MENINGKATKAN DAYA TARIK DONGENG DENGAN MEDIA TIK Djuhairiyah Mahasiswi Pascasarjana Bahasa Indonesia Abstract Dongeng salah satu warisan budaya yang harus dilestarikan. Kehadiran beragam hiburan yang ditawarkan tehnologi informasi telah menggeser keberadaannya. Media TIK dapat menjadi daya tarik tersendiri dalam penyampaian dongeng. Kata kunci : Dongeng, Media PENDAHULUAN Tradisi mendongeng merupakan salah satu warisan kebudayaan Indonesia yang cukup dikenal. Secara tradisi dongeng tersebut biasanya dilakoni oleh orang tua atau kakek/nenek kepada anak/cucunya. Mendongeng dapat dilakukan setiap saat dalam aktivitas pendidikan formal/non formal . Orang tua biasanya mendongeng ketika anak akan beranjak tidur. Dengan mimik wajah dan suara yang menarik. Dongeng dibawakan sebagai penghantar tidur. Meski bisa saja ditafsirkan bahwa dongeng tak selamanya menyenangkan, namun kenyataannya memang dongeng mudah membuat anak tertidur. Dongeng disetujui sebagai aktifitas rileks. Dongeng memiliki potensi konstruktif untuk mendukung pertumbuhkembangan mental anak. Bercerita atau mendongeng dalam bahasa Inggris disebut storytelling, memiliki banyak manfaat. 1 Di pendididkan formal juga dongeng dijadikan alat pembelajaran dalam mengenalkan sifat sifat dan moral yang baik. Dongeng salah satu materi wajib yang harus diberikan kepada anak usia prasekolah dan SD. Namun seiring dengan berjalannya waktu kegiatan dongeng telah bergeser dengan kecanggihan arus teknologi informasi. Pada zaman serba canggih seperti sekarang, kegiatan mendongeng di mata anak-anak tidak populer lagi. Sejak bangun hingga menjelang tidur, mereka dihadapkan pada televisi yang menyajikan beragam acara, mulai dari film kartun, kuis, hingga sinetron yang acapkali bukan tontonan yang pas untuk anak. Kalaupun mereka bosan dengan acara yang disajikan, mereka dapat pindah pada permainan lain seperti videogame. Kegiatan mendongeng sebetulnya bisa memikat dan mendatangkan banyak manfaat, bukan hanya untuk anak-anak tetapi juga orang tua yang mendongeng untuk anaknya. Kegiatan ini dapat mempererat ikatan dan komunikasi yang terjalin antara orang tua dan anak. Para pakar menyatakan ada beberapa manfaat lain yang dapat digali dari kegiatan mendongeng ini. Pertama, anak dapat mengasah daya pikir dan imajinasinya. Hal yang belum tentu dapat terpenuhi bila anak hanya menonton dari televisi. Anak dapat membentuk visualisasinya sendiri dari cerita yang didengarkan. Ia dapat membayangkan seperti apa tokoh-tokoh maupun situasi yang muncul dari dongeng tersebut. Lama-kelamaan anak dapat melatih kreativitas dengan cara ini. Kedua, cerita atau dongeng merupakan media yang efektif untuk menanamkan berbagai nilai dan etika kepada anak, bahkan untuk menumbuhkan rasa empati. Misalnya nilai-nilai kejujuran, rendah hati, kesetiakawanan, kerja keras, maupun tentang berbagai kebiasaan sehari- 2 hari seprti pentingnya makan sayur dan menggosok gigi. Anak juga diharapkan dapat lebih mudah menyerap berbagai nilai tersebut Keberhasilan suatu dongeng tidak saja ditentukan oleh daya rangsang imajinatifnya, tapi juga kesadaran dan kemampuan pendongeng untuk menyajikannya secara menarik. Oleh karena itu agar dongeng kembali diminati dan terpilih sebagai salah satu hiburan yang sarat manfaat haruslah dikemas secara menarik agar mempunyai daya tarik yang tinggi mengalahkan rasa ingin menonton sinetron atau menonton kartun bahkan videogame. Oleh karena itu, sebagai orang tua dirumah dan pendidik di sekolah haruslah dapat menyajikan dongeng dengan baik menggunakan bantuan berbagai media agar daya tarik dongeng semakin nyata. Terutama bagi seorang pendidik atau guru, sebuah media dapat menjadi acuan dalam keberhasilan proses mengajar. Penggunaan media dalam proses belajar mengajar sangat mempengaruhi antusiasme siswa. Namun penggunaan media juga haruslah tepat dan berdayaguna. Media harus disesuaikan dengan materi dan jenjang pendidikan siswa. Media untuk menyampaikan dongeng sebetulnya dengan sangat mudah kita dapatkan di pasaran. Seperti buku buku dongeng yang sering kita temui di toko buku. Namun, terkadang isi dari buku buku tersebut tidak sesuai kurikulum. Tidak mencerminkan karakter bangsa dan kadang meninggalkan sikap nasionalisme. Siswa tercecoki dengan dongeng dongeng yang menuntut kedewasaan sebelum waktunya. Bahkan terkadang kemasannya seperti dongeng atau cerita anak namun jika diteliti ternyata untuk konsumsi remaja bahkan orang dewasa. 