ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT PREDIKSI FINANCIAL DISTRES BAGI PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2009 – 2012 Indra Hastuti STMIK Duta Bangsa Surakarta Edi Purwanto STIE Wijaya Mulya Surakarta ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memprediksi kemungkinan kesulitan keuangan (financial distress) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009 – 2012 dan untuk menganalisis pengaruh rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, dan ukuran perusahaan terhadap kondisi financial distress pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009 – 2012. Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia, dari tahun 2009-2012, dengan jumlah sampel penelitian sebanyak 156 perusahaan manufaktur. Penelitian ini menggunakan regresi linier berganda sebagai instrumen analisis. Metode analisis terdiri dari uji asumsi klasik, uji F, uji t dan R Square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, dan ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap financial distress. Kata kunci: rasio likuiditas, rasioleverage,rasio aktivitas, ukuran perusahaan, danfinancial distress. PENDAHULUAN Kinerja suatu perusahaan akan dapat diketahui dari hasil analisis laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Hasil analisis laporan keuangan yang menunjukkan kinerja perusahaan tersebut dapat digunakan sebagai dasar penentu kebijakan bagi pemilik, manajer dan investor. Analisis terhadap rasio dapat menjelaskan saling keterkaitan yang ada antara variabel-variabel bersangkutan yang menghubungkan dua data keuangan (neraca atau laporan laba rugi), dengan cara membagi satu data dengan data lainnya (Halim, 2007:56). Financial distress merupakan kondisi keuangan yang terjadi sebelum kebangkrutan ataupun likuidasi. Menurut Atmini dan Wuryana (2005:1), financial distress adalah konsep luas yang terdiri dari beberapa situasi di mana suatu perusahaan menghadapi masalah kesulitan 100 keuangan. Istilah umum untuk menggambarkan situasi tersebut adalah kebangkrutan, kegagalan, ketidakmampuan melunasi hutang dan default. Ketidakmampuan melunasi hutang menunjukkan kinerja negatif dan menunjukkan adanya masalah likuiditas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memprekdisi kemungkinan kesulitan keuangan (financial distress) pada perusahaan b. Perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan (jangka pendek) dan manajemennya berhasil mengatasi dengan baik sehingga tidak pailit (bangkrut). c. manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2009 – 2012 dan Untuk d. Perusahaan yang tidak mengalami kesulitan keuangan tetapi menghadapi kesulitan yang bersifat non keuangan sehingga diambil keputusan menyatakan pailit. Perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan dan manajemen tidak berhasil mengatasinya sehingga akhirnya jatuh pailit. menganalisis pengaruh rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, dan ukuran perusahaan terhadap kondisi financial distress pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2009 – 2012. Analisis Rasio Keuangan Menurut Harahap (2009:297), rasio keuangan merupakan angka yang diperoleh dari K A J I A N P U S TA K A D A N PERUMUSAN HIPOTESIS hasil perbandingan dari satu akun laporan keuangan dengan akun lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan.Menurut Kesulitan Keuangan (Financial Distress) Financial distress merupakan kondisi dimana keuangan perusahaan dalam keadaan tidak sehat atau krisis dan terjadi sebelum kebangkrutan. Perusahaan tidak selalu berjalan sesuai dengan rencana. Pada situasi tertentu, perusahaan mungkin akan mengalami kesulitan keuangan yang ringan seperti mengalami kesulitan likuiditas (tidak bisa membayar gaji pegawai, bunga hutang). Jika tidak diselesaikan dengan benar, kesulitan kecil tersebut bisa berkembang menjadi kesulitan yang lebih besar, dan bisa sampai pada kebangkrutan (Mamduh, 2007:255) Munawir (2002:291) bahwa dalam kaitannya dengan kesehatan keuangan dan potensi kebangkrutan perusahaan dapat dikelompokkan menjadi empat kategori: a. Simamora (2002:357), analisis rasio merupakan cara penting untuk menyatakan hubungan-hubungan yang bermakna diantara komponen dari laporan-laporan keuangan. Rasio menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio yang akan menjelaskan atau menggambarkan kepada penganalisa baik atau buruknya keadaan posisi keuangan suatu perusahaan.Dalam penelitian ini, penulis menggunakan aspek rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, dan ukuran perusahaan. 