Berbatasan dengan Kabupaten Kepulauan Talaud

advertisement
BAB 2
BAB 2
2.1
BUKU PUTIH SANITASI 2013
GAMBARAN UMUM WILAYAH
Geografis, Administratif dan Kondisi Fisik
Kondisi Geografis
Kepulauan Talaud merupakan bagian integral dari Propinsi Sulawesi Utara,
dengan Ibukota Melonguane yang berjarak sekitar 271 mil laut dari Manado Ibukota
Provinsi Sulawesi Utara, terletak pada posisi geografis 3º 38‟ 00”- 5 º 33‟ 00” Lintang
Utara dan 126° 38‟ 00” - 127° 10‟ 00” Bujur Timur, di mana batas administrasi
Kabupaten Kepulauan Talaud adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara
:
Bebatasan dengan Republik Philipina
Sebelah Timur
:
Berbatasan dengan Samudera Pasifik
Sebelah Selatan
:
Berbatasan dengan Kabupaten Kepulauan Talaud
Sebelah Barat
:
Berbatasan dengan Laut Sulawesi
Berada diantara Pulau Sulawesi dengan Pulau Mindanao (Republik Philipina), sehingga
Kabupaten Kepulauan Talaud bersama dengan Kabupaten Kepulauan Sangihe, di
sebut “Daerah Perbatasan“. Kemudian disamping Daerah Perbatasan, karateristik lain
yang cukup signifikan membedakan Kabupaten Kepulauan Talaud dengan Kab/Kota
lain yakni: Daerah Kepulauan dan Daerah Tertinggal. Kabupaten Kepulauan Talaud
merupakan pemekaran dari Kabupaten Kepulauan Sangihe (pada saat itu masih
Kabupaten Kepulauan Sangihe Talaud), berdasarkan Undang-Undang No. 8 Tahun
2002. Sebagai daerah kepulauan, Kabupaten Kepulauan Talaud merupakan daerah
bahari dengan luas lautnya sekitar 37.800 km2 dan luas wilayah daratan 1.251,02 Km2.
Terdapat tiga pulau utama di Kabupaten Kepulauan Talaud, yaitu Pulau Karakelang,
Pulau Salibabu dan Pulau Kabaruan.
Kondisi Fisik
Keadaan iklim di wilayah Kabupaten Kepulauan Talaud secara global menurut
klasifikasi iklim dari schmidt & Ferguson adalah bertipe iklim A (iklim basah) yang
memiliki bulan basah sebanyak 8 – 9 bulan dengan jumlah curah hujan bulanan pada
tahun 2010 mencapai 316 mm/bulan. Menurut data klimatologi yang dikeluarkan oleh
Stasiun Meteorolgi KL. III Naha Tahun 2009 – 2010 keadaan iklim di gugusan
Kepulauan Talaud kejadian hujan lebih sering terjadi pada bulan Januari, Pebruari,
Nopember dan Desember yang bervariasi antara 22 – 25 hari hujan. Intensitas tertinggi
terjadi pada bulan Desember dan Januari dengan diselingi intensitas sedang pada
bulan Pebruari, Maret dan Nopember, intensitas terendah terjadi pada 4 bulan
pertengahan tahun yaitu bulan April, Mei, Juni dan Oktober. Bulan kering terjadi pada
akhir bulan Agustus hingga pertengahan September. Tabel berikut memperlihatkan
data klimatologi untuk jumlah curah hujan dan suhu rata – rata setiap tahunnya yang
dicatat oleh Badan Meteorologi dan Geofisika Balai Wilayah IV, Stasiun Meteorologi KL.
III Naha Tahuna sepanjang tahun 2007 – 2011.
1 | PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KABUPATEN KEULAUAN TALAUD
BAB 2
BUKU PUTIH SANITASI 2013
Tabel. 2.1.1 Banyaknya Curah Hujan Kabupaten Kepl. Talaud 2007-2011
Tabel 2.1.2 Keadaan suhu rata-rata (°C) Kabupaten Kep. Talaud 2005 -2010
No.
