TATANIAGA PERTANIAN (lanjutan) OLEH : NOVINDRA DEP. EKONOMI SUMBERDAYA & LINGKUNGAN Analisis Tataniaga Pertanian Pendekatan Fungsi (The Functional Approach) Pendekatan Kelembagaan (The Institutional Approach) Pendekatan sistem (input-output system, power system, communications system dan the behavioral system for adapting to internal and external change) Pendekatan S - C – P (structure-conductperformance Approach) 4 Pendekatan Structure-Conduct-Performance SCP approach pendekatan organisasi pasar yang mencakup atau mengkombinasikan semua aspek dari sistem tataniaga yaitu S (market structure), C (market conduct) dan P (market performance). Market Structure dapat diartikan sebagai karakteristik dari produk maupun institusi yang terlibat pada pasar tersebut yang merupakan resultan atau saling mempengaruhi dari market conduct (perilaku pasar) dan market performance (keragaan pasar). Market Structure dapat diartikan sebagai tipe atau jenisjenis pasar. Lanjutan… Market Conduct perilaku partisipan (pembeli dan penjual), strategi atau reaksi yang dilakukan partisipan pasar secara individu atau kelompok, dalam hubungan kompetitif atau negosiasi terhadap partisipan lainnya untuk mencapai tujuan pemasaran tertentu. Misal : praktek-praktek bisnis yang dilakukan produsen/ perusahaan dalam kebijakan penentuan harga, promosi penjualan dan berbagai strategi penjualan lainnya yang dilakukan untuk mencapai hasil pasar yang spesifik. Hubungan kompetitif (sebelum kesepakatan) dan hubungan negosiatif (setelah ada kesepakatan) secara aggregat diantara penjual dan pembeli dicerminkan oleh Market Conduct. Hubungan kompetitif diperlukan untuk mengubah strategi produsen/perusahaan dalam sistem pemasaran komoditas pendorong untuk mencari biaya organisasi yang menurun, pengembangan teknologi baru, produk baru atau diferensiasi dan teknik-tekhnik dalam pemasaran sehingga menghasilkan efisiensi pemasaran atau kepuasan konsumen yang maksimal. Hubungan Kompetitif adalah Efisien !!! Lanjutan… Market Performance keragaan pasar yang merupakan hasil atau pengaruh dari market structure dan market conduct yang dalam realita dapat terlihat dari produk, harga dan biaya pada pasar-pasar tertentu. Misal : efisiensi harga atau biaya produksi, biaya promosi penjualan (termasuk nilai informasi), volume penjualan dan efisiensi pertukaran. Fokus dari Pemasaran Pangan yang Kompetitif 1. Kebebasan konsumen memilih yang diinginkan untuk dikonsumsi. 2. Kebebasan perusahaan untuk mengembangkan produk baru dan pemasaran yang sesuai 3. Kebebasan perusahaan baru masuk ke industri 4. Kebebasan petani membuat keputusan apa dan bagaimana produksi 5. Kebebasan pembeli dan penjual bersama-sama dalam tawar-menawar untuk mencapai hasil yang saling menguntungkan dalam pertukaran Efisiensi Tataniaga Pertanian Efisiensi tataniaga merupakan ukuran dari perbandingan (ratio) dari nilai output dengan input tataniaga. Nilai output merupakan penilaian dari konsumen terhadap barang / jasa yang dikonsumsi, penilaian tersebut tidak hanya secara fisik tetapi juga penilaian dari atribut-atribut produk/jasa tersebut yang menciptakan nilai kepuasan bagi konsumen. Nilai input adalah semua biaya tataniaga yg timbul karena adanya sistem tataniaga tersebut, termasuk kedalam biaya tataniaga adalah keuntungan yang diterima lembagalembaga