SIARAN PERS Biro Hubungan Masyarakat Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711 www.kemendag.go.id Mendag: Jember Jadi Proyek Percontohan UKM Beriorientasi Ekspor Jember, 16 Maret 2017 – Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menegaskan Kabupaten Jember, Jawa Timur akan menjadi proyek percontohan usaha kecil menengah (UKM) yang berorientasi ekspor. Pemerintah juga akan hadir dengan cara membuka pasar di dalam negeri dan di luar negeri untuk menjamin agar hasil produksi para petani dapat terserap. Penegasan ini disampaikan Mendag Enggar pada kunjungan kerja di Jember yang merupakan rangkaian kunjungan kerja di Jawa Timur, hari ini, Kamis (16/3). “Pemerintah menaruh perhatian pada Kabupaten Jember karena memiliki hasil-hasil alam yang berpotensi menjadi komoditas unggulan. Berbagai komoditas dari Jember seperti edamame, kopi, kakao, dan beras organik juga sedikit persaingannya di pasar dunia,” ungkap Mendag. Mendag bahkan menegaskan akan membantu UKM agar dapat memperluas pasarnya di dalam maupun di luar negeri. “Kami menaruh perhatian penting agar UKM dapat berjaya di tingkat lokal, nasional, maupun internasional,” ujarnya. Menurut Mendag, Kementerian Perdagangan, Bupati Jember, dan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Jawa Timur sepakat untuk membuat daftar dan memilah UKM-UKM yang sudah siap untuk memasuki pasar ekspor dan yang baru siap di pasar domestik. “UKM yang sudah siap ekspor akan dibantu mempersiapkan kemasannya dan akan dibukakan pasar ekspornya,” imbuh Mendag. Kemendag mengemban perintah Presiden untuk membuka pasar-pasar baru di Afrika, Pakistan, Bangladesh, Srilanka, serta di kawasan Asia Selatan, Amerika Latin dan Timur Tengah. “Produk-produk dari Jember dapat memenuhi kebutuhan negara-negara tersebut,” kata Mendag. Selanjutnya, kata Mendag, ada dua hal yang harus diperhatikan. “Pertama, kualitas dan konsistensi kualitas produk tersebut. Kedua, konsistensi produksi dari produk-produk itu sendiri,” jelasnya. Sedangkan untuk UKM yang belum siap ekspor, akan didorong agar dapat tersedia di pasar-pasar modern di Jakarta dan di seluruh Indonesia. “Pada ritel modern, ada ketentuan untuk memasarkan produk lokal sebesar 80%. Di kabupaten, penerapan penjualan produk lokal di ritel modern masih 20%. Ini akan kita dorong lagi,” kata Mendag. Mendag juga menekankan komitmennya untuk memperkuat UKM. “Penguatan UKM di dalam negeri bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi menjadi berkualitas dan merata yang nantinya juga dapat memperkuat dan menjaga pasar domestik,” tuturnya. Para petani di Jember juga diharapkan menghasilkan produk bernilai tambah agar dapat dihargai lebih tinggi. “Contohnya kopi Jember yang sudah terkenal cukup lama tapi terpendam dan kalah dengan kopikopi lain. Jangan hanya mengekspor biji kopinya, tapi tingkatkan ekspor bernilai tambah. Sudah saatnya kopi Jember dikenal dunia dan tidak lagi diklaim sebagai kopi dari negara lain,” imbuh Mendag. Dalam hal pembiayaan, Kemendag akan mengupayakan agar petani yang sudah terseleksi bisa mendapatkan kredit usaha rakyat (KUR) dengan bunga 9% per tahun. Pada kesempatan tersebut, Mendag juga turut menyaksikan nota kesepahaman antara Bank Indonesia di Jember dengan Koperasi Usaha Tani Kabupaten Jember. Nota kesepahaman ini dimaksudkan untuk menguatkan misi produk lokal agar dapat berjaya di tingkat lokal, nasional, maupun internasional, serta meningkatkan ketahanan pangan dan kesejahteraan pelaku usaha tani padi di Kabupaten Jember. Sebelumnya, Rabu malam (15/3), Mendag menghadiri acara “Peluncuran Sistem Aplikasi Dashboard Peningkatan Eksor, Pengendalian Impor (PEPI)” di Surabaya, Jawa Timur. Revitalisasi Pasar Tanjung Dalam kunjungan kerja Mendag ke Jember hari ini, Mendag Enggar mengunjungi Pasar Tanjung yang pada tahun ini mendapat kucuran dana revitalisasi pasar. “Pasar Tanjung perlu direvitalisasi karena kondisinya yang membutuhkan banyak perbaikan agar pasar layak digunakan,” kata Mendag. Mendag berharap, revitalisasi Pasar Tanjung nantinya dapat meningkatkan omzet penjualan seperti yang terjadi pada pasar rakyat lainnya yang sudah direvitalisasi. “Misalnya Pasar Sindu di Denpasar yang mengalami kenaikan omzet sebesar 300% karena konsumen merasa nyaman untuk berbelanja di sana,” imbuhnya. Pasar Tanjung merupakan pasar utama di Kabupaten Jember dengan pertumbuhan pedagang yang sangat pesat. Animo pedagang maupun konsumen semakin meningkat jumlahnya, sehingga perlu adanya penertiban atau penataaan pedagang dengan akses jalan masuk maupun keluar agar para konsumen dan pengunjung tidak saling berdesakan. Pasar Tanjung didirikan di atas tanah Pemerintah Kabupaten Jember pada 1971. Pasar yang memiliki luas 25.105 m2 ini merupakan satu-satunya pasar tradisional kelas utama di Kabupaten Jember. Lokasi pasar yang terletak di pusat kota membuat pasar ini sangat potensial dalam melayani kebutuhan masyarakat perkotaaan maupun pedesaan. Berbagai komoditas yang diperdagangkan antara lain sayur-sayuran, buah-buahan, daging sapi, daging ayam, makanan dan minuman, barang elektronik, konveksi, dan barang pecah belah. Saat ini, Pasar Tanjung menampung 1.251 pedagang toko tertutup, 858 pedagang toko terbuka, serta 556 pedagang lesehan. Mendag Enggar juga akan akan membuat program bagi para pedagang agar bisa mendapatkan barang dengan harga yang minimal, atau setidaknya sama dengan harga yang diperoleh pasar-pasar modern. “Dengan demikian, harganya semakin bersaing dan konsumen juga dapat membeli dengan harga yang lebih terjangkau,” pungkas Mendag. --selesai-Informasi lebih lanjut hubungi: Luther Palimbong Kepala Biro Hubungan Masyarakat Kementerian Perdagangan Telp/Fax: 021-3860371/021-3508711 Email: [email protected] Noviani Vrisvintati Direktur Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri Ditjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Telp/Fax: 021-3524919/021-3509541 Email: [email protected] Sihard Hadjopan Pohan Direktur Sarana Distribusi dan Logistik Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Telp/Fax: 021-3524919/021-3858171 Email: [email protected]