KAJIAN : PORNOGRAFI DALAM PANDANGAN AGAMA ISLAM Mulyadi Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Univesitas Gunadarma Email : [email protected] Abstrak Saat ini kita telah memasuki era globalisasi dan modernisasi, dengan berjalannya era baru ini sebenarnya terjadi perubahan-perubahan dalam masyarakat baik dalam ekonomi, sosial dan budaya. Perubahan-perubahan tersebut disebabkan oleh proses globalisasi sebagai efek perkembangan teknologi informasi yang tidak terelakkan, sehingga dapat merusak akhlak seseorang. Masalah pornografi selain merusak akhlak seseorang juga merupakan salah satu sumber timbulnya kemaksiatan. Perbuatan pornografi sangat jelas merupakan perbuatan haram dan dilarang oleh agama Islam karena perbuatan pornografi merupakan perbuatan yang tidak memelihara kehormatan diri pelaku, keluarga maupun masyarakat dan merupakan perbuatan yang mencemarkan, menodai, menjerumuskan diri sendiri maupun orang lain. Pornografi akan membuka jalan menuju perzinaan. Orang yang melihat gambar-gambar atau film-film berbau pornografi pada umumnya akan terpengaruh pikirannya untuk melakukan perzinaan. Oleh sebab itu, gambar dan film porno ini merupakan salah satu jalan bagi perzinaan yang haram untuk didekati. Islam tidak sekedar menetapkan agar tak ada seorangpun dalam wilayah Islam yang mengumbar aurat, kecuali dalam hal-hal yang dibenarkan syariat, namun Islam juga memberikan satu perangkat agar ekonomi berjalan dengan benar, sehingga tak perlu ada orang yang harus mencari nafkah dalam bisnis pornografi dan pornoaksi. Kata Kunci : Pornografi, Globalisasi, Islam, Al-Qur’an, Hadits PENDAHULUAN Kita adalah makhluk yang disertai dorongan seksual sejak kita dilahirkan hingga kita meninggal. Gagasan bahwa seseorang bayi bisa terlibat dalam perasaan seksual barangkali merupakan salah satu gagasan yang membuat sebagian besar orang tua merasa tidak nyaman. Orang tua perlu mengetahui bahwa, bahkan ketika masih dalam kandungan sekalipun, janin terlihat sudah menyentuh bagian-bagian tubuh dan alat kelaminnya (Paul, 2008). Saat ini kita telah memasuki era globalisasi dan modernisasi, dengan berjalannya era baru ini sebenarnya terjadi perubahan-perubahan dalam masyarakat baik dalam ekonomi, sosial dan budaya. Perubahan-perubahan tersebut disebabkan oleh proses globalisasi sebagai efek perkembangan teknologi informasi yang tidak terelakkan, sehingga dapat merusak akhlak seseorang. Banyaknya kejadian-kejadian yang kita lihat di internet, TV, koran, majalah, dan lain-lain menunjukkan kurangnya daya kontrol terhadap diri kita sebagai manusia, sehingga manusia terpengaruh oleh kemajuan teknologi yang berdampak negatif dengan melihat tayangan atau gambar dari media tersebut. Walaupun dunia maya semuanya tidak menimbulkan dampak negatif, kita sebagai manusia yang beriman setidaknya bisa memilih-milih mana yang baik dan mana yang buruk. Tentunya hal itu tidak bertentangan dengan nilai agama Islam. Hancurnya atau rusaknya akhlak seseorang tersebut dikarenakan adanya musuh-musuh Islam seperti setan-setan yang senantiasa membisikkan kesesatan untuk meruntuhkan kekuatan kaum muslimin yang senantiasa berpegang pada Al-akhlaqul karimah dan jalan hidup Islam yang lurus yaitu dengan menggunakan sarana dan prasarana yang disampaikan media komunikasi dan informasi baik melalui media elektronik maupun media cetak yang bersifat pornografi. Masalah pornografi selain merusak akhlak seseorang juga merupakan salah satu sumber timbulnya kemaksiatan. Perbuatan pornografi sangat jelas merupakan perbuatan haram dan dilarang oleh agama karena perbuatan pornografi merupakan perbuatan yang tidak memelihara kehormatan diri pelaku, keluarga maupun masyarakat dan merupakan perbuatan yang mencemarkan, menodai, menjerumuskan diri sendiri maupun orang lain, pornografi dalam hal ini berdampak negatif sangat nyata dan memprihatinkan dimana diantaranya sering terjadi perilaku seks bebas, pelecehan seksual, perilaku seks menyimpang, penyebaran HIV (AIDS) dan bahkan pembunuhan yang sudah banyak dirasakan masyarakat. Tulisan ini dibatasi hanya membahas mengenai kajian tentang pornografi dan dalil-dalil Al-Qur’an yang menunjukkan bahwa pornografi sangat ditentang oleh agama Islam. