implementasi mikrokontroler at89s52 sebagai alat pengering ikan

advertisement
RANCANG BANGUN MIKROKONTROLER AT89S52 SEBAGAI KENDALI
PENGONTROL SUHU MESIN PENGERING IKAN
Iswanto, S.T 1), Nia Maharani Raharja 2)
Abstraksi
Ikan yang telah mati, cepat sekali membusuk.
Dibandingkan dengan daging sapi, buah ataupun
sayuran, daging ikan lebih cepat mengalami proses
kemunduran mutu (proses pembusukan). Hal ini
disebabkan oleh aktivitas mikroba (jasad renik) yang
terdapat dalam seluruh lapisan daging ikan,
terutama bagian insang, isi perut dan kulit (lendir).
Proses pembusukan ikan tidak bisa dihindari,
tetapi dapat dihambat. Salah satu caranya adalah
menekan
perkembangan
mikroba-mikroba
pembusuknya. Mikroba ini akan berkembangbiak
lambat bila kondisi lingkungannya tidak optimal
untuk hidupnya. Setiap mikroba memerlukan media
(lingkungan hidup) dan makanan yang sesuai dengan
pertumbuhan dan perkembangannya.
Salah satu cara untuk menciptakan kondisi
lingkungan yang mematikan mikroba adalah
mengurangi kadar air. Hampir sebagian besar tubuh
ikan mengandung banyak air sehingga merupakan
media yang cocok bagi pertumbuhan bakteri
pembusuk maupun mikroorganisme lain.
Pengurangan kadar air dari dalam tubuh ikan
dapat dilakukan dengan menggunakan panas, seperti
pada
proses
pengasapan
dan
penjemuran.
Pengurangan kadar air dengan cara pengasapan ini
dapat mencemari lingkungan udara. Penjemuran
ikan ada dua yaitu penjemuran
dengan
menggunakan rumah kaca dan penjemuran dengan
udara tebuka (penjemuran langsung).
Penjemuran dengan udara terbuka tidak baik
karena pada waktu proses penjemuran banyak
gangguan lalat, sehingga produk ikan kering
berkualitas jelek karena mengandung kotoran telor
lalat dan atau belatung. Penjemuran rumah kaca
sangat baik karena tidak ada gangguan lalat.
Penjemuran dengan rumah kaca ini memerlukan
proses yang sangat lama dibandingkan dengan
penjemuran langsung.
Dengan pertimbangan-pertimbangan di atas
maka penelitian ini berusaha membuat membuat
sistem pengering ikan dengan mikrokontroler
at89s52 yang menggunakan sistem kendali logika.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem
pengering ikan yang dikembangkan memiliki
kemampuan untuk mengendalikan suhu, sehingga
ikan yang dikeringkan akan cepat kering.
Kata Kunci : AT89S52, Pengering Ikan
PENDAHULUAN
Perkembangan
ilmu
pengetahuan
dan
teknologi dewasa ini mengalami kemajuan yang
sangat cepat, hal ini ditandai dengan penemuanpenemuan baru di bidang teknologi yang semuanya
memiliki tujuan agar lebih memudahkan kehidupan
manusia. Bidang elektronika dan instrumentasi
merupakan bidang yang saling terkait antara satu
sama lain, kemajuan pada kedua bidang ini harus
pula diimbangi dengan sumber daya manusia yang
maju serta diperlukan adanya penyerapan dan
penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi dari
negara-negara yang lebih maju.
Salah satu penemuan teknologi dibidang
elektronika dan komputer adalah ditemukannya
suatu chip yang dapat kita program untuk
melakukan
suatu
aplikasi
tertentu
yaitu
Mikrokontroler. Mikrokontroler merupakan salah
satu bagian dari perkembangan teknologi berbasis
mikroprosesor dan juga suatu piranti multi fungsi
yang
mempunyai
prinsip
kerja
seperti
mikroprosesor yaitu mengambil dan mengolah data.
Biasa digunakan untuk aplikasi-aplikasi dengan
kegunaan khusus.
