Teori-teori Sosiologi Komunikasi

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Sosiologi
Komunikasi
TEORI-TEORI SOSIOLOGI
KOMUNIKASI
Fakultas
Program Studi
Ilmu Komunikasi
Broadcasting
Tatap Muka
02
Kode MK
Disusun Oleh
Kode MK
Rahmadya Putra Nugraha, M.Si
Abstract
Kompetensi
Pokok bahasan mengenai teori-teori
yang digunakan dalam menganalisa
permasalahan sosiologi komunikasi
seperti teori Struktural Fungsionalis,
Teori Interaksi Simbolik dan Teori
Sosial Exchange..
Peserta didik diharapkan dapat
memahami mengenai teori-teori yang
digunakan dalam menganalisa
permasalahan sosiologi komunikasi
seperti teori Struktural Fungsionalis,
Teori Interaksi Simbolik dan Teori
Sosial Exchange.
Teori-teori Sosiologi Komunikasi
TEORI STRUKTURAL FUNGSIONALIS
Fungsionalisme struktural adalah sebuah sudut pandang luas dalam sosiologi dan
antropologi yang berupaya menafsirkan masyarakat sebagai sebuah struktur dengan bagianbagian yang saling berhubungan. Fungsionalisme menafsirkan masyarakat secara
keseluruhan dalam hal fungsi dari elemen-elemen konstituennya; terutama norma, adat,
tradisi dan institusi. Dua orang tokoh yang sangat terkenal dalam mengembangkan teori ni
adalah Talcott Parsons dan Robert K Merton.
Talcott Parsons (Skema AGIL)
Empat fungsi penting dalam sebuah system “tindakan” :
Adaptation : sebuah system harus menanggulangi situasi eksternal yang gawat. System harus
menyesuaikan diri dengan lingkungan dan menyesuaikan lingkungan dengan kebutuhannya.
Goal attainment : sebuah system harus mendefenisikan dan mencapai tujuan utamanya.
Integration : sebuah system harus mengatur antar hubungan bagian-bagian yang menjadi
komponennya. System juga harus mengelola antar hubungan dengan ketiga fungsi penting
lainnya.
Latency : sebuah system harus melengkapi,memelihara dan memperbaiki, baik motivasi
individual maupun pola-pola kultural yang menciptakan dan menopang motivasi.
2012
2
Sosiologi Komunikasi
Mardhiyyah, M.I.Kom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Lebih lanjut, parsons mengemukakan asumsi dasar mengenai structural fungsionalis
yang menitikberatkan pada keteraturan masyarakat :
1. System memiliki property keteraturan dan bagian-bagian yang saling begantung
2. System
cenderung
bergerak
kerah
mempertahankan
keteraturan
diri
atau
keseimbangan.
3. System mungkin statis atau bergerak dalam poses perubahan yang teratur.
4. Sifat dasar bagian suatu system berpengaruh terhadap bentuk bagian-bagian lain.
5. System memelihara batas-batas dengan lingkunannya.
6. Alokasi dan integrasi merupakan sua proses fundamental yang diperlukan untuk
memelihara keeimbangan system.
7. System cenderung menuju kearah pemeliharaan keseimbangan diri yang meliputi
pemeliharaan batas dan pemeliharaan hubungan Antara bagian-bagian dengan
keseluruhan
system,
mengendalikan
lingkungan
yang
berbeda-beda
dan
mengendalikan kecendrungan untuk mengubah system dari dalam.
Robert K Merton (Anomie)
Menurut Merton, structural fungsionalis memiliki sasaran studi, diantaranya :
a. Peran social
b. Pola institusional
c. Proses social
d. Pola kultur
e. Emosi yang terpola secara kultural
f. Norma social
g. Organisasi kelompok
2012
3
Sosiologi Komunikasi
Mardhiyyah, M.I.Kom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
h. Struktur social
i. Perlengkapan untuk pengendalian social
Merton juga berperan dalam memperkenalkan konsep Fungsi Nyata (manifest) dan
Fungsi Tersembunyi (latent). Fungsi nyata adalah fungsi yang diharapkan sedangka fungsi
tersembunyi adalah satu jenis dari akibat yang tidak diharapkan dari jenis fungsional untuk
system tertentu. Satu lagi sumbangan Merton yang sangat berharga adalah konsep mengenai
anomie.
Merton menganalisa adanya hubungan Antara Kultur, Struktur dan anomie :
1. Kultur : seperangkat nilai normative yang terorganisir, yang menentukan perilaku
bersama anggota masyarakat.
2. Struktur : seperangkat hubungan social yang terorganisir, yang berbagai cara
melibatkan anggota masyarakat yang ada di dlamnya.
3. Anomie : terjadinya keterputusan hubungan Antara norma kultural dan tujuan
dengan kapasitas yang terstruktur secara social dari anggota kelompok untuk
bertindak sesuai dengan nilai kultural.
