Dicetak pada tanggal 2017-07-18 Id Doc: 589c885781944dbf0f4940a9 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Bahan Ajar 2.1.1 Pengertian Bahan Ajar Menurut Majid (2011:173) bahan ajar adalah segala sesuatu yang bentuk bahan baik tertulis maupun tidak tertulis yang digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan ajar adalah seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang berisikan materi pembelajaran, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang di desain secara sistematis dan menarik dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu mencapai kompetensi atau subkompetensi dengan segala kompleksitasnya (Lestari, 2013:1). Bahan ajar merupakan seperangkat materi yang disusun secara sistematis, baik tertulis maupun tidak tertulis, sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang memungkinkan peserta didik untuk belajar. Dengan kata lain bahan ajar merupakan segala bahan (baik informasi, alat, maupun teks) yang disusun secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan penelaahan pembelajaran (Prastowo, 2011:7). Menurut National Centre for Competency Based Training (Prastowo, 2011:16) bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Selanjutnya Pannen (Prastowo,2011:17) bahan ajar adalah bahan-bahan atau materi pelajaran 7 Dicetak pada tanggal 2017-07-18 Id Doc: 589c885781944dbf0f4940a9 8 yang disusun secara sistematis, yang digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. 2.1.2 Jenis-Jenis Bahan Ajar Menurut Majid (2011:174) terdapat beberapa kategori untuk jenis-jenis bahan ajar. Beberapa kriteria yang menjadi acuan dalam membuat klasifikasi tersebut berdasarkan bentuknya adalah: a. Bahan ajar cetak (printed), yakni sejumlah bahan yang disiapkan dalam kertas yang dapat berfungsi untuk keperluan pembelajaran. Contohnya: handout, buku, modul, lembar kerja siswa. b. Bahan ajar dengar atau program audio contohnya: kaset, radio, piringan hitam dan compact disk audio. c. Bahan ajar pandang dengar (audiovisual) contohnya: video compact disk dan film. d. Bahan ajar interaktif (interactive teaching materials), yakni kombinasi dari dua atau lebih media (audio, teks, grafik, gambar, animasi dan video) contohnya, compact disk interactive. 2.2 Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Lembar Kerja Peserta Didik adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa yang biasanya berupa petunjuk atau langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas sesuai dengan kompetensi dasar yang akan dicapai. (Depdiknas, 2004:18) Sedangkan menurut Trianto (2009: 222) LKPD adalah panduan peserta didik yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah. Dicetak pada tanggal 2017-07-18 Id Doc: 589c885781944dbf0f4940a9 9 Lembar Kerja Peserta Didik termasuk media cetak hasil pengembangan teknologi cetak yang berupa buku dan berisi materi visual. (Arsyad, 2004:29). Menurut Poppy (2009:32) Lembar Kerja Peserta Didik adalah lembarlembar berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan biasanya berupa petunjuk dan langkah-langkah untuk menyelesaikan tugas. Sedangkan menurut Hasanah (2012:166) LKPD merupakan salah satu jenis alat bantu pembelajaran berupa lembaran kertas yang berupa informasi ataupun soal-soal (pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa). Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa LKPD merupakan suatu bahan ajar cetak berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan siswa dan mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai. 2.2.1 Langkah-langkah Penulisan LKPD Menurut Poppy (2009) menjelaskan dalam membuat LKPD dapat dillakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Melakukan analisis kurikulum Langkah ini dimaksudkan untuk menentukan materi-materi mana yang menentukan bahan ajar LKPD. 2. Menyusun peta kebutuhan LKPD Peta kebutuhan LKPD sangat diperlukan untuk mengetahui jumlah LKPD yang harus ditulis serta melihat konsekuensi serta urutan LKPDnya. 