analisis rasio keuangan untuk penilaian kinerja keuangan pada pt

advertisement
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, 2016, 4 (1): 103-115
ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id
© Copyright 2016
ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK PENILAIAN
KINERJA KEUANGAN PADA PT INDOFARMA
(PERSERO) TBK
(Berdasarkan Keputusan Menteri BUMN Nomor :KEP100/MBU/2002)
Erni Agustin1
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis tingkat
kesehatan keuangan pada PT Indofarma (Persero) Tbk tahun 2012, 2013 dan
2014 berdasarkan rasio keuangan menurut KEPMEN BUMN Nomor: KEP100/MBU/2002. Informasi kondisi kesehatan keuangan perusahaan sangat
diperlukan untuk menjaga eksistensi perusahaan dari persaingan. Penilaian
tingkat kesehatan dari aspek keuangan menggunakan delapan indikator yaitu
Return On Equity, Return On Investment, Cash Ratio, Current Ratio, Collection
Periods, Perputaran Persediaan, Total Asset Turn Over dan Rasio Total Modal
Sendiri terhadap Total Asset. Hasil penilaian tingkat kesehatan keuangan PT
Indofarma (Persero) Tbk memperoleh predikat sehat dengan kategori A tahun
2012 serta predikat kurang sehat dengan kategori BBB tahun 2013 dan 2014. PT
Indofarma (Persero) Tbk diharapkan mampu meningkatkan tingkat kesehatan
keuangannya agar dapat memperoleh predikat sehat dengan kategori AAA
dengan meningkatkan kinerja keuangannya.
Kata Kunci : Tingkat Kesehatan Keuangan, Aspek Keuangan, Surat Keputusan
Menteri BUMN
Pendahuluan
Perkembangan dunia bisnis yang pesat dan kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan mendorong pihak manajemen untuk menyusun
rencana perusahaan yang lebih baik dari periode-periode sebelumnya. Setiap
perusahaan dalam menjalankan usahanya memiliki tujuan untuk mendapatkan
keuntungaan yang optimal. Hal tersebut dapat terwujud jika semua unsur dalam
perusahaan bersinergi dengan baik, baik itu berupa sumber daya modal maupun
sumber daya manusia.
Kemampuan perusahaan dalam mempertahankan eksistensinya ditengah
persaingan sangat ditentukan oleh kinerja keuangan perusahaan. Dengan melihat
kinerja perusahaan, dapat diketahui efektifitas dan efisiensi perusahaan dalam
mengelola sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan yang telah ditetap1
Mahasiswa Program S1 Ilmu Admistrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Mulawarman. Email: [email protected]
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 1, 2016: 103-115
kan demi menghasilkan laba yang optimal. Pengukuran kinerja salah satunya
dapat dilihat dari aspek keuangan suatu perusahaan yaitu melalui laporan
keuangan yang disajikan oleh pihak manajemen perusahaan.
Analisis laporan keuangan perusahaan pada dasarnya merupakan perhitungan rasio-rasio untuk menilai laporan keuangan perusahaan di masa lalu, saat
ini dan kemungkinan di masa yang akan datang, dimana data-data yang digunakan adalah neraca yang merupakan gambaran posisi keuangan baik itu kekayaan,
kewajiban dan modal perusahaan pada periode tertentu dan laporan rugi laba yang
merupakan gambaran atas hasil kegiatan perusahaan pada periode tertentu.
Dengan mengadakan analisis terhadap pos-pos neraca dapat diketahui atau diperoleh gambaran tentang posisi keuangannya, sedangkan analisis terhadap
laporan rugi labanya memberikan gambaran tentang hasil atau perkembangan
usaha perusahaan yang bersangkutan (Munawir, 2007:1).
Penilaian kinerja keuangan badan usaha swasta umumnya menggunakan
rasio profitabilitas, likuiditas, aktivitas dan solvabilitas. Hasil penilaian kinerja
keuangan swasta tidak diatur secara baku dengan peraturan pemerintah, sedangkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dinilai kesehatannya dengan menggunakan peraturan yang sudah ditetapkan oleh Menteri BUMN. PT Indofarma
(Persero) Tbk merupakan sebuah perusahaan pelayanan kesehatan yang
terintegrasi, bergerak di bidang distribusi serta perdagangan obat, alat kesehatan,
laboratorium dan sebagainya. Berikut ini adalah data keadaan keuangan PT
Indofarma (Persero) Tbk pada tahun 2012,2013 dan 2014 dapat disajikan pada
Tabel di bawah ini.
