MODUL PERKULIAHAN Pengantar Ilmu Komunikasi Tingkatan Proses (Jenis-Jenis Komunikasi Fakultas Program Studi Ilmu Komunikasi Broadcasting Tatap Muka 04 Kode MK Disusun Oleh Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm Abstract Kompetensi Modul membahas komunikasi intrapribadi, antar-pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, komunikasi dengan masyarakat secara luas dan komunikasi antar budaya. Mahasiswa mampu menjelaskan komunikasi intra-pribadi, antar-pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, komunikasi dengan masyarakat secara luas dan komunikasi antar budaya. Tingkatan Proses (Jenis-Jenis) Komunikasi Menurut Denis McQuail, secara umum kegiatan/proses komunikasi dalam masyarakat berlangsung dalam 6 tingkatan sebagai berikut : 1. Komunikasi intra-pribadi (intrapersonal communication) Yakni proses komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang, berupa pengolahan informasi melalui pancaindra dan sistem syaraf. Contoh : berpikir, merenung, menggambar, menulis sesuatu, dll. 2. Komunikasi antar-pribadi (inter-personal communication) Definisi komunikasi antar pribadi (KAP) dapat dilihat dari 3 (tiga) perspektif Perspektif komponensial – KAP dilihat dari komponen-komponennya. Perspektif pengembangan – KAP dilihat dari proses pengembangannya. Perspektif relasional – KAP dilihat dari hubungannya. 1. KAP dilihat dari komponen-komponennya. KAP merupakan proses pengiriman dan penerimaan pesan diantara dua orang atau diantara sekelompok orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera. Komponen-komponen yang terdapat dalam KAP adalah sebagai berikut: ‘13 2 Pengantar Ilmu Komunikasi Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Pengirim-penerima Istilah pengirim-penerima ini digunakan untuk menekankan bahwa fungsi pengirim dan penerima ini dilakukan oleh setiap orang yang terlibat dalam KAP. Hal ini untuk menyatakan bahwa : (a) proses KAP tidak dapat terjadi pada diri sendiri, (b) KAP berkaitan dengan manusia, (c) KAP terjadi diantara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang. Encoding (membentuk kode-kode pesan)-decoding (memecahkan kode-kode pesan). Pesan-pesan Saluran Gangguan (noise) Dalam KAP gangguan mencakup tiga hal : (a) gangguan fisik, (b) gangguan psikologis, (c) gangguan semantik. Umpan balik Konteks Ada tiga dimensi konteks dalam proses KAP, yaitu (a) dimensi fisik, (b) dimensi sosial psikologis, (c) dimensi temporal. Bidang pengalaman Akibat (efek) 2. KAP Dilihat dari Proses Pengembangannya Menurut perspektif ini, komunikasi adalah suatu proses yang berkembang, yaitu dari yang bersifat impersonal meningkat menjadi inter personal atau intim. Definisi ini membedakan komunikasi impersonal dengan interpersonal berdasarkan tiga faktor, yaitu : ‘13 3 Pengantar Ilmu Komunikasi Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Prediksi-prediksi berdasarkan data psikologis. Interaksi antar pribadi yang dilakukan oleh para pelaku didasarkan pada prediksi mereka tentang data psikologis orang lain. Artinya, dalam KAP seseorang memprediksikan orang lain menurut ciri-ciri khas atau hal-hal spe4sifik dari orang tersebut. Sedangkan dalam interaksi impersonal kita memandang orang lain menurut data-data kultural dan sosiologis. Interaksi yang berdasarkan pada pengetahuan. Dalam situasi antar pribadi, kita tidak hanya dapat memprediksikan bagaimana seseorang akan bertindak, tetapi juaga dapat menjelaskan perilaku orang tersebut Interaksi berdasarkan pada aturan-aturan yang ditentukan sendiri. 