MODUL PERKULIAHAN Pengantar Ilmu Komunikasi Prinsip Dasar, Proses dan Tujuan Komunikasi Fakultas Program Studi Ilmu Komunikasi Broadcasting Tatap Muka 03 Kode MK Disusun Oleh Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm Abstract Kompetensi Modul membahas prinsip dasar proses komunikasi, kegiatan-kegiatan proses komunikasi, tujuan dan akibat komunikasi. Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip dasar proses komunikasi, kegiatankegiatan proses komunikasi, tujuan dan akibat komunikasi. Prinsip Dasar, Proses dan Tujuan Komunikasi PRINSIP DASAR PROSES KOMUNIKASI Secara linier, proses sedikitnya melibatkan empat (4) elemen untuk komponen sebagai berikut : 1. Sumber/pengirim pesan/komunikator, yakni seseorang atau sekelompok orang atau suatu organisasi/institusi yang mengambil inisiatif menyampaikan pesan. 2. Pesan?, berupa lambang atau tanda atau kata tertulis atau secara lisan, gambar, angka, gestura. 3. Saluran, yakni sesuai yang dipakai sebagai alat penyampaian/pengiriman pesan (misalnya telepon, radio, surat, surat kabar, majalah, TV, gelombang udara dalam konteks komunikasi antarpribadi secara tatap muka). 4. Penerima/komunikan, yakni seseorang atau sekelompok orang atau organisasi/institusi yang menjadi sasaran penerima pesan. Di samping keempat elemen tersebut diatas (lazim disebut sebagai model S - M - C - R atau source Message - Chanel - Receiver), ada tiga atau faktor lainnya Yang juga penting dalam proses komunikasi yakni: • Akibat/dampak/hasil yang terjadi pada pihak penerima/komunikan. • Umpan-balik/feed back, yakni tanggapan balik dari pihak penerima/komunikan atas pesan yang diterimanya. • Noise (gangguan), yakni faktor-faktor psikologis yang dapat mengganggu atau menghambat kelancaran proses komunikasi. ‘13 2 Pengantar Ilmu Komunikasi Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Secara sederhana proses komunikasi dapat digambarkan sebagai beikut: Gambar 1 Sumber / Penerima Penerima / Sumber Pesan Akibat / Hasil saluran Gambar 2 Umpan - balik Sources/ Receiver / receiver sources Keterangan: Source : Sumber pengirim pesan Encoding : Membentuk kode-kode pesan ‘13 3 Pengantar Ilmu Komunikasi Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Decoding : Memecahkan/membaca kode-kode pesan Interpreting : Menginterpretasikan kode pesan Message : Pesan Channel ; Saluran Receiver : Penerima pesan Feed-back : Umpan – balik Proses komunikasi yang digambarkan tersebut (gambar 1 dan 2 ) dapat dijelaskan demikian: Pertama, pihak sumber membentik (encode) pesan dan menyampaikannya melalui suatu saluran tertentu. Pihak penerima kemudian mengartikan dan mengiterpretasikan pesan tersebut Apabila ia (penerima) punya tanggapan maka ia akan membentuk pesan dan menyampaikannya kembali kepada si sumber. Tanggapan yang disampaikan penerima pesan kepada sumber tersebut disebut sebagai umpan - balik.. Pihak sumber kemudian akan mengartikan dan menginterpretasikan tanggapan tadi, dan kembali ia akan melakukan pembentukan dan penyampaian pesan baru. Demikian proses ini terus berlanjut secara sirkuler, di mana keduduka sebagai sumber dan penerima berlaku secara bergantian. Menurut Wilbur Schramm (1973), suatu proses atau kegiatan komunikasi akan berjalan baik apabila terdapat ovelaping of interest (pertautan minat dan kepentingan) diantara sumber dan penerima pesan (lihat gambar 3). Untuk terjadinya ovelaping of interest dituntut adanya persamaan (dalam