PENDAHULUAN Cepat dan dinamisnya perkembangan dunia

advertisement
PENDAHULUAN
•
Cepat dan dinamisnya perkembangan dunia bisnis saat ini, harus diimbangi dgn aturan-aturan
dan norma-norma yg dpt mengatur bisnis itu sendiri, sehingga para pihak yg berhubungan utk
melakukan kegiatan bisnis dpt berjalan baik lancar dan berkesimbungan.
•
Bahkan kegiatan tsb dpt mendatangkan manfaat dan laba optimal bagi kelangsungan hidup
perusahaan.
•
Etika dan integritas merupakan suatu keinginan yg murni dlm membantu orang lain, kemampuan
utk menganalisis batas2 kompetisi seseorang dan mengakui kesalahan dan belajar dr kegagalan.
•
Kompetisi atau persaingan inilah yg terus memanas sehingga mengisyaratkan konsep bahwa
mereka yg berhasil adalah yg mahir menghancurkan musuh2nya.
•
Banyak yg mengatakan bahwa kompetisi lambang ketamakan. Perdagangan dunia yg bebas
dimasa mendatang justru mempromosikan kompetisi yg lebih bebas.
•
Kemampuan bersaing seharusnya sama sekali tdk ditentukan oleh ukuran besar kecilnya sebuah
perusahaan.
•
Hal ini yg sering dikonsepkan berbeda oleh pengusaha Indonesia, jika ingin mencapai target
keberhasilan di era globalisasi, sudah saatnya dunia bisnis kita mampu menciptakan kegiatan
yang bermoral dan beretika, dan dlm perjalanannya terlihat seiring dan saling membutuhkan
antara golongan menengah ke bawah dan pengusaha golongan atas.
DLM MENCIPTAKAN ETIKA BISNIS, ADA BEBERAPA HAL YG PERLU DIPERHATIKAN
1. Pengendalian diri;
2. Pengembangan tanggung jawab sosial;
3. Mempertahankan jati diri;
4. Menciptakan persaingan yg sehat;
5. Menerapkan konsep pembangunan tanggung jawab sosial;
6. Menerapkan konsep pembangunan yang berkelanjutan;
7. Menghindari sikap yg kurang etis.
•
Etika bisnis adalah suatu bagian yg tdk dpt dipisahkan dlm kegiatan bisnis yg dilakukan oleh para
pelaku bisnis.
•
Masalah etika dan ketaatan pd hukum dasar yg kokoh yg hrs dimiliki oleh pelaku bisnis dan akan
menentukan tindakan apa dan perilaku bagaimana yg akan dilakukan dlm bisnisnya.
•
Apabila moral dan perilaku bisnis merupakan sesuatu yg mendorong orang utk melakukan
kebaikan, etika bertindak sbg rambu2 (sign) yg merupakan kesepakatan secara sukarela dr semua
anggota suatu kelompok.
•
Dunia bisnis yg bermoral akan mampu mengembangkan etika (patokan/rambu2) yg menjamin
kegiatan bisnis yg baik dan seimbang, selaras dan serasi.
•
Etika sbg rambu dlm suatu kelompok masyarakat akan membimbing dan mengingatkan
anggotanya kpd suatu tindakan yg terpuji (good conduct) yg hrs selalu dipatuhi dan dilaksanakan.
•
Etika dlm bisnis harus disepakati oleh orang2 yg berada dlm kelompok bisnis serta kelompok yg
lain.
•
Dunia bisnis, tdk hanya menyangkut hubungan antara pengusaha dgn pengusaha, ttp mempunyai
kaitan secara nasional bahkan internasional.
Perkembangan Etika Bisnis
•
Adanya globalisasi maka dunia bisnis harus mengikuti perkembangannya. Perusahaan yg
melakukan aktivitas bisnis harus mengikuti norma2 dan aturan yg berlaku.
