Makalah Metode Pembelajaran

advertisement
I.
PENDAHULUAN
Meningkatnya pemahaman masyarakat mengenai perbedaan individual
mengakibatkan semakin tingginya tuntutan terhadap variasi metode pembelajaran
dalam lingkup pendidikan. Masyarakat menuntut adanya perbaikan sistem
pendidikan dari metode pembelajaran yang konvensional menuju metode-metode
yang inovatif sehingga penyerapan materi oleh peserta didik dapat menjadi
optimal.
Selama ini metode pembelajaran konvensional seperti direct method
digunakan sebagai solusi atas kondisi pembelajaran di kelas dengan jumlah siswa
yang banyak (klasikal). Pembelajaran dengan metode semacam ini dirasa sangat
efisien dan tidak membutuhkan usaha yang lebih mengingat materi pelajaran
sebagian besar disampaikan melalui ceramah. Guru memegang peranan penting
sementara siswa cenderung dijadikan objek pembelajaran dan mengabaikan
potensi-potensi yang dimiliki oleh para siswa tersebut.
Saat ini pemangku kebijakan telah menyadari bahwa pendidikan merupakan
investasi masa depan. Sehingga upaya-upaya perbaikan sistem pendidikan terus
dikembangkan. Salah satu upaya tersebut adalah perbaikan kurikulum yang di
dalamnya mencakup metode pembelajaran di dalam kelas. Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) yang digunakan hingga saat ini menempatkan murid
sebagai subjek pembelajaran dan memainkan peran penting di dalam kelas,
sementara guru berfungsi sebagai fasilitator. Siswa dituntut untuk memiliki
inisiatif dalam pembelajaran sehingga materi yang akan dibahas dapat dipahami
secara komprehensif. Selain itu KTSP akan sangat mendukung siswa dalam
rangka aktualisasi diri menyampaikan gagasannya.
Salah satu metode yang digunakan dalam pembelajaran di kelas adalah metode
pembelajaran kooperatif. Metode ini menekankan pada interaksi selama
pembelajaran serta hubungan interpersonal siswa. Metode pembelajaran
kooperatif tidak hanya tertuju pada pencapaian prestasi akademis semata namun
juga sangat tepat untuk melatih perkembangan afeksi siswa. Melalui metode
kooperatif, para siswa akan saling berdikusi mengenai materi yang akan mereka
pelajari. Metode koorperatif memiliki nilai lebih dalam hal mengakomodasi
potensi masing-masing siswa yang sangat beragam.
Bagaimana metode kooperatif dapat meningkatkan prestasi akademik dan
kualitas interaksi antar siswa selama dalam proses pembelajaran? Pada makalah
1
ini kelompok kami akan membahas mengenai metode pembelajaran koorperatif
namun secara spesifik tidak akan membahas metode jigsaw yang merupakan salah
satu dari pembelajaran kooperatif.
II.
TUJUAN
1. Memahami metode pembelajaran kooperatif.
2. Memahami jenis-jenis pembelajaran kooperatif.
3. Mengetahui kelebihan dan kelemahan metode pembelajaran kooperatif.
III.
LANDASAN TEORI
Metode pembelajaran kooperatif merupakan metode yang digunakan dalam
menyelesaikan suatu tugas pembelajaran melalui kelompok siswa yang telah
dibentuk (Siegel, 2005). Metode pembelajaran ini dapat dikatakan metode yang
cukup rumit mengingat dilibatkannya interaksi antar siswa maupun kelompok
dalam proses pembelajaran. Johnson dkk (dalam Nuegbuzie, 2001) menyebutkan
bahwa pembelajaran kooperatif adalah metode belajar berupa kelompokkelompok kecil dimana siswa belajar bersama-sama untuk meningkatkan
pembelajaran dirinya. Sementara menurut Watson dan Marshal (dalam Baer,
2005) menyebutkan bahwa metode pembelajaran koperatif merupakan metode
yang identik dengan kondisi siswa yang heterogen dalam hal prestasi akademik.
Dari pernyataan para pakar tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
kooperatif merupakan metode pembelajaran yang menekankan pada interaksi dan
kolaboratif siswa untuk mencapai prestasi akademik maupun keterampilan sosial,
dimana siswa yang memiliki kemampuan beragam dapat diakomodasi melalui
pembelajaran yang sifatnya kooperatif.
Johnson dkk (dalam Nuegbuzie, 2001) menyebutkan ada lima elemen yang
mendukung proses pembelajaran kooperatif sehingga hasil yang diharapkan dapat
tercapai dengan optimal. Kelima elemen tersebut antara lain:
1. Rasa saling membutuhkan.
Dalam metode pembelajaran yang kooperatif diharapkan setiap siswa
memiliki rasa saling membutuhkan satu sama lain. Pembelajaran yang
dilakukan tidak sekedar berupa kelompok, namun merupakan sebuah tim
yang mengharapakan keberhasilan dari kegiatan di kelas. Situasi di atas
akan merubah pandangan siswa bahwa metode belajar kooperatif tidak
2
hanya menguntungkan kelompok saja, melainkan juga masing-masing
anggota kelompok (hubungan timbal balik).
2. Interaksi tatap muka.
Interaksi tatap muka terjadi pada saat siswa menghidupkan dan
memfasilitasi suasana diskusi dengan kelompok lain agar tujuan
pembelajaran tercapai. Dalam hal ini setiap siswa atau kelompok dapat
memberi masukan terhadap hal-hal yang menjadi kekurangan pada
kelompok lain demikian sebaliknya.
3. Tanggung jawab individu.
Masukan maupun kritik dari siswa atau kelompok lain harus
dipertanggungjawabkan oleh siswa yang bersangkutan dengan harapan
terjadi peningkatan kualitas diri terhadap tugas yang diberikan. Dalam
metode pembelajaran ini sikap apatis dan tidak peduli harus dihindari. Para
siswa harus berperan aktif dan memberikan kontibusi terhadap kelompok.
Hal ini juga untuk meminimalkan potensi social loafing yang terjadi pada
situasi pembelajaran. Menurut Johnson, tanggung jawab individu dapat
ditingkatkan melalui cara berikut :

