TINJAUAN TERHADAP ILMU KEPERILAKUAN DALAM PRESPEKTIF AKUNTANSI A. Mengapa mempertimbangkan aspek keperilakuan pada akuntansi Akuntansi adalah Tentang Manusia Berdasarkan pemikiran perilaku, manusia dan faktor sosial secara jelas di desain dalam aspek-aspek operasional utama dari seluruh sistem akuntansi. Belum pernah ada sudut pandang semacam itu, dan para akuntan belum pernah mengoperasikan perilaku kepada suatu yang vakum. Para akuntan secara berkelanjutan membuat beberapa asumsi mengenai bagaimana mereka membuat orang termotivasi, bagaimana mereka menginterprestasikan dan menggunakan informasi akuntansi, dan bagaimana sistem akuntansi mereka sesuai dengan kenyataan manusia dan memengaruhi organisasi. Jika akuntan berhubungan dengan efektifitas dan prosedur perusahaan secara luas, maka mereka juga selayaknya memonitor ketepatan asumsi yang bersifat kontradiktif terhadap apa yang mereka lihat dan realitas perusahaan. Akuntansi adalah Tindakan Dalam organisasi, semua anggotanya mempunyai peran yang harus dimainkan dalam mencapai tujuan organisasi. Peran tersebut bergantung pada seberapa besar porsi tanggung jawab dan rasa tanggung jawab anggota tersebut terhadap pencapaian tujuan. Rasa tanggug jawab tersebut pada sebagian organisasi dihargai dalam bentuk penghargaan tertentu. Pencapaian tujuan dalam bentuk kuantitatif juga merupakan salah satu bentuk tanggung jawab organisasi 1 dalam memenuhi keinginannya untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi. Peran anggota organisasi sangat berpengaruh pada pencapaian tujuan. B. Dimensi Akuntansi Keperilakuan Lingkup Akuntansi Keperilakuan Ruang lingkup akuntansi keperilakuan sungguh luas, yang meliputinya antara lain : 1. Aplikasi dari konsep ilmu keperilakuan terhadap desain dan kostruksi system akuntansi. 2. Studi reaksi manusia terhadap format dan isi laporan akuntansi. 3. Cara dengan mana informasi diproses untuk membantu dalam pengambilan keputusan. 4. Pengembangan teknik pelaporan yang dapat mengkomunikasikan perilaku pemakai data. 5. Pengembangan strategi untuk memotivasi dan memengaruhi perilaku, citacita, serta tujuan dari orang-orang yang menjalankan organisasi. Akuntansi Keperilakuan: Perluasan Logis dari Peran Akuntansi Tradisional Sejak meningkatnya jumlah orang yang telah memberikan pengakuan terhadap beberapa aspek perilaku dan sosial dari akuntansi belakangan ini, terdapat suatu kecendrungan untuk memandang secara lebih luas terhadap bagian akuntansi yang lebih substansial. Prespektif perilaku menurut pandangan ini telah dipenuhi dengan baik sehingga membuat system akuntansi yang lebih dapat dicerna dan lebih bisa diterima oleh para menejer dan karyawan. Pelayanan akuntansi mungkin juga telah sampai pada puncak permasalahan yang rumit dan 2 gagasan akuntansi dapat muncul dari beberapa nilai yang ada. Tetapi, pertimbangan social dan perilaku tidak berarti mengubah resep dari tugas akuntansi secara radikal. Para akuntan dalam perusahaan serta masyarakat akademis, menrut pandangan popular ini, mulai mengembangkan prespektif mereka sendiri dalam mendekati beberapa pengertian yang mendalam mengenai pemahaman atas perilaku manusia pada orgaisasi. C. Lingkup dan Sasaran Hasil Ilmu Keperilakuan Ilmu keperilakuan adalah bagian dari ilmu sosial manusia. Ilmu sosial meliputi disiplin ilmu antropologi, ekonomi, sejarah, politik, psikologi, dan sosiologi. Ilmu keperilakuan meliputi psikologi dan sosiologi, aspek ekonomi keperilakuan dan