BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadapi

advertisement
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 5947587481944d41694326a3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Menghadapi era globalisasi di abad ke-21 ini, Indonesia dihadapkan
pada berbagai tantangan yang cukup berat dan kompleks. Kondisi abad ke-21
ditandai dengan perubahan yang sangat cepat, penuh ketidakpastian, adanya
persaingan yang sangat tinggi (hyper competition), munculnya peradaban
kamera/berbasis multimedia (camera/berbasis multimedia branding) dan
sikap individualistik (Anonim a, 2013), serta konflik sosial mudah timbul
dimana-mana.
Untuk mampu menghadapi kondisi seperti itu, menurut 21st
Partnership Learning Framework (2016) perlu dipersiapkan sumber daya
manusia yang memiliki keterampilan berpikir tinggi, seperti berpikir kreatif
dan kritis (creative and critical thinking), mampu menyelesaikan masalah
(problem solving), mampu berkomunikasi dan berkolaborasi dengan baik
serta mampu beradaptasi. Berkaitan dengan itu, maka Pemerintah Indonesia
telah mengeluarkan kebijakan di bidang pendidikan, yaitu tentang
penyempurnaan kurikulum yang ada (KTSP) yang diberlakukan sejak tahun
2006 menjadi Kurikulum 2013 (K-13) yang diberlakukan secara bertahap
mulai tahun 2013.
Salah satu aspek yang disempurnakan dalam K-13 menurut Ibrahim
(2014) adalah standar proses. Jika dalam KTSP proses pembelajaran lebih
ditekankan pada tiga bentuk kegiatan utama, yaitu eksplorasi, elaborasi dan
1
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 5947587481944d41694326a3
2
konfirmasi, maka dalam K-13 proses pembelajaran tersebut lebih dirinci lagi
dalam bentuk tahapan-tahapan kegiatan ilmiah yang meliputi: mengamati,
menanya, melakukan percobaan/pengumpulan data, menalar, menyimpulkan
dan memprsentasikan yang lebih dikenal dengan istilah pendekatan ilmiah
(scientific approach). Pendekatan ilmiah dalam pembelajaran tidak hanya
dapat dijadikan sebagai wadah untuk pencapaian tujuan kognitif dan
psikomotor saja, melainkan juga bisa digunakan untuk perbaikan afektif atau
karakter peserta didik, seperti untuk membangkitkan motivasi dan minat
belajar peserta didik sebagaimana dinyatakan oleh Edelson dan Gordin
(1997).
Berbeda dengan model konvensional yang aktivitas pembelajarannya
lebih fokus pada guru, proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah lebih
ditekankan pada proses penemuan (inquiry) oleh peserta didik sendiri.
Proses penemuan tersebut dapat berlangsung melalui percobaan (observasi)
atau melalui kegiatan investigasi/pengumpulan data dan informasi dari
aneka sumber. Dalam hal ini, guru hanya berperan sebagai fasilitator dan
motivator yang menjamin agar proses pembelajaran berlangung secara
efektif, terencana dan siswa terlibat secara aktif pada setiap tahapan
pembelajaran
selama
kegiatan
pembelajaran
berlangsung.
Untuk
memudahkan para guru dalam implementasinya, pemerintah memberikan
beberapa contoh proses pembelajaran inkuiri untuk semua mata pelajaran,
terutama kegiatan-kegiatan kurikuler di kelas. Untuk mendukung itu, guru
perlu kreatif memanfaatkan berbagai peluang, fasilitas dan lingkungan agar
pembelajaran inkuiri tersebut dapat berlangsung efektif. Salah satu
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 5947587481944d41694326a3
3
diantaranya melalui kegiatan kokurikuler. Kegiatan kokurikuler adalah
program pembelajaran yang terkait dengan tema yang ada dalam kurikuler
akan tetapi dilaksanakan di luar jam pelajaran. Selama ini, kegiatan siswa di
luar kelas lebih banyak dihabiskan untuk membahas soal-soal dan kegiatankegiatan ekstrakurikuler seperti pramuka, olah raga, seni dan lain-lain.
