Dinamika Organisasi Forum Studi Islam FISIP UI Pada Tingkatan Norma dan Tujuan Kelompok Ilham Abrar 1006762953 Lely Amalia 1006772651 Mario Maulana 1006692801 Sri Lusiana S 1006772683 Riantiarno Kerangka Konsep Lima level group process: • Perilaku • Emosi • Norma • Tujuan • Nilai Norma • Ide tentang bagaimana seharusnya seseorang berperilaku, membentuk perasaan dan dan mengekspresikan perasaannya terhadap anggota kelompok. • Norma merupakan pemaknaan yang diberikan kelompok kepada anggotanya, dan dipengaruhi oleh privileges yang dimiliki setiap anggota. Norma (2) Klasifikasi norma (Parson dalam Mills,74): • Apakah hubungan berdasarkan perasaan terhadap anggota lain atau karena tekanan dan kontrol • Apakah anggota dilibatkan secara penuh atau berada di bawah tekanan • Apakah hubungan ada keterikatan khusus atau merepresentasikan tipe dan kelas • Apakah hubungan berdasarkan pertimbangan kualitas atau performa anggota Norma(3) • Deviance: Perilaku yang melanggar ide-ide yang telah disepakati bersama, tentang apa yang harus dan tidak harus dilakukan. • Sanctions: Respon terhadap pelanggaran norma yang ada dalam kelompok. • Sistem normatif: bagaimana norma dipertahankan, diperkuat, atau bahkan diubah • Kontrol normatif: deviant dalam kelompok dapat diubah sesuai dengan norma kelompok atau dapat ditolak Tujuan • Ide tentang apa yang paling diinginkan untuk kelompok, akan menjadi seperti apa kedepannya. • Group goals: tujuan yang dibentuk oleh dasar pemikiran dari setiap kebutuhan, harapan dan tujuan individu. Tujuan (2) • Instrumental role: Memahami tujuan kelompok, menerimanya, menjalankan sumber daya personal, dan meberikan prioritas lebih terhadap tujuan kelompok • Efektifitas kelompok: dapat dicapai dengan memprioritaskan tujuan kelompok, terkoordinasinya fungsi dalam kelompok, adanya kecocokan (fit) antar anggota kelompok. Kaitan Norma dan Tujan dengan Level sebelumnya (Perilaku dan Emosi) • Setiap perilaku individu dipengaruhi oleh emosi pribadi, dan setiap perilaku tersebut diatur oleh norma kelompok. • Perilaku individu diarahkan sesuai dengan tujuan kelompok, individu dituntut untuk memprioitaskan tujuan kelompok di atas tujuan pribadi. • Norma dan aturan dapat berubah sesuai dengan perubahan tujuan kelompok, perubahan tujuan kelompok akan menyebabkan perubahan emosi dan perilaku anggota kelompok. Group Performance • Group peformance: kinerja suatu kelompok dalam mencapai tujuan mereka. Kinerja kelompok sangat dipengaruhi oleh kinerja dari anggota kelompok. Kinerja kelompok berdasarkan tipe tugas: • Additive task : Joint Effort • Disjunctive task : best of individual • Conjuctive task : worst of individual • Complementary task : combination Polarisasi Kelompok • Penyatuan informasi didasarkan pada argumenargumen yang muncul selama diskusi kelompok. Saat individu membuat keputusan pribadi, mereka mengembangkan pendapat mengikuti keputusan mereka • Penyatuan informasi didasarkan pada teori perbandingan sosial, orang-orang akan meniru orang lain untuk menunjukkan kemampuan dan kebenaan opini mereka. Dalam diskusi, setiap orang akan semakin yakin mengenai pandangan mereka saat pendapat tersebut dibagikan dengan oranglain Leadership • Fungsi utama seorang pemimpin adalah untuk menigkatkan kinerja kelompoknya, dengan cara memberikan arahan, dukungan dan motivasi kepada anggota kelompoknya. • Pemimpin kharismatik: pemimpin yang dipercaya oleh anggota kelompoknya memiliki kemampuan yang luar biasa dan mereka juga dapat menginspirasi pengikutnya. Leadership (2) Tipe dasar kepemimpinan Bales: • Task Leader • Socioemotional Leader Tipe lain dasar kepemimpinan: • Democratic Leadership • Autocratic Leadership Jenis kepemimpinan: • Supportive Leadership • Participative Leadership • Directive Leadership Analisa Kasus Majelis Pertimbangan Ketua Ketua Keputrian Sekjen Bendum Deputi Danus Kestari Kemusli mahan Pembinaan Humas PSDM Kastrat MJI Syiar Pengmas Analisa Kasus (2) • FSI memiliki norma-norma tertentu yang dapat menjaga setiap perilaku anggota • Setiap anggota diatur dengan norma yang ada untuk mencapai tujuan FSI. • Kondisi kinerja organisasi FSI lebih cenderung terkait dengan adanya complementary task. • Tidak menutup kemungkinan mereka mengalami kondisi yang sulit sehingga kinerjanya buruk terkait dengan conjuntive task. Analisa Kasus (3) • Dalam FSI terdapat polarisasi kepemimpinan, namun kondisi ini berhasil ditangani dengan baik sehingga tidak mengarah pada perpecahan. • Kepemimpinan FSI bersifat demokratis karena dalam pengambilan kebijakannya biasa dilakukan melalui rapat (syura) Catatan Kritis • Norma dipengaruhi oleh privileges, namun tidak dijelaskan bagaimana penyelesaiannya dan kemungkinan terjadinya konflik. • Pada conjucntive task tidak dijelaskan pemecahan masalah dari anggota yang low-ability • Tidak jelasnya dampak dari polarisasi • Pemimpin sebagai titik sentral sangat dipengaruhi oleh lingkungan kelompok, akan tetapi tidak dijelaskan secara rinci. Analisa Kasus (3) • Kepemimpinan menjadi titik sentral dan penentu kebijakan dari kegiatan yang akan dilaksanakan dalam FSI. • Dalam FSI juga terdapat polarisasi dalam kepemimpinan, dalam artian terdapat koordinator untuk putra (ikhwan) dan koordinator putri (akhwat). Kesimpulan • FSI memiliki norma-norma yang mengatur perilaku individunya. • Perilaku dan emosi setiap anggota diarahkan untuk mencapai tujuan dari FSI. • Norma dalam FSI dapat diterima secara baik oleh setiap anggota sehingga mampu meningkatkan kinerja organisasi untuk pencapaian tujuan FSI. • Dengan adanya majelis pertimbangan, FSI dapat mengatasi polarisasi yang ada. Daftar Pustaka • Mills. Theodore. 1967. The Sociology of Small Groups. New Jersey: Prentica-Hall, Inc. • Stephan,W and Stephan, G. 1990. Two Social Psychologies. California: A Division of Wadsworth Inc.