TEORI INTERAKSI SIMBOLIK
Interaksi simbolik menurut Effendy (1989: 352) adalah suatu faham yang menyatakan
bahwa hakekat terjadinya interaksi sosial antara individu dan antar individu dengan
kelompok, kemudian antara kelompok dengan kelompok dalam masyarakat, ialah karena
komunikasi, suatu kesatuan pemikiran di mana sebelumnya pada diri masing-masing yang
terlibat berlangsung internalisasi atau pembatinan.
2012
4
Sosiologi Komunikasi
Mardhiyyah, M.I.Kom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
George Herbert Mead (Mind, Self and Society)
Menurut Mead, masyaakat (keseluruhan) lebih dulu lahir dari pada (bagian) individu,
bukannya bagian adalah lebih dulu daripada keseluruhan. Dan bagian diterangkan dari sudut
pandang keeluruhan bukan sebaliknya.
Mind : proses percakapan seseorang dengan dirinya sendiri, tidak ditemukan di dalam diri
individu, artinya pikiran merupakan sebuah fenomena social.
Self : kemampuan untuk menerima diri sendiri sebagai sebuah objek. Diri adalah kemampuan
khusus untuk menjadi subjek maupun objek.
Society : proses social tanpa henti yang mendahulukan pikiran dan diri.
Terdapat 3 tema konsep pemikiran Mead yang masih digunakan hingga saat ini :
1. Pentingnya makna bagi pe rilaku manusia
2. Pentingnya konsep diri
3. Hubungan Antara individu dengan masyarakat.
Herbert Blumer (Kelompok dan Masyarakat)
Masyarakatterdiri dari manusia yang bertindak, dan kehidupan masyarakat dapat
dilihat sebagai terdiri dari tindakan mereka. Tujuh asumsi karya Herbert Blumer :
1. Manusia berindak terhadap orang lain berdasarkan makna yang diberikan orag lain
pada mereka.
2. Makna diciptakan dalam interaksi antar manusia.
3. Makna dimodifikasi melalui sebuah proses interpretif
4. Individu-individu mengembangkan konsep diri melalui interaksi dengan orang lain.
5. Konsep diri memberikan sebuah motif penting untuk berperilaku.
6. Orang dan kelomok-kelompok dipengarui oleh proses budaya dan social
2012
5
Sosiologi Komunikasi
Mardhiyyah, M.I.Kom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
7. Struktur social dihasilkan melalui interaksi social.
Erving Goffman (Dramaturgi)
Menurut Goffman, diri merupakan hasil dan pengaruh interaksi yang dramatis yang
muncul dari suasana yang dimunculkan. Dalam dramaturgi, Goffman berbicara mengenai
panggung depan (front stage) dan panggung belakang (back stage).
1. Panggung depan : bagian pertunjukan yang umumnya berfungsi secara pasti dan
umum untuk mendefenisikan situasi bagi orang yang menyaksikan pertunjukan.
Panggung depan dibagi menjadi dua :

Setting : pemandangan fisik yang biasanya harus ada disitu jika actor memainkan
perannya.

Front personal : berbagai macam barang perlengkapan yang bersifat menyatakan
perasaan yang memperkenalkan penonton dengan actor dan perlengkapan itu
diharapkan penonton dipunyai oleh actor. Front personal juga dibagi 2 : yakni
penampilan dan gaya.
Penampilan : berbagai jenis barang yang mengenalkan kepada kita status social
actor misalnya jubbah putih untuk dokter.
Gaya : mengenalkan pada penonton peran seperti apa yang diharapkan actor
untuk dimainkan dalam situasi tertentu seperti sikap atau gaya fisik.
2. Panggung belakang : fakta yang disembunyikan didepan atau berbagai jenis tindakan
informal yang mungkin timbul.
2012
6
Sosiologi Komunikasi
Mardhiyyah, M.I.Kom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
TEORI SOCIAL EXCHANGE
George Caspar Homans
Teori ini memandang hubungan berdasarkan unsur ganjaran dan pengorbanan dan
keuntungan yang didapat dan saling mempengaruhi. Salah seorang ahli dalam teori ini adalah
George Caspar Homans yang mengembangkan beberapa proposisi, yaitu :
a. Proposisi sukses. Semakin sering tindakan khusus seseorang diberi hadiah, semakin
besar kemungkinan orang melakukan tindakan itu.
b. Proposisi pendorong. Bila dimasa lalu dorongan menyebabkan tindakan orang diberi
hadiah, maka dorongan kini makin serupa dengan dorongan masa lalu, makin besar
kemungkinan orang melakukan tindakan serupa.
c. Proposisi nilai. Makin tinggi nilai hasil tindakan seseorang bagi dirinya, makin besar
kemungkinan ia melakukan tindakan itu.
d. Proposisi deprivasi-kejemuan. Makin sering seseorang menerima hadiah khusus
dimasa lalu yang dekat, makin kurang bernilai baginya setiap unit hadiah berikutnya.
e. Proposisi persetujuan-agresi.