•
Kegiatan bisnis penuh dgn :
a. Pasang surut;
b. Siasat;
c. Taktik dan cara strategis;
d. Saling jegal antar persaing.
Secara umum pelaku bisnis agak sulit mengerti huungan antara bisnis dgn etika krn sebuah
kontradiktif.
Pada kenyataannya pelaku bisnis dan lembaga bisnis yg tdk melakukan kegiatan yg sesuai norma,
aturan, etika akan mendapat citra yg uruk di masyarakat; cepat atau lambat akan merugikan
perusahaan itu sendiri.
Dengan semakin cepatnya arus informasi shg segala bentuk kegiatan yg konotasinya negatif akan
cepat menyebar luas.
•
Citra perusahaan yg baik spt akuntabel dan memiliki good governance akan mampu bertahan di
masyarakat.
•
Perkembangan etika bisnis (Barten, 2000):
1. Zaman prasejarah;
2. Masa Peralihan: 1960-an;
3. Etika bisnis lahir di AS pd 1970-an;
4. Etika Bisnis meluas ke Eropa; 1980-an di Eropa Barat;
5. Etika Bisnis menjadi fenomena secara global pd 1990-an.
Pengertian etika bisnis
•
“etika” perlu dibandingkan dgn “moralitas”.
•
Etika berasal dr bahasa Yunani “ethos” = adat istiadat/ kebiasaan.
•
Etika berkaitan dgn:
a.
nilai-nilai;
b. tata cara hidup yg baik,
c. aturan hidup yg baik, dan
d. segala kebiasaan yg dianut dan diwariskan dr satu orang ke orang lain atau dr satu generasi
ke generasi berikutnya.
•
Pengertian tsb relatif sama dgn moralitas. Moralitas berasal dr bahasa latin ‘Mos”  bentuk
jamak “Mores” = adat istiadat/kebiasaan.
•
Etika dan moralitas sama2 berarti sistem nilai ttg bagaimana manusia harus hidup baik sbg
manusia yg telah dilembagakan dlm sebuah adat kebiasaan yg kemudian terwujud dlm pola
perilaku yg konsisten dan berulang dlm kurun waktu yg lama sbgmn layaknya sebuah kebiasaan
(pengetian I).
•
Etika mempunyai pengertian yg lebih luas dr moralitas dr pengertian I etika di atas.
•
Etika (pengertian II): sbg filsafat moral atau ilmu yg membahas nilai dan norma yg diberikan oleh
moralitas dan etika dlm pengertian di atas.
•
Etika (pengertian I): berisikan nilai dan norma2 konkret yg menjadi pedoman dan pegangan hidup
mansia dlm kehidupannya. Hal ini berkaitan dgn perintah dan larangan langsung dan nyata.
•
Etika dlm pengertian kedua: lebih normatif shg mengikat setiap pribadi manusia dan dpt
dirumuskan sbg refleksi kritis dan rasional mengenai:
a. Nilai dan norma yg menyangkut bgmn manusia hrs hidup baik sbg manusia;
Masalah kehidupan manusia dgn mendasarkan diri pd nilai dan norma2 moral yg umum diterima.
Etika bisnis
•
Adalah aturan-aturan yag mengaskan suatu bisnis boleh bertindak dan tidak boleh bertindak, dan
aturan tersebut dapat bersumber dari aturan tertulis atau tidak tertulis.
Jika suatu bisnis melanggar aturan-aturan tersebut maka sanksi akan diterima dan sanksi tersebut dapat
langsung atau tidak langsung.
Etika menurut Magnis Suseno (1987)
•
Sebuah ilmu dan bukan ajaran;
•
Menurutnya, adalah etika dlm pengertian kedua, sbg ilmu yg terutama menitik beratkan refleksi
kritis dan rasional, etika dlm kedua ini mempersoalkan apakah nilai dan norma moral tertentu
harus dilaksanakan dlm situasi konkret tertentu yg dihadapi seseorang.
