materi 4, corak perkembangan perekonomian suatu negara

advertisement
CORAK PERKEMBANGAN
PEREKONOMIAN SUATU NEGARA
 Sebagaimana
halnya
sejarah
perkembangan
perekonomian, corak perkembangan pun tidak dapat
dilepaskan dari kondisi sosial, politik atau pun budaya
yang melatar belakanginya. Oleh karena itu, pernikpernik kehidupan sosial dalam aras besar yang dilalui
oleh suatu negara dengan yang lainnya tidak akan dapat
sama secara persis.
 Yang mungkin terjadi adalah kemiripan di antara mereka.
Namun, sekali pun secara umum corak perkembangan
dapat mirip, keadaan yang persis sama tidak akan pernah
tercipta.
Tentang corak perkembangan perekonomian yang terjadi
pada suatu negara akan dipaparkan sbb.:
1. Perkembangan Secara Spontan di Negara-Negara
Barat
 Sampai abad Pertengahan, perekonomian di belahan
dunia Barat berkembang secara statis, lamban dan
kurang
dominan.
Hal
ini
disebabkan
oleh
ketidakmampuan sebagian besar anggota masyarakat
menempatkan nilai-nilai agama secara serasi dengan
pentingnya mencapai kemajuan dalam bidang
perekonomian. Pada saat itu, nilai-nilai religi
diposisikan secara diametral sebagai musuh besar dari
kegiatan ekonomi dan bisnis.
 Sampai pada masa pasca Perang Salib (the crusade war),
kondisi itu pun belum begitu jauh berubah, sekalipun
karenanya cakrawala pandang, upaya penggalian
sumber kekayaan dan daerah pemasaran barang-barang
yang dihasilkan mulai meluas. Titik berat penghargaan
masyarakat masih tetap tertumpu pada hal-hal yang
bersifat artistik dan religius.
Lanjutan Perkembangan Secara Spontan di NegaraNegara Barat
Keadaan mulai berubah secara drastis setelah era
tercetusnya pencerahan berpikir dan kebangkitan ilmu
pengetahuan dan kekuatan nalar (renaisance). Harkat diri
manusia terangkat sehingga menjadikan gairah untuk
menggali IPTEK secara intensif terpacu.
Sebagaimana ungkapan tokoh ekonomi klasik, Adam Smith
bahwa kemajuan teknologi pada akhirnya memicu adanya
spesialisasi sehingga berdampak pada peningkatan
produktivitas agregat.
Terlebih setelah terjadinya revolusi industri, yang kemudian
diikuti oleh penemuan-penemuan baru dalam bidang
teknologi manufaktur dan pertanian. Perkembangan
teknologi transportasi menjadikan jarak antara bagian
wilayah yang satu dengan yang lainnya semakin dekat,
daerah pasaran LN semakin terbuka dan hasil kekayaan
alam suatu daerah semakin berdayaguna.
Golongan wiraswasta mampu melihat peluang emas yang
dimunculkan oleh momentum ini. Mereka segera bangkit,
modal yang sangat diperlukan untuk mendorong
kemajuan perekonomian terakumulasikan. Pendapatan
yang diperoleh dari kegiatan usaha disisihkan sehingga
secara agregat mencapai paling sedikit 10% dari total
pendapatan nasional.
Perkembangan yang relatif lebih cepat terjadi sampai PD I
sampai saat ini secara umum negara Barat tetap mampu
mempertahankan prestasi ekonominya, meskipun pada
tahun 1938-1945 terlibat dalam PD II.
Namun semua itu, dikarenakan adanya tradisi penggalian
IPTEK yang relatif lebih baik dibandingkan negara
lainnya, iklim politik dan kultural yang kondusif terhadap
kebebasan warga negara untuk berprakarsa dan
berkreasi dalam segala bidang kehidupan.
2. Perkembangan yang Terjadi karena Dorongan di
Jepang
 Kemajuan yang dialami negara Jepang justru mula-mula
diatur oleh pemerintahnya. Pemerintah melalui
serangkaian kebijaksanaan (agak dipaksakan) yang
membimbing para kaum bangsawan menjadi kelompok
masyarakat usahawan yang baru.
