UJI ANTI DIARE INFUSA DAUN MIMBA (Azadirachta indica Juss) TERHADAP MENCIT JANTAN GALUR SWISS Ika Puspitaningrum*, Arsa Wahyu N., Suwarmi STIFAR “Yayasan Pharmasi” Semarang *korespondensi : [email protected] ABSTRACT This study aims to determine the efficacy of neem leaf infusion antidiarrheal (Azadirachta indica Juss.) against male mice strain Swiss, and to determine the effective dose infusion of neem as antidiarrheal. Object of this study was the time of the occurrence, duration of diarrhea, and stool consistency and number of male mice strains Swiss. Samples of fresh neem leaves is used in the preparations made by the infusion technique is random sampling . A 25 of mice was divided into 5 groups consisting of groups I- III were given neem leaf infusion dose of 68.12 mg/kgbw; 204.36 mg/kgbw and 613.08 mg/kgbw, group IV as a positive control group that were given loperamide HCl dose of 0.73 mg/kgbw, and group V as a negative control group that were given 0.75 ml of oleum ricini. All administration is done orally. Observations include the time of occurrence of diarrhea , duration of the course of diarrhea, stool consistency and number of each were evaluated statistically by Anova method and post- ANOVA test . The results showed that Infuse leaves of neem has antidiarrheal efficacy of male mice strain Swiss. Neem leaf infusion at a dose of 204.36 mg/kgbw and 613.08 mg/kgbw have antidiarrheal effects comparable to loperamide HCl dose of 0.73 mg / kgbw. Keyword: infusa, Mimba leaves, diarhea PENDAHULUAN mendadak dan berlangsung kurang dari Diare merupakan penyakit yang 7 hari. Penyebab diare bermacam- sering terjadi dan tersebar luas di macam, antara lain adanya infeksi virus seluruh penjuru dunia. Diare dapat (Rotavirus, Adenovirus), infeksi bakteri menyebabkan lebih dari 4 juta kematian (Shigella, setiap tahunnya pada anak-anak balita. malabsorpsi Khususnya di negara berkembang, diare laktosa), makanan basi, beracun atau menjadi penyebab utama malnutrisi alergi terhadap makanan (Mansjoer, et kalori protein dan dehidrasi (Harrison, al., 2000). 1999). Salmonella, karbohidrat E. coli), (intoleransi Semua orang di Indonesia bisa Diare adalah defekasi encer dikatakan pernah mengalami diare. lebih dari tiga kali sehari dengan/tanpa Banyak orang yang mengalami diare darah dan/atau lendir dalam tinja. Diare dengan onset yang cepat menderita akut adalah diare yang terjadi secara penyakit yang tidak terlalu parah dan 596 dapat sembuh sendiri tanpa memerlukan maupun obat modern tetap mempunyai pengobatan (Goodman and Gilman, efek samping tetapi jika keduanya 2010). Namun diare juga dapat menjadi dibandingkan maka efek samping obat kronis kadang-kadang tradisional masih lebih kecil daripada menimbulkan komplikasi berat bila efek samping obat modern (Duryatmo, tidak ditangani dengan benar. Bila diare 2003). Namun obat tradisional sebelum hanya beberapa kali sehari dan berhenti digunakan harus melewati berbagai uji dalam 1-2 hari, hal ini tidak perlu pra klinik maupun uji klinik untuk penanganan khusus. Tetapi bila defekasi menjamin keamanan pengguna obat. sering, bisa 8-15 kali sehari, disertai Selain perut mules, feses cair dan banyak, dengan tanaman obat harganya relatif maka perlu diwaspadai. Bahaya terbesar terjangkau. dan ialah kehilangan cairan tubuh dan itu, Salah pengobatan satu tradisional tumbuhan yang garam, terutama natrium dan kalium, bermanfaat dan digunakan secara turun apalagi temurun bila terjadi berhari-hari. sebagai diare masyarakat peka sekali dan mudah berakhir dengan (Azadirachta indica Juss.). Daun mimba dehidrasi