3 Untuk mrnghindari hal tersebut,sangatlah baik jika seorang guru dapat membuat media yang inovatif dengan menulis atau mengarang dongeng yang sesuai untuk siswa. Kelesuan siswa dalam mendengarkan dongeng mungkin dapat tergantikan dengan antusias, senyum bahkan tawa lebar dan penuh penasaran. Sesuai dengan pembelajaran ditingkat Sd kelas rendah yang menggunakan metode PAKEM GEMBROT dan system tematik. Seorang guru yang kreatif dituntut membuat media yang inovatif yang sesuai PAKEM GEMBROT dan bahkan bertematik. Media TIK dapat sangat menarik jika seorang guru dapat mengemasnya. Dalam penyampaian dongeng dengan media TIK dapat lebih menarik dan ekspresif. Pemanfaatan dan pemberdayaan media TIK bukan hanya dapat menunjang pembelajaran, tetapi merupakan suatu keharusan. Bukan hanya untuk meningkatkan efektifitas dan kualitas pembelajaran, tetapi juga yang lebih penting adalah untuk meningkatkan penguasaan TIK baik guru maupun siswa dalam perkembangan teknologi di era globalisasi. Sejumlah penelitian membuktikan bahwa penggunaan multimedia dalam pembelajaran menunjang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran. Penelitian tersebut dilakukan oleh Francis M. Drawerdalam Fakhri Alief (2009:1). MEDIA Media berasal dari bahasa Latin merupakan bentuk jamak dari medium yang secara harfiah berarti, perantara atau pengantar, yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan 4 penerima pesan. Beberapa ahli yang dikutip Sudrajat memberikan definisi tentang media pembelajaran diantaranya, Schram (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Sementara, Briggs (1977) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Sedangkan Nasional Education Association (1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, etrmasuk teknologi perangkat keras. Dari ketiga pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat emndorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik. Dalam kaitannya dengan efektivitas belajar Brown (1983) yang juga dikutip Sudrajat mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap efektivitas pembelajaran. Media berfungsi sebagai sumber belajar, fungsi semantic, dan fungsi manipulative. Fungsi media pembelajaran sebagai sumber belajar Secara teknis, media pembelajaran berfungsi sebagai sumber belajar. Dalam kalimat “sumber belajar ‘ ini tersirat makna keaktifan yaitu sebagai penyalur, penyampai, penghubung dan lain lain. Fungsi semantic Yakni kemampuan media dalam menambah perbendaharaan kata ( symbol verbal ) yang makna atau maksudnya benar benar dipahami anak didik. Fungsi manipulative ini didasarkan pada ciri – ciri (karakteristik). Berdasarkan karakteristik umum ini, media memiliki dua kemampuan yakni mengatasi ruang dan waktu dan mengatasi keterbatasan inderawi. Pertama, kemampuan media pembelajarn dalam mengatasi batas- batas ruang dan waktu, yaitu : Kemampuan media menghadirkan objek atau peristiwa 5 yang sulit dihadirkan dalam bentuk aslinya. Kemampuan media menjadikan objek atau peristiwa yang menyita waktu panjang menjadi singkat. Kemampuan media menghadirkan kembali objek atau peristiwa yang telah lama terjadi. Kedua, kemampuan media dalam mengatasi keterbatasan inderawi manusia, yaitu : Membantu siswa dalam memahami objek yang sulit diamati karena terlalu kecil. Membantu sisa dalam memahami objek bergerak terlalu lambat atau terlalu cepat. Fungsi psikologis yaitu : Fungsi Atensi ,media pembelajarn dapat meningkatkan perhatian siswa terhadap materi ajar. Fungsi Afektif yakni menggugah perasaan, emosi, dan tingkat penerimaan atau pergolakan siswa terhadap sesuatu. Setiap orang memiliki gejala batin jiwa yang berisikan kualitas karakter dan kesadaran. Ia berwujud pencurahan perasaan minat, sikap penghargaan, nilai-nilai, dan perangkat emosi atau kecenderungan – kecenderungan batin (Jahja qahar, 1982 :11 ) Fungsi kognitif Siswa yang belajar melalui media pembelajaran akan memperoleh dan menggunakan bentuk-bentuk representative yang mewakili objek-objek yang dihadapi,baik objek itu berupa orang, benda, benda atau kejadian/ peristiwa (WS. Winkel. 1989:42). Fungsi imajinatif yaitu Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengembangkan imajinasi siswa. Imajinasi berdasarkan Kamus Lengkap Psikologi ( C.P Chaplin 1993:239 ) adalah proses menciptakan objek atau peristiwa tanpa data sensoris. HAKIKAT DONGENG Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dongeng adalah cerita yang tidak benar-benar terjadi. Hal-hal yang perlu diketahui mengenai dongeng. Dongeng dalam pengertian yang lebih luas merupakan pengungkapan diri manusia, tempat mencari hiburan dan memenuhi angan-angannya. 