MATURITAS BAYI DENGAN KEJADIAN IKTERUS FISIOLOGIS di RSUD. DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MOJOKERTO EKY FATIMAH NIM. 1211010054 Subject : Maturitas, Ikterus Fisiologis, Bayi DESCRIPTION Ikterus pada bayi baru lahir dapat merupakan suatu gejala fisiologis atau dapat merupakan hal yang patologis. Pigmen bernama bilirubin adalah faktor penyebab dari bayi kuning (ikterus) yang harus dikenali dan waspadai. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis maturitas bayi dengan kejadian ikterus fisiologis di RSUD. Dr. Wahidin Sudirohusodo Mojokerto tahun 2015. Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan komparatif. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 579 responden. Sampel yang digunakan sebanyak 235 responden yang cara pengambilannya dilakukan dengan teknik simple random sampling. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 6 April – 25 Mei 2015. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar dokumentasi dan catatan medis. Setelah data terkumpul, kemudian dilakukan pengolahan data melalui tahapan editing, coding, scoring, dan tabulasi data setelah itu dilakukan uji spearman rank. Maturitas bayi menunjukkan dari 235 responden hampir seluruh responden adalah matur yaitu sebanyak 183 responden (77.9%). Kejadian ikterus fisiologis menunjukkan dari 235 responden hampir seluruh responden tidak terjadi ikterus fisiologis yaitu sebanyak 197 responden (83.8%). Uji statistik menggunakan uji spearman rank menunjukkan tingkat signifikansi 0.000 <α (0.05) ada hubungan maturitas bayi dengan kejadian ikterus fisiologis di RSUD. Dr. Wahidin Sudirohusodo Mojokerto dengan signifikansi 0.000. Ikterus yang terjadi pada bayi prematur disebabkan peningkatan kadar bilirubin tubuh. Kejadian yang sering ditemukan adalah apabila terdapat penambahan beban bilirubin pada sel hepar yang terlalu berlebihan. Penelitian ini supaya dijadikan tambahan pemahaman pada keluarga responden bahwa maturitas bayi berhubungan dengan kejadian ikterus fisiologis melalui pemberian penyuluhan tentang penanganan ikterus secara mandiri seperti dengan dijemur dan pemberian ASI sesuai jadwal. ABSTRACT Jaundice in newborns may be a physiological phenomenon or can constitute the pathological. Pigment called bilirubin is a causative factor of yellow baby (jaundice) that must be recognized and be alert. The aim of this study was to analyze the maturity of infants with the incidence of physiological jaundice in RSUD Dr. Wahidin Sudirohusodo Mojokerto 2015. Type of research was observational analytic with a comparative approach. The population in this study was 579 respondents. Sample used was 235 respondents by simple random sampling technique. This research conducted on 6 April – 25 May 2015. The instruments used in this study were the sheet of documentation and medical records. Data was collected, then data processed through the stages of editing, coding, scoring, and tabulation of data then analyzed with Spearman rank test. Study showed that infants maturity of 235 respondents almost all of respondents were mature as many as 183 respondents (77.9%). Study showed the incidence of physiologic jaundice out of the 235 respondents almost all of respondents the physiological jaundice did not experinced as many as 197 respondents (83.8%). Results of statistical test by using Spearman rank test showed a level of significance 0.000 <α (0.05), there was a relantionship between the maturity of the baby with the incidence of physiological jaundice in RSUD Dr. Wahidin Sudirohusodo Mojokerto with significance of 0.000. Jaundice that occurs in premature infants caused by the increased level of bilirubin in the body. Case that often found is when there is the addition of bilirubin load on liver cells that is too excessive. This study can be used as additional understanding of the respondent’s family that the maturity of the baby associated with the incidence of physiological jaundice through the provision of education about treating jaundice independently such as by sunbathing and breastfeeding on schedule. Keywords: Maturity, Physiological Jaundice Contributor : 1. Dyah Siwi Hety, S.SiT., S.KM., M.Kes 2. Dyah Permata Sari, S.ST., S.KM., MM Date : 26 Juni 2015 TypeMaterial : Laporan Penelitian Identifier : Right : Open Document Summary : LATAR BELAKANG Kelahiran bayi merupakan bentuk interaksi baru dengan dunia luar. Masalah yang sering dihadapi oleh bayi baru lahir adalah bayi kuning (Mutiningsih, 2014). Masalah yang sering dihadapi oleh bayi baru lahir adalah bayi kuning. Pigmen bernama bilirubin adalah faktor penyebab dari bayi kuning (ikterus) yang harus dikenali dan waspadai(Ardinasari, 2015). Ikterus pada bayi baru lahir terdapat pada 25-50% neonatus cukup bulan dan lebih tinggi lagi pada neonatus kurang bulan. Ikterus pada bayi baru lahir dapat merupakan suatu gejala fisiologis atau dapat merupakan hal yang patologis (Prawirohardjo, 2007). Di Indonesia pada tahun 2012, ikterus neonatorum