3. Menentukan judul LKPD Dicetak pada tanggal 2017-07-18 Id Doc: 589c885781944dbf0f4940a9 10 Judul LKPD ditentukan atas dasar kompetensi-kompetensi dasar, materi-materi pokok atau pengalaman belajar yang terdapat dalam kurikulum. 4. Menulis LKPD Untuk menulis LKPD ada beberapa langkah yang dilakukan, yaitu : a. Merumuskan kompetensi dasar, yang dapat dilakukan dengan merumuskan dari kurikulum yang berlaku. b. Menentukan alat penilaian c. Menyusun materi Materi LKPD tergantung pada kompetensi dasar yang akan dicapai. materi dapat diambil dari berbagai sumber, seperti buku, majalah, internet, dan jurnal hasil penelitian. 5. Memperhatikan struktur LKPD LKPD terdiri dari enam komponen penting yaitu judul, petunjuk belajar, kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, tugas-tugas dan langkah kerja, serta penilaian. 1.2.2 Langkah-langkah Pengembangan LKPD Adapun langkah dalam mengembangkan LKPD (Poppy 2009:220) adalah sebagai berikut : a. Mengkaji materi yang akan dipelajari siswa yaitu dari kompetensi dasar, indikator hasil belajarnya dan sistematika keilmuannya. b. Mengidentifikasi jenis keterampilan yang akan dikembangkan pada saat mempelajari materi tersebut. Dicetak pada tanggal 2017-07-18 Id Doc: 589c885781944dbf0f4940a9 11 c. Menentukan bentuk LKPD yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. d. Merancang kegiatan yang akan ditampilkan pada LKPD sesuai dengan teori belajar yang dikembangkan. e. Mengubah rancangan menjadi LKPD dengan tata letak yang menarik, mudah dibaca dan digunakan. f. Menguji coba LKPD apakah sudah dapat digunakan siswa untuk melihat kekurangannya. g. Merivisi ulang LKPD. Prastowo (2011: 221) menyatakan agar LKPD mampu meningkatkan motivasi dan pemahaman konsep penggunanya maka LKPD harus mencakup faktor yang diperlukan sebagai sebuah LKPD, dengan demikian pengembangan LKPD harus memasukkan faktor-faktor seperti berikut : a. Kecermatan isi faktor ini mengacu pada validitas isi atau kebenaran isi secara keilmuan dan keselarasan isi dengan nilai yang dianut oleh suatu masyarakat bangsa. isi LKPD sesuai dengan konsep dari teori yang berlaku dalam bidang ilmu dan pendidikan. b. Ketepatan cakupan isi fakor ini mengacu pada sisi keluasan dan kedalam isi atau materi serta keutuhan konsep berdasarkan ilmu sesuai dengan tujuan pembelajaran. c. Ketercermatan dan pemaparan yang logis Dicetak pada tanggal 2017-07-18 Id Doc: 589c885781944dbf0f4940a9 12 faktor ini mencakup penyajian materi yang runtun, contoh dan ilustrasi yang memudahkan pemahaman, alat bantu yang memudahkan, format yang tertib dan konsisten, penjelasan tentang relevansi dan manfaat LKPD bagi siswa. d. Penggunaan bahasa faktor ini mencakup pemilihan ragam bahasa (nonformal atau komunikatif), pemilihan kata (singkat), penggunaan kalimat efektif, penyusunan paragraf bermakna (ada gagasan utama, keterpaduan, ketentuan, dan koherensi antar kalimat dalam sebuah paragraf). e. Perwajahan nurasi/teks tidak terlalu padat, tersedia bagian kosong untuk mendorong siswa membuat catatan, kalimat pendek, menggunakan grafik dan gambar hanya jika bermakna, sistem penomoran benar dan konsisten, dan koherensi menarik perhatian jika tidak terlalu banyak supaya tidak membingungkan. f. Ilustrasi ilustrasi dimanfaatkan untuk membuat LKPD menarik dan memotivasi,komunikatif, membantu pemahaman siswa terhadap isi pesan, dilakukan dengan memanfaatkan tabel, diagram, grafik, kartun, foto, gambar, sketsa, simbol dan skema. g. Kelengkapan komponen pastikan semua komponen yang diperlukan ada dalam LKPD (uraian materi, latihan, umpan balik, penguatan). Dicetak pada tanggal 2017-07-18 Id Doc: 589c885781944dbf0f4940a9 13 2.2.1 Fungsi Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Prastowo (2011:205) menyatakan, bahwa LKPD memiliki empat fungsi sebagai berikut: 1. Sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran pendidik, namun lebih mengaktifkan siswa. 