6 Dalam Ensiklopedi Indonesia, dongeng memiliki pengertian cerita singkat tentang hal-hal aneh dan tidak masuk akal, berbagai keajaiban dan kesaktian yang biasanya mengisahkan dewa, raja, pangeran, dan putri. Pada umumnya, dongeng tidak diketahui pengarangnya dan terkadang hanya diketahui nama pengumpul/penyadurnya. Berdasarkan muasalnya, dongeng berasal dari bangsa Thai di Yunan, tetapi kemudian tersebar ke seluruh Asia Tenggara. Di Indonesia, dongeng tersebut tersebar dari Aceh hingga Maluku Tenggara. Di Jawa Tengah atau Jawa Timur, dongeng juga berkembang. Menurut poerwadarminto (1985 : 357 ) mendefinisikan dongeng adalah : “ cerita terutama tentang kejadian zaman dahulu yang aneh aneh atau cerita yang tak terjadi “,berdasarkan definisi dari berbagai sumber dapat ditarik kesimpulan bahwa dongeng adalah cerita yang dibuat tentang hal hal aneh yang merupakan kejadian yang sesungguhnya tidak terjadi. Dongeng termasuk prosa lama. Cerita rakyat merupakan salah satu tradisi di masyarakat Indonesia. Cerita prosa rakyat penyebaran dan pewarisnta biasanya dilakukan secara lisan.menurut Wiliam R. Bascom dalam danandjaja (1986 : 85) bahwa cerite rakyat dapat dibagi menjadi tiga golongan besar, yaitu (1) mite (myth),(2) legenda (legend ),dan dongeng (Folktale ).dongeng adalah cerita prosa rakyat yang tidak dianggap benar bener terjadi oleh yang empunya cerita dan dongeng tidak terikat oleh waktu maupun tempat.James danandjaja (1986 :86 ) berpendapat bahwa kata dongeng menurut pengertian yang sempit adalah cerita pendek kolektif kesusastraan lisan, sedangkan pengertian dongeng dalam arti luas adalah cerita prosa rakyat yang tidak dianggap benar benar terjadi. Dongeng diceritakan terutama untuk hiburan walaupun banyak juga melukiskan kebenaran, berisikan pelajaran ( moral ) bahkan sindiran . jadi dongeng adalah cerita prosa rakyat yang tidak 7 dianggap benar benar terjadi dan tidak terikat oleh waktu maupun tempat ,yang mempunyai kegunaan sebagai alat hiburan atau pelipur lara dan sebagai alat pendidik (pelajaran moral ). Pengisahan dongeng mengandung suatu harapan – harapan, keinginan dan nasihat yang tersirat maupun tersurat. Ketika seorang ibu bercerita kepada anak anaknya terkadang ajarannya diungkapkan secara nyata dalam akhir cerita tetapi tidak jarang diungkapkan secara tersirat. Dalam hal ini sang anak diharapkan mampu merenungkan ,mencerna dan menterjemahkan sendiri amanat yang tersirat didalam cerita tadi Unsur – unsur dalam dongeng Dalam sebuah dongeng terdapat unsure unsure penting yang meliputi alur, tokoh, latar, dan tema. Dongeng yang bermutu memiliki perkembangan yang memadai pada keempat unsur tersebut.Mungkin unsur yang satu lebih ditekankan daripada unsur yang lain, tetapi semua dikembangkan dengan baik. Menurut Lustantini (1998 :16 ) penyebab ketertarikan pendengar pada dongeng tidak terlepas dari empat unsur penting dongeng yaitu ; Alur. Alur adalah konstruksi mengenaia sebuah deretan peristiwa secara logis dan kronologis saling berkaitan yang dialami pelaku. Alur ada dua macam, yaiutu alur lurus dan alur sort balik. Alur lurus adalah peristiwa yang disususn mulai dari awal tengah yang diwujudkwn dengan pengenalan, mulai bergerak ,menuju puncak dan penyelesaian. Alur sorot balik adalah ururtan peristiwa yang dimulai dari tengah, awal ,akhir atau sebaliknya. Alur dpat melibatkan ketegangan, pembayangan dan peristiwa masa lalu. Hal ini ddimaksudkan untuk membangun cerita agar peristiwa ditampilkan tidak membosankan. Alur ditutup dengan ending, yaitu happy ending (bahagia) atau sad (sedih) 8 Tokoh. Setiap cerita memiliki paling sedikit satu tokoh dan biasanya ada lebih dari satu. Tokoh – tokohnya mungkin binatang, orang, obyek, atau mahluk khayal. Berikut penjelasan tentang penokohan dalam dongeng: Tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau perlakuan dalam berbagai peristiwa yang ada dalam cerita (Lustantini Septiningsih, 1998 :16 ). Tokoh dapat memiliki dua sifat, yaitu protogonis ( karakter yang melambangkan kebaikan, menunjukkan sikap positif dan merupakan contoh yang layak ditiru ) dan antagonis (karakter yang berlawanan dengan tokoh protagonis, merupakan contoh karakter yang harus dijauhi sikap dan perbuatannya). Penokohan yang dipilih dipengaruhi oleh sifat, cirri pendididkan, hasrat,pikiran dan perasaan yangakan diangkat oleh pengarang untukmenghidupkan dongeng. Latar / setting.Istilah latar biasanya diartikan tempat dan waktu terjadinya cerita.di samping tempat dan periode waktu yang sebenarnya dari sutau cerita, latar juga meliputi juga cara tokoh – tokoh cerita hidup dan aspek cultural lingkungan. Berikut penjelasan tentang latar atau setting : Latar dalah segala keterangan, petunjuk, pengacauan yang berkaitan dengan ruang, waktu dan suasana terjadinya peristiwa dalam suatu karya sastra.