tataniaga. Efisiensi tataniaga ada dua yaitu efisiensi operasional (ratio I – O) dan efisiensi harga (sebaran harga atau adanya alternatif pilihan). EFISIENSI TATANIAGA PERTANIAN Efisiensi operasional bagaimana ratio I-O, salah satu indikator yg dapat mengkaji Marjin Tataniaga dan Farmer’s share. Marketing Input Sumberdaya yang dipergunakan: Tenaga Kerja, Mesin, Bahan-bahan dll Marketing Output Kegunaan waktu, Tempat, Bentuk dan Kepemilikan yang ditujukan untuk Kepuasan Konsumen Efisiensi Operasional ditunjukkan pada kondisi : 1. Menurunnya biaya, tanpa menurunkan kepuasan konsumen Meningkatnya kepuasan konsumen tanpa meningkatkan biaya Meningkatkan kepuasan konsumen dengan peningkatan biaya tetapi Tambahan Nilai Output > Tambahan Nilai Input 2. Efisiensi Harga Ada alternatif pilihan bagi konsumen maupun produsen / penjual Perbedaan harga (Price Tags) yang ada di sistem pasar yang berbeda mencerminkan biaya yang berbeda Produsen/perusahaan akan responsif masuk atau keluar dari sistem karena untung atau rugi akibat “Price Tags” tersebut. Analisis efisiensi harga, indikatornya mempergunakan tingkat keterpaduan pasar yaitu ada atau tidaknya keterpaduan (integrasi) antara harga di tingkat pasar acuan dengan harga di tingkat pasar pengikutnya. Efisiensi Operasional dengan Efisiensi Harga sering bertentangan : Adanya teknik baru pemasaran meningkatkan efisiensi operasional (biaya rata-rata turun) dan meningkatkan skala usaha sehingga dapat menurunkan pendapatan perusahaan lain yang terlibat. Berkurangnya perusahaan yang terlibat menurunkan efisiensi harga, karena alternatif menurun. Grading meningkatkan efisiensi harga dan menurunkan efisiensi operasional. Tidak perlu dipermasalahkan, perbaiki keragaan pasar dan biar konsumen yang memilih konsumen puas / kepuasan konsumen merupakan tujuan dari tataniaga atau pemasaran. Tentunya juga menguntungkan bagi produsen, terutama petani. Marketing Margin (Marjin Tataniaga) P Sr = derived supply Sf = primary supply Pr Dr = primary demand Pf Df = derived demand Qr,f Sumber : Tomek dan Robinson (1990) Q Definisi Marjin Tataniaga (Tomek & Robinson, 1990) : 1. Perbedaan harga ditingkat konsumen (Pr) dengan harga yang diterima petani (Pf) M = Pr - Pf 2. Merupakan harga dari kumpulan jasa-jasa pemasaran dan processing sebagai akibat adanya aktivitas-aktivitas bisnis yg terjadi dlm sistem pemasaran komoditas tersebut. Derived demand sebagai permintaan turunan dari primary demand yg merupakan permintaan dari konsumen akhir. Derived demand permintaan dari pedagang perantara (grosir atau eceran) ataupun dari perusahaan pengolah (processors) kepada petani. Derived supply penawaran di tingkat pedagang eceran yaitu merupakan penawaran turunan dari penawaran di tingkat petani (primary supply). Margin Pemasaran (MM) juga berarti biayabiaya dan keuntungan perusahaan yg terlibat dlm sistem pemasaran tersebut Sehingga MM = C + ∏ C = biaya input pemasaran ∏ = keuntungan lembaga pemasaran Elastisitas di tingkat petani ( Ef ) Elastisitas di tingkat konsumen ( Er ) dan Elastisitas transmisi ( ET ) ET suatu ukuran seberapa jauh perubahan harga di tingkat pasar eceran (Pr) ditransmisikan ke perubahan harga di pasar petani (Pf) dPf/Pf ET =-----------dPr/Pr Untuk komoditas pertanian, umumnya nilai ET antara 0 – 1 Nilai ET = 1 sistem pemasaran produk tersebut efisien (pasar persaingan sempurna) Nilai dari MM VMM= (Pr – Pf)*Qr.f VMM dapat dilihat secara agregat atau kedalam 2 aspek yg berbeda : 1. VMM penerimaan dari input yg dipergunakan dlm proses pengolahan atau jasa pemasaran yg dipergunakan dari tingkat petani sampai konsumen (marketing costs atau return to factors), termasuk dlm komponen ini adalah : wages, interest, rents, dan profit. 