Vol. 1 No. 1 (2012) : Jurnal Pendidikan Matematika Hal. 35-39 MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA DALAM BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STAD Bedrial Rahmat NZ1), Armiati2), dan Nilawasti ZA3) 1) FMIPA UNP, email: [email protected] Staf Pengajar Jurusan Matematika FMIPA UNP 2,3) Abstract Learning is related with activity to get knowledge. Many activities can be done by students in learning, students activities are not only listening, taking note, and doing the exercise. However not all activities that students do is not positive activity that can increase students understanding about the learning matter. That’s why this study was conducted to observe students activity development in class VII SMP Negeri 2 Koto Baru Dharmasraya during the implementation of learning model STAD. The study chosen is descriptive study to describe students activity. Based on the observation we can conclude that the students activity is increase during the implementation of learning model STAD, especially students activity in questioning and discussing. Keyword : STAD, activities PENDAHULUAN Belajar merupakan proses aktif untuk membangun pengetahuan baru berdasarkan pengetahuan yang telah dimiliki, jadi belajar tidak hanya menghafal pengetahuan. Oleh karena itu, aktivitas sangat diperlukan dalam pembelajaran agar hasil belajar siswa dapat mengalami peningkatan. Dalam pembelajaran ditekankan adanya aktivitas siswa baik secara fisik, mental, intelektual, maupun emosional. Prinsip belajar pada dasarnya adalah aktivitas, sebagaimana ditekankan oleh Sardiman A.M (2004:98) bahwa: “Setiap orang yang belajar harus aktif, tanpa aktivitas maka proses belajar tidak mungkin terjadi”. Berdasarkan pendapat ahli di atas maka aktivitas merupakan hal yang penting dalam belajar matematika. Untuk mewujudkan aktivitas dalam belajar matematika, diperlukan interaksi yang baik antara guru dan siswa sehingga semua informasi yang diberikan oleh guru dapat diterima dengan baik oleh siswa. Guru yang merupakan elemen kunci dalam proses pembelajaran diharapkan mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, mampu memotivasi siswa untuk belajar, serta dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mencapai prestasi belajar yang optimal. Kenyataan yang terjadi masih banyak siswa terlihat pasif dalam pembelajaran. Siswa hanya diam dan menerima apa yang disampaikan guru tanpa ada interaksi dengan guru sehingga mereka sulit untuk memahami materi yang dipelajari. Meskipun mereka belum memahami materi yang dipelajari tetapi mereka terlihat ada interaksi dengan siswa lain. Interaksi tersebut adalah siswa berusaha bertanya kepada temannya agar mereka bisa memahami materi tersebut. Untuk mengatasi masalah tersebut maka diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat memfasilitasi siswa untuk dapat beraktivitas sehingga membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran terutama pembelajaran matemataika. Model pembelajaran yang diperkirakan dapat membuat siswa lebih aktif adalah model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD). Tujuan model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk 35 Vol. 1 No. 1 (2012) : Jurnal Pendidikan Matematika Hal. 35-39 saling bertukar pikiran dengan siswa lain ataupun dengan guru, meningkatkan hasil belajar akademik siswa, dapat meningkatkan aktivitas siswa, siswa lebih bebas bertanya kepada siswa lain, dan siswa dapat menerima berbagai keragaman dari temannya serta mengembangkan keterampilan sosial. Slavin dalam Rusman (2008: 214) menyatakan bahwa: “Gagasan utama dalam STAD adalah memacu siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang diajarkan guru”. Dengan kondisi siswa yang kurang mampu dalam memahami materi pembejaran matematika, maka pembelajaran STAD ini diharapkan mampu meningkatkan semangat siswa dalam belajar, bertanya kepada guru, berdiskusi, bekerja sama atau saling membantu dalam memahami pelajaran dan dapat mempermudah siswa belajar matematika. Pada pembelajaran model STAD, siswa akan dibagi dalam beberapa kelompok dimana anggota kelompok mempunyai kemampuan kognitif yang berbeda-beda dan bila mungkin berasal dari suku atau budaya yang berbeda. Guru memberikan tugas kepada kelompok berkaitan dengan materi yang telah diberikan, mendiskusikannya secara bersama-sama, saling membantu antar anggota kelompok, serta membahas jawaban tugas yang diberikan guru. Tujuan utamanya adalah memastikan bahwa setiap kelompok dapat menguasai konsep dari materi yang telah dipelajari. Selanjutnya siswa diberikan kuis secara individu. Kuis ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang telah mereka diskusikan bersama anggota kelompoknya. Nilai kuis setiap individu mempengaruhi nilai kelompoknya. Guru akan memberikan penghargaan kepada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan kuis individual siswa. Dengan demikian diharapkan seluruh siswa lebih aktif dan termotivasi untuk belajar matematika. Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “Bagaimana aktivitas siswa selama menerapakn model pembelajaran STAD”. Selama pembelajaran siswa tidak hanya dituntut untuk mengetahui tetapi siswa juga dituntut untuk beraktivitas yang dapat meningkatkan pemahaman terhadap suatu materi pelajaran. Ada beberapa aktivitas yang diamati dalam model pembelajaran STAD ini yaitu siswa bertanya pada guru tentang materi yang disampaikan guru, siswa berdiskusi di dalam kelompok, dan siswa mampu bekerjasama dalam menyelesaikan suatu permasalahan dengan teman kelompoknya. METODE Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif, yaitu untuk mendiskripsikan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika selama menerapakan model pembelajaran STAD. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 2 Koto Baru Dharmasraya yang terdaftar pada tahun pelajaran 2011/2012. Sampel penelitian ini adalah kelas VII E yang berjumlah 22 orang siswa. Prosedur penelitian yang digunakan yakni: 1. Tahap persiapan. Pada tahap persiapan, peneliti mengurus izin observasi, menentukan jadwal kegiatan penelitian yakni dari tanggal 3 sampai 31 Mei 2012, menentukan materi yang digunakan yaitu bangun datar segiempat. Selanjutnya mempersiapkan RPP, Handout dan terakhir membagi siswa menjadi beberapa kelompok. 2. Tahap pelaksanaan, tahap pelaksanaan ini yakni menerapkan model pembelajaran STAD. Langkah-langkah penerapan model pembelajaran STAD pada penelitian yang diterapkan adalah sebagai berikut: a. Guru menyampaikan apersepsi, motivasi, dan tujuan pembelajaran. 36 Vol. 1 No. 1 (2012) : Jurnal Pendidikan Matematika Hal. 35-39 b. Guru menjelaskan model pembelajaran yang akan digunakan, yaitu model pembelajaran kooperatif tipe STAD. c. Guru menginformasikan pengelompokan siswa dan siswa diminta untuk duduk berkelompok setelah kelompok ditentukan oleh guru. d. Guru membimbing kelompok belajar siswa dengan cara memperhatikan pekerjaan siswa. Pekerjaan siswa terdapat pada handout yang telah diberikan. e. Siswa diminta untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok yang telah mereka kerjakan ke depan kelas. f. Siswa lain dapat meminta penjelasan kembali atau memberi tanggapan terhadap presentasi hasil kerja kelompok yang telah ditampilkan. g. Guru memberikan arahan ketika siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok agar siswa lebih paham. h. Guru memberikan kuis di akhir pertemuan sebagai bahan evaluasi dari proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. i. Membimbing siswa dalam menyimpulkan materi yang telah dilaksanakan. j. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang terbaik disetiap pertemuanya. 3. Tahap akhir. Pada tahap akhir akan dideskripsikan hasil berdasarkan lembar observasi. Lembar observasi diisi setiap pertemuan. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi. Lembar observasi terlebih dahulu divalidasi guna melihat apa-apa saja aktivitas yang diteliti. indikator aktivitas siswa yang dilihat adalah siswa bertanya pada guru tentang materi yang disampaikan guru dan siswa berdiskusi di dalam kelompok, Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan rumus yang dikemukakan oleh Sudjana (1992:130), yaitu: Keterangan: P = persentase aktivitas F = frekuensi aktivitas N = jumlah siswa Analisis data dilakukan untuk perkembangan atau peningkatan aktivitas siswa selama menerapakan model pembelajaran STAD. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil observasi terhadap aktivitas siswa, dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan aktivitas siswa selama menerapkan model pembelajaran STAD. Secara lengkap dapat dilihat pada Gambar berikut. Aktivitas 1 P E R S E N T A S E 60 40 20 0 I II III IV V PERTEMUAN KE- Gambar 1. Grafik Persentase Perkembangan Aktivitas Siswa bertanya pada guru tentang materi yang disampaikan guru. Aktivitas siswa yang bertanya pada guru tentang materi yang disampaikan guru terlihat bahwa pada pertemuan pertama hanya beberapa siswa. Hal ini disebabkan karena siswa dalam masa penyesuaian diri dengan model pembelajaran yang diterapkan guru. Sedangkan pada pertemuan kedua mengalami peningkatan walaupun masih beberapa siswa saja. Pada pertemuan ketiga mengalami penurunan karena pada pertemuan ketiga ini pembelajaran