(lustantini septiningsih, 1998;84) Latar ada dua macam, yaitu latar social (mencakup penggambaran keadaan masyarakat, kelompok social dan sikapnya, adat kebiasaan, cara hidup, mauupun bahasa yang melatari peristiwa ) dan latar fisik atau material ( mencakup tempat, seperti bangunan atau daerah ). Latar dalam cerita akan memberi warna cerita yang ditampilkan, disamping juga memberikan informasi situasi dan proyeksi keadaan batin para tokoh. Tema . Tema cerita merupakan konsep abstrak yang dimasukkan pengarang ke dalam cerita yang ditulisnya. Berikut penjelasan tentang tema: Tema dalah puasat yang terdapat dalam sebuah cerita. Pemikiran-pemikirn yang dikemukakan oleh pengarang dipengaruhi oleh pengalaman, jiwa, cita-cita dan ide yang diwujudkan lewat tema. Pengarang menampilkan suatu tema karena 9 ada maksud tertentu atau pesan yang ingin disampaikan. Maksud atau pesan yang ingin disampaikan itu disebut amanat. Cerita dalam sebuah dongeng dapat mempengaruhi minat anak untuk membacanya, karena setiap anak mempunyai selera yang berbeda-beda dalam diri mereka. Dilihat dari isinya, dongeng dibedakan menjadi 5 macam yaitu : Dongeng yang lucu. Lucu menurut Poerwadarminto ( 1985: 610 ) yaitu: “menimbulkan tertawa” Jadi dongeng yang lucu adalah cerita yang berisikan kejadian lucu yang terjadi pada masa lalu. Cerita dalam dongeng lucu dibuat untuk menyenangkan atau membuat tertawa pendengar atau pembaca . Contoh : Dongeng Abu Nawas Fabel. Poerwadarminto ( 1985: 278 ) mendefinisikan “Fabel adalah cerita pendek berupa dongeng, menggambarkan watak dan budi manusia yang diibaratkan pada binatang”. Fabel digunakan untuk pendidikan moral, dan kebanyakan fabel menggunakan tokoh-tokoh binatang, namun tidak selalu demikian. Disamping fabel menggunakan tokoh binatang ada yang menggunakan benda mati. Jadi fable merupakan cerita pendek atau dongeng yang memberikan pendidikan moral yang menggunakan binatang sebagai tokohnya.Contoh : Dongeng kancil dan harimau. Legenda. Poewadarminto ( 1985: 578 ) mendefinisikan leganda adalah : “cerita dari zaman dahulu yang bertalian dengan peristiwa-peristiwa sejarah”. Menurut sarikata Bahasa Indonesia ( 2007: 21 ) legenda adalah : Cerita yang isinya tentang asal-usul suatu daerah”. Legenda baik sekali digunakan untuk pendidikan dikelas-kelas rendah Sekolah Dasar untuk mengajarkan konsep-konsep. Jadi legenda merupakan cerita dari zaman dahulu yang merupak kejadiankejadian yang berhubungan dengan suatu tempat atau peristiwa yang baik digunakan dalam pendidikan dasar. 10 Sage. Sage menurut Poerwadarminto ( 1985: 848 ) adalah “Cerita yang mendasar peristiwa sejarah yang telah bercampur dengan fantasi rakyat”, sedangkan menurut sari kata Bahasa Indonesia ( 2007: 20 ) sage yaitu dongeng yang mengandung unsur sejarah. Jadi dapat disimpulkan bahwa sage merupakan cerita dongeng yang berhubungan dengan peristiwa atau sejarah. Contoh:Panji semirang Mite. Mite menurut poerwadarminto ( 1985: 641 ) adalah “cerita yang berhubungan dengan kepercayaan masyarakat yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya”. Sedangkan menurut sari kata Bahasa Indonesia ( 2007: 20 ) mite didefinisikan sebagai : “dongeng yang berhubungan dengan kepercayaan masyarakat”. Jadi mite merupakan cerita tentang kepercayaan suatu masyarakat yang diyakini oleh masyarakat tetapi tidak dapat dibuktikan kebenarannya . Dongeng Capung merah yang sombong Dongeng capung merah yang sombong salah satu contoh media pembelajaran buatan guru. Dongeng ditulis atau dikarang oleh guru kelas 3 SD. Kreatifitas dalam menulis atau mengarang sangat diperlukan untuk membuat media yang inovatif dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Kemampuan menulis juga harus didukung dengan kemampuan menggunakan teknologi. Dongeng yang sudah ditulis atau dikarang dikemas sedemikian rupa agar menjadi media yang inovatif yang dapat bersaing dengan buku buku yang ada. Pemilihan tema dalam cerita dapat digunakan dalam pembelajaran tematik. Dongeng capung merah yang sombong bukan hanya digunakan dalam pelajaran bahasa Indonesia tetapi dapat digunakan dalam pelajaran IPA, dan IPS bahkan PKN. Dongeng capung yang sombong adalah cerpen anak anak kategori fabel. Cerita diawali pertemuan seekor capung merah dan katak. Sayap yang berkilau ditimpa sinar matahari . 