2. Sebagai bahan ajar yang mempermudah siswa untuk memahami materi yang diberikan. 3. Sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih siswa. 4. Memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada siswa. 2.3 Tinjauan Problem Based Learning 2.3.1 Pengertian Problem Based Learning Menurut Sumarmi (2012:148) Problem Based Learning adalah suatu pendeka tan pembelajaran yang fokusnya pada siswa dengan mengarahkan siswa menjadi pembelajaran mandiri yang terlibat langsung secara aktif dalam pembelajaran berkelompok. Sedangkan menurut Hamruni (2009:129) menyatakan Problem Based Learning merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang dimulai dengan menyelesaikan suatu masalah, tetapi untuk menyelesaikan masalah itu, peserta didik memerlukan pengetahuan baru untuk dapat menyelesaikannya. Problem Based Learning merupakan model pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran siswa pada masalah autentik sehingga siswa dapat menyusun pengetahuan sendiri, menumbuh kembangkan keterampilan yang lebih tinggi dan inquiry, memandirikan siswa dan meningkatkan kepercayaan diri sendiri (Hosnan,2014:13). Problem Based Learning termasuk salah satu metode dalam Dicetak pada tanggal 2017-07-18 Id Doc: 589c885781944dbf0f4940a9 14 proses pembelajaran yang sangat popular. Problem Based Learning didefinisikan sebagai lingkungan belajar yang didalamnya menggunakan masalah untuk belajar, sebelum mempelajari sesuatu, siswa diharuskan mengidentifikasi suatu masalah, baik yang dihadapi secara nyata maupun telaah kasus. (Putra, 2013:66). 2.3.2 Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Problem based Learning Menurut Johnson (2007:149) langkah-langkah Problem Based Learning adalah sebagai berikut : 1) Orientasi siswa pada masalah 2) Mengorganisasikan siswa untuk belajar 3) Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok 4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya 5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah 2.3.3 Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Problem Based Learning Menurut Sutirman (2013:42) mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan Problem Based Learning masalah sebagai berikut: 1. Kelebihan a. Merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran b. Dapat menentang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa c. Dapat menantang aktivitas pembelajaran siswa Dicetak pada tanggal 2017-07-18 Id Doc: 589c885781944dbf0f4940a9 15 d. Dapat membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah kehidupan nyata. e. Dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan. f. Memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran, pada dasarnya merupakan cara berpikir, dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekedar belajar dari guru atau buku-buku lain. g. Lebih menyenangkan dan disukai siswa. h. Mengembangkan kemampuan siswa untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru. i. Memberikan kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata. j. Mengembangkan minat siswa untuk secara terus-menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir. 2. Kekurangan a. Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari dapat dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba. b. Membutuhkan cukup waktu persiapan c. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari,maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari. Dicetak pada tanggal 2017-07-18 Id Doc: 589c885781944dbf0f4940a9 16 2.4 LKPD Berbasis Problem Based Learning Menurut Trianto (2012:65) bahan ajar cetak yang dikembangkan berupa lembar kerja peserta didik ini menggunakan langkah-langkah dalam model pengembangan 4-D dengan langkah-langkah meliputi: (1) Define (Pendefinisian), (2) Design (Perancangan), (3) Develop (Pengembangan),(4) Disseminate (Penyebaran). Sedangkan menurut Sumarmi (2012:149) mengemukakan bahwa ada lima tahapan, diantaranya : 1. Mengorientasikan siswa pada masalah 2. Mengorganisasikan siswa agar belajar 3. Memandu menyelidiki secara mandiri atau kelompok 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil kerja, serta 5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. LKPD biologi berbasis Problem Based Learning merupakan salah satu alternatif pembelajaran untuk menuntun siswa belajar memecahkan masalah biologi yang ada dikehidupan sehari-hari. Hal ini dilakukan agar siswa dapat menerapkan konsep yang telah dipelajari dalam kehidupan sehari-hari yang terjadi disekitarnya (Putra, 2013:78). 2.5 Uraian Materi Virus Virus sebagai organisme aselular memiliki struktur yang sangat sederhana, tidak dapat melakukan reaksi kimia, bahkan hanya dapat memperbanyak diri hanya bila berada pada organisme hidup (embrio, jaringan hewan atau tumbuhan). Bagianbagian tubuh virus dapat berasal dari bagian tubuh sel yang ditempatinya. Cara hidup Dicetak pada tanggal 2017-07-18 Id Doc: 589c885781944dbf0f4940a9 17 virus merupakan parasit obligat pada organisme, atau disebut juga endoparasit obligat karena hanya mampu hidup secara parasit di dalam sel hidup. Masing-masing jenis virus akan mengenali dan menginfeksi sel tertentu. sehingga virus bersifat sangat spesifik (Priadi, 2009:98). 2.5.1 Ciri-ciri Virus Menurut Hidayati (2006:39)Ciri-ciri virus secara umum diantaranya yaitu 1. Virus bersifat aseluler (tidak mempunyai sel). 2. Virus berukuran jauh lebih kecil dari pada bakteri. 3. Virus hanya memiliki salah satu macam asam nukleat RNA atau DNA. 4. Virus umumnya berupa hablur (kristal). 5. Bentuk virus bervariasi, ada virus berbentuk oval, silinder, polyhedral, dan kompleks. Bentuk virus yang kompleks terdiri atas kepala yang berbentuk polyhedral, ekor yang berbentuk silinder, dan serabut ekor. Virus berbentuk kompleks misalnya bakteriofag, yaitu jenis virus yang menginfeksi bakteri. 6. Tubuh virus terutama tersusun atas asam nukleat yang diselubungi oleh protein yang disebut kapsid. a. Asam nukleat DNA (asam deoksiribonukleat) dan RNA (asam ribonukleat). Asam nuklat pada virus diselubungi oleh kapsid, yang disebut nukleokapsid. Ada dua macam nukleokapsid yaitu : 1. Nukleokapsid yang telanjang, misalnya pada adenovirus, dan virus kutil (wart virus). Dicetak pada tanggal 2017-07-18 Id Doc: 589c885781944dbf0f4940a9 18 2. Nukleokapsid yang diselubungi suatu membran pembungkus, misalnya pada virus influenza dan virus herpes. b. Kapsid Kapsid adalah selubung yang berupa protein. Kapsid yang terdiri atas bagianbagian yang disebut kapsomer. Misalnya kapsid TMV terdiri atas satu rantai polipeptida yang tersusun atas 2.100 kapsomer (Subardi dkk, 2009:119). 2.5.2 Klasifikasi Virus Berdasarkan Sel Inang Nurhayati (2006:188) Berdasarkan jenis sel inangnya, virus dapat diklasifikasikan atas virus hewan, virus tumbuhan dan virus bakteri. a. Virus hewan. Banyak penyakit pada hewan yang disebabkan oleh virus, di antaranya sebagai berikut: 1) New Castle Disease (NCD), virus ini menyerang saraf ternak unggas, misalnya ayam dan itik. Penyakit ini disebut tetelo atau parrot fever. 2) Foot and Mouth Disease (FMD). Virus ini menyerang kuku dan mulut hewan ternak, seperti kerbau, sapi,domba, dan kuda.penyakit ini sering disebut penyakit mulut dan kuku. 3) Rabies. Penyakit ini sering disebut anjing gila. Hewan yang dapat menderita atau membawa virus ini adalah kera, anjing, dan kucing. Penyakit ini dapat dicegah dengan menggunakan vaksin rabies, yang pertama kali ditemukan oleh Louis Pasteur. 