146 Prosiding Pertemuan Ilmiah XXV HFI Jateng & DIY Aplikasi Sensor OPT101 sebagai Pendeteksi Intensitas Cahaya untuk Rancangbangun Densitometer Berbasis Mikrokontroler ATMega8535 Heri Sugito, Arifin Sijabat, M. Munir Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi Jurusan Fisika FMIPA Undip Semarang [email protected] Abstrak - Telah dilakukan penelitian aplikasi sensor OPT101 untuk merancang dan merealisasikan alat densitometer yang berfungsi sebagai pengukur besar derajat kehitaman atau densitas radiograf berbasis mikrokontroler ATMega 8535. Sistem dibangun dengan mengunakan sensor OPT101 sebagai pendeteksi intensitas cahaya yang diubah menjadi tegangan analog. Tegangan analog OPT101 diolah oleh mikrokontroler ATMega 8535 selanjutnya dikirim pada komputer untuk diterjemahkan menjadi besaran densitas. Pengujian dilakukan dengan membandingkan hasil pengukuran densitas alat hasil perancangan dengan densitas alat standar. Dari hasil penelitian ini diperoleh densitometer pengukur densitas film radiograf. Alat ini telah terkalibrasi dengan densitometer standar dengan koefisien korelasi sebesar 0,99. Kata kunci: sensor OPT101, densitas, radiograf, mikrokontroler ATMega 8535 I. PENDAHULUAN Nilai densitas optik radiograf diperlukan untuk mengetahui kualitas radiograf dan alat untuk mengukur skala densitas dari film radiografi disebut densitometer. Sinar-X yang melewati bahan akan mengalami perubahan intensitas dan menimbulkan perbedaan kehitaman (kontras) pada film. Perbedaan kontras ini membentuk gambar yang merupakan bentuk dari objek yang dilewati sinar-X. Untuk aplikasi tersebut, pada unit radiologi perlu diperhatikan kualitas dan skala densitas dari radiografnya [1]. Kualitas radiograf yang baik, sangat diperlukan untuk diagnosa suatu penyakit. Kualitas radiograf dapat didefinisikan sebagai kemampuan radiograf untuk menghasilkan gambar dari sinar-X yang melalui objek. Kualitas radiograf dalam memberikan informasi yang jelas mengenai objek yang diperiksa ditentukan oleh densitas optik, kontras radiograf, ketajaman dan resolusi. Berdasarkan keperluan uji kualitas radiografi maka perlu dilakukan penelitian dan realisasi pembuatan suatu alat densitometer yang berkualitas dan mempunyai ketelitian yang baik dengan harga yang relatif murah. Densitas optik radiograf merupakan tingkat kehitaman dari suatu radiografi. Densitas optik didefinisikan sebagai [2] D = log dengan I 0 intensitas awal, I0 I (1) I intensitas setelah menembus objek dan D densitas optik. Realisasi alat pada penelitian ini menggunakan sensor OPT 101 yang merupakan sensor pengubah intensitas cahaya menjadi tengangan listrik, mikrokontroler AVR ATMega8535, dan program Visual Borland Delphi 7 untuk menampilkan hasil ukur densitas pada layar komputer. A. Sensor OPT 101 OPT101 adalah fotodioda monolitis dengan chip transimpedance amplifier. Tegangan keluaran meningkat secara linier terhadap intensitas cahaya. Amplifier dirancang pada operasi sumber tegangan rangkap atau tunggal, yang sesuai untuk peralatan battery-operated. Kombinasi yang terintegrasi antara fotodiode dan transimpedance amplifier pada satu chip tunggal, mengurangi masalah yang biasa ditemui pada perancangan sistem seperti error kebocoran arus, noise yang berlebihan, dan puncak kapasitansi. Fotodioda yang berukuran 0.09×0.09 inci dioperasikan di dalam photoconductive untuk menghasilkan linearitas sempurna dan arus rendah [3]. B. Mikrokontroler AVR ATMega8535 Mikrokontroler AVR (Alf and Vegard’s Risc Prosessor) merupakan salah satu perkembangan produk mikroelektronika dari vendor Atmel. Mikrokontroler AVR memiliki arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Computing) 8 bit, di mana semua intruksi dikemas dalam kode 16 bit dan sebagian besar intruksi dieksekusi dalam 1 (satu) siklus clock. ATMega8535 menyediakan