empat kunci hidup ayub

advertisement
Page 1 of 8
11/02/10 - EMPAT KUNCI HIDUP AYUB
Ada 4 kunci dalam hidup Ayub (juga ditulis dalam ayat 8) dan ini dipuji Tuhan,
berarti itu benar dan sungguh-sungguh berkenan kepada Tuhan, yaitu:
Ayub itu seorang yang:
1. Saleh dan
2. Jujur, tulus,
3. Takut akan Allah,
4. Menjauhi kejahatan.
KUNCI I: SALEH
Maz 51:8 Sesungguhnya, Engkau berkenan akan kebenaran dalam batin, dan
dengan diam-diam Engkau memberitahukan hikmat kepadaku.
Ayub hidup dalam kesucian, tidak ada dosa, tidak hidup dalam dosa dalam segala
segi hidupnya di hadapan Tuhan (kalau suci di hadapan manusia itu belum
betul-betul suci, sebab penilaian manusia itu terbatas, sebab manusia hanya bisa
melihat dari luar saja). Kalau Tuhan yang mengatakan bahwa Ayub suci, itu
betul-betul suci, sebab Allah tahu sampai dalam hati dan pikiran angan-angannya.
Page 3
2 of 8
Ini suatu prestasi atau keadaan yang sangat indah. Dalam Alkitab KJV disebut
blameless, tidak bercacat cela. Pengakuan Allah ini suatu penilaian yang sangat
tinggi dan mulia, lebih dari gelar S3 atau Nobel atau gelar apapun dalam dunia
ini, suatu kehormatan di hadapan Allah, itu sangat indah dan sangat mulia serta
berlaku sampai kekal! Lebih ajaib lagi, setiap orang beriman bisa
mendapatkan penghargaan yang mulia ini, sebab Tuhan yang
memungkinkannya. Setiap orang yang lahir baru, bisa hidup suci sebab ia sudah
ditebus oleh darah Yesus, Yoh 8:36 ia sudah dimerdekakan dari dosa, asal percaya
dan mau pasti bisa. Rom 6:2,18.
Sudah banyak orang beriman yang hidup tidak bercacat cela, tetapi ada juga
beberapa yang jatuh dalam dosa. Daudpun pernah jatuh dalam dosa tetapi ia
bertobat dan kembali disucikan Tuhan. Lain halnya dengan Saul, ia tidak mau
bertobat dan mati dalam dosanya. Ayub tetap hidup suci, saleh dan Tuhan
berkenan kepadanya. Putra manusia Yesus tetap hidup suci sampai ke akhir, ia
tetap taat sampai mati disiksa karena dosa-dosa manusia Pil 2:8.
Mengapa hidup Ayub menjadi begitu indah di dunia sampai di Surga untuk kekal.
Sebab Ayub memelihara hidupnya dalam kesucian, ini kunci pertama.
KUNCI II: TULUS
Ayub bukan saja memelihara hidupnya di dalam kesucian, tetapi juga di dalam
problem, godaan, kesempatan dll tetap tulus, yaitu tetap taat kepada Firman Tuhan
dan suci sampai dalam batin, angan-angan dan cita-citanya.
Tidak ada tindakan atau reaksi dosa, juga di dalam hati dan angan-angannya tidak
ada rencana dosa.
Page 5
4 of 8
Jadi Ayub menjaga hidupnya tetap dalam kesucian, tidak ada dosa, baik dalam
keadaan pasif atau aktif, tetap tidak berdosa, tetap saleh dan tulus.
Ini terbukti waktu semua hartanya habis dan 10 anaknya mati, Ayub tetap suci, tidak
bereaksi dosa bahkan berkata yang salahpun, tidak!
Ayub 1:20-22 Maka berdirilah Ayub, lalu mengoyak jubahnya, dan mencukur
kepalanya, kemudian sujudlah ia dan menyembah, katanya: "Dengan telanjang aku
keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya.
TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!" Dalam
kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah berbuat yang
kurang patut.
Meskipun isterinya marah dan menghojat Tuhan dan mengajak Ayub juga untuk
menghojat Tuhan, tetapi Ayub yang sama-sama sangat menderita dan sangat
berdukacita, tetap tidak mau menghojat Tuhan, bahkan ia marah pada isterinya
yang berani melawan Allah begitu keji.
Ayub 2:10 Tetapi jawab Ayub kepadanya: "Engkau berbicara seperti perempuan
gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima
yang buruk?" Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya.
Ini suatu hal yang sangat indah dan mulia di hadapan Allah, luar biasa. Ujian yang
dialami Ayub ini sangat dahsyat, tetapi ia lulus. Ini kunci hidup Ayub yang kedua,
di dalam menghadapi siapa saja, peristiwa apa saja, sikon apa saja, ia tetap tidak
bereaksi atau bertindak dosa, bahkan dalam hatinya pun tidak ada rencana dosa
apapun!
