BAB I PENDAHULUAN Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) adalah merupakan sebuah roadmap pembangunan sanitasi di Indonesia. Program ini digagas oleh Tim Teknis Pembangunan Sanitasi (TTPS) yang terdiri dari beberapa kementerian terkait yaitu Bappenas, Kementerian Kesehatan, Kementerian dalam negeri dan Kementerian PU. PPSP mempromosikan Strategi Sanitasi Kota (SSK) sebagai acuan bagi pembangunan sanitasi komprehensif di kawasan perkotaan. Sanitasi merupakan salah satu sektor yang memiliki keterkaitan sangat erat dengan kemiskinan, tingkat pendidikan, kepadatan penduduk, daerah genangan dan akhirnya pada masalah kesehatan lingkungan. Sanitasi lingkungan pada gilirannya akan menentukan taraf produktivitas penduduk. Situasi ini memberikan tantangan signifikan dimana Pemerintah Daerah masih dihadapkan pada persoalan belum tertanganinya tingkat kemiskinan dan permasalahan lain. Hal ini masih menjadi persoalan pembangunan Nasional dan Daerah, tidak terkecuali Kabupaten Sarolangun. Pembangunan sanitasi di Indonesia mengalami ketertinggalan dibandingkan dengan sector lain. Di samping untuk mengejar ketertinggalan dari sektor-sektor lain, pelaksanaan program PPSP juga dimaksud untuk mendukung upaya pemerintah Indonesia dalam memenuhi tujuan-tujuan Millinium Development Goals (MDGs) khususnya yang terkait tujuh butir target ke-10 MDGs Pemerintah Kabupaten Sarolangun dalam rangka melaksanakan program tersebut telah membentuk Kelompok Kerja Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) pada tanggal 12 September 2011 melalui Surat Keputusan Bupati NOMOR 353 TAHUN 2011 bertugas antara lain menyusun buku putih sanitasi, membuat rencana strategis sanitasi, membuat rencana Program dan kegiatan-kegiatan sanitasi (project digest), penetapan prioritas dan zonasi (priority setting and sanitation zoning), dan tugas-tugas lain dalam rangka peningkatan sanitasi Kabupaten Sarolangun. Pada tahun 2012 POKJA PPSP telah menyusun Buku putih sanitasi Kabupaten Sarolangun, buku laporan studi Environmental Health Risk Assesment (EHRA), dan hasil penetapan prioritas dan zonasi sanitasi yang berisi hasil pengkajian dan pemetaan sanitasi. Dokumen-dokumen tersebut, disamping sumber-sumber lain yang telah ada sebelumnya, seperti RTRW Kabupaten, RPJMD, RPIJM, rencana strategi SKPD, RKA merupakan sumber informasi yang diperlukan untuk penyusunan strategi sanitasi kabupaten (SSK). Pengembangan layanan sanitasi kabupaten harus didasari oleh suatu rencana pembangunan sanitasi jangka menengah (5 tahunan) yang kompehensif dan bersifat strategis. Strategi sanitasi kabupaten merupakan dokumen perencanaan yang dijadikan sebagai pedoman semua pihak dalam mengelola sanitasi secara komprehensif, berkelanjutan dan partisipatif untuk memperbaiki perencanaan dan pembangunan sanitasi dalam rangka mencapai target-target pencapaian layanan sektor sanitasi Kabupaten. Rencana jangka menengah yang juga disebut Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) itu memang dibutuhkan mengingat kota/kabupaten Indonesia akan memerlukan waktu bertahun-tahun (multi years) untuk memiliki layanan sanitasi yang memenuhi prinsip layanan sanitasi menyeluruh. Strategi Sanitasi Kabupaten juga dibutuhkan sebagai acuan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD-SKPD) dan para pelaku pembangunan sanitasi lainnya untuk dapat terus bersinergi mengembangkan layanan sanitasi Kabupaten. Pembangunan sanitasi di Kabupaten Sarolangun harus diupayakan dapat dilaksanakan secara terpadu dengan dukungan dari semua pihak baik Pemerintah provinsi, Pemerintah Pusat, sektor swasta maupun sumber pembiayaan dari donor. Agar lebih efisien, efektif dan memberikan manfaat yang sebesarbesarnya bagi seluruh masyarakat serta sinkron dengan program nasional, maka perlu disusun program memorandum yang bersifat terpadu dan berkelanjutan. SSK dalam penyusunannya lebih memfokuskan pada strategi yang berisikan program kegiatan dan bagaimana cara mencapai tujuan pembangunan sanitasi dalam 5 tahun mendatang sesuai dengan visi dan misi sanitasi kabupaten. Kegiatan penyusunan strategi ini menitikberatkan pada proses konsolidasi berbagai dokumen strategi dan perencanaan pembangunan sanitasi, utamanya adalah RPJMD, RPIJM, RKA, RTRW, dll. Hasil dari konsolidasi tersebut yang kemudian dirangkum dalam Stgrategi Sanitasi Kabupaten dengan mempertimbangkan hasil analisis komprehensif atas kondisi dan permasalahan sanitasi serta kebutuhan kabupaten. Selanjutnya untuk memastikan strategi tersebut berjalan dengan baik, disusunlah Memorandum Program Sanitasi (MPS) yang pada prinsipnya dimaksudkan untuk mempertegas program/kegiatan yang akan dilaksanakan selama 1-5 tahun mendatang, baik tentang lokasi, pelaksana kegiatan, waktu pelaksanaan, biaya yang dibutuhkan dan yang lebih penting adalah kepastian sumber dananya. Kegiatan pada tahap ini adalah menjabarkan kegiatan tiap-tiap sub sektor (air limbah, persampahan, drainase dan PHBS) dengan mempertimbangkan aspek cakupan pelayanan, rencana investasi, kebutuhan studi dan desain (baik teknis maupun non teknis), pengelolaan, Operasi dan Pemeliharaan (O&M), pendanaan, dll. Penyusunan MPSS ini difasilitasi oleh Tim Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP). Program dan Kegiatan dalam dokumen ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan sektor sanitasi dari berbagai kelembagaan terkait, baik sinkronisasi dan koordinasi pada tingkat Kab/Kota, Provinsi maupun Kementerian / Lembaga untuk periode Jangka Menengah. Dari sisi penganggaran, dokumen ini juga memuat rancangan dan komitmen pendanaan untuk implementasinya, baik komitmen alokasi peng‐anggaran pada tingkat Kab/Kota, Provinsi, Pusat maupun dari sumber pendanaan lainnya. Untuk sumber penganggaran dari sektor Pemerintah, keseluruhan komitmen dalam dokumen ini akan menjadi acuan dalam tindak lanjut melalui proses penganggaran formal tahunan. Beberapa pokok utama yang telah dicapai dengan penyusunan dokumen ini antara lain: Pemrograman telah mempertimbangkan komitmen bersama antara kemampuan APBD Pemda dan pendanaan Pemerintah Pusat maupun partisipasi dari sektor lain yang peduli sanitasi. Program dan Anggaran untuk 5 tahun ke depan sudah diketahui, sehingga perencanaan lebih optimal dan matang. Memorandum Program investasi kabupaten/kota merupakan rekapitulasi dari semua dokumen perencanaan sanitasi dan telah disusun dengan mempertimbangkan kemampuan kabupaten/kota dari aspek teknis, biaya dan waktu. Memorandum Program investasi ini dilengkapi dengan kesepakatan pendanaan yang diwujudkan melalui persetujuan dan tanda tangan dari Bupati/ Walikota/ Gubernur selaku kepala daerah. Program investasi sektor Sanitasi ini telah disusun berdasarkan prioritas menurut kebutuhan kabupaten/kota untuk memenuhi sasaran dan rencana pembangunan kabupaten/kota. Proses penyusunan rencana program investasi ini telah melalui aspek keterpaduan antara pengembangan wilayah/kawasan dengan pengembangan sektor bidang yang terkait kesanitasian, yang Sinkronisasi mencakup: Koordinasi Pengaturan, Integrasi Perencanaan, dan Program berdasarkan Skala Prioritas tertentu atau yang ditetapkan paling sesuai dalam rangka menjawab tantangan pembangunan. Memorandum Program ini dilengkapi dengan tabel‐tabel rencana investasi program, rencana pelaksanaan periode sampai akhir 5 (lima) tahun ke depan, dan peta-peta pokok yang dapat menjelaskan arah pengembangan dan struktur ruang perkotaannya. Memorandum Program yang telah disepakati ini selanjutnya menjadi bahan pembahasan anggaran, baik di tingkat Kabupaten, Provinsi maupun pusat, untuk selanjutnya memasuki tahap implementasi yang merupakan tahap pelaksanaan pembangunan infrastruktur dan kegiatan non-fisik (pengembangan masyarakat, pengembangan kapasitas kelembagaan, SDM, dll) Tahapan senjutnya setelah implementasi adalah monitoring dan evaluasi (monev). Kegiatan pada tahap ini adalah melakukan monitoring dan evaluasi berkala terhadap pelaksanaan seluruh kegiatan di atas. Monitoring dilakukan secara berjenjang sesuai dengan ruang lingkup tugas dan tanggung jawab masing-masing, yaitu tingkat kabupaten, provinsi dan pusat. Guna menunjang Monev dibutuhkan Sistem Informasi Manajemen (berbasis web) yang memadai. 