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan studi literatur terutama pada ajaran agama Islam dan melakukan pengamatan pada masyarakat sekitar serta media yang ada. PEMBAHASAN Pornografi berasal dari Bahasa Yunani yakni pornographia, secara harafiah tulisan tentang atau gambar tentang pelacur, adalah penggambaran tubuh manusia atau perilaku seksual manusia secara terbuka dengan tujuan membangkitkan birahi (gairah seksual). Pornografi selalu dikaitkan dengan segala bentuk gambar, tayangan, siaran, suara desahan, gerak tubuh yang erotis dan sensual serta benda-benda berbentuk misalnya alat kelamin buatan yang banyak dijual di toko-toko obat, yang bertujuan untuk membangkitkan nafsu birahi bagi lawan jenis ataupun sejenis, sehingga mengakibatkan bagi orang yang melihatnya, mendengar maupun menyentuhnya ada timbul rasa menjijikan, memuakkan dan memalukan, karena tidak semua orang menyukai untuk melihat bentuk gambar, lukisan-lukisan, photo-photo, siaran, suara desahan, benda-benda berbentuk dan bergambar erotis dan sensual tersebut (Jensen, 2008). Masalah pornografi selain merusak akhlak seseorang juga merupakan salah satu sumber timbulnya kemaksiatan. Perbuatan pornografi sangat jelas merupakan perbuatan haram dan dilarang oleh agama karena perbuatan pornografi merupakan perbuatan yang tidak memelihara kehormatan diri pelaku, keluarga maupun masyarakat dan merupakan perbuatan yang mencemarkan, menodai, menjerumuskan diri sendiri maupun orang lain, pornografi dalam hal ini berdampak negatif sangat nyata dan memprihatinkan dimana diantaranya sering terjadi perilaku seks bebas, pelecehan seksual, perilaku seks menyimpang, penyebaran HIV (AIDS) dan bahkan pembunuhan yang sudah banyak dirasakan masyarakat. Pornografi Menurut Perspektif Islam Di zaman modern ini arus informasi seakan sulit terbendung, terutama internet. Semakin mudah mendapat informasi bukan hanya berdampak positif namun dapat juga berdampak negatif. Salah satunya pornografi, pengguna internet dengan mudah dapat mengakses gambar-gambar atau video porno. Dalam Islam telah terdapat aturan yang jelas mengenai masalah pornografi dan pornoaksi. Dalam Islam pula, terkandung ajaran yang bisa mengatasi masalah pornografi dan pornoaksi ini. Hawa nafsu memang sudah menjadi perhatian khusus. Hawa nafsu ini memang diatur dan dijelaskan secara baik mengingat hawa nafsu ini bisa menimbulkan dampak yang bisa merugikan diri sendiri maupun merugikan orang lain. Hawa nafsu yang sangat fatal adalah hawa nafsu yang mampu merugikan pihak lain, salah satunya adalah nafsu seks liar yang mampu menimbulkan pemerkosaan. Haporno merupakan pemicu ampuh yang menaikan nafsu birahi tadi. Nafsu timbul dari dalam diri manusia. Yang mampu mengatur nafsu pun hanya manusia itu sendiri. Banyak dalil yang yang menunjukkan bahwa pornografi sangat ditentang dan diharamkan di dalam Islam. Diantaranya adalah : 1. Larangan memperlihatkan dan melihat aurat Dalam islam masalah aurat sangat penting. Islam melarang, laki-laki maupun perempuan memperlihatkan auratnya. Aisya meriwayatkan bahwa Asma binti Abu Bakar (saudaranya) pernah masuk ke rumah Rasulullah SAW. dengan berpakaian tipis sehingga nampak kulitnya. Rasulullah SAW. berpaling dan mengatakan, Hai Asma, sesungguhnya seorang perempuan bila sudah datang waktu haid, tidak patut diperlihatkan tubuhnya itu, melainkan ini dan ini, sambil ia menunjuk muka dan kedua telapak tangannya. (HR. Abu Dawud). Hadits ini, menurut beberapa peneliti hadits dinyatakan sebagai hadits yang lemah. Namun, Al-Albani dalam Al-Irwâ’ menyatakan bahwa derajat hadits ini hasan dan dapat digunakan berdasarkan