Bulan
2005
2006
2007
2008
2009
2010
1
Januari
27.3
27.1
26.9
26.8
26.9
27
2
Februari
27.1
26.8
27
27
26.9
26.6
3
Maret
26.9
27.5
27.4
26.8
27.4
27
4
April
27.9
28.3
27.2
27.3
28.1
27
5
Mei
28
27.4
27.3
28
27.8
27.6
6
Juni
27.6
27.6
27.4
27.2
28.5
27
7
Juli
27.3
26.9
27
27.9
27.6
26.6
8
Agustus
27.2
27.6
27.4
27.6
26.9
26.8
9
September
27.5
27.4
27.5
27.1
27.5
27.1
10
Oktober
27.5
27.8
27.6
27.3
28
27.4
11
November
28
27.9
27.2
27.8
27.6
26.9
12
Desember
26.8
27.3
27.4
27.6
27.2
27
Rata-rata
27.4
27.5
27.3
27.4
27.5
27
Sumber : Talaud Dalam Angka 2012
2 | PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KABUPATEN KEULAUAN TALAUD
BAB 2
BUKU PUTIH SANITASI 2013
Keadaan topografi di Kabupaten Kepulauan Talaud sebagian besar terdiri dari wilayah
pegunungan dan tanah berbukit-bukit yang dikelilingi oleh lautan. Ketinggian tanah
terbagi atas : 0 – 100 mdpl, 100 – 500 mdpl dan lebih dari 500 mdpl, hampir 50 % dari
luas keseluruhan memiliki ketinggian berkisar antara 100 – 500 mdpl. Sedangkan
kemiringan lerengnya berkisar antara 0 – 2 %, 2 – 15 %, 15 – 40 % dan lebih besar dari
40 %. Pada tabel di bawah ini adalah tinggi wilayah kecamatan terhadap permukaan
laut.
Tabel 2.1.3 Tinggi Wilayah di atas permukaan Laut (DPL)
3 | PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KABUPATEN KEULAUAN TALAUD
BAB 2
BUKU PUTIH SANITASI 2013
Topografi wilayah Kabupaten Kepulauan Talaud sebagian besar wilayah Talaud memiliki
topografi bergunung-gunung yang membentang dari utara ke selatan, yang tersebar dalam
pulau-pulau. Gambaran tentang morfologi wilayah Kabupaten Kepulauan Talaud dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.1.4 Morfologi Kabupaten Kepulauan Talaud
Berdasarkan Tabel Wilayah Kabupaten Kepulauan Talaud yang terdiri dari pulua-pulau
tersebut didominasi oleh morfologi dengan sistem punggung bukit yang sangat curam
yaitu hampir mencapai 53,37 % wilayah. Sedangkan wilayah yang datar hanya
mencapai 19,93 %.
Kabupaten Kepulauan Talaud memiliki luas wilayah 39.051,02 Km2 yang terbagi
dalam 19 kecamatan dengan 142 desa dan 11 Kelurahan.
Menurut data yang
diperoleh dari Kabupaten Kepulauan Talaud dalam Angka Tahun 2012, Kecamatan Beo
Utara merupakan kecamatan dengan wilayah terluas yaitu 11,58 % dari total luas
wilayah kabupaten. Sedangkan luas wilayah terkecil adalah Kecamatan Miangas yaitu
sebesar 0,19 % dari luas wilayah kabupaten. Berikut adalah tabel dan gambar yang
menunjukkan prosentasi luas wilayah per kecamatan di Kabupaten Kepulauan Talaud.
Gambar.2.1 Persentase Luas Berdasarkan Kecamatan
5%
5%
4%
2%
11%
2%
6%
6%
4%
8%
Kabaruan
Damau
Lirung
Salibabu
Kalongan
Moronge
Melonguane
Melonguane Timur
Beo
Beo Utara
Beo Selatan
Rainis
Tampan „Amma
Pulutan
Essang
Essang Selatan
Gemeh
Nanusa
2%
6%
2%
5%
12%
10%
6%
5%
Miangas
4 | PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KABUPATEN KEULAUAN TALAUD
BAB 2
2.2
BUKU PUTIH SANITASI 2013
Demografi
Berdasarkan Sensus Penduduk 2010 (SP2010) diketahui bahwa jumlah
penduduk Kabupaten Kepulauan Talaud sebanyak 83.441. Kemudian pada tahun 2011
meningkat menjadi 84.378 jiwa,
jiwa(Lihat Tabel 2.2.1). Distribusi / persebaran
penduduk di 19 kecamatan terlihat bervariasi, jumlah penduduk tertinggi berada di
Kecamatan Melonguane, yaitu 10.552 jiwa atau sekitar 12,51 persen dari jumlah
penduduk Kabupaten, dan memiliki tingkat kepadatan sebesar 136,35 orang
perkilometer persegi. Sedangkan wilayah kecamatan dengan jumlah penduduk terkecil
yaitu kecamatan Miangas. Kepadatan penduduk rata-rata di Kabupaten Kepulauan
Talaud adalah 67,45 jiwa per kilometer persegi. Jumlah penduduk, laju pertumbuhan
dan kepadatan penduduk disetiap daerah bervariasi seperti pada table 2.2.2 ( laju
pertumbuhan penduduk) dan tabel 2.2.3 (jumlah penduduk, luas dan kepadatan).