1.1 Maksud dan Tujuan Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan Memorandum Program Sektor Sanitasi adalah sebagai berikut : 1.1.1 Maksud Tersusunnya dokumen rencana strategi dan komitmen pendanaan oleh pemerintah Kabupaten / Kota dan pihak terkait untuk rancangan implementasi pembangunan sektor sanitasi yang komprehensif untuk Jangka Menengah. Program PPSP ini juga dimaksudkan untuk mengarusutamakan percepatan pembangunan sektor sanitasi yang meliputi sub sektor, yaitu: air limbah domestik, persampahan rumah tangga, dan juga drainase lingkungan, dalam rangka pencapaian target RPJMN 2010-2014 dan MDGs 2015. 1.1.2 Tujuan : a. Tersedianya dokumen yang digunakan sebagai pedoman penganggaran pendanaan dalam rangka implementasi pelaksanaan pembangunan sanitasi tahun 2013 hingga 2017 baik pendanaan yang dialokasikan dari APBD Kabupaten, Provinsi, Pemerintah Pusat maupun sumber pendanaan lain non pemerintah. b. Tersedianya dasar penyusunan Review Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Kabupaten Sarolangun. c. Tersedianya dasar dan pedoman bagi semua pihak (instansi, masyarakat dan pihak swasta) yang akan melibatkan diri untuk mendukung dan berpartisipasi dalam pembangunan sanitasi Kabupaten Sarolangun. d. Rencana implementasi dan pengelolaan program e. Tersedianya data untuk feed-back RPJMD periode berikutnya. 1.2 Resume Permasalahan Sanitasi Risiko sanitasi adalah terjadinya penurunan kualitas hidup, kesehatan, bangunan dan atau lingkungan akibat rendahnya akses terhadap layanan sektor sanitasi dan perilaku hidup bersih dan sehat. Beberapa isu pokok terkait sanitasi merupakan uraian resume permasalahan utama dari masingmasing sub sektor sanitasi yang ada di Kabupaten Sarolangun. Adapun resum ini terdiri dari dua kriteria dan sudah menjadi kesepakatan dari seluruh anggota Pokja yaitu permasalahan sistem sanitasi dan aspek lain (pendanaan, kelembagaan, peran masyarakat, dan lain-lain). Arahan pencapaian pembangunan sektor sanitasi disusun berdasarkan pilihan system perencanaan dan penetapan zoning area beresiko sanitasi dengan mempertimbangkan : a. Arah pengembangan kabupaten yang merupakan perwujudan dari visi dan misi Kabupaten Sarolangun dalam jangka menengah b. Kepadatan penduduk Kabupaten Sarolangun c. Area beresiko sanitasi d. Kondisi fisik wilayah (topografi dan struktur tanah) 1.2.1 Sektor Air limbah Domestik Perumusan strategi perencanaan untuk implementasi pembangunan dirumuskan terlebih dahulu dari permasalahan yang ada dilingkungan masyarakat, kelembagaan, pendanaan dari dalam dan luar serta faktor luar yang bisa mempengaruhi. Isu strategis dan permasalahan dalam pengelolaan Air limbah Domestik di Kabupaten Sarolangun bisa dijelaskan pada beberapa point di bawah ini : Tabel 1.1: Permasalahan Utama Sub-sektor Air Limbah A. Sistem Air Limbah: User Interface: Kepemilikan Jamban di Kab. Sarolangun adalah 78,6%, dengan rincian 75,3% jamban pribadi dan MCK/WC Umum 3,3%, sedangkan sisanya ke lain-lain: 5.0 8.3 A. Jamban pribadi 2.3 2.8 B. MCK/WC Umum C. Ke WC helikopter 8.5 D. Ke sungai/pantai/laut 2.8 3.3 E. Ke kebun/pekarangan F. Ke selokan/parit/got 75.3 G. Ke lubang galian H. Lainnya, Pengumpulan& Penampungan Pengolahan Awal: / Prosentase tangki septic aman: 67% 300.0 250.0 200.0 150.0 100.0 50.0 0.0 CLUSTER 4 CLUSTER 3 Ya Tidak CLUSTER 2 CLUSTER 4 52.5 47.5 CLUSTER 1 CLUSTER 3 56.8 43.3 CLUSTER 2 66.3 33.7 CLUSTER 1 67.0 33.0 Tempat penyaluran akhir tinja Rumah Tangga: Berdasarkan pengamatan pembuangan dari 83,1% pemilik kloset, 44,5% tehubung ke tanki septic, 1,3% ke pipa sewer, 37,3% menggunakan cubluk/lobang tanah, 1,5% langsung ke drainase, 7,3% ke sungai, 1,3% ke kebun/tanah dan 7,3% tidak tahu. Tangki septik 0.0 1.3 7.3 1.5 Pipa sewer 7.0 Cubluk/lobang tanah 44.5 Langsung ke drainase Sungai/danau/pantai 37.3 1.3 Kolam/sawah Kebun/tanah lapang Tidak tahu Pengangkutan/ Pengaliran: Pengolahan Akhir Terpusat Daur Ulang/ Pembuangan Akhir: B. Lain-lain: Pendanaan: hanya ada 1 unit truk penyedot tinja, pembuangan tinja ke sungai xxx, praktek pengurasan tangki septic 3%, persentase keluarga yang memiliki SPAL 44,5% belum optimalnya pemanfaatan IPAL dan IPLT, masih berupa kolam resapan belum dilakukan daur ulang Rendahnya alokasi pendanaan dari Pemerintah Belum tertariknya sektor swasta untuk melakukan investasi Belum optimalnya penggalian potensi pendanaan dari masyarakat Kelembagaan dan Belum memadainya perangkat Perda yang diperlukan dalam pengelolaan Belum terpisahnya fungsi regulator dan Operator dalam pengelolaan Peraturan UndangMasih rendah dan terbatasnya SDM yang terkait pengelolaan Undang Rendahnya koordinasi antar instansi dalam penetapan kebijakan Peran Masyarakat Masih rendahnya kesadaran masyarakat Terbatasnya penyelenggaraan pengembangan system yang berbasis masyarakat Masih kurangnya sosialisasi mengenai pentingnya pengelolaan Kurangnya koordinasi antar instansi terkait dalam menggerakkan peran masyarakat (sumber referensi: BPS bab 3 dan Laporan Studi Ehra) 1.2.2 Sektor Persampahan Perumusan strategi perencanaan untuk implementasi pembangunan dirumuskan terlebih dahulu dari permasalahan yang ada dilingkungan masyarakat, kelembagaan, pendanaan dari dalam dan luar serta faktor luar yang bisa mempengaruhi. Isu strategis dan permasalahan dalam pengelolaan persampahan di Kabupaten Sarolangun bisa dijelaskan pada beberapa point di bawah ini : Tabel 1.2: Permasalahan Utama Sub-sektor PERSAMPAHAN A. Sistem Persampahan Domestik: User Interface: Tingkat Pengolahan Sampah Rumah Tangga (RT) di Babupaten Sarolangun sbb: Tingkat layanan penanganan sampah RT: 79% di bakar, 5,8% dibuang kedalam lubang dan ditutup dengan tanah, 12,3% dibuang kedalam lubang tapi tidak ditutup dengan tanah, 0,8% dibuang ke sungai, 1,3% dibuang ke lahan kosong, 0,5% dibiarkan saja sampai membusuk. Pengelolaan Sampah pada RT: 0,8 0,3 1.3 0,3 0,5 0.0 Dikumpulkan oleh kolektor informal yang mendaur ulang Dikumpulkan dan dibuang ke TPS 12.3 Dibakar 5.8 Dibuang ke dalam lubang dan ditutup dengan tanah Dibuang ke dalam lubang tetapi tidak ditutup dengan tanah Dibuang ke sungai/kali/laut/danau Dibiarkan saja sampai membusuk 79.0 Dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk Tidak tahu Praktek Pemilahan Sampah oleh RT: 6.8 Ya Tidak 93.3 Pengumpulan setempat Penampungan Sementara (TPS): Pengangkutan: (Semi) Pengolahan Akhir Terpusat: Daur Ulang Pembuangan Akhir: Masih diperlukan 20 unit gerobak dorong, 12 becak motor untuk pelayanan perkampungan sempit dan IKK. Pertimbangan untuk kerjasama dengan swasta/kelompok masyarakat. Baru terdapat 50 unit TPS yang tersebar Masih kurangnya sarana pengangkut, baru ada 6 unit truk pengangkut untuk wilayah perkotaan 93,3% masih belum melakukan pemilahan, baru terdapat 3 orang pengusaha pemilahan sampah / TPA Tambak Cino pengelolaan masih