MOTIVASI SISWA KELAS XI DALAM MEMILIH JURUSAN PELAYARAN NIAGA PADA SMK MEGERI 5 BALIKPAPAN Ali Taufik FKIP Universitas Kutai Kartanegara Abstract: The purpose of the research is to study the motivation in choosing the department of trade cruise of the twelfth grade students of SMKN 5 Balikpapan in academic year 2015/2016. The research was conducted in SMKN 5 Balikpapan with 80 randomly selected respondents derived from students. The instruments of data collection were a set of questionnaires and documentary study. To analyze the data, the rate percentage and mean formulas were used. The results of this study indicate that 40 (50%) of the students have high motivation in choosing the department of trade cruise, 27 (33.75) of the students have fair motivation in choosing the department of trade cruise and 13 (16,25 %) of the students have low motivation in choosing the department of trade cruise. Keywords: motivation, the department of trade cruise PROPINSI Kalimantan Timur memiliki posisi geografis yang strategis, yaitu disebelah utara berbatasan dengan Negara bagian Sabah, Malaysia Timur, di sebelah timur berbatasan dengan Selat Makasar dan Laut Sulawesi di sebelah Selatan berbatasan dengan Propinsi Daerah Kalimantan Selatan dan di Sebelah Barat berbatasan dengan Propinsi Kalimantan Barat serta Negra Bagian Serawak, Malaysia Timur. Posisi geografisnya yang strategis dan potensi sumber daya alamnya yang tinggi menempatkan Kalimantan Timur sebagai salah satu propinsi yang cukup propektif untuk dikembangkan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, seperti propinsi-propinsi lain di Indonesia. Propinsi Kalimantan Timur dengan luas + 21,144 juta ha, merupakan propinsi terluas kedua setelah propinsi Irian Jaya. Propinsi ini dikenal memiliki sumberdaya alam yang melimpah. Hasil eksploitasi sumberdaya alam tersebut khususnya di sektor pe rtambangan (minyak, gas bumi, batu bara, emas) dan industri perkayuan, telah menepatkan daerah ini sebagai propinsi penghasil devisa terbesar di Indonesia. Kawasan pesisir dan laut Kalimantan Timur yang terbentang dari wilayah di bagian selatan pasir hingga pulau Nunukan di bagian Utara dengan garis pantai sepanjang + 1.185 km dan memiliki 55 buah pulau-pulau kecil, saat ini telah berkembang pesat oleh lajunya kegiatan pelayaran, perindustrian, pertambangan dan pengembangan pemukiman. Kegiatan eksploitasi sumber daya pesisir dan laut di kawasan ini dilakukan untuk menunjang kegiatan pembangunan nasional daerah. Pembangunan berkelanjutan kawasan pesisir dan laut yang kaya dengan keanekaragaman hayati, sangat dipengaruhi oleh pola kegiatan manusia yang kompleks 25 Jurnal Intelegensia, Volume 1, Nomor 2 dan tingkat persaingan yang tinggi antar berbagai sektor ekonomi. Pembangunan ekonomi memiliki tujuan untuk meningkatkan produksi barang dan jasa yang dilakukan dengan pelayaran untuk menyangga kehidupan. Pembangunan ekonomi dan lingkungan hidup harus dilakukan secara terpadu baik untuk kepentingan ekonomi maupun kepentingan pelestarian lingkungan agar keduanya dapat berjalan sama-sama di dalam tatanan pembangunan nasional dan daerah yang memadukan berbagai kepentingan dan mendukung pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir dan laut. Oleh karena itu itu semua pihak yang mempunyai kepentingan dalam memanfaatkan jasa sumberdaya pesisir dan laut, sehingga eksploitasi sumberdaya pesisir dan laut dapat dilaksanakan secara terpadu dan lestari agar dapat mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh lapisan masyarakat dari generasi sekarang sampai generasi mendatang, namun tidak lepas dari kesadaran individu agar mau menjaga kekayaan alam yang ada. Motivasi merupakan usaha-usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi sehingga siswa dapat melakukan sesuatu. Bila siswa tersebut tidak suka terhadap sesuatu maka