Mengenal Akuntansi Keperilakuan Disiapkan oleh: Agung Praptapa Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman Akuntansi keperilakukan Akuntansi keperilakukan adalah pertemuan antara akuntansi dan ilmu sosial. Akuntansi Keperilakuan berkaitan dengan bagaimana perilaku manusia mempengaruhi data akuntansi dan keputusan bisnis dan juga bagaimana informasi akuntansi mempengaruhi keputusan bisnis dan perilaku manusia. Pengguna Informasi Akuntansi Internal Users External Users Management perusahaan Karyawan Pemegang saham Kreditor Serikat Pekerja Analis keuangan Kantor pemerintah Cabang Utama Akuntansi Akuntansi Keuangan Akuntansi Manajemen Menekankan pada pelaporan Menekankan kepada internal kepada external users users Akuntansi Keperilakuan Berkaitan dengan perilaku manusia dan system akuntansi. Terikat dengan standar akuntansi Meliputi akuntansi keuangan maupun akuntansi manajemen Tidak terikat dengan standar akuntansi Ruang Lingkup Akuntansi Keperilakuan Ruang Lingkup Fokus Contoh Pengaruh perilaku manusia pada perancangan, penyusunan dan penggunaan system akuntansi Bagaimana sikap dan filosofi majanemen mempengaruhi pengendalian akuntansi dan fungsi organisasi Manajer yang penghindar resiko akan memerlukan system pengendalian financial yang berbeda dengan apabila manajernya pengambil resiko. Pengaruh sistem akuntansi pada perilaku manusia Bagaimana system akuntansi mempengaruhi motivasi, produktivitas, pengambilan keputusan, dan kerjasama. Anggaran yang terlampau ketat akan menjadikan orang yakin bahwa tujuan akan sulit sekali dicapai. Anggaran yang terlampau longgar dapat mengakibatkan orang serampangan dan inefisiensi dalam produksi. Metoda untuk memprediksi dan strategi untuk mengubah perilaku manusia. Bagaimana system akuntansi dapat digunakan untuk mempengaruhi perilaku. Struktur pengendalian akuntansi dapat diperketat atau diperlonggar, skema penggajian dapat diubah, atau laporan evaluasi kinerja dapat dimodifikasi. Perkembangan Akuntansi Keperilakuan Tahun 1951 Kontributor / Keterangan Professor Schuyler Dean Holett & Professor Chris Argyris Karya The impact of budgets on people (Research funded by Controllership Foundation of America) 1953 Chris Argyris (Article in Harvard Business Review) 1960s to 1980s Peningkatan jumlah artikel berkaitan dengan keperilakuan di jurnal-jurnal akuntansi. 1976 Terbit jurnal: Accounting, Organization, and Society 1988 Terbit jurnal: Behavioral Research in Accounting (oleh American Accounting Association) 1998 Terbit jurnal: Advances in Accounting Behavioural Research Human Problems with Budgets Perbedaan Behavioral Accounting dan Behavioral Science Perbedaan Behavioral Accounting Behavioral Science Bidang keahlian Utamanya Akuntansi, dengan pengetahuan dasar ilmu sosial Utamanya ilmu social, tanpa pengetahuan akuntansi. Kemampuan dalam melakukan penelitian keperilakuan Bukan utama Utama Pengetahuan dan pemahaman tentang organisasi bisnis dan system akuntansi Utama Bukan utama Orientasi Profesional Ilmiah Pendekaan pada masalah Praktikal Teoritikal dan praktikal Fungsi Melayani klien, memberikan saran kepada manajemen Peningkatan ilmu dan penyelesaian masalah Minat kepada ilmu keperilakuan Dibatasi pada bidang yang berkaitan dengan akuntansi Dibatasi pada sub disiplin yang luas pada ilmu keperilakuan. Perilaku (behavior) Perilaku (behavior) akan berkaitan dengan: sikap (attitude), keyakinan (belief), opini (opinions), nilai (value), dan kebiasaan (habits). Sikap (Attitude) Sikap (attitude) adalah kecenderungan yang dipelajari dalam bereaksi pada sesuatu yang menguntungkan maupun tidak menguntungkan terhadap orang, objek, ide, atau situasi. Kunci dari definisi tersebut adalah kecenderungan dalam menanggapi sesuatu, bukan tanggapannya itu sendiri. Sikap merupakan sesuatu yang dipelajari, terbangun dengan baik, dan sulit diubah. Sikap dibentuk dari pengalaman pribadi, orang tua, teman, dan kelompok social. Sekali dipelajari (learned) sikap menjadi bagian dari kepribadian seseorang dan akan menjadi bagian penting dari konsistensi perilaku seseorang. Contoh sikap: Dua perusahaan yand sama dalam hal jenis usaha dan besar usaha bisa saja bersikap berbeda disaat diumumkannya peraturan pajak baru oleh pemerintah. Sesama akuntan public bersikap berbeda terhadap