 Kehidupan masyarakat Jepang sangat diwarnai oleh nilainilai religi Shintoisme dan semangat Bushido yang
menjadikan mereka memiliki tingkat kesabaran yang
tinggi dalam menerima kondisi yang bersifat menekan
dan kesadaran kuat untuk menegakkan harkat sebagai
suatu bangsa sehingga mampu menahan diri terhadap
setiap cobaan, termasuk kebijaksanaan pemerintah yang
sebenarnya merugikan mereka dengan atas nama upaya
mencapai tujuan akhir dan mulia negara matahari terbit.
 Pemerintah memanfaatan ketaatan mereka dengan
meminta rakyat untuk menekan tingkat konsumsi
agregat, tanah pertanian yang dipandang kurang jelas
kepemilikannya diambil alih pemerintah atau dikuasakan
kepada para Shogun/ Daimyo dan mereka hanya
diposisikan sebagai buruh tani.
 Rakyat kecil yang umumnya terdiri dari para petani yang
tinggal di pedesaan adalah pihak yang membayar paling
mahal atas biaya sosial yang harus dikeluarkan untuk
kemajuan pembangunan. Mereka memproduksi bahan
pangan bagi mereka yang menekuni industri di
perkotaan dengan tingkat upah atau keuntungan sosial
yang rendah.
 Berkat pengorbanannya, produksi pertanian meningkat
pesat selama tahun 1773-1900. pesatnya peningkatan
produksi bahan pangan ini menjadikan perkembangan
sektor industri tertopang secara kokoh.
Lanjutan Perkembangan yang Terjadi karena
Dorongan di Jepang
 Kemajuan perekonomian tidak dapat dilepaskan dari
sistem keuangan, industri dan pembayaran yang
menunjangnya sehingga pemerintah memplopori
pendirian industri dasar dan berat serta penciptaan
mekanisme perbankan termasuk penanaman modal
dalam bidang infrastruktur.
 Pergantian waktu menjadikan para bangsawan yang
dibina pemerintah pada akhirnya menjelma menjadi
pengusaha maju berskala raksasa. Hal ini dapat terjadi
karena selain disebabkan dukungan fasilitas yang
diberikan, manusia Jepang memiliki daya dan disiplin
belajar yang cukup tinggi untuk mempersiapkan masa
depan ke arah yang lebih baik.
3. Perkembangan yang Dipaksakan di Bekas Uni
Soviet
• Sebelum mengalami keruntuhan, yang disusul
reformasi politik yang menjadikannya terpecah-belah
menjadi negara baru yang merdeka. Uni Soviet adalah
negara yang mampu memerankan dirinya menjadi
salah satu kutub percaturan konstelasi politik dunia.
• Penyebabnya, kejenuhan yang dengan sangat terpaksa
dipertahankan oleh rakyat, kebebasan pribadi yang
terampas, pemaksaan atas banyak hal termasuk dalam
hal dinamika perkembangan perekonomian.
• Revolusi Bolshevik, 15 Oktober 1917. Peristiwa
tercampakkannya kekuasaan absolut Dinasti Tsar
setelah bertahta secara mutlak selama sekian abad.
• Dinasti Tsar menciptakan jurang pemisah antara
rakyat biasa dengan kaum bangsawan
Era Vladimir Ilyich Lenin
• Semula rakyat bergembira menyambut perubahan
keadaan masyarakat Uni Soviet karena telah lepas dari
belenggu penindasan yang selama ini merampas
kebebasan mereka.
• Tercipta jurang pemisah antara rakyat dengan elit partai.
• Kebebasan berpikir, berkreasi, berprakarsa dan
beragama cukup represif.
• Dalam bidang perekonomian, Partai Komunis yang
berkuasa belum memiliki “blue print” mengenai
pembangunan ekonomi yang jelas.
• Untuk mengatasi suasana chaos, mengadaptasikan cara
baru pengorganisasian ekonomi secara tambal sulam,
dengan meniru Jerman yakni sistem penjatahan
kebutuhan pokok, keharusan untuk menyerahkan
sebagian hasil panen kepada negara, pengendalian harga
dan pengaturan kegiatan ekonomi secara terpusat.
Lanjutan Era Vladimir Ilyich Lenin
• Kebijakan tsb, justru menjadikan kondisi menjadi
parah karena hasrat kegiatan usaha rakyat
lenyap.
