ABSTRAK STRATEGI PERANG JEPANG DALAM MENYELESAIKAN SENGKETA IWO JIMA DENGAN PIHAK AMERIKA SERIKAT Sengketa Iwo Jima atau yang lebih dikenal dengan peperangan Iwo Jima merupakan peperangan yang terjadi di pulau Iwo Jima. Iwo Jima merupakan pulau vulkanik di Jepang dan merupakan bagian dari kepulauan Ogasawara. Iwo Jima terletak kurang lebih 650 mill laut 1200 km dari selatan kota Tokyo. Dan di bagian selatan pulau Iwo Jima terdapat gunung Suribachi yang sudah tidak aktif dengan tinggi 168 meter. Iwo Jima juga merupakan pangkalan udara Angkatan Laut Kekaisaran Jepang dimana ada sebuah pangkalan udara dengan panjang landasan yang mencapai 2.650 meter dan lebarnya sekitar 60 meter. Peperangan Iwo jima terjadi pada tanggal 19 Februari 1945 dan berakhir pada tanggal 26 Maret 1945. Peperangan Iwo Jima merupakan peperangan yang terjadi antara Negara Jepang dan Amerika Serikat sebagai dampak adanya Perang Dunia II. Pada Perang Dunia I Jepang mampu mengalahkan Rusia di tahun 1904 – 1905 dan Jepang dinyatakan sebagai salah satu pemenang Perang Dunia I. Akan tetapi, kemenangan tersebut tidak membuat Jepang merasa puas sehingga Jepang ikut bergabung kedalam blok poros bersama Jerman dan Italia pada Perang Dunia II. Sedangkan, Amerika Serikat bergabung kedalam blok sekutu. Jepang secara terang – terangan menyatakan perang terhadap Amerika Serikat dengan merebut pangkalan udara Amerika Serikat di Filipina dan menguasai Hongkong, Malaya, Borneo, Birma dan Hindia Belanda yang Universitas Sumatera Utara merupakan Negara jajahan Amerika Serikat. Sebagai puncaknya pada tanggal 7 Desember 1941 Jepang mengebom Pearl Harbor yang merupakan pangkalan angkatan laut terbesar Amerika Serikat di Pasifik. Serangan Jepang tersebut membuat Jepang dan Amerika Serikat ikutan di dalam Perang Dunia II. Pada hari – hari terakhir Perang Dunia II Jepang mulai terdesak atas serangan dari pihak Amerika Serikat. Wilayah jajahan Amerika Serikat yang dimiliki oleh Jepang direbut kembali oleh Amerika Serikat. Jepang yang terdesak atas serangan Amerika Serikat mulai menyusun strategi agar Jepang tidak jatuh dan kalah ketangan Amerika Serikat. Amerika Serikat memilih pulau Iwo Jima yang merupakan pangkalan Angkatan Laut Kekaisaran Jepang sebagai wilayah Jepang yang akan dikuasai pertama kali. Hal ini disebabkan Iwo Jima merupakan pintu gerbang tercepat menuju Tokyo. Dalam peperangan Iwo Jima Jepang memang kalah dalam perebutan wilayah tersebut dan Amerika Serikat pada akhirnya berhasil menguasai Iwo Jima. Akan tetapi jika ditinjau dari segi korban perang Amerika Serikat kalah telak dalam peperangan tersebut. Dalam peperangan Iwo Jima jumlah korban tewas dari Amerika Serikat adalah 20.000 orang dan 6821 orang tertangkap dengan jumlah awal pasukan sebanyak 100.000 orang. Sedangkan, dipihak jepang korban tewas adalah 20.000 orang dan 216 orang tertangkap dengan jumlah awal pasukan sebanyak 20.700 orang. Dalam merebut pulau Iwo Jima Amerika Serikat mendapat serangan pertahanan yang dilakukan oleh pasukan Jepang yang berada di Iwo Jima. Serangan pertahanan tersebut merupakan strategi perang yang telah direncanakan secara matang oleh pasukan Jepang selama Sembilan bulan sebelum Amerika Serikat datang untuk merebut pulau Iwo Jima dari Jepang. Strategi perang tersebut Universitas Sumatera Utara merupakan strategi perang yang mengkombinasikan strategi perang Jepang secara tradisional dan modern. Strategi perang Jepang dalam mempertahankan Iwo Jima secara tradisional yaitu dengan membekali setiap pasukan tentara berupa landasan mental spiritual yang disebut dengan etos (nilai – nilai semangat) “bushidou”. Bushi artinya ‘pejuang’, dan Dou artinya ‘cara’. Jadi, bushido dapat diartikan yaitu cara pejuang. Bushidou mengajarkan aspek hidup yang harus dipunyai seseorang dalam hidup yaitu kejujuran, keberanian, kemurahan hati, kesopanan, kesungguhan, kehormatan dan harga diri serta kesetiaan. Dalam peperangan Iwo Jima juga setiap pasukan Jepang diharuskan membunuh musuh sepuluh orang sebelum mati. Dan pasukan Jepang yang tertangkap juga memilih untuk bunuh diri ketimbang harus menanggung malu karena tertangkap oleh musuh. Dalam hal tersebut menggambarkan bahwa pasukan Jepang benar – benar menggunakan semangat bushidou sebagai landasan mental spiritual mereka karena mereka berani mati dalam mempertahankan negaranya. Sedangkan, strategi perang Jepang dalam mempertahankan Iwo Jima secara modern adalah dengan menggunakan alat–alat teknologi perang modern yang dibuat sendiri oleh Jepang. Alat – alat teknologi perang tersebut berupa senjata senapan mesin baik berupa senapan mesin laras pendek maupun laras panjang yang kecanggihannya berhasil dikembangkan dari pengadopsian senjata bangsa barat. Selain itu, pasukan Jepang juga dilengkapi dengan senjata bayonet. Bayonet merupakan senjata berupa pisau yang di produksi dari tahun 1897 sampai tahun 1945 dengan panjang mata pisau sepanjang 16 inchi. Kemudian, bom dan torpedo juga digunakan untuk melawan kapal yang dikenal sebagai kapal milik Universitas Sumatera Utara