3. KAP dilihat dari hubungannya Dalam pandangan ini, KAP didefinisikan sebagai komunikasi yang terjadi diantara dua orang yang mempunyai hubungan yang terlihat jelas diantara mereka. Tujuan Komunikasi Antar Pribadi Mengenal diri sendiri dan orang lain. Salah satu cara untuk mengenal diri kita sendiri adalah melalui komunikasi antar pribadi. Komunikasi memberikan kesempatan untuk memperbincangkan diri kita sendiri. Dengan membicarakan tentang diri kita sendiri pada orang lain, kita dapat mengetahui perspektif ‘13 4 Pengantar Ilmu Komunikasi Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id baru tentang diri sendiri dan memahami lebih mendalam tentang sikap dan perilaku diri kita sendiri dan orang lain melalui komunikasi antar pribadi. Mengetahui dunia luar KAP juga memungkinkan kita untuk memahami lingkungan kita secara baik- yakni tentang obyek, kejadian-kejadian dan orang lain. Banyak informasi yang kita miliki sekarang berasala dari interaksi dengan orang lain. Menciptakan dan memelihara hubungan lebih bermakna. Manusia diciptakan sebagai mahluk individu sekaligus sebagai mahluk sosial. Sehingga dalam kehidupan sehari-hari, orang ingin menciptakan dan memelihara hubungan dekat dengan orang lain. Mengubah sikap dan perilaku. Dalam komunikasi antar pribadi sering kita berupaya mengubah sikap dan perilaku orang lain. Kita ingin seseorang memilih suatu cara tetrtentu, mencoba makanan baru, mendengarkan musik tersentu, menonton film tertentu, dan sebagainya. Singkatnya, kita banyak mempergunakan waktu untuk mempersuasi orang lain melalui KAP. Bermain dan mencari hiburan. Bermain mencakup semua kegiatan untuk memperoleh kesenangan.Bercerita dengan teman tentang kegiatan akhir pekan, membicarakan hobby, menceritakan kejadiankejadian lucu dan lain sebagainya. Seringkali tujuan ini dianggap tidak penting, tetapi ‘13 5 Pengantar Ilmu Komunikasi Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id sebemarnya komunikasi yang demikian perlu dilakukan, karena bisa memberi suasana yang lepas dari keseriusan, ketegangan kejenuha, dan sebagainya. Membantu Psikiater, psikolog, dokter adalah contoh-contoh profesi yang mempunyai fungsi menolong orang lain. Tugas-tugas tersebut sebagian besar dilakukan melalui KAP. Demikian pula, kita sering memberikan nasihat dan saran saran pada teman-teman kita yang sedang menghadapi suatu persoalan dan berusaha untuk menyelesaikannya.Contoh-contoh ini memperlihatkan bahwa tujuan dari proses komunikasi antar pribadi adalah membantu orang lain. 3. Komunikasi dalam kelompok Yakni kegiatan komunikasi yang berlangsung di antara suatu kelompok. Pada tingkatan ini, setiap individu yang terlibat masing-masing berkomunikasi sesuai dengan peran dan kedudukannya dalam kelompok. Pesan atau informasi yang disampaikan juga menyangkut kepentingan seluruh anggota kelompok, bukan bersifat pribadi. Misalnya, ngobrol-ngobrol antara ayah, ibu, dan anak dalam keluarga, diskusi guru dan murid di kelas tentang topik bahasan, dsbnya. 4. Komunikasi antar-kelompok/asosiasi Yakni kegiatan komunikasi yang berlangsung antara suatu kelompok dengan kelompok lainnya. Jumlah pelaku yang terlibat boleh jadi hanya dua atau beberapa orang, tetapimasing-masing membawa peran dan kedudukannya kelompok/asosiasinya masing-masing. ‘13 6 Pengantar Ilmu Komunikasi Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id sebagai wakil dari Michael Burgoon dan Michael Ruffner dalam bukunya Human Communiation, A Revisian of Approaching Speech/Comumunication, memberi batasan komunikasi kelompok sebagai interaksi tatap muka dari tiga atau lebih individu guna memperoleh maksud atau tujuan yang dikehendaki seperti berbagai informasi, pemeliharaan diri atau pemecahan masalah sehingga semua anggota kelompok dapat menumbuhkan karateristik pribadi anggota lainnya dengan akurat (the face-to-face interaction of three or more individuals, for a recognized purpose such as information sharing, selfmaintenance, or problem solving, such that the members are able to recall personal characteristics of other members accurately). Ada empat elemen yang tercakup dalam definisi di atas, yaitu : 1. interaksi tatap muka, jumlah partisipan yang terlibat dalam interaksi, maksud atau tujuan yang dikehendaki dan kemampuan anggota untuk dapat menumbuhkan karakteristik pribadi anggota lainnya. Kita mencoba membahaas keempat elemen dari batasan tersebut dengan lebih rinci. 