1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Dalam era globalisasi sekarang ini, tingkat kebutuhan manusia
akan wisata kian berkembang dan
menjadi lebih mudah orang-orang
melakukan perjalanan. Hal ini disebabkan oleh sangat berkembangnya
teknologi baik komunikasi maupun transportasi. Hal inilah yang
mendorong orang dari berbagai pelosok dunia untuk melakukan perjalanan
wisata.
Perjalanan wisata dewasa ini didorong akan keingintahuan manusia
terhadap segala macam keindahan alam, keunikan budaya diberbagai
pelosok negeri. Indonesia merupakan salah satu tujuan wisatawan dari
seluruh dunia.
Begitu juga kabupaten Ngada merupakan salah satu tempat di
Indonesia yang memiliki pesona alam dan budayanya. Taman laut 17
pulau Riung, dengan keindahan alam bawah laut dan panorama alam
berupa gugusan pulau, serta satwa langka Varanus Riungensis (Mbou)
dan potensi budaya yang berada di Kecamatan Riung Kabupaten Ngada,
merupakan salah satu tujuan favorit dari para wisatawan yang berkunjung
ke pulau Flores.
Hal ini dapat dilihat dari jumlah pengunjung pada tahun 2002
sebanyak 3.577 orang, yang terdiri dari wisatawan domestik sebanyak
2.109 orang, dan wisatawan asing sebanyak 1.468 orang. Jika dilihat pada
tahun 2005 terjadi peningkatan menjadi 6.4371 orang. Sangatlah
disayangkan
jika
menilik
peningkatan
jumlah
kunjungan
ke
Riung,sementara fasilitas akomodasi berupa fasilitas penginapan yang
ada pada tahun 2002 berupa 6 hotel kelas melati dengan jumlah kamar 40,
1
Badan Pusat Statistik Kabupaten Ngada,( Kecamatan Riung Dalam Angka),2007
1
dan jumlah tempat tidur 712, dapat menjadi kendala utama bagi
pengunjung yang ingin lebih lama berada di Riung.
Dengan memperhatikan perbandingan kunjungan wisatawan
domestik dan mancanegara, maka dapat disimpulkan bahwa wisatawan
yang berkunjung ke Riung adalah wisatawan kelas menengah kebawah,
sehingga sarana penginapan yang cocok untuk mengakomodasi para
wisatawan berupa sebuah hotel resort bintang 3.
Taman laut 17 pulau Riung adalah, wisata pantai tempat bangunan
direncanakan, dan Riung Kabupaten Ngada adalah wilayah administratif
tempat bangunan direncanakan. Hotel Resort Bintang 3 di kawasan pantai
taman laut 17 pulau Riung selain menjadi sarana penginapan, juga
mampu menjadi daya tarik tersendiri bagi para wiasatawan yang ingin
dan akan datang ke kawasan taman laut Riung. Sebagai daya tarik,
Arsitektur tradisional Ngada dan pola alami lingkungan menjadi dasar
acuan dari desain hotel resort ini.
Hotel merupakan suatu bentuk akomodasi yang dikelola secara
komersial, disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan
penginapan, makanan dan minuman. Hotel adalah suatu tempat menginap
bagi orang yang melakukan perjalanan dengan segala fasilitas yang
memadai, persyaratan kesehatan, kepuasaan,
ketenangan,dan
sebagainya3.
Resort
berarti
tempat
beristirahat.4
Dari
pengertian
ini,
menunjukkan bahwa hotel resort adalah : hotel yang terletak di daerah
peristirahatan atau daerah wisata, sebagai tempat peristirahatan yang
biasanya dihuni oleh wisatawan yang berlibur dan hotel ini menawarkan
berbagai macam atraksi yang bersifat rekreatif.
2
Ngada Dalam Angka Tahun 2002
Berdasarkan SK menteri perhubungan no. PM 10/301/phb 77, tanggal 22 desember
3
1977, tentang peraturanusaha klasifikasi hotel.
4
Echols, Jhon M dan Shadily, Hasan., Kamus Inggris – Indonesia, PT. Gramedia, Jakarta, 1999.