Seperti namanya, mikrokontroler banyak
digunakan untuk mengendalikan aplikasi yang
memerlukan pengendalian terus menerus atau
penugasan khusus. Sebenarnya hal ini dapat
dilakukan oleh komputer, akan tetapi karena hanya
mengerjakan tugas-tugas tertentu maka penggunaan
komputer
menjadi
tidak
efisien,
maka
mikrokontroler dikembangkan untuk keperluan ini.
Dengan menggunakan Mikrokontroler ini kita
dapat membangun suatu sistem yang kita inginkan,
yaitu dengan cara memasukkan program yang
nantinya akan digunakan untuk mengontrol sistem
yang kita bangun tadi.
Oleh
karena
itu,
penulis
mencoba
memanfaatkan Mikrokontroler untuk membangun
suatu sistem pengatur suhu pada sistem pengering
ikan dengan tujuan menghilangkan jamur tanpa
menggunakan bahan kimia yang berbahaya, penulis
dapat meningkatkan hasil industri pengeringan ikan
dengan merancang alat pengering ikan berbasis
mikrokontroller, mengkaji sistem pengeringan ikan
secara
tradisionil,
yang
terbebas
dari gangguan lalat, sehingga produk ikan kering
berkualitas baik karena tidak mengandung kotoran
telor lalat dan atau belatung. Penulis dapat
meningkatkan hasil industri ikan dengan merancang
alat pengendalian suhu, meningkatkan produktivitas
dan mutu produk, mengurangi pencemaran
lingkungan yang disebabkan oleh asap yang
terbuang di seputar industri rumah tangga, dan pada
akhirnya
meningkatkan
pendapatan
dan
kesejahteraan produsen pengasapan ikan laut.
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam makalah ini, bahan yang dijadikan
sumber adalah dokumen dari
http://www.iptek.net.id/ind/?ch=jsti&id=263,
ditulis oleh Danny M. Gandana dan Agus
Krisnowo, dengan judul Perancangan Alat
Pengering Ikan Untuk Nelayan Kecil.
DASAR TEORI
Ikan
Ikan merupakan bahan makanan yang banyak
dikonsumsi masyarakat selain sebagai komoditi
ekspor. Ikan cepat mengalami proses pembusukan
dibandingkan dengan bahan makanan lain. Bakteri
dan perubahan kimiawi pada ikan mati
menyebabkan pembusukan. Mutu olahan ikan
sangat tergantung pada mutu bahan mentahnya.
Tanda ikan yang sudah busuk :
1. mata suram dan tenggelam;
2. sisik suram dan mudah lepas;
3. warna kulit suram dengan lendir tebal;
4. insang berwarna kelabu dengan lendir tebal;
5. inding perut lembek;
6. warna keseluruhan suram dan berbau busuk.
Tanda ikan yang masih segar :
1. daging kenyal;
2. mata jernih menonjol;
3. sisik kuat dan mengkilat;
4. sirip kuat;
5. warna keseluruhan termasuk kulit cemerlang;
6. insang berwarna merah;
7. dinding perut kuat;
8. bau ikan segar.
Ikan merupakan salah satu sumber protein
hewani yang banyak dikonsumsi masyarakat,
mudah didapat, dan harganya murah. Namun ikan
cepat mengalami proses pembusukan. Oleh sebab
itu pengawetan ikan perlu diketahui semua lapisan
masyarakat. Pengawetan ikan secara tradisional
bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam tubuh
ikan, sehingga tidak memberikan kesempatan bagi
bakteri
untuk
berkembang
biak.
Untuk
mendapatkan hasil awetan yang bermutu tinggi
diperlukan perlakukan yang baik selama proses
pengawetan seperti : menjaga kebersihan bahan dan
alat yang digunakan, menggunakan ikan yang
masih segar, serta garam yang bersih.
Ada bermacam-macam pengawetan ikan,
antara lain dengan cara: penggaraman, pengeringan,
pemindangan,
perasapan,
peragian,
dan
pendinginan ikan.