dan, tidak jarang kematian banyak mempunyai manfaat, antara lain (Mansjoer, et al., 2000). menurunkan gula darah (antidiabetes), penanggulangan diare antiinflamasi, daun oleh Terutama orang lanjut usia dan bayi Upaya adalah anti antipiretik, analgesik, dapat dilakukan dengan obat modern antitukak dan yang anti diare, antivirus, dan antikanker. penggunaannya sudah banyak dilakukan Tanaman Mimba juga mengandung secara Penggunaan beberapa kandungan kimia yang diduga tradisional sebagai anti diare yaitu tanin, alkaloid banyak diminati sehubungan dengan dan quersetin (Ross, 2001; Sukrasno, adanya efek samping dari penggunaan 2003). obat tradisional turun-temurun. tumbuhan sebagai obat lambung, mimba hepatoprotektor, obat modern. Obat tradisional lebih Oleh karena penggunaan empiris dipilih karena dianggap mempunyai daun Mimba sebagai antidiare oleh efek samping yang lebih kecil. Perlu masyarakat, maka diperhatikan pernyataan sementara para penelitian untuk pakar kesehatan, obat perlu dilakukan membuktikan tradisional 597 kebenaran tentang adanya efek antidiare sebanyak 2 kali bobot serbuk (20 mL). pada daun Mimba. Panci dipanaskan di dalam penangas air selama 15 menit pada suhu 90o C METODE PENELITIAN sambil diaduk-aduk lalu disaring dingin Bahan melalui kain halus. Jika volume belum Bahan yang digunakan dalam mencapai 100 mL maka ditambah air penelitian ini adalah daun Mimba, panas melalui ampas sampai 100 mL. akuades, minyak jarak (oleum ricini), Penyiapan hewan uji dan Loperamid. Perlakuan terdiri dari 5 kelompok, Hewan Uji sebagai berikut: Hewan uji yang digunakan Kelompok I-III yang diberi infus Daun dalam penelitian ini adalah mencit galur Mimba Swiss, jenis kelamin jantan, umur 2-3 dengan dosis 68,12 mg/kg BB; 204,36 bulan, berat badan 25-35 gram yang mg/kg BB dan 613,08 mg/kg BB. diperoleh Kelompok IV sebagai kontrol positif dari fakultas Farmasi (Azadirachta indica Juss) Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. yang diberi loperamide HCl dengan Alat dosis 0,73 mg/kg BB. Alat penelitian yang digunakan dalam ini adalah panci infus, penangas air, kain kola, alat-alat gelas, termometer, sonde, spuit injeksi, bejana Kelompok V sebagai kontrol negatif yang diberi 0,75 ml oleum ricini. Uji Antidiare Mencit yang telah kaca, dan kertas saring. dikelompokkan secara acak menjadi 5 Model Penelitian kelompok, di mana masing-masing Penelitian Uji Antidiare Infus kelompok terdiri atas 5 ekor, terlebih Daun Mimba (Azadirachta indica Juss) dahulu dipuasakan satu jam sebelum terhadap percobaan dimulai. Mencit Jantan termasuk penelitian eksperimental murni. 1. Sesuai dengan alokasi perlakuan, Rancangan Penelitian tiap mencit diberi secara oral baik Penyiapan infus daun mimba sediaan uji, maupun loperamide Daun mimba sebanyak 10 gram dimasukkan ke dalam panci infus HCl serta kontrol negatif dan kemudian ditempatkan dalam ditambah 100 ml air dan air ekstra 598 bejana individual yang beralaskan adalah pembuatan sediaan infusa daun kertas saring untuk pengamatan. Mimba. Daun Mimba dalam 2. Satu jam setelah perlakuan, semua pengobatan di masyarakat dikonsumsi mencit diberi per oral 0,75 oleum dalam bentuk rebusan. Sediaan infusa ricini. dipilih dalam penelitian ini karena suhu 3. Respons yang terjadi pada tiap dan waktu dalam proses pemanasan mencit diamati selang 30 menit lebih terjaga yaitu 90o C selama 15 sampai 4 jam, kemudian 1 jam menit. Selain itu, infusa dapat menyari sampai 6 jam setelah pemberian kandungan aktif daun Mimba yang oleum ricini. diduga dapat berefek antidiare. Sediaan 4. Parameter yang diamati meliputi