dipakai system Open Dumping B. Lain-lain: Dokumen Perencanaan Kapasitas Pengelolaan Sampah Kelembagaan Belum tersedianya master plan dan dokumen perencanaan lainnya Cakupan pelayanan di wilayah perkotaan masih 60%, di perdesaan masih 30% Makin besarnya timbulan sampah, belum maksimalnya usaha pengurangan sampah dari sumbernya Masih rendahnya kualitas dan tingkat pengelolaan Persampahan TPA: masih dikelola dengan sistim open dumping Dinas masih berfungsi sebagai operator dan regulator SDM kurang memadai, baik dari kuantitas dan kualitas Peran Serta Masyarakat dan Dunia Usaha / Swasta Peraturan Perundangan dan penegakan hukum: Pendanaan Penganggaran terkait pengelolaan persampahan sangat rendah Pengelolaan sampah masih belum menjadi prioritas Pola penanganan sampah belum optimal Belum ada dana penarikan restribusi Potensi masyarakat belum dikembangkan secara sistematis Rendahnya investasi dunia usaha / swasta Penerapan sanksi hukum dari Perda belum efektif Belum tersosialisasinya ketentuan penangan sampah terhadap masyarakat (sumber referensi: BPS bab 3 dan Laporan Studi Ehra) 1.2.3 Sektor Drainase Beberapa isu pokok terkait pengelolaan drainase lingkungan di Kabupaten Sarolangun, dikemukakan dari beberapa segi yaitu : Tabel 1.3: Permasalahan Utama Sub-sektor DRAINASE LINGKUNGAN A. Sistem Drainase Lingkungan User Interface: Lama genangan bila terjadi banjir yang lebih dari 1 hari: 9,6% Rumah Tangga yang mengalami banjir rutin: 1.5 0,3 0,3 Tidak pernah 7.5 Sekali dalam setahun Beberapa kali dalam 90.5 Sekali atau beberapa dalam sebulan Tidak tahu Penampungan Pengolahan Awal: Pengangkutan Pengaliran: Frekuensi genangan secara rutin dialami oleh sekitar 10 % rumah tangga sementara, sebagian besar atau 90% tidak secara rutin mengalami / grey water masih bercampur dengan saluran drainase / Kondisi drainase lingkungan berdasarkan hasil EHRA 2012: Ya, bersih atau hampir selalu bersih 20.8 37.3 1.8 2.0 Tidak bersih dari sampah, tapi masih dapat mengalir Tidak bersih dari sampah, saluran tersumbat Tidak bersih dari sampah, tapi saluran kering 38.3 Data lain berdasarkan hasil EHRA Juni 2012: B. Lain-lain: Dokumen Perencanaan Tidak ada saluran Pada umumnya, drainase lingkungan masih menjadi satu antara pembuangan air hujan (pematusan air hujan) dan saluran limbah rumah tangga (grey water). Porsi belanja fisik sub sektor drainase masih rendah. Prosentase panjang saluran drainase yang berfungsi baik 37,3%. Akses masyarakat terhadap sarana drainase lingkungan masih rendah Belum optimalnya penerapan perencanaan pembangunan dari master plan drainase dan dokumen perencanaan lainnya 1.2.4 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Permasalahan Aspek PHBS yang ada: Tabel 1.4: Permasalahan Utama Aspek PHBS Berdasarkan hasil EHRA Juni 2012, maka: Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat yang didukung dengan pola hidup masyarakat yang berdampak pada penurunan kualitas lingkungan tempat tinggal. Lemahnya kepedulian masyarakat dan pengambil kebijakan terhadap program-program yang bersifat preventif dan promotif (pencegahan dan promosi). (sumber referensi: BPS bab 3 dan Laporan Studi Ehra) 1.3 Resume Tujuan dan Sasaran Utama Sanitasi Sampai Dengan Tahun 2017 Dengan memperhatikan tingkat pelayanan yang ada saat ini, diharapkan pada akhir periode program jangka menengah (tahun 2017) air limbah manusia. Walaupun, pada saat telah terjadi kenaikan pelayanan prasarana ini masih ada sebagian penduduk Kabupaten Sarolangun menggunakan cara pengelolaan limbah manusia secara konvensional atau non urban system yaitu dengan membuang limbahnya di perairan terbuka berupa sungai, parit atau di tanah berupa kebun. Upaya mencapai sasaran pengembangan program yang diinginkan akan dilakukan secara bertahap. Tabel 1.5. Tujuan dan Sasaran yang akan dicapai sampai tahun 2017 adalah sebagai berikut : 1. Air Limbah Tujuan 1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pengelolaan, air limbah Sasaran Pernyataan sasaran 1. Meningkatnya jumlah rumah tangga yang memilki akses terhadap sarana pengelolaan limbah yang sehat di akhir tahun 2017; Indikator sasaran 1. Meningkatnya jumlah jamban pribadi menjadi 80% sampai dengan tahun 2017; Nilai Data Dasar (tahun 2012) 60% dari jumlah kepala keluarga Strategi - - 2. Meningkatkan pemahaman dari SKPD teknis tentang dampak terhadap 2. Meningkatnya pemahaman tentang dampak terhadap sembarangan membuang 2. Adanya tenaga ahli pengolahan air limbah sebanyak 20 Orang; 5 orang - - Perencanaan dan pembangunan sistim pengolahan air limbah offsite komunal berdasarkan pada kajian kawasan dan zonasi; Membangun penampungan limbah yang berwawasan lingkungan berdasarkan standarisasi; Mengoptimalkan fungsi IPLT untuk pengolahan lumpur tinja Membangun IPAL skala perumahan untuk pengolahan air limbah Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar kegiatan dan antar SKPD dalam pembangunan sarana pengolahan air limbah; Pokja PPSP Kabupaten membuat rencana kerja MPSS antara pemerintah sembarangan membuang limbah; 3. Meningkatnya alokasi anggaran Untuk pengembang an sistem pengolahan air limbah; 4. Terwujudnya kerja sama pemerintah dan swasta dalam penanganan pengolahan air limbah; Terwujudnya Kesadaran Masyarakat mengenai pola hidup sehat; 5. limbah oleh Bappeda Bidang Fispra, Dinas PU Bidang CK, BLHD, Dinas Kesehatan , Distaksiman pada akhir tahun 2017; 3. Meningkatan dan mengembangka n alternatif sumber pendanaan dalam penyelenggaraa n sistem pengelolaan air limbah permukiman di akhir tahun 2017; 4. Adanya kerja sama pemerintah dan swasta dalam penanganan pengolahan air limbah; 5. Meningkatnya kesadaran masyarakat terkait pengelolaan air limbah pada akhir tahun 2017 provinsi dan pusat serta dengan pihak swasta; 3. Tercapainya peningkatan alokasi anggaran sebesar 1,4 % pengolahan air limbah dalam APBD; 1,1 % nilai uangnya hingga 2,5 % - Dana hibah dari pemerintah pusat dan propinsi dan pihak swasta yang akan digunakan untuk meningkatkan sarana dan prasarana air limbah 4. Tercapainya keterlibatan pihak swasta yang potensial dalam pengolahan air limbah sebesar 30 perusahaan 6 Perusahaan - Mendorong Kerja sama denga pihak swasta sebagai mitra potensial dalam pengelolaan air limbah mengikutsertakan pihak LSM dalam proses pelaksanaan serta monitoring dan evaluasi kegiatan pengolahan air limbah; 5. Persentase Kesadaran Masyarakat mengenai pola hidup sehat meningkat 30 % 35% jumlah penduduk - - - - 6. Terciptanya system pengelolaan air limbah yang optimal. 6.a. optimalnya 6.a. Terbentuknya kinerja lembaga kelembagaan pengolahan air yang kuat dalam limbah; pengelohan air limbah 30 KSM; 10 KSM - - Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang dampak bahaya BABS dengan melakukan sosialisasi dan pelatihanpelatihan; Mendorong partisipasi masyarakat dalam pengelolaan MCK; Memicu masyarakat untuk membuat jamban pribadi sampai dengan tahun 2017; Mendorong masyarakat yang belum melakukan penyedotan tangki septik yang sudah penuh untuk melakukan penyedotan tangki septik secara berkala Melaksanakan sosialisasi tentang Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkunan Melakukan pembinaan dalam peningkatan pengetahuan masyarakat tentang dampak terhadap sembarangan membuang limbah melakukan pendataan ulang tentang data yang belum akurat terhadap jumlah septic tank yang memenuhi standar teknis dan yang tidak memenuhi 2. Persampahan Sasaran Pernyataan sasaran Menerapkan sistem 1. Meningkatnya pengelolaan pemahaman tentang persampahan sesuai dampak terhadap dengan prinsip good pengolahan sampah and cooperative oleh Bappeda Bidang governance Fispra, Dinas PU Bidang CK, BLHD, Dinas Kesehatan (Penyehatan Lingkungan), Distaksiman bidang kebersihan pada akhir tahun 2017. Tujuan 3. 