Melalui program kokurikuler berupa kegiatan ilmiah diharapkan akan
memunculkan ide-ide kreatif siswa, membangkitkan minat belajar dan
membantu siswa dalam pencapaian keterampilan berpikir tinggi.
Untuk pelajaran IPA, ada banyak topik dapat dibahas melalui
pendekatan ilmiah. Hasil telaah terhadap materi IPA SMP K13 diketahui
bahwa salah satu topik yang dapat diajarkan melalui scientific approach dan
belum memiliki LKPD adalah Materi “Hujan Asam” di kelas VII. Air
hujan asam dan pengaruhnya terhadap makhluk hidup secara fisik tidak
berbeda dengan hujan pada umumnya. Namun, secara kimiawi air hujan
asam dan pengaruhnya terhadap makhluk hidup berbeda dengan air hujan
biasa karena memiliki tingkat keasaman yang lebih tinggi (pH rendah).
Fenomena hujan asam dan pengaruhnya terhadap makhluk hidup sudah
sering dijumpai di tanah air. Beberapa waktu lalu, Kementrian Lingkungan
Hidup menemui adanya potensi hujan asam dan pengaruhnya terhadap
makhluk hidup di sejumlah kota di Indonesia (2016) seperti daerah di
Jakarta Timur, Surabaya, Pekanbaru Makasar, Samarinda, Balikpapan dan
beberapa kota lain di Indonesia.
Terkait dengan tingkat keasamannya yang tinggi, hujan asam dan
pengaruhnya terhadap makhluk hidup dapat mempengaruhi lingkungan
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 5947587481944d41694326a3
4
sekitar, seperti berdampak terhadap pertumbuhan tanaman, bahan bangunan,
dan lain-lain. Jika hal ini terjadi secara terus menerus, maka akan
mengganggu ekosistem yang ada. Sehubungan dengan itu, maka topik ini
perlu diperkenalkan kepada para siswa sedini mungkin agar mereka
memahami secara utuh konsep hujan asam, pengaruhnya terhadap makhluk
hidup dan ikut mencegah terjadi hujan asam serta pengaruhnya terhadap
makhluk hidup tersebut. Mengingat banyaknya materi yang dapat dibahas
tentang hujan asam dan pengaruhnya terhadap makhluk hidup, maka perlu
didesain suatu model kegiatan pembelajaran yang sifatnya kokurikuler
melalui percobaan ilmiah dengan mamanfaatkan lingkungan sebagai sumber
dan media belajar. Persoalannya ialah bahwa belum ada contoh konkrit
tentang pelaksanaan pembelajaran kokurikuler IPA dimaksud. Berdasarkan
telaah literature, belum ditemukan contoh kegiatan kokurikuler IPA berbasis
saintifik.
Atas dasar pemikiran di atas, maka perlu dikembangkan suatu
kegiatan percobaan IPA sederhana untuk kegiatan kokurikuler tersebut.
Dalam penelitian ini, dikembangkan beberapa percobaan IPA sederhana
untuk kegiatan kokurikuler bagi siswa SMP/MTs kelas VII pada Topik
Hujan asam kelas VII semester 2. Agar proses penemuan dan pengumpulan
data/informasi tersebut dapat berjalan secara terencana, terarah dan efisien,
maka diperlukan suatu pedoman pelaksanaan kegiatan yang lebih dikenal
dengan istilah Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) atau student
worksheet. Menurut Trianto (2010), LKS (student worksheet) atau LKPD
merupakan panduan bagi siswa dalam melakukan kegiatan eksperimen,
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 5947587481944d41694326a3
5
penyelidikan atau dalam menyelesaikan masalah. Biasanya LKPD
mencakup kegiatan demonstrasi, kerja lapangan, kerja laboratorium/hands
on, kerja proyek/eksplorasi dan diskusi.
Beberapa model LKPD telah dikembangkan oleh para peneliti
sebelumnya. Adapun Toeman et al (2013) mengembangkan student
worksheet
yang
untuk
mendukung
pembelajaran
yang
berbasis
konstruktivistik. Dhany dan Salmah (2013) mengembangkan LKPD untuk
pembelajaran IPA kelas VII menggunakan pendekatan PRMI. Sementara,
Karsli dan Sahin (2009) mengembangkan student worksheet berbasis
keterampilan proses sains untuk materi faktor-faktor yang mempengaruhi
kelarutan. Septiarini dan Poedjiastoeti (2012) juga mengembangkan student
worksheet berorientasi keterampilan proses untuk materi yang sama.
