BUKTI AUDIT Prosedur audit top down Vs Prosedur audit bottom up Top down : Mengevaluasi bukti tentang laporan keuangan yang diharapkan dari pengetahuan tentang entitas, bisnis, dan industrinya Laporan Keuangan Bottom up : Mengevaluasi bukti yang mendukung transaksi dan akumulasinya dalam laporan keuangan Keputusan Penting Tentang Bukti Audit Sifat Pengujian Saat pengujian Luas pengujian Penerapan staf audit Sifat Pengujian Prosedur audit mana yang akan dilaksanakan Terkait dengan tujuan spesifik yang ingin dicapai auditor Harus relevan Mempertimbangkan biaya relatif serta efektivitas dalam kaitannya dg tujuan audit Pendekatan compliance atau substantive test Saat pengujian audit Interim audit atau year end audit Luas Pengujian Audit Berkaitan dengan berapa banyak bukti audit yang harus diperoleh Penetapan Staf audit Terkait dengan due audit care Tim audit Independensi Penggunaan tenaga spesialis Terdapat 5 (lima )kelompok umum asersi laporan keuangan , yaitu : Keberadaannya atau keterjadiannya ( existence or occurrence ) Kelengkapannya ( completeness ) Hak dan kewajiban ( right and obligations ) Penilaian atau alokasi ( valuation or allocation ) Penyajian dan pengungkapan ( presentation and disclosure ) TUJUAN AUDIT Tujuan Umum. menyatakan pendapat atas kewajaran , dalam semua hal yang material , posisi keuangan dan hasil usaha serta arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Tujuan Spesifik. Tujuan audit spesifik lebih diarahkan untuk pengujian terhadap pos pos yang terdapat dalam laporan keuangan yang merupakan asersi manajemen . Dasar Pembahasan Bukti Audit Standar Pekerjaan Lapangan khususnya standar ketiga ,mendasari pembahasan bukti audit. Selengkapnya bunyi standar tersebut adalah sebagai berikut : Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan dan konfirmasi sebagai dasar untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit. Pengertian Bukti Audit Bukti audit adalah segala informasi yang mendukung data yang disajikan dalam laporan keuangan , yang terdiri dari data akuntansi dan informasi pendukung lainnya , yang dapat digunakan oleh auditor sebagai dasar untuk menyatakan pendapatnya mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut. Tipe Bukti Audit Tipe Data Akuntansi Pengendalian Intern. Catatan Akuntansi. Tipe Informasi Penguat (corroborating information) Bukti Fisik. Bukti Dokumenter. Perhitungan. Bukti Lisan. Perbandingan dan Ratio. Bukti dari spesialis, etc Kecukupan Bukti Audit Berkaitan dengan kuantitas bukti audit. Faktor yang mempengaruhi kecukupan bukti audit , meliputi : Materialitas. Resiko audit. Faktor – faktor ekonomi. Ukuran dan karakteristik populasi. Jenis Bukti Audit 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Struktur Pengendalian Intern Bukti Fisik Catatan akuntansi Konfirmasi Bukti Dokumenter Bukti Surat Pernyataan Tertulis Perhitungan kembali sebagai bukti matematis Bukti Lisan Bukti Analitis & Perbandingan Jenis Bukti Audit 2. Konfirmasi (confirmation) (lihat Tabel 7-3) Penerimaan tanggapan tertulis maupun lisan dari pihak ketiga yang independen yang memverifikasi keakuratan informasi sebagaimana yang diminta oleh auditor Permintaan ditujukan bagi klien, klien meminta pihak ketiga yang independen memberikan tanggapannya secara langsung kepada auditor SAS 67 (AU 330) : Konfirmasi Positif Meminta penerima untuk merespon dalam semua keadaan : 1. Meminta penerimanya untuk memberikan informasi (formulir kosong/blank form) 2. Informasi dan permintaan responden untuk menunjukkan apakah ia setuju dengan informasi itu (sering digunakan, namun kurang diandalkan) Konfirmasi Negatif penerima diminta untuk merespon hanya saat informasi tidak benar (kurang kompeten daripada konfirmasi positif) Jenis Bukti Audit 3. Dokumentasi (documentation) Pengujian auditor atas berbagai dokumen dan catatan klien untuk mendukung informasi yang tersaji