2. Terminologi tatap muka (face-toface) mengandung makna bahwa setiap anggota kelompok harus dapat melihat dan mendengar anggota lainnya dan juga harus dapat mengatur umpan balik secara verbal maupun nonverbal dari setiap anggotanya. Batasan ini tidak berlaku atau meniadakan kumpulan individu yang sedang melihat proses pembangunan gedung/bangunan baru. Dengan demikian, makna tatap muka tersebut berkait erat dengan adanya interaksi di antara semua anggota kelompok. Jumlah partisipan dalam komunikasi kelompok berkisar antara 3 sampai 20 orang. Pertimbangannya, jika jumlah partisipan melebihi 20 orang, kurang memungkinkan berlangsungnya suatu interaksi di mana setiap anggota kelompok mampu melihat dan mendengar anggota lainnya. Dan karenannya kurang tepat untuk dikatakan sebagai komunikasi kelompok. 3. Maksud atau tujuan yang dikehendaki sebagai elemen ketiga dari definisi di atas, bermakna bahwa maksud atau tujuan tersebut akan memberikan beberapa tipe identitas kelompok. Kalau tujuan kelompok tersebut adalah berbagi informasi, maka komunikasi yang dilakukan dimaksudkan untuk menanamkan pengetahun (to impart knowledge). Sementara kelompok yang memiliki tujuan pemeliharaan diri (self- maintenance), biasanya memusatkan perhatiannya pada anggota kelompok atau struktur dari kelompok itu sendiri. Tindak komunikasi yang dihasilkan adalah kepuasan kebutuhan pribadi, kepuasan kebutuhan kolektif/kelompok bahkan kelangsungan hidup dari kelompok itu sendiri. Dan apabila tujuan kelompok adalah upaya pemecahan masalah, maka kelompok tersebut biasanya melibatkan beberapa tipe pembuatan keputusan untuk mengurangi kesulitan-kesulitan yang dihadapi. ‘13 7 Pengantar Ilmu Komunikasi Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 4. Elemen terakhir adalah kemampuan anggota kelompok untuk menumbuhkan karateristik personal anggota lainnya secara akurat. Ini mengandung arti bahwa setiap anggota kelompok secara tidak langsung berhubungan dengan satu sama lain dan maksud/tujuan kelompok telah terdefinisikan dengan jelas, di samping itu identifikasi setiap anggota dengan kelompoknya relatif stabil dan permanen. Batasan lain mengenai komunikasi kelompok dikemukakan oleh Ronald Adler dan George Rodman dalam bukunya Understanding Human Communication. Mereka mengatakan bahwa kelompok atau group merupakan sekumpulan kecil orang yang saling berinteraksi, biasanya tatap muka dalam waktu yang lama guna mencapai tujuan tertentu (a small collection of people who interct with each other, usually face to face, over time order to reach goals). Ada empat elemen yang muncul dari definisi yang dikemukakan oleh Adler dan Rodman tersebut, yaitu : 1. elemen pertama adalah interaksi dalam komunikasi kelompok merupakan faktor yang penting, karena melalui interaksi inilah, kita dapat melihat perbedaan antara kelompok dengan istilah yang disebut dengan coact. Coact adalah sekumpulan orang yang secara serentak terkait dalam aktivitas yang sama namun tanpa komunikasi satu sama lain. Misalnya, mahasiswa yang hanya secara pasif mendengarkan suatu perkuliahan, secara teknis belum dapat disebut sebagai kelompok. Mereka dapat dikatakan sebagai kelompok apabila sudah mulai mempertukarkan pesan dengan dosen atau rekan mahasiswa yang lain. 2. elemen yang kedua adalah waktu. Sekumpulan orang yang berinteraksi untuk jangka waktu yang singkat, tidak dapat digolongkan sebagai kelompok. Kelompok mempersyaratkan interaksi dalam jangka waktu yang panjang, karena dengan interaksi ini akan dimiliki karakteristik atau ciri yang tidak dipunyai oleh kumpulan yang bersifat sementara. 