11 Kilaunya yang begitu memukau, berpendar warna warni. Mungkin tak dapat disebutkan setiap warna yang keluar berpendar. Tubuh yang merah menyala. Itulah capung merah. Itulah alasan yang membuat si capung merah bersikap sombong. Merasa dirinya hewan yang paling cantik. Sapaan kawan kawannya tidak diindahkan. kawan kawannya tidak sepadan dengannya. Penggambaran si capung merah yang berubah menjadi sombong karena baru menyadari keindahan sayapnya ketika tertimpa cahaya matahari. Membuat capung merah merasa dirinya lebih dibandingkan temannya yang lain. Memang, capung merah bukan termasuk hewan yang cantik atau tercantik namun jika kita lebih perhatikan sayap capung merah yang berkilau tertimpa sinar matahari barulah kita menyadari keindahan hewan yang satu ini. Pemilihan tokoh dalam cerita membuat kita berfikir ulang dan ingin ikut pula memerhatikan apa betul capung merah akan terlihat indah apalagi jika tertimpa sinar matahari. Penasaran, atau mungkin menyangkal. Butuh pembuktian. Mungkin akan membuat kita sekedar menengok dan mencari di mbah goggle gambar capung merah. Pengaruh positif bagi anak adalah pengenalan serangga yang mungkin sudah hampir punah. Bahkan di lingkungan perkotaan khususnya di Jakarta tidak pernah terlihat lagi seekor capung apalagi capung merah. Katak dan ikan mas merasa sangat sedih karena capung merah tak mau lagi berteman dengan mereka. Persahabat begitu berarti. Penolakan bersahabat begitu menyedihkan. Dalam kehidupan kanak kanak persahabatan adalah segalanya. Ditolak, merupakan hal yang sangat menyedihkan dibandingkan tidak diberi uang jajan .Capung merah merasa begitu yakin akan kecantikannya. Sebuah keyakinan baru. Sebuah jurang pemisah yang harus dia bentangkan. Sampai ia bertemu dengan lebah . lebah meruntuhkan keyakinannya. Lebah menyangkal 12 keyakinan capung merah. Ada hewan yang lebih cantik . capung merah gundah. Ia tak percaya. Ia ingin membuktikan, betulkah apa yang dikatakan lebah ?. Dengan perasaan yang bercampur aduk capung merah pergi bersama lebah. Pembuktian dari kata kata lebah. Apa yang mereka temui membuat capung merah merasa sangat yakin bahwa lebah keliru.lebah hanya bermain kata. Tak ada lagi hewan yang paling cantik selain dia. Ulat. Bukanlah tandingannya. Hewan hijau dan berbulu jarang sangat jauh dari sebutan cantik. Capung merah tertawa. Mengolok ulat dan lebah. Lebah terdiam tak merasa malu ataupun bersalah. Semua belum jelas. Ulat ternyata meminta lebah dan capung merah kembali dalam 10 hari. Memangnya apa yang kan terjadi dalam 10 hari? . sampai di sini terlihat cerita mengalir seperti layaknya kanak kanak yang mempunyai rasa penasaran dan ingin tahu. 10 hari terlalui, kesabaran diuji untuk sebuah pengakuan. Lebah dan capung merah kembali, namun yang mereka temui bukan hewan hijau berbulu jarang. Mereka menemui hewan cantik bersayap lebar dan warna warni. Cantik. Teramat cantik.namun tak ada sepatah kata sombong, menyombongkan diri keluar dari mulutnya. Ulat hijau berbulu jarang telah berubah menjadi hewan cantik. Sungguh tak percaya. Betulkah itu ulat hijau? Ulat hijau menjelaskan perubahan yang terjadi pada dirinya. Proses metamorphosis…itu jawabannya. Seekor ulat buruk rupa telah berubah menjadi kupu-kupu cantik. Sebuah perubahan memerlukan pengorbanan. Cerita capung merah ini bukan hanya memuat sastra tapi juga sains, habitat kolam, habitat capung merah, pengenalan serangga dan proses metamorphosis. Semua dikemas mengalir dalam cerita. Kanak kanak yang membacanya akan mendapatkan beberapa pengetahuan sekaligus,tanpa mereka sadari. Cerita ditutup dengan sadarnya capung merah atas kekeliruan yang diperbuatnya. Sombong .menyombongkan diri. Merasa diri lebih dibanndingkan orang lain tidaklah ada 13 manfaatnya. Hanya membuat hal yang seharusnya indah menjadi tidak indah. Membuat persahabatan yang indah menjadi hancur. Memaafkan dan hidup rukun menjadi hidup lebih ringan dan lebih berarti. Hidup rukun itu indah kan? Cerpen capung merah yang sombong sangat cocok dibaca untuk kanak kanak dikelas 1-3. Sifat tokoh dan pengenalan tokoh dapat membuat yang membacanya bertambah pengetahuannya. Cerpen ini juga dapat mencontohkan sifat dan baik yang harus ditiru dan sifat