Tabel Ringkasan Laporan Keuangan
PT Indofarma (Persero) Tbk
Tahun
Keterangan
2012
2013
2014
Aset
Rp 1.188.618.790.410 Rp 1.294.510.669.195 Rp 1.248.343.275.406
Liabilitas
Rp 538.516.613.422 Rp 703.717.301.306 Rp 656.380.082.912
Ekuitas
Rp 650.102.176.989 Rp 590.793.367.889 Rp 591.963.192.495
Laba/Rugi
Rp 83.308.894.982 Rp (32.306.089.208) Rp 46.344.316.460
Usaha
Sumber : data diolah dari laporan keuangan PT Indofarma (Persero) Tbk
Dari ringkasan laporan keuangan PT Indofarma (Persero) Tbk pada Tabel
di atas dapat diketahui jumlah aset, liabilitas dan ekuitas PT Indofarma (Persero)
Tbk mengalami fluktuasi. Sedangkan untuk jumlah laba/rugi PT Indofarma
(Persero) Tbk, pada tahun 2013 menderita kerugian dan pada tahun 2014 mendapat laba walaupun jumlah laba lebih kecil dibandingkan tahun 2012.
Alasan penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada PT Indofarma
(Persero) Tbk yang pertama berdasarkan Keputusan Menteri BUMN Nomor:
KEP-100/MBU/2002 BUMN non jasa keuangan terdiri dari BUMN yang bergerak dibidang infrastruktur dan non infrastruktur, BUMN infrastruktur terdiri
dari 18 perusahaan dan BUMN non infrastruktur terdiri dari 97 perusahaan. Dari
104
Analisis Rasio Keuangan Untuk Penilaian Kinerja Keuangan (Erni)
jumlah perusahaan tersebut baik infrastruktur maupun non infrastruktur tidak
semua perusahaan mencantumkan laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia.
Alasan berikutnya yaitu, dari jumlah perusahaan yang mencantumkan laporan
keuangan di Bursa Efek Indonesia terdapat laporan keuangan perusahaan dari PT
Indofarma (Persero) Tbk yang mengalami fluktuasi pada jumlah asset, liabilitas
dan ekuitas serta pada tahun 2013 menderita kerugian dan pada tahun 2014
mendapat laba walaupun jumlah laba lebih kecil dibandingkan tahun 2012.
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan, penulis mengangkat
judul penelitian “Analisis Rasio Keuangan Untuk Penilaian Kinerja Keuangan
Pada PT Indofarma (Persero) Tbk (Berdasarkan Keputusan Menteri BUMN
Nomor: KEP-100/MBU/2002)“.
Sehubungan dengan latar belakang diatas, rumusan masalah penelitian ini
adalah: “Bagaimana tingkat kesehatan keuangan pada PT Indofarma (Persero)
Tbk tahun 2012, 2013, dan 2014 berdasarkan rasio keuangan menurut Keputusan
Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-100/MBU/2002?”
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis tingkat
kesehatan keuangan pada PT Indofarma (Persero) Tbk tahun 2012, 2013, dan
2014 berdasarkan rasio keuangan menurut Keputusan Menteri Badan Usaha Milik
Negara Nomor: KEP-100/MBU/2002.
Kerangka Dasar Teori
Laporan Keuangan
Bagi para penganalisis, laporan keuangan merupakan media yang paling
penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan. Pada
tahap pertama seorang analisis tidak mampu melakukan pengamatan. Laporan
keuangan dapat menggambarkan posisi keuangan perusahaan, hasil usaha
perusahaan dalam suatu periode dan arus dana (kas) perusahaan dalam periode
tertentu (Harahap, 2011:105).
Analisis Laporan Keuangan
Untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan serta hasil-hasil yang
telah dicapai oleh perusahaan perlu adanya analisis terhadap laporan keuangan
dari perusahaan yang bersangkutan. Menurut Hanafi (2003: 5) menyatakan bahwa
analisis laporan keuangan perusahaan pada dasarnya karena ingin mengetahui
tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat risiko atau tingkat kesehatan suatu
perusahaan.
