BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Bahan Ajar 2.1.1 Pengertian

advertisement
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c885781944dbf0f4940a9
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Bahan Ajar
2.1.1 Pengertian Bahan Ajar
Menurut Majid (2011:173) bahan ajar adalah segala sesuatu yang bentuk
bahan baik tertulis maupun tidak tertulis yang digunakan untuk membantu guru
dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan ajar adalah seperangkat sarana
atau alat pembelajaran yang berisikan materi pembelajaran, metode, batasan-batasan,
dan cara mengevaluasi yang di desain secara sistematis dan menarik dalam rangka
mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu mencapai kompetensi atau subkompetensi
dengan segala kompleksitasnya (Lestari, 2013:1).
Bahan ajar merupakan seperangkat materi yang disusun secara sistematis,
baik tertulis maupun tidak tertulis, sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang
memungkinkan peserta didik untuk belajar. Dengan kata lain bahan ajar merupakan
segala bahan (baik informasi, alat, maupun teks) yang disusun secara sistematis, yang
menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dan
digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan penelaahan
pembelajaran (Prastowo, 2011:7).
Menurut National Centre for Competency Based Training (Prastowo,
2011:16) bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu
guru atau instruktur dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Selanjutnya
Pannen (Prastowo,2011:17) bahan ajar adalah bahan-bahan atau materi pelajaran
7
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c885781944dbf0f4940a9
8
yang disusun secara sistematis, yang digunakan guru dan siswa dalam proses
pembelajaran.
2.1.2 Jenis-Jenis Bahan Ajar
Menurut Majid (2011:174) terdapat beberapa kategori untuk jenis-jenis
bahan ajar. Beberapa kriteria yang menjadi acuan dalam membuat klasifikasi tersebut
berdasarkan bentuknya adalah:
a. Bahan ajar cetak (printed), yakni sejumlah bahan yang disiapkan dalam
kertas yang dapat berfungsi untuk keperluan pembelajaran. Contohnya:
handout, buku, modul, lembar kerja siswa.
b. Bahan ajar dengar atau program audio contohnya: kaset, radio, piringan
hitam dan compact disk audio.
c. Bahan ajar pandang dengar (audiovisual) contohnya: video compact disk dan
film.
d. Bahan ajar interaktif (interactive teaching materials), yakni kombinasi dari
dua atau lebih media (audio, teks, grafik, gambar, animasi dan video)
contohnya, compact disk interactive.
2.2
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Lembar Kerja Peserta Didik adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang
harus dikerjakan oleh siswa yang biasanya berupa petunjuk atau langkah-langkah
untuk menyelesaikan suatu tugas sesuai dengan kompetensi dasar yang akan dicapai.
(Depdiknas, 2004:18) Sedangkan menurut Trianto (2009: 222) LKPD adalah panduan
peserta didik yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau
pemecahan masalah.
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c885781944dbf0f4940a9
9
Lembar Kerja Peserta Didik termasuk media cetak hasil pengembangan
teknologi cetak yang berupa buku dan berisi materi visual. (Arsyad, 2004:29).
Menurut Poppy (2009:32) Lembar Kerja Peserta Didik adalah lembarlembar berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan
biasanya berupa petunjuk dan langkah-langkah untuk menyelesaikan tugas.
Sedangkan menurut Hasanah (2012:166) LKPD merupakan salah satu jenis alat bantu
pembelajaran berupa lembaran kertas yang berupa informasi ataupun soal-soal
(pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa).
Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa LKPD
merupakan suatu bahan ajar cetak berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi,
ringkasan dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus
dikerjakan siswa dan mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai.
2.2.1 Langkah-langkah Penulisan LKPD
Menurut Poppy (2009) menjelaskan dalam membuat LKPD dapat
dillakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1.
Melakukan analisis kurikulum
Langkah ini dimaksudkan untuk menentukan materi-materi mana yang
menentukan bahan ajar LKPD.
2.
Menyusun peta kebutuhan LKPD
Peta kebutuhan LKPD sangat diperlukan untuk mengetahui jumlah LKPD yang
harus ditulis serta melihat konsekuensi serta urutan LKPDnya.
3.
Menentukan judul LKPD
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c885781944dbf0f4940a9
10
Judul LKPD ditentukan atas dasar kompetensi-kompetensi dasar, materi-materi
pokok atau pengalaman belajar yang terdapat dalam kurikulum.
4.
Menulis LKPD
Untuk menulis LKPD ada beberapa langkah yang dilakukan, yaitu :
a.
Merumuskan kompetensi dasar, yang dapat dilakukan dengan merumuskan
dari kurikulum yang berlaku.
b.
Menentukan alat penilaian
c.
Menyusun materi
Materi LKPD tergantung pada kompetensi dasar yang akan dicapai. materi
dapat diambil dari berbagai sumber, seperti buku, majalah, internet, dan
jurnal hasil penelitian.
5.
Memperhatikan struktur LKPD
LKPD terdiri dari enam komponen penting yaitu judul, petunjuk belajar,
kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, tugas-tugas dan langkah
kerja, serta penilaian.