Tabel 2.2.1 Jumlah Penduduk Per kecamatan
5 | PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KABUPATEN KEULAUAN TALAUD
BAB 2
BUKU PUTIH SANITASI 2013
Tabel 2.2.2 Laju Pertumbuhan Penduduk
6 | PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KABUPATEN KEULAUAN TALAUD
BAB 2
BUKU PUTIH SANITASI 2013
Tabel 2.2.3 Jumlah Penduduk, Luas dan Kepadatan Penduduk Tahun 2011
Sumber : Hasil Susenas
2.4
Tata Ruang Wilayah
Tujuan penataan ruang Kabupaten Kepulauan Talaud adalah:
“ Mewujudkan Kabupaten Kepulauan Talaud sebagai Beranda Depan
Indonesia Timur Bagian Utara dengan mengandalkan sektor perikanan,
pertanian, perkebunan dan pertahanan keamanan sebagai basis untuk
meningkatkan pendapatan kabupaten ”
Untuk melaksanakan tujuan di atas, maka ada beberapa aspek penting yang
dijadikan sebagai dasar untuk melaksanakan tujuan penataan ruang Wilayah
Kabupaten Kepulauan Talaud , yaitu:
1. Prioritas Pemanfaatan dan Pengembangan Ruang Fungsi Strategis sebagai
kawasan perbatasan.
2. Perlindungan Ruang terluar sebagai Fungsi Lindung Untuk pertahanan dan
keamanan.
3. Pembangunan
Terpadu
Kawasan
perbatasan
dengan
Mengedepankan
Sinergitas dan Menghindari Ego-sektoral.
4. Optimalisasi Pintu Gerbang Wilayah berbatasan Untuk Meningkatkan Citra
Kawasan Kabupaten Kepulauan.
5. Menempatkan Ruang Wilayah Kabupaten dalam sinergitas pembangunan
Wilayah Provinsi Sulawesi Utara
6. Meningkatkan fungsi dan peran Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) yang
meliputi perkotaan Melonguane (Kabupaten Kepulauan Talaud)
7 | PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KABUPATEN KEULAUAN TALAUD
BAB 2
BUKU PUTIH SANITASI 2013
7. Pembangunan dan penataan Pemukiman serta Sarana dan Prasarana Ekonomi
Rakyat yang berbasis pertahanan dan keamanan Dengan Karakter Desa Pesisir
8. Mengembangkan Kawasan Unggulan Sektor Perikanan dan Pertanian guna
meningkatkan produktifitas agar lebih maju dan bersaing dengan kabupaten/kota
di Indonesia
9. Mengembangkan sistem jaringan perekonomian antar pulau sentra produksi,
kolektif dan distribusi, berupa prasarana jalan, energi, informasi-telekomunikasi.
10. Peningkatan dan pengembangan Kelas Jalan, Pelabuhan dan sarana/prasarana
transportasi lainnya untuk Menunjang perkembangan arus barang sektor
pertanian dan penunjangnya.
11. Pembatasan Delineasi yang jelas dan informatif terhadap kawasan fungsi
perbatasan.
12. Pembangunan Kawasan Perkotaan PORODISA (Melongguane, Beo, Rainis,
Lirung, Mangaran) sebagai Kawasan kota didaerah kepulauan yang Mendukung
fungsi strategis pertahanan dan keamanan.
Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Kepulauan
Talaud
1. Kebijakan dan Strategi Dasar
Sesuai dengan kebijakan Nasional penataan ruang, serta visi, misi, dan tujuan
pembangunan Kabupaten Kepulauan Talaud, maka kebijakan dasar penataan
ruang wilayah Kabupaten Kepulauan Talaud ditetapkan sebagai berikut :
a. Membangun struktur ruang yang berhirarki untuk meningkatkan efisiensi
sarana dan prasarana.
b. Memprioritaskan pengembangan pusat-pusat kegiatan primer yang
menyebarkan pengaruh kegiatan dibawahnya.
c. Mempertahankan kawasan lindung sesuai dengan Kepres No. 32 tahun
1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung.
d. Mengembangkan kawasan budidaya sesuai dengan kebutuhan, potensi,dan
kesesuaian lahan dengan memperhatikan Kepres No. 7 tahun 1989
tentang Pengelolaan Kawasan Budidaya.
e. Menetapkan kawasan penghasil komoditi unggulan. Potensi perekonomian
wilayah dengan komoditi unggulan dikembangkan dalam konteks
menjangkau peluang pasar yang lebih luas, terutama di kawasan Indonesia
bagian Timur.
f. Membuka peluang bagi penyelesaian konflik kepentingan pemanfaatan
ruang, baik antara kepentingan Provinsi dan Kabupaten; antar sektor; dan
antara fungsi konservasi dengan fungsi budidaya.
g. Membatasi pemanfaatan ruang di daerah permukiman yang berada di
kawasan lindung.
Strategi dasar penataan ruang wilayah di Kabupaten Kepulauan Talaud
ditetapkan sebagai berikut :
1. Penetapan neraca lahan secara seimbang sesuai dengan amanat UU No. 26
tahun 2007 tentang penataan ruang dan demi kelestarian lingkungan hidup.
2. Pengalokasian ruang bagi kegiatan-kegiatan untuk memperkuat kinerja
Kecamatan Melonguane sebagai pusat utama/primer Kabupaten Kepulauan
Talaud. Pusat utama Kabupaten Kepulauan Talaud akan didukung secara
hierarkis oleh pusat-pusat lainnya pada ordinasi yang lebih rendah.
3. Pengalokasian ruang bagi pengembangan sektor-sektor unggulan.
4. Pengalokasian ruang berupa sentra-sentra produksi pangan bagi kegiatankegiatan untuk membangun ketahanan pangan di Kabupaten Kepulauan
Talaud.
5. Pengalokasian ruang untuk infrastruktur kawasan.
8 | PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KABUPATEN KEULAUAN TALAUD
BAB 2
BUKU PUTIH SANITASI 2013
2. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Struktur Ruang Wilayah Kabupaten
Dalam rangka mewujudkan upaya pengembangan struktur ruang wilayah
kabupaten, kebijakan dan strategi yang diperlukan adalah:
Kebijakan
a. Menciptakan kerangka ruang kabupaten yang baru yang merangkai seluruh
kecamatan dalam wilayah administrasi Kabupaten Kepulauan Talaud.
Kerangka ruang yang baru ini dibentuk dengan mempertimbangkan berbagai
aspek pembangunan yang telah eksis.
b. Mempertahankan, meningkatkan dan membangun jaringan jalan di
Kabupaten Kepulauan Talaud yang menjadi bagian dari tulang pembentuk
struktur ruang kabupaten.
c. Kebijakan pengembangan struktur ruang wilayah kabupaten, terdiri dari dan
dijabarkan dalam bentuk strategi pengembangan struktur ruang wilayah
kabupaten yang mengatur :
- Peningkatan akses pelayanan kawasan kabupaten dan pusat
pertumbuhan ekonomi wilayah Kabupaten yang merata dan berhierarki;
dan
- Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana
transportasi, telekomunikasi, energi, dan sumber daya air yang terpadu
dan merata di seluruh wilayah Kabupaten.
Strategi
a. Strategi untuk peningkatan akses pelayanan pusat-pusat pertumbuhan kota
dan kawasan penunjangnya:
- Menjaga keterkaitan antar kecamatan dan kelurahan, antara kawasan
pusat kota dan kawasan sub pusat kota, serta antara kawasan kota dan
wilayah di sekitarnya;
- Mengembangkan pusat pertumbuhan baru sebagai kompensasi menjaga
kelebihan kepadatan di kawasan lainnya;
- Mengendalikan perkembangan kelurahan-kelurahan yang dilalui jaringan
jalan utama ; dan
- Mendorong kawasan perkotaan dan pusat pertumbuhan agar lebih
kompetitif dan lebih efektif dalam pengembangan wilayah kecamatan dan
sekitamya.
b.
