PENERAPAN METODE STAD PADA MATERI AJAR PENGGUNAAN

advertisement
Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas
Vol. 17, No. 2, April 2016
ISSN 2087-3557
PENERAPAN METODE STAD PADA MATERI AJAR PENGGUNAAN
ATURAN SINUS, COSINUS, DAN RUMUS LUAS SEGITIGA
Tino Santigiarti
SMA Negeri 1 Ulujami Kab. Pemalang – Jawa Tengah
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keaktifan dan hasil belajar siswa dalam mempelajari
materi trigonometri. Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Ulujami Kabupaten Pemalang.
Subjek penelitian adalah siswa kelas X.3 yang berjumlah 41 orang. Data hasil penelitian diperoleh
dari hasil observasi, tes formatif, angket, dan dokumentasi. Sedangkan analisis data menggunakan
data kuantitatif untuk mengetahui hasil belajar siswa dan kualitatif untuk mengetahui keaktifan
siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode STAD dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa dalam menggunakan aturan sinus, cosinus, dan rumus luas segitiga.
© 2016 Didaktikum
Kata Kunci: Aktivitas, Hasil Belajar, STAD.
PENDAHULUAN
Matematika merupakan mata pelajaran yang penting karena mata pelajaran ini mendasari
mata pelajaran yang lain seperti ekonomi, fisika dan kimia, juga merupakan ilmu yang selalu
ikut andil dalam perkembangan kemajuan teknologi Begitu pentingnya matematika, maka
diharapkan para guru lebih baik dalam mengajarkan matematika agar anak didik lebih menyukai
dan menguasai matematika dengan senang hati serta rasa keingintahuannya lebih.
Pada pembelajaran matematika di SMA Negeri 1 Ulujami khususnya siswa kelas X sering
mengalami kesulitan termasuk materi trigonometri. Berdasarkan pengamatan sementara rata-rata
siswa kelas X tidak mempunyai sumber belajar yang lengkap, mereka malas untuk pinjam buku
paket di perpustakaan sebagai buku acuan. Para siswa masih takut untuk mengerjakan soal di papan
tulis tanpa membawa buku catatan dan kadang ada siswa yang tidak masuk sekolah jika tahu
gilirannya untuk mengerjakan soal. Mereka kurang aktif dalam pembelajaran, jika mengalami
kesulitan dalam menyelesaikan soal tidak mengajukan pertanyaan kepada guru bahkan mereka
tidak berdiskusi dengan temannya.
Setiap manusia dalam hidupnya pasti melakukan kegiatan belajar. Slameto dalam Deti
(2006 ) menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Gagne dalam Deti (2006 )
memberikan dua definisi, yaitu: (1) Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam
pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku; dan (2) Belajar adalah penguasaan
pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi.
Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor yang
mempengaruhi pencapaian hasil belajar yaitu berasal dari dalam diri orang yang belajar seperti
32
Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas
Vol. 17. No. 2. (2016)
kesehatan, inteligensi dan bakat, minat dan motivasi, serta cara belajar sedangkan yang berasal
dari luar dirinya seperti lingkungan dan instrumental.
Menurut Anni dalam Budi Lestariningsih (2007: 18 ) bahwa hasil belajar merupakan
perubahan yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Perubahan yang
diperoleh pembelajar tersebut tergantung pada apa yang dipelajari. Jika pembelajar mempelajari
pengetahuan tentang konsep, maka perubahan yang diperoleh adalah berupa penguasaan
konsep. Perubahan perilaku yang harus dicapai oleh pembelajar setelah melaksanakan aktivitas
belajar dirumuskan dalam tujuan pembelajaran.
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu: (1) Faktor dari dalam
siswa, meliputi kemampuan yang dimiliki, motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan
belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis; dan (2) Faktor yang datang dari luar diri
siswa atau faktor lingkungan, terutama kualitas pengajaran.
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions)
merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan sebuah
pendekatan yang baik untuk guru yang baru memulai menerapkan pembelajaran kooperatif dalam
kelas.