Analisis Kinerja Keuangan BUMN sesuai KEPMEN BUMN
Menurut keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP100/MBU/2002, penilaian tingkat kesehatan BUMN berlaku bagi seluruh BUMN
non jasa keuangan maupun BUMN jasa keuangan kecuali persero terbuka dan
BUMN yang dibentuk dengan undang-undang tersendiri. BUMN non jasa
keuangan adalah BUMN yang bergerak dalam bidang usaha perbankan, asuransi,
jasa pembiayaan dan jasa penjamin. Aspek dan bobot nilai yang digunakan dalam
105
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 1, 2016: 103-115
penilaian tingkat kesehatan BUMN yaitu aspek keuangan, aspek operasional dan
aspek administrasi.
Penilaian tingkat kesehatan BUMN yang bergerak dibidang non jasa
keuangan dibedakan antara BUMN infrastruktur dan BUMN non infrastruktur.
Indikator yang dinilai menurut keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara
Nomor: KEP-100/MBU/2002.
Penilaian Kinerja Keuangan
Secara umum dapat dikatakan bahwa kinerja keuangan adalah prestasi yang
dapat dicapai oleh perusahaan dibidang keuangan dalam suatu periode tertentu
yang mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan. Disisi lain kinerja keuangan
menggambarkan kekuatan struktur keuangan suatu perusahaan dan sejauh mana
aset yang tersedia untuk perusahaan sanggup meraih keuntungan. Mulyadi (2001:
416) penilaian kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan
suatu kegiatan atau program atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan,
visi dan misi organisasi yang tertuang dalam perumusan perencanaan strategi
(strategic planning) suatu organisasi.
Kerangka Konsep
Gambar Kerangka Pikir Penelitian
PT Indofarma (Persero) Tbk
Laporan Keuangan Tahun 2012-2014
1. Neraca
2. Laporan Laba Rugi
Analisis Rasio Keuangan
8 Indikator KEPMEN BUMN
No: KEP-100/MBU/2002
ROE
ROI
Cash
Ratio
Current
Ratio
Collection
Periods
Perputaran
Persediaan
TATO
Kinerja Keuangan Tahun 2012-2014
Tingkat Kesehatan Perusahaan dari Aspek Keuangan
KEPMEN BUMN No: KEP-100/MBU/2002
Sumber: data diolah, 2015
106
TMS terhadap
TA
Analisis Rasio Keuangan Untuk Penilaian Kinerja Keuangan (Erni)
Definisi Konsepsional
Penilaian kinerja merupakan suatu proses untuk menyediakan informasi
tentang sejauhmana suatu kegiatan tertentu tercapai, bagaimana perbedaan
pencapaian itu dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih
diantara keduanya dan bagaimana tindak lanjut atas perbedaan tersebut.
Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari
satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang menggambarkan kepada
penganalisis tentang baik buruknya keadaan posisi keuangan suatu badan usaha
terutama apabila angka rasio tersebut dapat dibandingkan dengan angka rasio
pembanding yang digunakan sebagai standar.
Metode Penelitian
Jenis Penelitian : Penelitian deskriptif kuantitatif.
Definisi Operasional
Variabel : Kinerja perusahaan.
Indikator
1. Rasio Profitabilitas
a. Return on Equity atau imbalan kepada pemegang saham,
b. Return on Investment atau imbalan investasi.
2. Rasio Likuiditas
c. Cash Ratio atau rasio kas,
d. Current Ratio atau rasio lancar.
3. Rasio Aktivitas
e. Collection Periods atau perputaran piutang,
f. Inventory Turn Over atau perputaran persediaan,
g. Total Asset Turn Over atau perputaran total asset.
4. Rasio Solvabilitas /Leverage
h. Rasio Total Modal Sendiri terhadap total asset.
Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian dilaksanakan melalui website Bursa Efek Indonesia (BEI) dan PT
Indofarma (Persero) Tbk. Subjek dalam penelitian ini adalah laporan keuangan
PT Indofarma (Persero) Tbk.
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan adalah data kualitatif dan data kuantitatif.
Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder.
Teknik pengumpulan Data : Metode pengumpulan data sekunder.
Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan analisis data kuantitatif dengan menggunakan
metode penilaian tingkat kesehatan BUMN Non Jasa Keuangan menurut
keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-100/MBU/2002.
Dalam penilaian aspek keuangan ini, indikator yang dinilai dan masing-masing
bobotnya menurut keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP100/MBU/2002, berikut dapat dilihat pada Tabel .