1. Rasio Likuiditas Menurut Harahap (2009:301), rasio likuiditas merupakan rasio yang mengukur Perusahaan yang tidak mengalami kesulitan kemampuan keuangan (posisi keuangan jangka pendek kewajiban jangka pendeknya. Untuk dapat maupun jangka panjang sehat sehingga tidak memenuhi kewajibannya yang sewaktu- mengalami kebangkrutan). waktu ini, perusahaan maka memenuhi perusahaan mempunyai alat-alat untuk harus 101 Indra Hastuti; Edi Purwanto membayar yang berupa aset-aset lancar yang jumlahnya harus jauh lebih besar dari pada kewajiban-kewajiban yang harus segera dibayar berupa kewajibankewajiban lancar. Mengenai rasio-rasio likuiditas sebagaimana yang diutarakan, menurut Riyanto (2010:332), termasuk dalam rasio likuiditas, antara lain: Rasio Lancar (Current Ratio) Rasio lancar merupakan perbandingan antara aset lancar dengan kewajiban lancar. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: Aktiva Lancar Rasio Lancar = Kewajiban Lancar 2. Rasio Leverage Menurut Harahap (2009:306), rasio leverage merupakan rasio yang mengukur seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh kewajiban atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh ekuitas. Setiap penggunaan utang oleh perusahaan akan berpengaruh terhadap rasio dan pengembalian. Rasio ini dapat digunakan untuk melihat seberapa resiko keuangan perusahaan. Mengenai rasio-rasio leverage sebagaimana yang diutarakan, menurut Riyanto (2010:333), dapat dilihat pada uraian sebagai berikut: Rasio Hutang (Debt Ratio) Rasio ini merupakan perbandingan antara total kewajiban dengan total aset. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: Debt Ratio = 3. Total kewajiban Total aset Rasio Aktivitas Menurut Harahap (2009:308), rasio aktivitas menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian, dan kegiatan lainnya. Rasio ini dinyatakan sebagai perbandingan penjualan dengan berbagai elemen aset. Penjual Fixed Assed Tumover = Jumlah aktiva tetap 4. Ukuran Perusahaan Menurut Sartono (2010:249), perusahaan besar yang sudah wellestablished akan lebih mudah memperoleh modal di pasar modal dibanding dengan perusahaan kecil. Karena kemudahan akses tersebut berarti perusahaan besar memiliki fleksibilitas yang lebih besar pula. Dalam penelitian ini, ukuran perusahaan diukur dengan total aset perusahaan, karena total aset lebih dapat mengukur besar kecilnya perusahaan. METODE PENELITIAN Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 156 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2009 - 2012. Definisi Operasional dan Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah, rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, ukuran perusahaan, dan Financial Distress. 1. Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban financial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia, dimana rasio likuiditas yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Rasio Lancar = Hutang Aktiva Lancar Lancar x 100% 102 2. Rasio leverage keuangan adalah suatu asumsi klasik, uji F, uji parsial dan uji Koefisien ukuran yang menunjukkan sampai sejauh Determinasi (R2). Persamaan regresi linier mana sekuritas berpenghasilan tetap (hutang dan saham preferen) digunakan dalam sturktur modal perusahaan, dimana rasio leverage yang biasa digunakan perusahaan dan yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Debt Rasio = 3. Aktiva Hutang x 100% Total Aset Rasio aktivitas mengukur sejauh mana efektivitas manajemen mengelola aset-asetnya, perusahaan Rasio ini merupakan perbandingan antara penjualan dengan aktiva tetap bersih. Rumus fixed asset turn over yang digunakan : Penjualan Fixed assed tumover = Jumlah 4. 