4. Terwujudnya Kesadaran Masyarakat mengenai pengolahan sampah 2.1.Meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap pengelolaan persampahan pengangkutan sampah 2.2.Meningkatnya kesadaran masyarakat terkait pengolahan persampahan pada akhir tahun 2017 5. Meningkatkan peran 3. serta dan kerja sama swasta dengan pemerintah dalam pengolahan persampahan. Meningkatnya kerja sama pemerintah dan swasta dalam penanganan pengolahan Sampah 6. Meningkatkan kuantitas 4. dan kualitas pengelolaan sampah yang ramah lingkungan Meningkatnya kuantitas dan kualitas pengelolaan sampah yang ramah lingkungan 7. Meningkatkan jumlah 5. personil dari SKPD teknis tentang dampak terhadap pengolahan sampah 8. Meningkatkan cakupan 6. Indikator sasaran 1. Tercapainya 30 % kemampuan dan management kelembagaan dengan prinsip good and cooperative governance pengolahan persampahan di tahun 2017 2. Turunnya 28 desa yang risiko sanitasi disebabkan oleh persampahan Nilai Data Dasar Strategi 50 % personil bidang SKPD terkait. (hitung jumlah personil SKPD bidang terkait) - Pokja PPSP membuat rencana kerja MPSS antara pemerintah dengan pihak swasta 38 desa - Memicu Kesadaran masyarakat tentang pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan Melakukan Sosialisasi tentang pengolahan persampahan dikalangan masyarakat, sekolah dan pemerintahan - 8% ( 5 perusahaan) - Mendorong Kerja sama dengan pihak swasta sebagai mitra potensial dalam pengelolaan persampahan Kec. Sarolangun - Perencanaan dan pembangunan sistim pengolahan persampahan Meningkatknya jumlah personil dari SKPD teknis tentang dampak terhadap pengolahan sampah 3. Meningkatnya kerja sama pemerintah dan swasta dalam penanganan pengolahan Sampah 4. Terbangunnya Pengolahan sampah yang ramah lingkungan yang kuantitas dan kualitas 5. Bertambahnya jumlah tenaga ahli pengolahan sampah sebanyak 15 Orang 5 orang - meningkatnya cakupan 6. Terbangunya Kec. - Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar kegiatan dan antar SKPD dalam pembangunan sarana pengolahan persampahan Membangun layanan persampahan sistim layanan persampahan sistim 9. Meningkatkan alokasi 7.a Meningkatnya anggaran anggaran Untuk pendanaan dalam pengembangan sistem pengelolaan sampah pengolahan sampah permukiman dari APBD 7.b. Munculnya sumber alternatif pendanaan diluar APBD 10. Meningkatkan 8. Masyarakat memahami pemahaman tentang 3R pengolahan sampah 11. Meningkatnya kegiatan 9. monitoring dan evaluasi kegiatan persampahan Meningkatnya volume kegiatan monev di sub sektor persampahan cakupan layanan sistim persampahan di pelawan, Singkut dan Bathin VIII 7. Tercapainya peningkatan alokasi anggaran sebesar 1,4 % pengolahan persampahan Sarolangun penampungan sampah sementara yang berwawasan lingkungan 1,1 % nilai uangnya dan yang 2,5 juga - 8. Munculnya kelompok masyarakat yang menggunakan teknologi pengolahan sampah 9. A.Kegiatan monev menjadi 2 kali dalam satu tahun 9. B.Adanya data base sistim pengolahan persampahan yang lengkap untuk Kabupaten Sarolangun Belum ada kelompok masyarakat 3R - 1 kali dalam satu tahun - Data base tidak lengkap Dana hibah dari pemerintah pusat dan propinsi serta swasta digunakan untuk meningkatkan layanan sarana dan prasarana persampahan Membangun pengelolahan sampah 3R yang berwawasan lingkungan mengikutsertakan pihak LSM bersama pokja PPSP dalam proses pelaksanaan serta monitoring dan evaluasi kegiatan pengolahan persampahan 3. Drainase Tujuan 1. 2. Meningkatkan kualitas sistim Jaringan Drainase tahun 2017 Meningkatkan cakupan layanan drainase Sasaran Pernyataan sasaran 1. Meningkatnya kualitas sistim Jaringan Drainase tahun 2017 2. Meningkatnya cakupan layanan drainase Indikator sasaran 1. 14%, penduduk yang terlayani dengan panjang 12.500 m dikawasan permukiman saluran yang ada menjadi berkualitas 2. terbangunnya 27.500 m drainase Nilai Data Dasar 13% dari penduduk yang terlayani di 3 kecamatan sepanjang 32.500 m 32.500 m Strategis - - Membangun jaringan drainase yang berkualitas Menjadikan HO sebagai syarat dalam pengajuan IMB Membangun jaringan drainase yang berkualitas Memperbaiki jaringan drainase yang buruk Meningkatkan sarana dan prasarana drainase lingkungan 3. Terwujudnya kerja 3. sama pemerintah, masyarakat dan swasta dalam penanganan pengelolaan drainase Adanya kerja sama pemerintah dan swasta dalam penanganan pengelolaan drainase 3. 4. Terwujudnya 4. pembangunan drainase lingkungan yang partisipatif dan tanggap kebutuhan Meningkatnya kapasitas kelembagaan masyarakat yang sudah ada untuk pengelolaan drainase 4. Meningkatkan alokasi 5. anggaran Untuk pembangunan drainase Meningkatnya anggaran pendanaan dalam pembangunan Drainase permukiman dari APBD 5. 5. tercapainya keterlibatan pihak swasta yang potensial dalam pengelolaan drainase sebesar 8 % Terbentuknya kelembagaan yang kuat dalam pengelohan drainase 20 KSM 8 % ( 5 perusahaan) - Mendorong Kerja sama denga pihak swasta sebagai mitra potensial dalam pengelolaan drainase 10 KSM dari 10 desa - Peningkatan peran serta masyarakat dan jender dalam pengelola drainase lingkungan; menambah jumlah KSM pengelola drainase lingkungan; - Tercapainya peningkatan alokasi anggaran Pembangunan Drainase - 4. PHBS/PROHISAN Tujuan 1. Dana hibah dari pemerintah pusat dan propinsi serta swasta digunakan untuk meningkatkan layanan sarana dan prasarana drainase Mencari alternatif pendanaan diluar APBD Tercapaianya Budaya Perikaku Hidup Bersih dan Sehat di Masyarakat Kabupaten Sarolangun Tahun 2017 Sasaran Pernyataan sasaran Indikator sasaran 1. Meningkatnya 1. Tatanan Institusi kesadaran, pendidikan dan pengetahuan, Tatanan kemauan dan Rumah ber melaksanakan PHBS PHBS 2. kelompok masyarakat meningkat di peduli STBM Tahun 2017 3. Meningkatnya pemahaman SKPD 2. Terbentuknya kelompok terkait sanitasi tentang masyarakat budaya Perilaku yang peduli Hidup Bersih dan STBM 89 KSM Sehat di tahun 2017 3. Adanya tenaga ahli SKPD sebanyak 15 Orang Nilai Data Dasar 33% dari 56.800 KK Strategis 1. 2. 54 KSM 3. 4. 5 orang 5. Meningkatkan frekuensi pelaksanaan kegiatan STBM Meningkatkan kemampuan tenaga SDM untuk pengelolaan kampanye dan edukasi PHBS Memasyarakatkan CTPS pada SD, SLTP dan SMA secara berkelanjutan Meningkatkan pemicuan PHBS di tingkat desa Meningkatkan pendanaan dari berbagai sumber (pusat, provinsi, daerah, swasta dan masyarakat). Meningkatan sosialisasi PHBS kepada tatanan institusi pendidikan , Institusi Tempat kerja dan Rumah Tangga 7. Mengoptimalkan media cetak dan elektronik untuk mempromosikan kegiatan PHBS 8. Mendorong pihak swasta untuk terlibat dalam pelaksanaan PHBS 9. memicu kesadaran masyarakat berprilaku hidup bersih dan sehat 10. Melakukan pemantauan dan penilaian terhadap PHBS tatanan rumah tangga 6. 