yang buruk yang tidak boleh ditiru. . Sangat cocok digunakan dalam pembelajaran pembentukan karakter anak. Anak akan belajar menghargai perbedaan yang ada diantara kawan kawannya. Menurut Lustantini penyebab ketertarikan pendengar pada dongeng tidak terlepas dari empat unsur penting dongeng yaitu : alur,tokoh ,latar dan setting. Alur adalah konstruksi mengenai sebuah deretan peristiwa secara logis dan kronologis saling berkaitan yang dialami pelaku. Menurut Sumardi keindahan fiksi (cerpen dan novel ) terutama dihasilkan oleh cerita. Untuk menghasilkan keindahan cerita ini narator seringkali menggunakan sarana tegangan atau suspense dan kejutan atau surprise dalam alur ceritanya. Alur dalam dongeng capung merah memiliki alur maju, bagi anak usia TK dongeng capung merah menggunakan suspense dan surprise karena anak usia TK banyak yang belum mengerti proses metamorphosis. Mereka akan keheranan mengapa seekor ulat dapat berubah menjadi seekor kupu – kupu. Setiap cerita memiliki paling sedikit satu tokoh dan biasanya lebih dari satu. Tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau perlakuan dalam berbagai peristiwa yang ada dalam cerita Dalam dongeng capung yang sombong ada beberapa tokoh yaitu : capung merah, katak, ikan lebah dan ulat . Pemilihan tokoh cerita yang tak biasa mengenalkan hewan yang mungkin belum 14 pernah dilihat anak, capung merah hewan yang dulu seringkali kita lihat namun kini tak pernah lagi kelihatan di kota besar Jakarta. Pemilihan tokoh ulat juga menambah pengetahuan anak akan proses methamorphosis yang terjadi pada siklus kehidupan ulat. Tokoh dapat memiliki dua sifat, yaitu protagonis ( karakter yang melambangkan kebaikan, menunjukkan sikap positif dan merupakan contoh yang layak ditiru ) dan antagonis ( karakter yang berlawanan dengan tokoh protagonis, merupakan contoh karakter yang harus dijauhi sikap dan perbuatannya ). Tokoh capung merah mewakili tokoh antagonis karena mempunyai sifat yang sombong, memilih teman dan kasar tutur katanya, namun diakhir cerita capung merah menjadi tokoh yang protagonist. Sedangkan ulat, lebah , ikan dan katak mewakili tokoh yang memiliki sifat protagonist. Ikan dan katak yang penyabar, lebah yang baik hati dan penyabar serta ulat yang rendah hati. Istilah latar biasanya diartikan tempat dan waktu terjadinya cerita, disamping tempat dan periode waktu yang sebenarnya dari suatu cerita, latar juga meliputi cara tokoh – tokoh cerita hidup dan aspek cultural lingkungan . Latar adalah segala keterangan, petunjuk, pengacauan yang berkaitan dengan ruang, waktu dan suasana terjadinya peristiwa dalam suatukarya sastra. Latar dalam dongeng capung yang sombong menggambarkan habitat kolam dan taman bunga yang jarang kita jumpai di kota besar. Membawa khayalan anak mengenai taman bunga dan kolam yang indah bersih. Rumput yang hijau tumbuh di sekitar kolam, air kolam yang sejuk, ikan yang berenang melenggak lenggok. Taman bunga yang indah, berbagai bunga bermekaran. Kupu – kupu yang keriangan hinggap di batang bunga dan kelopak bunga. 15 Tema cerita merupakan konsep abstrak yang dimasukkan pengarang dalam cerita yang dituliskannya. Tema merupakan pusat yang terdapat dalam sebuah cerita. Pemikiran – pemikiran yang dikemukakan oleh pengarang dipengaruhi oleh pengalaman, jiwa, cita – cita dan ide yang diwujudkan lewat tema. Pengarang menampilkan suatu karena ada maksud tertentu atau pesan yang ingin disampaikan. Maksud atau pesan yang ingin disampaikan itu disebut amanat Dongeng capung yang sombong merupakan pengalaman pengarang yang dituangkan dalam cerita, pengalaman membaca buku buku dongeng HC Andersen yang menceritakan tokoh tokoh hewan seperti itik buruk rupa yang berakhir dengan happy ending namun penuh perjuangan. Cita cita pengarang memiliki habitat yang selalu diingat dalam cerita komik jepang candy candy yang berlarian di padang rumput dan taman bunga, atau taman yang diilustrasikan dalam komik candy candy. Bunga mawar warna warni, memenuhi tiap sudut taman. Kupu kupu, lebah dan capung begitu keriangan mengibaskan sayap mereka tak kekurangan makan dan keindahan hidup. Walaupun tidak dapat menyaingi pengarang sekaliber HC Andersen atau anne – marie dalmais dan annie bonhomme yang mengarang buku keluarga fauna dengan ilustrasi gambar fauna yang begitu cantik. Namun setidaknya dapat bersaing dengan dongeng walt Disney yang hanya menyajikan dongeng yang selalu diakhiri perkawinan. Amanat atau pesan dalam dongeng capung yang sombong dapat mewakili penanaman karakter bangsa. Hidup rukun dalam keberagaman, saling menghargai dan bersikap rendah hati.Cerita dalam sebuah dongeng dapat mempengaruhi minat anak untuk membacanya, karena setiap anak mempunyai selera yang berbeda-beda dalam diri mereka. Dilihat dari isinya, dongeng dibedakan menjadi 5 macam yaitu : dongeng lucu, fabel,legenda, sage dan mite . 