tingkatan yang relatif) dalam hal "kerangka referensi" {frame of reference) dari kedua pelaku komunikasi (sumber dan penerima). Yang dimaksud dengan kerangka referensi di sini antara lain menunjuk pada tingkat pendidikan, pengetahuan, latar belakang budaya, kepentingan, orientasi. Semakin besar pula ovenaping of interest, dan ini berarti akan semakin mudah proses komunikasi berlangsung. ‘13 4 Pengantar Ilmu Komunikasi Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Sebagai contoh : Si A seorang mahasiswa ingin berbincang-bincang mengenai soal perkembangan nilai valuta asing dalam kaitannya dengan perturnbuhan ekonomi. Bagi si A tentunya akan iebih mudah dan lancar apabila pembicaraan mengenai hal tersebut dilakukan dengan si B yang juga sama-sama mahasiswa. Seandainya si A tersebut membicarakan hal tersebut dilakukan dengan si C, seorang pemuda desa tamatan SD tentunta proses komunikasinya tidak akan berjalan sebagaimana diharapkan si A. karena antara si A dan si C terdapat perbedaan yanmg menyangkut tingkat pengetahuan, pengalaman budaya, orientasi dan mungkin juga kepentingannya. Contoh diatas, memberikan gambaran bahwa proses komunikasi akan berjalan baik atau mudah apabila di antara para pelaku komunikasi yang terlibat terdapat banyak kesamaan dalam hal kerangka referensi. Namun demikian, tidak berarti bahwa komunikasi baru terjadi apabila kerangka referensi dari masing-masing pelaku (simber dan penerima) relatif sama. Artinya, apabila kita ingin berkomunikasi dengan baik dengan seseorang, maka kita hams mengolah dan menyampaikan pesan dalam bahasa dan cara-cara lain yang sesuai dengan tingkat pengetahuan, pengalaman, orientasi dan latar belakang budayanya. Dengan kata lain pihak sumber perlu mengenali karateristik individual, sosial dan budaya dari pihak penerima. Gambar 3 Overiaping of interest A dan B : para pelaku omunikasi M : Message/pesan Dalam praktek komunikasi yang terjadi antara sumber dan penerima ini sering tidak dapat berjalan dengan baik karena gangguan (noise). Gangguan ini antara lain bisa menimbulkan ‘13 5 Pengantar Ilmu Komunikasi Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id tidak dapat diterimanya pesan secara baik, dan adanya salah interprestasi. Gangguan yang dimaksud di sini umumnya menunjuk pada faktor-faktor fisik ataupun psikologis yang dapat mempengaruhi penyampaian pesan. Suara gaduh atau bising, gema suara yang timbul karena konsfruksi ruangan, suhu udara yang panas sehingga mempengaruhi tingkat konsentrasi, adalah contoh-contoh faktor fisik yang dapat mengganggu proses kpomunikasi. Sementara faktor-faktor psikologis yang dapat menunggu proses komunikasi misalnya rasa takut, "grogi" atau "emosi" (marah). Berdasarkan tingkat partisipasi dari para pelaku yang terlibat, proses komunikasi dapat dibagi dalam dua (2) jenis atau bentuk: komunikasi satu arah (one way communication) dan komunikasi dua arah (two way communication). Kemudian satu arah, adalah suatu bentuk proses komunikasi di mana yang aktif hanyalah pihak sumber. Pihak penerima pesan bersifat pasif. Dalam arti hanya menerimma saja semua pesan yang disampaikan sumber tanpa memebrikan umpan - balik berupa tanggapan, reaksi atau pendapat atas pesanpesan yang diterimanya. Penyampaian pesan melalui media, massa seperti radio, TV, surat kabar, majalah, lazimnya disebut komunikasi satu arah. Sementara itu, pada komunikasi dua arah, sumber penerima masing-masing