1.4 Program Prioritas dan Justifikasinya 1.4.1. Sub Sektor Air Limbah Berdasarkan pertimbangan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang melekat dalam berbagai aspek dan hasil analisis SWOT untuk sektor air limbah, maka program dan kegiatan yang diarahkan untuk mencapai sasaran pembangunan sektor air limbah tersebut adalah: Prioritas Program dan Kegiatan Air Limbah Permukiman Periode 2013 - 2017 Prioritas I Program dan Kegiatan Estimasi Justifikasi Biaya (jt) Program Pengaturan Melaksanakan optimalisasi regulasi air limbah guna meningkatkan PAD Melalui penerimaan 200 retribusi penyedotan tinja Program Pengembangan Lingkungan Sehat Kampanye stop BAB Sembarangan (BABS) 250 Pengelolaan bidang sanitasi termasuk pengelolaan air limbah membutuhkan dasar hukum yang harus diketahui oleh para stakeholder terkait dan disosialisasikan secara tepat dengan tujuan untuk meningkatkan retribusi Diperlukan pembinaan yang efektif kepada KSM dan sosialisasi kepada masyarakat untuk mengembangkan kinerja Sosialisasi PHBS 250 Promosi pengelolaan air limbah 250 Sosialisasi SNI 250 Sosialisasi SPM 250 Sosialisasi pentingnya pengolahan air limbah pengelolaan air minum dan air limbah. 250 permukiman Program Kerjasama Pembangunan Koordinasi dalam penyamaan persepsi SKPD terkait teknologi pengolahan air limbah berbiaya rendah FGD dalam penyamaan persepsi SKPD terkait teknologi 250 pengolahan air limbah berbiaya rendah Dibutuhkan koordinasi yang sering untuk menyatukan persepsi, bagaimana penerapan teknologi dalam pengelolaan air limbah serta membahas data yang lengkap serta akurat dari waktu kewaktu sesuai kondisi riil dilapangan. 250 MRV 250 Prioritas II Infrastruktur Air Limbah Dengan Sistem Terpusat Skala Kota (Optimalisasi IPLT) Pembuatan kolam inlet dan filterisasi Kolam aerob Kolam Fakultatif 500 Kolam maturasi 500 Excavator Long Arm 1.000 Pengadaan mobil tinja besar dan kecil 1.000 Program Pengendalian 500 500 Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup Pembangunan TPS Limbah B3 Di TPA 300 Pembangunan IPAL Industri Kecil 3.000 Pembangunan IPAL perumahan 3.000 Infrastruktur Air Limbah Dengan Sistem Setempat dan Sistem Komunal Penyediaan PS air limbah berbasis masyarakat ( SANIMAS) 13.500 Kebutuhan akan peningkatan pelayanan pengelolaan air limbah untuk wilayah padat, kumuh dan miskin; guna penyedotan air limbah secara berkala diperlukan pembangunan IPLT yang ramah lingkungan untuk penganggarannya dalam hal pencapaian implementasi disediakan dari APBD Kabupaten serta diharapkan stimulant dari APBD Provinsi serta APBN. Kebutuhan akan peningkatan pelayanan pengelolaan air limbah untuk wilayah padat, kumuh dan miskin; diperlukan pembangunan IPAL dan TPS Limbah B3 akan diprioritaskan anggaran dan implementasi disediakan dari APBD Kabupaten serta diharapkan stimulant dari APBD Provinsi serta APBN. Kebutuhan akan peningkatan pelayanan pengelolaan air limbah untuk wilayah padat, kumuh dan miskin; diperlukan pembangunan penyediaan PS air limbah berbasis masyarakat, pembangunan Jamban Pembangunan jamban keluarga/Prohisan 15.000 Pembangunan sambungan rumah (On-Site Komunal) 2.200 Program pemberdayaaan masyarakat pola CSR Penyediaan PS air limbah berbasis masyarakat ( 250 keluarga dan On-site komunal akan diprioritaskan anggaran dan implementasi disediakan dari APBD Kabupaten serta diharapkan stimulant dari APBD Provinsi serta APBN. Mendorong Kerja sama denga pihak swasta sebagai mitra potensial dalam pengelolaan air limbah SANIMAS) dan 250 MCK Prioritas Program dan Kegiatan Persampahan Permukiman Periode 2013 - 2017 Prioritas I Program dan Kegiatan Estimasi Justifikasi Biaya (jt) Program Pengembangan Lingkungan Sehat Sosialisasi SNI 250 Sosialisasi SPM 250 Sosialisasi pentingnya pengolahan air limbah permukiman, Meningkatkan kualitas SDM pengola 250 sampah, Pengembangan kerjasama pembangunan Koordinasi dalam rangka inisiasi kerjasama daerah dalam 500 rangka pengolahan sampah Pokja PPSP membuat rencana kerja MPSS antara 600 pemerintah dengan pihak swasta Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar kegiatan dan antar SKPD dalam pembangunan 250 Kebutuhan advokasi dan kampaye tentang pengelolahan persampahan merupakan prioritas 1 untuk menuju Kabupaten Sarolangun yang sehat dan berkelanjutan. Dalam Sosialisasi kepada masyarakat. melaksanakan pembangunan anggran bersumber pada APBD sesuai ketentuan yang berlaku Dibutuhkan koordinasi yang sering untuk menyatukan persepsi, bagaimana penerapan teknologi dalam pengelolaan persampahan serta membentuk kelompok kerja PPSP antara pemerintah dan pihak swasta guna mengatasi isu permasalahan persampahan sesuai kondisi riil dilapangan. sarana pengolahan persampahan Program Pengaturan Melaksanakan optimalisasi regulasi pengolahan sampah Program peningkatan partisipasi masyarakat dalam 250 Pengelolaan bidang sanitasi termasuk pengelolaan persampahan membutuhkan dasar hukum yang harus diketahui oleh para stakeholder terkait dan Disosialisasikan secara tepat dengan tujuan untuk meningkatkan retribusi Dibutuhkan dukungan untuk masyarakat Kab. Sarolangun dalam membangun desa Memberikan penghargaan terhadap masyarakat yang upaya memberikan motivasi kepada pengelolah persampahan pemerintah memberikan penghargaan bagi pengelolah persampahan yang telah turut serta dalam mengurangi volume sampah menjadi barang yang berekonomis tinggi. Kebutuhan pembinaan tentang pengelolahan persampahan merupakan prioritas 1 untuk menuju Kabupaten Sarolangun yang sehat dan berkelanjutan. Dalam melaksanakan pembinaan dan sosialoisasi anggran bersumber pada APBD sesuai ketentuan yang berlaku 500 aktif dalam pengolahan sampah 3R Program Pengendalian Lingkungan dan Perusakan Lingkungan Hidup Pembinaan dan Sosialisasi tentang pengelolaan 110 persampahan Prioritas II Infrastruktur Stasiun Antara dan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah Pengadaan Mini Transfer Depo 900 Pengadaan Peralatan pengumpul sampah 2000 Penambahan Jumlah Sarana Pengangkutan Sampah 1.200 Yang lebih Penting disediakan adalah peralatan/perlengkapan pendukung, pengaman, sosialisasi kepada masyarakat. Penganggarannya akan didukung dari Pemkab, Pemprov, APBN. (Mobil Sampah) Penambahan Jumlah Sarana Pengangkutan Sampah 250 (Motor sampah) Pengadaan alat Komposting 500 Pengadaan mesin pemecah sampah 200 Pengadaan mesin jahit untuk kelompok pengolah 100 sampah Pembangunan Workshop TPA Tambak Cino Sarolangun Contener 500 275 Infrastruktur Tempat Pengolah Sampah Terpadu/3R TPST 3 R Mandiangin Persiapan lahan 100 DED Pengeolaan Sampah Terpadu 3R 104 Pengadaan Peralatan Pengelolaan Sampah 200 Perorangan Pengelolaan Sampah 48 Terpadu 3R Konsultan Terpadu 3R Kebutuhan adanya penyediaan sarana persampahan merupakan prioritas II untuk menuju Kab. Sarolangun yang sehat dan berkelanjutan. Dalam melaksanakan pembangunan anggran bersumber pada APBD Kabupaten dan diharapkan bantuan dari APBD Propinsi dan APBN sesuai ketentuan yang berlaku 100 Perencanaan dan Pembangunan PS Sampah Terpadu 3R 300 Pembangunan Pengelolaan Sampah Terpadu 3R (Kec.Mandiangin) Supervisi Pembangunan TPST 3R (Kec.Mandiangin) Operasi dan Pemeliharaan TPST 50 3R 50 (Kec.Mandiangin) TPST 3 R Pauh Persiapan lahan DED Pengeolaan Sampah Terpadu 3R Pengadaan Peralatan Pengelolaan 100 104 Sampah 200 Terpadu 3R Konsultan Perorangan Pengelolaan 48 Sampah Terpadu 3R Perencanaan dan Pembangunan PS Sampah 100 Terpadu 3R 300 Pembangunan Pengelolaan Sampah Terpadu 3R (Kec.Pauh) Supervisi Pembangunan TPST 3R (Kec.Pauh) 50 Operasi dan Pemeliharaan TPST 3R (Kec.Pauh) 50 Membangun TPS di lokasi yang belum terjangkau 500 Prioritas Program dan Kegiatan Draenase Permukiman Periode 2013 - 2017 Prioritas I Program dan Kegiatan Estimasi Justifikasi Biaya (jt) Program Kerjasama Pembangunan Koordinasi dan advokasi ke pemerintah yang lebih tinggi 375 Penyusunan dengan 375 koordinasi untuk mensinergiskan berbagai program yang 375 perencanaan yang sesuai program/perencanaan pusat dan provinsi bersifat partisipatif dalam pengolahan draenase Program Pengembangan Lingkungan Sehat Sosialisasi pentingnya pengolahan draenase 