5. X1 X2 X3 : rasio likuiditas : rasio leverage : rasio aktivitas X4 : ukuran perusahaan ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN a. Uji Normalitas Berdasarkan hasil pengujian normalitas dengan menggunakan uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Z, diperoleh nilai Asymp. Sig (2-tailed)> 0,325 yang lebih besar dari 0,05 artinya data terdistribusi normal. b. Uji multikolinieritas Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa nilai tolerance variabel rasio likuiditas (X1), variabel rasio leverage (X2), variabel rasio aktivitas (X3), dan variabel ukuran perusahaan (X4) < 10. Masing-masing variabel rasio likuiditas (X1), variabel rasio leverage (X2), variabel rasio aktivitas (X3), dan variabel ukuran perusahaan (X4) tidak saling berkorelasi linier, jadi asumsi multikolinieritas terpenuhi. Uji heteroskedastisitas Dari hasil uji heteroskedastisitas dengan menggunakan uji Glejser diketahui bahwa masing-masing variabel independen terbukti tidak signifikan karena nilai aktiva tetap x 100% Ukuran perusahaan, menggambarkan seberapa besar perusahaan dan seberapa banyak total asset yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam penelitian ini, ukuran perusahaan diukur dengan total aset perusahaan, karena total aset lebih dapat mengukur besar kecilnya perusahaan. Financial Distress diproksi dengan menggunakan Profit Margin ratio (rasio antara laba (rugi) usaha terhadap penjualan bersih) Perusahaan yang memiliki Profit Margin rasio negatif selama dua tahun berturut-turut dianggap sebagai perusahaan yang mengalami financial distress. Financial Distress dalam penelitian ini diukur dengan : Profit Margin = berganda adalah sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e dimana : Y : financial distress a : Nilai konstanta b1, b2, b3, dan b4 : Koefisien regresi masing-masing variabel Laba(rugi) usaha Penjualan bersih x 100% Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang dipergunakan adalah regresi linier berganda, dengan uji c. thitung< ttabel (1,960) dan nilai Sig > taraf signifikan (α) = 0,05. Dengan demikian Indra Hastuti; Edi Purwanto disimpulkan bahwa model regresi yang digunakan dalam penelitian ini tidak terjadi masalah heteroskedastisitas, jadi asumsi heteroskedastisitas terpenuhi. d. Uji autokorelasi Nilai DW 2,266 dibandingkan dengan nilai tabel signifikansi 5%, jumlah sampel 39 (n) dan jumlah variabel independen 4 (K=4) = 4;39 maka diperoleh nilai du 1,7215. Nilai DW 2,266 lebih besar dari batas atas (du) yakni 1,722 dan kurang dari f. (4-du) 4 – 1,722 = 2,278 dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi. e. 103 variabel financial distress dengan asumsi variabel ukuran perusahaan, variabel rasio likuiditas, dan variabelrasio leverage konstan. b4 = 1,725E-9 b e r a r t i p e n i n g k a t a n variabel ukuran perusahaan akan meningkatkan variabel financial distress dengan asumsi variabel rasio likuiditas, variabel rasio leverage, dan variabel rasio aktivitas konstan. Ujit 1) Variabel rasio likuiditas (X 1) terhadap variabel financial distress (Y) Uji regresi linier berganda Pengujian regresi linier berganda dapat Perhitungan thitung untuk variabel rasio likuiditas (X1) diperoleh nilai dibuat persamaan regresi sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 Y = -0,223 + 1,616X1 + 0,001X2 + thitung = 7,263> nilai ttabel = 1,960 dan nilai signifikan sebesar 0,000 < 0,05 sehingga H 0 ditolak, artinya variabel 0,002X3 + 1,725E-9X4 Berdasarkan persamaan regresi di atas, dapat diinterpretasikan sebagai berikut: a = -0,223 berarti apabila variabel rasio likuiditas, variabel rasio leverage, variabel rasio aktivitas, dan variabel ukuran perusahaan sama dengan nol, maka variabel financial distress bernilai negatif sebesar 0,223. b1 = 1,616 berarti peningkatan variabel rasio likuiditas akan meningkatkan variabel financial distress dengan asumsi variabel rasio leverage, variabel rasio aktivitas, dan variabel ukuran perusahaan kerja konstan. b2 = 0,001 berarti peningkatan variabelrasio leverage akan meningkatkan variabel financial distress dengan asumsi variabel rasio aktivitas, variabel ukuran perusahaan, dan variabel rasio likuiditas konstan. b3 = 0,002 berarti peningkatan variabel rasio aktivitas akan meningkatkan rasio likuiditas (X1) berpengaruh signifikan terhadap variabel financial distress (Y). 