Khusus untuk kegiatan pembelajaran pada materi Asam, Basa dan
Garam Kelas VII SMP/MTs, beberapa LKPD juga sudah disediakan secara
terintegrasi dalam buku paket dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
dan sebagian lagi dikembangkan oleh para peneliti dan praktisi pendidikan
yang lain seperti Ernawati dan Yulia (2014), Arifin (2015), Agiyanti, dkk.
(2012), Ozman et al (2012), Wati dan Ismono (2012).
Meskipun, sudah banyak produk LKPD IPA dikembangkan, namun
belum ada informasi tentang LKPD IPA yang disajikan dalam bentuk
berbasis multimedia. Semuanya dalam bentuk cetak (printed). Penggunaan
LKPD dalam bentuk tercetak ditemukan di semua sekolah di Jambi.
Informasi yang diperoleh dari beberapa guru IPA SMP Kota Jambi
menunjukkan
bahwa
penggunaaan
LKPD
cetak
seringkali
kurang
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 5947587481944d41694326a3
6
membangkitkan minat membaca para siswa.
memahami
terlebih
dahulu
sebelum
kegiatan
Padahal mereka harus
investigasi/percobaan
dilakukan. Dalam hal ini, maka LKPD IPA dalam bentuk berbasis
multimedia merupakan inovasi baru yang diharapkan dapat mengatasi
masalah di atas karena LKPD Berbasis multimedia dapat didesain lebih
menarik dan praktis. Selain itu, LPKD Berbasis multimedia dapat
mengintegrasikan berbagai jenis media audio, visual dan audiovisual
sekaligus, sehingga diharapkan penggunaannya dalam pembelajaran akan
lebih menarik dan menyenangkan bagi siswa.
Lebih
dari
itu, produk LKPD
yang dikembangkan perlu
disesuaikan dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
yang sangat berpengaruh terhadap gaya hidup para siswa, seperti HP. Oleh
karena itu, beberapa peneliti pendidikan memanfaatkan hasil-hasil teknologi
modern tersebut untuk meningkatkan proses dan hasil belajar peserta
didikmenggunakan media 3D Pageflip untuk meningkatkan hasil belajar
Kimia. Sementara Woodcock et (2012) menggunakan smartphone untuk
meningkatkan pembelajaran. Dari hasil survei tahun 2016 terhadap siswa
kelas VII SMPN 5 Kota Jambi diketahui bahwa siswanya 63,3% mempunyai
komputer pribadi sedangkan lebih dari 96,7% siswa memiliki handphone
Android. Di samping itu, 93,3% siswa menyukai bahan ajar berbasis
Multimedia untuk pembelajaran. Kegiatan pembelajaran IPA Kimia di SMP
pada Materi Hujan Asam kelas VII dengan pendekatan ilmiah dapat
dilaksanakan di luar kelas dengan memanfaatkan multimedia yang ada
sebagai media atau sumber belajar.
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 5947587481944d41694326a3
7
Dari uraian yang disajikan pada latar belakang diatas, maka
penelitian ini diberi judul: “Pengembangan Lembar Kegiatan Peserta
Didik (LKPD) IPA Berbasis Multimedia Untuk Program Kokurikuler
Materi Hujan Asam Pada Siswa Kelas VII SMPN 5 Kota Jambi”
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, dapat dirumuskan beberapa masalah
penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana prosedur mengembangkan LKPD IPA Berbasis Multimedia
untuk program Kokurikuler siswa kelas VII SMPN 5 Kota Jambi pada
Materi Hujan asam yang sesuai dengan standar dan tuntutan K-13.
2. Bagaimana respon siswa dan tanggapan guru kelas VII SMP 5 Kota
Jambi terhadap penggunaan produk LKPD IPA Berbasis Multimedia
untuk program Kokurikuler pada Materi Hujan asam dan pengaruhnya
terhadap makhluk hidup yang dikembangkan.
