Document

advertisement
Hidup Penuh Syukur
Ayub 1:20-21
• “ucapkanlah syukur senantiasa atas segala
sesuatu...” (Ef.5:20)
• “mengucap syukurlah dalam segala hal,
sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam
Kristus Yesus bagi kamu” (1Tes.5:18)
Dalam Kondisi Seperti Apa Kita
Harus Bersyukur?
Mudah jika hidup kita ditunjang dengan
kelancaran dan kemudahan. Tetapi tidak jika
yang kita alami adalah kebuntungan dan
kemalangan.
Tetapi mungkinkah bersyukur?
Maka berdirilah Ayub, lalu mengoyak
jubahnya, dan mencukur kepalanya,
kemudian sujudlah ia dan menyembah,
katanya: “Dengan telanjang aku keluar dari
kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku
akan kembali ke dalamnya, Tuhan yang
memberi, Tuhan yang mengambil, Terpujilah
nama Tuhan!”
(Ayub 1:20-21)
Harta Habis; Anak Habis;
Kesehatan Habis; Apa yang Pantas
untuk Diperbuat?
Apa rasahasianya sehingga Ayub
mampu melakukannya, bersyukur
walau dalam kesesakan segunung?
Agar Tetap Bersyukur, Ada 3 Hal yang
Ayub Lakukan Dalam Kesesakannya:
1. Tidak Menilai Tuhan Hanya Berdasarkan
Satu Peristiwa. Karena jika ini yang terjadi
maka ketika memiliki banyak anak dan
tubuh yang sehat Ayub akan bersyukur,
sebaliknya jika ketika satu persatu miliknya
itu hilang Ayub akan mengamuk.
“Apakah dengan tidak mendapat apa-apa Ayub
takut akan Allah? Bukankah Engkau yang
membuat pagar sekeliling dia dan rumahnya
serta segala yang dimilikinya? Apa yang
dikerjakannya telah Kau berkati dan apa yang
dimilikinya makin bertambah di negeri itu.
Tetapi ulurkanlah tanganMu dan jamahlah
segala yang dipunyainya, ia pasti mengutuki
Engkau dihadapanMu.”
(Ayub 1:9-11)
“Masih bertekunkah engkau
dalam kesalehanmu? Kutukilah
Allahmu dan matilah”
(Ayub 2:9)
Kalau boleh tahu mirip siapakah
diri anda?
Itulah model iman kondisional:
“Diberkati memuji; diberi
kesulitan memaki.”
Apa Akibatnya?
Menurut setan inilah iman
Ayub, tapi betulkah iman
Ayub seperti ini?
Tidak, ia tidak menilai Tuhan hanya berdasarkan
peristiwa yang terjadi. Yang ia yakini adalah
bahwa Tuhan berdaulat dan mengontrol segala
sesuatu. Termasuk didalamnya segala kesulitan
yang sedang ia hadapi. Ia yakin bahwa ini terjadi
bukan karena kebetulan. Ada maksud dan
rencana Tuhan di dalamnya. Itu sebabnya
dengan iman ia berkata:
“Tuhan yang memberi, Tuhan yang Mengambil,
terpujilah nama Tuhan.”
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut
bekerja dalam segala sesuatu untuk
mendatangkan kebaikan bagi mereka yang
mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang
terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
(Rm.8:28)
Agar Tetap Bersyukur, Ada 3 Hal yang
Ayub Lakukan Dalam Kesesakannya
2. Tidak menilai Tuhan hanya berdasarkan
yang hilang.
Mengapa ada orang yang hanya kehilangan
1 jari tangannya terus bersungut-sungut,
sementara ada orang lain yang kehilangan 9
jari tangannya masih dapat memuji Tuhan?
• “Nah segala yang dipunyainya ada dalam
kuasamu, hanya janganlah engkau
mengulurkan tanganmu terhadap dirinya”
(Ayub. 1:12)
• “Nah, ia dalam kuasamu, hanya sayangkanlah
nyawanya” (Ayub 2:5)
Inilah hal yang kedua, yang perlu anda
lakukan untuk dapat bersyukur: “Jangan
lihat yang hilang, tetapi lihatlah yang
disisakan”.
Agar Tetap Bersyukur, Ada 3 Hal yang
Ayub Lakukan Dalam Kesesakannya
3. Tidak menilai Tuhan hanya berdasar
pemberiannya.
Apa alasan setan mencobai Ayub?
Alasan Setan Mencobai Ayub:
Setan berkata: Ayub mengikuti Tuhan hanya
karena berkat yang berkelimpahan: Ia dipagari;
rumanya dipagari; anak dan istrinya dipagari;
hartanya tidak henti-hentinya bertambah
sehingga ia menjadi konglomerat nomor satu
dinegerinya. Kalau semuanya itu diambil Ayub
pasti mengutuki Tuhan.
Benarkah Ayub Mengutuki Tuhan ketika
semuanya diambil? Jadi apa yang membuat
Ayub tetap saleh?
Apa yang membuatmu tetap
saleh, tetap beribadah, tetap
pelayanan, tetap mengikut Tuhan?
Bersyukur harus bertumbuh dari
karena mendapat berkat Tuhan
menjadi mendapat diri Tuhan sendiri.
Jika ucapan syukur kita selalu berdasarkan
pada memperoleh berkat dari Tuhan, maka
hidup akan menjadi perjalanan menuju
puncak anti syukur. Karena dengan
berjalannya waktu kita akan mengalami
kehilangan demi kehilangan.
Kapan kita mengalami kehilangan semua?
Henri Nouwen Berkata:
•
•
•
•
•
•
Hidup itu tidak lain adalah serangkaian pengalaman
kehilangan:
Ketika lahir kita kehilangan rasa aman berada dalam
kandungan.
Ketika masuk sekolah kita kehilangan rasa aman
tinggal dalam lingkungan hidup keluarga.
Ketika memperoleh pekerjaan kita kehilangan
kemerdekaan sebagai anak muda.
Ketika menikah kita kehilangan kegembiraan karena
masih mempunyai banyak pilihan.
Ketika menjadi tua kita kehilangan ketampanan,
kesehatan, kebebasan fisik
Dan ketika mati, kita kehilangan segala-galanya
Tuhan biarlah disetiap ruang yang
menjadi kosong karena kehilanganku
Menjadi ruang untuk Kau tempati.
Itu berarti semakin kami kehilangan,
hal mana memang sedang terus kami alami,
semakin banyak ruang kosong dihati kami.
Ya Tuhan isilah ruang itu dengan diriMu sendiri.
Sampai suatu hari ketika dunia dan segala isinya,
harus kami tinggalkan, hidup kami seluruhnya
dikosongkan dari pemberian-pemberian-Mu,
saat itu sepenuh-penuhnya
engkau mendapatkan kami
dan kami mendapatkan-Mu
Ya Yesus mempelai kami,
biarlah kasih kamu terus bertumbuh kepadaMu
saja...amin
Download