2) Variabel rasio leverage (X2) terhadap variabel financial distress (Y) Perhitungan thitung untuk variabel rasio leverage (X2) diperoleh nilai thitung = 3,661> nilai ttabel = 1,960 dan nilai signifikan sebesar 0,001 < 0,05 sehingga H0 ditolak, artinya variabel rasio leverage (X2) berpengaruh signifikan terhadap variabel financial distress (Y). 3) Variabel rasio aktivitas (X3) terhadap variabel financialdistress (Y) Perhitungan thitung untuk variabel rasio aktivitas (X3) diperoleh nilai thitung = 4,272> nilai ttabel = 1,960 dan nilai signifikan sebesar 0,000 < 0,05 sehingga H0 ditolak, artinya variabel perilaku (X3) berpengaruh signifikan terhadap variabel financial distress (Y). 104 4) Variabel ukuran perusahaan (X4) h. terhadap variabel financial distress RAdjustedsebesar 0,700variabel independen (rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, dan ukuran perusahaan) memberikan informasi 70% terhadap variabel dependen financial distressdan sisanya diterangkan oleh variabel independen lain sebesar 30%. (Y) Perhitungan thitung untuk variabel ukuran perusahaan (X4) diperoleh nilai thitung = 4,481> nilai ttabel = 1,960 dan nilai signifikan sebesar 0,000 < 0,05 sehingga H0 ditolak, artinya variabel ukuran perusahaan (X4) berpengaruh signifikan terhadap variabel financial distress (Y). g. Uji Hipotesis dengan Uji F Uji F digunakan untuk menguji apakah sekelompok variabel independen (rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, dan ukuran perusahaan) secara bersamasama mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen (financial distress) Ftabel = a; k-1; n-k = 0,05; 4-1; 39 – 4 = 0,05; 3; 35 = 2,90 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh 2 Uji Koefisien Determinasi (R ) KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa (1) Analisis Ratio Keuangan dapat digunakan untuk memprekdisi kemungkinan kesulitan keuangan (financial distress) dan (2) Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio Leverage, serta ukuran perusahaan berpengaruh terhadap financial distress pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2009 – tahun 2012, karena (p < 0,05). Penelitian ini memiliki keterbatasan, yaitu hanya menggunakan satu jenis industri sehingga tidak dapat digeneralisasi untuk semua industri Fhitung19,865> Ftabel 2,90 dan nilai signifikan dan sebesar 0,000 < 0,05 sehingga Ho ditolak, berdasarkan profit margin rasio sehingga belum dapat menjelaskan secara sempurna prediksi artinya variabel rasio likuiditas, variabel rasio leverage, variabel rasio aktivitas, dan variabel ukuran bersama-sama perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap variabel financial distress (Y). prediksi financial distress hanya financial distress perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia. Indra Hastuti; Edi Purwanto DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Faisal (2003),Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Malang: UMM. Press. Bursa Efek Indonesia, Surakarta: Riset Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sebelas Maret. Diyah, Arikunto, Suharsimi (2006),Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta: PT.Rineka Cipta. Atika, Darminto, Handayani (2012),Pengaruh Beberapa Rasio Keuangan Terhadap Prediksi Kondisi Financial Distress, Malang, Fakultas Imu Administrasi Universitas Brawijaya Malang. Atmini, Sari dan Wuryana (2005), Manfaat Laba dan Arus Kas Untuk Memprediksi Kondisi Financial Distress Pada Perusahaan Textile Mill Products dan Apparel and Other Textile Products yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Simposium Akuntansi 8. Solo. Baridwan, Zaki (2004),Intermediate Accounting. Yogyakarta: BPFE. Bodie Zvi, Kane Alex, dan Marcus Alan (2006),Investments. Jakarta: Salemba Empat. Brigham dan Houston (2010),DasardasarManajemen Keuangan. Jakarta : Salemba Empat. 