingkungan
150.000.000,00
30 Pembinaan Teknis Pelaksanaan A M D A L, U K L-U P L, Dan D P L
200.000.000,00
31 Penegakan Hukum Lingkungan Hidup
170.000.000,00
32 Penyusunan SPM Bidang Lingkungan Hidup
50.000.000,00
33 Peningkatan Kepedulian Lingkungan Hidup
450.000.000,00
34 Pengembangan Kapasitas SDM dan Kelembagaan Lingkungan Hidup
630.000.000,00
35 Pengembangan Kapasitas Laboratorium Lingkungan Hidup
622.000.000,00
36 Pengendalian Pencemaran Air, Tanah dan B3
500.000.000,00
37 Pengawasan Tingkat Ketaatan Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan
100.000.000,00
Hidup
38 Pengujian Kadar Polusi Limbah Padat dan Limbah Cair
85.100.000,00
17. Program Perlindungan Dan Konservasi Sumber Daya Alam
39 Konservasi Sumber Daya Air dan Keanekaragaman Hayati
2.250.000.000,00
40 Pengendalian Kerusakan Lingkungan
2.940.000.000,00
19. Program Peningkatan Kualitas Dan Akses Informasi Sumber Daya Alam Dan Lingkungan Hidup
41 Peningkatan Edukasi dan Komunikasi Masyarakat di Bidang Lingkungan
345.000.000,00
42 Pengembangan Data dan Informasi Lingkungan
470.000.000,00
20. Program Peningkatan Pengendalian Polusi
43 Pengujian Emisi
573.685.000,00
44 Pengendalian Pencemaran Udara
417.116.000,00
24. Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
45 Penataan RTH
500.000.000,000
11. Program Pengelolaan Lingkungan Berbasis Budaya *(Dana Keistimewaan)
46 Pengembangan Kearifan Lokal Lingkungan Hidup dalam mendukung
2.552.600.000,00
pembangunan berkelanjutan
TOTAL ANGGARAN
16.568.601.000,00
Laporan Tahunan BLH DIY 2015
VII-2
Download