ia berusaha menghindarinya. Motivasi merupakan faktor yang sangat penting dalam proses peningkatan kuwalitas sumberdaya yang ada. Di belakang setiap perbuatan siswa terhadap sesuatu motivasi mendorong untuk melakukan sesuatu. Motivasi juga dapat dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakan perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu tumbuh dari dalam diri seseorang. Dalam Pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan, fokus pada suatu keahlian tertentu. Keahlian yang dimiliki siswa kelak berfungsi sebagai bekal untuk dapat bekerja di dunia nyata. Pekerjaan-pekerjaan di perusahaan diperuntukan bagi tenaga kerja yang sudah memahami kemampuan tentang bidang pekerjaannya. Pada saat ini tidak ada keseimbangan antara jumlah pencari kerja dengan lapangan kerja khususnya di kelautan tidak sesuai sehingga banyak pencari kerja yang akhirnya menganggur. Oleh karena itu semua pihak yang mempunyai kepentingan dalam pemanfaatan jasa sumberdaya pesisir dan laut, sehingga eksploitasi sumberdaya dapat dilaksanakan secara terpadu. Sesuai dasar pemikiran dan kenyataan di atas, rendahnya motivasi di bidang pelayaran niaga, maka perlu adanya pemecahan masalah dengan melakukan pemecahan melalui motivasi dalam memilih jurusan pelayaran. Berkaitan dengan hal tersebut, maka penelitian ini bermaksud untu mengungkapkan tentang motivasi siswa dalam memilih jurusan pelayaran niaga pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 5 Balikpapan Kelas XI Tahun Pelajaran 2015/2016. KAJIAN TEORETIK 1. Pengertian Motivasi Motivasi adalah keadaan dalam diri individu yang menggerakan, mengarahkan dan menjaga dan menopang tingkah laku. Ketiga komponen pokok motivasi, yaitu menggerakan, mengarahkan dan menopang tingkah laku manusia, seperti: (a) Menggerakan berarti menimbulkan kekuatan pada individu memimpin seseorang untuk 26 Jurnal Intelegensia, Volume 1, Nomor 2 bertindak dengan cara tertentu, misalnya kekuatan dalam hal nyata, respon-respon efektif dan kecenderungan mendapat kesenangan; (b) Motivasi juga mengarahkan atau menyalurkan tingkah laku. Dengan demikian ia menyediakan suatu orientasi tujuan, tingkah laku individu diarahkan terhadap sesuatu; (c) Untuk menjaga dan menopang tingka laku, lingkungan sekitar harus menguatkan (reinforce) intensitas dan arah dorongan dan kekuatan-kekuatan individu (Dimyati dan Mudjino, 2004: 80). Wingkel (1999:3) menambahkan bahwa pengertian motivasi adalah keseluruhan daya penggerak psikis dari siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar itu demi mencapai suatu tujuan. Sedangkan Mc. Donald berpendapat bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya ”feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan ini mengandung tiga elemen penting, yaitu : (a) Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri individu manusia, perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi yang ada pada organisme manusia dan penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia; (b) Bahwa motivasi ditandai dengan munculnya, rasa afeksi manusia, dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, efeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah-laku manusia; (c) Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan, jadi motivasi dalam hal ini merupakan respon dari suatu aksi, yaitu tujuan. Motivasi memang muncul dalam diri manusia, tetapi munculnya karena terangsang/terdorong oleh adanya tujuan yang menyangkut soal kebutuhan. Dengan ke tiga elemen di atas, maka dapat dikatakan bahwa motivasi itu sebagai sesuatu yng kompleks. Motivasi akan menyebabkan terjadinya sesuatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan menyangkut persoalan gejala kejiwaan, perasaan, dan juga emosi untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Semua ini didorong karena adanya tujuan, kebutuhan