dilaksanakan pada siang hari sehingga siswa yang tidak fokus terhadap materi pelajaran. Akibatnya beberapa orang siswa saja yang terlihat mau bertanya pada guru mengenai materi yang disampaikan. Untuk mengatasi masalah tersebut maka pada pertemuan selanjutnya 37 Vol. 1 No. 1 (2012) : Jurnal Pendidikan Matematika Hal. 35-39 guru memberikan nilai tambah kepada siswa yang mau bertanya mengenai materi yang disampaikan sehingga pada pertemuan keempat dan kelima terlihat aktivitas ini mengalami peningkatan. Aktivitas ini mengalami peningkatan dikarenakan model pembelajaran STAD menuntut siswa untuk aktif bertanya seputar materi yang disampaikan guru. Setiap siswa yang berada pada kelompoknya harus bertanya pada guru. Jika partisipasi bertanya pada guru setiap anggota kelompok tinggi maka akan menambah penilaian terhadap kelompok mereka. Hal ini mengakibatkan mereka berkompetisi untuk menjadi kelompok yang terbaik. kurang memahami materi maka teman anggota kelompoknya harus membantu agar semua anggota kelompok bisa memahami materi secara bersama. Pada setiap kelompok terjadi interaksi sesama anggota kelompok dalam memahami materi. Oleh karena itu aktivitas diskusi dalam kelompok mengalami peningkatan pada setiap pertemuanya. Aktivitas 3 80 60 40 Aktivitas 2 P E R S E N T A S E 20 0 100 I 50 0 I II III IV V PERTEMUAN KE- Gambar 2. Grafik Persentase Perkembangan Aktivitas Siswa berdiskusi dalam kelompok Aktivitas siswa berdiskusi dalam kelompok mengalami perubahan dari pertemuan pertama sampai pertemuan kelima. Perubahan dari setiap pertemuan cenderung mengalami peningkatan. Hal ini dikarenakan setiap kelompok berusaha untuk menjadi kelompok terbaik. Semua anggota kelompok berusaha untuk saling membantu temannya dalam memahami materi dan menyelesaikan latihan yang ada pada handout agar memperoleh nilai kuis yang baik dan nantinya akan disumbangkan untuk nilai kelompok mereka. Pada pembelajaran STAD menuntut siswa untuk berdiskusi dalam kelompoknya. Tujuan dari diskusi itu adalah agar setiap anggota kelompok memahami materi yang disampaikan oleh guru. Jika ada salah satu dari anggota kelompok yang II III IV V Gambar 3. Grafik Persentase Perkembangan Aktivitas Siswa mampu bekerjasama dalam menyelesaikan suatu permasalahan dengan teman kelompoknya Aktivitas siswa dalam bekerjasama untuk memecahkan suatu permasalahan dengan teman kelompok mengalami peningkatan. Berdasarkan Gambar 3 terlihat pada pertemuan pertama sampai ketiga tergolong sedikit siswa yang mau bekerjasama dalam memecahkan suatu masalah. Hal ini terjadi karena siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran STAD. Pada pertemuan keempat sampai dengan kelima mengalami penigkatan. Peningkatan ini terjadi karena siswa telah terbiasa dengan model pembelajaran STAD yang menuntut kerjasama antara anggota kelompok dalam memecahkan suatu masalah. Jadi, secara keseluruhan, siswa dapat bekerjasama dengan maksimal untuk memecahkan suatu permasalahan dengan teman kelompoknya agar dapat memahami materi yang dipelajari pada tiap pertemuannya. Selama melakukan penelitian, terlihat bahwa siswa kelas eksperimen lebih bersemangat dan merasa senang. Hal ini terjadi karena siswa 38 Vol. 1 No. 1 (2012) : Jurnal Pendidikan Matematika Hal. 35-39 merasa model pembelajaran STAD ini cocok dengan mereka. Dalam proses pembelajaran siswa duduk berkelompok sehingga siswa memiliki kebebasan dalam berekspresi, mulai dari bertanya pada guru tentang materi, mendiskusikan materi pelajaran, dan memecahkan masalah secara bersama-sama. Hal inilah yang membuat mereka senang dan semangat selama proses pembelajaran. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas siswa selama menerapkan model pembelajaran STAD. Aktivitas yang mengalami peningkatan tersebut adalah aktivitas bertanya kepada guru mengenai materi yang disampaikan guru, aktivitas siswa berdiskusi dalam kelompok, dan aktivitas siswa mampu bekerjasama dalam menyelesaikan suatu permasalahan dengan teman kelompoknya. Berdasarkan kesimpulan di atas, dikemukakan beberapa saran yaitu: 1. Guru diharapkan dapat menerapkan model pemebelajaran STAD karena model pembelajaran ini dapat meningkatkan aktivitas siswa. 2. Diharapkan kepada rekan peneliti selanjutnya untuk dapat melanjutkan penelitian dengan variabel serta pokok bahasan lain. DAFTAR PUSTAKA Rusman. 2008. Model - Model Pembelajaran. Bandung: Rajawali Pers. Sardiman. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Grafindo. Sudjana, Nana.1992.Penilaian Hasil dan Proses Belajar Mengajar.Bandung: Ramadja Rosdakarya. Slavin, Robert. E. 2009. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media. 39