• Pemerintah memberlakukan New Economic
Policy yang memperbolehkan rakyat menekuni
kegiatan usaha secara terbatas. Masyarakat
diperbolehkan menekuni sektor pertanian secara
kecil-kecilan, perdagangan eceran, kerajinan
tangan dan industri kecil.
• Negara menangani kegiatan perekonomian yang
berskala besar dan strategis, seperti
pertambangan, perbankan, pembangunan
infrastruktur dan perdagangan LN. Sesaat kondisi
ini sedikit membaik perekonomiannya.
Era Joseph Stalin
• Stalin berambisi untuk menciptakan Rusia Raya
yang tangguh sehingga dibangun industri barangbarang modal berukuran besar, mesin-mesin
produksi, industri militer dan industri berat.
• Sektor pertanian dikorbankan untuk kemajuan
sektor industri yang hendak dibangunnya.
• Kepemilikan lahan pertanian yang sebelumnya
sempat dinikmati rakyat dialihkan secara paksa
menjadi kolektivisasi atas nama negara.
• Selam kurun tahun 1927-1940, 28%-30% dari
total APBN dialokasikan untuk investasi ke sektor
industri yang 80% untuk industri barang modal.
Lanjutan Era Joseph Stalin
• Kebijakan ini menjadikan rakyat harus berkorban
sangat besar. Barang konsumsi yang diperlukan
untuk memenuhi kebutuhan pokok berkurang
jumlahnya dan memerlukan antrian panjang
untuk membelinya menjadi pemandangan setiap
hari. Sedangkan para anggota elit partai tetaplah
menjadi kaum bangsawan dalam bentuk lain
yang menikmati berbagai macam fasilitas
berbeda.
• Demikian juga, industri alat transfortasi yang
sebenarnya harus diperhatikan pembangunannya
secara serius karena luasnya wilayah terabaikan
selama beberapa puluh tahun.
Era Nikita Kruschev
• Rusia secara formal ingin menghapuskan pengangguran
sampai titik NOL sehingga pemerintah berusaha sekeras
mungkin untuk memberikan pekerjaan bagi seluruh
rakyatnya dengan jalan memperbanyak formasi TK
untuk sektor publik dan kemiliteran.
• Era ini rakyat merasakan sedikit keuntungan setelah
sekian puluh tahun.
Era Leonid Breznev
• Pemerintah mulai melonggarkan kekangan terhadap
sektor pertanian dengan memperbolehkan rakyat untuk
mengolah tanah pertanian secara kolektif melalui usaha
pertanian bersama (kholkoz) dan menyalurkan hasil
produksinya melalui koperasi para petani (shovkoz).
• Namun, upaya ini belum mampu meniadakan
ketergantungan terhadap impor bahan pangan
utamanya gandum.
Era Michail Gorbachov
• Akhirnya perubahan muncul setelah kejenuhan
dan perasaan tertindas yang terakumulasi dalam
JP mencapai puncaknya.
• Era komunisme berakhir pada dasawarsa 1990
dan negara-negara bagian seperti Ukraina,
Georgia, Lithuania, Latvia, Estonia, Khazakastan,
Uzbekistan, Armenia dan lainnya yang pada
awalnya disatukan secara paksa kedalam Uni
Soviet oleh Joseph Stalin berubah menjadi negara
yang berdaulat sendiri.
4. Perubahan yang Terjadi pada Kebanyakan
Negara Berkembang
 Kebanyakan negara Asia dan Afrika (negara
berkembang) memiliki nasib sama, yaitu negara
yang dijajah.
 Penjajahan telah mengakibatkan terhisapnya
kekayaan alam, kemerdekaan terbelenggu sebagai
negara yang berdaulat.
 Perekonomian mengalami keterpurukan yang
cukup parah karena hasil pertanian, industri,
pertambangan mengalir ke gudang-gudang
negara penjajah.
Secara umum, perkembangan kondisi perekonomian
yang terjadi di Negara berkembang yang dulunya
bekas jajahan negara-negara imperialis (penjajah)
sbb.:
1) Perekonomian Dualistis
 Sampai abad 19, negara Asia dan Afrika masih dalam
penjajahan. Kekayaan alam masih diolah secara
sederhana dalam bentuk komoditas primer yang
kebanyakan diekspor, sedangkan kepentingan
sebagian besar penduduk untuk berusaha
memperkuat perekonomian sendiri sama sekali tidak
diperhatikan. Keadaan ini sengaja diciptakan agar
negara terjajah senantiasa bergantung pada negara
penjajah.
