Analisa Sosial - Perpustakaan ELSAM

advertisement
Analisa Sosial
Ruth Indiah Rahayu
Tujuan Pembelajaran
• Peserta dapat memahami pengertian analisa sosial
• Peserta dapat memahami arti penting dan manfaat analisa sosial
untukk perubahan
• Peserta dapat memahami contoh dan penerapan analisa sosial
Metode Belajar
• Studi kasus
Peserta diajak untuk membaca kasus pelanggaran HAM dalam berbagai
kondisi sosial
Melalui pembacaan itu, peserta diajak berlatih bagaimana
menggunakan analisa sosial
• Peserta dikelompokkan menjadi regu-regu belajar
• Metode regu belajar dan studi kasus dipadukan dengan “dialog
sokrates”, yaitu instruktur melakukan pembongkaran kesadaran
peserta dengan pertanyaan-pertanyaan dan kemudian
merekonstruksi ke dalam cara berpikir analisa sosial
Pengertian Analisa Sosial
Definisi: membongkar struktur penindasan dalam kehidupan sosial
berdasarkan kontradiksi dan gerak materialis (corak dan relasi produksi)
yang berdialektika dengan sejarah
Kegunaan analisa sosial: sebagai perangkat (tools) yang membantu
untuk menangkap realitas sosial yang diwarnai kontradiksi-kontradiksi
dan penindasan di dalamnya. Dengan memahami struktur penindasan
itu memungkinkan kita untuk mencari solusi praktis dan strategis yang
berorientasi pada perubahan struktural.
Pengertian Analisa Sosial
Konteks di Indonesia:
• Mulanya dipergunakan oleh aktivis gerakan sosial, terutama sejak dekade 1980an, untuk
membongkar dampak pembangunan yang memiskinkan masyarakat pada masa Orde
Baru
• Orde Baru menggunakan pendekatan top down (tidak melibatkan partisipasi masyarakat)
dan militeristik dalam menerapkan pembangunan, sehingga terjadi pelanggaran sipil
politik maupun ekonomi-sosial-budaya
• Ansos dipergunakan oleh aktivis gerakan sosial, selain untuk membongkar dampak
pembangunan, juga membongkar kesadaran masyarakat korban pembangunan
Paradigma Analisa Sosial
• Positivisme
• Empirisisme
• Reality: apa yang kamu lihat, itulah yang peroleh (what you see is what you get)
• Bebas nilai, penganalisa sosial tidak terlibat
• Konstruktivisme
• Subyektivisme
• Reality: apa yang dikonstruksikan di dalam kesadaran orang-orang )what is constructed in
people consciousness)
• Pengamatan terlibat, keberpihakan tergantung masing penganalisa sosial
Paradigma Analisa Sosial
• Realisme Kritis
• Empiris + Struktur yang melandasi
• Reality: realitas itu berlapis-lapis (layers of reality)
• Memahami realitas dengan orientasi mengubah/transformasi relasi kuasa dan struktur
Paradigma mana yang kita gunakan?
• Paradigma realisme kritis yang mampu melihat realitas sosial tak sekedar apa yang terlihat
oleh mata kita secara empiric, atau terlihat sebagai fenomena kesadaran umum, namun
realisme kritis mampu membuat kita membongkar mekanisme yang bekerja di balik realitas
yang tersembunyi (unobservable)
• Apa yang dimaksud penindasan pada dasarnya marupakan mekanisme yang bekerja dibalik
realitas yang kelihatan
Menggali Realitas Sosial
1. Materialisme-sejarah dalam kehidupan sosial
• Apa yang dimaksud materialis adalah kegiatan-kegiatan manusia yang nyata
untuk mengolah alam dalam upaya untuk menghasilkan pemenuhan hidup.
Kegiatan ini disebut produksi. Produksi adalah aktivitas kerja yang nyata.
• Sebuah masyarakat mengandaikan ada hubungan-hubungan sosial, dan di antara
banyak ragam hubungan, yang paling pokok adalah hubungan produksi
• Corak produksi dan pola hubungan produksi bisa berubah, dan perubahan itu
menentukan gerak sejarah masyarakat. Gerak sejarah masyarakat yang
ditentukan oleh perubahan corak produksi itu disebut materialisme-sejarah
• Corak produksi inilah yang mengisi kehidupan sosial masyarakat
Contoh corak produksi (Eric Wolf): (1) corak produksi kekerabatan (kin-ordered)
Menggali Realitas Sosial
(2) Corak produksi perupetian atau feudal (tuan tanah-hamba petani), (4) corak produksi
komoditi sederhana (produsen kecil yang saling menukar komoditas dalam relasis setara),
(5) corak produksi kapitalis (produsen besar yang mempekerjakan buruh untuk produksi
massal barang komoditas)
2. Sistem Kepemilikan Pribadi
Kepemilikan yang dimaksud dalam hal ini merujuk pada kekayaan (alat, tenaga dan modal),
yang pada masa corak produksi kekerabatan dimiliki secara komunal, dan pada
perkembangannya dimiliki secara pribadi. Dalam keluarga besar pertanian, sang tuan
pemilik kekayaan adalah ayah. Apa yang dimilikinya secara pribadi meliputi: tanah, alat
pertanian, tenaga kerja (catatan: isteri tenaga untuk memulihkan tenaga kerja; anak calon
tenaga kerja baru). Dalam system kapitalisme, kepemilikan pribadi dikuasai oleh majikan
kapitalis yang memiliki tenaga buruh, mesin/alat, pabrik dan komoditas.