4) Avian Influenza (AI). Penyakit flu burung atau unggas. Influenza unggas itu dibawa oleh virus influenza tipa A dari famili Orthomyxomiridae. Virus Dicetak pada tanggal 2017-07-18 Id Doc: 589c885781944dbf0f4940a9 19 influenza tipe A dapat berubah-berubah bentuk dan menyebabkan epidermi dan pandemi, virus influenza tipe A terdiri atas Hemoglutinin (H) dan Neuraminidase (N). b. Virus tumbuhan. Menurut Hasriadi (2006:17) Beberapa virus penyebab penyakit pada tanaman antara lain sebagai berikut: 1) Virus Mozaik. Virus mozaik menyebabkan penyakit pada daun tembakau. Gejalanya berupa bercak-bercak pada daun tembakau. 2) Virus Tungro. Virus ini menyerang tanaman padi. Tanaman padi yang terserang virus ini menunjukkan gejala tumbuhan yang terhambat sehingga menjadi kerdil. Penyebaran virus ini dari tanaman yang satu ke tanaman yang lain terjadi dengan perantara serangga. c. Virus manusia. Beberapa penyakit pada manusia yang selama ini merupakan disebabkan oleh virus (Abdul 1984:431) sebagai berikut: 1) Virus Varicella Zoster (Cacar). Penyakit ini banyak menyerang anak-anak. Pada tahun 1796, Edward Jenner berhasil menemukan vaksin yang dapat mencegah penyakit cacar, yang disebut vaksin cacar. 2) Influenza. Virus influenza ini menyerang saluran pernapasan, sehingga penderita influenza mengalami kesulitan bernapas. Virus influenza juga dapat menyerang kulit maupun tulang. 3) Polio. Virus polio menyerang saraf pada system alat gerak anak balita sehingga menyebabkan kelumpuhan pada anggota gerak bawah atau kaki. Dicetak pada tanggal 2017-07-18 Id Doc: 589c885781944dbf0f4940a9 20 2.5.3 Replikasi Virus Bakterifaga (virus T) merupakan contoh terbaik untuk memahami proses terjadinya replikasi pada virus. Bakteriofaga atau biasa disebut faga adalah sejenis virus yang hidup dalam tubuh Escherichia coli. Untuk proses reproduksi virus, virus menginduksi sel inang untuk mensintesa seluruh komponen yang diperlukan bagi pembentukan partikel virus. Partikel ini kemudian dirakit dalam urutan tertentu. Virus yang baru terbentuk ini harus ke luar dari sel untuk dapt menginfeksi sel lainnya. (Prawihartono, 2013:31). Proses infeksi virus dimulai dengan pencantelan ke inang yang peka pada beberapa situsnya. Perasukan virus dapat melibatkan seluruh virus atau hanya asam nukleat saja. Bila seluruh virus yang masuk, maka akan terjadi pelepasan selubung virus untuk membebaskan asam nukleat. Reproduksi virus terjadi dalam sitoplasma, nukleus. Protein virus dan asam nukleat kemudian dirakit menjadi partikel virus dan di lepaskan dari inang. Replikasi fag terjadi melalui dua tipe daur hidup, yaitu daur litik dan daur lisogenik.(Dwijoseputro, 2003:156). 1. Daur Litik Pada daur litik, replikasi faga dapat menyebabkan sel inang pecah (lisis). Replikasi faga biasanya terjadi melalui lima tahap, yaitu: a. Tahap adsorpsi. Ditandai dengan melekatnya ekor virus pada sel bakteri. Setelah menempel virus mengeluarkan enzim lisoenzim (enzim penghancur) sehingga terbentuk lubang pada dinding bakteri untuk memasukkan asan inti virus. b. Tahap penetrasi. Dicetak pada tanggal 2017-07-18 Id Doc: 589c885781944dbf0f4940a9 21 Setelah terbentuk lubang pada sel bakteri maka virus akan memasukkan asan inti (DNA) ke dalam tubuh sel bakteri, jadi kapsid virus tetap berada di luar sel bakteri dan berfungsi. c. Tahap sintesis DNA virus akan mempengaruhi DNA bakteri untuk mereplikasi bagianbagian virus, sehingga terbentuk bagian-bagian virus. d. Tahap pematangan Pada tahap ini, DNA faga dan kapsid merakit ratusan partikel virus. Selain itu, faga juga memproduksi enzim khusus yang dapat digunakan untuk merusak dinding sel bakteri. e. Tahap pelepasan. Pada tahap ini, dinding sel inang menjadi rusak sehingga sel inang mengalami lisis. Selanjunya, partikel-partikel faga yang kemudian akan menginfeksi selsel bakteri lain yang berdekatan. 