1) Lanjutan Perekonomian Dualistis
 Investasi yang ditujukan untuk memperkuat
struktur perekonomian DN jumlahnya sangat
kecil sehingga permintaan efektif boleh dikatakan
tidak ada.
 Skala regional, dualisme terjadi dalam wujud
kehidupan mewah dan modern yang dinikmati
oleh para tuan tanah, pengelola dan petinggi
perkebunan atau pabrik, golongan elit
pemerintahan dan militer di tengah masyarakat
yang miskin dan terbelakang.
2) Periode PD I dan PD II
 Berdampak naiknya permintaan barang mentah
untuk keperluan industri termasuk militer dan
bahan-bahan makanan untuk perbekalan tentara
yang dikirimkan ke medan perang yang tersebar
meluas di Asia dan Afrika.
 Karena kegiatan industri banyak dikonsentrasikan
untuk memenuhi kebutuhan militer sehingga
aktivitas industri yang menghasilkan barang-barang
konsumsi yang ditujukan untuk ekspor menurun
drastis.
 Kondisi ini menjadikan peluang bagi yang
dimanfaatkan oleh negara berkembang yang tidak
terlibat perang, seperti Chili, Afrika Selatan dan
Argentina untuk membangun industrinya.
2) Periode PD I dan PD II – 2
 Tahun 1932, terjadi krisis parah (malaise) yang
melanda ekonomi negara maju, seperti Inggris, USA
sehingga keseimbangan perekonomian dunia cukup
terganggu. Kondisi semakin memantapkan tekad
negara lain untuk membangun industri dasar agar
tidak tergantung lagi pada kekuatan LN.
 Hanya saja, bagi negara yang masih terjajah, kondisi
ini tidak berpengaruh banyak karena apapun hasilnya
dinikmati oleh negara penjajah. Namun, dasar-dasar
yang telah dibangun tadi pada akhirnya memudahkan
menata perekonomian setelah negara tersebut
merdeka.
3) Periode Pasca PD II
 Setelah PD I, banyak negara terjajah yang memperolah
kemerdekaannya baik dianugerahi oleh negara penjajah
maupun dengan perjuangan yang keras melalui perang
seperti Indonesia.
 Masa penjajahan yang lama telah meninggalkan warisan
berupa kondisi yang menyebabkan bottle neck bagi upaya
pembangunan Negara yang baru merdeka sehingga
kemerdekaan sebagai jembatan emas pelaksanaan
pembangunan tidak dapat direalisasikan secara mudah.
Seperti, infrastruktur yang masih memprihatinkan, sikap
mental menghamba sehingga sulit untuk memunculkan
inisitatif, kondisi negara yang hancur akibat perang,
trauma terhadap perang yang sulit dihilangkan dalam
kurun yang singkat dan efek wabah pamer
(demonstration effect) yang menyebabkan uang dibuang
untuk hal yang tidak produktif.
 PBB melalui salah satu organnya, yaitu Dewan
Ekonomi dan Sosial (Economic and Social Cauncil)
membentuk badan yang bertujuan membantu
pembangunan ekonomi Negara Dunia III, antara
lain International Bank for Reconstruction and
Development (IBRD), UNICEF, dsb.
 Sementara itu, bagi negara-negara sekutu selain
USA yang memikul dampak langsung PD II,
merealisasikan progam Marshall Plan. Lembaga
dan progam ini bertujuan menyediakan dana
untuk memulihkan kondisi yang rusak akibat
peperangan dan mendorong penanaman modal.
 Selain itu, untuk membangun sektor pertanian
maka didirikanlah Food and Agricultural
Organization.
 Pada akhirnya, badan-badan international yang
menyediakan dana bantuan dan bimbingan untuk
menangani sektor-sektor bagi negara berkembang
bertambah jumlahnya, al: World Bank,
International Monetary Fund (IMF), Inter
Governmental Group on Indonesia (IGGI),
International Labour Organization (ILO),
International Trade Organization, UNDP, USAID,
AUSAID, dsb.
Download