2
Arsitektur adalah seni merancang dan membuat konstruksi suatu
bangunan (The art of science of designing and constructing
buildings)5,sedangkan Arsitektur tradisional Ngada adalah penjabaran
kehidupan masyarakat Ngada secara utuh baik secara fisik dan non fisik
yang diwujudkan dalam bentuk dan makna sebuah bangunan (sa’o)6.
Kebiasaan dan tradisi arsitektural dari daerah Ngada menjadi patokan
desain sehingga nampak ciri khas arsitektural Ngada. Misalnya; jenis
atap, bentuk bangunan, material, orientasi, dan simbol yang diwakilkan.
Keluarga adalah suatu kelompok individu yang terkait oleh ikatan
perkawinan secara khusus mencakup ayah, ibu dan anak7.Jadi, resort
keluarga pantai 17 Riung adalah hotel dengan pendekatan arsitektur
tradisional Ngada yang terletak di daerah wisata 17 pulau, sebagai tempat
peristirahatan yang biasanya dihuni oleh wisatawan dan keluarga yang
berlibur dan hotel ini menawarkan berbagai macam atraksi yang bersifat
rekreatif.
1.2.
Rumusan Masalah
I.2.1. Permasalahan Umum
Bagaimana sebuah Resort Keluarga di bangun menggunakan bahan
alami sehingga terintegrasi dengan lingkungan sekitarnya.
I.2.2. Permasalahan Khusus
1)
Bagaimana mewujudkan sebuah ekslusifitas (privat area) dari sebuah
resort keluarga, pada site yang cenderung merupakan area publik di
suatu kawasan wisata dengan pendekatan pada pola arsitektur
tradisional (Rumah Panggung) di mana pada bagian kolong rumah
menjadi area publik dan bagian atas dari rumah itu sendiri merupakan
area privat.
5
Oxford University, Hal 51
Djawanai, Stefanus, Kalender Tradisional Ngada. Universitas Gadjah Mada, 2007.
7
Chaplin, J. P., Dictionary Psychology. Dell Publishing Group, New York, 1985.
6
3
2)
Bagaimana memanfaatkan keuntungan alamiah pada site untuk
mewujudkan keselarasan penampilan bangunan resort yang kuat dan
selaras dengan lingkungan di sekitar site.
3)
Bagaimana menerapkan bahan dan material alami (arsitektur
tradisional) pada bangunan sehingga penampilan bangunan menjadi
berbeda dari bangunan di kawasan tersebut (rumah pemukiman) tetapi
tetap akrab dengan lingkup arsitektur tradisional yang menjadi simbol
dari lingkungan budaya Riung (Kabupaten Ngada) .
I.3.
Tujuan
Merancang Resort Keluarga di Pantai 17 Pulau Riung, yang
mempunyai karakter penampilan bangunan yang kuat dan eksklusif,
dikaitkan
dengan
keselarasan
lingkungan
di
sekitarnya,
dengan
pemanfaatan karakter alam dan pola arsitektur tradisional.
I.4.
Sasaran
1)
Penampilan/karakter bangunan yang didapatkan pada Resort Keluarga
di Pantai 17 Pulau Riung, secara 2 dimensi ( facad dan tata ruang )
maupun 3 dimensi ( perspektif ). Keselarasan Resort Keluarga di
Pantai 17 Pulau Riung, dengan lingkungan yang ada di sekitarnya
mutlak diperhatikan.
2)
Pengolahan site kawasan untuk menonjolkan kawasan privat yang
akan dipergunakan sebagai Hotel Resort, di dalam area yang saat ini
masih bersifat publik.
3) Penggunaan bahan bangunan yang sedapat mungkin ramah dengan
lingkungan dan juga mampu memperkuat karakter bangunan yang
selaras dengan lingkungan sekitar.
4)
Kenyamanan Thermal diharapkan dapat dicapai dengan membuat
bukaan-bukaan yang memungkinkan terjadinya pertukaran udara
secara alamiah.
4
I.5.
Lingkup Pembahasan
Penulisan Resort Keluarga di Pantai 17 Pulau Riung ini dibatasi oleh:
1. Pembahasan hotel resort dibatasi pada hotel resort yang terletak di
daerah pantai (Beach Resort Hotel).