atau keinginan. (Sardiman, 1996:73-74) 2. Jenis-Jenis Motivasi Untuk menghindarkan kekurang ketepatan penggunaan istilah motivasi ini, perlu dipahami pendapat Manulang tentang adanya istilah-istilah yang mirip motivasi tersebut antara lain: Motif, Motivasi, Motivasi kerja dan Insentif (Wagiyanti, 2008:12) a. Motif Kata Motif disamakan artinya dengan kata-kata motive, motif, dorongan, alasan dan driving force. Sehingga motif adalah daya pendorong atau tenaga pendorong manusia untuk bertindak atau suatu tenaga di dalam diri manusia yang menyebabkan manusia bertindak. Dikatakan bahwa rumusan yang tepat, artinya mengapa timbul tingkahlaku seseorang, itulah motif. b. Motivasi Motivasi adalah faktor yang mendorong orang untuk bertindak dengan cara tertentu. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa motivasi pada dasarnya adalah kondisi mental yang mendorong dilakukannya suatu tindakan (action atau activities) dan memberikan kekuatan (energy) yang mengarah pada pencapaian kebutuhan, memberi 27 Jurnal Intelegensia, Volume 1, Nomor 2 kepuasan ataupun mengurangi ketidak seimbangan. Oleh karena itu tidak akan ada motivasi, jika tidak dirasakan ransangan-ransangan terhadap hal semacam di atas yang akan menumbukan motivasi, dan motivasi yang telah tumbuh memang dapat menjadikan motor dan dorongan untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan atau pencapaian keseimbangan. c. Motivasi Kerja Bertolak dari arti kata motivasi maka yang dimaksud dorongan motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan dorongan atau semangat kerja. Atau dengan kata lain pendorong semangat kerja. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi motivasi kerja menurut Ravianto adalah atasan, rekan sekerja, saran fisik, kebijaksanaan dan peraturan, imbalan jasa uang dan non uang, jenis pekerjaan dan tabungan. Jadi motivasi individu untuk bekerja sangat dipengaruhi oleh kebutuhannya. (Wagiyanti, 2008:13) d. Insentif Istilah insentif (incentive) dapat diganti dengan kata alat motivasi, sarana motivasi, sarana penimbulan motive atau sarana yang menimbulkan dorongan. 3. Teori Motivasi a. Teori Hedonisme Dalam bahasa yunani Hedone yang berarti kesukaan, kesenangan atau kenikmatan. Hedonisme adalah suatu aliran di dalam filsafat yang memandang bahwa tujuan yang utama pada manusia adalah mencari kesenangan (Hedone) yang bersifat duniawi. Menurut pandangan Hedonisme, manusia pada hakikatnya adalah mahluk yang memetingkan kehidupan yang penuh kesenangan dan kenikmatan. Implikasi dari teori ini adalah anggapan bahwa semua orang akan cenderung menghindari hal-hal yang sulit dan menyusahkan atau mengandung resiko berat dan lebih suka melakukan sesuatu yang mendatangkan kesenangan baginya. Menurut teori ini para siswa harus diberi motivasi secara tepat agar tidak malas dan mau belajar dengan baik untuk memenuhi kesenangan (Purwanto, 2004:74). b. Teori Naluri Pada dasarnya manusia memiliki tiga dorongan nafsu pokok, dalam hal ini di sebut naluri yaitu: (i) Dorongan naluri mempertahankan diri, (ii) Dorongan naluri mengembangkan diri, (iii) Dorongan naluri mengembangkan atau mempertahankan. Dengan dimilikinya tiga naluri itu, maka kebiasaan-kebiasaan atupun tindakantindakan dan tingka laku manusia yang diperbuatnya sehari-hari mendapatkan dorongan atau gerakan tiga naluri tersebut. Oleh karena itu menurut teori ini untuk memotivasi seseorang harus berdasarkan naluri mana yang akan dituju dan perlu dikembangkan (Purwanto, 2004:75). c. 28 Teori Reaksi yang di Pelajari Jurnal Intelegensia, Volume 1, Nomor 2 Teori ini berpandangan bahwa tindakan atau perilaku manusia tidak berdasarkan naluri-naluri, tetapi berdasarkan pola-pola tingka laku yang dipelajari dari kebudayaan ditempat orang itu hidup oleh karena itu di sebut juga teori lingkungan kebudayaan. Yaitu apabila seorang pemimpin atau