Tabel 1. Komposisi Ikan Segar per 100 gram Bahan
KOMPONEN
Kandungan air
Protein
KADAR (%)
76,00
17,00
Lemak
4,50
Mineral dan vitamin 2,52-4,50
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa ikan
mempunyai nilai protein tinggi, dan kandungan
lemaknya rendah sehingga banyak memberikan
manfaat kesehatan bagi tubuh manusia.
Manfaat makan ikan sudah banyak diketahui
orang, seperti di negara Jepang dan Taiwan ikan
merupakan makanan utama dalam lauk sehari-hari
yang memberikan efek awet muda dan harapan
hidup lebih tinggi dari negara lainnya. Penggolahan
ikan dengan berbagai cara dan rasa menyebabkan
orang mengkonsumsi ikan lebih banyak. Ikan asin
adalah makanan awetan yang diolah dengan cara
penggaraman dan pengeringan.
Sensor Suhu LM35D
Suhu merupakan keadaan tingkat panas atau
dingin pada benda, baik benda padat, cair ataupun
benda gas. Tingkatan suhu pada suatu ruang dapat
diukur dengan menggunakan sensor suhu yang
terpasang pada ruang tersebut. Besaran suhu
dinyatakan dengan derajat, dan untuk satuan yang
lazim digunakan di Indonesia adalah dalam satuan
derajat celcius. Besaran suhu tidak bisa langsung
diterima oleh komponen elektronik, sehingga perlu
perantara pengubah keadaan suhu menjadi besaran
elektronik.
Piranti atau sensor ini, adalah LM35D, karakteristik
LM35D antara lain;
1. Kalibrasi output linier terhadap satuan celcius
2. Mempunyai output yang linier, yaitu
10.0mV/°C
3. Mempunyai jangkah pengukuran -55°C sampai
dengan +150°C
4. Mempunyai impedansi output yang cukup
rendah, yaitu 0,1. untuk 1mA beban
Pengubah Tegangan Analog Ke Digital
Dalam dunia komputer, semua nilai tegangan
dijadikan dalam bentuk digital, dan menggunakan
sistem bilangan biner. Untuk itu dalam sistem ini,
karena output dari sensor suhu berupa tegangan
analog, maka diperlukan pengubah tegangan analog
ke digital. IC ADC0804 adalah IC ADC 8-bit
dengan diagram pewaktuan yang kompatibel
dengan mikrokontroler.
Fitur yang disajikan dalam IC ADC0804 antara
lain;
- Mempunyai timing bus yang kompatibel
dengan mikroprosesor dan mikrokontroler.
- Mempunyai internal Clock Generator
- Resolusi 8-bit
- Mempunyai waktu konversi 100ìS (maksimal).
Gambar 5.1. Gambar Simbul ADC 0804
Aktuator
Pada sistem pengaturan suhu ruang ini,
digunakan satu aktuator yaitu, pemanas berupa
lampu pijar.
Triac
Untuk dapat bekerja dengan sumber
tegangan bolak balik, komponen yang biasa
digunakan adalah Thirystor. Salah satunya adalah
Triac, Triac merupakan saklar elektronik yang
sangat ideal untuk mengatur daya arus bolak-balik.
Kombinasi Triac dan mikrokontroler menghasilkan
sistem pengaturan daya yang sangat fleksibel dan
akurat.
Transistor
Transistor merupakan komponen aktif dimana
arus, tegangan atau daya keluarannya dikendalikan
oleh arus masukan. Di dalam sistem komunikasi,
transistor digunakan untuk menguatkan sinyal. Di
dalam untai elektronis komputer transistor
digunakan untuk saklar elektronis laju tinggi.
Transistor terdiri dari 3 terminal yaitu basis,
kolektor dan emitor. Ada dua transistor yaitu PNP
dan NPN seperti terlihat gambar di bawah ini:
- Mempunyai internal Clock Generator
- Resolusi 8-bit
- Mempunyai waktu konversi 100ìS (maksimal)
Mikrokontroler AT89S52
Mikrokontroler merupakan piranti terprogram,
yang sudah diengkapi dengan unit pengolah pusat
(CPU), Memory (RAM, ROM), dan juga Unit I/O.