107
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 1, 2016: 103-115
Tabel Daftar Indikator dan Bobot Aspek Keuangan
Indikator
Bobot Non Infrastruktur
Imbalan kepada pemegang saham (ROE)
20
Imbalan investasi (ROI)
15
Rasio Kas
5
Rasio Lancar
5
Collection periods
5
Perputaran persediaan
5
Perputaran total asset
5
Rasio modal sendiri terhadap total aktiva
10
Total Bobot
70
Sumber:Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor:KEP-100/MBU/2002
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
1. Return On Equity (ROE)
2. Return On Investment (ROI)
3. Cash Ratio
4. Current Ratio
5. Collection Periods (CP)
6. Perputaran Persediaan (PP)
7. Total Asset Turn Over (TATO)
8. Rasio Total Modal Sendiri Terhadap Total Aset (TMS terhadap TA)
Tingkat kesehatan BUMN digolongkan menjadi :
1. Sehat, yang terdiri dari : AAA apabila total (TS) lebih besar dari 95, AA
apabila 80 < TS <= 95, A apabila 65 < TS <= 80.
108
Analisis Rasio Keuangan Untuk Penilaian Kinerja Keuangan (Erni)
2. Kurang sehat, yang terdiri dari : BBB apabila 50 < TS <= 65, BB apabila 40
< TS <= 50, B apabila 30 < TS <= 40.
3. Tidak sehat, yang terdiri dari : CCC apabila 20 < TS <= 30, CC apabila 10 <
TS <= 20, C apabila TS <= 10.
Hasil Analisis dan Pembahasan
Analisis
1. Return On Equity
Tabel Return On Equity (ROE) PT Indofarma (Persero) Tbk Periode
2012-2014 (Disajikan dalam ribuan Rupiah)
Bobot
Laba Setelah
Modal
ROE=
Non
Tahun
Pajak (1)
Sendiri (2)
Skor
(1):(2)x100
Infra(Rp)
(Rp)
struktur
42.385.115
650.102.177
2012
6,52%
8,5
(54.222.595) 590.793.368
2013
-9,18%
0
20
1.164.825
591.963.192
2014
0,20%
2
Sumber: data Laporan Keuangan PT Indofarma (Persero) Tbk
2. Return On Investment
Tabel Return On Investment (ROI) PT Indofarma (Persero) Tbk Periode
2012-2014 (Disajikan dalam ribuan Rupiah)
Bobot
EBIT +
Capital
ROI =
Non
Tahun Penyusutan (1)
Employed (2)
(1) : (2) x Skor
Infra(Rp)
(Rp)
100
struktur
158.593.495
1.186.116.126
2012
13,37%
12
45.077.788
1.288.713.707
2013
3,50%
4
15
125.975.426
1.240.205.437
2014
10,16%
7,5
Sumber: data Laporan Keuangan PT Indofarma (Persero) Tbk
3. Cash Ratio
Tabel Rasio Kas PT Indofarma (Persero) Tbk Periode 2012-2014
(Disajikan dalam ribuan Rupiah)
Kas + Bank +
Rasio
Bobot
Surat Berharga
Current
Kas =
Non
Tahun
Skor
Jangka Pendek
Liabilities (2)
(1) : (2)
Infra(1)
x 100
struktur
Rp616.287.323,- Rp369.863.737,- 166,62%
2012
5
Rp612.422.844,- Rp670.902.757,- 91,28%
2013
5
5
Rp566.480.750,- Rp600.565.585,- 94,32%
2014
5
Sumber: data Laporan Keuangan PT Indofarma (Persero) Tbk
109
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 1, 2016: 103-115
4. Current Ratio
Tabel Rasio Lancar PT Indofarma (Persero) Tbk Periode 2012-2014
(Disajikan dalam ribuan Rupiah)
Rasio
Bobot
Current Asset/
Current
Lancar =
Non
Tahun
Aktiva Lancar
Liabilities/ Utang
Skor
(1) : (2) x
Infra(1)
Lancar (2)
100
struktur
Rp777.629.146,Rp369.863.737,2012
210,25%
5
Rp848.846.281,- Rp670.902.757,- 126,52%
2013
5
5
Rp782.887.635,- Rp600.565.585,- 130,36%
2014
5
Sumber: data Laporan Keuangan PT Indofarma (Persero) Tbk
5. Collection Periods