Sistem kepemilikan pribadi ini menjadi fondasi pembentukan kelas sosial yang dualistis dan
hirarkis, contohnya: majikan dan budak, majikan dan buruh upahan.
Menggali Realitas Sosial
3. Keluarga
Merupakan lembaga terkecil yang dipergunakan sebagai sarana memulihkan tenaga kerja
dan mereproduksi tenaga kerja baru. Dalam pola keluarga besar (extended family),
kegiatan kerja untuk pemulihan dan reproduksi tenaga kerja itu dilakukan oleh para
perempuan (ibu, bibi, nenek, dll), namun dalam pola keluarga kecil, kegiatan kerja
reproduksi dikerjakan seluruhnya oleh ibu (perempuan). Dalam kapitalisme, kerja
reproduksi ibu ini merupakan penindasan yang tersembunyi. Para ibu memulihkan tenaga
kerja kapitalis dan mereproduksinya tanpa mendapat upah atau bentuk kompensasi
lainnya. Contoh: ketika seorang ibu menyusui, suaminya tidak mendapat tunjangan untuk
gizi ibu atau pengasuhan anak. Padahal anak-anak tersebut kelak diambil oleh kapitalis
untuk menjadi tenaga buruhnya.
Perubahan corak produksi diikuti pula oleh perubahan pola keluarga.
Menggali Realitas Sosial
4. Hubungan (relasi) Produksi
Hubungan produksi ditentukan pula oleh perubahan corak produksinya. Dalam corak
produksi kekerabatan, hubungan produksi bersifat komunal dan setara. Orang berproduksi
semata memenuhi kebutuhan hidupnya (bukan untuk komoditi). Sedangkan hubungan
produksi dalam masyarakat kapitalis bersifat tuan-hamba, di mana sang tuang sebagai
kelas yang menguasai kelas buruh (hamba) dan relasnya ebrsifat eksploitatif.
Struktur Sosial
Struktur sosial secara pokok dibedakan menjadi:
(1) Struktur Basis
Yang disebut struktur basis meliputi: relasi produksi, kepemilikan pribadi, keluarga dan
faktor-faktor produksi (tenaga kerja, alat, modal)
Struktur basis adalah fondasi realitas sosial. Apa yang disebut penindasan adalah
eksploitasi di ranah struktur basis ini.
(2) Struktur Atas (suprastruktur)
Yang disebut struktur atas meliputi: ideologi, hukum, institusi ekonomi, institusi politik, dan
sebagainya yang berada dalam unit negara
Struktur atas bukan tunduk terhadap struktur basis. Tetapi struktur basis, yaitu kelas tuan
atau majikan yang menciptakan struktur atas. Struktur atas diperlukan kelas tuan untuk
mengatur kepentingannya terhadap faktor produksi.
Lingkup Analisa Sosial
• Apa yang dianalisa?
Pada dasarnya kita menganalisa struktur basis dan struktur atas.
Kerapkali analisa untuk struktur basis disebut analisa sosial, sedangkan
analisa untuk struktur atas disebut analisa politik atau kebijakan.
Seharusnya kedua struktur itu tidak terpisahkan sebagai lahan analisa.
Menganalisa struktur basis adalah menganalisa tentang hubunganhubungan produksi seturut corak produksinya, dan relasi produksi
dengan keluarga sebagai sarana reproduksi tenaga kerja.
Menganalisa struktur atas adalah menganalisa kepentingan penguasa
faktor produksi terhadap, misalnya undang-undang, pemilu/pilkada,
militer/pra militer, dll.
Tiga Metode Analisa Sosial
• Materialisme/Realisme
Realitas dikenali sebagai sesuatu yang material (nyata/konkret) bukan ideal
(harapan/keinginan). Yang material adalah kegiatan manusia sehubungan denga kerja dan
produksi/reproduksi
• Dialektis
Realitas selalu berisikan berbagai bentuk hubungan yang memiliki hukum/pola gerak sosial
yang dialektis. Bukan gerak yang linear, atau gerak yang lingkaran (setan). Gerak ini yang
menentukan sejarah peradaban sosial. Gerak yang ditentukan oleh konflik-konflik sosial.