2. Daur Lisogenik Pada daur lisogenik, replikasi faga tidak segera menghasilkan virus baru. Dalam hal ini, faga dikatakan mengalami masa laten (suatu keadaan tidak aktif melakukan replikasi). Selain itu, selama daur lisogenik, replikasi faga tidak menyebabkan sel inang mati (lisis). Replikasi faga dalam daur lisogenik juga terjadi secara bertahap. Beberapa tahap di antaranya memiliki kesamaan dengan tahap-tahapan replikasi pada daur litik. Misalnya,tahap pelekatan(adsorpsi), penetrasi, sintesis, pematangan dan pelepasan. Hanya saja, pada daur ini terdapat tahap tersendiri yang disebut tahap penggabungan. Tahap penggabungan merupakan suatu tahapan yang terjadinya Dicetak pada tanggal 2017-07-18 Id Doc: 589c885781944dbf0f4940a9 22 penggabungan (penyisipan) DNA virus ke dalam DNA bakteri, tanpa merusak DNA bakteri (inang). DNA virus yang menyisip pada DNA bakteri adalah DNA dalam bentuk tidak aktif. DNA harus demikian disebut profaga. (Campbell,2008:416). Pada saat bakteri akan membelah diri, DNA bakteri akan membentuk salinan dengan cara replikasi. Dalam hal ini, bakteri bukan saja membentuk salinan DNA-nya sendiri, tetapi juga berupa salinan profaga. Akibatnya, setiap anakan yang dihasilkan bakteri akan mengandung DNA bakteri dan DNA virus. Seluruh sel anakan demikan tersebut disebut sel lisogenik.(Irianto,2006:98). 2.5.4 Peran Virus dalam Kehidupan Manusia Virus yang menguntungkan,berfungsi untuk: 1. Membuat antitoksin 2. Melemahkan bakteri 3. Memproduksi vaksin 4. Sebagai antibakterial Sedangkan virus yang merugikan antara lain: 1. Penyakit Ebola, Kangker, Herpes Simplex, Rabies, Hepatititis, Polio, Influenza, Cacar, AIDS (Pratiwi,dkk 2006: 26). 2.6 Penelitian yang Relevan Penelitian pengembangan mengenai Problem Based Learning ini sebelumnya sudah pernah dilakukan oleh Juliza (2010) tentang Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Matematika Berbasis Problem Based Learning Pada Materi Operasi Aljabar Di Kelas VIII SMP N 7 Muaro Jambi. Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh bahwa pengembangan berbasis Problem Based learning pada materi Dicetak pada tanggal 2017-07-18 Id Doc: 589c885781944dbf0f4940a9 23 Operasi Aljabar dikatakan valid dan praktis. Valid tergambar dari hasil penilaian validator. Praktis tergambar dari hasil uji coba dimana semua siswa dapat menggunakan pengembangan lembar kerja siswa dengan baik. Selanjutnya pada tahap implementasi dilakukan pengamatan terhadap aktifitas belajar siswa dengan memperoleh rerata skor persentase 70,46%. Kemudian dari tes hasil belajar siswa diperoleh 82,76%. Penelitian Pariska (2012) berjudul Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Masalah menyatakan data validitas LKS yang diperoleh dari lembar validasi LKS berbasis masalah dikategorikan valid. Hal ini ditunjukkan oleh nilai yang diperoleh untuk setiap aspek berkisar anatra 77% hingga 80 % rata-rata nilainya 78,05%. Dapat disimpulkan bahwa LKS berbasis masalah telah sesuai dengan kurikulum, serta penyajian materi telah mengacu kepada karakteristik berbasis masalah. Penelitian Nurhikmah (2008) berjudul Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Pada Materi Ekskresi Pada Manusia Berbasis Problem Based Learning Di SMP Bandar Kabupaten Batang. menyatakan hasil kelayakan materi memperoleh 96,43% dan kelayakan media 93,75%, artinya LKS yang dikembangkan layak digunakan sebagai bahan ajar. Ketuntasan hasil belajar siswa mencapai 74,55%. Penggunaan LKS dalam pembelajaran memperoleh tanggapan yang positif dari guru dan sangat positif dari siswa dengan persentase berturut-turut 80,55% dan 82,90%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengembangan LKS materi sistem ekskresi pada manusia berbasis problem based learning layak dan efektif diterapkan dalam pembelajaran. Guru perlu membiasakan siswa dengan pembelajaran Dicetak pada tanggal 2017-07-18 Id Doc: 589c885781944dbf0f4940a9 24 menggunakan bahan ajar yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis, memberikan pengalaman belajar kontekstual, dan belajar mandiri dengan mengembangkan kemampuan kerjasama siswa agar hasil belajar siswa lebih baik daripada pembelajaran sebelumnya.