Tabel Collection Periods PT Indofarma (Persero) Tbk Periode 2012-2014
(Disajikan dalam ribuan Rupiah)
Bobot
Collection
Total Piutang Pendapatan
PerNon
Tahun
Periods = (1)
Skor
Usaha (1)(Rp) Usaha (2)(Rp)
baikan
Infra: (2) x 365
struktur
248.474.512
1.156.050.257
2012
78 Hari
4,5
285.853.172 1.337.498.192
2013
78 Hari
4,5
5
208.245.804 1.381.436.578
2014
55 Hari
23 Hari
5
Sumber: data Laporan Keuangan PT Indofarma (Persero) Tbk
6. Perputaran Persediaan
Tabel Perputaran Persediaan PT Indofarma (Persero) Tbk Periode 2012-2014
(Disajikan dalam ribuan Rupiah)
Perputaran
S
Bobot
Total
Pendapatan
persediaan
Perk
Non
Tahun
Persediaan
Usaha (2)
= (1) : (2) x
baikan
o
Infra(1)(Rp)
(Rp)
365
r
struktur
161.341.812
1.156.050.257
2012
51 Hari
5
236.417.397 1.337.498.192
2013
65 Hari
4,5
5
216.406.887 1.381.436.578
2014
57 Hari
8 Hari
5
Sumber: data Laporan Keuangan PT Indofarma (Persero) Tbk
7. Total Asset Turn Over
Tabel TATO PT Indofarma (Persero) Tbk Periode 2012-2014
(Disajikan dalam ribuan Rupiah)
S
Bobot
Total
Capital
TATO =
Perk
Non
Tahun
Pendapatan
Employed (2) (1) : (2) x
baikan
o
Infra(1)(Rp)
(Rp)
100
r
struktur
1.156.050.257 1.186.116.126 97,46%
2012
4
1.337.498.192 1.288.713.707 103,78%
2013
4
5
1.381.436.578
1.240.205.437
2014
111,39%
4,5
Sumber: data Laporan Keuangan PT Indofarma (Persero) Tbk
110
Analisis Rasio Keuangan Untuk Penilaian Kinerja Keuangan (Erni)
8. Total Modal Sendiri terhadap Total Aset (TMS terhadap TA)
Tabel Rasio TMS terhadap TA PT Indofarma (Persero) Tbk
Periode 2012-2014 (Disajikan dalam ribuan Rupiah)
Rasio TMS
Bobot
Total Modal
Total Aset (2)
terhadap
Non
Tahun
Sendiri (1)
Skor
(Rp)
TA = (1) :
Infra(Rp)
(2) x 100
struktur
650.102.177
1.188.618.790
2012
54,69%
8,5
590.793.368
1.294.510.609
2013
45,64%
9
10
591.963.193
1.248.343.275
2014
47,42%
9
Sumber: data Laporan Keuangan PT Indofarma (Persero) Tbk
9. Penilaian Tingkat Kesehatan PT Indofarma (Persero) Tbk dari Aspek
Keuangan
Tabel Penilaian Aspek Keuangan PT Indofarma (Persero) Tbk
Berdasarkan SK Menteri BUMN No: KEP-100/MBU/2002 Periode 20122014 (Disajikan dalam ribuan Rupiah)
Skor
No
Indikator
Bobot
2012
2013
2014
Imbalan Kepada Pemegang
1
8,5
0
2
20
Saham (ROE)
Imbalan Investasi (ROI)
2
12
4
7,5
15
Rasio Kas/cash ratio
3
5
5
5
5
Rasio Lancar/current ratio
4
5
5
5
5
Collection
Periods
5
4,5
4,5
5
5
Perputaran Persediaan
6
5
4,5
5
5
Perputaran Total Aset (TATO)
7
4
4
4,5
5
Rasio Total Modal Sendiri
terhadap Total Aset (TMS
8
8,5
9
9
10
terhadap TA)
Total
52,5
36
43
70
Sumber: data diolah, 2015
Berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan pada PT Indofarma
(Persero) Tbk dari tahun 2012 sampai dengan 2014, untuk menilai tingkat
kesehatan keuangan maka menurut Sutrisno (2007:34) bobot dari hasil
penilaian aspek keuangan dibuat ekuivalennya agar dapat diperoleh asil akhir
kategori kesehatan BUMN. Bobot dari hasil penilaian aspek keuangan akan
dikalikan dengan 70%. Hasil total skor PT Indofarma (Persero) Tbk dari
tahun 2012 sampai dengan 2014 setelah dikalikan dengan ekuivalennya
kemudian dinilai dengan kategori tingkat kesehatan disajikan pada Tabel di
bawah ini.