Mikrokontroler yang digunakan pada sistem ini
adalah mikrokontroler kelurga Intel 80xx, dengan
pabrikasi dari Atmel. Fitur yang disajikan dalam
mikrokontroler ini adalah
- Mempunyai 8-KB memory program (PEROM)
- In Sistem Programming
- Frekuensi osilator sampai dengan 33MHz
- Tiga tingkat memory lock
- 256 X 8 internal RAM
- 3 buah Timer/Counter
- Dual Data Pointer
- 32 Jalu I/O
- Dilengkapi dengan Watchdog timer
Gambar 5.1. Gambar Simbul AT89S52
Perhitungan kecepatan gerak udara.
Perhitungan kecepatan gerak udara sangat penting
untuk kesempurnaan penyebaran udara panas ke
seluruh permukaan ikan dalam tumpukan. Pada
ruangan tertutup, berlaku rumus berikut ini untuk
menentukan luas bidang yang dapat di aliri oleh
udara dalam tumpukan ikan
Rumus
 22 d1 d1   22 d 2 d 2 
F   x x  x
x

2
2 
 7 2 2  7
F = Luas penampang kipas efektif = m2
d1 = Diameter luas kipas
=m
d2 = Diameter poros
=m
V  FxtxRpmx60 xn
V
F
t
Rpm
n
= Kecepatan udara
= m3/jam
= Luas penampang kipas efektif = m2
= tebal kipas
=m
= Kecepatan motor
= m/jam
= Jumlah daun kipas
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian dilakukan dengan mencoba
mengembangkan suatu rancangan Rancangan
penelitian ini terdiri dari tiga bagian, yaitu
perancangan
mekanik
pengeringan
ikan,
perancangan elektronik, dan perancangan perangkat
lunak program pengendalian. Perancangan
mekanik pengeringan ikan
Bagian ruang oven pengering ikan adalah
1. elemen pemanas (Heating Coils)
Fungsi elemen pemanas adalah memasok
energi thermal ke dalam ruang oven sehingga
udara dalam ruang akan menjadi panas juga.
2. kipas sirkulasi (Fans Impller)
Kipas merupakan alat penggerak utama
sirkulasi udara dalam ruang oven agar udara
panas dapat merata ke seluruh ruangan. Udara
yang bergerak dapat ditekan masuk di antara
celah-celah tumpukan ikan.
3. plafon antara
Plafon antara digunakan untuk mengarahkan
sirkulasi udara dalam ruang oven sehingga
dapat terbentuk suatu tekanan gerak udara yang
kuat, merata dan tidak menyebar.
4. cerobong buang (Dumper)
Cerobong buang digunakan untuk membuang
udara lembab dari dalam ruang oven dan
menghisap udara luar masuk ke dalam oven.
5. sensor suhu
Sensor suhu ini berupa LM35D yang
dihubungkan ke panel elktronik
Secara garis besar blok diagram perancangan
perangkat keras alat dapat dilihat pada Gambar 6.2.
Udara masuk
Kipas sirkulasi
Udara sirkulasi
Udara lembab keluar
Elemen
pemanas
Tumpukan ikan
Gambar 6.1. Gambar mekanik pengering ikan
Mesin pengatur suhu yang dibuat berbentuk
kotak berdimensi (180 × 180 × 150) cm dengan
susunan rak rangkap 3. Mesin terdiri atas elemen
pemanas 100 W, 220 V sebanyak 4 buah. Untuk
pendinginan, mesin dilengkapi 2 kipas angin 12
volt DC yang diletakkan di atas kotak. Panel
kendali diletakkan di bagian atas kotak. Otomatisi
mengandalkan sensor suhu yang selanjutnya sinyal
analog diubah ke sinyal digital. Energi berasal dari
listrik, sebesar 300 W saat kerja yang hanya
berfungsi saat cuaca dingin. Sumber energi ini
dikondisikan agar sesuai dengan kebutuhan, yaitu
untuk menghidupkan elemen pengendali. Mesin ini
berventilasi untuk memberikan kelembaban udara
yang diinginkan.
Perancangan Perangkat Keras
Secara garis besar blok diagram
perancangan perangkat keras alat dapat dilihat
pada Gambar 6.2.