fasilitas ADC dengan resolusi 10 bit. ADC ini dihubungkan dengan 8 channel Analog Multiplexer yang memungkinkan terbentuk 8 input tegangan single-ended yang masuk melalui pin pada PortA. ADC memiliki pin supply tegangan analog yang terpisah yaitu AVCC. Besarnya tegangan AVCC adalah ±0.3 volt dari VCC. ADC mengkonversi tegangan input analog menjadi data digital 8 bit atau 10 bit. Data digital tersebut akan disimpan di dalam ADC Data Register yaitu ADCH dan ADCL. Sekali ADCL dibaca, maka akses ke data register tidak bisa dilakukan. Dan ketika ADCH dibaca, maka akses ke data register kembali enable. Untuk mengatur mode dan cara kerja ADC dilakukan melalui register ADMUX, ADCSRA, ADCL, ADCH dan SFIOR [4]. C. Komunikasi Serial RS-232 Komunikasi serial adalah pengiriman data secara serial (data dikirim satu per-satu secara berurutan) sehingga komunikasi serial lebih lambat dari komunikasi paralel. Pada penggunaan perangkat keras dapat dilakukan dengan Universal Asyncronous Receiver Transmitter (UART). Serial port mengirim logika 1 dengan kisaran tegangan -3 volt hingga -25 volt dan logika 0 sebagai +3 volt hingga +25 volt [5]. ISSN 0853-0823 Prosiding Pertemuan Ilmiah XXV HFI Jateng & DIY 147 D. Borland Delphi 7 Delphi merupakan Compiler atau penerjemah bahasa Delphi (awalnya dari Pascal) yang merupakan bahasa tingkat tinggi sekelas dengan Basic dan C. Bahasa pemograman di Borland Delphi disebut bahasa prosedural, artinya bahasa atausintaknya mengikuti urutan (prosedur) tertentu. Delphi termasuk keluarga visual sekelas Visual Basic dan Visual C, artinya perintah-perintah untuk membuat objek dapat dilakukan secara visual. Pemograman tinggal memilih objek apa yang ingin dimasukkan kedalam form/window, lalu tingkah laku objek tersebut saat menerima event (aksi) tinggal dibuat programnya [6]. Gambar 1. Skema alat. Sinyal analog dari OPT101 diolah dalam ADC mikrokontroler menjadi data digital sehingga dapat ditampilkan dalam komputer. Pada Gambar 3 yang merupakan sistem minimum mikrokontroler ATMega8535, port MOSI, MISO, SCK, GRND dan RESET digunakan untuk memasukan program ke dalam mikrokontroler dengan menghubungkan port-port tersebut dengan rangkaian AVR ISP (rangkaian downloader) yang telah dihubungkan dengan komputer. Gambar 2. Rangkaian sensor OPT101. [3] 1 2 3 4 5 6 7 8 MOSI MISO SCK 14 15 16 17 18 19 20 21 VCC R1 10K Reset 9 SW-PB 10uF 12 13 C1 33pf PD0 (RXD) PD1 (TXD) PD2 (INT0) PD3 (INT1) PD4 (OC1B) PD5 (OC1A) PD6 (ICP) PD7 (OC2) PC0 (SCL) PC1 (SDA) PC2 PC3 PC4 PC5 PC6 (TOSC1) PC7 (TOSC2) RESET XTAL2 XTAL1 VCC AVCC AREF GND GND 11.0992 MHz C2 PA0 (ADC0) PA1 (ADC1) PA2 (ADC2) PA3 (ADC3) PA4 (ADC4) PA5 (ADC5) PA6 (ADC6) PA7 (ADC7) 40 39 38 37 36 35 34 33 22 23 24 25 26 27 28 29 VCC 10 30 32 31 11 2 C1 PB0 (XCK/T0) PB1 (T1) PB2 (AIN0/INT2) PB3 (AIN1/OC0) PB4 (SS) PB5 (MOSI) PB6 (MISO) PB7 (SCK) ATmega8535-16PC 1 II. METODE PENELITIAN Skema sistem alat yang dibuat dan merupakan alur kerja sistem, secara garis besar ditunjukkan pada Gambar 1. Sensor fotodiode OPT 101 digunakan untuk menangkap besar intensitas cahaya yang melewati film radiograf dan mengubahnya menjadi tegangan analog. Tegangan analog tersebut merupakan input pada mikrokontroler AVR8535. Tegangan analog ini kemudian diubah oleh rangkaian ADC pada mikrokontroler menjadi nilai digital selanjutnya dikirim ke komputer melalui koneksi serial RS-232 dan ditampilkan pada komputer dengan tampilan Borland Delphi. Nilai yang ditampilkan pada komputer menyatakan besarnya densitas film radiograf yang terukur. Sensor OPT101 merupakan rangkaian fotodiode yang dipadukan dengan rangkaian penguat (amplifier) memilki impedansi keluaran rendah sehingga mudah untuk melakukan pengukuran keluarannya. Sensor ini memiliki sensitivitas 0,45 V/µW dengan luas fotodiode 5,2 mm2. Tegangan keluaran mengalami peningkatan 0,45 volt untuk setiap kenaikan daya 1 µW. Agar keluaran tegangan lebih stabil diperlukan sebuah rangkaian RC-Dumper yang berfungsi sebagai penahan tegangan keluaran sehingga tegangan keluaran menjadi stabil. Gambar 2 merupakan rangkaian sederhana sensor OPT101. 