KUNCI III: TAKUT AKAN ALLAH
Page 6 of 8
Ams 19:23 Takut akan Allah mendatangkan hidup, (ini kunci!) maka orang
bermalam dengan puas, tanpa ditimpa malapetaka.
Ams 23:17 Janganlah hatimu dengki akan orang yang berdosa, melainkan takutlah
akan Tuhan pada tiap-tiap hari; (TL)
Pkh 8:12-13 Tetapi jikalau orang fasik berbuat jahat seratus ganda sekalipun dan
tinggal dengan hidupnya, kuketahui juga bahwa selamatlah kelak segala orang
yang beribadat kepada Allah dan yang takut akan hadirat-Nya. Tetapi orang jahat
tiada akan selamat dan tiada melanjutkan umurnya, melainkan seperti
bayang-bayang adanya, sebab tiada ia takut akan hadirat Allah. (TL)
Pkh 12:13 Maka kesudahan segala perkara yang didengar ia ini: Takutlah akan
Allah dan peliharakanlah segala firmanNya, karena itulah patut kepada segala
manusia. (TL)
Dimana saja, dalam keadaan apa saja Ayub takut akan Allah itu berarti ia tetap
hidup suci, sebab tahu Allah selalu mengikuti dan melihatnya sampai dalam hati
Ibr 4:12 dimana saja dan dalam hal apa saja.
Meskipun:
a) Ada kesempatan untuk berbuat dosa, ia tetap tidak berdosa, sebab takut
akan Allah. Ini seperti apa yang dialami Yusuf.
Page 7 of 8
Kej 39:9 bahkan di rumah ini ia tidak lebih besar kuasanya dari padaku, dan tiada
yang tidak diserahkannya kepadaku selain dari pada engkau, sebab engkau
isterinya. Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan
berbuat dosa terhadap Allah?"
b). Sekalipun dijahati orang, ia tetap tidak bereaksi dosa.
Rom 12:21 Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan
dengan kebaikan!
Di dalam dunia, membalas orang yang berbuat jahat (dengan marah dan benci)
menghajarnya (dengan sepuas-puas hatinya) itu tidak salah; tetapi Ayub dan
orang-orang beriman tidak demikian. Sekalipun dijahati, tidak timbul dosa dalam
hati dan perbuatannya.
c). Sekalipun digoda, diajak atau didorong untuk berbuat dosa, ia tetap tidak
berbuat dosa sebab takut akan Allah.
Ini hal yang indah dari Ayub, kunci ke-3 dalam hidupnya, sehingga hidupnya
berbahagia sebab disertai, diberkati dan dilindungi Tuhan.
Maz 112:1 Haleluya! Berbahagialah orang yang takut akan TUHAN, yang sangat
suka kepada segala perintah-Nya.
KUNCI IV: JAUH DARI YANG JAHAT
Ams 22:3 Orang bijaksana itu serta dilihatnya jahat, maka disembunyikannya
dirinya, tetapi orang bodoh melangsung juga lalu kena. (TL)
Orang yang selalu menjauhkan diri dari yang jahat seperti Ayub, itu indah di
hadapan Tuhan. Tetapi orang yang dengan sengaja bisa masuk dan tinggal di
Page 8 of 8
tengah-tengah yang jahat seperti Gereja Pergamus, itu suatu cacat.
Wah 2:13 Aku tahu di mana engkau diam, yaitu di sana, di tempat takhta Iblis;
dan engkau berpegang kepada nama-Ku, dan engkau tidak menyangkal imanmu
kepada-Ku, juga tidak pada zaman Antipas, saksi-Ku, yang setia kepada-Ku, yang
dibunuh di hadapan kamu, di mana Iblis diam.
Justru orang yang hidup jauh dari dosa itu indah di hadapan Allah dan bahagia.
Maz 1:1 Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik,
yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan
pencemooh,
Mengapa orang-orang suci selalu menjauhi yang jahat?
Bukankah Tuhan sudah melepaskan kita dari dosa dan kita bebas dari dosa oleh
pekerjaan Kristus? Ya, betul kita bebas, tetapi:
1). Kita bukan kebal dari dosa,
2). Semua orang tetap hidup dalam tubuh daging (yang menarik kepada hal-hal
kedagingan dan dosa), sekalipun orang-orang suci yang indah-indah seperti Musa,
Daud, Daniel dll.
Sebab itu kalau kita berada di tengah-tengah dosa, daging kita akan dirangsang,
dilazatkan oleh dosa, maka tabiat daging akan bangun, tumbuh menjadi makin
hidup dan makin kuat. Apalagi kalau dengan sengaja (= ada keinginan) masih di
tengah-tengah dosa, itu sudah berarti kejatuhan, ia sudah berbuat menuruti
keinginan hatinya, itu sudah menjadi perbuatan dosa, sehingga dengan demikian
roh tertekan, pergumulan daging dan roh menjadi terlalu berat, tidak dapat
ditanggung dan biasanya ia sudah dikalahkan dan diperhambakan oleh dosa.