Gambar 6.2. Diagram blok sistem
Set Point
Set Point merupakan bagian masukan
sistem, dalam hal ini user bisa mengganti nilai set
point dengan menekan tombol. Tombol terdiri dari
keypad yang terhubung dengan mikrokontroler.
Keypad menggunakan sistem active low, artinya
saat terjadi penekanan tombol maka keypad akan
mengirim sinyal low ke mikrokontroler. Jika tidak
ada penekanan tombol maka logika high akan
diberikan
ke mikrokontroler karena adanya pull-up dengan
VCC melalui R1. Nilai resistor yang biasa
digunakan sesuai dengan data sheet adalah 10K.
Penampil
Untuk menampilkan informasi suhu dan
informasi nilai set point diperlukan media berupa
display. Penampil yang digunakan adalah LCD
dengan tipe dot matrik 16x2 keluaran seico.
Sensor Suhu
Sensor suhu yang digunakan dalam alat ini
adalah
IC
LM35DZ
keluaran
National
Semiconduktor. Alasan digunakannya IC ini adalah
sifat liniernya terhadap perubahan suhu. IC ini
bekerja dengan skala celcius, yaitu mempunyai
resolusi 10mV tiap derajat celcius. Artinya, setiap
kenaikan satu derajat celcius, maka tegangan output
sensor akan naik 10mV. Sebagai perumpamaan
ketika suhu 10 °C mempunyai tegangan output
100mV, maka saat suhu 11 °C tegangan outputnya
110mV, dan saat suhu 20 °C maka output
tegangannya 200mV.
Detektor Persilangan Nol
Detaktor persilangan nol diperlukan untuk
mengetahui saat tegangan PLN
mencapai titik nol. Hal ini diperlukan sebagai acuan
pemberian sudut picu kepada
Thirystor.
Gambar 6.3. Blok diagram detektor persilangan nol
Penggerak Pemanas
Pada sistem pengaturan suhu ruang,
pemanas yang digunakan berupa lampu pijar AC
220V 100W. Untuk besarnya pemanasan kita
menggunakan pengaturan intensitas lampu dengan
Phase Power Control, Diagram kotak perantaraan
mikrokontroler ke pemanas disajikan Gambar 6.4.
Gambar 6.4. Diagram kotak penggerak pemanas
Perancangan Perangkat Lunak Pengendalian
Perangkat lunak yang dibuat mengacu pada
perangkat keras yang terhubung pada komputer.
Fungsi perangkat lunak untuk mengendalikan
sistem kerja perangkat keras agar sesuai dengan
yang diinginkan.
Set Point
Adapun subrutin dasar untuk penanganan
keypad kita menggunakan teknik polling biasa
tanpa interupsi, yaitu dengan menunggu adanya
kondisi low pada pin mikrokontroler. Sebagai
gambaran dasar penanganan keypad, dapat
dilakukan dengan alur seperti Gambar 6.5.
kenaikan suhu 1oC sensor suhu LM35 memberikan
kenaikan tegangan keluaran 10mV DC. Berikut
data hasil pengamatan keluaran IC LM35 pada suhu
yang berbeda-beda.
Tabel 6. Tegangan keluaran IC LM35 pada suhu
yang berbeda
Temperatur
Tegangan
No.
o
( C)
keluaran (mV)
1
30
298
2
35
348
3
40
399
4
45
449
5
50
499
6
55
548
7
60
599
8
65
649
9
70
698
10
75
749
Dari tabel 6 diatas diketahui saat suhu 30 oC IC
LM35 memberikan keluaran 298 mV, secara teori
seharusnya 300 mV sehingga terdapat selisih 1mV
maka faktor kesalahannya adalah :
Faktor kesalahan =
300mV  298mV
x100%
300mV
= 0,66%
Semakin tinggi suhu yang dibaca sensor, maka
semakin tinggi tingkat kesalahan yang diberikan,
hal ini menunjukan bahwa sensor suhu LM35
kurang linier. Grafik hubungan antara suhu yang
dibaca dan tegangan keluaran sensor suhu LM35
sebagai berikut.