adanya penguat dari hadits lain melalui jalur Asma binti ‘Umais. Berdasarkan kriteria ini, jangankan mengumbar tubuh telanjang yang secara umum akan disebut pornografi, bahkan hanya memperlihatkan dan melihat aurat orang lain dilarang dan hukumnya haram. Kalau ada yang menyanggah bahwa itu hanya berlaku untuk melihat langsung, bukan gambar, maka pendapat ini tertolak dengan adanya larangan menjaga pandangan secara umum. 2. Keharaman mendekati zina Janganlah kalian dekati zina. Sesungguhnya zina itu adalah suatu tindakan yang keji dan merupakan jalan yang sangat buruk, terdapat pada QS. AlIsrâ : 42 (Anonim,2009). Dalam ayat ini yang dilarang dan diharamkan oleh Allah SWT. bukan hanya berzinanya, melainkan juga mendekatinya. Banyak cara orang untuk dekat pada perzinaan. Pintu apapun yang dapat membuat orang berdekatan dengan zina diharamkan secara tegas berdasarkan ayat ini seperti berpacaran dan berdua-duaan (khalwat) dengan lawan jenis. Berdasarkan ketentuan ini pula segala bentuk pornografi, membuat atau melihatnya, adalah haram. Pornografi akan membuka jalan menuju perzinaan. Orang yang melihat gambar-gambar atau film-film berbau pornografi pada umumnya akan terpengaruh pikirannya untuk melakukan perzinaan. Oleh sebab itu, gambar dan film porno ini merupakan salah satu jalan bagi perzinaan yang haram untuk didekati. 3. Haram membuat dan melakukan yang menjadi jalan pada perbuatan haram Dalam kaidah fikih disebutkan pula satu kaidah: ْ و لِ وَ َْ لموَر ْحِو ْلِ وإ وَ ْْل وِ وَْ َل “Sarana yang menghantarkan kepada perbuatan haram adalah haram.” Kaidah semakin memperkuat ketentuan hukum mengenai diharamkannya pornografi di dalam Islam. Berdasarkan kaidah ini, yang diharamkan bukan hanya melihatnya, tetapi juga membuatnya. Bahkan orang-orang yang membuat gambar dan film-film porno ini melakukan dua hal sekaligus: membuat dan melihat. Kedua-duanya akan membuka jalan terjadinya perbuatan yang diharamkan, yaitu mendekatkan pada perzinaan. Oleh sebab itu, membuat maupun melihat gambar dan film porno (apalagi aslinya, bukan gambar) adalah haram. Pornografi Menurut Pandangan Al-Quran Sebagai umat Islam seharusnya menggunakan Al-Quran yang merupakan hukum tertinggi, yang tidak ada satu pun yang dapat menyerupainya, yang merupakan sumber dari segala sumber hukum dan tiada keraguan dengan-Nya, sebagai rujukan untuk menjawab semua permasalahan yang terdapat pada diri umat Islam. Al-Quran diturunkan oleh Allah SWT. sebagai petunjuk hidup bagi kehidupan manusia untuk membedakan antara hak dan yang bathil. Firman Allah SWT. dalam Surat Al-Baqarah ayat 185: (Anonim, 2009) “Alquran diturunkan oleh Allah SWT. sebagai petunjuk bagi kehidupan manusia, untuk membedakan antara yang hak dan yang bathil.” Sangatlah jelas Allah SWT. mengatakan sesungguhnya Al-Quran diberikan kepada umat Islam sebagai sumber hukum untuk membedakan mana yang halal dan mana yang haram. Masalah pornografi ini coba kita lihat rujukannya dalam Al-Quran. Firman Allah SWT. dalam Surat An Nur ayat 31: “Katakanlah kepada wanita yang beriman : hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya kecuali yang biasa nampak dari pada nya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada muhrimnya. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah SWT hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung”. Sudah sangatlah jelas perintah Allah SWT. memerintahkan kaum wanita untuk menjaga, memelihara auratnya dari pandangan manusia lainnya, selain kepada muhrimnya, dengan cara berpakaianlah yang menutup auratnya, bertingkah laku yang sopan, jangan mengumbar kemaksiatan kepada manusia lainnya, yang menimbulkan pikiran jahat manusia. Dan mereka juga harus menjaga pandangan mereka dari apa yang diharamkan oleh Allah SWT. Jika Allah SWT. sudah mengeluarkan suatu larangan maka haram hukumnya untuk dilakukan. Dan jika dilanggar maka akan menjadi suatu dosa, dan dosa pasti mendapat