Hal-hal yg perlu diperhatikan dalam menciptakan etika bisnis
1. Pengendalian diri;
2. Pengembangan tanggung jawab sosial perusahaan (social responsibility);
3. Mempetahankan jati diri dan tdk mudah utk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan
informasi dan teknologi;
4. Menciptakan persaingan yg sehat;
5. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”
6. Menghindari sifat KKN yg dapat merusak tatanan moral;
7. Harus mampu utk menyatakan hal benar itu adalah benar;
8. Membentuk sikap saling percaya ant golongan pengusaha kuat dan golongan pengusaha ke
bawah;
9. Konsekuen dan konsisten dgn aturan2 yg telah disepakati;
10. Menumbuh kembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yg telah disepakati (sense
belonging);
11. Perlu adanya sebagian etika bisnis yg dituangkan dlm suatu hukum positif yg berupa peraturan
dan perundangan.
Permasalahan yg dihadapi etika bisnis
•
Sistematik, muncul pertanyaan etis mengenai sistem ekonomi, politik, hukum dansosial.
•
Korporasi, pertanyaan ttg moralitas, aktifitas, kebijakan, praktik dan sruktur organisasional
perusahaan individual sbg keseluruhan.
•
Individu, muncul pertanyaan seputar individu tertentu dlm perusahaan. Termasuk pertanyaan ttg
moralitas keputusan, tindakan dan karakter individual.
Norma
•
Norma umum adalah sebuah aturan yg bersifat umum/universal, meliputi:
1. Norma sopan santun, norma etiket (tata cara pergaulanyg baik ant sesama manusia) : norma yg
mengatur pola perilaku dan sikap lahiriah manusia. Misalnya menyangkut sikap dan perilaku saat
bertamu, makan/minum, cara duduk dan berpakaian. Ini lebih menyangkut tata cara lahiriah dlm
pergaulan sehari2.
2. Norma hukum, norma yg dituntut keberlakuannya secara tegas oleh masyarakat krn dianggap
perlu dan niscaya demi keselamatan/kesejahteraan manusia. Norma mencerminkan harapan,
keinginan dan keyakinan masyarakat dan kesejahteraan bermasyarakat yg baik utk diatur dgn
baik.
3. Norma moral, aturan ttg sikap dan perilaku manusia. Menyangkut ttg baik buruk, adil tdknya
tindakan dan perilaku. Norma moral dipakai sbg indikator utk menentukan baik buruknya
tindakan manusia kpd pihak lain dgn fungsi dan jabatannnya di masyarakat.
Teori-teori Etika
•
Teori deontologi: “deon” = kewajiban. Etika deontologi menekankan kewajiban manusia utk
bertindak secara baik.
•
Contoh; suatu tindakan bisnis akan dinilai baik bagi pelakunya krn tindakan itu sejalan dgn
kewajiban pelaku, dlm hal memberikan pelayanan yg baik kpd konsumennya, menawarkan
barang dan jasa yg mutunya sebanding dgn harga.
•
Teori Teologi: etika yg mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yg hendak
dicapai dgn tindakan itu.
•
Contoh; seorang anak mencuri uang utk berobat ibunya yg sakit. Tindakan ini baik utk moral
kemanusiaan ttp dr aspek hukum melanggar hukum.
•
Etika teologi lebih bersifat situasional. Oleh krn itu setiap norma dan kewajiban moral tdk bisa
berlaku begitu saja.
Pentingkah Etika Bisnis dalam Berbisnis?
•
Bisnis dan etika dua hal yg bertolak belakang dan berbeda.
•
Sebagian masyarakat dan pelaku bisnis berpendapat bahwa etika bisnis hanya teori di kampus.
Krn kalau mau mendapat keuntungan, sering melupakan dan melanggar etika. Apakah demikian
dalam berbisnis?