250 Dibutuhkan koordinasi dan penyusunan perencanaan yang sering untuk menyatukan persepsi, bagaimana penerapan teknologi dalam pengelolaan drenase guna mengatasi isu permasalahan persampahan sesuai kondisi riil dilapangan. Kebutuhan advokasi dan kampaye tentang pengelolahan draenase merupakan prioritas 1 untuk menuju Kabupaten Sarolangun yang sehat permukiman. dan berkelanjutan guna mengurangi luas genangan diwilayah permukiman. Dalam Sosialisasi kepada masyarkat. melaksanakan sosialisasi anggaran bersumber pada APBD sesuai ketentuan yang berlaku Prioritas II Program Pembangunan saluran drainase/gorong-gorong Penyusunan Data Base Drainase Kota 500 Penyusunan Master Plan dan DED Drainase Kec. Singkut 400 Penyusunan Master Plan dan DED Drainase Kec. 400 Mandiangin Pembangunan sistem draenase perkotaan 5.000 Pembangunan PS draenase mendukung kawasan 5.000 strategis Pembangunan PS draenase skala kawasan Pengolahan sistem draenase terpadu mendukung konservasi sumber daya air 3.750 2.500 Pemeliharaan dan Monitoring Operasional dan pemeliharaan (baru) 2000 Operasional dan pemeliharaan (eksisting) 2000 Program pemberdayaaan masyarakat pola CSR Pembangunan draenase tersier skala pemukiman 400 1. Penyediaan sarana drainase merupakan prioritas II untuk menuju Kab. Sarolangun yang sehat dan berkelanjutan. Dalam melaksanakan pembangunan anggran bersumber pada APBD Kabupaten dan diharapkan bantuan dari APBD Propinsi dan APBN sesuai ketentuan yang berlaku. 2. Usaha untuk mengurangi luas genangan diwilayah permukiman memerlukan pembangunan, peningkatan saluran drainase primer; saluran tersier yang didahului dengan studi kelayakan agar dapat dicapai tingkat efektifitas serta efisiensi yang tinggi. Usaha untuk menjaga dan merawat sarana dan prasarana draenase diwilayah permukiman memerlukan biaya perawanan dan monitoring agar saluran drainase primer; saluran tersier dapat terjaga. Mendorong Kerja sama denga pihak swasta sebagai mitra potensial Usaha untuk mengurangi luas genangan diwilayah permukiman memerlukan pembangunan, peningkatan saluran drainase saluran tersier Prioritas Program dan Kegiatan PHBS/Prohisan Permukiman Periode 2013 - 2017 Prioritas I Program dan Kegiatan Estimasi (jt) Justifikasi Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan masyarakat Pengembangan media promosi dan informasi perilaku 755 hidup sehat Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat 728 Peningkatan pemanfaatan sarana kesehatan 1.022 Peningkatan pendidkan tenaga penyuluh kesehatan 1.111 Bimbingan teknis ber-PHBS 300 Sosialisasi dan advokasi bimbingan teknis monitoring dan 60 Kebutuhan tentang informasi PHBS dan sosialisasi serta advokasi bimbingan teknis merupakan prioritas 1 untuk menuju Kabupaten Sarolangun yang sehat dan berkelanjutan. Dalam Sosialisasi kepada masyarakat pelaksanaan pembangunan, anggrannya bersumber pada APBD sesuai ketentuan yang berlaku evaluasi kebijakan Pengembangan kebijakan yang berwawasan kesehatan Sosialisasi dan advokasi Pelayanan kesehatan 300 200 500 Peningkatan peran serta masyarakat dalam PHBS Lomba desa ber-PHBS 250 Pengembangan desa percontohan ber-PHBS 500 Pelatihan bidan desa tentang siaga 1.010 Pelatihan kader dan toma tentang desa siaga 350 Pembentukan forum desa siaga 500 Peningkatan pendidikan kesehatan ditatanan sekolah. Peningkatan promosi di sekolah 625 Bimbingan teknis kegiatan di sekolah 1.150 Pengembangan implementasi strategi promkes 625 Pengadaan dan pemeliharaan UKS 60 Pelatihan petugas guru UKS dan dokter kecil 300 Pemeriksaan anak sekolah 1.000 Lomba Sekolah Sehat 50 Program Pengembangan Lingkungan Sehat Advokasi dan Kampanye Stop BABS 455 Peningkatan kapasitas SDM dalam pengembangan peran serta masyarakat dalam PHBS diperlukan pelatihan dan Bintek serta membentuk suatu forum tentang siaga desa kepada masyarakat yang anggran pelaksanaannya bersumber pada APBD sesuai ketentuan yang berlaku Pentingnya meningkatkan derajad kesehatan masyarakat di tatanan sekolah merupakan hal yang terpenting untuk dilakukan pebimbingan pelatihan dan loba sekolah sehat yang anggaran biayanya bersumber dari APBD sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kebutuhan tentang advokasi tentang Stop BABS merupakan prioritas 1 untuk menuju Kabupaten Sarolangun yang sehat dan berkelanjutan. Dalam pelaksanaan kegiatan, anggrannya bersumber pada APBD sesuai ketentuan yang berlaku BAB II MEMORANDUM PROGRAM JANGKA MENENGAH 2.1 Sumber Dana Pemerintah Dokumen Draft Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Sarolangun Tahun 2013-2017 merupakan dokumen penting yang menunjukkan sebuah komitmen yang dibangun berdasarkan visi, misi, tujuan, sasaran arah kebijakan, program dan faktor pendukungnya. MPS ini disusun berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sarolangun Tahun 2011-2016, Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kabupaten Sarolangun Tahun 2012-2016, Renstra SKPD terkait Sanitasi, Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kabupaten. MPS ini akan menjadi acuan bagi program dan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang bertanggung jawab untuk bidang sanitasi dan menjadi acuan bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Sarolangun dalam pengembangan program sanitasi untuk 5 (lima) tahun mendatang dalam upaya Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Kabupaten Sarolangun. Dalam rangka optimasi dan kepastian implementasi, maka telah dilakukan internalisasi dan sinkronisasi terkait semua usulan Program dan Kegiatan Prioritas, baik internal Kabupaten maupun pada tingkat Pemerintahan Provinsi dan Pemerintah Pusat, serta pihak swasta . Dari hasil sosialisasi dan sinkronisasi dengan berbagai tingkat dan pihak yang peduli sanitasi tersebut, telah disepakati pemahaman bersama dan komitmen dalam bentuk dukungan untuk implementasi Daftar Program Kegiatan untuk implementasi Jangka Menengah. Nota Kesepakatan terlampir disusun setelah melalui proses internalisasi dan sinkronisasi dengan semua pihak terkait, baik pemegang kebijakan tingkat Kabupaten, Provinsi dan perwakilan Kementerian/Lembaga terkait dan telah sesuai dengan tupoksi dan kewenangan masing-masing tingkat Pemerintahan. Pengaturan dan mekanisme pelaksanaan Memorandum Program ini disesuikan dengan tugas dan wewenang pelaksana. Untuk kegiatan dengan biaya APBN dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat melalui Satuan Kerja yang terkait di daerah yang berkedudukan di Provinsi. Sedangkan kegiatan dengan biaya APBD dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi atau Pemerintah Kabupaten yang dalam pelaksanaannya perlu sering bersinergi dan koordinasi antar pemangku kepentingan lainnya yang terkait. Walaupun komitmen dari masing-masing sumber pendanaan ini bersifat kesepakatan dukungan dan alokasi penganggaran, tetapi dipahami bersama bahwa untuk tindak lanjutnya tetap akan dievaluasi dan mengacu berdasar sistem penganggaran formal tahunan dan peraturan penganggaran yang berlaku sah dengan mempertimbangkan hasil kesepakatan ini sebagai prioritas dan acuan utama. 