800
Tegangan (mV)
700
Gambar 6.5. Alur pelayanan penekanan tombol
600
500
400
300
200
100
0
30
HASIL IMPLEMENTASI DAN
PEMBAHASAN
Perangkat Keras
Pada bagian ini akan dibahas prinsip kerja dan
data pengamatan yang telah dilakukan sebelumnya.
Prinsip kerja yang dibahas adalah prinsip kerja per
blok, yaitu : sensor suhu, pengubah tegangan ke
frekuensi, keypad, zero crossing detector,
penggerak/driver dan rangkaian daya.
1. Sensor Suhu
Sensor suhu LM35 ini mengubah besaran suhu
(oC) sekitar sensor menjadi besaran tegangan
dengan keluaran 0mV saat suhu 0oC dan 1000mV
DC saat suhu 100oC. Dengan demikian setiap
35
40
45
50
55
60
65
70
75
o
Suhu ( C)
Gambar 36. Grafik tegangan keluaran
sensor suhu LM35 terhadap suhu
Keypad
Bagian keypad terdiri dari tiga tombol yauitu
tombol Set/Ok, Up dan Down yang berfungsi untuk
memasukan data seting suhu pada alat. Tombol
Set/Ok berfungsi untuk memulai dan mengakhiri
proses memasukan data seting, tombol Up
berfungsi untuk menaikan data seting dan tombol
Down berfungsi untuk menurunkan data seting.
Pada dasarnya semua tombol tersebut bekerja
dengan
memberikan
logika
rendah
ke
mikrokontroler. Berikut data hasil pengamatan
bagian keypad.
Zero Crossing Detector
Pada zero crossing detector ini sinyal dari jalajala PLN akan diubah ke dalam bentuk pulsa
dengan menggunakan komparator, masukan dari
komparator ini diambil dari sekunder transformator
catu daya yang memiliki tegangan 12 volt yang
sudah dilewatkan resistor secara seri sebesar 100
K. Keluaran dari komparator yang berupa pulsa
yang memiliki frekuensi sama dengan frekuensi
jala-jala PLN ini
kemudian
diubah oleh
differensiator menjadi pulsa yang sangat sempit,
dan setelah diubah menjadi pulsa yang sempit
pulsa ini disempurnakan oleh schmitt trigger agar
menjadi pulsa yang kotak.
Pada zero crossing detector keluaran
komparator IC 4558 mempunyai gelombang kotak
dimana lereng dari pulsa sama dengan saat sinyal
dari jala-jala PLN melintas titik nol volt (frekuensi
dari pulsa keluaran komparator sama dengan
frekuensi dari jala-jala PLN) dengan amplitudo
sama dengan amplitudo dari catu daya komparator
tersebut yaitu sebesar 8.98 volt.. Keluaran dari
differensiator berupa pulsa yang mempunyai
amplitudo maksimum 5 volt, hal ini disebabkan
karena adanya diode bypass 1N4002 yang dipasang
dari keluaran differensiator ke +Vcc. Keluaran dari
differensiator ini akan masuk ke IC 74LS132 yang
berupa gerbang NAND yang juga sebagai schmitt
trigger. Bentuk keluaran dari differensiator yang
masuk ke schmitt trigger akan dimantapkan
menjadi gelombang kotak. Pulsa yang dihasilkan
dari keluaran schmitt trigger mempunyai lebar
sebesar 200S. Dengan pulsa sebesar 200S ini,
maka mikrokontroler sudah dapat diinterupsi.
Driver
Rangkaian driver/penggerak ini digunakan
untuk memicu gate dari triac, sehingga triac akan
terhubung. Driver yang digunakan adalah MOC
3021 yang merupakan komponen yang terdiri dari
diode infra merah dan photo triac. Sinyal
penyulutan pada photo triac dilakukan dengan
memberikan cahaya yang akan dilakukan melalui
diode infra merah. Diode infra merah akan on jika
dialiri arus yang sesuai dengan karakteristik dari
optoisolator (pada optoisolator ini arus yang
mengalir kurang lebih sebesar 9.48 mA (tidak
dilakukan pengamatan)). Besarnya arus yang
mengalir ke diode infra merah tidak diamati karena
pulsa yang diberikan hanya 5 S sehingga tidak
bisa diamati. Pengamatan yang dilakukan adalah
sudut pemicuan untuk menyulut triac. Pengamatan
dilakukan dengan mengamati bentuk gelombang
pada masukan driver (diode infra merah) dan
dibandingkan dengan bentuk gelombang pada
sekunder transformator.