waktu terjadinya diare infusa yang digunakan dalam penelitian (onset), ini selalu dibuat baru, karena untuk jangka waktu berlangsungnya diare sediaan infusa hanya mampu bertahan (durasi), konsistensi dan jumlah hanya dalam waktu satu hari dan feses. selebihnya dikhawatirkan sediaan ini Analisis Data sudah terkontaminasi dengan jamur atau Hasil pengamatan pada kelima kelompok hewan untuk benda-benda lain. waktu Oleum ricini (minyak kastor) terjadinya diare (onset), jangka waktu digunakan berlangsungnya (durasi), terjadinya diare. Penelitian antidiare ini konsistensi dan jumlah feses dievaluasi dikhususkan untuk diare non spesifik masing-masing secara statistik dengan seperti metode Anova dan uji pasca Anova. (makanan diare sebagai diare terlalu mempercepat HASIL DAN PEMBAHASAN akibat perangsang salah makan pedas sehingga peristaltik usus), ketidakmampuan lambung dan usus Penelitian ini bertujuan untuk dalam memetabolisme laktosa (terdapat mengetahui khasiat antidiare infus daun dalam susu hewani) disebut lactose Mimba intolerance, (Azadirachta indica Juss) ketidakmampuan terhadap mencit jantan, dan untuk memetabolisme mengetahui dosis efektif infus daun tertentu (kubis, kol, sawi, nangka, Mimba yang mampu berkhasiat sebagai durian). Oleum ricini mengandung dua antidiare. Langkah awal yang dilakukan bahan berbahaya yaitu suatu protein buah atau sayuran 599 yang sangat toksik, risin, dan kaya akan indica Juss) dengan dosis 68,12 mg/kg kandungan trigliserida, asam risinoleat. BB; 204,36 mg/kg BB dan 613,08 Trigliserida dalam minyak jarak di usus mg/kg BB, Kelompok IV sebagai halus akan dihidrolisis oleh lipase kontrol positif yang diberi loperamide menjadi gliserol dan zat aktifnya yakni HCl dengan dosis 0,73 mg/kg BB, dan asam risinoleat, yang terutama bekerja Kelompok V sebagai kontrol negatif di usus halus untuk menstimulasi yang diberi 0,75 ml oleum ricini. sekresi cairan dan elektrolit serta Pengamatan yang dilakukan mempercepat transit di usus (Goodman pada penelitian ini berlangsung selama and Gilman, 2010; Tjay dan Rahardja, 10 jam terdiri dari: 2007). 1. Waktu terjadinya diare (onset) Kontrol positif (pembanding) Waktu terjadinya diare pada yang digunakan adalah Loperamide hewan uji baik kelompok I, II, III, IV HCl. Loperamide HCl merupakan obat dan V setelah dihitung secara statistika antidiare yang bekerja dengan cara menggunakan bereaksi langsung pada otot-otot usus, tidak terdapat perbedaan. Hal ini berarti menghambat dan waktu terjadinya diare setelah induksi transit, dengan minyak kastor semua kelompok mempengaruhi perpindahan air dan perlakuan sama. Pemberian obat 1 jam elektrolit sebelum perangsang diare bertujuan peristaltis memperpanjang waktu melalui mukosa usus, Anova mengurangi volume fecal, menaikkan untuk viskositas dan mencegah kehilangan air tersebut melakukan proses absorbsi dan elektrolit (Tjay dan Rahardja, terlebih dahulu sehingga begitu oleum 2007). Sedangkan oleum ricini dalam ricini diberikan obat langsung bekerja menimbulkan tidak butuh waktu yang lama untuk diare dengan cara memberi menunjukkan menstimulasi usus halus. Oleh karena berefek antidiare. itu, loperamide HCl merupakan pilihan 2. obat antidiare untuk diare yang disebabkan oleh oleum ricini. Pada penelitian ini dilakukan Jangka kesempatan Waktu obat Berlangsungnya Diare (durasi) Jangka waktu berlangsungnya diare 5 pada hewan uji baik kelompok I, II, III, perlakuan, yaitu Kelompok I-III yang IV dan V setelah dihitung secara diberi infus Daun Mimba (Azadirachta statistika menggunakan Anova 600 menunjukkan perbedaan. dan III, jumlah feses