1.2.2 Langkah-langkah Pengembangan LKPD
Adapun langkah dalam mengembangkan LKPD (Poppy 2009:220) adalah
sebagai berikut :
a.
Mengkaji materi yang akan dipelajari siswa yaitu dari kompetensi dasar,
indikator hasil belajarnya dan sistematika keilmuannya.
b.
Mengidentifikasi jenis keterampilan yang akan dikembangkan pada saat
mempelajari materi tersebut.
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c885781944dbf0f4940a9
11
c.
Menentukan bentuk LKPD yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan.
d.
Merancang kegiatan yang akan ditampilkan pada LKPD sesuai dengan teori
belajar yang dikembangkan.
e.
Mengubah rancangan menjadi LKPD dengan tata letak yang menarik,
mudah dibaca dan digunakan.
f.
Menguji coba LKPD apakah sudah dapat digunakan siswa untuk melihat
kekurangannya.
g.
Merivisi ulang LKPD.
Prastowo (2011: 221) menyatakan agar LKPD mampu meningkatkan
motivasi dan pemahaman konsep penggunanya maka LKPD harus mencakup faktor
yang diperlukan sebagai sebuah LKPD, dengan demikian pengembangan LKPD
harus memasukkan faktor-faktor seperti berikut :
a.
Kecermatan isi
faktor ini mengacu pada validitas isi atau kebenaran isi secara keilmuan dan
keselarasan isi dengan nilai yang dianut oleh suatu masyarakat bangsa. isi
LKPD sesuai dengan konsep dari teori yang berlaku dalam bidang ilmu dan
pendidikan.
b.
Ketepatan cakupan isi
fakor ini mengacu pada sisi keluasan dan kedalam isi atau materi serta
keutuhan konsep berdasarkan ilmu sesuai dengan tujuan pembelajaran.
c.
Ketercermatan dan pemaparan yang logis
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c885781944dbf0f4940a9
12
faktor ini mencakup penyajian materi yang runtun, contoh dan ilustrasi yang
memudahkan pemahaman, alat bantu yang memudahkan, format yang tertib
dan konsisten, penjelasan tentang relevansi dan manfaat LKPD bagi siswa.
d.
Penggunaan bahasa
faktor ini mencakup pemilihan ragam bahasa (nonformal atau komunikatif),
pemilihan kata (singkat), penggunaan kalimat efektif, penyusunan paragraf
bermakna (ada gagasan utama, keterpaduan, ketentuan, dan koherensi antar
kalimat dalam sebuah paragraf).
e.
Perwajahan
nurasi/teks tidak terlalu padat, tersedia bagian kosong untuk mendorong
siswa membuat catatan, kalimat pendek, menggunakan grafik dan gambar
hanya jika bermakna, sistem penomoran benar dan konsisten, dan koherensi
menarik perhatian jika tidak terlalu banyak supaya tidak membingungkan.
f.
Ilustrasi
ilustrasi
dimanfaatkan
untuk
membuat
LKPD
menarik
dan
memotivasi,komunikatif, membantu pemahaman siswa terhadap isi pesan,
dilakukan dengan memanfaatkan tabel, diagram, grafik, kartun, foto,
gambar, sketsa, simbol dan skema.
g.
Kelengkapan komponen
pastikan semua komponen yang diperlukan ada dalam LKPD (uraian
materi, latihan, umpan balik, penguatan).
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c885781944dbf0f4940a9
13
2.2.1 Fungsi Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Prastowo (2011:205) menyatakan, bahwa LKPD memiliki empat fungsi
sebagai berikut:
1.
Sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran pendidik, namun lebih
mengaktifkan siswa.
2.
Sebagai bahan ajar yang mempermudah siswa untuk memahami materi yang
diberikan.
3.
Sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih siswa.
4.
Memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada siswa.
2.3
Tinjauan Problem Based Learning
2.3.1 Pengertian Problem Based Learning
Menurut Sumarmi (2012:148) Problem Based Learning adalah suatu pendeka
tan pembelajaran yang fokusnya pada siswa dengan mengarahkan siswa menjadi
pembelajaran mandiri yang terlibat langsung secara aktif dalam pembelajaran
berkelompok. Sedangkan menurut Hamruni (2009:129) menyatakan Problem Based
Learning merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang dimulai dengan
menyelesaikan suatu masalah, tetapi untuk menyelesaikan masalah itu, peserta didik
memerlukan pengetahuan baru untuk dapat menyelesaikannya.
Problem
Based
Learning
merupakan
model
pembelajaran
dengan
pendekatan pembelajaran siswa pada masalah autentik sehingga siswa dapat
menyusun pengetahuan sendiri, menumbuh kembangkan keterampilan yang lebih
tinggi dan inquiry, memandirikan siswa dan meningkatkan kepercayaan diri sendiri
(Hosnan,2014:13). Problem Based Learning termasuk salah satu metode dalam
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c885781944dbf0f4940a9
14
proses pembelajaran yang sangat popular. Problem Based Learning didefinisikan
sebagai lingkungan belajar yang didalamnya menggunakan masalah untuk belajar,
sebelum
mempelajari
sesuatu,
siswa
diharuskan
mengidentifikasi
suatu masalah, baik yang dihadapi secara nyata maupun telaah kasus. (Putra,
2013:66).
