5. Monolog atau Dongeng

advertisement
Monolog/Dongeng
PERTEMUAN KE-5
> Berbicara dalam kegiatan
monolog/dongeng
- Konsep monolog/dongeng
- Persiapan monolog/dongeng
Definisi Dongeng
• Dongeng adalah cerita sederhana yang tidak
benar-benar terjadi, misalnya kejadiankejadian aneh di jaman dahulu. Dongeng
berfungsi menyampaikan ajaran moral dan
juga menghibur.
• Dongeng termasuk cerita tradisional. Cerita
tradisional adalah cerita yang disampaikan
secara turun temurun. Suatu cerita
tradisional dapat disebarkan secara luas
keberbagai tempat. Kemudian, cerita itu
disesuaikan
dengan
kondisi
daerah
setempat.
 Pelaku atau Tokoh
Dongeng
a) Dewa dan dewi, ibu dan
saudara tiri yang jahat,
raja dan ratu, pangeran
dan putri, ahli nujum
b) peri, wanita penyihir,
raksasa, orang kerdil,
putri duyung, monster,
naga
c) binatang, misalnya ikan
ajaib dan kancil
d) kastil, hutan yang
memikat, negeri ajaib
e) benda ajaib, misalnya
lampu ajaib, cincin,
permadani, dan cermin.
Tema Dongeng
>Biasanya, suatu dongeng mempunyai
tema seperti ini.
1.
Moral tentang kebaikan yang
selalu menang melawan
kejahatan.
2. Kejadian yang terjadi di masa
lampau, di suatu tempat yang
jauh sekali.
3. Tugas yang tak mungkin
dilaksanakan.
4. Mantra ajaib, misalnya mantra
untuk mengubah orang menjadi
binatang.
5. Daya tarik yang timbul melalui
kebaikan dan cinta.
6. Kecantikan dan keluhuran anak
ketiga atau anak bungsu.
7. Kecemburuan saudara kandung
yang lebih tua.
8. Kejahatan ibu tiri.

Kalimat Pembuka Dongeng
Contoh kalimat pembuka:
• Syahdan pada zaman
dahulu kala, di negeri
antah berantah
• Kata sahibul hikayat
• Pada zaman dahulu kala
• Pada masa silam
• Beribu-ribu tahun yang
lalu
• Di suatu negeri yang
jauh.
 Struktur Dongeng
1) Pendahuluan
Pernyataan umum, kalimat
pengantar untuk memulai
dongeng.
2) Kejadian atau peristiwa dalam
dongeng. Kejadian-kejadian yang
disusun secara kronologis.
3) Penutup
Suatu pernyataan umum. Kalimat
yang sering digunakan, misalnya
Mereka hidup bahagia selamanya.
Komentar umum tentang kebaikan
yang dapat menaklukan kejahatan
atau pesan
moral lainnya.
Jenis Dongeng
 Dongeng binatang/fabel
Fabel adalah dongeng binatang yang mengandung pendidikan
tentang perbuatan baik dan buruk. Dalam fabel, tokoh binatang berperilaku
seperti manusia. Hal tersebut menggambarkan watak dan budi pekerti
manusia. Dongeng Kancil dan Buaya,dan Kucing Bersepatu Bot merupakan
contoh dongeng binatang.
Biasanya, mereka digambarkan sebagai hewan cerdik, licik, dan jenaka.
 Dongeng biasa
Dongeng biasa adalah cerita tentang tokoh suka dan duka.
Contohnya adalah cerita Bawang Merah dan Bawang Putih dan Jaka Tarub.
 Dongeng lelucon
Dongeng lelucon berisi cerita lucu tentang tokoh tertentu. Contoh
dongeng ini yaitu: Si Kabayan dari Jawa Barat, Lebai Malang, Pak Pandir,
Pak Belalang, Lucaidari Melayu, dan Pan Balangtamak dari Bali.
Jenis Dongeng
1. Dongeng binatang
Dongeng binatang adalah dongeng yang ditokohi oleh binatang peliharaan atau binatang liar.
Binatang dalam cerita jenis ini dapat berbicara atau berakal budi seperti manusia. Di Negaranegara Eropa binatang yang sering muncul menjadi tokoh adalah rubah, di Amerika
Serikat
binatang itu adalah kelinci, di Indonesia binatang itu Kancil dan di Filipina binatang
itu kera.
Semua tokoh biasanya mempunyai sifat cerdik, licik dan jenaka.
2. Dongeng biasa
Dongeng biasa adalah jenis dongeng yang ditokohi manusia atau biasanya adalah kisah suka
duka seseorang, misalnya dongeng Ande-Ande Lumut, Joko Kendil, Joko Tarub, Sang Kuriang
serta Bawang Putih dan Bawang Merah.