rancangan undang-undang akuntan public. Komponen Sikap Sikap terdiri dari tiga komponen yaitu: Kognitif (cognitive) Emosi (emotional) Perilaku (behavior) Komponen Sikap Komponen Komponen Kognitif Komponen emosional atau afektif (affective) Komponen perilaku Pengertian Contoh terbentuk dari ide, persepsi, dan kepercayaan yang dimiliki seseorang tentang objek sikap. - Bisnis kita tidak cukup besar untuk menerapkan komputerisasi. - Waktu untuk memproses data hilang untuk pelatihan, memasukkan data, dan kemacetan dalam outputnya. berkenaan dengan perasaan seseorang terhadap objek sikap. - Saya akan dengan senang hati bekerja dengan menggunakan computer - Komputer membuat saya merasa canggung dan tidak nyaman. berkenaan dengan bagaimana seseorang bereaksi terhadap objek sikap. - Kalau perusahaan menerapkan komputerisasi, saya akan keluar. - Begitu program computer terpasang, saya akan mempelajarinya. Keyakinan (Belief) Keyakinan merupakan komponen kognitif dari sikap. Keyakinan bisa berdasar pada bukti ilmiah, prasangka, atau intuisi. Keyakinan bisa terkait dengan objek sikap, namun demikian bisa saja tidak terkait. Misalnya dalam hal keyakinan terhadap mutu computer, seseorang bisa saja yakin computer yang dipakai di kantor tidak bermutu, hanya karena ia tidak kenal dengan mereknya. Walaupun spesifikasi komputernya meyakinkan, namun orang itu tetap yakin bahwa computer tersebut kurang bermutu dibanding dengan computer dengan merek yang ia kenal. Keyakinan juga dapat terbentuk karena hal yang tidak terkait. Komputer dengan merek tertentu dianggap kurang bermutu karena seseorang pernah memiliki pengalaman kurang baik dengan AC dengan merek yang sama. Opini (Opinion) Opini terkadang disamakan dengan sikap atau keyakinan. Namun secara umum, opini dipandang sebagai konsep yang lebih sempit dari pada sikap. Seperti halnya keyakinan, opini berkaitan dengan komponen kognitif dan berkaitan dengan bagaimana seseorang member penilaian atau mengevaluasi suatu objek. Opini akan melalui proses intelektual, meskipun tidak harus disertai bukti yang kuat. Nilai (values) Nilai adalah tujuan hidup yang penting dan standar perilaku. Nilai lebih bersifat umum dari pada sikap. Kalau sikap selalu nerkaitan dengan objek tertentu seperti kebijakan perusahaan, orang, atau situasi, nilai tidak terkait dengan objek tertentu. Seseorang yang memiliki nilai tentang persamaan hak, akan memiliki sikap negative terhadap kebijakan perusahaan yang mengangkat manajer baru berdasarkan senioritas. Hal ini dikarenakan orang tersebut menjunjung tinggi persamaan hak, senior maupun yunior sama-sama berhak menjadi manajer. Kebiasaan (habits) Kebiasaan adalah pola yang dari perilaku yang berulang- ulang, yang tidak disadari dan bersifat otomatis. Fungsi Sikap Fungsi Pengertian Contoh Pemahaman Membantu orang memberikan arti pada situasi atau kejadian baru . Banyaknya kecurangan di perusahaan dipahami orang sebagai merajalelanya kurupsi oleh para petinggi perusahaan tersebut. Kepuasan kebutuhan (need satisfaction) atau kemanfaatan (utilitarian) Kemanfaatan atas sesuatu Sikap negative atau positif seseorang terhadap gagasan kebijakan baru perusahaan bergantung pada seberapa jauh kebijakan tersebut menguntungkan dirinya. Pertahanan ego (ego defense) Mempertahankan ego, pembenaran diri. Menyalahkan orang lain untuk mempertahankan ego. Pernyataan “pimpinan lamban mengambil keputusan” sebenarnya untuk pembenaran bahwa yang bersangkutan mengambil keputusan yang tergesa-gesa. Ekspresi nilai (value expression) Ada kepuasan tersendiri saat seseorang mengekspresikan dirinya melalui sikap. Sikap tidak mau disuap merupakan kepuasan tersendiri. (understanding or knowledge) MOTIVASI Motivasi adsalah proses dari membangkitkan kesadaran untuk melakukan sesuatu. Teori motivasi yang sangat terkenal adalah Hirarki Kebutuhan Maslow. Maslow’s Hierarchy of Need Tingkatan Kebutuhan (dari terendah) Contoh Kebutuhan Fisik Dasar (basic physiological needs) Makan, udara, sex Kebutuhan Keamanan (safety needs) Keamanan fisik maupun psikis Kebutuhan social dan perasaan dimiliki (social and Pertemanan, cinta belongingness needs) Kebutuhan pengakuan (esteem needs) Dihormati, diakui, power, status Kebutuhan aktualisasi diri (self actualization needs) Mewujudkan potensi diri