111
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 1, 2016: 103-115
Tabel Penilaian Tingkat Kesehatan Keuangan PT Indofarma (Persero)
Tbk Berdasarkan SK Menteri BUMN No: KEP-100/MBU/2002
Total
Total
Bobot Bobot =
Tahun
Skor
Nilai
Kategori Predikat
(2)
(1) :
(1)
2012
52,5
70
75
65 < TS ≤ 80
A
2013
36
70
51,43
50 <TS ≤65
BBB
2014
43
70
61,43
50 <TS ≤65
BBB
Sehat
Kurang
Sehat
Kurang
Sehat
Sumber: data diolah, 2015
Pembahasan
Rasio Profitabilitas
Return On Equity (ROE) tahun 2012 sebesar 6,52%, tahun 2013 sebesar 9,18% dan tahun 2014 sebesar 0,20%. Penurunan nilai ROE pada tahun 2013
dikarenakan PT Indofarma menderita kerugian disebabkan adanya perubahan
jumlah beban pokok penjualan yang meningkat tidak diimbangi dengan penjualan
bersih yang menurun. Selain itu, penyebab PT Indofarma menderita kerugian
yaitu melemahnya nilai tukar rupiah menyebabkan harga bahan baku meningkat
dan mengakibatkan pengeluaran yang lebih besar. Menurut data Bank Indonesia
pada 30 Desember 2013, sepanjang tahun 2013 rupiah menjadi mata uang di Asia
yang mengalami pelemahan terburuk jika dibandingkan dengan mata uang lain
yaitu sebesar 26,42%. Adapun nilai ROE dari tahun 2012-2014 yang mempengaruhi total skor yang diperoleh PT Indofarma (Persero) Tbk karena tidak
mencapai bobot nilai maksimal yaitu sebesar 20 menunjukkan bahwa kinerja
perusahaan masih kurang baik dalam tingkat pengembalian saham kepada para
investornya.
Return On Investment (ROI) tahun 2012 sebesar 13,37%, tahun 2013
sebesar 3,50% dan tahun 2014 sebesar 10,16%. Penurunan ROI pada tahun 2013,
karena kerugian yang diderita PT Indofarma pada tahun tersebut serta adanya
kenaikan total aset secara signifikan yang menyebabkan kenaikan pada capital
employed lebih tinggi daripada jumlah EBIT dan akumulasi penyusutan
perusahaan yang menurun. ROI PT Indofarma (Persero) Tbk pada tahun 2014
sebesar 10,16% yang menunjukkan bahwa setiap Rp100 aktiva yang digunakan
dalam kegiatan operasi, perusahaan hanya mampu menghasilkan keuntungan
Rp10,16. Dengan pencapaian ROI yang diperoleh PT Indofarma (Persero) Tbk
dtahun 2012-2014 yang tidak mencapai bobot nilai maksimal yaitu sebesar 15,
menunjukkan bahwa manajemen perusahaan belum efisien dan produktif dalam
mengelola aktiva yang dimiliki untuk dapat menghasilkan laba bagi perusahaan.
112
Analisis Rasio Keuangan Untuk Penilaian Kinerja Keuangan (Erni)
Rasio Likuiditas
Cash Ratio/ Rasio Kas tahun 2012 sebesar 166,62%, tahun 2013 sebesar
91,28% dan tahun 2014 sebesar 94,32%. Menurunnya rasio kas pada tahun 2013
dan 2014 dibandingkan dengan tahun 2012 disebabkan oleh kompenen aktiva
lancar yang terdiri dari kas, bank dan surat berharga jangka pendek mengalami
penurunan yang tidak sebanding dengan kenaikan kewajiban lancarnya. Selama
periode tahun 2012-2014, perusahaan memiliki banyak kas atau setara kas untuk
melunasi kewajiban lancar atau utang lancar perusahaan. Pada tahun 2012-2014
PT Indofarma telah mencapai bobot nilai maksimal yaitu sebesar 5. Manajemen
perusahaan harus mencari cara agar jumlah kas atau setara kas yang dimiliki
perusahaan tidak terlalu kecil untuk berjaga-jaga apabila ada kewajiban atau utang
yang harus segera dibayar oleh perusahaan.