33pf 18pF Gambar 3. Sistem minimum mikrokontroler ATMega8535. [7] Pada Gambar 3, Pin 12 dan 13 dipasang kristal sebagai sumber clock eksternal. Suatu mikrokontroler membutuhkan detak (clock) agar dapat menjalankan instruksi program yang telah dimasukan ke dalam mikrokontroler dan disimpan dalam memori mikrokontroler. Pada rangkaian digunakan sumber detak (clock) kristal 11,0592 MHz. Besarnya nilai kristal akan menentukan kecepatan mikrokontroler. Pada perancangan digunakan IC MAX232 sebagai pengubah level tegangan agar dapat berkomunikasi dengan komputer melalui port serial DB9. Rangkaian komunikasi serial terdiri dari sebuah IC MAX 232 dan empat buah kapasitor polar sebagai filter dan stabilizer. Rangkaian ini mengunakan catu daya 5 volt. Serial port RS232 terhubung ke mikrokontroler melalui IC MAX 232 yaitu pin 13 data receiver satu masukan sebagai Rx (receiver) dengan pin 3 DB 9 (data transmited) dan pin 14 (driver satu keluaran) sebagai Tx (transmitter) sedangkan pin 11 dan 12 menuju ke mikrokontroler. ADC yang digunakan pada perancangan adalah mode free running dengan 1 kanal, yaitu pada ADC0 dengan referensi tegangan dari VREF. ADC ini akan mengubah tegangan analog yang berasal dari rangkaian sensor OPT101 menjadi data digital 10 bit. Setiap perubahan tegangan akan sebanding dengan data digital hasil konfersinya. Jangkauan tegangan masukan ADC adalah 0-5 volt. Untuk menampilkan hasil ukur densitas pada layar komputer digunakan pemograman Borland Delphi 7. Saat ISSN 0853-0823 148 Prosiding Pertemuan Ilmiah XXV HFI Jateng & DIY aplikasi, maka akan ditampilkan nilai densitas dari film radiograf yang terukur. Urutan pemograman ADC dalam mikrokontroler ATMega8535 ditunjukkan oleh diagram alir pada Gambar 4. antara tegangan keluaran sensor OPT101 terhadap densitas standar. B. Pengujian Densitas Terhadap Bobot Desimal Pengujian ini dilakukan dengan melakukan karakterisasi antara pembacaan densitas oleh sensor cahaya OPT101 terhadap data desimal keluaran ADC 10 bit yang dihasilkan oleh mikrokontroler melalui pembacaan komputer. Data hasil pengujian ditampilkan pada Tabel 2 dan Gambar 6. TABEL 1. HUBUNGAN DENSITAS TERHADAP TEGANGAN KELUARAN SENSOR No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Densitas 2,36 2,11 1,83 1,54 1,21 0,91 0,64 0,42 0,27 0,18 0,14 0,11 Tegangan keluaran sensor (mV) 17,8 32,1 69,6 172,2 436 995 1880 2740 3420 3880 4150 4235 Gambar 4. Diagram alir pemograman ADC dalam ATMega8535. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Pembahasan meliputi pengujian karakteristik sensor OPT101, pengujian ADC pada mikrokontroler ATMega8535 dan pengujian seluruhnya yaitu hasil perbandingan hasil ukur densitas alat dengan hasil ukur alat standar, terhadap film standar. Film standar ini diperoleh dengan menggunakan step wedge sehingga didapat film dengan beberapa densitas atau derajat kehitaman. A. Pengujian Sensor Cahaya OPT101 Pengujian ini dilakukan untuk menentukan karakteristik sensor OPT101 pada pengukuran densitas film radiograf. Hasil pengukuran ditampilkan dengan tabel perbandingan antara nilai ukur densitas dengan nilai tegangan keluaran sensor cahaya OPT101. Pada pengujian ini digunakan film radiograf yang telah diukur dengan alat standar sehingga nilai densitasnya telah diketahui. Sumber cahaya menggunakan LED menghasilkan cahaya merah yang dilewatkan pada film standar kemudian dilakukan pengukuran tegangan keluaran sensor OPT101 dengan menggunakan multimeter. Dari hasil pengukuran pada Tabel 1 terlihat semakin besar tingkat densitas semakin kecil tegangan keluaran sensor OPT101. Tegangan analog keluaran sensor ini merupakan masukan pada ADC mikrokontroler yang akan diubah menjadi data digital. Gambar 5 menunjukkan hubungan Gambar 5. Hubungan tegangan keluaran sensor OPT101 terhadap densitas standar. Dari Gambar 6, didapat persamaan logaritma y = a − b * ln( x + c) TABEL 2. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 (2) HUBUNGAN DENSITAS TERHADAP BOBOT DESIMAL Densitas Standar 2,36 2,11 1,83 1,54 1,21 0,91 0,64 0,42 0,27 0,18 0,14 0,12 Bobot Desimal 6 7 9 17 39 91 211 390 589 745 824 870 Dari persamaan (2) didapat estimasi a = 2,33, b = 0,32 dan c = -5,04. Dari Gambar 6 juga diperoleh model fungsi pendekatan logaritma yang paling tepat untuk menjelaskan hubungan antara densitas standar dengan bobot desimal keluaran ADC mikrokontroler. Persamaan ini kemudian ISSN 0853-0823 Prosiding Pertemuan Ilmiah XXV HFI Jateng & DIY 149 dimasukkan ke listing program Borland Delphi 7 untuk menampilkan hasil pengukuran densitas yang mendekati karakteristik hasil standar, selanjutnya ditempatkan pada akuisisi data pada Borland Delphi. Dari Gambar 7 diperoleh persamaan regresi linear y=-0.014+ 1.008x dan memiliki koefisien korelasi linear sebesar 0,99. Hal ini menunjukkan bahwa perbandingan hasil ukur densitas alat dengan nilai densitas standar mendekati 1 atau memiliki presisi, yang menunjukkan bahwa alat cukup baik untuk digunakan mengukur densitas film radiograf. IV. KESIMPULAN Dari hasil pengukuran, didapat perbandingan nilai pengukuran antara densitometer hasil rancang bangun dengan alat ukur densitometer standar terhadap densitas film dengan korelasi linear sebesar 0,99. Nilai ini menunjukkan bahwa pengukuran dengan alat yang dibuat presisi dengan alat ukur standar. PUSTAKA [1] [2] [3] Gambar. 6. Hubungan antara densitas standar terhadap bobot desimal. C. Pengujian Keseluruhan Alat Pengujian keseluruhan alat dilakukan dengan melakukan pengukuran densitas standar dan hasilnya ditampilkan pada Delphi yang menunjukkan nilai densitas, sehingga didapat perbandingan hasil antara densitas pada alat ukur standar dengan densitas hasil ukur densitometer hasil perancangan. Perbandingan densitas film standar dengan hasil ukur alat ditunjukkan pada Tabel 3 dan Gambar 7. TABEL No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 3. PERBANDINGAN HASIL PENGUKURAN DENSITAS STANDAR DENGAN DENSITAS TERUKUR ALAT Densitas Standar 2,36 2,11 1,83 1,54 1,21 0,91 0,64 0,42 0,27 0,18 0,14 0,11 Densitas Terukur 2,35 2,12 1,89 1,53 1,18 0,89 0,59 0,39 0,26 0,18 0,15 0,12 [4] [5] [6] [7] F.Suyatno, Aplikasi Radiasi sinar-x dibidang kedokteran untuk menunjang kesehatan masyarakat, Yogyakarta, 2008. W. J Meredith, and J. B. Massey, Fundamental Physics Of Radiolog, Briston edisi 4 John Wright And Sons Ltd , 1997. Burr-Brown, Datasheet: Monolitic Photodiode And Single Supply Transimpedance Amplifiier, Texas Instrument, Dallas, 2003. L. Wardhana, Mikrokontroler AVR Seri ATMega 8535, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2007. W. Budiharto, Belajar Sendiri 12 Proyek Mikrokontroler Untuk Pemula, Elex Media Komputindo, Jakarta, 2004. Wahana Komputer, Pemograman Borland Delphi 7.0, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2003. Atmel, Datasheet: 8-bit AVR Microcontroller ATMega 8535, Atmel Corporation, San Jose, 2002. TANYA JAWAB Eko Widodo (UNJ) ? Apakah terdapat program converter khusus yang ditanam pada ATMEGA 8535 yang bertujuan untuk menunjang proses interfacing ke GUI (DELPHI)? Heri Sugito @ Ada, tapi masih dalam penyempurnaan dan belum dapat dipublikasikan. Toni Subiakto, ST (LAPAN) ? Sistem software apakah menggunakan Delphi untuk konversi ASCII ke numerik? Heri Sugito @ dari Mikro ke ADC menggunakan PC dengan Delphi. Gambar 7. Hubungan densitas standar terhadap densitas hasil ukur alat. ISSN 0853-0823