Membuat kelompok dengan anggota yang terbatas (kelompok
kecil)

Memberikan tes individu terhadap para siswa.

Mempresentasikan tugas kelompok dengan urutan yang acak.

Mengamati peran anggota di dalam kelompok.

Saling memberikan tugas antar kelompok.

Meminta setiap siswa mengajarkan apayang ia kuasai kepada siswa
yang lain.
4. Keterampilan sosial.
Seperti yang sudah dijelaskan di bagian awal bahwa keterampilan
sosial memainkan peranan penting dalam pembelajaran kooperatif.
Keterampilan sosial merupakan landasan fundamental terhadap proses
pembelajaran kooperatif. Keterampilan sosial pada metode pembelajaran
ini sangat diperlukan ketika para siswa memberikan masukan dan kritik
kepada kelompok lain dengan tujuan agar tugas-tugas yang diberikan
dapat tercapai dengan optimal.
3
5. Proses di dalam kelompok.
Proses dalam grup merupakan penilaian terhadap bagaimana gaya para
siswa pada saat mereka berinteraksi dalam proses pembelajarn kooperatif
apakah efektif atau tidak. Apabila dirasa tidak efektif, pendidik dapat
segera melakukan tindakan, apakah memodifikasi atau mengganti gaya
interaksi siswa agar hasil pembelajaran dapat tercapai. Proses di dalam
kelompok sangat dipengaruhi oleh karakteristik siswa dalam kelas
tersebut.
4
IV.
PEMBAHASAN
Secara umum, Johnson dkk menemukan bahwa metode pembelajaran
kooperatif dapat meningkatkan prestasi akademik pada beberapa seting
pembelajaran dan kelompok usia (dalam Nuegbuzie, 2001). Namun metode ini
juga menuntut seorang pendidik memahami kondisi serta potensi dari muridmuridnya. Setelah itu guru juga harus memiliki pemahaman terhadap mata
pelajaran serta metode kooperatif seperti apa yang akan diaplikasikan.
Dalam makalah ini ada empat macam tipe pembelajaran kooperatif yaitu:

Tipe Number Head Together (THT).

Tipe Student Teams Achievement Divisions(STAD)

Tipe Team Assisted Individualization (TAI).
Ketiga macam tipe pembelajaran kooperatif tersebut memiliki karakteristik
yang bermacam-macam serta memiliki keunggulan maupun kelemahan masingmasing. Berikutnya kami akan membahas satu persatu dari ketiga metode
pembelajaran tersebut.
1. Tipe Number Head Together (NHT).
Tipe pembelajaran kooperatif melalui metode NHT dirancang khusus
agar siswa dapat memahami materi pelajaran meski menggunakan metode
berkelompok. Tipe ini dikembangkan oleh Kagen dengan melibatkan siswa
yang terbagi dalam kelompok untuk menguasai materi pada mata pelajaran
yang akan dibahas. Tipe NHT menekankan pada pembentukan strukturstruktur khusus untuk menciptakan pola interaksi siswa. NHT menekankan
kepada siswa agar saling bergantung pada keompok-kelompok yang telah
dibuat secara kooperatif. Hal ini dapat meminimalkan kegaduhan dalam kelas
pada penggunaan metode tradisional dimana siswa mengacungkan tangan
terlebih dahulu baru ditunjuk guru untuk menjawab pertanyaan yang telah
diberikan.