2. Klasifikasi hotel dibatasi pada persyaratan hotel berbintang tiga.
3. Kawasan wisata pantai 17 pulau, Riung - Ngada dibatasi pada hal
yang berhubungan dengan pemilihan site untuk hotel resort bintang
tiga dan lingkup kawasan di sekitarnya.
4. Fasitas hotel resort bintang tiga dibatasi pada standar fasilitas yang
harus dimiliki oleh hotel resort bintang tiga.
5. Arsitektur tradisional Ngada dibatasi pada simbol, filosofi, dan
pembagian fungsi ruang.
1.6.
Metode
I.6.1. Metode Perancangan
Metode yang digunakan dalam pembahasan ini :
1.6.2. Identifikasi masalah
1. Bagaimana mewujudkan sebuah ekslusifitas (privat area) dari sebuah
resort keluarga, pada site yang cenderung merupakan area publik di
suatu kawasan wisata.
2. Bagaimana memanfaatkan keuntungan alamiah pada site untuk
mewujudkan keselarasan penampilan bangunan resort yang kuat dan
selaras dengan lingkungan disekitar site.
3. Bagaimana menerapkan bahan dan material alam pada bangunan
sehingga penampilan bangunan menjadi satu kesatuan dengan
bangunan di sekitar kawasan.
5
1.6.3. Pemecahan Masalah
1.
Mencari data:
o Wawancara terhadap nara sumber (tokoh-tokoh adat) untuk
memperoleh informasi secara langsung tentang arsitektur
tradisional.
o Observasi atau pengamatan langsung pada arsitektur Ngada.
o Studi pustaka: mempelajari buku-buku tentang hotel resort,
klasifikasi hotel dan konsep literatur tentang arsitektur Ngada.
2.
Analisa Data
o Kuantitatif: kunjungan wisata asing maupun domestik ke
kawasan panta 17 pulau Riung pada tahun 2002 berjumlah 3.577
orang/tahun. Sementara jumlah hotel di kawasan pantai 17 pulau
Riung adalah 6 hotel kelas melati dengan jumlah kamar 40 dan
jumlah tempat tidur 71.8
o Kualitatif:
berdasarkan
perbandingan
jumlah
kunjungan
wisatawan dan fasilitas penginapan yang ada, sangat tidak
sebanding. Dari data yang ada sebagian besar wisatawan yang
berkunjung
mengeluhkan
minimnya
sarana
penginapan,
sedangkan objek wisata yang ada sangat memaksa wisata untuk
tinggal lebih lama.
1.7.
Sistimatika Pembahasan
Pembahasan dalam penulisan ini terdiri atas beberapa bagian atau bab,
yaitu:
Bab I sebagai bagian Pendahuluan yang berisikan: Latar Belakang,
Rumusan Masalah, Tujuan Pembahasan, Sasaran Pembahasan, Lingkup
Pembahasan, Metode dan Sistematika Penulisan.
Bab II berisikan Tinjauan Kawasan Wisata 17 Pulau Riung-Ngada
sebagai wilayah perencanaan, Meliputi Tinjauan Umum Kab. Ngada,
8
Ngada Dalam Angka. Bappeda Ngada. 2002
6
Tinjauan umum Kecamatan Riung, Kebijakan dasar Pengembangan
Pariwisata Kabupaten Ngada, Potensi dan daya tarik.
Bab III berisikan Tinjauan Hotel Resort, Hotel Resort Bintang Tiga,
Arsitektur Tradisional, Simbol dalam arsitektur Ngada, Keselarasan
Lingkungan.
Bab IV berisikan Analisa Pendekatan Konsep Perencanaan dan
Perancangan Hotel Resort KeluargaTaman Laut 17 Pulau Riung, yang
meliputi : Analisa Pemanfaatan Site, Analisa Pengolahan Site, Analisa
Pendekatan Perancangan, Analisa Tata Ruang Luar, dan Analisa Utilitas
Bangunan.
Bab V, berisikan Konsep Perencanaan dan Perancangan Resort Keluarga
Taman Laut 17 Pulau Riung yang meliputi : Konsep Dasar Pemanfaatan
Karakter Alami yang diterapkan dalam site dan bangunan, Konsep Dasar
Perencanaan, dan Konsep Dasar Perancangan.
7
Download