3. Lelucon atau anekdot
Lelucon atau anekdot adalah dongeng yang dapat menimbulkan tawa bagi yang mendengarnya
maupun yang menceritakannya. Meski demikian, bagi masyarakat atau orang menjadi
sasaran,
dongeng itu dapat menimbulkan rasa sakit hati.
4. Dongeng Berumus
Dongeng berumus adalah dongeng yang strukturnya terdiri dari pengulangan. Dongeng ini
ada tiga macam, yaitu dongeng bertimbun banyak (cumulative tales), dongeng untuk
mempermainkan orang (catch tales), dan dongeng yang tidak mempunyai akhir (endless tales)
Pelaku atau Tokoh Dongeng
a) Dewa dan dewi, ibu dan saudara tiri yang jahat, raja dan ratu, pangeran dan putri, ahli nujum;
b) peri, wanita penyihir, raksasa, orang kerdil, putri duyung, monster, naga;
c) binatang, misalnya ikan ajaib dan kancil;
d) kastil, hutan yang memikat, negeri ajaib;
e) benda ajaib, misalnya lampu ajaib, cincin, permadani, dan cermin.
Ciri-ciri Dongeng
a. Alur sederhana
b. Singkat
c. Tokoh tidak diurai
secara rinci
d. Penceritaan lisan
e. Pesan dan Tema ditulis
dalam cerita
f. Pendahuluan singkat
dan langsung
Tujuan Mendongeng
> Untuk memberi pesan-pesan moral
yang baik, yang diharapkan bisa
diteladani dalam kehidupan
sehari-hari
> Menghibur pendengar (orang yang
diceritakan dongeng)
> Memberi pengetahuan, misalnya
mengetahui asal usul nama atau
suatu kota
>
 Ciri-Ciri Lain Dongeng
• Menggunakan alur
sederhana.
• Cerita singkat dan
bergerak cepat.
• Karakter tokoh tidak
diuraikan secara rinci.
• Ditulis dengan gaya
penceritaan secara lisan.
• Terkadang pesan atau
tema dituliskan dalam
cerita.
• Biasanya, pendahuluan
sangat singkat dan
langsung
 Cara Mengawali
Menceritakan Dongeng
• Salah satu dongeng
favorit saya adalah …
• Saya akan menceritakan
dongeng yang sangat saya
sukai …
• Dongeng yang terkenal
dari daerah saya (kita)
adalah ...
• Dongeng yang saya ingat
saat saya masih kecil
adalah ...
• Dongeng yang sering
diceritakan ibu saya
adalah ...
• Selain itu, kita dapat
membuat sendiri awalan
menarik lainnya.
Syarat-Syarat Pendongeng
• Syarat Fisik
Pendongeng harus mampu menggunakan penghasil suara secara
lentur sehingga dapat menghasilkan suara yang bervariasi. Ia sama
halnya dengan dalang. Ia harus mampu menyuarakan peran apapun
dan adegan apapun.
Pendongeng harus mampu menggunakan penglihatan secara lincah
dan lentur sesuai dengan keperluan. Jika mendongeng di hadapan
pendengar, ia harus menggunakan mata untuk kepentingan ganda.
Pertama, mata digunakan untuk memperkuat mimik. Kedua, sarana
itu digunakan pula untuk berkomunikasi dengan pendengar. Jika akan
mendongeng dengan membacakan naskah, ia harus mempelajari
naskah dongeng.
1.
Pemilihan Cerita
Sebagian orang, secara piawai, mampu menceritakan satu
bentuk cerita tertentu dengan baik dibandingkan jenis cerita yang
lain. Seperti penguasaan terhadap cerita-cerita humor, binatang,
misteri, dan sebagainya. Memang sebaiknya, pendongeng hendaknya
memilih jenis cerita yang sangat ia kuasai.
2. Persiapan sebelum masuk ruang pertunjukkan
Yang perlu diketahui bagi pendongeng bahwa setiap menit
waktu yang digunakan untuk berfikir dan mengolah cerita
sekaligus mempersiapkannya sebelum pertunjukkan dimulai, akan
membantu dalam penyampaian cerita dengan mudah. Begitu juga
saat menggambarkan berbagai peristiwa di hadapan penonton, ia
dapat melakukannya.
> 3.
Perhatikan Posisi Duduk Penonton
Ketika bercerita, yang diharapkan adalah perhatian
para penonton dengan sepenuh hati dan pikiran mereka.
Oleh karena itu, pendongeng harus dapat menguasai
cerita yang disampaikan dengan baik, sehingga mereka
dapat mengikuti jalan cerita.
Mendongeng merupakan keterampilan berbicara, maka dari
itu harus diperhatikan dua aspek yang mempengaruhi
keterampilan berbicara, yaitu :
> 1. Aspek kebahasaan
a.
Lafal
Seorang pewawancara harus membiasakan diri
mengucapkan bunyi-bunyi bahasa yang tepat.