Langkah-langkah penerapan NHT:
 Persiapan
Pada tahap ini guru mempersiapkan lembar kerja siswa yang
digunakan sebagai bahan permasalahan yang akan didiskusikan dalam
proses pembelajaran. Jumlah lembar kerja siswa disesuaikan dengan
jumlah kelompok.
5
 Pembentukan kelompok
Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok. Diusahakan
setiap kelompok berjumlah 3-5 anak agar diskusi di dalam kelompok
berjalan efisien. Kelompok yang dibentuk sebaiknya mewakili prestasi
akademik, ras, jenis kelamin, dan kemampuan belajar. Setelah
kelompok terbentuk, guru memberikan nomor kepada masing-masing
siswa pada setiap kelompok antara 1-3 atau 1-5.
 Pegangan materi
Setiap kelompok wajib memiliki pegangan materi berupa buku
paket atau sumber bacaan yang lain. Hal ini untuk memudahkan para
siswa di dalam kelompok tersebut mengerjakan lembar kerja yang
sudah dipersiapkan oleh guru.
 Diskusi masalah
Pada langkah ini setiap kelompok mulai membahas materi yang
telah diberikan guru. Dengan pegangan buku paket para siswa di dalam
kelompok mulai berdiskusi mengenai permasalahan yang tertuang
dalam lembar kerja siswa. Setiap siswa diharapkan dapat aktif dan
memahami alur diskusi masing-masing kelompok. Setelah itu setiap
anggota kelompok memiliki pandangan yang sama terhadap masalah
yang sudah didiskusikan.
 Pemanggilan nomor anggota
Langkah ini dilakukan ketika diskusi sudah selesai. Guru
memanggil sebuah nomor, kemudian para siswa dari masing-masing
kelompok yang nomornya disebut mengangkat tangan. Setelah itu guru
akan mengajukan pertanyaan kepada para siswa yang nomornya
ditunjuk secara bergantian.
 Kesimpulan
Setelah semua siswa menjawab pertanyaan yang diajukan, guru
yang merupakan fasilitator dalam pembelajaran bersama para siswa
akan merangkum kesimpulan dari hasil diskusi.
Metode NHT memiliki beberapa keunggulan antara lain:
1. Meningkatkan harga diri siswa
2. Memotivasi siswa untuk selalu hadir di kelas
6
3. Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar
4. Menjadikan suasana kelas kondusif
5. Mengurangi konflik pribadi
6. Pemahaman menjadi komprehensif
7. Meningkatkan kepekaan dan toleransi siswa
8. Hasil pembelajaran yang lebih tinggi
2. Tipe Student Teams Achievement Divisions(STAD)
STAD merupakan metode pembelajaran kooperatif yang paling
sederhana. STAD menekankan pada tanggung jawab kelompok untuk
meyakinkan bahwa anggotanya telah memahami 100% pembelajaran yang
telah disampaikan oleh guru secara klasikal pada waktu awal.
Langkah-langkah yang dilakukan pada tipe pembelajaran kooperatif
STAD antara lain:
 Penyampaian materi
Pada awal pembelajaran STAD, guru menerangkan materi secara
klasikal kepada seluruh siswa. Hal ini untuk menyamakan persepsi di
antara siswa. Setelah penyampaian materi guru dapat memberikan soal pre
test kepada masing-masing siswa.
 Membagi kelompok
Setelah penyampaian materi dilakukan, langkah selanjutnya adalah
membagi kelompok. Kelompok yang dibentuk diusahakan heterogen
dengan latar belakang sosial, prestasi serta kemampuan belajar yang
berbeda dalam setiap kelompoknya.
 Belajar kelompok
Setelah kelompok terbetuk maka selanjutnya setiap kelompok
kembalimembahas apa yang telah disampaikan oleh guru di awal kelas.
Guru menekankan kepada siswa untuk tidak menghentikan diskusi di
dalam kelompok sebelum para anggotanya yakin dapat mampu menjawab
seluruh pertanyaan atau kuis yang nanti akan diajukan.
 Kuis
Guru memberikan kuis secara individual kepada para siswa. Materi
kuis merupakan materi yang telah disampaikan oleh guru pada awal
pembelajaran. Dalam kuis ini siswa tidak diperkenankan untuk bekerja
7
sama dengan anggota kelompoknya. Tujuan dari kuis ini antara lain untuk
meningkatkan rasa tanggung jawab serta kepedulian para siswa terhadap
anggota kelompok yang lain. Siswa juga akan menyadari pentingnya
kontribusi dari setiap anggota dalam kelompok dalam keberhasilan
menyerap materi pelajaran.
 Pemberian skor peningkatan inividu
Hasil dari kuis tersebut dapat digunakan sebagai indikator keberhasilan
pembelajaran kooperatif melalui metode STAD. Hasil yang optimal adalah
ketika suatu kelompok mendapatkan skor yang lebih baik daripada skor
pre test.
 Penghargaan kelompok
Kelompok dengan kerjasama yang baik akan memiliki skor nilai yang
lebih tinggi dibandingkan dengan skor sebelumnya. Penghargaan diberikan
oleh guru kepada masing-masing siswa dalam kelempok tersebut untuk
menunjukan bahwa pentingnya kerja sama di anatara siswa untuk
mendapatkan hasil yang maksimal.
3. Tipe Team Assisted Individualization (TAI).
Tipe pembelajaran TAI merupakan kolaborasi antara metode pembelajaran
individual dengan metode pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran
kooperatif tipe TAI memiliki 8 (delapan) komponen, yaitu:

Teams
Yaitu pembentukan kelompok heterogen yang terdiri atas 4 sampai 6
siswa.

Placement test
Yakni pemberian pre-tes kepada siswa atau melihat rata-rata nilai
harian siswa agar guru mengetahui kelemahan siswa dalam bidang
tertentu.

Student Creative
Melaksanakan tugas dalam suatu kelompok dengan menciptakan
situasi dimana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh
keberhasilan kelompoknya.
8

Team Study
Yaitu tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh kelompok
dan guru memberikan bantuan secara individual kepada siswa yang
membutuhkannya.

Team Scores and Team Recognition
Yaitu pemberian skor terhadap hasil kerja kelompok dan memberikan
criteria penghargaan terhadap kelompok yang berhasil secara cemerang
dan kelompok yang dipandang kurang berhasil dalam menyelesaikan tgas.

Teaching Group
Yakni pemberian materi secara singkat dari guru menjelang pemberian
tugas kelompok.

Facts Test
Yaitu pelaksanaan tes-tes kecil berdasarkan fakta yang diperoleh
siswa.

Whole Class Units
Yaitu pemberian materi oleh guru kembali di akhir waktu
pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah.
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh guru untuk menunjang
tercapainya tujuan metode pembelajaran kooperatif, antara lain:
1. Menggunakan mata pelajaran yang ada dan membuat struktur
pengajaran yang kooperatif. Dalam hal ini guru membuat perencanaan
pengajaran yang mulai menerapkan metode-metode kooperatif.
2. Mulai mempraktikan metode pengajaran kooperatif ke dalam kelas,
paling tidak 60% dari seluruh pengajaran di kelas. Hal ini berguna agar
para siswa dapat beradaptasi dengan sistem yang baru.
3. Jelaskan maksud dari metode pembelajaran kooperatif terutama
pentingnya penekanan pada komunikasi serta interaksi antar siswa
melalui dikusi yang bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan yang
ada pada mata pelajaran.
Keberhasilan dari metode pembelajaran kooperatif tidak lepas dari
kemampuan guru dalam mengelola proses di kelas. Johnson dan Johnson
9
(2003) mengatakan bahwa guru harus memiliki jam terbang yang cukup
untukmenciptakan situasi pembelajaran yang kooperatif di antara siswa.
V.
KESIMPULAN
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran
kooperatif merupakan metode yang menekankan pada pentingnya sikap kerja
sama di antara siswa dalam memecahkan suatu permasalahan yang ada pada mata
pelajaran. Strategi pembelajaran ini dapat diterapkan pada bermacam-macam
kelompok usia. Namun metode pembelajarab kooperatif membutuhkan beberapa
macam tuntutan baik terhadap guru, siswa maupun suasana kelas. Guru memiliki
peranan penting dalam menciptakan iklim kooperatif di dalam lingkungan kelas.
Oleh karena itu guru harus memiliki kemampuan yang mumpuni dalam
menciptakan metode pembelajaran yang cukup rumit ini.
10
Daftar Pustaka
Baer, John. 2003. College Teaching: Grouping & Achievment in Cooperative Learning. Vol. 51, No.
4, 169-174
Hancock, Dawson. 2004. The Journal of Education Research: Cooperative Learning and Peer
Orientation Effects on Motivation and Achievment Author. Vol. 97. No. 3, 159-166
Kadir, S.A. dkk. 2005. Pakistan Journal of Psychological Research: The Effects of Cooperative
Learning Strategy on Peer Attachment. Vol : 20, No 3-4. 121-131.
Parveen, Qaisara dkk. 2011. International Journal of Academic Research: Effect of Cooperative
Learning on Academic Achievement of 8th Grade Students in The Subject of Social Studies.
Vo. 3. No. 1. Part III.
Peterson, S.E. dkk. 2004. The Journal of Educational Research: Comparing the Quality of Students
Experiences during Cooperative Learning and large Group Instruction. Vol. 97, No. 3, 123133.
Siegel, Christine. 2005. The Journal of Education Research: Implementing a research Based Model of
Cooperative Learning. Vol. 98. No. 6. 339-349.
11
Download