2.2.2 LEMBAR KESEPAKATAN PEMERINTAH KABUPATEN LEMBAR KESEPAKATAN MEMORANDUM PROGRAM SEKTOR SANITASI PEMERINTAH KABUPATEN SAROLANGUN Nomor : ................... Berdasarkan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah ditetapkan pembagian kewenangan antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota. Pembangunan dan pelayanan dasar menjadi kewajiban Pemerintah Kabupaten, sehingga lebih mendekatkan interaksi antara pemandu kebijakan dengan masyarakat. Disadari bahwa terdapat keterbatasan pendanaan pemerintah Kabupaten dalam pembangunan sektor sanitasi, sehingga diperlukan dukungan dari Pemerintah Provinsi, Pusat maupun pihak / instansi lain yang peduli. Menghadapi dinamika perubahan yang terjadi, disadari pula diperlukan keselarasan dalam cara pandang atau paradigma dalam pengembangan sektor sanitasi secara komprehensif dan terintegrasi, baik dalam lingkup kewilayahan maupun dalam keterkaitan dengan pengembangan sektor lain yang berkelanjutan. Berkenaan dengan hal tersebut diatas, pada hari ini.......................tanggal …………………………........bulan ………. tahun Dua ribu Tiga belas, kami unsur Pemerintah Kabupaten Sarolangun sepakat untuk mengalokasikan dukungan pendanaan dalam perencanaan dan pelaksanaan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) tahun 2013 – 2017 sebagaimana tertuang dalam dokumen Memorandum Program Sektor Sanitasi ini : KESEPAKATAN ALOKASI PEMBIAYAAN SEKTOR SANITASI – KABUPATEN SAROLANGUN T.A 2013-2017 (dlm jutaan) No A A.1 A.2 A.3 A.4 Sub Sektor 2013 2014 Sumber Pendanaan : APBD Kabupaten Sarolangun Sub-sektor Air Limbah 3.882 Sub-sektor Persampahan Sub-sektorDrainase Lingkungan Aspek PHBS/Higiene Sub Total A Tahun Anggaran 2015 2016 2017 Implementasi rencana penganggaran ini akan ditindak lanjuti sesuai aturan yang berlaku. Total Demikian pengesahan Memorandum Program sektor sanitasi ini dibuat berdasarkan kepedulian dalam upaya percepatan pelaksanaan pembangunan sektor sanitasi yang terintegrasi dan berkelanjutan. Perwakilan Kota Sarolangun : 1. Bupati Sarolangun 1. H. CEK ENDRA 1. ………………………… Tembusan: Kepala SKPD / Dinas Kota terkait – untuk ditindak lanjuti 1. Kepala Bappeda Kabupaten Sarolangun 2. Kepala Dinas Pengelolaan Pendapatan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sarolangun 3. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sarolangun 4. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sarolangun 5. Kepala Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman Kabupaten Sarolangun 6. Kepala Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kabupaten Sarolangun 7. Camat Se- Kabupaten Sarolangun 2.2.2 LEMBAR KESEPAKATAN PEMERINTAH PROVINSI LEMBAR KESEPAKATAN MEMORANDUM PROGRAM SEKTOR SANITASI PEMPROV. JAMBI – PEMKAB SAROLANGUN Nomor : ................... Berdasarkan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah ditetapkan pembagian kewenangan antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota. Pembangunan dan pelayanan dasar menjadi kewajiban Pemerintah Kabupaten, sehingga lebih mendekatkan interaksi antara pemandu kebijakan dengan masyarakat. Disadari bahwa terdapat keterbatasan pendanaan pemerintah Kota dalam pembangunan sektor sanitasi, sehingga diperlukan dukungan dari Pemerintah Provinsi, Pusat maupun pihak / instansi lain yang peduli. Menghadapi dinamika perubahan yang terjadi, disadari pula diperlukan keselarasan dalam cara pandang atau paradigma dalam pengembangan sektor sanitasi secara komprehensif dan terintegrasi, baik dalam lingkup kewilayahan maupun dalam keterkaitan dengan pengembangan sektor lain yang berkelanjutan. Berkenaan dengan hal tersebut diatas, pada hari ini.......................tanggal …………………………........bulan ……………… tahun Dua ribu tiga belas, kami Pemerintah Provinsi Jambi sepakat untuk memberikan dukungan pendanaan dalam perencanaan dan pelaksanaan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) tahun 2013 – 2017 sebagaimana tertuang dalam dokumen Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten Sarolangun - sub Lampiran L-1.B untuk implementasi program: 1) Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah 2) Program Pengembangan Kebijakan Dan Kinerja Pengelolaan Persampahan 3) Program Pengembangan Kebijakan dan Kinerja Pengelolahan Draenase KESEPAKATAN ALOKASI PEMBIAYAAN SEKTOR SANITASI – KOTA SAROLANGUN T.A 2013-2017 (dlm jutaan) No Tahun Anggaran 2015 2016 Sub Sektor 2013 2014 B Sumber Pendanaan : APBD Provinisi Jambi B.1 Sub-sektor Air Limbah B.2 Sub-sektor Persampahan B.3 Sub-sektor Draenase B.4 Sektor PHBS/Prohisan Sub Total B Implementasi rencana penganggaran ini akan ditindak lanjuti sesuai aturan yang berlaku. 2017 Total Demikian pengesahan Memorandum Program sektor sanitasi ini dibuat berdasarkan kepedulian dalam upaya percepatan pelaksanaan pembangunan sektor sanitasi yang terintegrasi dan berkelanjutan. Perwakilan Provinsi Jambi : 1. Gubernur Jambi 1. H. HASAN BASRI AGUS 1.………………………….. Perwakilan Kota Sarolangun : 1. Bupati Sarolangun 1. H. CEK ENDRA 1. …………………………. Tembusan: 1. Kepala SKPD / Dinas Provinsi terkait – untuk ditindaklanjuti 2. Pokja PPSP Provinsi Jambi 3. Kepala SKPD / Dinas Kabupaten terkait – untuk ditindaklanjuti 4. Pokja Sanitasi kabupaten Sarolangun 2.2.2 LEMBAR KESEPAKATAN PEMERINTAH PUSAT LEMBAR KESEPAKATAN MEMORANDUM PROGRAM SEKTOR SANITASI DIRJEN PPLP – PEMERINTAH KABUPATEN SAROLANGUN Nomor : ................... Berdasarkan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah ditetapkan pembagian kewenangan antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota. Pembangunan dan pelayanan dasar menjadi kewajiban Pemerintah Kabupaten/Kota, sehingga diharapkan dapat lebih mendekatkan interaksi antara pemandu kebijakan dengan masyarakat. Disadari bahwa terdapat keterbatasan pendanaan pemerintah Kabupaten/Kota dalam pembangunan sektor sanitasi, sehingga diperlukan dukungan dari berbagai sumber terkait, termasuk sumber pendanaan dari Pusat. Berkenaan dengan hal tersebut diatas, pada hari ini.......................tanggal …………………………........bulan …………….. tahun Dua ribu tiga belas, kami yang bertandatangan dibawah ini sepakat untuk memberikan dukungan pendanaan dalam perencanaan dan pelaksanaan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) tahun 2013 – 2017 sebagaimana tertuang dalam dokumen Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten Sarolangun - sub Lampiran L1.C untuk implementasi program: 1) Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah 2) Program Pengembangan Kebijakan dan Kinerja Pengelolaan Persampahan 3) Program Pengembangan Kebijakan dan Kinerja Pengelolaan Draenase KESEPAKATAN ALOKASI PEMBIAYAAN SEKTOR SANITASI – KABUPATEN SAROLANGUN T.A 2013-2017 (dlm jutaan) No C C.1 C.2 C.3 Sub Sektor 2013 2014 Tahun Anggaran 2015 2016 Sumber Pendanaan : APBN Sub-sektor Air Limbah Sub-sektor Persampahan Sub-sektor Draenase Sub Total C Implementasi rencana penganggaran ini akan ditindak lanjuti sesuai aturan yang berlaku. 2017 Total Demikian pengesahan Memorandum Program sektor sanitasi ini dibuat berdasarkan kepedulian dalam upaya percepatan pelaksanaan pembangunan sektor sanitasi yang terintegrasi dan berkelanjutan. Perwakilan Direktorat Jendral : 1. Satker Peng. PPLP Jambi 1. Indra Gunawan, SE, MT 2. Satker Kementerian Kesehatan Provinsi 2. ………………………….. 1. 2. 3. Satker Kementerian L.H Provinsi 3…………………………… 3. Perwakilan Kabupaten Sarolangun : 1. Bupati Sarolangun 1. H. CEK ENDRA 1. ………………………… Perwakilan Pemerintah Provinsi : 1. Gubernur Jambi 1. H. HASAN BASRI AGUS 1.………………………….. 