16 Poerwadarminto mendefinisikan “Fabel adalah cerita pendek berupa dongeng, menggambarkan watak dan budi manusia yang diibaratkan pada binatang”. Fabel digunakan untuk pendidikan moral, dan kebanyakan fabel menggunakan tokoh-tokoh binatang, namun tidak selalu demikian. Disamping fabel menggunakan tokoh binatang ada yang menggunakan benda mati. Jadi fable merupakan cerita pendek atau dongeng yang memberikan pendidikan moral yang menggunakan binatang sebagai tokohnya. Contoh : Dongeng kancil dan harimau. Dongeng capung merah termasuk dalam kategori fabel, cerita pendek yang tokohnya adalah binatang. Binatang diceritakan selayaknya manusia yang dapat berbicara dan berfikir. Media TIK dalam mendongeng Dongeng, seperti misalnya dongeng Si Kancil, Si Jubah Merah, Bawang Merah Bawang Putih, dan sebagainya, sejak dulu selalu membawa pesan yang begitu menyentuh, sehingga membentuk Anda berperilaku baik. Lebih dari itu, mungkin dulu Anda terpesona suara ibu atau ayah saat mereka mendongeng untuk Anda malam-malam sebelum tidur. Begitu juga dongeng capung merah yang sombong . Telah dijabarkan dalam pendahuluan jika keberadaan dongeng dapat dikalahkan dengan kemajuan teknologi dan informasi. Dongeng si kancil telah tergantikan oleh spongebob. Patung malin kundang sudah tak dikenal generasi muda. Karena legenda si malin kundang tak bertandang di telinga anak anak. Anak atau siswa lebih senang jika membahas atau membicarakan isi sinetron daripada dongeng dongeng yang sarat dengan pesan moral. Oleh karena itu agar dongeng lebih menarik dongeng dapat disajikan dengan berbagai media.karena berdasarkan fungsi media menurut Sudrajat menuliskan tentang beberapa fungsi media diantaranya : (1). Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas; (2). Media 17 pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungannya; (3). Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar; (4). Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan yang abstrak. Multimedia presentasi Pemanfaatan multimedia dalam presentasi ini biasanya menggunakan perangkat lunak yang paling tersohor, yakni Powerpoint yang dikembangkan Microsoft Inc. Pemanfaatan Powerpoint dalam mendongeng menyebabkan kegiatan mendongeng sangat menarik, karena mampu menampilkan objek-objek yang sebenarnya secara imagery. Media ini juga memiliki kemampuan dalam menggabungkan semua unsur media seperti teks, video,animasi,image, grafik dan sound menjadi satu kesatuan penyajian yang terintegrasi. Media ini memiliki kemampuan dalam mengakomodasi anak sesuai dengan modalitas belajarnya, terutama bagi mereka yang memiliki tipe visual,auditif, kinestetik atau yang lainnya. Penyajian dongeng capung merah yang dikemas dalam media inovatif dengan pemanfaatan muiti media presentasi buatan guru dapat dikategorikan dengan media gambar yang disusun seperti buku. Daya tariknya adalah media buatan guru berbeda dengan media yang sudah tersedia, seperti buku cerita yang banyak dipasaran. Siswa lebih antusias ketika guru menceritakan bahwa media tersebut buatan guru . Media inovatif buatan guru merupakan gabungan dari beberapa keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang guru. Menulis atau mengarang sebuah dongeng atau cerita yang sesuai dengan jenjang pendidikan yang diampu kemudian memadukan dengan keterampilan IT, membuatnya seperti buku, dapat juga ditampilkan melalui powerpoint. Penggunaan media dalam mendongeng mempunyai fungsi media pembelajaran sebagai sumber belajar. Secara teknis, media pembelajaran berfungsi 18 sebagai sumber belajar. Dalam kalimat “sumber belajar ‘ ini tersirat makna keaktifan yaitu sebagai penyalur, penyampai, penghubung dan lain lain. Fungsi semantic Yakni kemampuan media dalam menambah perbendaharaan kata ( symbol verbal ) yang makna atau maksudnya benar benar dipahami anak didik. Anak didik dapat menambah perbendaharaan kata ketika membaca dongeng capung merah yang sombong, kata methamorphosis, sombong , berkilau mungkin masih membingungkan bagi siswa kelas rendah. Fungsi manipulative ini didasarkan pada ciri – ciri (karakteristik). Berdasarkan karakteristik