seorang pendidik akan memotivasi anak buah atau anak didik, pemimpin atau pendidik itu hendaknya mengetahui benar-benar latar belakang kehidupan dan kebudayaan orang-orang yang di pimpinnya (Purwanto, 2004:75-76). d. Teori Daya Pendorong Teori ini merupakan perpaduan antara teori naluri dengan teori reaksi yang dipelajari. Daya pendorong adalah semacam naluri, tetapi hanya suatu dorongan kekuatan yang luas terhadap sesuatu arah yang umum. Oleh karena itu menurut teori ini bila seorang pemimpin atau pendidik ingin memotivasi anak buahnya, harus berdasarkan atas daya pendorong yaitu naluri yang juga reaksi yang dipelajari dari kebudayaan yang dimilikinya (Purwanto, 2004:76). e. Teori Abrahan Maslow Sebagai pakar psikologi, Maslow mengemukakan adanya 5 tingkatan kebutuhan pokok manusia. Kelima tingkatan kebutuhan pokok inilah yang kemudian dijadikan pengertian kunci dalam mempelajari motivasi manusia. Adapun kelima tingkatan kebutuhan pokok yang dimaksud dapat dilihat pada gambar berikut: (1) Kebutuhan fisiologis: Kebutuhan ini merupakan kebutuhan dasar, yang bersifat primer dan vital yang menyangkut fungsi-fungsi biologis dasar dari organisme manusia seperti kebutuhan akan pangan, sandang, dan papan, kesehatan fisik, dan sebagainya; (2) Kebutuhan rasa aman dan perlindungan (safety and security) seperti terjamin keamanannya, terlindung dari bahaya dan ancaman penyakit, perang, kemiskinan, kelaparan, perlakuan dan sebagainya; (3) Kebutuhan social (social needs) yang meliputi kebutuhan akan dicintai, diperhitungkan sebagai pribadi diakui sebagai anggota kelompok, rasa setia kawan, kerjasama; (4) Kebutuhan akan penghargaan (esteem needs) termasuk kebutuhan akan dihargai karena prestasi,kemampuan, kedudukan atau status; (5) Kebutuhan akan aktualisasi diri (self actualization) seperti antara lain kebtuhan mempertinggi potensi-potensi yang dimiliki, pengembangan diri secara maksimum, kreatifitas, dan ekspresi diri (Purwanto, 2004:77). 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi a. Motivasi di Sekolah Didalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik indogen maupun eksogen sangat diperlukan. Motivasi bagi pelajar dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar. Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah, yaitu: (1) Memberi angka: Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa belajar, yang utamanya justru untuk mencapai angka nilai yang baik. Sehingga siswa biasanya yang dikejar adalah nilai ulangan atau nilai-nilai raport angkanya baik-baik; (2) Hadiah: Hadiah dapat juga 29 Jurnal Intelegensia, Volume 1, Nomor 2 dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk sesuatu pekerjaan tersebut. Sebagai contoh hadiah yang diberikan untuk gambar yang terbaik mungkin tidak akan menarik bagi seseorang siswa yang tidak memiliki bakat menggambar; (3) Saingan/kompetisi: Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individual maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Memang unsur persaingan ini banyak dimanfaatkan di dalam dunia industri atau perdagangan, tetapi juga sangat baik digunakan unutk meningkatkan kegiatan belajar siswa; (4) Ego-involvement: Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mepertarukan harga diri, adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Seseorang akan berusaha dengan segenab tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya. Penyelesaian tugas dengan baik adalah simbol kebanggaan dan harga diri, begitu juga untuk siswa si subjek belajar. Para siswa akan belajar dengan bekerja keras bisa dengan jadi karena harga dirinya; (5) Memberi ulangan: Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ulangan. Oleh karena itu memberi ulangan ini juga merupakan sarana motivasi. Tetapi yang harus diingat oleh guru adalah jangan terlalu sering karena bisa membosankan, dalam hal ini