selama 10 jam Kelompok V mempunyai jangka waktu pengamatan semakin berkurang seiring berlangsungnya dengan peningkatan dosis daun mimba. daripada adanya diare kelompok paling lainnya lama karena Kelompok V jumlah banyak yang menunjukkan kerja dari oleum karena kelompok V merupakan kontrol ricini dalam menimbulkan diare. negatif yang menunjukkan kerja dari kelompok perlakuan, maka dilanjutkan oleum ricini kelompok paling kelompok V merupakan kontrol negatif Karena ada perbedaan antar diantara feses dalam lainnya menimbulkan terjadinya diare. dengan uji Tukey yang bertujuan untuk Dari data jumlah feses tersebut melihat letak perbedaan (p<0.05) pada dilakukan analisa statistik parametrik kelompok yang menggunakan uji Anova dan diperoleh diperoleh kelompok V sebagai kontrol hasil bahwa ada perbedaaan antar negatif dengan kelompok perlakuan (p<0.05). Karena kelompok I, II, III, dan IV terdapat ada pengaruh yang berbeda, maka perbedaan. Hal ini menunjukkan bahwa dilanjutkan dengan uji Tukey yang daun Mimba baik dosis 68,12 mg/kg bertujuan untuk melihat letak perbedaan BB; 204,36 mg/kg BB dan 613,08 pada kelompok perlakuan. mg/kg perlakuan. bila BB Hasil dibandingkan dapat berefek sebagai Hasil yang diperoleh antidiare. Selain itu, hal ini juga menunjukkan ada perbedaan jumlah membuktikan efek Loperamid sebagai feses mencit antara kelompok I, II, III, antidiare. dan IV dengan kelompok V. Kelompok Namun, bila ketiga dosis daun V sebagai kontrol negatif mempunyai Mimba dibandingkan dengan kelompok jumlah feses lebih banyak daripada kontrol positif Loperamid, daun Mimba kelompok lainnya. Hal ini membuktikan dosis 204,36 mg/kg BB dan 613,08 bahwa daun Mimba baik dosis 68,12 mg/kg BB yang menunjukkan efek mg/kg BB; 204,36 mg/kg BB dan sebanding dengan Loperamid. 613,08 mg/kg BB serta Loperamid 3. berefek sebagai antidiare. Jumlah feses Jumlah feses yang dihasilkan oleh hewan uji pada Sedangkan jumlah feses mencit masing-masing kelompok I, II, III bila dibandingkan kelompok berbeda. Pada kelompok I, II dengan kelompok IV tidak terdapat 601 perbedaan. Hal ini menunjukkan bahwa HCl. Data rata-rata waktu terjadinya kemampuan antidiare dari daun mimba (onset) mulai dari dosis 68,12 mg/kg BB; berlangsungnya 204,36 mg/kg BB dan 613,08 mg/kg BB jumlah feses tiap kelompok perlakuan sebanding dengan obat Loperamide dapat dilihat pada tabel 1 dan gambar 1. diare, jangka (durasi) diare waktu dan Tabel 1. Data Rata-rata Waktu Terjadinya (Onset), Jangka Waktu Berlangsungnya (durasi) Diare dan Jumlah Feses Tiap Kelompok Perlakuan Perlakuan Onset (menit) Durasi (menit) Jumlah Feses Kelompok I 23 377,2ab 18a Kelompok II 52,4 231,2a 12,6a a Kelompok III 57 217,4 11,8a Kelompok IV 31,6 204,8a 14,4a Kelompok V 8,8 534,8 29,2 Keterangan: a : berbeda bermakna (p<0,05) terhadap kelompok V (kontrol negatif) dengan uji Tukey b : berbeda bermakna (p<0,05) terhadap kelompok IV (kontrol positif) dengan uji Tukey Gambar 1. Diagram batang data rata-rata waktu terjadinya (onset), jangka waktu berlangsungnya (durasi) diare dan jumlah feses tiap kelompok perlakuan 4. Konsistensi Feses Konsistensi statistika dengan metode anava dan pada menunjukkan hasil terdapat perbedaan penelitian ini dibedakan menjadi tiga antar kelompok kemudian dilanjutkan kriteria, yaitu padat (I), setengah padat dengan uji Tukey untuk melihat adanya (II) dan cair (III). Jumlah feses dengan perbedaan. Data rata-rata jumlah feses berbagai berdasarkan konsistensinya dapat dilihat kelompok konsistensi feses pada tiap-tiap dibandingkan secara pada tabel 2 dan gambar 2. 