Strategi untuk peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan
prasarana meliputi:
- Meningkatkan kualitas jaringan prasarana dan mewujudkan keterpaduan
pelayanan transportasi;
- Meningkatkan jaringan energi untuk memanfaatkan energi terbarukan dan
tak terbarukan secara optimal serta mewujudkan keterpaduan sistem
penyediaan tenaga listrik; dan
- Meningkatkan kualitas jaringan prasarana serta mewujudkan keterpaduan
sistem jaringan sumber daya air.
- Meningkatkan kualitas jaringan pengelolaan limbah diantaranya melalui
penerapan pengelolaan sampah dengan metode 3R
9 | PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KABUPATEN KEULAUAN TALAUD
BAB 2
Gambar. 2.4.1
BUKU PUTIH SANITASI 2013
Peta Struktur Ruang Kabupaten Kepulauan Talaud
3. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Pola Ruang Kabupaten
Kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang meliputi:
a. Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan lindung Kabupaten; dan
b. Kebijakan dan Strategi pengembangan kawasan budidaya Kabupaten
a. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Kawasan Lindung Kabupaten
Kebijakan
1) Mengkonservasi dan memproteksi kawasan hutan lindung, hutan Kabupaten
dan hutan mangrove untuk fungsi ekologis dan biologis.
2) Meningkatkan kualitas kawasan konservasi alam Kabupaten Kepulauan
Talaud terutama pada kawasan geomorfological disaster.
3) Pengembangan kawasan lindung untuk direhabilitasi / reboisasi pada
kawasan hutan lindung yang mengalami kerusakan, mencegah meluasnya
kerusakan di kawasan lindung. Yang ditempuh dengan cara :
- Pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup; dan
- Pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan
kerusakan lingkungan hidup.
Strategi
1) Pemantapan kawasan lindung sesuai dengan fungsinya masing-masing,
baik untuk melindungi kawasan bawahannya, melindungi kawasan setempat,
memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman flora-fauna dan
ekosistemnya, serta melindungi kawasan yang rawan terhadap bencana
alam;
2) Penetapan batas kawasan lindung sesuai dengan fungsi yang telah di
tetapkan. Setelah mendapatkan kawasan lindung berdasarkan fungsi hasil
super impose rencana tata ruang daerah, maka kawasan tersebut ditetapkan
sebagai kawasan yang tidak boleh dilakukan kegiatan budidaya (produksi,
pembangunan fisik);
3) Pengendalian pemanfaatan ruang pada kawasan lindung agar sesuai fungsi
yang telah ditetapkan. Pada prinsipnya kegiatan budidaya yang terdapat
dalam kawasan lindung, dapat dilanjutkan sejauh hal ini tidak mengganggu
fungsi lindung yang ditetapkan bagi kawasan tersebut. Apabila kegiatan ini
diangap dapat menganggu fungsi lindung, maka perlu dilakukan pembatasan
10 | PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KABUPATEN KEULAUAN TALAUD
BAB 2
BUKU PUTIH SANITASI 2013
terhadap pengembangannya atau dihentikan sama sekali. Strategi ini diambil
mengingat pertimbangan kebutuhan pembangunan dengan tetap
mengupayakan kelestarian dan keseimbangan lingkungan.
4) Strategi untuk pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan
hidup meliputi:
- Menetapkan kawasan lindung di ruang darat, dan ruang udara, termasuk
ruang di dalam bumi;
- Mengembalikan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung yang telah
menurun akibat pengembangan kegiatan budidaya, dalam rangka
mewujudkan dan memelihara keseimbangan ekosistem wilayah.
5) Strategi untuk pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat
menimbulkan kerusakan lingkungan hidup meliputi:
- Menyelenggarakan upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan
hidup;
- Melindungi kemampuan lingkungan hidup dan tekanan perubahan
dan/atau dampak negatif yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan agar tetap
mampu mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya;
- Melindungi kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi,
dan/atau komponen lain yang dibuang ke dalamnya;
- Mencegah terjadinya tindakan yang dapat secara langsung atau tidak
langsung menimbulkan perubahan sifat fisik lingkungan yang
mengakibatkan lingkungan hidup tidak berfungsi dalam menunjang
pembangunan yang berkelanjutan;
- Mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana untuk
menjamin kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan;
- Mengelola sumber daya alam tak terbarukan untuk menjamin
pemanfaatannya secara bijaksana dan sumber daya alam yang
terbarukan untuk menjamin kesinambungan ketersediaannya dengan
tetap
memelihara
dan
meningkatkan
kualitas
nilai
serta
keanekaragamannya.
b. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Kawasan Budidaya Kabupaten
Kebijakan
1) Memanfaatkan kawasan hutan lindung, hutan Kabupaten dan hutan
mangrove sebagai kawasan wisata ekologi / ekowisata.