guru harus juga terbuka kalau akan ulangan harus memberitahukan kepada siswanya; (6) Pujian: Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Oleh karena itu supaya pujian ini merupakan motivasi, pemberiannya harus tepat. Dengan pujian yang tepat akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar serta akan membangkitkan harga diri; (7) Hukuman: Hukuman sebagai pemacu semangat dan diberikan secara tepat dan bijak menjadi alat motivasi, oelah karena itu guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman. b. Motivasi dari Orang tua Orang tua merupakan orang yang pertama tau kelemahan dan apa yang disukai anaknya, maka itu dalam menempuh pendidikan anak perlu memacu motivasi agar anak tersebut tidak bimbang dalam memilih jurusan. 1) Pujian: Pujian adalah alat motivasi yang positif. Setiap orang senang dipuji, dan orang tua memberikan semangat anaknya lewat pujian sehingga anak tersebut bangga akan kedua orang tuanya; 2) Materi/uang: Orang tua memberikan materi kepada anaknya adalah suatu kewajiban di mana anak akan merasa senang dan dengan materi itu sehingga dengan materi itu anak bisa di motivasi untuk memilih yang terbaik untuk dirinya. Menurut Dimyanti dan Mudjiono dalam Purwanto (1999:97) menjelaskan unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi yaitu: (i) Cita-cita; (ii) Kemampuan siswa; (iii) Kondisi lingkungan siswa; (iv) Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran; dan (v) Upaya guru dalam membelajarkan anak didikannya. Selanjutnya, Hamalik (1999:133) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi atau menumbuhkan motivasi didalam memilih jurusan adalah: (i) Tingkat kesadaran 30 Jurnal Intelegensia, Volume 1, Nomor 2 diri siswa atas kebutuhan yang mendorong tingkah lakunya dan kesadaran atas tujuan dalam memilih jurusan yang akan ditempuhnya; (ii) Sikap guru terhadap siswa dikelas dalam kegiatan proses belajar dan menjelaskan tentang jurusan, (iii) Pengaruh kelompok dan suasana belajar, (iv) Sikap orang tua dalam memberikan bimbingan, (v) Siswa dalam pergaulan 5. Pengertian Pelayaran Niaga Dalam suatu negara maritim, seperti negara kita, peranan pelayaran sungguh sangat penting bagi kehidupan sosial ekonomi penduduknya. Demikian pula kepentingan administrasi pemerintah pada umumnya, serta dalam rangka pertahanan serta negara, peranan pelayaran sangat penting. Bidang kegiatan pelayaran niaga memang sangat luas sekali, meliputi pelayaran angkutan perang, pos, penjagaan pantai. Kalau mengelompokan bidang kegiatan pelayaran itu dapat dibagi antara pelayaran niaga dan bukan pelayaran niaga. Adapun yang dimaksud pelayaran niaga ialah usaha pengangkutan barang, khususnya barang dagangan, melalui laut, baik yang dilakukan diantara tempat-tempat/pelabuhan dalam wilayah sendari maupun antar negara. Pelayaran niaga ini merupakan kegiatan kerjasama dalam suatu perusahaan, dimana mengelolah dan resiko ditanggung sesuai dengan tingkat jabatan. Dalam melakukan pelayaran niaga mempunyai kemungkinan selamat sampai tujuan atau resiko kecelakaan laut yang biasanya disebabkan faktor manusianya maupun faktor alam (Sudjatmiko, 1995:2) 6. Pengertian Motivasi Pelayaran Niaga Dalam melakukan pelayaran niaga, menuntut kedisiplinan dan kemauan keras, ketekunan, kesanggupan yang mengacu keberanian dan tanggung jawab (Sudjatmiko, 1995:43). Motivasi dalam pelayaran niaga merupakan dorongan untuk melakukan pelayaran niaga dengan berani menanggung resiko atas pelayaran yang dilakukannya dimasa akan datang. Sehingga kegiatan pelayaran niaga timbul karena adanya kebutuhan untuk mengankut barang-barang niaga yang dihasilkan disuatu tempat dan akan dijual ketempat lain (Sudjatmiko, 1995:15) Menurut Dimyati dan Mudjiono (2000:97) bahwa ada beberapa unsur yang mempengaruhi orang atau siswa dalam memilih jurusan yaitu cita, atau aspirasi siswa, kemampuan