2. VMM sebagai marketing charges atau returns to institutions : retailers, wholesalers, processors and assemblers. TIPE MARGIN PEMASARAN (George & King, 1971) 1. Persentase yg konstan margin mrpkn persentase ttt dari tk harga di pedagang eceran MM = k Pr MM = Pr – Pf ; Pr = Pf + MM ; Pr = Pf + k Pr ; Pf = (1-k) Pr 2. Margin Absolut nilai margin adalah tetap Pr = Pf + MM 3. Margin merupakan fgsi linear MM = a + b Pr Pr = Pf + MM ; Pr = Pf + a + b Pr sehingga Pf = -a + (1-b) Pr Tomek & Robinson (1990), margin pemasaran ditentukan oleh : 1. Perub harga2 input faktor pemasaran 2. Efisiensi dari pengadaan jasa2 pemasaran 3. Jumlah dan kualitas jasa2 pemasaran 4. Perubahan struktur pasar dan teknologi Ukuran Marjin Tataniaga yg Dilaporkan Secara Berkala yaitu : 1. The marketing Bill pendugaan dari biaya total tataniaga dari seluruh produk pertanian domestik yang dibeli konsumen sipil (diluar konsumsi petani dan TNI) perbedaan belanja total konsumen sipil untuk pangan dikurangi nilai total penerimaan pangan yg diterima petani. 2. The farm – retail price spread ukuran margin pemasaran untuk komoditas ttt atau pangan ttt ( MM = Pr – Pf ) Merupakan data absolut dan perubahan relatif (persentase) harga di tk petani dan harga di tk pedagang eceran. Analisis marjin tataniaga yang sering dilakukan adalah yang ke-2 yaitu sebaran harga antara di tingkat petani sampai konsumen akhir. A 1.00 0.75 0.50 0.25 B A1 0 3 B1 6 Dr Df Quantity Gambar Ilustrasi dari dua tingkat pasar yaitu di tingkat Petani (Df) dan Pengecer (Dr). Dr dan Df pararel / sejajar, menunjukkan setiap tingkat produk memiliki sebaran harga pemasaran diantara petani ke pengecer adalah konstan dan ini menunjukkan slope yang sama pada pasar persaingan sempurna integrasi/keterpaduan pasar Integrasi Pasar mrpkn suatu indikator efisiensi pemasaran, khususnya efisiensi harga, yg merupakan ukuran yg menunjukkan seberapa jauh perubahan harga yg trjadi pada pasar acuan (pasar di tk yg lbh tinggi, yaitu eceran (Pr), misal pasar sentral/induk) akan menyebabkan terjadi perubahan pd pasar pengikutnya (pasar di tk petani). Dlm PPS perub harga dari pasar acuan diteruskan secara sempurna (100%) ke pasar pengikut (tk petani) Go Masalah & Tantangan Pemasaran Komoditi Pertanian Mutu Hasil Sebagian besar produk pertanian mudah rusak dan busuk, sementara sentra produksi tersebar dan jauh dari pusat konsumsi pengembangan pascapanen, pengolahan, serta SCM (pengelolaan rantai suplai) agar produk dlm kondisi yg paling baik kpd konsumen akhir. Fluktuasi Harga Harga komoditi pertanian sangat fluktuatif (tgt musim) future trading (menguntungkan spekulan, misal para pedagang ttt, yg mmpu mengelola stok secara baik & cermat) Perlu kebijakan proteksi pasar domestik dan perlindungan harga di tk petani. Masalah & Tantangan Pemasaran Komoditi Pertanian 1. 2. 3. 