terlibat aktif dalam penyampaian pesan dan umpan - balik. Proses komunikasi antar-pribadi, seperti percakapan secara tatap muka antara dua orang atau lebih pembicaraan melalui telepon, lazimnya bersifat dua arah. TINGKAT PROSES KOMUNIKASI Menurut Denis McQuail (1987), secara umum kegiatan/proses komunikasi dalam masyarakat dapat berlangsung dalam enam (6) tingkatan sebagai berikut: 1. Komunikasi intra-phbadi (Intrapersonal communication), yakni proses komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang, berupa proses pengolahan informasi melalui pancaindera dan sistem syaraf. Misalnya: berpikir, merenung, mengingat-ingat sesuatu, menulis sebuah surat, dan menggambar. Setiap manusia pada dasarnya akan selalu terlibat dalam kegiatan komunikasi intra-pribadi selama proses kehidupannya. 2. Komunikasi antar-pribadi, yaitu kegiatan komunikasi yang dilakukann secara langsung antara seseorang dengan orang lain. Misalnya: percakapan secara tatap muka di antara dua orang, surat menyurat pribadi, dan percakapan melalui telepon. Corak komunikasinya juga lebih bersifat pribadi, dalam arti pesan atau informasi yang ‘13 6 Pengantar Ilmu Komunikasi Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id disampaikan hanya ditujukan untuk kepentingan pribadi para pelaku komunikasi yang terlibat. Dalam komunikasi antar-pribadi, jumlah pelaku yang terlibat pada dasamya bisa lebih dari dua orang, selama pesan atau informasi yang disampaikan bersifat pribadi. 3. Komunikasi da/am kelompok, yakni kegiatan komunikasi yang berlangsung diantara anggota suatu kelompok. Pada tingkatan ini, tiap individu yang teriibat masing-masing berkomunikasi sesauai dengan peran dan kedudukannya dalam kelompok. Pesan aatu informasi yang dikomunikasikan juga menyangkut kepentingan seluruh anggota kelompok, bukan bersifat pribadi. Misalnya: ngobrol- ngobrol dalam keluarga antara bapak, ibu dan anak-anaknya, diskusi di antara warga kelompok karang taruna, atau kegioatan belajar-mengajar yang dilakukan seorang guru murid-muridnya dalam kelas. 4. Komunikasi antar kelompok/asosiasi, yakni kegiatan komunikasi yang berlangsung antara suatu kelompok dengan kelompok lainnya, atau antara suatu asosiasi dengan asosiasi lainnya. Jumlah pelaku yang terlibat dalam komunikasi jenis ini boleh jadi hanya dua orang atau beberapa orang saja. Tetapi masing-masing membawakan peran dan kedudukannya sebagai wakil dari kelompok/asosiasinya masing-masing. Dengan demikian pesan yang disampaikan menyangkut kepentingan kelompok/asosiasi. Misalnya: Pertemuan antara pengurus Karang Taruna Desa A dengan Karang Taruna Desa B, atau pertemuan antara pengurus ISKI (Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia) dengan ISEI (Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia). 5. Komunikasi Organisasi Komunikasi organisasi mencakup kegiatan komunikasi dalam suatu organisasi dan komunikasi antar-organisasi. Bedanya dengan komunikasi kelompok, adalah bahwa sifat komunikasi organisasi iebih formal dan lebih mengutamakan prinsip- prinsip efisiensi dalam melakukan kegiatan komunikasinya. Misalnya : Pertemuan antara direksi perusahaan A dengan para manajernya, suratmenyurat antara perusahaan A dengan perusahaan B, atau pertemuan antara pimpinan perusahaan A dengan pimpinan Departemen B. 6. Komunikasi dengan masyarakat secara luas Pada tingkatan ini kegiatan komunikasi ditujukan kepada masyarakat secara luas. Bentuk kegiatan