3. elemen yang ketiga adalah ukuran atau jumlah partisipan dalam komunikasi kelompk. Tidak ada ukuran yang pasti mengenai jumlah anggota dalam suatu kelompok. Ada yang memberi batas 3-8 orang, 3-15 orang dan 3-20 orang. Untuk mengatasi perbedaan jumlah anggota tersebut, muncul konsep yang dikenal dengan smallness, yaitu kemampuan setiap anggota kelompk untuk dapat mengenal dan memberi reaksi terhadap anggota kelompok lainnya. Dengan smallness ini, kuantitas tidak dipersoalkan sepanjang setiap anggota mampu mengenal dan ‘13 8 Pengantar Ilmu Komunikasi Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id memberi rekasi pada anggota lain atau setiap anggota mampu melihat dan mendengar anggota yang lain/seperti yang dikemukakan dalam definisi pertama. 4. elemen terakhir adalah tujuan yang mengandung pengertian bahwa keanggotaan dalam suatu kelompok akan membantu individu yang menjadi anggota kelompok tersebut dapat mewujudkan satu atau lebih tujuannya. Karakteristik Komunikasi Kelompok Apapun fungsi yang disandangnya, baik primer maupun sekunder dalam keberadaannya memiliki karakteristik tertentu. Karenanya, memahami karakteristik yang ada merupakan langkah pertama untuk bertindak lebih efektif dalam suatu kelompok di mana kita ikut terlibat didalamnya. Ada dua karakteristik yang melekat pada suatu kelompok, yaitu norma dan peran. Kita akan membahas kedua karakteristik tersbut denga lebih rinci satu persatu. Norma adalah persetujuan atau perjanjian tentang bagaimana orang-orang dalam suatu kelompok berperilaku satu dengan lainnya. Kadang-kadang norma oelh para sosiolog disebut juga dengan ’hukum’ (law) ataupun ’aturan’ (rule), yaitu perilaku-perilaku apa saja yang pantas dan tidak pantas untuk dilakukan dalam suatu kelompok. Ada tiga kategori norma kelompok, yaitu norma sosial, prosedural dan tugas. Norma sosial mengatur hubungan di antara para nggota kelompok. Sedangkan norma prosedural menguraikan dengan lebih rinci bagaimana kelompok harus beroperasi, seperti bagaimana suatu kelompok harus membuat keputusan, apakah melalui suara mayoritas ataukah dilakukan pembicaraan sampai tercapai kesepakatan. Dari norma tugas mmusatkan perhatian pada bagaimana suatu pekerjaan harus dilaksanakan. 5. Komunikasi Organisasi Komunikasi organisasi mencakup kegiatan komunikasi dalam suatu organisasi dan komunikasi antar organisasi. Bedanya dengan komunikasi kelompok adalah bahwa sifat organisasi organisasi lebih formal dan lebih mengutamakan prinsip-prinsip efisiensi dalam melakukan kegiatan komunikasinya. Komunikasi adalah sebuah tindakan untuk berbagi informasi, gagasan atau pun pendapat dari setiap partisipan komunikasi yang terlibat didalamnya guna mencapai kesamaan ‘13 9 Pengantar Ilmu Komunikasi Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id makna. Tindak komunikasi tersebut dapat dilakukan dalam berbagai konteks. Konteks komunikasi yang telah dibahas pada modul-modul sebelumnya adalah komunikasi antarpribadi (interpersonal Communication) dan komunikasi kelompok. Konteks komunikasi selanjutnya yang akan kita bahas adalah komunikasi organisasi. Tindak komunikasi dalam suatu organisasi berkaitan dengan pemahaman mengenai peristiwa komunikasi yang terjadi didalamnya, seperti apakah instruksi pimpinan sudah dilaksanakan dengan benar oleh karyawan atau pun bagaimana karyawan/bawahan mencoba menyampaikan