2.2 Sumber Dana Non Pemerintah Sesuai dengan paradigma pembangunan nasional saat ini, disadari bahwa tugas pembangunan disamping dikelola oleh pemerintah yang berfungsi sebagai koordinator maka diperlukan partisipasi dari unsur masyarakat dan dunia usaha. Kedua sektor tersebut dikondisikan untuk mengambil peran makin besar dalam mencapai keberhasilan dalam semua tahap pembangunan, termasuk program percepatan pembangunan sektor sanitasi. Bentuk pelibatan peran kedua pilar pembangunan tersebut telah dimulai dari sejak tahapan penetapan program kegiatan yang diperlukan masyarakat, yaitu melalui proses Konsultasi Publik pada tahap penyusunan SSK. Pada tahapan implementasi strategi ini, bentuk partisipasi dari unsur Swasta dan Masyarakat tercantum dalam bentuk kesepakatan dukungan seperti terlampir, baik dalam bentuk dukungan pendanaan ataupun dalam kontribusi lainnya. Persoalan-persoalan publik adalah urusan bersama tiga aktor utama: Pemerintah, civil society dan dunia usaha. Sangat diperlukan sinergitas antar Stakeholders (Dadang Solihin), dan diharapkan melalui MPS pada Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman persoalan tersebut dapat lebih optimal untuk diselesaikan. 2.2.1 LEMBAR KESEPAKATAN PARTISIPASI SWASTA (CSR) LEMBAR KESEPAKATAN MEMORANDUM PROGRAM SEKTOR SANITASI PT. ...... – PEMKAB. SAROLANGUN Nomor Sektor / Program Sanitasi : ................... : ................... Berdasarkan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah ditetapkan pembagian kewenangan antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota. Pembangunan dan pelayanan dasar menjadi kewajiban Pemerintah Kabupaten/Kota, sehingga lebih mendekatkan interaksi antara pemandu kebijakan dengan masyarakat. Disadari bahwa terdapat keterbatasan pendanaan pemerintah Kabupaten/Kotaupaten dalam pembangunan sektor sanitasi, sehingga diperlukan dukungan dari Pemerintah Provinsi, Pusat maupun pihak / instansi lain yang peduli. Menghadapi dinamika perubahan yang terjadi, disadari pula diperlukan keselarasan dalam cara pandang atau paradigma dalam pengembangan sektor sanitasi secara komprehensif dan terintegrasi, baik dalam lingkup kewilayahan maupun dalam keterkaitan dengan pengembangan sektor lain yang berkelanjutan. Berkenaan dengan hal tersebut diatas, pada hari ini.....................tanggal ………………………….....bulan ……………………......tahun……………………………........., kami PT...... sepakat untuk memberikan dukungan pendanaan dalam perencanaan dan pelaksanaan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) tahun 2013 – 2017 sebagaimana tertuang dalam dokumen Memorandum Program Sektor Sanitasi untuk implementasi program: KESEPAKATAN ALOKASI PEMBIAYAAN SEKTOR SANITASI PT. ............ – PEMKAB. SAROLANGUN T.A 2013-2017 (dlm jutaan) No Sub Sektor 2013 2014 Tahun Anggaran 2015 2016 2017 Total Sub-sektor Air Limbah Program………. Kegiatan…… Sub Total Implementasi rencana penganggaran dan detail kesepakatan ini akan ditindak lanjuti sesuai lembar Lampiran L-1.D. Demikian pengesahan Memorandum Program sektor sanitasi ini dibuat berdasarkan kepedulian dalam upaya percepatan pelaksanaan pembangunan sektor sanitasi yang terintegrasi dan berkelanjutan. Perwakilan PT.........:*) 1. Direktur Perwakilan Kabupaten Sarolangun : 1. Bupati Sarolangun 1. Nama 1. H. CEK ENDRA 1.………………………….. 1. ………………………… *) tergantung kontribusi untuk komitmen pendanaannya Format dan Isi Lembar kesepakatan bisa disiapkan untuk masing-masing penyandang dana dan sesuai spesifikasi yang disepakati 2.2.2 LEMBAR KESEPAKATAN MASYARAKAT LEMBAR KESEPAKATAN MEMORANDUM PROGRAM SEKTOR SANITASI KELOMPOK MASYARAKAT .......– PEMKAB. SAROLANGUN Nomor Sektor / Program Sanitasi : ................... : ................... Berdasarkan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah ditetapkan pembagian kewenangan antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota. Pembangunan dan pelayanan dasar menjadi kewajiban Pemerintah Kabupaten/Kota, sehingga lebih mendekatkan interaksi antara pemandu kebijakan dengan masyarakat. Disadari bahwa terdapat keterbatasan pendanaan pemerintah Kabupaten Sarolangun dalam pembangunan sektor sanitasi, sehingga diperlukan dukungan dari Pemerintah Provinsi, Pusat maupun pihak / instansi lain yang peduli. Menghadapi dinamika perubahan yang terjadi, disadari pula diperlukan keselarasan dalam cara pandang atau paradigma dalam pengembangan sektor sanitasi secara komprehensif dan terintegrasi, baik dalam lingkup kewilayahan maupun dalam keterkaitan dengan pengembangan sektor lain yang berkelanjutan. Berkenaan dengan hal tersebut diatas, pada hari ini …………..........tanggal ………………………….......bulan …………............tahun…………………………….........., kami atas nama Kelompok Masyarakat ......... sepakat untuk memberikan kontribusi dan partisipasi dalam pelaksanaan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) tahun 2013 – 2017 sebagaimana tertuang dalam dokumen Memorandum Program Sektor Sanitasi dalam bentuk: KESEPAKATAN ALOKASI PEMBIAYAAN SEKTOR SANITASI KELOMPOK MASYARAKAT ............ – PEMKAB. SAROLANGUN T.A 2013-2017 (dlm jutaan) No Sub Sektor Sub-sektor Limbah/sampah/draenase Program………. Kegiatan…… Sub Total 2013 2014 Tahun Anggaran 2015 2016 Air Penjelasan detail terkait kesepakatan ini sesuai lembar Lampiran L-1.E. 2017 Total Demikian pengesahan Memorandum Program sektor sanitasi ini dibuat berdasarkan kepedulian dalam upaya percepatan pelaksanaan pembangunan sektor sanitasi yang terintegrasi dan berkelanjutan. Perwakilan Kelompok Masyarakat ........: 1. Ketua 1. Nama Mengetahui : Perwakilan Kabupaten Sarolangun: 1. Dinas Pekerjaan Umum dan 1. Nama Tata Ruang 1………………………….. 1……………………..……. 2. Dinas Kesehatan 2. Nama 2……………………..……. 3. Dinas DKPP 3. Nama 3……………………..……. 4. BPLH 4. Nama 4........................... 2.2.3 LEMBAR KESEPAKATAN LEMBAGA DONOR LEMBAR KESEPAKATAN MEMORANDUM PROGRAM SEKTOR SANITASI LEMBAGA DONOR ........ – PEMKAB. SAROLANGUN Nomor Sektor / Program Sanitasi : ................... : ................... Berdasarkan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah ditetapkan pembagian kewenangan antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota. Pembangunan dan pelayanan dasar menjadi kewajiban Pemerintah Kabupaten/Kota, sehingga lebih mendekatkan interaksi antara pemandu kebijakan dengan masyarakat. Disadari bahwa terdapat keterbatasan pendanaan pemerintah Kabupaten Sarolangun dalam pembangunan sektor sanitasi, sehingga diperlukan dukungan dari Pemerintah Provinsi, Pusat maupun pihak / instansi lain yang peduli. Menghadapi dinamika perubahan yang terjadi, disadari pula diperlukan keselarasan dalam cara pandang atau paradigma dalam pengembangan sektor sanitasi secara komprehensif dan terintegrasi, baik dalam lingkup kewilayahan maupun dalam keterkaitan dengan pengembangan sektor lain yang berkelanjutan. Berkenaan dengan hal tersebut diatas, pada hari ini …………..........tanggal ………………………….......bulan …………............tahun…………………………….........., kami atas nama Lembaga Donor ........ sepakat untuk memberikan kontribusi dan partisipasi dalam pelaksanaan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) tahun 2013 – 2017 sebagaimana tertuang dalam dokumen Memorandum Program Sektor Sanitasi dalam bentuk : KESEPAKATAN ALOKASI PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN) PEMBIAYAAN SEKTOR SANITASI – KABUPATEN SAROLANGUN T.A 2013-2017 (x Rp. 1.000.000) No Sub Sektor Tahun Anggaran 2015 2016 2013 2014 Sumber Pendanaan : PHLN A. Sub sector……. 1. Program……. Kegiatan…… Sub Total Penjelasan detail terkait kesepakatan ini sesuai lembar Lampiran L-1.C. 2017 Total Demikian pengesahan Memorandum Program sektor sanitasi ini dibuat berdasarkan kepedulian dalam upaya percepatan pelaksanaan pembangunan sektor sanitasi yang terintegrasi dan berkelanjutan. Perwakilan Lembaga Donor .........: 1. Ketua 1. Nama 1………………………….. Mengetahui : Perwakilan Kabupaten Sarolangun : 1. Bupati Sarolangun 1. H. CEK ENDRA 1. …………………………