azab, azab di dunia maupun di akhirat. Sesungguhnya Allah SWT. Maha Adil. Dia tidak hanya memberikan peringatan kepada kaum wanita, tetapi Allah SWT. juga memberikan peringatan kepada kaum pria. Firman Allah SWT. dalam Surat An Nur ayat 30: “Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”. Allah SWT. memerintahkan kepada kaum pria untuk menjaga pandangannya dari apa yang diharamkan oleh Allah SWT., seperti aurat wanita. Dan memerintahkan mereka untuk menjaga kemaluannya dari perbuatanperbuatan yang diharamkan oleh Allah SWT., seperti perzinahan dan juga menjauhkan qolbunya dari niat-niat yang diharamkan. Sesungguhnya Allah mengetahui apa-apa yang sudah diperbuat maupun yang belum diperbuat, walaupun itu hanya sebuah niat. Jika kita melanggar apa yang diperintahkan oleh Allah maka Azablah yang akan datang kepada kita. Firman Allah SWT. Al-Quran surat Al-An’am ayat 49: “Dan orang yang mendustakan ayat Allah SWT., mereka akan ditimpa siksa disebabkan mereka selalu berbuat fasik”. Firman Allah SWT. dalam Al-Quran surat Az Zukhruf ayat 43: (Anonim,2009) “Berpegang teguhlah kamu kepada wahyu Allah, sesungguhnya kamu berada di atas jalan yang lurus”. Umat Islam haruslah menggunakan Al-Quran sebagai petunjuk dalam melaksanakan kehidupannya. Dengan menggunakan akal pikirannya yang jernih dan qolbu yang bersih kita harus dapat melakukan penilaian apakah itu suatu seni atau pornografi menurut Al-Quran. Jika itu suatu pornografi maka itu adalah haram, dan jika haram wajib di jauhi, dan jika kita masih juga menghalalkannya maka azab Allah SWT. akan datang baik azab di dunia maupun diakhirat. Dan sesungguhnya azab Allah SWT. teramatlah pedih. Pornografi dalam Fiqih Islam Secara fikih, menyaksikan secara langsung aurat seseorang yang bukan haknya (pornoaksi) adalah haram, kecuali untuk tujuan yang dibolehkan oleh syara, misalnya memberi pertolongan medis. Ini akan berlaku juga pada para pembuat pornografi (kamerawan, pengarah gaya, sutradara dan lain-lain). Orang yang pro-pornografi seringkali mempertanyakan apa sebetulnya batasan porno atau tidak porno. Inilah yang seringkali mengaburkan masalah pornografi. Pasalnya dalam berbagai literatur, bahkan di dalam UU No. 44 Tahun 2008 tentang Pornografi, definisi “porno” ini tidak jelas. Karena ketidakjelassan itulah sulit ditetapkan kepastian hukumnya, baik di dalam islam maupun dalam hukum positif kita. Kita perhatikan, misalnya, definisi “porno” di dalam UU Pornografi berikut. Pornografi adalah gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan lainnya melalui berbagai bentuk media komunikasi dan/atau pertunjukan di muka umum, yang memuat kecabulan atau eksploitasi seksual yang melanggar norma kesusilaan dalam masyarakat. Kata-kata “kecabulan” dan “eksploitasi seksual” jelas akan menjadi bermasalah karena sifatnya yang relatif dan sulit diukur objektivitasnya. Dalam penetapan hukum, ukuran yang tidak jelas ini pasti akan menimbulkan banyak penafsiran dan interpretasi. Lihat saja bagaimana orang-orang Bali menolak UU ini karena mereka menganggap sekalipun setiap hari mereka berpakaian agak minim, tapi dalam ukuran norma mereka itu bukan tindakan cabul. Demikian pula dengan para pelukis yang selalu mengklaim bahwa estetika merupakan dasar atas apa yang mereka buat, walaupun yang dilukisnya wanita telanjang. Para pembuat film pun berdalih dengan alasan yang sama. Atas nama seni dan estetika mereka menghalalkan saja adegan-adegan porno seperti berciuman dan memperlihatkan-maaf--paha dan dada wanita. Dalam konteks hukum Islam mengenai masalah pornografi ini, yang dijadikan patokan dan definisi tentu bukan seperti yang didefinisikan dalam UU Pornografi di atas. Sebab, kalau definisinya seperti di atas, pasti tidak akan didapatkan ketentuan yang pasti untuk menyikapi masalah ini. Berkait dengan masalah pornografi ini, Islam tidak menyoroti soal apakah itu dianggap cabul atau tidak. Hal utama yang menjadi