Menurut Slavin dalam Deti (2007: 15) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD
terdiri dari lima komponen utama, yaitu pengajaran, belajar kelompok, kuis, skor perkembangan, dan
penghargaan kelompok.
1. Pengajaran
Tujuan utama dari pengajaran ini adalah guru menyajikan materi pelajaran sesuai dengan
yang direncanakan. Setiap awal dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD selalu dimulai dengan
pengajaran yang mencakup pembukaan, pengembangan dan latihan terbimbing di keseluruhan
pelajaran.
2. Belajar kelompok
Kelompok belajar terdiri dari 4 -5 siswa yang bervariasi dalam kemampuan akademik, jenis
kelamin, dan etnis. Selama belajar kelompok, tugas anggota kelompok adalah menguasai materi yang
diberikan guru dan membantu teman satu kelompok untuk menguasai materi tersebut. Siswa
diberi lembar kegiatan yang dapat digunakan untuk melatih keterampilan yang sedang
diajarkan untuk mengevaluasi diri mereka dan teman satu kelompok. Pada saat pertama kali
menggunakan pembelajaran kooperatif, guru perlu mengamati kegiatan pembelajaran secara
seksama. Guru juga perlu memberi bantuan dengan cara memperjelas perintah, mereview konsep,
atau menjawab pertanyaan.
3. Kuis
Kuis dikerjakan oleh siswa secara mandiri. Hal ini menunjukkan apa saja yang telah
diperoleh siswa selama belajar dalam kelompok. Hasil kuis digunakan sebagai nilai perkembangan
individu dan disumbangkan dalam nilai perkembangan kelompok.
4. Skor perkembangan
Setelah diberikan kuis, hasil kuis itu di skor dan tiap individu diberi skor perkembangan.
Ide yang melatarbelakangi skor perkembangan ini adalah memberikan prestasi yang harus dicapai
siswa jika ia bekerja keras dan mencapai hasil belajar yang lebih baik dari yang sebelumnya.
Siapapun dapat memberi kontribusi skor maksimum dalam sistem skor ini, tetapi tidak siapapun bisa
kecuali mereka yang bekerja dengan baik. Masing-masing siswa diberi skor dasar yang berasal dari
rata-rata skor yang lalu pada kuis yang serupa. Siswa lalu mendapat poin untuk timnya berdasar pada
kenaikan skor kuis mereka dari skor dasarnya.
5. Penghargaan kelompok
Tim mungkin mendapat sertifikat atau penghargaan lain jika rata-rata skor melebihi kriteria
tertentu.
PENERAPAN METODE STAD PADA MATERI AJAR PENGGUNAAN ATURAN SINUS, COSINUS,
DAN RUMUS LUAS SEGITIGA
Tino Santigiarti
33
METODE PENELITIAN
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Ulujami yang terletak di Jalan
Akasia No.7 Desa Pamutih Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang pada bulan April sampai
Juni 2012. Subjek penelitian adalah siswa kelas X.3 dengan jumlah 41 orang.
Rancangan yang diterapkan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. PTK
adalah pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan
terjadi dalam suatu kelas secara bersamaan. Terdapat 4 (empat) langkah dalam melakukan PTK, yaitu
perencanaan, pelaksanaa, pengamatan, dan refleksi. Keempat tahapan tersebut harus terencana
sebaik mungkin agar penelitian dapat terlaksana dan mendapatkan hasil sesuai dengan harapan
peneliti.
Dalam melaksanakan penelitian, peneliti menggunakan beberapa metode untuk memperoleh
data mengenai objek yang diteliti. Metode tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Tes
Tes merupakan salah satu bentuk instrumen yang digunakan untuk melakukan pengukuran.
Dalam penelitian ini tes formatif digunakan untuk mengukur pencapaian hasil belajar siswa melalui
model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
2. Observasi
Observasi merupakan salah satu bentuk instrumen yang digunakan untuk melakukan
pengamatan terhadap aktivitas siswa selama pelaksanaan pembelajaran. Observsi digunakan untuk
mendapatkan data yang diperlukan untuk mendukung data yang diperoleh dari tes.
3. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh. Dokumentasi yang
digunkan dalam penelitian ini adalah foto yang diambil pada saat penelitian berlangsung.
Secara umum gambaran rancangan penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:
Gambar 1. Rancangan Penelitian
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah apabila aktivitas belajar siswa meningkat
dan sekurang–kurangnya 60% hasil belajar siswa kelas X.3 SMA Negeri 1 Ulujami Kabupaten
34
Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas
Vol. 17. No. 2. (2016)
Pemalang Tahun Pelajaran 2011/ 2012 pada pokok bahasan Trigonometri sudah mencapai nilai
sekurang-kurangnya 60.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Belajar
Setelah dilakukan analisis data hasil tes formatif siklus 1 dengan materi aturan sinus dan
cosinus, diperoleh nilai rata-rata siswa sebesar 65,87 (60,97%); siswa yang tuntas sebanyak 25 anak
(60,97% ); siswa yang tidak tuntas sebanyak 16 anak ( 39,03% ) dengan nilai tertinggi 80 dan nilai
terendah 46.
Persentase nilai rata-sara sebesar 60,97% belum mencapai indikator keberhasilan yang
ditetapkan. Hal ini terjadi karena: (1) Siswa belum memahami peran dan tugasnya dalam bekerja
kelompok karena belum terbiasa dengan model pembelajaran yang diterapkan; (2) Interaksi antar
siswa belum berjalan dengan baik karena siswa belum terbiasa untuk menyampaikan pendapatnya
kepada sesama teman lainnya dalam menyelesaikan masalah; (3) Adanya siswa yang pasif dan
menggantungkan permasalahan yang dihadapi kepada kelompoknya; (4) Dalam diskusi kelompok
hanya didominasi oleh siswa yang pandai. Pada saat penyajian hasil karya kelompok hanya beberapa
kelompok saja yang menyajikan hasil karya kelompoknya karena waktu yang tidak memungkinkan;
(5) Guru belum bisa mengorganisasikan waktu dengan baik, karena waktu untuk mengerjakan LKS
terlalu lama sehingga waktu untuk presentasi hasil karya kelompok terbatas; dan (6) Guru dalam
memberikan bimbingan tidak merata, guru hanya memberikan bimbingan pada kelompok yang aktif
bertanya saja.
Hasil evaluasi siklus 2 diperoleh nilai rata-rata 75,84 dengan nilai yang KKM mencapai
80,49% atau 33 siswa dan nilai yang belum mencapai KKM mencapai 19,51 % atau 6 siswa.
Perolehan ini sudah melampaui indikator keberhasilan yang ditetapkan.
Aktivitas Siswa
Hasil observasi aktivitas peserta didik pada siklus 1 secara umum dapat disimpulkan sebagai
berikut: (1) Jumlah skor untuk kelompok 1 adalah 16 dan rata-rata skor 80 dengan kriteria kelompok
aktif; (2) Jumlah skor untuk kelompok 2 adalah 16 dan rata-rata skor 80 dengan kriteria kelompok
aktif; (3) Jumlah skor untuk kelompok 3 adalah 15 dan rata-rata skor 75 dengan kriteria kelompok
cukup aktif; (4) Jumlah skor untuk kelompok 4 adalah 15 dan rata-rata skor 75 dengan kriteria
kelompok cukup aktif; (5) Jumlah skor untuk kelompok 5 adalah 15 dan rata-rata skor 75 dengan
kriteria kelompok cukup aktif; (6) Jumlah skor untuk kelompok 6 adalah 15 dan rata-rata skor 75
dengan kriteria kelompok cukup aktif; (7) Jumlah skor untuk kelompok 7 adalah 15 dan rata-rata skor
75 dengan kriteria kelompok cukup aktif; (8) Jumlah skor untuk kelompok 8 adalah 16 dan rata-rata
skor 80 dengan kriteria kelompok aktif.