komunikasinya dapat dilakukan melalui dua cara: ‘13 7 Pengantar Ilmu Komunikasi Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id • Komunikasi massa, yakni komunikasi melalui media massa seperti radio, majalah, surat kabar, dan TV • Langsung tanpa melalui media massa misalnya ceramah atau pidato di lapangan terbuka. Sifat isi pesan komunikasi yang di sampaikan menyangkut kepentingan orang banyak, tidak bersifat pribadi. Komunikasi dengan masyarakat luas khususnya yang dilakukan melalui medai massa (komunikasi massa), selain proses penyampaian pesannya berjalan sangat cepat, juga mampu menjangkau wilayah geografis yang sangat luas. Dalam arti jangkauan penyamapaian pesannya tidak hanya bersifat lokal tetapi nasional, regional dan global. Sebagai gambaran : Dengan adanya satelit komunikasi, penyampaian pesan melalui TV tidak hanya dapat diterima oleh masyarakat yang berada di suatu kabupaten atau propinsi tertentu, tetapi juga oleh seluruh masyarakat dalam suatu negara, dari berbagai negara, atau bahkan oleh seluruh masyarakat di dunia. Dengan kata lain, komunikasi massa pada masa sekarang ini tidak mengenal batas geografis. Keenam tingkatan proses komunikasi ini oleh Dennis McQuail igambarkan demikian: Komunikasi dengan masyarakat luas Komunikasi organisasi Komunikasi antar kelompok/asosiasi Komunikasi dalam kelompok Komunikasi antar pribadi Komunikasi intra pribadi ‘13 8 Pengantar Ilmu Komunikasi Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm Sedikit kasus Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id TUJUAN DAN AKIBAT KOMUNIKASI Kegiatan atau upaya komunikasi yang dilakukan tentunya mempunyai tujuan tertentu. Tujuan yang dimaksud di sini menunjuk pada suatu hasil atau akibat yang diinginkan oleh pelaku komunikasi. Secara umum, menurut Wilbur Schramm (1974), tujuan komunikasi dapat dilihat dari dua perspektif kepentingan yakni: kepentingan sumber/pengirim/komunikator dan kepentingan penerima/komunikan. Dengan demikian maka tujuan komunikasi yang ingin dicapai dapat digambarkan sebagai berikut: Tujuan komunikasi dari Tujuan komunikasi dari sudut kepentingan sumber sudut kepentingan penerima 1. memberikan informasi 1. memahami informasi 2. mendidik 2. mempelajari 3. menyenangkan/menghibur 3. menikmati 4. menganjurkan suatu tindakan/persuasi 4. menerima atau menolak anjuran sementara itu, Harold D. Lasswell (1948), seorang ahli ilmu politikyang kemudian menekuni komunikasi, mengatakan bahwa komunikasi mempunyai tiga (3) fungsi sosial: 1. pengawasan lingkungan 2. korelasi di antara bagian-bagian dalam masyarakat untuk pencapaian konsensus mengenali lingkungan 3. sosialisasi (tranmisi nilai-nilai/warisan sosial dari satu generasi ke generasi setanjutnya). Fungsi pengawasan menunujuk pada upaya pengumpulan, pengolahan, produksi, dan penyebarluasan informasi mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi baik di dalam ataupun di luar l;ingkungan suatu masyarakat. Upaya ini selanjutnya diarahkan pada tujuan untuk mengendalikan apa yang terjadi di lingkungan masyarakat. Misalnya mencegah keresahan, memelihara ketertiban dan keamana. Fungsi korelasi menunjuk pada upaya memberikan ‘13 9 Pengantar Ilmu Komunikasi Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id interpretasi atau penafsiran informasi mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi. Atas dasar interpretasi informasi ini diharapkan berbagai kalangan atau bagian masyarakat