ilmu pengetahuan politik, serta aspek antropologi keperilakuan. Beberapa jurnal telah menerbitkan artikel yang didasarkan pada metode riset keperilakuan, pengembangan teori, aplikasi praktik, dan uraian perilaku manusia dalam berbagai pengaturan. Terdapat banyak temuan-temuan riset dari para ilmuan setiap tahunnya mengenai perkembangan literatur ilmu keperilakuan. D. Lingkup dan Sasaran Hasil dari Akuntasi keperilakuan Para akuntan keperilakuan memusatkan perhatian mereka pada hubungan antara perilaku dan system akuntansi. Mereka menyadari bahwa proses akuntansi melibatkan ringkasan dari sejumlah kejadian ekonomi makro yang dihasilkan dari perilaku manusia dan akuntansi itu sendiri, serta dari beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku, yang pada gilirannya secara bersama-sama akan menentukan semua keberhasilan peristiwa ekonomi. 3 Para akuntan keperilakuan melihat kenyataan bahwa perusahaan yang melakukan penjualan terlebih dahulu mempertimbangkan perilaku juru tulis yang mencatat pesanan pelanggan melalui telepon. Para juru tulis tersebut harus menyadari bahwa tujuan mereka melakukan pekerjaan itu adalah untuk kelangsungan hidup organisasi. Para akuntan keperilakuan juga menyadari bahwa mereka dapat dengan bebas mendesain sistem informasi untuk memengaruhi motivasi, semangat, dan produktivitas karyawan. Tanggung jawab mereka menjangkau keluar pengumpulan dan pengukuran data yang sederhana untuk meliputi persepsi dan penggunaan laporan akuntansi oleh orang lain. Akuntan keperilakuan percaya bahwa tujuan utama laporan akuntansi adalah untuk memengaruhi perilaku dalam rangka memotivasi tindakan yang diinginkan. E. Persamaan dan Perbedaan Ilmu Keperilakuan dan Akuntansi Keperilakuan Ilmu keperilakuan mempunyai kaitan dengan penjelasan dan prediksi keperilakuan manusia. Akuntansi keperilakuan menghubungkan antara keperilakuan manusia dengan akuntansi. Ilmu keperilakuan merupakan bagian dari ilmu sosial, akuntansi keperilakuan merupakan bagian dari ilmu akuntansi dan pengetahuan keperilakuan. Sedangkan perbedaannya, ilmuan keperilakuan terlibat dalam riset terhadap aspek-aspek teori motivasi , kepuasan sosial, maupun bentuk sikap. Sementara para akuntan keperilakuan menerapkan unsur-unsur khusus dari riset atau teori tersebut untuk memghasilkan hubungan dengan situasi akuntansi yang ada. Namun terdapat perbedaan penting diantara keduanya dalam hubungannya dengan sasaran hasil, fokus, pendidikan, keahlian , dan fungsi 4 masing-masing. Akuntansi adalah suatu profesi dan adalah sangat diinginkan agar para akuntan menjadi terlatih untuk memikirkan tindakan secara profesional. Pelatihan ini berbeda dari pengalaman yang dilihat oleh para ilmuan. F. Prespektif Berdasarkan Perilaku Manusia: Psikologi, sosiologi, dan Psikologi Sosial Psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang berusaha untuk mengukur, menjelaskan, dan terkadang untuk mengubah perilaku manusia. Para psikologi memperhatikan, mempelajari, dan berupaya untuk memahami perilaku individual. Sosiologi mempelajari orang-orang dalam hubungannya sesama manusia. Secara spesifik, sosiologi telah memberikan kontribusi yang besar pada perilaku organisasi melalui studi mereka terhadap perilaku kelompok dalam organisasi, terutama organisasi yang formal dan relative rumit. Psikologi sosial adalah suatu bidang kajian didalam psikologi, tetapi memadukan konsep-konsep baik dari psikologi maupun sosiologi. Psikologi social memfokuskan pada pengaruh satu-satu tehadap orang lain. Dari ketiga ilmu tersebut, yaitu psikologi, sosiologi, dan psikologi sosial menjadi kontributor utama dari ilmu keperilakuan. Ketiganya melakukan pencarian untuk menguraikan dan menjelaskan perilaku manusia, walaupun secara keseluruha mereka memiliki perspektif yang berbeda mengenai kondisi manusia. 