• Kuantitas menuju kualitas
• Kesatuan dan konflik dari yang bertentangan
• Negasi dari negasi (tesis-anti tesis)
• Dialektika memungkinkan kita memahami realitas sebagai suatu materi yang terus
bergerak, terus bertransformasi
• Historis
Kenyataan yang dapat dibuktikan secara material, dan bergerak secara dialektis, selalu
harus dapat ditelusuri secara historis (menyejarah). Dengan kata lain struktur (basis dan
atas) dan gerak bersifat menyejarah.
Teknik Analisa Sosial
• Kenali setiap penanda gejala yang tampak di depan mata sebagai awal
untuk menelusuri mekanisme yang bekerja di dalamnya (yang tak
tampak mata)
• Rekam dan catat penanda gejala tersebut dengan prinsip 4 W 1H
(what, who, when, where, dan how). Artinya kita mencatat tentang
“what” yaitu kejadian (misal: penyerobotan tanah untuk ekspansi
perkebunan sawit), tentang “who” yaitu orang yang terlibat dalam
kejadian (makelar tanah, petani yang tanahnya diserobot, pengusaha,
kepala desa, dll), tentang “when” kapan kejadiannya, tentang
“where” di mana kejadiannya, dan tentang “how” bagaimana
kejadiannya.
Teknik Analisa Sosial
• Pertanyakan setiap penanda gejala dengan pertanyaan apa, mengapa dan
bagaimana
Seorang pelaku ansos harus dihinggapi rasa ingin tahu dengan
mempertanyakan penanda gejala yang tampak dan menyelidiki sampai ke
mekanisme kerja di balik penanda gejala.
Contohnya: pertanyakan mengapa pilkada di DKI 2017 diwarnai konflik yang
menggunakan SARA? Pertanyaan ini dapat ditelusuri dengan metode MDH.
Cari informasi yang punya hubungan dialektis antara pelaku konflik yang
menggunakan SARA di dalam struktur basis, yaitu relasi-relasi produksi.
Masalah pilkada dan SARA itu masalah di ranag struktur atas, maka
pertanyaannya harus dihubungkankan ke struktur basisnya.
Teknik Analisa Sosial
• Analisa data-data dengan MDH pula
Artinya seluruh konflik (kontradiksi) di ranah struktur atas berdialektika
dengan struktur basis. Konflik dalam pilkada gubermur DKI
berdialektika dengan perebutan kapital di territorial DKI yang mencapai
trilyunan. Penggunaan sentimen agama hanyalah untuk memobilisasi
kelas pekerja yang sehari-harinya berkontradiksi dengan kaum
majikan/tuan pemilik kapital agar kesadaran mereka termanipulasi.
Masalah nyata kelas pekerja adalah konflik kelas dengan kelas majikan
namun kenyataan itu dialihkan ke masalah penistaan agama.
Penggunaan sentimen agama itu telah menyejarah, dapat ditelusuri
pada masa colonial.
Kepentingan Ekopol
• Dari rekaman peristiwa pilkada DKI itu yang menjadi fakta tercatat
adalah kita harus menunjukkan KEPENTINGAN apa saja tampak
• Bagaimana KEPENTINGAN bertentangan dengan KEPENTINGAN yang
lain sehingga menimbulkan benturan/konflik
• Bagaimana benturan/konflik dapat memicu gerak dan kemanakah
arah gerak tersebut?
Pada akhirnya penganalisa sosial harus dapat menunjukkan kemana
gerak atas kontradiksi-kontradiksi tersebut
Konflik (kontradiksi) dan Gerak
• Dalam analisa sosial kita tidak hanya melakukan investigasi/penyelidikan
yang mencari siapa yang menjadi pelaku dan korban
• Kita mencari kemungkinan perubahan yang dapat meniadakan pelaku dan
korban yang terjadi lagi di masa depan. Singkatnya berambisi strategis
menghapuskan kejahatan/penjajahan.
• Antara pelaku dan korban ada konflik. Konflik menghasilkan gerak(an) yang
memicu konflik lanjutan atau ikutan (namun) yang juga mendorong gerak
lebih lanjut lagi.
“setiap kontradiksi melahirkan gerak baru, tetapi kontradiksi yang
menentukan perubahan sejarah adalah kontradiksi dalam relasi produksi ”
Analisa Gender Dalam Ansos
Analisa gender dipergunakan untuk menyingkap penindasan berbasis
seks di dalam struktur basis, yaitu mendialektikakan problem di ranah
produksi (relasi produksi) dan ranah reproduksi (relasi sosial dalam
keluarga). Masalah utamanya bahwa perempuan menjadi tenaga kerja
upahan sekaligus menjadi tenaga kerja reproduksi di dalam keluarga.
Selain itu terdapat kontradiksi di dalam relasi seks yang tidak
berkorelasi langsung dengan urusan produksi. Contoh: kekerasan
terhadap perempuan.
Analisa gender sebaiknya dipergunakan secara bersamaan dengan
analisa kelas, karena kapitalisme dan feodalisme menggunakan
penindasan perempuan untuk kepentingan kekuasaan ekopol
Download