Hasil pengamatan terhadap keaktifan siswa dalam pembelajaran siklus 2 diperoleh 75,61,37% atau
31 siswa yang aktif dan 24,33% atau 10 siswa yang kurang aktif.
Pembahasan Hasil Penelitian
Rata-rata hasil belajar yang dicapai siswa kelas X.3 SMA N I Ulujami Pemalang pada siklus
1 sebesar 65,87 dengan nilai yang KKM mencapai 60,97% sedangkan rata-rata hasil belajar yang
dicapai siswa pada siklus 2 sebesar 75,84 dengan nilai yang KKM mencapai 80,49%. Pencapaian hasil
PENERAPAN METODE STAD PADA MATERI AJAR PENGGUNAAN ATURAN SINUS, COSINUS,
DAN RUMUS LUAS SEGITIGA
Tino Santigiarti
35
belajar pada Siklus 2 ini sangat mengembirakan, tidak hanya rata-rata hasil belajar yang mengalami
peningkatan tetapi ketuntasannya juga telah melampaui indikator keberhasilan yang telah ditetapkan.
Peningkatan hasil belajar tersebut disebabkan karena semangat dan kerjasama siswa pada
model pembelajaran kooperatif tipe STAD mengalami peningkatan, siswa terbiasa dengan pola
belajar bersama-sama dan memiliki tanggung jawab dalam kelompok-nya. Siswa semakin terampil
dan lancar dalam menyampaikan pendapat kepada teman dalam kelompoknya masing-masing
sehingga skenario pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Peningkatan rata-rata hasil belajar dapat digambarkan pada grafik 1 dibawah ini:
Grafik 1. Perbandingan Rata-rata Nilai Hasil Belajar
Siswa yang aktif pada siklus 1 mencapai 63,42% dan siklus 2 mencapai 75,61%. Dengan
demikian keaktifan siswa mengalami kenaikan sebesar 12,19%. Kenaikan keaktifan siswa disebabkan
karena pada siklus 1 pembentukan kelompok berdasarkan dua tempat duduk yang berurutan , namun
pada siklus 2 pengelompokan dibuat heterogen berdasarkan tingkat kepandaian siswa, artinya setiap
kelompok ada siswa yang pandai, sedang dan kurang. Sehingga pada saat diskusi kelompok siswa
yang pandai dapat menjadi tutor bagi siswa yang lain, demikian pula dalam presentasi didepan kelas
semua kelompok dapat mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas. Hal tersebut
mengakibatkan adanya keberanian siswa untuk berinteraksi dapat berjalan dengan baik karena siswa
sudah mulai terbiasa untuk bertanya dan menyampaikan pendapatnya kepada sesama teman lainnya
dalam menyelesaikan masalah.
Peningkatan aktivitas siswa dapat digambarkan pada grafik 2 berikut ini:
Grafik 2. Perbandingan Aktivitas Siswa
36
Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas
Vol. 17. No. 2. (2016)
PENUTUP
Simpulan dari penelitian ini adalah: (1) melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD dapat meningkatkan hasil belajar pada materi aturan sinus, cosinus dan rumus luas segitiga
siswa dengan nilai rata-rata 75,84 dan nilai yang mencapai KKM sebanyak 80,49%; dan (2) Melalui
penerapan model pembelajaran kooperatf tipe STAD dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa
mencapai 75,61 % siswa yang aktif.
DAFTAR PUSTAKA
Hudojo, Herman. 2005. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang: UM.
Ismail. 2003. Model-model Pembelajaran. Jakarta: Dit. Pendidikan Lanjutan Pertama.
Ibrahim, M., Rachmadiarti, F., Nur, M., dan Ismono. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press.
Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: IKIP Semarang Press.
Slameto. 2001. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: CV. Rajawali.
PENERAPAN METODE STAD PADA MATERI AJAR PENGGUNAAN ATURAN SINUS, COSINUS,
DAN RUMUS LUAS SEGITIGA
Tino Santigiarti
37
Download