Perbandingan antara sudut picu perancangan
dengan sudut picu pengamatan terjadi perbedaan,
hal ini disebabkan karena adanya faktor kesalahan
yang diakibatkan salah membaca osiloskop dan
dikarenakan waktu satu cycle tidak 1uS (kurang
lebih 1.18 uS), dan adanya waktu untuk
mengeksekusi instruksi program.
Pengujian Alat
Sistem ini menggunakan elemen pemanas
dalam ruang oven yang menyebabkan udara dalam
ruang terinduksi panas. Kemudian udara panas
disirkulasikan oleh kipas-kipas dan diarahkan
dengan menggunakan plafon antara (sub-celling).
Bila udara panas ini sudah jenuh dengan uap air
yang dievaporasi dari ikan, maka udara itu akan
dibuang melalui cerobong pembuangan damper dan
pada saat yang sama di masukkan udara bersih ke
dalam ruang.
Skema prinsip kerja oven sistem konvensional.
Elemen
pemanas
memanaskan
udara dalam
ruang oven
Udara panas
disirkulasi ke
arah tumpukan
ikan
Air yang
terevaporasi dari
ikan menjadi
uap air
Uap air terserap
oleh udara panas
sampai
kelembapannya
menjadi jenuh
Udara bersih
dari luar
Udara jenuh dari
berkelembaban
tinggi dibuang
keluar ruang oven
Gambar 6.8. Skema prinsip kerja oven
konvensional
KESIMPULAN
1. Proses pengendalian suhu suatu ruangan
dilakukan dengan membandingkan nilai seting
dengan suhu ruangan tersebut untuk
menyalakan atau mematikan lampu pemanas.
2. Proses pembacaan suhu dilakukan oleh sensor
suhu LM35 kedalam nilai tegangan DC tertentu
sesuai nilai suhu yang dideteksi.
3. Untuk mengendalikan rangkaian daya dengan
sumber catu yang berbeda dengan catu
mikrokontroler (tegangan AC), mikrokontroler
membutuhkan antarmuka dan driver (opto
isolator).
Saran
1. Untuk mempercepat proses pemanasan suhu
alat penetas telor dapat dilakukan dengan
memperbesar ukuran daya lampu.
2. Untuk menambahkan beban (lampu pemanas)
dapat dilakukan dengan memasang lampu
secara paralel.
3. Bila menginginkan susunan tombol menu
diubah urutannya dapat dilakukan dengan
mengganti inisialisai port pada program utama.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Atmel. 2003. AT89 Series Hard ware
Description.
USA
:
Atmel
Inc
(http://www.atmel.com)
[2] Motorola Semiconductor. 1995. MOC3021 6
Pin DIP Random Phase Optoisolator Triac Driver
output. Hong Kong : Motorola Semiconductor Inc.
(http://www.Motorola-Design–NET.com)
[3] National
Semiconductor
Corporation.
(November. 2000). LM35 Precision Centigrade
Temperature
Sensors.
USA
:
National
Semiconductor Inc (http://www.national.com)
[4] National
Semiconductor
Corporation.
(November. 2003). LM78XX Series Voltage
Regulators. USA : National Semiconductor Inc
(http://www.national.com)
[5] Putra, Agfianto Eko. (2002). “Belajar
Mikrokontroler AT89C51/52/55 (Teori dan
Aplikasi. Edisi pertama”.Yogyakarta : Gava Media
[6] Teccor Electronics. 2003. Thyristor Catalog
0,8A – 35A. USA : Teccor Electronics Thyristor
Product Catalog. (http://www.teccor.com)
[7] Wasito S, 1997, “Data Sheet Book 1”, PT Elek
Media Komputindo, Jakarta
Download