Rom 13:14 Melainkan hendaklah kamu bersalut dengan Yesus Kristus Tuhan itu,
dan jangan melazatkan tabiat tubuhmu (artinya bersenang-senang menuruti
nafsu daging, TB: Merawat tubuhmu) sehingga menguatkan hawa nafsu. (TL)
Sebab itu orang yang sungguh-sungguh mau hidup suci itu menjauhkan diri dari
dosa.
Page 9 of 8
Ini adalah tanda bahwa orang itu punya niat dalam hatinya untuk hidup suci, mau
hidup suci, sebab itu sebelum jatuh dalam dosa, ia sudah menjauhi segala hal-hal
dosa supaya tidak sampai dikuatkan untuk berbuat dosa lalu jatuh. Jadi
menjauhkan diri dari dosa adalah tanda hati yang mau, punya niat untuk tetap
hidup dalam kesucian. Sebab itu orang yang mau hidup suci itu menjauhkan diri
dari yang jahat.
Kalau orang seperti Ayub toh bertemu dengan perkara-perkara dosa, godaan dan
pencobaan, ia tetap tidak akan berdosa, tidak jatuh dalam dosa sebab:
1). Ia memang tidak mau.
2). Roh Kudus selalu standby menolong orang yang memang tidak mau berdosa,
dan Roh Kudus di dalamnya ini sangat kuat (1Yoh 4:4).
3). Tuhan yang tahu lebih dahulu, tidak akan membiarkan pencobaan yang lebih
besar dari kekuatannya menimpa dia.
Biasanya Roh Kudus akan sanggup memimpin orang-orang seperti ini keluar dari
pencobaan itu tanpa jatuh.
1Kor 10:13 Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan
biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia
tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu
dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat
menanggungnya.
Sebab itu orang-orang ini, kalau toh menghadapi godaan dosa, biasanya tetap
menang, kecuali kalau ia tertipu lalu ingin, maka ia akan jatuh dalam dosa.
Orang yang ingin berbuat dosa atau yang plin-plan (berbuat juga boleh, tidak
berbuat juga tidak apa-apa), tidak akan menjauhi yang jahat sebab mungkin saja ia
akan melakukan keduanya.
Jadi menjauhi yang jahat adalah tanda bahwa orang itu memang mau hidup suci,
mau tetap lepas dari dosa dan segala kejahatan.
Dina dipercabuli oleh Sichem sebab plin-plan atau memang ingin coba-coba
merasakan dosa sex. Kej 34:1-2.Sebab itu ia dekat-dekat dengan Sichem dan
mau saja diperkosa. Kalau ia betul-betul tidak mau, ia tidak akan dekat-dekat, tetapi
menjauhi segala kemungkinan yang jahat itu, dan kalau toh ia bertemu Sichem dan
Page 10 of 8
dirayu ia akan menolak, sekalipun dipaksa ia akan melawan dan Roh Kudus akan
selalu siap menolong orang yang mau hidup suci dan Roh Kudus pasti punya "jalan
keluar" yang tepat dan berkemenangan.
2Pet 2:9a jikalau begitu, sudah nyata bahwa Tuhan tahu melepaskan segala
orang yang beribadat dari dalam pencobaan, (TL)
Contoh lain Yusuf, ia lepas dari pelukan isteri Potifar, hanya baju luarnya yang
tertinggal dalam pelukan isteri Potifar Kej 39:12. Sebaliknya Betsyeba waktu
dipanggil Daud untuk diajak berzinah, memang mau, kalau ia menolak pasti Daud
tidak akan membunuh atau mencelakakannya. Memang si Betsyeba tidak setia dan
anak pertama dihukum mati oleh Tuhan 2Sam 11:4.
Jadi sikap seperti ini (menjauhi yang jahat) itu berkenan kepada Tuhan, sebab niat
hatinya betul, baik, sungguh-sungguh ingin hidup dalam kesucian.
Semua kunci Ayub ini tentang dosa dan kesucian:
1. Saleh, hidup suci dalam segala segi hidup.
2. Tulus, dicobai dalam segala perkara, tidak bereaksi dosa, tetap suci.
3. Takut akan Tuhan, tidak berani berdosa sekalipun ada kesempatan dan alasan
ini dan itu.
4. Menjauhi kejahatan supaya tetap tinggal suci.
Ini kunci hidup seperti Ayub, sehingga hidupnya diperkenan Tuhan, tumbuh dan
ber-buah-buah dan mulia sampai kekal. Ia puas dan bahagia, sekalipun diuji
dengan dahsyat, tetap lulus dan menjadi makin mulia, mungkin juga ia naik sampai
level sempurna.
Download