105 Pujiati dan Erman Widanar (2009),Pengaruh Struktur Kepemilikan Te rh a d a p N i l a i P e r u s a h a a n : Keputusan Keuangan sebagai Variabel Intervening,Jurnal Ekonomi Bisnis dan Akuntansi Ventura, Vol. 12. No.1. Emrinaldi, (2007),Analisis Pengaruh Praktek Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance) Terhadap Kesulitan Keuangan Perusahaan (Financial Distress) : Suatu Kajian Empiris, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 9, No. 1. Fachrudin, Khaira Amalia (2008),Kesulitan Keuangan Perusahaan dan Personal, Medan: USU Press. Fahmi, Irham (2011),Analisis Kinerja Keuangan, Bandung: Alfabeta. Foster, George (1986),Financial Statement Analysis. New Jersey: Englewood Cliffs, Prentice Hall. Halim, Abdul (2007),Manajemen Keuangan Bisnis,Bogor: Ghalia Indonesia. Hery (2011),Analisis Laporan Keuangan,Jakarta: Bumi Aksara. Christianty, Dewi Sisca (2008), Pengaruh kepemilikan managerial, kepemilikan institusional, kebijakan hutang, profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen, Jurnal bisnis dan akuntansi, Vol. 6 dan Vol.10 No.1. Hofer, C. W. (1980),Turnaround Strategies,Journal D e w i U t a m i , I n d a h d a n Rahmawati(2010),Pengaruh Ukuran Perusahaan, Ukuran Dewan Komisaris, Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Asing, dan Umur Perusahaan terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Harahap, Sofyan Syafri ( 2005),Teori Akuntansi. of Business Strategy 1: 19-31. Hanafi, Mamduh. M.. (2003),Analisis Laporan keuangan, Yogyakarta: Penerbit UPP AMK YKPN. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Haruman, Tendi (2008),Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Keputusan Keuangan dan Nilai Perusahaan. Pontianak, Simposium Nasional Akuntansi XI. FORUM AKADEMIKA Jogiyanto (2004),Metodologi Penelitian Bisnis : Salah Kaprah dan PengalamanPengalaman,Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. John Y. Campbell (2010),Predicting Financial Distress and the Performance Of Distressed Stocks.Departement of Economic,Littauer Center 213,Harvard University,Cambridge MA 02138. USA,and NBER. Kasmir(2012),Analisis Laporan Keuangan, Jakarta: Raja Grafindo Persada. Koes Pranowo, Co. (2010),Determinant of Corporate Financial Distress in an Emerging Market Economy : Empirical Evidence from the Indonesian Stock Exchange 2004 – 2008, Internasional Research Journal Of Finance and Economics ISSN 1450-2887 Issue 52 (2010). Mas’ud, Srengga (2011),Pengaruh Rasio Keuangan Untuk Memprediksi Financial Distress Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.Jember, Jurnal Akuntansi Universitas Jember, hal. 139-154. Martono, Agus Harjito (2001),Manajemen Perkreditan, Jakarta: Bumi Aksara. Munawir, Slamet (2002),Akuntansi Keuangan dan Manajemen, Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE. Platt Harlan D . , Platt Marjorie B . (2002),Predicting corporate financial distress: reflection on choice-based sample bias. Journal of Economics and Finance, Vol. 26 No. 2. Riyanto, Bambang. 2008. Dasar-dasar P e m b e l a n j a a n P e r u s a h a a n . Yogyakarta: BPFE. 106 Sawir, Agnes (2004),Analisis Kinerja Keuangan d a n P e re n c a n a a n K e u a n g a n Perusahaan, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Sartono, Agus (2008),Manajemen keuangan teori, dan aplikasi, Yogyakarta: BPFE. Subramanyam, K.R. (2012),Analisis Laporan Keuangan, Edisi 10, Jakarta: Salemba empat. Sugiyono (2008),Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta. Hadi, Sutrisno (2001), Analisis Regresi, Yogyakarta: Andi Offset Sumarni dan Wahyuni (2006), Metodologi Penelitian dan Bisnis. Yogyakarta: Andi. Tarjo dan Jogiyanto (2003), Analisa Free Cash Flow dan Kepemilikan Manajerial terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Publik di Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi VI Ikatan Akuntan Indonesia. Toto Prihadi (2012),Memahami Laporan Keuangan Sesuai IFRS dan PSAK, PPM Manajemen, Jakarta Pusat. Wahidahwati (2001),Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institutional pada Kebijakan Hutang Perusahaan: Sebuah Perspektif Teori Agensi. Simposium Nasional Akuntansi IV Ikatan Akuntan Indonesia. Wardhani, Ratna (2006),Mekanisme Corporate Governance dalam Perusahaan yang Mengalami Permasalahan Keuangan (Financial Distressed Firms). Padang: Simposium Akuntansi 9. Whitaker, R. B. (1999), The early stage of financial distress. Journal of Economic and Finance, 23: 123-133