602 Tabel 2. Data rata-rata jumlah feses berdasarkan konsistensi tiap kelompok perlakuan Perlakuan I 4b 4,2b 4,4b 12,2 10,4 Kelompok I Kelompok II Kelompok III Kelompok IV Kelompok V Konsistensi Feses II 6,2 3,2 2,2 2,2 8 III 7,8b 5,2 5,2 0a 10,8 Keterangan: a : berbeda bermakna (p<0,05) terhadap kelompok V (kontrol negatif) dengan uji Tukey b : berbeda bermakna (p<0,05) terhadap kelompok IV (kontrol positif) dengan uji Tukey Setelah dilakukan uji Tukey menunjukkan jumlah konsistensi I kelompok. Jumlah feses berbeda dengan pada feses tiap dengan dilihat jumlah feses dengan konsistensi cair (III) tidak ada karena kelompok IV merupakan perlakuan kontrol positif dengan Loperamida HCl. konsistensi I kelompok IV berbeda Loperamida HCl adalah obat antidiare terhadap kelompok I, II, III dimana dengan cara menghambat peristaltis mempunyai jumlah feses lebih banyak usus, daripada kelompok lainnya. Meskipun mencegah kehilangan air sehingga feses jumlah feses dengan konsistensi I yang semula setengah padat dapat kelompok IV lebih banyak, namun bila menjadi menaikkan padat viskositas dan kembali . Gambar 2. Diagram batang data rata-rata jumlah feses berdasarkan konsistensi tiap kelompok perlakuan 596 Sedangkan jumlah feses dengan jauh lebih kecil daripada dosis 613,08 konsistensi II setelah dilakukan uji mg/kg BB sudah dapat memberikan Tukey efek antidiare. tidak ada perbedaan antar kelompoknya. Hal ini menunjukkan Keseluruhan data pengamatan bahwa pada hewan uji tiap kelompok yang mengalami pengeluaran feses dengan menunjukkan konsistensi setengah padat (II). dengan dosis 204,36 mg/kg BB dan Jumlah feses dengan konsistensi III 613,08 mg/kg BB mempunyai efek setelah antidiare dilakukan uji Tukey telah dijelaskan bahwa yang di daun atas mimba sebanding dengan menunjukkan ada perbedaan antara Loperamid HCl dosis 0,73 mg/kg BB. kelompok IV sebagai kontrol positif Namun bila daun mimba dengan dosis dengan kelompok V dan I. Jumlah feses 204,36 mg/kg BB dan 613,08 mg/kg BB dengan konsistensi cair (III) pada dibandingkan menunjukkan hasil tidak kelompok IV jauh lebih sedikit daripada ada kelompok V dan I, karena kelompok IV sehingga dapat dikatakan bahwa daun sebagai kontrol positif menggunakan mimba dengan dosis 204,36 mg/kg BB Loperamid HCl. Tetapi bila kelompok yang jauh lebih kecil daripada dosis IV dibandingkan dengan kelompok II 613,08 dan III tidak terdapat perbedaan. Hal ini memberikan efek antidiare. menunjukkan BB keduanya sudah dapat Beberapa kandungan senyawa konsistensi III kelompok II dan III yang terdapat dalam daun mimba sebanding merupakan senyawa yang berkhasiat dengan positif) jumlah mg/kg diantara feses (Kontrol bahwa perbedaan kelompok sehingga IV dapat sebagai antidiare. Senyawa-senyawa dikatakan bahwa daun mimba dengan tersebut antara lain flavonoid, tanin, dosis 204,36 mg/kg BB dan 613,08 alkaloid, dan quersitin. mg/kg BB mempunyai efek antidiare Beberapa senyawa turunan yang sebanding dengan Loperamid HCl tannin dan flavonoid memiliki aktifitas dosis 0,73 mg/kg BB. Kelompok II dan sebagai antimotilitas, antisekretori dan III bila dibandingkan menunjukkan antibakteri (Otshudi, et. al., 2000). hasil tidak ada perbedaaan. Hal ini Senyawa dapat memberikan gambaran bahwa adstringent dengan dosis 204,36 mg/kg BB yang mengatasi disentri dan diare, sifat tanin yang mempunyai sifat diperlukan untuk 596 adstringent ini mengerutkan selaput motilitas gastrointestinal dan kontraksi lendir otot polos (Ikawati, 2008). usus sehingga mengurangi pengeluaran cairan diare dan disentri Sedangkan senyawa peristaltik alkaloid serta menghambat sekresi elektrolit sebagai