umum ini, media memiliki dua kemampuan yakni mengatasi ruang dan waktu dan mengatasi keterbatasan inderawi. Pertama, kemampuan media pembelajarn dalam mengatasi batas- batas ruang dan waktu, yaitu : Kemampuan media menghadirkan objek atau peristiwa yang sulit dihadirkan dalam bentuk aslinya. Kemampuan media menjadikan objek atau peristiwa yang menyita waktu panjang menjadi singkat. Kemampuan media menghadirkan kembali objek atau peristiwa yang telah lama terjadi. Kedua, kemampuan media dalam mengatasi keterbatasan inderawi manusia, yaitu : Membantu siswa dalam memahami objek yang sulit diamati karena terlalu kecil. Membantu sisa dalam memahami objek bergerak terlalu lambat atau terlalu cepat. Habitat kolam dan taman bunga mungkin sulit dijumpai siswa diperkotaan melalui media siswa dapat melihat seakan dekat dengan habitat kolam dan taman bunga dapat membayangkan suasana warna warni , harum bunga dan kehijauan daun. Fungsi psikologis : Fungsi Atensi media pembelajaran dapat meningkatkan perhatian siswa terhadap materi ajar. Gambar yang menarik warna warni yang membuat mata tak lepas memandang. Fungsi afektif, yakni menggugah perasaan, emosi, dan tingkat penerimaan atau pergolakan siswa terhadap sesuatu. Setiap orang memiliki gejala batin jiwa yang berisikan kualitas karakter 19 dan kesadaran. Ia berwujud pencurahan perasaan minat, sikap penghargaan, nilai-nilai, dan perangkat emosi atau kecenderungan – kecenderungan batin Fungsi kognitif : Siswa yang belajar melalui media pembelajaran akan memperoleh dan menggunakan bentuk-bentuk representative yang mewakili objek-objek yang dihadapi,baik objek itu berupa orang, benda, benda atau kejadian/ peristiwa. Fungsi imajinatif : Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengembangkan imajinasi siswa. Siswa dapat berimajinasi hewan yang dapat berbicara, atau berimajinansi bertemu dengan capung merah, atau bahkan pergi ke taman bunga yang indah. KESIMPULAN Dongeng yang merupakan warisan budaya Indonesia selayaknya dijaga dan dilestarikan karena sangat banyak manfaatnya bagi anak dan peserta didik. Kedatangan tokoh tokoh baru dalam dunia anak seharusnya tidak menggeser tokoh tokoh dongeng yang sudah kita kenal bertahun tahun. Perkembangan teknologi informasi yang menggerus dongeng sebaiknya dapat dijadikan media agar dongeng lebih menarik. Oleh karena itu penyajian dongeng harus juga mengikuti perkembangan zaman . berbagai media dari gambar, boneka tangan ,multimedia prsentasi, media permainan digunakan ketika sedang mendongeng. Referensi dan media gambar dapat kita cari di internet. Tugas kitalah sebagai generasi penerus untuk melestarikan produk budaya yang telah diwariskan. 20 Dongeng capung merah yang disajikan dengan media inovatif dengan memanfaatkan multimedia presentasi buatan guru adalah salah satu contoh dalam melestarikan dongeng dan menambah minat anak atau siswa untuk mendengar, menyimak dan memahami isi dongeng. Pembuatan media yang memanfaatkan teknologi dapat menjadi alternative bagi guru yang kreatif. Penggunaan media yang inovatif mempunyai banyak manfaat bagi anak atau siswa juga bagi guru sebagai pembuatnya. Menciptakan media inovatif dapat dijadikan ajang melatih kreativitas menulis atau mengarang dongeng yang sesuai jenjang pendidikan. Guru dapat melatih diri dan mengasah kemampuan menulis atau mengarang. Menciptakan media inovatif juga memberikan semangat baru bagi anak dalam mendengarkan dongeng dan mengapresiasikan isi dongeng. 21 DAFTAR PUSTAKA Asnawir, M. Basyiruddin Usman.2002 Media Pembelajaran .Jakarta: Ciputat Pers. Balai Pustaka. 2007 Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka . Brown, James Wilson, AV instruction.1983 : Technology, Media, and methods,book company: McGraw-Hill.. Danandjaja.1986.cerita rakyat.Yogyakarta:IKIP Lustantini Septiningsih. 1998. Komponen-komponen Dongeng. Yogyakarta: IKIP. Poerwadarminta. 1985. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Poerwadarminta. 2007. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Brown G &G Yule. 1983. Developing Language Skills in the Elementary Schools. Boston: Allyn and Bacon, Inc. Schramm, D. Lawrence Kincaid & Wilbur. 1985 Asas-Asas Komunikasi Antar Manusia : Agus setiadi,Jakarta:LP3ES bekerjasama dengan EWCI Hawaii, Trianto, S.Pd., M.Pd.. 2007 Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruksivistik. Konsep, Landasan Teoritis-Praktis dan Implementasinya. Jakarta. W.S. Winkel.1989 Psikologi Pengajaran, Jakarta :Gramedia, 22