fisiologis dialami oleh sekitar 58% dan ikterus neontorum patologis sekitar 23% dari seluruh bayi lahir sebanyak 3,5 juta jiwa. Di RSUD Dr. Wahidin Sudirohusodo Mojokerto tahun 2014 jumlah kelahiran sebanyak 483 bayi dengan kejadian prematur sebanyak 8 bayi, ikterus fisiologis sebanyak 51 bayi dan ikterus patologis sebanyak 37 bayi. Peningkatan kadar bilirubin tubuh dapat terjadi pada beberapa keadaan. Kejadian yang sering ditemukan adalahapabila terdapat penambahan beban bilirubin pada sel hepar yang terlalu berlebihan. Penambahan beban bilirubin pada sel hepar dapat ditemukan bila terdapat peningkatan penghancuran eritrosit, polisitemia, memendeknya umur eritrosit janin/bayi, meningkatnya bilirubin dari sumber lain, atau terdapatnya peningkatan sirkulasi enterohepatik. Kemampuan bilirubin melalui sawar darah otak ternyata tidak hanya tergantung dari tingginya kadar bilirubin, tetapi tergantung pula padakeadaan neonatus sendiri. Tindakan ibu sangat menentukan kesembuhan bayi baru lahir dari kejadian ikterus. Penanganan yang tepat bisa mencegah kejadian ikterus tidak sampai patologis. Ikterus pada bayi baru lahir dapat merupakanbentuk fisiologik dan patologik. Ikterus yang bersifatpatologik dikenal sebagai hiperbilirubinemia yang dapat mengakibatkan gangguan saraf pusatatau kematian (Ardinasari, 2015). METODELOGI PENELITIAN Desain penelitian yang digunakan adalah analitik observasional dengan rancang bangun penelitian case control. Responden pada penelitian ini yaitu bayi, sampel pada penelitian sebanyak 235 responden dan menggunakan Probability Sampling dengan jenis simple random sampling. HASIL PENELITIAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 235 responden hampir seluruh responden adalah matur yaitu sebanyak 183 responden (77.9%). Sebagian kecil adalah prematur yaitu sebanyak 22 responden (9.4%). Responden yang melahirkan post matur melahirkan bayi pada usia kehamilan lebih dari 42minggu.Bayi yang dilahirkan prematur pada penelitian ini mempunyai berat badan lahir kurang dari 2,5 kg. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa sebagian kecil responden lahir prematur. Responden yang melahirkan prematur melahirkan bayi pada usia kehamilan kurang dari 29 minggu. Bayi yang dilahirkan prematur pada penelitian ini mempunyai berat badan lahir kurang dari 2,5 kg. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 235 responden hampir seluruh responden tidak terjadi ikterus fisiologis yaitu sebanyak 197 responden (83.8%). Sedangkan sebagian kecil terjadi ikterus fisiologis yaitu sebanyak 38 responden (16.2%). Responden yang lahir dan tidak mengalami ikterus tampak dari tidak adanya warna kuning pada bayi. Sebagian kecil responden mengalami ikterus neonatorum fisiologis. Kejadian ikterus fisiologis pada sebagian kecil bayi tampak pada warna kuning yang dialami bayi setelah kelahiran hari ke 2 – 3. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji spearman rank menunjukkan tingkat signifikansi 0.000 <α (0.05) maka H1 diterima yang artinya ada hubungan maturitas bayi dengan kejadian ikterus fisiologis di RSUD. Dr. Wahidin Sudirohusodo Mojokerto. Ada hubungan maturitas bayi dengan kejadian ikterus fisiologis. Ikterus yang terjadi pada bayi disebabkan peningkatan kadar bilirubin tubuhpada sel hepar yang terlalu berlebihan.Peningkatan kadar bilirubin tubuh dapat terjadi pada beberapakeadaan. Kejadian yang sering ditemukan adalah apabila terdapat penambahan beban bilirubin pada sel hepar yang terlalu berlebihan. Penambahan beban bilirubin pada sel hepar dapat ditemukan bila terdapat peningkatan penghancuran eritrosit, polisitemia, memendeknya umur eritrosit janin/bayi, meningkatnyabilirubin dari sumber lain, atau terdapatnya peningkatan sirkulasi enterohepatik. Kemampuan bilirubin melalui sawar darah otak ternyata tidak hanyatergantung dari tingginya kadar bilirubin, tetapi tergantung pula padakeadaan neonatus sendiri. Bilirubinindirek akan mudah melalui sawar daerah otak apabila pada bayi terdapat keadaan imaturitas. Demikian maturitas berhubungan dengan kejadian ikterus fisiologis SIMPULAN Berdasarkan hasil peneliatian di RSUD .DR. Wahidin Sudirohusodo Mojokerto ada hubungan maturitas bayi dengan kejadian ikterus fisiologis dengan signifikansi 0.000. REKOMENDASI 1. Bagi Peneliti Selanjutnya Agar peneliti selanjutnya melakukan penelitian khususnya tentang hubungan maturitas bayi dengan kejadian ikterus fisiologis dengan responden yang lebih banyak dan tempat penelitian yang lebih luas. 2. Bagi Ibu bayi Agar ibu bayi segera memberikan tindakan pencegahan terhadap kejadian ikterus neonatorum fisiologis yang dialami bayi melalui penjemuran di pagi hari serta memberikan ASI tanpa jadwal. 3. Bagi Lembaga Pendidikan Agar hasil penelitian ini digunakan sebagai tambahan literatur dan bahan diskusi tentang hubungan maturitas bayi dengan kejadian ikterus fisiologis. ALAMAT CORRESPONDENSI Email : [email protected] No. Hp : 085755336094 Alamat : Jl. Raya Pandaan-Bangil KM 02 Kulak Nogosari