siswa, kondisi siswa dan lingkungan, unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran, upaya guru dalam mengembangkan kemampuan siswa. Adapun penjelasan lebih lanjut tentang unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi dalam memilih jurusan pelayaran niaga: (a) Cita-cita atau aspirasi siswa: Timbulnya cita-cita bersamaan dengan perkembangan akal, kemauan, bahasa, nilai kehidupan, keperibadian. dari segi emansipasi kemandirian keinginan yang terpuaskan dapat meperbesar kemauan dan semangat dalam segi motivasi. penguatan dengan hadiahhadiah atau juga hukuman akan mengubah keinginan menjadi kemauan dan kejadian menjadi cita-cita. ” Cita-cita akan memperkuat motivasi dalam memilih jurusan baik secara indogen maupun eksogen; (b) Kemauan Siswa: Keinginan seseorang siswa perlu diiringi dengan kempuan atau kecakapan mencapainya. Keinginan akan sesuatu perlu diiringi dengan kemampuan mengenal apa yang di inginkannya dimana keberhasilan 31 Jurnal Intelegensia, Volume 1, Nomor 2 tersebut akan dapat memuaskan dan menyenangkan hatinya. Bahwa kemauan akan memperkuat motivasi siswa untuk memilih atau melaksanakan seagala sesuatu disekoah, hal ini ditandai dengan masuk kelas tepat pada waktunya, aktif bertanya dan menjawab dan mengerjakan tugas-tugasnya; (c) Kondisi fisik dan fisikis siswa: Siswa yang sakit tidak terlalu bergairah belajar maupun dalam memilih suatu apa yang dulu dianggap kesenangannya, Dan siswa kondidinya dan fisiknya bagus akan senang hati akan memilih apa yang dianggap menyenangkan, jadi kondisi jasmani dan rohani siswa berpengaruh terhadap motivasi siswa dalam memilih atau menentukan pilihannya; (d) Kondisi Lingkungan Siswa: Bencana alam, tempat tinggal, ancaman, perkelahian antar siswa akan mengganggu ke sungguhan siswa dalam menempu pendidikan. Sebaliknya pergaulan siswa yang rukun akan mempengaruhi siswa dalam memotivasi memilih jurusan, oleh karena itu kondidsi lingkungan harus diperhatikan sebaik mungkin; (e) Upaya guru dalam membelajarjan siswa: Upaya guru membelajarkan siswa terjadi di sekolah dan diluar sekolah. Menyelenggarakan tertib di sekolah, membina disiplin, seperti memanfaatkan waktu dan membina belajar, tertib pergaulan dan tertip lingkungan sekolah juga memotivasi siswa dalam memilih apa yang siswa harapkan” (Dimyati dan Mudjiono 1999:100) METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan motivasi siswa kelas XI dalam memilih jurusan pelayaran niaga pada SMK Negeri 5 Balikpapan. Populasi adalah semua siswa kelas XI SMK Negeri 5 Balikpapan tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 80 siswa. Teknik yang digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan antara lain: teknik angket dan studi dokumentasi. Untuk menganalisis data yang diperoleh, digunakan rumus persentasi dan kelas interval seperti berikut ini: 1. Rumus Presentase Rumus peresentase digunakan untuk mengetahui berapa persen jumlah masingmasing peran dilihat oleh siswa sebagai penerima layanan. Menurut Sudrajat (2016:195) dengan rumus presentase sebagai berikut : f p = x 100% N Keterangan : p = presentase f = frekuensi dalam kategori N = jumlah responden 2. Rumus Interval Rumus interval dalam penelitian ini dimasudkan untuk mencari interval masingmasing kategori, yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Adapun rumus intervalnya seperti dikemukakan oleh Hadi (2004:257) adalah sebagai berikut: 32 Jurnal Intelegensia, Volume 1, Nomor 2 jumlah skor tertinggi – jumlah skor terendah p = jenjang skala Keterangan : p = interval skor tertinggi = nilai terendah skor retendah = nilai terendah ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 1. Analisis Data Setelah data diperoleh dari hasil angket, langkah selanjutnya adalah menganalisis data tersebut. Untuk mengetahui Motivasi siswa dalam memilih Jurusan Pelayaran Niaga kelas XI di