atau seharusnya tersaji dalam laporan keuangan Dokumen internal disiapkan dan digunakan dalam organisasi klien, tidak pernah disampaikan kepada pihak diluar organisasi (dalam pengendalian intern bukan merupakan bukti yang layak) Dokumen eksternal dokumen yang pernah berada dalam genggaman seseorang diluar organisasi yang mewakili pihak klien dalam melakukan transaksi, tetapi dokumen tersebut saat ini berada di tangan klien, dokumen ini berasal dari luar organisasi klien dan berakhir di tangan klien (memiliki tingkat keterpercayaan/kompetensi yang lebih tinggi dibanding dokumen internal) Digunakan sebagai alat pendukung pencatatan transaksi/nilai transaksi Vouching (penelusuran) Dalam bentuk formulir elektronik Electronic Data Interchange (EDI) Jenis Bukti Audit 4. Prosedur analitis (analytical procedures) Menggunakan berbagai perbandingan dan hubungan untuk menilai apakah saldi akun atau data lainnya nampak wajar Dibutuhkan selama fase perencanaan dan penyelesaian atas semua audit Tujuan : Memahami industri dan bisnis klien Menilai kemampuan keberlanjutan bisnis entitas Menunjukkan munculnya kemungkinan kesalahan penyajian dalam laporan keuangan Mengurangi ujian audit rinci 5. Wawancara kepada klien (inquiries of the client) Upaya untuk memperoleh informasi baik secara lisan maupun tertulis dari klien sebagai tanggapannya atas berbagai pertanyaan yang diajukan oleh auditor Jenis Bukti Audit 6. Hitung uji (reperformance) Melibatkan pengujian kembali berbagai perhitungan dan transfer informasi yang dibuat oleh klien pada suatu periode yang berada dalam periode audit pada sejumlah sampel yang diambil auditor 7. Observasi (observation) Penggunaan panca indera untuk menilai aktivitas tertentu Bukti audit ini jarang dipenuhi, karena terdapat suatu resiko bahwa para karyawan klien yang terlibat dalam aktivitas itu telah menyadari kehadiran sang auditor Hubungan antara berbagai Standar Audit, Jenis Bukti dan Keempat Keputusan Bukti Audit (lihat Gambar 7-1) Kompetensi jenis bukti (lihat Tabel 7-4) Aplikasi jenis Bukti Audit terhadap Keempat Keputusan Bukti Audit (lihat Tabel 7-5) Jenis Bukti Audit Biaya atas jenis bukti Bukti audit yang paling rendah biayanya : Observasi dilakukan bersamam dengan prosedur audit lain Wawancara dilakukan setiap proses audit Hitung Uji hanya menghitung dan menelusuri, setiap saat dilakukan Bukti audit yang biayanya moderat : Dokumentasi jika karyawannya telah menyusun dengan apik Prosedur Analitis justru membutuhkan waktu yang banyak Bukti audit yang paling mahal biayanya : Pengujian Fisik mewajibkan kehadiran auditor saat klien melakukan perhitungan aktiva yang seringkali dilakukan pada tanggal neraca Konfirmasi auditor melaksanakan sejumlah prosedur secara berhati-hati dalam rangka mempersiapkan konfirmasi, pengiriman dan penerimaan kembali serta tindak lanjut konfirmasi yang tidak direspon Istilah yang digunakan dalam berbagai prosedur audit (lihat Tabel 7-6) Dokumentasi Audit Catatan yang disimpan oleh auditor dari prosedur yang diterapkan, ujian yang dilakukan, informasi yang diperoleh dan kesimpulan yang berhubungan Semua informasi yang dianggap perlu oleh auditor untuk melakukan audit secara memadai, untuk memberikan pendukung bagi laporan audit Tujuan dokumentasi audit Membantu auditor menyediakan jaminan wajar bahwa audit yang memadai telah dilakukan sesuai dengn standar audit yang umum diterima Kepemilikan arsip audit Kerahasiaan arsip audit Disiapkan selama waktu pekerjaan, termasuk jadwal yang disiapkan oleh klien untuk auditor, dimiliki oleh auditor Aturan 301 Kode Perilaku Profesional Isi dan organisasi (lihat Gambar 7-2) KAP membuat pendekatannya sendiri untuk menyiapkan dan mengatur arsip audit Kompetensi Bukti Audit Kompetensi bukti adalah berkaitan dengan kuantitas atau mutu dari bukti–bukti tersebut. Bukti yang kompeten adalah bukti yang dapat dipercaya , sah , obyektif , dan relevan. Untuk menentukan kompetensi bukti harus mempertimbangkan berbagai faktor , yaitu : Sumber bukti , Relevansi bukti , Obyektivitas bukti , Saat atau waktu. Bukti Kurang Kompeten Faktor Kompetensi Dari dalam perusahaan Pengendalian intern lemah Dari luar perusahaan yg independen SUMBER Perolehan atau pengetahuan tidak langsung Relevan tidak langsung Bukti lebih kompeten Pengendalian intern baik Perolehan atau pengetahuan langsung RELEVANSI Relevan langsung Subyektif OBYEKTIVITAS Obyektif Bukti di terapkan pada selain pada tgl neraca Bukti diterapkan SAAT / WAKTU pada tgl neraca Judgment Auditor Judgement atau pertimbangan yang dilakukan auditor dipengaruhi berbagai faktor , yaitu : 1) Pertimbangan profesional auditor. 2) Integritas manajemen. 3) Transaksi yang terjadi di perusahaan. 4) Jenis kepemilikan perusahaan. 5) Kondisi keuangan perusahaan. Prosedur audit yang dapat digunakan untuk memperoleh bukti yang kompeten atau dapat dipercaya adalah : Inspeksi Pembuktian ( vouching ) Observasi Kalkulasi Kembali Konfirmasi Analisis Wawancara Rekonsiliasi Perbandingan Penjajagan Pengkajian Ulang Perhitungan ( count ) Penilaian Pengujian ( test ) Verifikasi Scanning Penelusuran Klasifikasi Prosedur Audit Prosedur untuk memperoleh pemahaman struktur pengendalian internal Pengujian pengendalian Pengujian substantif Evaluasi bukti harus lebih teliti bila menghadapi situasi audit yang mengandung resiko besar. Situasi tersebut adalah sebagai berikut : a. Pengawasan intern yang lemah . b.Kondisi keuangan klien yang tidak sehat. c. Manajemen yang tidak dapat dipercaya. d.Penggantian kantor akuntan publik. e. Perubahan peraturan perpajakan. f. Usaha yang bersifat spekulatif. g.Transaksi yang kompleks. Persuasivitas Bukti Audit Dua penentu persuasivitas : Kompetensi dan Kecukupan Kompetensi Kompetensi bukti Tingkat dimana bukti tersebut dapat dipercaya atau diyakini kebenarannya (keterpercayaan bukti/reliability of evidence) Tidak dapat ditingkatkan dengan cara memperbesar ukuran sampel atau mengambil item lainnya dari suatu populasi Relevansi Bukti Audit harus selaras atau relevan dengan tujuan audit yang akan diuji sebelum bukti tersebut dapat dipercaya Hanya dipertimbangkan dalam tujuan audit spesifik Independensi penyedia bukti Bukti audit yang diperoleh dari sumber diluar entitas lebih dipercaya daripada yang diperoleh dari dalam entitas Efektivitas pengendalian intern klien Jika pengendalian intern klien berjalan efektif, maka bukti audit yang diperoleh akan lebih dapat dipercaya daripada pengendalian intern yang lemah Persuasivitas Bukti Audit Pemahaman langsung auditor Bukti audit yang diperoleh langsung oleh auditor melalui pengujian fisik, observasi, penghitungan dan inspeksi akan lebih kompeten daripada informasi yang diperoleh secara tidak langsung Berbagai kualifikasi individu yang menyediakan informasi Bukti audit tidak akan dapat dipercaya, kecuali jika individu yang menyediakan informasi tersebut memiliki kualifikasi untuk melakukan hal itu Tingkat obyektivitas Bukti yang obyektif akan lebih dipercaya daripada bukti yang membutuhkan pertimbangan tertentu untuk menentukan apakah bukti tersebut memang benar Ketepatan waktu Ketepatan waktu atas bukti audit dapat merujuk pada kapan bukti itu dikumpulkan atau kapan periode waktu yang tercover oleh proses audit itu Persuasivitas Bukti Audit Kecukupan Ditentukan oleh kuantitas bukti yang diperoleh Diukur dengan ukuran sampel yang dipilih oleh auditor Faktor yang mempengaruhi kecukupan ukuran sampel : Ekspektasi auditor atas kemungkinan salah saji Efektivitas sari pengendalian intern klien Efek gabungan Terdapat hubungan langsung antara keempat bukti audit dan dua kualitas yang menentukan persuasivitas bukti audit (lihat Tabel 7-2) Persuasivitas dan Biaya Dipertimbangkan untuk membuat berbagai keputusan tentang bukti audit