2) Mengembangkan kegiatan budidaya hanya pada lahan yang berfungsi
sebagai kawasan budidaya.
3) Membatasi perkembangan pemanfaatan lahan yang sudah berlangsung di
kawasan lindung, untuk secara bertahap dikembalikan menjadi kawasan
lindung.
4) Kebijakan pengembangan kawasan budidaya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 10 huruf b meliputi:
- Perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antarkegiatan
budidaya; dan
- Pengendalian perkembangan kegiatan budidaya agar tidak melampaui
daya dukung dan daya tampung lingkungan.
Strategi
1) Mengoptimalkan aturan pemanfaatan ruang bagi kegiatan budidaya,
sesuai dengan kemampuan daya dukung lingkungannya. Secara umum
pengembangan kawasan budidaya harus didasarkan pada kesesuaian lahan.
Pengembangan kawasan budidaya diarahkan untuk mengakomodasikan
kegiatan produksi, seperti perkebunan, pertanian tanaman pangan lahan
kering, lahan basah, perkebunan, perikanan, peternakan, kegiatan
pertambangan, pariwisata serta permukiman.
2) Pengendalian pemanfaatan ruang guna menghindari konflik antar berbagai
kepentingan karena hal ini sering terjadi, dan akan banyak menimbulkan
11 | PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KABUPATEN KEULAUAN TALAUD
BAB 2
BUKU PUTIH SANITASI 2013
permasalahan, yang berdampak pada kurang optimalnya pemanfaatan lahan
karena terjadinya perebutan lahan dari berbagai pihak.
3) Strategi untuk perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan
antar kegiatan budidaya meliputi:
- Menetapkan kawasan budidaya yang memiliki nilai strategis Kabupaten
untuk pemanfaatan sumber daya alam di ruang darat, dan ruang udara,
termasuk ruang di dalam bumi secara sinergis untuk mewujudkan
keseimbangan pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten;
- Mengembangkan kegiatan sektor unggulan khususnya kegiatan jasa &
perdagangan beserta prasarana secara sinergis dan berkelanjutan untuk
mendorong pengembangan perekonomian kawasan dan wilayah
sekitarnya;
- Mengembangkan kegiatan budidaya untuk menunjang aspek politik,
pertahanan dan keamanan, sosial budaya, serta ilmu pengetahuan dan
teknologi;
- Mengembangkan dan melestarikan kawasan budidaya pertanian pangan
diwilayah Kabupaten untuk membantu ketahanan pangan nasional serta
sebagai bagian dari pengembangan teknologi dan industri pertanian; dan
4) Strategi untuk pengendalian perkembangan kegiatan budidaya agar tidak
melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan meliputi:
- Membatasi perkembangan kegiatan budidaya terbangun di kawasan
rawan bencana untuk meminimalkan potensi kejadian bencana dan
potensi kerugian akibat bencana;
- Pada kawasan yang telah ditetapkan sebagai kawasan bencana gempa
bumi (garis sesar), maka diberlakukan kawasan penyangga selebar 100 m
mengelilingi batas kawasan
- Mengembangkan kegiatan budidaya yang dapat mengendalikan dan
mengoptimalkan keberadaan sawah sebagai citra penguasaan teknologi
pangan.
