ILMU KEPERILAKUAN DALAM PERSEKTIF AKUNTANSI BY: SANTI YUNITA AKUNTANSI ADALAH TENTANG MANUSIA Berdasarkan pemikiran perilaku, manusia dan faktor sosial sesungguhnya didesain secara jelas dalam aspek-aspek operasional utama dari seluruh sistem akuntansi. Namun selama ini belum pernah ada yang melihatnya dari sudut pandang semacam itu dan para akuntan belum pernah ada yang mengoperasikan perilaku pada sesuatu yang vakum AKUNTANSI ADALAH TINDAKAN Dalam organisasi semua anggota mempunyai peran yang harus dimainkan guna mencapai tujuan organisasi. Peran tersebut bergantung pada besarnya porsi tanggungjawab dan rasa tanggungjawab anggota tersebut terhadap pencapaian tujuan organisasi. Pencapaian tujuan dalam bentuk kuantitatif juga merupakan salah satu bentuk tanggung jawab anggota organisasi dalam memenuhi keinginannya untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi. DIMENSI AKUNTANSI KEPERILAKUAN 1. Lingkup Akuntansi Keperilakuan lingkup dari akuntansi keperilakuan dapat dibagi menjadi tiga bidang besar. a. Pengaruh perilaku manusia berdasarkan desain, konstruksi, dan penggunaan system akuntansi. Bidang dari akuntansi keperilakuan ini mempunyai kaitan dengan sikap dan filosofi manajemen yang memengaruhi sifat dasar pengendalian akuntansi yang berfungsi dalam organisasi. b. Pengaruh system akuntansi terhadap perilaku manusia. Bidang dari akuntansi keperilakuan ini berkenaan dengan bagaimana system akauntansi memengaruhi motivasi, produktivitas, pengambilan keputusan , kepuasan kerja, serta kerja sama. c. Metode untuk memprediksi dan strategi untuk mengubah perilaku manusia. Bidang ketiga dari akuntansi keperilakuan ini mempunyai hubungan dengan cara system akuntansi digunakan sehingga memengaruhi perilaku. DIMENSI AKUNTANSI KEPERILAKUAN 2. Akuntansi Keperilakuan : Perluasan Logis dari Peran Akuntansi Tradisional. Para akuntan yang berkualitas akan memilih gejala keperilakuan untuk melakukan penyelidikan, karena mereka mengetahui bahwa data keperilakuan sangat berarti untuk melengkapi data keuangan. LINGKUP DAN SASARAN HASIL ILMU KEPERILAKUAN Bernard Berelson dan G.A Stainer menjelaskan secara singkat mengenai definisi keperilakuan, yaitu sebagai suatu riset ilmiah yang berhadapan secara langsung dengan perilaku manusia. Definisi ini menangkap permasalahan inti dari ilmu keperilakuan, yaitu riset ilmiah dan perilaku manusia. LINGKUP DAN SASARAN HASIL DARI AKUNTANSI KEPERILAKUAN Pada masa lalu, para akuntan semata-mata fokus pada pengukuran pendapatan dan biaya yang mempelajari pencapaian kinerja perusahaan di masa lalu guna memprediksi masa depan. Mereka mengabaikan fakta bahwa kinerja masa lalu adalah hasil masa lalu dari perilaku manusia dan kinerja masa lalu itu sendiri merupakan suatu faktor yang akan mempengaruhi perilaku di masa depan. Mereka melewatkan fakta bahwa arti pengendalian secara penuh dari suatu organisasi harus diawali dengan memotivasi dan mengendalikan perilaku, tujuan, serta cita-cita individu yang saling berhubungan dalam organisasi. PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ILMU KEPERILAKUAN DAN AKUNTANSI KEPERILAKUAN Ilmu keperilakuan mempunyai kaitan dengan penjelasan dan prediksi keperilakuan manusia. Akuntansi keperilakuan menghubungkan antara keperilakuan manusia dengan akuntansi. Ilmu keperilakuan merupakan bagian dari ilmu sosial, sedangkan akuntansi keperilakuan merupakan bagian dari ilmu akuntasi dan pengetahuan keperilakuan. Namun ilmu keperilakuan dan akuntansi keperilakuan sama-sama menggunakan prinsip sosiologi dan psikologi untuk menilai dan memecahkan permasalahan organisasi. TEORI PERAN Teori Peran menggambarkan interaksi sosial dalam terminologi aktor-aktor yang bermain sesuai dengan apa-apa yang ditetapkan oleh budaya. Sesuai dengan teori ini, harapan-harapan peran merupakan pemahaman bersama yang menuntun kita untuk berperilaku dalam kehidupan sehari-hari. Menurut teori ini, seseorang yang mempunyai peran tertentu misalnya sebagai dokter, mahasiswa, orang tua, wanita, dan lain sebagainya, diharapkan agar seseorang tadi berperilaku sesuai dengan peran tersebut. Mengapa seseorang mengobati orang lain, karena dia adalah seorang dokter. Jadi karena statusnya adalah dokter maka dia harus mengobati pasien yang datang kepadanya. Perilaku ditentukan oleh peran sosial (Robert Linton, 1936) STRUKTUR SOSIAL Untuk menjelaskan perilaku sosial seseorang dapat dikaji sebagai sesuatu proses yang (1) instinktif, (2) karena kebiasaan, dan (3) juga yang bersumber dari proses mental. William James dan John Dewey menekankan pada penjelasan kebiasaan individual, tetapi mereka juga mencatat bahwa kebiasaan individu mencerminkan kebiasaan kelompok - yaitu adat-istiadat masyarakat atau struktur sosial. Robert Park dari Universitas Chicago memandang bahwa masyarakat mengorganisasikan, mengintegrasikan, dan mengarahkan kekuatan-kekuatan individu- individu ke dalam berbagai macam peran (roles). BUDAYA Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. KOMITMEN ORGANISASI Komitmen organisasi adalah sebagai suatu keadaan dimana seseorang karyawan memihak organisasi tertentu serta tujuan tujuan dan keinginannya untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi tersebut. Menurut Luthan (1998), komitmen organisasi didefinisikan sebagai : - keinginan kuat untuk tetap sebagai anggota organisasi tertentu; - keinginan untuk berusaha keras sesuai keinginan organisasi; - keyakinan tertentu, dan penerimaan nilai dan tujuan organisasi. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMITMEN ORGANISASI Mardiana (2004) mengemukakan komitmen yang dimiliki oleh seorang karyawan terhadap organisasi atau perusahaan dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain : 1. Karakteristik individu, Karakteristik individu merupakan gambaran dari pribadi seseorang yang dibawa dalam tatanan organisasi, dalam dunia kerja dan memiliki kecenderungan untuk selalu berkembang dan mempengaruhi dalam melaksanakan aktivitas pekerjaan. Karakteristik individu disini dapat berupa minat, sikap, kebutuhan, tingkat pendidikan dan motif berprestasi. 2. Karakteristik pekerjaan, Karakteristik pekerjaan dapat berupa variasi kecakapan, identitas tugas,tugas, otonomi dan umpan balik. 3. Pengalaman kerja., Pengalaman kerja merupakan suatu ukuran lamanya seseorang bekerja di suatu organisasi atau instansi, semakin lama seseorang bekerja pada suatu organisasi, maka orang tersebut dapat dikatakan semakin berpengalaman dan dengan pengalaman tersebut diharapkan seseorang dapat lebih produktif dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. KONFLIK PERAN Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Maramis (1994) mengemukakan konflik terjadi apabila seseorang tidak dapat memilih antara dua atau lebih macam kebutuhan atau tujuan. Riyanto (1999) menyatakan konflik peran merupakan suatu gejala psikologis yang dialami oleh anggota organisasi yang bisa menimbulkan rasa tidak nyaman dalam bekerja dan secara potensial akan menurunkan motivasi kerja karyawan. JENIS-JENIS KONFLIK PERAN Gibson, Ivancevich dan Donnelly (1996) mengemukakan bahwa konflik peran dapat dibagi menjadi tiga macam antara lain : Konflik peran pribadi (person role conflict), Konflik peran pribadi terjadi ketika persyaratan-persyaratan peran melanggar nilai dasar, sikap dan kebutuhan individu yang menduduki posisi tersebut. Sebagai contohnya seorang penyelia yang mendapatkan kesulitan untuk memecat bawahannya karena soal keluarga, atau seorang eksekutif yang lebih senang mengundurkan diri daripada melakukan kegiatan yang tidak pantas. Konflik intra peran (intra role conflict) Konflik intra peran terjadi apabila beberapa orang yang berbedabeda menentukan sebuah peran menurut rangkaian harapan yang berbeda-beda sehingga tidak mungkin bagi orang yang menduduki peran tersebut untuk memenuhi semuanya. Hal ini mungkin akan terjadi apabila peran tertentu mempunyai serangkaian peran yang kompleks, dalam arti banyak hubungan peran yang berbeda-beda. Sebagai contohnya seorang penyelia di situasi industri mempunyai serangkaian peran yang agak kompleks sehingga dapat mengalami konflik intra peran. Konflik antar peran (inter role conflict) Konflik antar peran muncul karena orang menghadapi berbagai peran. Hal ini terjadi karena individu sekaligus memainkan banyak peran, beberapa diantara peran ini mempunyai harapan yang saling bertentangan. Sebagai contohnya seorang ilmuwan yang bekerja di pabrik kimia, yang juga merangkap menjadi anggota manajemen, mungkin mengalami konflik peran semacam ini. JENIS-JENIS KONFLIK PERAN Miles dan Perreault (Munandar, 2001) membedakan empat jenis konflik peran yaitu : Konflik peran pribadi, muncul bilamana seorang karyawan ingin melakukan tugas berbeda dari yang disarankan dalam uraian pekerjaannya Konflik intra sender, muncul bilamana seorang karyawan menerima penugasan tanpa memiliki tenga kerja yang cukup untuk dapat menyelesaikan tugas dengan berhasil Konflik inter sender, muncul bilamana seorang karyawan diminta untuk berperilaku sedemikian rupa sehingga terdapat orang merasa puas dengan hasilnya, sedangkan orang lain tidak Konflik peran dengan beban berlebih, muncul bilamana seorang karyawan mendapat penugasan kerja yang terlalu banyak dan tidak dapat ditangani secara efektif. KONFLIK KEPENTINGAN Konflik kepentingan adalah suatu keadaan sewaktu seseorang pada posisi yang memerlukan kepercayaan, seperti pengacara, politikus, eksekutif atau direktur suatu perusahaan, memiliki kepentingan profesional dan pribadi yang bersinggungan. Menurut prinsip manajemen yang dikemukakan oleh Henry Fayol (1914), kepentingan pribadi atau kelompok harus tunduk kepada kepentingan organisasi secara keseluruhan. PEMBERDAYAAN KARYAWAN Perberdayaan karyawan berarti penciptaan sebuah lingkungan di mana karyawan memiliki wewenang yang lebih untuk menyelesaikan pekerjaan mereka dengan konsekuensi mereka bertanggungjawab atas hasil penciptaan sebuah lingkungan karyawan dimana karyawan memiliki wewenang yang lebih banyak untuk menyelesaikan pekerjaan mereka dengan konsekuensi mereka bertanggungjawab atas hasil pekerjaan tersebut.