Current Ratio/ Rasio Lancar tahun 2012 sebesar 210,25%, tahun 2013
sebesar 126,52% dan tahun 2014 sebesar 130,36%. Perolehan rasio lancar PT
Indofarma (Persero) Tbk pada tahun 2013 lebih kecil dibandingkan tahun 2012
dan 2014 dikarenakan kenaikan aktiva lancar sebanding dengan kenaikan
kewajiban lancarnya. Skor nilai rasio lancar periode 2012-2014 adalah 5 dan telah
mencapai bobot nilai maksimal. Skor nilai rasio lancar perusahaan tersebut
menunjukkan bahwa perusahaan mampu untuk membiayai utang jangka pendek
atau utang lancarnya dengan menggunakan aktiva lancar.
Rasio Aktivitas
Collection Periods/ perputaran piutang tahun 2012 dan tahun 2013
sebanyak 78 hari serta tahun 2014 sebanyak 55 hari. Rasio collection periods
pada PT Indofarma (Persero) Tbk pada periode 2012-2014 menunjukkan
penurunan pada tahun 2014. Penurunan collection periods disebabkan total
piutang usaha mengalami penurunan, sedangkan total pendapatan usaha
mengalami kenaikan. Semakin besar collection periods berarti semakin besar pula
resiko tidak tertagihnya piutang usaha tersebut. Skor nilai peputaran piutang yang
meningkat selama periode 2012-2014 menunjukkan bahwa manajemen
perusahaan terus berusaha untuk meningkatkan kinerja keuangannya.
Perputaran persediaan tahun 2012 sebanyak 51 hari, tahun 2013 sebanyak
65 hari dan tahun 2014 sebanyak 57 hari. Skor nilai perputaran persedian tahun
2012 sebesar 5, tahun 2013 sebesar 4,5 dan tahun 2014 sebesar 5. Skor nilai
perputaran persediaan pada PT Indofarma (Persero) Tbk pada tahun 2012 dan
2014 mendapatkan bobot nilai maksimal yaitu sebesar 5, sedangkan pada tahun
2013 mengalami penurunan bobot nilai disebabkan penigkatan persediaan yang
tidak sebanding dengan peningkatan pendapatan usaha. Tingkat perputaran yang
semakin tinggi atau lama hari penyimpanan persediaan yang semakin rendah
menunjukkan semakin efisiennya kegiatan operasi perusahaan karena modal kerja
yang tertanam dalam persediaan semakin sedikit.
Total Asset Turn Over (TATO) tahun 2012 sebesar 97,46%, tahun 2013
sebesar 103,78% dan tahun 2014 sebesar 111,39%. Rasio perputaran total
aset/total asset turn over (TATO) PT Indofarma (Persero) Tbk periode 2012-2014
113
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 1, 2016: 103-115
mengalami kenaikan setiap tahunnya menunjukkan bahwa manajemen perusahan
sudah efektif dalam menggunakan aktiva untuk menghasilkan penjualan. Rasio
dan skor nilai TATO pada PT Indofarma (Persero) Tbk periode 2012-2014 terus
mengalami peningkatan setiap tahunnya walaupun belum mendapatkan bobot
nilai maksimal yaitu sebesar 5.
Rasio Solvabilitas
Rasio total modal sendiri terhadap total aset tahun 2012 sebesar 54,69%,
tahun 2013 sebesar 45,64% dan tahun 2014 sebesar 47,42%. Rasio total modal
sendiri terhadap total aset PT Indofarma (Persero) Tbk cenderung terus
mengalami penurunan tiap tahunnya. Dengan semakin menurunnya rasio ini,
menunjukkan bahwa perusahaan lebih mengandalkan utang untuk membiayai
operasionalnya. Struktur modal yang didominasi utang tidaklah selalu buruk bagi
perusahaan, terkadang penggunaan utang lebih dipilih karena beban bunga dapat
dikurangkan dari pendapatan dalam perhitungan perpajakan. Rasio dan skor nilai
TATO pada PT Indofarma (Persero) Tbk periode 2012-2014 terus mengalami
peningkatan setiap tahunnya walaupun belum mendapatkan bobot nilai maksimal
yaitu sebesar 10.