1.3
Tujuan Pengembangan
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian pengembangan ini adalah
sebagai berikut:
1. Mengetahui cara yang tepat dalam mengembangkan LKPD IPA Berbasis
Multimedia untuk program Kokurikuler Siswa kelas VII SMPN 5 Kota
Jambi pada Materi Hujan asam yang cocok dan sesuai dengan tuntutan
kurikulum 2013.
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 5947587481944d41694326a3
8
2. Mengetahui respon siswa dan tanggapan guru kelas VII SMP 5 Kota
Jambi terhadap penggunaan produk LKPD IPA Berbasis Multimedia
untuk
program
Kokurikuler
pada
Materi
Hujan
asam
yang
dikembangkan.
1.4 Manfaat Pengembangan
Manfaat dari penelitian ini diantaranya yaitu sebagai berikut :
1. Bagi Guru
Membantu guru dalam menyampaikan konsep-konsep pada materi hujan
asam.
2. Bagi Siswa
Membantu siswa dalam
memahami
materi hujan asam
dengan
bantuan media pembelajaran yang telah dikembangkan.
3. Bagi Peneliti
Mengembangkan pembuatan media pembelajaran dengan menggunakan
program 3D Pageflip Professional
1.5
Spesifikasi Produk
Salah satu aspek penting dalam penelitian pengembangan adalah
kekhasan atau spesifikasi produk hasil pengembangan. Ini menjadi penciri
atau pembeda produk tersebut dari produk lain yang sejenis. Adapun
spesifikasi produk LKPD yang akan dikembangkan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 5947587481944d41694326a3
9
1. Pengembangan LKPD berbasis multimedia ini dilakukan dengan
menggunakan model desain pengembangan ADDIE.
2. Materi yang akan dirancang pada pengembangan multimedia ini adalah
materi Hujan asam Kelas VII di SMPN 5 Kota Jambi.
3. LKPD berbesis multimedia ini memuat materi dengan tampilan gambar,
teks, suara, video dan animasi yang menarik.
4. Program yang dipakai adalah 3D Pageflip Professional. Program ini
lebih mudah dipelajajari dan digunakan oleh pemula karena 3D Pageflip
Professional menambahkan fitur yang memungkinkan kita untuk
mengkonversi adobe acrobat pdf , open office , Microsoft office ke
halaman buku membalik dengan realistis efek 3D flash dan halaman
menakjubkan.
1.6 Batasan Penelitian
Agar penelitian ini terpusat dan terarah, maka penulis membatasi
masalah yang akan dibahas yaitu sebagai berikut :
1. Pada fase pelaksanaan pengembangan, uji coba yang dilakukan hanya
sebatas uji coba kelompok kecil.
2. Penelitian ini hanya menguji kelayakan produk sebagai media
pembelajaran.
1.7
Definisi Operasional
Untuk menghidari terjadinya persepsi yang berbeda tentang istilahistilah yang digunakan dalam penelitian ini, perlu diberikan beberapa
definisi operasional sebagai berikut:
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 5947587481944d41694326a3
10
1. Pengembangan
adalah
proses
mengembangkan
suatu
produk.
Pengembangan penelitian marupakan suatu jenis penelitian yang
berorientasi pada penghasilan atau pengembangan dan validasi suatu
produk.
2. LKPD IPA Kimia dalam penelitian adalah Lembar Kegiatan Peserta
Didik, yang digunakan sebagai panduan/pedoman bagi peserta didik
dalam mengerjakan kegiatan pembelajaran dalam bentuk panduan
eksperimen dan demonstrasi.
3. LKPD Berbasis Multimedia artinya LKPD yang sajiannya mengandung
berbagai jenis media seperti gambar, teks, video, animasi dan musik
sebagai sumber belajar.
4. 3D Pageflip merupakan program yang digunakan untuk menampilkan
data dalam bentuk e-book dan majalah 3 Dimensi dan presentasi yang
telah mampu mengedit , mengolah teks maupun objek dengan efek tiga
dimensi, menggabungkan video, gambar dan audio.
Download