keluhan kepada atasan, memungkinkan tujuan organisasi yang telah ditetapkan dapat tercapai sesuai dengan hasil yang diharapkan. Ini hanya satu contoh sederhana untuk memperlihatkan bahwa komunikasi merupakan aspek penting dalam suatu organisasi, baik organisasi yang mencari keuntungan ekonomi maupun organisasi yang bersifat sosial kemasyarakatan. Pengertian komunikasi Organisasi Sebelum membahas pengertian komunikasi organisasi sebaiknya kita uraikan terminologi yang melekat pada konteks komunikasi organisasi, yaitu komunikasi dan organisasi. Komunikasi berasal dari bahasa latin ”communis” atau ’common” dalam Bahasa Inggris yang berarti sama. Berkomunikasi berarti kita berusaha untuk mencapai kesamaan makna, ”commonness”. Atau dengan ungkapan yang lain, melalui komunikasi kita mencoba berbagi informasi, gagasan atau sikap kita dengan partisipan lainnya. Kendala utama dalam berkomunikasi adalah kita seringkali mempunyai makna yang berbeda terhadap lambang yang sama. Steward L.Tubbs dan Sylvia Moss dalam Human Communication menguraikan ada tiga model dalam komunikasi: 1. model komunikasi linier (one-way communication), dalam model ini komunikator memberikan suatu stimuli dan komunikan melakukan respon yang diharapkan tanpa mengadakan seleksi dan interpretasi. Komunikasinya bersifat monolog. 2. model komunikasi interaksional. Sebagai kelanjutan dari model yang pertama, pada tahap ini sudah terjadi feedback atau umpan balik. Komunikasi yang berlangsung bersifat dua arah dan ada dialog, di mana setiap partisipan memiliki peran ganda, dalam arti pada satu saat bertindak sebagai komunikator, pada saat yang lain bertindak sebagai komunikan. ‘13 10 Pengantar Ilmu Komunikasi Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 3. model komunikasi transaksional. Dalam model ini komunikasi hanya dapat dipahami dalam konteks hubungan (relationship) antara dua orang atau lebih. Pandangan ini menekankan bahwa semua perilaku adalah komunikatif. Tidak ada satupun yang tidak dapat dikomunikasikan. Mengenai organisasi, salah satu defenisi menyebutkan bahwa organisasi merupakan suatu kumpulan atau sistem individual yang melalui suatu hirarki/jenjang dan pembagian kerja, berupaya mencapai tujuan yang ditetapkan. Dari batasan tersebut dapat digambarkan bahwa dalam suatu organisasi mensyaratkan: 1. adanya suatu jenjang jabatan ataupun kedudukan yang memungkinkan semua individu dalam organisasi tersebut memiliki perbedaan posisi yang jelas, seperti pimpinan, staf pimpinan dan karyawan. 2. adanya pembagian kerja, dalam arti setiap orang dalam sebuah institusi baik yang komersial mau pun sosial, memiliki satu bidang pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya. Dengan landasan konsep-konsep komunikasi dan organisasi sebagaimana yang telah diuraikan, maka kita dapat memberi batasan tentang komunikasi organisasi secara sederhana, yaitu komunikasi antarmanusia (human communication) yang terjadi dalam kontek organisasi. Atau dengan meminjam definisi dari Goldhaber, komunikasi organisasi diberi batasan sebagai arus pesan dalam suatu jaringan yang sifat hubungannya saling bergabung satu sama lain (the flow of messages within a network of interdependent relationships). Sebagaimana telah disebut terdahulu, bahwa arus komunikasi dalam organisasi meliputi komunikasi vertikal dan komunikasi horisontal. Masing-masing arus komunikasi tersebut mempunyai perbedaan fungsi yang sangat tegas. Ronald Adler dan George Rodman dalam buku Understanding Human Communication, mencoba menguraikan masing-masing, fungsi dari kedua arus komunikasi dalam organisasi tersebut sebagai berikut: 1. Downward communication, yaitu komunikasi yang berlangsung ketika orang-orang yang berada pada tataran