4. Infrastruktur Pemasaran Processing, penyimpanan dan transportasi adalah masalah yg umum dlm pemasaran hasil pertanian. Sarana transportasi yg sesuai utk kebutuhan pertanian msh sgt terbatas. Infrastruktur telekomunikasi msh sgt kurang dan relatif mahal petani tdk memperoleh informasi pasar scra lbh luas dgn sumber yg beragam Untuk daerah2 yg terisolir, jalur pemasaran tdk terbuka & sgt terbatas Masalah & Tantangan Pemasaran Komoditi Pertanian Inefisiensi Usaha Komoditi pertanian dihasilkan oleh berjuta-juta petani yg tersebar di seluruh nusantara & umumnya berskala kecil skala produksi yg kecil & pusat2 produksi yg terpencar dgn vol yg relatif kecil serta jarak yg jauh dgn pusat2 pemsaran inefisiensi dlm pengangkutan dan pemasaran hasilnya. Integrasi Pasar Rendah Komoditas pertanian yg umumnya diproduksi di daerah sentra produksi memiliki integrasi yg rendah dgn pasar yg modern di daerah perkotaan. Sementara itu pasar tradisional sbg pasar utama yg menyerap hasil pertanian, dari tahun ke tahun cenderung menurun kebjakan setempat yg krg berpihak pd sektor tradisional pasar modern melakukan impor untuk memenuhi kebutuhannya. Masalah & Tantangan Pemasaran Komoditi Pertanian Jaringan dan Informasi Pasar yg Lemah Teknologi informasi dan teknologi komunikasi di Indonesia relatif masih ketinggalan dibandingkan dgn negara2 ASEAN lainnya. Tingginya biaya utk pengembangan jaringan hambatan utama utk membangun jaringan informasi yg handal. Biaya pulsa telpon yg sgt tinggi dibanding negara lain minimnya pengalaman dlm sharing information melalui net working system, padahal informasi dpt diperoleh dimana2 selama dpt mengakses ‘information providernya’. Kualitas SDM pemasaran yg masih terbatas Lemahnya kemampuan SDM dan kelembagaan usaha dlm hal penanganan pascapanen, pengolahan dan pemasaran hasil. Selama ini hanya difokuskan pembinaan SDM untuk peningkatan produksi (budidaya) saja. Peluang Pemasaran Komoditi Pertanian Posisi Geografi dan Demografi yg Strategis Terletak di antara 2 benua dan 2 samudera di kawasan AsiaPasifik memberikan keunggulan komparatif dlm arti teknis maupun ekonomi. Pnduduk yg berjumlah krg lebih 240jt jiwa peluang pasar yg sangat besar bagi pasar produk pertanian & sumber tenaga kerja yg sgt potensial. Keanekaragaman Komoditas Kekayaan produk pertanian di Indonesia merupakan peluang utk tumbuhnya produk pengganti ataupun suplemen produk lainnya. Penggunaan produk pertanian tdk hanya untuk bahan makanan, tetapi meningkat untuk pakan ternak, bahan baku industri, dan obat2an. Diversifikasi ini menstimulus peningkatan produksi dan berbagai keg pengolahan lainnya. Kebijakan Pemasaran 1. 2. 3. 4. 5. Pengembangan forum pemasaran pada kawasan agribisnis pertanian Kawasan Agribisnis Pertanian Sumatera, Forum Krakatau, Jabalsukanusa yg ditujukan utk : Menyiapkan model pengembangan kawasan yg sesuai dgn kepentingan petani dan pasar Merespon dan memanfaatkan kerjasama ekonomi regional spti SIJORI (Singapura-Johor-Riau); Indonesia - Malaysia and Singapore Growth Triangle (IMS-GT) Meningkatkan produksi, ketersediaan dan konsumsi pertanian Mendorong berkembangnya kawasan pertanian Mendorong adanya Quality Control dan kelembagaan sertifikasi Kebijakan Pemasaran Pengembangan ekspor dan perdagangan antar pulau berbasis daya saing Fasilitasi kelembagaan dan sarana Promosi produk dan peningkatan konsumsi domestik Pengembangan sistem dan pelayanan informasi pasar berbasis IT Terima kasih