SMK Negeri 5 Balikpapan, dengan menggunakan rumus interval sehingga data dapat dikelompokkan menjadi tiga kriteria yaitu tinggi, sedang dan rendah seperti berikut ini: Berdasarkan soal dalam angket yang berjumlah 15 item, dengan nilai tertingginya 45 dan nilai terendahnya 15 dengan jenjang skala 3, maka intervalnya adalah : p = 45-15 3 = 30 3 = 10 Jadi, nilai interval untuk motivasi siswa dalam memilih jurusan pelayaran niaga kelas XI dilihat dari pandangan siswa adalah sebagai berikut : 35 – 45 = Tinggi 25 – 34 = Sedang 15 – 24 = Rendah Siswa yang mempunyai skor yang berada di antara rentang nilai interval tersebut, maka itu merupakan pendapat siswa tentang motivasi dalam memilih jurusan. Selanjutnya, kategori skor motivasi pemilihan jurusan pelayaran niaga dapat ditabulasikan sebagai berikut. Tabel 1. Skor Motivasi Siswa dalam Memilih Jurusan Pelayaran Niaga No. skor Kategori No. skor 1 2 3 4 42 34 38 40 Tinggi Sedang Sedang Tinggi 28 29 30 31 24 34 40 24 33 Kategor i Rendah Sedang Tinggi Rendah No. skor Kategori 55 56 57 58 24 38 40 30 Rendah Sedang Tinggi Sedang Jurnal Intelegensia, Volume 1, Nomor 2 24 5 lanjutan... Rendah 32 41 Tinggi 59 24 Rendah 45 26 41 32 24 34 24 32 41 34 41 33 42 40 34 15 20 41 24 41 33 42 Tinggi Sedang Tinggi sedang Rendah Sedang Rendah Sedang Tinggi Sedang Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Sedang Rendah Rendah Tinggi Rendah Tinggi Sedang Tinggi 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 33 41 33 42 40 32 24 40 41 34 41 33 42 40 33 40 30 41 31 41 33 42 Sedang Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Sedang Rendah Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Sedang Tinggi Sedang Tinggi Sedang Tinggi 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 39 41 33 42 40 38 40 34 41 33 41 33 24 40 38 29 40 41 39 24 33 Sedang Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Sedang Tinggi Sedang Tinggi Sedang Rendah Tinggi Sedang Sedang Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sedang 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 Berdasarkan tabel 1 di atas, selanjutnya dapat ditabulasikan frekuensi da presentase kategori motivasi pemilihan jurusan pelayaran niaga siswa kelas XI seperti tampak pada tabel 2 berikut ini: Tabel 2. Frekuensi Motivasi Siswa dalam Memilih Jurusan pelayaran Niaga Pendapat Siswa Tinggi Sedang Rendah Interval Kelas 35 – 45 25 – 34 15 – 24 Frekuensi 40 27 13 Persentase 50 33.75 16,25 Selain itu, berdasarkan tabel 1 sebelumnya dapat diperoleh data sebagai berikut: 34 Jurnal Intelegensia, Volume 1, Nomor 2 1. Motivasi indogen adalah 54% da ri 80 responden Jumlah skor motivasi indogen 957 957 x 100% = 54% 1758 2. Motivasi eksogen adalah 46% dari 80 responden Jumlah skor motivasi eksogen 808 808 x 100 % = 46% 1758 2. Pembahasan Dari hasil penelitian yang dilakukan di SMK Negeri 5 Balikpapan kelas XI tahun pelajaran 2015/2016, serta melihat kenyataan yang ada tentang motivasi siswa dalam memilih jurusan pelayaran karena adanya motivasi indogen, yaitu yang memiliki unsurunsur seperti, minat, cita-cita, aktualisasi diri, dari unsur-unsur tersebut yang diperoleh hasil 56 % dari jumlah skor 978 yang termotivasi indogen. Sedangkan siswa yang termotivasi memilih jurusan pelayaran niaga karena motivasi eksogen, dengan unsur-unsur seperti dari orang tua, teman, masyarakat, maka dari unsur-unsur tersebut diatas maka diperoleh hasil 46 % dari jumlah skor 808 yang termotivasi eksogen. Dari hasil skor pemilihan jurusan berdasarkan kategori tinggi, sedang, rendah, dalam penelitian ini penulis menunjukan sebagai berikut : - 40 responden kategori tinggi : 50% - 27 responden kategori sedang : 33,75 % - 13 responden kategori rendah : 16,25 % Dengan hasil tersebut diatas yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa siswa yang memilih jurusan pelayarann niaga pada SMK Negeri 5 Balikpapan adalah karena motivasi indogen. Walau demikian tidak mengesampingkan guru hendaknya retap berupaya bagaimana agar siswa tetap belajar dengan baik dan sungguh-sungguh. Oleh karena itu tetap perlu pembelajaran dan bimbinaan siswa secara personal dan terusmenerus khususnya siswa yang memilih jurusan pelayaran niaga dengan alasan asal sekolah saja, tampa ada minat maupun kemauan untuk belajar, sehingga kelak ada motivasinya untuk sungguh-sungguh dalam mengikuti proses belajar belajar teori dan praktek. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, analisis data serta perhitungan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa motivasi siswa dalam memilih jurusan pelayaran kelas IX di SMK Negeri 5 Balikpapan pada tahun 2015/2016 dapat dilihat hasil penelitian yang kategori respon tinggi sebanyak 40 siswa dengan hasil presentase 50 % dan hasil sedang ada 27 siswa dengan hasil presentase 33,75 % dan hasil yang kurang termotivasi sebanyak 13 siswa dengan presentase 16,25 %. Sedangkan hasil dari dari indikator indogen sebesar 54 % dan dari eksogen sebanyak 46 %. Mengingat motivasi siswa dalam memilih jurusan pelayaran tergolong tinggi, maka diharapkan pihak-pihak yang terkait perlu kerja sama seperti orang siswa dengan pihak sekolah dalam bentuk memberikan 35 Jurnal Intelegensia, Volume 1, Nomor 2 hadiah yang berhubungan dengan dunia pelayaran agar siswa lebih termotivasi lagi dalam menempu pendidikan. SARAN-SARAN 1. Bagi sekolah sebagai bahan masukan agar lebih mendorong siswa untuk memberikan motivasi dalam proses menempu pendidikan jurusan pelayaran 2. Bagi guru diharapkan dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar lebih baik, salah satu conto memberikan hadiah kepada siswa yang memperoleh nilai tinggi, sehingga yang mereka lebih termotivasi untuk belajar dan memperbaiki nilainya agar lebih bagus 3. Bagi orang tua diharapkan untuk senantiasa memperhatikan anaknya sehingga dapat menumbuhkan dan meningkatkan motivasi agar pilihan jurusan yang anak dapat meningkatkan cara belajarnya 4. Bagi siswa, hendaknya mampu menyadari bahwa motivasi sangat penting agar dalam menempu pendidikan dapat dicapai hasil yang optimal, misalnya kepada siswa yang motivasinya renda mampu mendorong dirinya untuk belajar lebih baik lagi 5. Bagi peneliti yang mengadakan penelitian yang sama atau ada kaitannya dengan motivasi agar dapat mengembangkan kembali setiap pembahasan yang ada serta isi dari penelitian tersebut DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2000. Dasar-dasar Evaluasi Pendididkan. Jakarta: Bumi aksara. Banjarnahor, J. dan Suyarso. 2000. Frofil Sumberdaya Kelautan. Jakarta: KAPPEL. Dadi, P. 2000. Motivasi. Jakarta: http://tpers.net Deliano. 1996. Motivasi Untuk Meraih Sukses. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Dimyanti dan Mudjono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Reneka Cipta. Ngalim, P. 2004. Prinsip-Prinsip Dan Tehnik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sabari, A. M. 1996. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya. Sardiman. 1999. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sudjatmiko. 2000. Pokok-Pokok Pelayaran Niaga. Jakarta: PT Cendana Press. Sudrajat, D. 2015. Pengantar Statistika Pendidikan Disertai Aplikasi Program SPSS. Surakarta: Pusat Kajian Bahasa dan Budaya. Sudrajat, D. 2016. Metode Penelitian Pendidikan dengan Pendekatan Kuantitatif. PT Indo Pustaka Sinergis. Sumardi, Dadi. 2000. Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo. Suminto, H. 2005. Keajabiban Motivasi. Jakarta: Interaksara. Syani, A. 1995. Pengantar Metode Statistik. Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya. Tunggal. A. W. 2002. Manajemen Suatu Pengantar. Jakarta: PT Rineka Cipta. 36 Jurnal Intelegensia, Volume 1, Nomor 2 37 Jurnal Intelegensia, Volume 1, Nomor 2