manajemen mengirimkan pesan kepada bawahannya. Fungsi arus komunikasi dari atas ke bawah ini adalah: a) Pemberian atau penyimpanan instruksi kerja (job instruction) b) Penjelasan dari pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu untuk dilaksanakan (job retionnale) ‘13 11 Pengantar Ilmu Komunikasi Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id c) Penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku (procedures and practices) d) Pemberian motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih baik. 2. Upward communication, yaitu komunikasi yang terjadi ketika bawahan (subordinate) mengirim pesan kepada atasannya. Fungsi arus komunikasi dari bawah ke atas ini adalah: a) Penyampaian informai tentang pekerjaan pekerjaan ataupun tugas yang sudah dilaksanakan b) Penyampaian informasi tentang persoalan-persoalan pekerjaan ataupun tugas yang tidak dapat diselesaikan oleh bawahan c) Penyampaian saran-saran perbaikan dari bawahan d) Penyampaian keluhan dari bawahan tentang dirinya sendiri maupun pekerjaannya. 3. Horizontal communication, yaitu tindak komunikasi ini berlangsung di antara para karyawan ataupun bagian yang memiliki kedudukan yang setara. Fungsi arus komunikasi horisontal ini adalah: a) Memperbaiki koordinasi tugas b) Upaya pemecahan masalah c) Saling berbagi informasi d) Upaya pemecahan konflik e) Membina hubungan melalui kegiatan bersama. 6. Komunikasi dengan masyarakat secara luas Pada tingkatan ini kegiatan komunikasi ditujukan kepada masyarakat luas. Bentuk kegiatan komunikasinya dapat dilakukan melalui dua cara : 1. Komunikasi massa Komunikasi massa adalah proses dimana organisasi media memproduksi dan menyampaikan pesan kepada khalayak yang luas dimana pesan media tersebut dicari, digunakan, dan dikonsumsi oleh khalayak. Dengan kata lain. komunikasi dilakukan melalui media massa seperti radio, surat kabar, TV, internet dan sebagainya. ‘13 12 Pengantar Ilmu Komunikasi Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Beberapa defenisi komunikasi massa. ☺ Komunikasi massa adalah proses di mana informasi diciptakan dan disebarkan oleh organisasi untuk dikonsumsi oleh khalayak (Ruben, 1992) ☺ Komunikasi massa adalah pesan-pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah orang. (Bittner, 1980) ☺ Komunikasi massa adalah suatu proses dalam mana komunikator-komunikator menggunakan media untuk menyebarkan pesan-pesan secara luas, dan secara terus menerus menciptakan makna-makna yang diharapkan dapat mempengaruhi khalayak yang besar dan berbeda-beda dengan melalui berbagai cara. (DeFleur dan Denis, 1985) Dari ketiga defenisi di atas dapat disarikan beberapa unsur yang terlibat dalam komunikasi massa. 1. sumber 2. khalayak 3. pesan 4. proses 5. konteks 6. media Karakter Komunikasi massa: 1. Ditujukan pada khalayak yang luas, heterogen, anonim, tersebar dan tidak mengenal batas geografis-kultural. 2. bersifat umum, bukan perorangan atau pribadi. Kegiatan penciptaan pesan melilbatkan orang banyak dan terorganisasi. 3. pola penyampaian bersifat cepat dan tidak terkendala oleh waktu dalam menjangkau khalayak yang luas. 4. penyampaian pesan cenderung satu arah. 5. kegiatan komunikasi terencana, terjadwal dan terorganisasi. 6. penyampaian pesan bersifat berkala, tidak bersifat temporer. 7. isi pesan mencakup berbagai aspek kehidupan manusia (ekonomi, sosial, budaya, politik dll) Memahami komunikasi massa tidak akan terlepas dari media massa, karena objek kajian terbesar adalah pada peran dan pengaruh yang dimainkan media massa. Di bawah ini akan diuraikan faktor-faktor yang mendasar dari media massa: 1. media massa merupakan industri yang berubah dan berkembang yang menciptakan lapangan kerja, barang dan jasa serta menghidupkan industri lain yang terkait. Media juga merupakan industri sendiri yang memiliki peraturan dan ‘13 13 Pengantar Ilmu Komunikasi Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id norma-norma yang menghubungkan institusi tersebut dengan masyarakat dan institusi sosial lainnya. Di lain pihak, institusi media di atur oleh masyarakat. 