5 G. Beberapa Hal Penting dalam Perilaku Organisasi · 1. Teori peran Peran merupakan komponen perilaku nyata yang disebut norma. Normanorma adalah harapan dan kebutuhan perilaku yang sesuai untuk suatu peranan tertentu. Tiap-tiap peran berhubungan dengan suatu identitas yang menggambarkan individu dalam hal bagaimana mereka perlu bertindak dalam situasi khusus. · 2. Struktur sosial Studi keperilakuan manusia yang sistematis bergantung pada dua fakta. Pertama, orang-orang bertindak secara teratur dengan pola yang berulang. Kedua, orang-orang tidak mengisolasikan bentuk, tetapi mereka saling berhubungan satu dengan yang lainnya. · 3. Budaya Budaya merupakan satu titik pandang yang pada saat yang bersamaan dijadikan jalan hidup oleh suatu masyarakat. Tidak terdapat masyarakat tanpa suatu budaya, dan budaya tidak ada diluar suatu masyarakat. · 4. Komitmen organisasi Komitmen organisasi merupakan tingkat sampai sejauh mana seorang karyawan memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya, serta berniat untuk mempertahankan keanggotaanya dalam organisasi itu. · 6 5. Konflik peran Konflik peran merupakan suatu gejala psikologis yang dialami oleh anggota organisasi, yang bisa menimbulkan rasa tidak nyaman dalam bekerja dan berpotensi untuk menurunkan motivasi kerja. · 6. Konflik kepentingan Konflik kepentingan menganut pandangan bahwa urusan pribadi harus dipisahkan dari bisnis serta bahwa kepentingan perusahaan harus lebih didahulukan daripada kepentingan pribadi, maka banyak eksekutif yang sukses dalam memimpin dan mengatur perusahaan, tetapi gagal dalam memimpin dan mengatur keluarga. Maka konflik kepentingan dapat merugikan karyawan dan perusahaan dan memberikan pengaruh negatif terhadap kinerja karyawan. · 7. Pemberdayaan karyawan Pemberdayaan karyawan dilakukan untuk : a. Meningkatkan motivasi guna mengurangi kesalahan dan mendorong karyawan untuk bertanggungjawab. b. Meningkatkan dan mengembangkan kreativitas dan inovasi c. Mendorong peningkatan kualitas produk dan jasa d. Meningkatkan kepuasan pelanggan dengan mendekatkan karyawan terhadap pelanggan, sehingga karyawan dapat melayani dengan lebih baik. e. Meningkatkan kesetiaan dan mengurangi tingkat kemangkiran f. Mendorong kerja sama yang lebih baik 7 g. Mengurangi tugas pengawasan dari manajemen menengah dalam pekerjaan operasional sehari-hari h. Menyiapkan karyawan untuk berkembang dan menghadapi perubahan 8 DAFTAR PUSTAKA Aranya, dkk. 1990. “Accounting Information and The Outcome of Collective Bargaining: Some Explanatory Evidence, “Behavioral Research in Accounting, 2:31. Bamber, Snowball, dan Tubbs, 1989. Beau dan Yamoor, 1985.”Measuring Dental Student: Ethical Sensitivity,”journal of Dental Education, Maret1985, 225-235. Cherrington, 1994. Organizational Behavior, “Edisi kedua, oleh Allyn dan Bacon. Henry Fayol, 1914. Industrialand General Administration, Paris:Dirrad. Hofstede, Gerrt, 1980. “Motivation, Leadership and Organization: Do American Theories Apply Abroad?“ Organizational Dynamics, Musim Panas. Mas’ud, Fuad, 2002. “40 Mitos Manajemen Sumber daya Manusia, “Universitas Diponegoro. 9