yang dapat (Tjay dan Rahardja, 2007; Hembing, mengurangi gerakan peristaltik dari 2006). Selain itu, sifat adstringens usus (Sulaksana dan Jayusman, 2004). tannin akan membuat usus halus lebih tahan (resisten) terhadap rangsangan senyawa kimia yang mengakibatkan KESIMPULAN Infusa daun mimba (Azadirachta diare, toksin bakteri dan induksi diare indica Juss.) oleh castor oil (Kumar, 1983). antidiare mempunyai terhadap khasiat mencit jantann Beberapa penelitian juga telah dengan dosis efektif sebesar 204,36 melaporkan mengenai flavonoid sebagai mg/kg BB dan 613,08 mg/kg BB antidiare. sebanding dengan Loperamid HCl dosis Mekanisme flavonoid (kuersetin) dalam menghentikan diare 0,73 mg/kg BB. yang diinduksi oleh castor oil adalah dengan menghambat motilitas usus, DAFTAR PUSTAKA tetapi tidak mengubah transport cairan Di Carlo, G., Autore, G., Izzo, A.A., di dalam mukosa usus sehingga Maiolino, P., Mascolo, N., mengurangi sekresi cairan dan elektrolit Viola, P., Diurno, M.V., and (Tarmudji dan Soleh, 2006; Di Carlo, Capasso, F., 1993, Inhibition of et.al., Intestinal 1993). Aktivitas flavonoid Motility and (kuersetin) yang lain adalah dengan Secretory by Flavonoids in menghambat pelepasan asetilkolin di Mice saluran Activity Relationships, Journal cerna Penghambatan akan (Lutterodt, pelepasan menyebabkan 1989). asetilkolin berkurangnya aktivasi reseptor asetilkolin nikotinik of and Rats: Structure Pharmacy and Pharmacology, 45 (12) : 10541059 terjadinya Duryatmo, S., 2003, Aneka Ramuan kontraksi otot polos dan teraktivasinya Berkhasiat Dari Temu-Temuan, reseptor Cetakan yang memperantarai asetilkolin muskarinik (khususnya Ach-M3) yang mengatur 1, Jakarta: Puspa Swara 597 Goodman & Gilman, 2007, Dasar Farmakologi Joel G Terapi, Lee Mansjoer, A, Suprohaitan, Wahyu, IW, Editor & Wiwiek, S., 2000, Kapita Alfred Goodman Gilman, Alih Selekta Kedokteran, Edisi 3, bahasa Cetakan II, Media Aesculapius, Konsultan Tim Alih Bahasa Sekolah Farmasi ITB, Edisi 10, Volume 1, EGC, Jakarta Penyakit Dalam, Edisi 13, Volume 1, EGC, Jakarta to the Ethnobotanical, and Pharmacological Studies of http: // cybermed. Traditionally Used Medicinal Cbn. Net. Id / detilhit. Asp? Plant in the Treatment of kategori Dysentery and Diarrhoea in = hembing & newsno=123 (17-11-2006) Z., 2008, Lomela Pengantar Area, Journal 81, Gadjah Mada University 71(3) : 411-423 R., 1983, Democratic Republik of Congo (DRC), Farmakologi Molekuler, 50, 78- Press, Yogyakarta. Kumar, Foriers A., 2000, Contribution Phytochemical Hembing, 2006, Jangan Anggap Remeh Disentri. Jakarta Otshudi, L.A., Vercruysse, A., and Harrison, 1999, Prinsip-prinsip Ilmu Ikawati, 247 E. Limbird, Hardman, Editor Ethnopharmacology, 23 : 235- of Ethnopharmacol, Ross I.A., 2001, Medicinal Plants of Chemical and The World : Chemical Biochemical Nature of Fodder Constituents, Traditional and Tree Modern Tannins. Agricultural Journal and of food chemistry, 31: 1364-1366 Release Uses, Volume 2, Totawa New Jersey: Humana Press Inc Lutterodt, G.D., 1989, Inhibition of Gastrointestinal Medicinal of Sulaksana, J., dan Jayusman, D.I., 2004, Meniran Budi Daya Acetylcholine by Quercetin as a Pemanfaatan untuk Possible Mode of Action of Jakarta: Penebar Swadaya dan Obat, Psidium guajara leaf Extracts Sukrasno, 2003, Mimba : Tanaman in the Treatment of Acute Obat Multifungsi, Jakarta: Agro Diarrhoea Media Pustaka Disease, Journal 598 Tarmudji & Soleh, M., 2006, Tabloid Sinar Tari, Bogor: Balitvet Bogor Tjay, TH & Rahardja, K., 2007, Obatobat Penting: Penggunaan dan Sampingnya. Edisi Khasiat Efek IV, Gramedia, Jakarta 599