2. media massa merupakan sumber kekuatan- alat kontrol, manajemen, inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai penganti kekuatan atau sumber daya lainnya. 3. media merupakan forum atau agen yang semakin berperan untuk menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat, baik yang bertaraf nasional maupun internasional. 4. media seringkali berperan sebagai wahana pengembangan kebudayaan, bukan saja dalam pengertian pengembangan bentuk seni dan simbol tetapi juga dalam pengertian pengembangan tata cara, mode, gaya hidup dan norma-norma. 5. media telah menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk memperoleh gambaran dan citra realitas sosial, tetapi juga bagi masyarakat dan kelompok secara kolektif. Media menyuguhkan nilai-nilai dan penilaian normatif yang dibaurkan dengan berita dan hiburan. 2. Langsung atau tanpa melalui media massa. Misalnya ceramah, atau pidato atau kampanye partai politik di lapangan terbuka. 7. Komunikasi Antar (lintas) Budaya KAB Terjadi bila pengirim pesan adalah anggota dari satu budaya dan penerima pesannya adalah anggota dari budaya lain. Pada dasarnya, setiap kali terjadi perbedaan budaya antara komunikator dan komunikan terjadi KAB. Oleh karena masalah utama dalam KAB adalah kesalahan dalam mempengaruhi proses persepsi. Komunikasi antar-budaya adalah seni untuk memahami dan dipahami oleh khalayak yang memiliki kebudayaan lain (Sitaram, 1970). Komunikasi bersifat budaya apabila terjadi diantara orang-orang yang berbeda kebudayaannya (Rich, 1974). ‘13 14 Pengantar Ilmu Komunikasi Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id KAB adalah komunikasi yang terjadi dalam suatu kondisi yang menunjukkan adanya perbedaan budaya seperti bahasa, nilai-nilai, adat, kebiasaan. (Stewart, 1974). KAB adalah interaksi antar - para anggota masyarakat yang berbeda kebudayaannya (Sitaram and Codgell,1976). KAB adalah proses pertukaran pikiran dan makna diantara orang-orang yang berbeda kebudayaannya (Gerhard Maltezke, 1976). KAB menunjuk pada suatu fenomena komunikasi dimana para pesertanya masingmasing memiliki latar belakang budaya yang berbeda terlibat dalam suatu kontak antara satu dengan yang lainnya, baik secara langsung atau tidak langsung (Young Yun Kim, 1984). KAB Terjadi bila pengirim pesan adalah anggota dari satu budaya dan penerima pesannya adalah anggota dari budaya lain. Pada dasarnya, setiap kali terjadi perbedaan budaya antara komunikator dan komunikan terjadi KAB. Oleh karena masalah utama dalam KAB adalah kesalahan dalam mempengaruhi proses persepsi. Untuk itu menurut Gundykunst & Kim agar diterima dalam budaya lain, caranya dengan menjadi manusia antar budaya, orang yang telah mencapai tingkat tinggi dalam ‘13 15 Pengantar Ilmu Komunikasi Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id proses antar budaya budaya yang kognisi, afeksi & perilakunya tidak terbatas , tetapi terus berkembang melewati parameter-parameter psikologi suatu budaya. Daftar Pustaka Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Rosdakarya, 2007 Sasa Djuarsa Sendjaja,Phd, dkk, Pengantar Komunikasi, Universitas terbuka, 2003 Denis McQuail dan Sven Windahl. Model-Model Komunkasi. New York: Longman. 1981. Alex H. Rumondor. Komunikasi Antar Budaya. Universitas Terbuka.1995. ‘13 16 Pengantar Ilmu Komunikasi Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id