mempunyai pemahaman, tindakan atau reaksi yang sama atas peristiwa-peristiwa yang terjadi. Dengan kata lain melalui fungsi korelasi ini komunikasi diarahkan pada upaya pencapaian konsensus. Kegiatan komunikasi yang demikian lazim disebut sebagai kegiatan propaganda. Misalnya pemberian surat kabar yang isisnya menyarankan agar warga masyarakat mau menerima dan melaksanakan program Keluarga berencana. Fungsi sosialisasi menunjukk pada upaya pendidikan dan pewansan nilai-nilai, norma-norma, dan prinsip-prinsip dari satu generasi kegenerasi lainnya atau dan satu anggota/kelompok masyarakat ke anggota-anggota/kelompok-kelompok masyarakat lainnya. Misalnya, pendidikan dan pewarisan mengenai kemampuan berbahasa daerah X beserta normanorma dan nilai-nilai budayanya dari para orang tua yang berasal dari daerah X kepada anak-anak dan cucu-cucunya, kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh Guru kepada muridmuridnya, kegiatan penyuluhan program KB yang dilakukan dokter, bidan atau petugas lainnya kepada warga masyarakat. Disamping ketiga fungsi tersebut di atas, komunikasi juga mempunyai fungsi hiburan. Kegiatan komunikasi dengan demikian juga dapat diarahkan pada tujuan untuk menghibur. Banyak contoh dalam peristiwa sehari-hari yang menggambarkan hal ini. Misalnya menonton bioskop, mendengarkan radio, menonton TV, mengobrol dan bercanda dengan teman serta tetangga di waktu senggang. Berdasarkan pandangan Lasswell ini, maka tujuan berkomunikasi dapat dijabarkan sebagai berikut: Tujuan komunikasi dipandang Tujuan komunikasi dipandang dari kepentingan sosial dari kepentingan individual 1. Berbagai pengetahuan umum 1. menguji,mempelajari dan memperoleh tentang lingkungan gambaran tentang realitas, kesempatan, dan bahaya 2. sosialisasi peran, nilai, kebiasaan ‘13 10 Pengantar Ilmu Komunikasi Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm 2. memperoleh pengetahuan dan Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id terhadap anggota-anggota baru keterampilan untuk hidup bermasyarakat 3. memberikan hiburan kepada warga 3. menikmati hiburan, relaks, masyarakat, menciptakan bentuk- melarikan diri dari kesulitan hidup bentuk kesenian baru, dll. sehari-hari, dll. 4. pencapaian konsensus, 4. menentukan keputusan / pilihan, mengontrol tingkah laku sosial bertindak sesuai aturan sosial. Kegiatan atau upaya komunikasi yang dilakukan pihak sumber tentunya juga diharapkan menimbulkan sustu akibat atau hasii yang terjadi pada diri penerima yang sesuai dengan keinginan pihak sumber. Secara umum akibat atau hasil yang terjadi pada diri penerima yang sesuai dengan keinginan pihak sumber. Secara umum akibat atau hasil komunikasi ini dapat mencakup tiga aspek sebagai berikut: Aspek Kognitjf, yaitu yang menyangkut kesadaran dan pengetahuan Misalnya: menjadi sadar atau ingat, menjadi tahu dan kenal Aspek Afektif, yaitu menyangkut sikap atau perasaan/emosi Misalnya : sikap setuju/tidak setuju perasaan sedih, gembira, perasaan benci, dan menyukai Aspek Konatif, yaitu menyangkut perilaku/tindakan. Misalnya : berbuat seperti apa yang disarankan, atau berbuat tidak seperti apa yang disarankan (menentang). Terdapat banyak model yang menjelaskan tentang hal-hal yang dapat dijadikan sebagai indikator dari akibat atau hasil komunikasi yang terjadi pada pihak penerima untuk setiap aspek (kognitif, afektif, dan konatif). Tiga diantaranya yang cukup populer adalah : model "AIDA" (singkatan dari Attention, Interest, desire, dan Action), mode! "Hirarki Efek" , dan model "Adopsi Inovasi". Model "AIDA" dan "Hierarki Efek" banyak dipergunakan dalam penelitian-penelitian persuasi dan periklanan, sementara model "Adopsi Inovasi" terutama dipergunakan dal;am penelitian mengenai difusi inovasi (penyebaran ide baru). ‘13 11 Pengantar Ilmu Komunikasi Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Tabel berikut akan memberikan gambaran mengenai ketiga model tersebut: ASPEK/TAHAP MODEL AIDA HIERARKI EFEK DIFUSI INOVASI Attention (perhatian) Awareness Knowledge (kesadaran) (pengetahuan) Kognitif Knowledge (pengetahuan) Interest (minat) Liking (menyukai) Persuasion (persuasi) Preference (pilihan) Afektif Desire (keinginan) Decision Convention (keputusan) (meyakini) Action (tindakan) Purchase (membeli) Implementation (pelaksana) Konatif Konfirmation (konfirmasi) Sumber: Belch, G.E. & Belch, M.A. (1990): Introduction to Advertising and Promotion Management. Model AIDA Model ini memberikan gambaran bahwa dampak atau hasil komunikasi yang terjadi pada seseorang setelah ia menerima sesuatu pesan akan menyangkut empat hal yakni : perhatian (aftenf/onJ.minat (interest), keinginan (desire) dan tinddakan (action). Diasuransikan bahwa tindakan yang diambil pada dasarnya didorong oleh adanya perhatian, minat dan keinginan. ‘13 12 Pengantar Ilmu Komunikasi Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Model Hirarki Efek Model ini hampir sama dengan model AIDA. Hanya saja proses pentahapannya lebih kompleks yakni mencakup enam (6) tahap ; menyadari, mengetahui, menyukai, memiiih, meyakini, dan membeli. Dalam kasus si A tersebut di atas maka secara berurutan gambaran prosesnya demikian: Pertama, si A menjadi sadar akan adanya produk shampo merk X. kemudian si A menjadi tahu akan kelebihan dan kegunaan dan shampo merk X tersebut dan timbul rasa menyukai. Setelah itu si A menentukan untuk memiiih membeli shampo merk tersebut karena yakin akan kegunaannya. Akhirnya ia membeli shampo merk X tersebut. Model Adopsi Model, "adopsi" (penerimaan ide/gagasan baru) dikembangkan oleh Everett M. Rogers (1983). Model ini memberikan gambaran tentang lima (5) tahap yang dilalui proses pembuatan keputusan untuk menerima atau menolak inovasi. Yang dimaksud inovasi di sini adalah suatu ide/gagasan, praktek atau benda yang dinilai baru oleh seseorang. Kelima tahap tersebut adalah : tahap pengetahuan, tahap persuasi, tahap keputusan, tahap pelaksana, dan tahap konfirmasi. Tahap pertama (pengetahuan) terjadi pada saat seorang penerima informasi tantang suatu inovasi. Tahap persuasi terjadi ketika ia menentukan sikap menyukai atau tidak menyukai inovasi tersebut. Tahap berikutnya adalah tahap keputusan. Apabila orang tersebut menyukai inovasi tersebut maka ia akan memutuskan untuk menerimanya. Tetapi apabila ia tidak menyukamya, maka ia akan meutuskan untuk menolak inovasi tersebut. Seandainya ia memutuskan menerima inovasi, maka tahap berikutnya adalah tahap pelaksanaan yaitu melakukan sustu tindakan menggunakan inovasi tersebut. ‘13 13 Pengantar Ilmu Komunikasi Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Rosdakarya, 2007 Sasa Djuarsa Sendjaja,Phd, dkk, Pengantar Komunikasi, Universitas terbuka, 2003 Denis McQuail dan Sven Windahl. Model-Model Komunkasi. New York: Longman. 1981. ‘13 14 Pengantar Ilmu Komunikasi Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id