sorotan dan ditetapkan dalam ketentuan hukum Islam adalah sumber dari masalah kecabulan itu sendiri, yaitu anggota tubuh, baik laki-laki maupun perempuan. Fiqih Islam menyebutnya sebagai “aurat”. Inilah yang dipermasalahkan dalam Islam, bukan pokok kecabulannya atau tidak. Oleh sebab itu, dalam menetapkan hukum mengenai melihat gambar dan film porno ini, batasan yang akan digunakan adalah batasan yang ditetapkan dalam fiqih Islam mengenai aurat laki-laki dan perempuan. Mengenai batas-batas aurat, laki-laki dan perempuan, itu sendiri memang terjadi perbedaan pendapat di kalangan ulama. Namun, secara umum pendapat yang dipegang oleh mayoritas (jumhûr) ulama menyatakan bahwa batas aurat laki-laki adalah antara pusar dan lutut; sedangkan aurat perempuan adalah seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan. Dari sinilah hukum Islam mengenai pornografi ini akan bermula. Persoalan yang akan dijadikan pijakan bukan soal kecabulan atau tidaknya dalam pandangan masyarakat, melainkan apakah ketentuan mengenai menutup aurat ini sudah dipenuhi atau belum. Ini merupakan kriteria dasar untuk mengembangkan ketentuan-ketentuan lebih lanjut mengenai pornografi seperti yang dijelaskan dalam UU di atas. Dengan menggunakan batasan dasar perihal pornografi dari permasalahan aurat ini, akan dengan mudah ditentukan hukum yang lebih besarnya seperti pornografi. SIMPULAN Pornografi identik dengan zina, sedangkan zina tidak ada agama apapun yang merestuinya. Terlebih lagi agama Islam yang menganggap zina sebagai sesuatu yang keji dan dosa besar. Demikian juga dengan akal sehat, menolak zina dan pornografi. Tidak ada yang merestui tersebarluasnya pornografi, kecuali mereka yang telah dibutakan oleh Allah SWT. mata hatinya. Dalam prespektif AlQuran. Batasan pornografi sudah sangat jelas sekali, sebagaimana dinyatakan dalam ayat QS. An-Nur: 30 – 31. Islam tidak sekedar menetapkan agar tak ada seorangpun dalam wilayah Islam yang mengumbar aurat, kecuali dalam hal-hal yang dibenarkan syariat, namun Islam juga memberikan satu perangkat agar ekonomi berjalan dengan benar, sehingga tak perlu ada orang yang harus mencari nafkah dalam bisnis pornografi/pornoaksi. Islam juga memberikan tuntunan hidup dan aturan bermasyarakat yang akan menjaga agar setiap orang memahami tujuan hidup yang sahih serta tolak kebahagiaan yang hakiki sehingga demand (permintaan) pada bisnis pornografi/pornoaksi pun akan merosot tajam. Bagaimanapun, setiap bisnis hanya akan berputar kalau ada supply (penawaran) dan demand (permintaan). Karena itu, keduanya harus dihancurkan. Saran Harus disadari bahwa masalah pornografi adalah suatu problema yang sangat komplek dan memprihatinkan, oleh karena itu diperlukan upaya dan dukungan dari pemerintah dan lembaga-lembaga lain yang terkait untuk menanggulangi pornografi yaitu dengan dibuatkannya peraturan perundangundangan agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan, sebab hal tersebut tidak dapat hilang dengan sendirinya meskipun telah dikeluarkan undang-undang dengan disertai sanksi yang keras dan tegas. Untuk menghindari itu semua, selain diberikan sanksi yang keras dan tegas juga diperlukan dari dalam diri masing-masing untuk mempertebal keimanannya kepada Allah dan hari akhir dengan segala sesuatu yang berhubungan dengannya dan perlu juga dibekali pelajaran baik itu agama, maupun rasa nasionalisme dan patriotisme atau memberikan budi pekerti. Tujuannya adalah demi membentengi sikap mental agar tidak mudah terpengaruh oleh budaya asing tersebut. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2009, Al-Qur’an dan terjemahannya, Disertai Tafsir Ringkas Ibnu Katsir, Departemen Agama Republik Indonesia, Bandung Paul, Henry A, MD., 2008, Konseling Psikoterapi Anak, Cetakan I, Yogyakarta Jensen, Robert 2008, Pornografi & Kekerasan Seksual, 2008, London, Inggris Diver, Krysia, 2005, Archaeologist finds oldest porn statue The Guardian, Inggris