Gambar 2.4.2
Peta Pola Ruang Kabupaten Kepulauan Talaud
12 | PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KABUPATEN KEULAUAN TALAUD
BAB 2
BUKU PUTIH SANITASI 2013
4. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Kawasan Strategis Kabupaten
Kebijakan
Kebijakan pengembangan kawasan strategis Kabupaten sebagaimana dimaksud
meliputi:
1) Pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup untuk
mempertahankan dan meningkatkan keseimbangan ekosistem, melestarikan
keanekaragaman hayati, mempertahankan dan meningkatkan fungsi
perlindungan kawasan, dan melestarikan keunikan bentang alam
2) Pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan dalam pengembangan
perekonomian Kota yang produktif, efisien, dan mampu bersaing dalam
perekonomian nasional;
Strategi
1) Strategi untuk pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung
lingkungan hidup meliputi:
- Menetapkan kawasan strategis Kabupaten berfungsi lindung;
- Mencegah pemanfaatan ruang di kawasan strategis Kabupaten yang
berpotensi mengurangi fungsi lindung kawasan;
- Membatasi pengembangan prasarana dan sarana di dalam dan di sekitar
kawasan strategis Kabupaten yang dapat memicu perkembangan
kegiatan budi daya;
- Mengembangkan kegiatan budi daya tidak terbangun di sekitar kawasan
strategis Kabupaten yang berfungsi sebagai zona penyangga yang
memisahkan kawasan lindung dengan kawasan budi daya terbangun; dan
- Merehabilitasi fungsi lindung kawasan yang menurun akibat dampak
pemanfaatan ruang yang berkembang di dalam dan di sekitar kawasan
strategis Kabupaten.
2) Strategi untuk pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan dalam
pengembangan perekonomian Kabupaten meliputi:
- Menetapkan Kawasan Strategis berfungsi ekonomi
- Mengembangkan pusat pertumbuhan berbasis potensi sumber daya alam,
manusia dan kegiatan budi daya unggulan sebagai penggerak utama
pengembangan wilayah;
- Menciptakan iklim investasi yang kondusif;
- Mengelola pemanfaatan sumber daya alam agar tidak melampaui daya
dukung dan daya tampung kawasan;
13 | PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KABUPATEN KEULAUAN TALAUD
BAB 2
BUKU PUTIH SANITASI 2013
- Mengelola dampak negatif kegiatan budi daya agar tidak menurunkan
kualitas lingkungan hidup dan efisiensi kawasan;
- Mengintensifkan promosi peluang investasi; dan
- Meningkatkan pelayanan prasarana dan sarana penunjang kegiatan
ekonomi.
5. Kebijakan dan Strategi Pemanfaatan Ruang Wilayah Kabupaten
Kebijakan
1) Mengembangkan sistem perkotaan dalam Kabupaten yang sesuai dengan
daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup serta fungsi kegiatan
dominannya.
2) Meningkatkan daya dukung lingkungan alamiah dan buatan serta menjaga
keseimbangan daya tampung lingkungan untuk menjaga proses
pembangunan berkelanjutan.
Strategi
1) Penyusunan program utama pembangunan, penetapan perkiraan biaya
pembangunan beserta sumbernya, serta pemilihan instansi pelaksana dan
waktu pelaksanaan program pembangunan.
2) Penetapan peraturan zonasi, ketentuan perijinan, ketentuan insentif dan
disinsentif, serta pemberian sanksi terhadap pelanggaran pemanfaatan
lingkungan alamiah
6. Kebijakan dan
Kabupaten
Strategi
Pengendalian
Pemanfaatan
Ruang
Wilayah
Kebijakan
1) Pengendalian pemanfaatan ruang diselenggarakan melalui pengawasan dan
penertiban yang didasarkan kepada RTRW Kabupaten Kepulauan Talaud.
Strategi
1) Pemberian izin pemanfaatan ruang sebagai salah satu alat pengendalian
pemanfaatan ruang dan merupakan kewenangan Kabupaten agar
memperhatikan dan mempertimbangkan RTRW Kabupaten Kepulauan
Talaud.