Proposisi A : bila tindakan orang tak mendapatkan hadiah yang ia harapkan atau
menerma hukuman yang ia aharapkan, ia akan marah, besar kemungkinan ia akan
melakukan tindkan agresif dan akibatnya tindakan demikian makin bernilai baginya.
Proposisi B : bila tindakan seseorang menerima hadiah yang dia harapkan, terutama
hadiah yang lebih besar daripada yang ia harapkan, atau tidak menerima hukuman
yang dia bayangkan, maka ia akan puas; makin besar kemungkinannya melaksanakan
tindakan yang disetujui an akiat tindakan seperti itu akan makin bernilai baginya.
f. Proposisi rasionalitas. Dalam memilih berbagai tindakan alternative, seseorang akan
memilih satu di antaranya yang dianggapa saat itu memiliki nilai, sebagai hasil,
dikalikan dengan probabilitas untuk mendapatkan hasil yang lebih besar.
2012
7
Sosiologi Komunikasi
Mardhiyyah, M.I.Kom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Peter Blau
Peter
M.
Blau
berusaha
mengembangkan
sebuah
teori
pertukaran
yang
menggabungkan tingkah laku sosial dasar manusia dengan struktur masyarakat yang lebih
luas, yakni antara kelompok, organisasi, dan Negara.
Konsep Blau tentang pertukaran sosial terbatas pada tingkah laku yang mendatangkan
imbalan, yakni tingkah laku yang akan berhenti kalau dia berasumsi bahwa tidak bakal aka
nada imbalan lagi. Mneurutnya, orang-orang tertarik kepada satu sama lain karena
bermacam-macam alasan yang memungkinkan mereka membentuk atau membangun
asosiasi-asosiasi sosial atau organisasi-organisasi sosial (Raho, 2007: 176).
Apabila satu kelompok di dalam asosiasi itu membutuhkan sesuatu dari kelompok lain
tetapi tidak mungkin mengembalikannya dalam imbalan yang seimbang, maka 4
kemungkinan dapat terjadi yaitu sebagai berikut (Rahi, 2007: 177).
a) Orang dapat memaksa orang lain untuk menolongnya.
b) Mereka mencari dari sumber yang lain, bantuan untuk memenuhi kebutuhan mereka.
c) Mereka dapat bertahan dan hidup terus tanpa memperoleh apa yang mereka butuhkan itu.
d)
Yang terpenting mereka dapat takluk kepada orang-orang lain yang memberikan bantuan
kepada mereka.
Tujuan Blau adalah untuk memahami struktur-struktur sosial yang berdasarkan
analisis proses sosial yang mempengaruhi hubungan antar individu dan kelompok. Ia
bermaksud menganalisis struktur sosial yang lebih kompleks. Ia memusatkan perhatian pada
proses pertukaran yang menurutnya mengatur kebanyakan perilaku manusia dan melandasi
hubungan antar individu maupun kelompok.
2012
8
Sosiologi Komunikasi
Mardhiyyah, M.I.Kom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Struktur sosial kompleks yang menandai kehidupan kolektif luas, secara fundamental
berbeda dari struktur kelompok kecil yang lebih sederhana. Struktur hubungan sosial
berkembang dalam kelompok kecil selama berlangsungnya interaksi dikalangan sebagian
besar komunitas besar atau keseluruhan masyarakat, tentu ada mekanisme lain yang
menengahi struktur hubungan sosial antara mereka (Blau dalam Ritzer dan Goodman, 2012:
372).
Menurut Blau, terdapat 4 langkah berurutan mulai dari pertukaran antar pribadi ke
struktur sosial hingga ke perubahan sosial.
a) Langkah pertama: pertukaran atau transaksi antar individu yang meningkat ke…..
b) Langkah kedua: diferensiasi status dan kekuasaan yang mengarah ke…..
c) Langkah ketiga: legitimasi dan pengorganisasian yang menyebarkan bibit dari….
d) Langkah keempat: oposisi dan perubahan mikro ke makro.
2012
9
Sosiologi Komunikasi
Mardhiyyah, M.I.Kom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Bungin, Burhan. 2013. Sosiologi Komunikasi. Kencana Prenedia Media Group; Jakarta.
Horton, Paul B, Chester L. Hunt. 1980. Sosiologi Edisi I dan II, Erlangga; Jakarta.
Narwoko, J.Dwi dan Bagong Suyanto.2006. Sosiologi, Teks pengantar dan Terapan,
Kencana Prenedia Media Group; Jakarta
Ritzer, George. 2007. Teori Sosiologi Modren. Kencana Prenedia Media Group; Jakarta
Raho, Bernard. 2007. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Prestasi Pustaka.
2012
10
Sosiologi Komunikasi
Mardhiyyah, M.I.Kom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download