•
Etika adalah semua norma/aturan umum yg harus diperhatikan dlm berbisnis yg merupakan
sumber dr nilai-nilai yg luhur dan perbuatan yg baik.
•
Etika berbeda dgn hukum, aturan dan regulasi. Hukum dan regulasi jelas aturan main dan
sanksinya. Atau hukum dan regulasi adalah etika yg sudah diformalkan.
•
Etika tdk memiliki sanksi yg jelas, selain sanksi moral atau sanksi dr Tuhan. melanggar etika belum
tentu melanggar hukum dan peraturan.
•
Contoh. Anda menjual mobil dgn kondisi yg buruk dan cacat ttp dgn berbagai cara anda berhasil
menyembunyikan masalah tersebut shg cacat pd mobil tersebut tdk diketahui oleh pembeli. Anda
pelaku bisnis membuat aturan barang yg sudah dibeli tdk dapat dikembalikan dan tanpa garansi.
Beberapa waktu kemudian, pembeli menyampaikan keluhan adanya masalah pd mobil yg dibeli
dan menuntut utk diperbaiki. Anda berdalih pd waktu dijual kondisinya baik/bagus. Anda menolak
utk menggantikan/memperbaiki apalagi tdk ada garansi.
•
Dalam kasus tersebut apakan anda bersalah? Secara hukum anda tdk bersalah, ttp dr sudut
pandang etika bisnis anda jelas-jelas salah, krn anda tahu barang tersebut ada cacatnya ttp anda
sembunyikann dan tdk memberitahu kpd pembeli. Artinya anda tidak memiliki itikad baik dalam
berbisnis. Siapa yg dapat mengukur itikad? Sulit sekali. Sudah pasti dgn berbagai alasan, dimata
hukum anda menang, dgn UU Perlindungan Konsumen anda sulit dipersalahkan.
•
Dlm jangka pendek anda menang, kemudian pembeli menulis di koran keluhannya. Dlm jangka
panjang akan terbentuk opini masyarakat ttg bisnis anda, dan akan berdampak negatif dlm
volume penjualan akan menurun. Disini sanksi moral akan dirasakan dalam jangka panjang.
•
Bagaimanakah bisnis yg beretika?
•
Adakah standar etika?
•
Para pemikir etika di dunia mencoba utk membuat pedoman dasar pengukuran. Salah satunya
adalah “prinsip imbal balik (take and give)” atau “prinsip imperatif dlm etika”. Suatu tindakan
dianggap tdk beretika apabila orang lain melakukan kpd anda, maka anda tdk menerimanya.
•
Misalnya, anda dipukul orang, berdasarkan prinsip imbal balik memukul orang lain dianggap tdk
beretika dan anda tdk mau dipukul.
•
Apakah anda bisa menerima jika ternyata dibohongi oleh rekan bisnis atau orang lain dlm
berbisnis?
•
Membohongi konsumen atau menyembunyikan informasi penting (information asymmetry)
adalah suatu perilaku pebisnis yg tdk beretika dlm berbisnis.
•
Jika kita kesal dgn ulah spekulan dgn menimbun barang tertentu shg menimbulkan kelangkaan
barang maka tindakan tersebut dikategorikan tidak beretika. Contoh kasus penimbunan BBM,
Gas.
•
Apakah membuang sampah ke saluran air itu melanggar etika? Bagi orang yg tidak memahami
masalah lingkungan hidup membuang sampah ke saluran air adalah sah krn jika orang lain juga
membuang sampah ke saluran air dia juga tdk keberatan.
•
Tdk semua pelaku bisnis menyadari apa dampak ekonomi dan sosial dr apa yg dilakukan, apalagi
bersifat dampak tidak langsung. Misalnya menjual barang rusak.
•
Paling tdk ada 2 aspek dr tolok ukur etika, walaupun dlm kenyataannya sulit diukur:
1. Prinsip imbal balik;
2. Iktikad baik.
Download