Pengucapan bunyi-bunyi bahasa yang tidak tepat atau
cacat akan menimbulkan kebosanan, kurang
menyenangkan, atau kurang menarik.
tekanan, nada, sendi, dan durasi yang sesuai
> b. Aspek
Kesesuaian tekanan, nada, sendi, dan durasi akan
merupakan daya tarik tersendiri dalam
mewawancarai seseorang. Kesesuaian tekanan,
nada, sendi, dan durasi juga penentu keefektifan
dalam mendongeng, sehingga pesan yang
disampaikan dapat diterima oleh penonton.
>c. Kosakata/ungkapan
Pilihan kata hendaknya tepat, jelas, dan bervariasi.
Jelas maksudnya mudah dimengerti oleh pendengar.
Pilihan kata harus disesuaikan dengan pokok
pembicaraan dan siapa yang sedang menonton.
>d. Variasi/struktur kalimat
Pendongeng yang menggunakan kalimat efektif akan
memudahkan penonton menangkap isi cerita. Susunan
penuturan kalimat ini sangat besar pengaruhnya
keefektifan mendongeng.
berbicara
> eceHsantun
Menyampaikan isi cerita dengan santun ,akan
membuat penontong senang memperhatikannya
f. Penguasaan isi/materi bicara
Penguasaan topik yang baik akan menumbuhkan
keranian dan kelancaran. Jadi, penguasaan topik ini
sangat penting, bahkan merupakan factor utama
dalam mendongeng.
g. Keberanian
Keberanian sangat diperlukan oleh seorang
pendongeng. Pendongeng harus berani
mengekspresikan isi cerita.
h.Keramahan
Keramahan merupakan komunikasi yang efektif.
Melalui keramahan kita dapat menilai seseorang
bersahabat atau tidak, dan melalui keramahan juga
kita bisa mempengaruhi seseorang atau tidak.
• Syarat Mental/Rohani dan Daya Pikir
 Pendongeng harus bersikap mental serius, sabar,
lapang dada, disiplin, taat beribadah, berakhlakul
karimah, dan senang berkesenian. Semua sikap
mental tersebut sangat diperlukan oleh pendongeng
karena mendongeng (pembacaan naskah dongeng)
memerlukan pemahaman yang sangat mendalam.
Pemahaman dan penghayatan dilakukan dengan
penuh keseriusan, kesabaran, dan kedisiplinan.
2.
Syarat mental dan daya pikir
Pendongeng harus bersikap mental serius, sabar, lapang dada, disiplin,
taat beribadah, berakhlak karimah, dan senang berkesenian. Semua sikap
mental tersebut sangat diperlukan oleh pendongeng karena mendongeng
memerlukan pemahaman yang sangat mendalam.
Pendongeng harus berpikiran cerdas dan kreatif. Kecerdasan diperlukan
karena pendongeng harus dapat menafsirkan isi dongeng secara tepat.
Pendongeng tidak boleh menafsirkan isi dongeng sesuai dengan
kehendaknya tanpa memperhatikan ide dasar dongeng.
Pendongeng harus berpengetahuan umum, luas dan berketerampilan
bahasa (Indonesia). Pengetahuan umum sangat bermanfaat bagi
pendongeng. Dengan memiliki pengetahuan umum yang luas, ia memiliki rasa
percaya diri yang tinggi.
 Pendongeng harus berpikiran cerdas dan kreatif.
Kecerdasan diperlukan karena pendongeng harus
dapat menafsirkan isi (naskah) dongeng secara
tepat.
 Pendongeng harus berpengetahuan umum luas
dan
berketerampilan
bahasa
(Indonesia).
Pengetahuan umum sangat bermanfaat bagi
pendongeng. Dengan memiliki pengetahuan umum
yang luas, ia memiliki rasa percaya diri yang
tinggi.
Mendongeng di Hadapan Pendengar, di
Panggung/Kelas
> Mendongeng di hadapan pendengar
menggunakan sarana fisik secara utuh, baik
yang dimiliki secara fisik maupun yang
disediakan di luar diri pendongeng.
•Mengenal wilayah panggung dan wataknya
•Mengenal properti
•Mengenal berbagai watak dongeng tokoh
•Mengenal akting
•Mengenal gesture dan business
•Mengenal ekspresi wajah
•Mengenal posisi dan gerak kaki.
> 2.
•
•
•
•
Aspek non kebahasaan
a.
kenyaringan suara
Suara yang nyaring dapat menegaskan maksud
pendongeng
b. Kelancaran
Seorang pendongeng yang lancar berbicara akan
memudahkan penonton menangkap isi cerita.
c. sikap berbicara
Sikap yang wajar saja akan menunjukkan otoritas
dan integritas sesorang. Sikap ini sangat banyak
ditentukan oleh situasi, tempat, dan penguasaan materi.
d. Gerak dan mimik
Gerak dan mimik yang mendukung membantu pendongeng
menyampaikan isi cerita sehingga mudah diterima oleh
penonton
Download