Penutup
Hasil perhitungan rasio Return On Equity (ROE), Return On Investment
(ROI), Rasio Kas (Cash Ratio), Rasio Lancar (Current Ratio), Perputaran
Persediaan dan Rasio Total Modal Sendiri terhadap Total Aset mengalami
fluktuasi sedangkan Collection Periods dan Total Asset Turn Over (TATO)
selama tahun 2012 sampai dengan 2014 mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Hasil penilaian tingkat kesehatan keuangan PT Indofarma (Persero) Tbk
selama tahun 2012 sampai dengan 2014 berdasarkan Surat Keputusan Menteri
BUMN Nomor: KEP-100/MBU/2002 memperoleh predikat Sehat dengan
kategori A pada tahun 2012 serta memperoleh predikat Kurang Sehat dengan
kategori BBB pada tahun 2013 dan 2014.
PT Indofarma (Persero) Tbk diharapkan mampu meningkatkan rasio-rasio
keuangannya untuk mencapai bobot nilai maksimal berdasarkan surat keputusan
Menteri BUMN No: KEP-100/MBU/2002. Adapun rasio keuangan yang perlu
ditingkatkan antara lain Return On Equity (ROE), Return On Investment (ROI),
Total Asset Turn Over (TATO) dan Rasio Total Modal Sendiri terhadap Total
Aset.
PT Indofarma (Persero) Tbk diharapkan mampu meningkatkan tingkat
kesehatan keuangannya agar dapat memperoleh predikat sehat dengan kategori
AAA dengan meningkatkan kinerja keuangannya karena sebagai perusahaan
BUMN mempunyai tugas untuk mensejahterakan masyarakat Indonesia.
Penelitian ini hanya sebatas aspek keuangan untuk menilai tingkat
kesehatan perusahaan BUMN karena terbatasnya data yang diperoleh sehingga
untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan subjek, periode,
variabel dan lebih banyak objek agar dapat menambah wawasan dalam penelitian
114
Analisis Rasio Keuangan Untuk Penilaian Kinerja Keuangan (Erni)
terkait tingkat kesehatan BUMN serta diharapkan dapat memperoleh hasil yang
lebih baik dari penelitian-penelitian sebelumnya.
Daftar Pustaka
Brigham F. Eugene, Houston F. Joel, 2001. Manajemen Keuangan, Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Darsono dan Ashari, 2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan,
Penerbit ANDI, Yogyakarta.
Fachruddin, 2012. Analisis Kinerja Keuangan Pada PT PLN (PERSERO) Pusat
Periode 2006-2010, Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Hasanuddin, Makassar.
Harahap, Sofyan Syafri, 2011. Analisis kritis Atas laporan keuangan, Edisi
Pertama,Cetakan ke Empat, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Ikatan Akuntansi Indonesia, 2009. Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat,
Jakarta.
Inanda, Silvani, 2007. Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilai Kinerja
Keuangan Pada PT Pertamina EP. Area Rantau-Aceh Tamiang,
Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara,
Medan.
Keown J. Arthur, Martin D. John, 2004. Manajemen Keuangan : Prinsip-prinsip
dan Aplikasi, PT Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta.
Mamduh, Hanafi dan Abdul Halim, 2003. Analisis Laporan Keuangan, YKPN,
Yogyakarta.
Mulyadi, 2001. Akuntansi manajemen, Edisi 3, Salemba Empat, Jakarta.
Munawir, 2002. Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Penerbit Liberty,
Yogyakarta.
Prastowo, Dwi dan Rifka Juliaty, 2005. Analisis Laporan Keuangan, Penerbit
UPP AMP-YKPN, Yogyakarta.
Riyanto, Bambang, 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi
Keempat, Penerbit BPFE, Yogyakarta.
Sawir, Agnes, 2001. Analisisi Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan
Perusahaan, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Soemarso, 2004. Akuntansi Suatu Pengantar , Salemba Empat, Jakarta.
Sutrisno, 2007. Manajemen Keuangan, Teori, Konsep dan Aplikasi. Ekonesia,
Yogyakarta.
Warsono, 2003. Manajemen Keuangan Perusahaan, Edisi Tiga, Jilid satu, Bayu
Media Publishing, Malang.
http://bumn.go.id/ (diakses 26 April 2015).
http://www.idx.co.id/ (diakses tanggal 28 April 2015).
http://www.idx.co.id/ (diakses tanggal 28 April 2015).
http://www.katadata.co.id/ (diakses tanggal 17 Desember 2015).
115
Download