KEBIJAKAN DAN STRATEGI
KEPULAUAN TALAUD
PENGEMBANGAN
EKONOMI
KABUPATEN
Kebijakan
1) Pengembangan perdagangan dan industri dengan mengutamakan
pengembangan industri daerah berbasis sumber daya lokal yang dapat
menyerap tenaga kerja dalam jumlah relatif besar seperti pertanian,
perikanan, dan kelautan, pariwisata, dan sumber daya alam lainnya yang
memiliki potensi pengembangan ekspor
2) Mengarahkan pengembangan industri daerah berorientasi nilai tambah
seperti industri produk turunan kelapa, pala, industri produk turunan hasil laut
seperti ikan layang, tongkol abu-abu, cakalang, dan industri kerajinan rakyat
3) Menciptakan kondisi daerah yang berdaya saing, memiliki nuansa yang
proinvestasi dan bisnis, pro-lingkungan melalui penataan institusi, sistem,
dan prosedur yang transparan serta regulasi-regulasi investasi di daerah
4) Mendorong dan melibatkan Pemerintah Pusat dan Provinsi untuk secara
langsung membantu dalam bentuk asset dan/atau modal serta mendukung
pihak swasta dalam mengelola kegiatan-kegiatan investasi strategis bagi
masyarakat di Kabupaten Kepulauan Talaud
5) Mendorong pemerintah Pusat dan Provinsi untuk menfasilitasi dan
membantu bisnis yang masih dihadapkan dengan kendala-kendala internal
dan eksternal seperti manajemen, teknologi, modal kerja, informasi,
pemasaran, dan ketenagakerjaan
14 | PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KABUPATEN KEULAUAN TALAUD
BAB 2
BUKU PUTIH SANITASI 2013
Strategi
1) Pengembangan UKM dan Koperasi
2) Peningkatan dan Perbaikan pengelolaan sumber keuangan daerah
3) Mengembangkan praktek-praktek budidaya pertanian dengan menggunakan
teknik seperti pola terasering dan usaha non pertanian yang ramah
lingkungan dan sesuai dengan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan
sebagai bagian dari upaya mempertahankan daya dukung lingkungan
4) Pengembangan usaha pertanian dengan pendekatan kewilayahan terpadu
dengan konsep pengembangan agribisnis
5) Memanfaatkan hasil hutan dan jasa lingkungannya secara optimal
6) Pengembangan sektor pariwisata yang meliputi pengembangan dan
pengelolaan objek-objek wisata secara lebih profesional dengan menerapkan
pembangunan pariwisata berkelanjutan, bersinergi, dan terintegrasi sebagai
salah satu penggerak utama ekonomi daerah
7) Meningkatkan manfaat pertambangan dan nilai tambahnya
8) Memanfaatkan dan mengelola ruang kawasan jasa dan perdagangan secara
efektif untuk mencapai keuntungan signifikan
9) Membuka keluasaan masyarakat untuk terlibat dalam kegiatan usaha serta
menarik pasar dari kawasan / kabupaten di sekitar Kabupaten Kepulauan
Talaud.
10) Pengembangan usaha industri pertanian dengan pendekatan kewilayahan
terpadu dengan konsep pengembangan agribisnis, agroteknologi serta
agroriset.
11) Pengembangan pelayanan pendidikan tinggi dengan membangun Politeknik
ataupun sekolah tinggi Pertanian untuk mendapatkan sumber daya manusia
berdaya saing unggulan dan akan menghasilkan penambahan aset modal
sumber daya manusia dimasa mendatang.
12) Pengembangan pelayanan kesehatan pada tingkatan Rumah Sakit Tipe B
sebagai rujukan bagi kawasan kabupaten/kota di sekitarnya.
2.5
Sosial dan Budaya
Tabel 2.4.1 Fasilitas Pendidikan di Kabupaten Kepulauan Talaud
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
KECAMATAN
KABARUAN
DAMAU
LIRUNG
SALIBABU
KALONGAN
MORONGE
MELONGUANE
MELONGUANE TIMUR
BEO
BEO UTARA
BEO SELATAN
RAINIS
TAMPAN' AMMA
PULUTAN
ESSANG
ESSANG SELATAN
GEMEH
NANUSA
MIANGAS
JUMLAH
TK
SD
7
6
6
5
3
3
6
2
3
5
4
7
7
2
3
5
10
5
1
90
SLTP
10
9
6
6
3
3
7
4
6
7
6
9
7
3
5
5
11
7
1
115
SLTA
4
2
2
2
1
1
3
1
2
1
2
3
4
1
2
2
3
3
1
40
PT
1
2
2
1
0
0
3
0
2
0
1
1
1
1
1
2
1
1
1
21
15 | PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KABUPATEN KEULAUAN TALAUD
1
1
BAB 2
BUKU PUTIH SANITASI 2013
Gambar 2.5.1 Sebaran Sektor Pendidikan di Kabupaten Kepulauan Talaud
Tabel. 2.5.2 Garis Kemiskinan, Jumlah dan Persentase Penduduk miskin di
Kabupaten Kepulauan Talaud
2.6
Kelembagaan Pemerintah Daerah
16 | PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN KABUPATEN KEULAUAN TALAUD
Download