2.3.2 Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Problem based Learning
Menurut Johnson (2007:149) langkah-langkah Problem Based Learning
adalah sebagai berikut :
1) Orientasi siswa pada masalah
2) Mengorganisasikan siswa untuk belajar
3) Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
2.3.3 Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Problem Based Learning
Menurut Sutirman (2013:42) mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan
Problem Based Learning masalah sebagai berikut:
1. Kelebihan
a. Merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran
b. Dapat menentang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk
menemukan pengetahuan baru bagi siswa
c. Dapat menantang aktivitas pembelajaran siswa
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c885781944dbf0f4940a9
15
d. Dapat membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk
memahami masalah kehidupan nyata.
e. Dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan
bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
f.
Memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran, pada dasarnya
merupakan cara berpikir, dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa, bukan
hanya sekedar belajar dari guru atau buku-buku lain.
g. Lebih menyenangkan dan disukai siswa.
h. Mengembangkan
kemampuan
siswa
untuk
menyesuaikan
dengan
pengetahuan baru.
i. Memberikan kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan
yang mereka miliki dalam dunia nyata.
j. Mengembangkan minat siswa untuk secara terus-menerus belajar sekalipun
belajar pada pendidikan formal telah berakhir.
2. Kekurangan
a. Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan
bahwa masalah yang dipelajari dapat dipecahkan, maka mereka akan merasa
enggan untuk mencoba.
b. Membutuhkan cukup waktu persiapan
c. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah
yang sedang dipelajari,maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin
pelajari.
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c885781944dbf0f4940a9
16
2.4 LKPD Berbasis Problem Based Learning
Menurut Trianto (2012:65) bahan ajar cetak yang dikembangkan berupa
lembar kerja peserta didik ini menggunakan langkah-langkah dalam model
pengembangan 4-D dengan langkah-langkah meliputi: (1) Define (Pendefinisian),
(2) Design (Perancangan), (3) Develop (Pengembangan),(4) Disseminate (Penyebaran). Sedangkan menurut Sumarmi (2012:149) mengemukakan bahwa ada lima
tahapan, diantaranya :
1. Mengorientasikan siswa pada masalah
2. Mengorganisasikan siswa agar belajar
3. Memandu menyelidiki secara mandiri atau kelompok
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil kerja, serta
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
LKPD biologi berbasis Problem Based Learning merupakan salah satu
alternatif pembelajaran untuk menuntun siswa belajar memecahkan masalah biologi
yang ada dikehidupan sehari-hari. Hal ini dilakukan agar siswa dapat menerapkan
konsep yang telah dipelajari dalam kehidupan sehari-hari yang terjadi disekitarnya
(Putra, 2013:78).
2.5 Uraian Materi Virus
Virus sebagai organisme aselular memiliki struktur yang sangat sederhana, tidak
dapat melakukan reaksi kimia, bahkan hanya dapat memperbanyak diri hanya bila
berada pada organisme hidup (embrio, jaringan hewan atau tumbuhan). Bagianbagian tubuh virus dapat berasal dari bagian tubuh sel yang ditempatinya. Cara hidup
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c885781944dbf0f4940a9
17
virus merupakan parasit obligat pada organisme, atau disebut juga endoparasit obligat
karena hanya mampu hidup secara parasit di dalam sel hidup. Masing-masing jenis
virus akan mengenali dan menginfeksi sel tertentu. sehingga virus bersifat sangat
spesifik (Priadi, 2009:98).
2.5.1 Ciri-ciri Virus
Menurut Hidayati (2006:39)Ciri-ciri virus secara umum diantaranya yaitu
1.
Virus bersifat aseluler (tidak mempunyai sel).
2.
Virus berukuran jauh lebih kecil dari pada bakteri.
3.
Virus hanya memiliki salah satu macam asam nukleat RNA atau DNA.
4.
Virus umumnya berupa hablur (kristal).
5.
Bentuk virus bervariasi, ada virus berbentuk oval, silinder, polyhedral, dan
kompleks. Bentuk virus yang kompleks terdiri atas kepala yang berbentuk
polyhedral, ekor yang berbentuk silinder, dan serabut ekor. Virus berbentuk
kompleks misalnya bakteriofag, yaitu jenis virus yang menginfeksi bakteri.
6.
Tubuh virus terutama tersusun atas asam nukleat yang diselubungi oleh protein
yang disebut kapsid.
a. Asam nukleat
DNA (asam deoksiribonukleat) dan RNA (asam ribonukleat). Asam nuklat
pada virus diselubungi oleh kapsid, yang disebut nukleokapsid. Ada dua
macam nukleokapsid yaitu :
1. Nukleokapsid yang telanjang, misalnya pada adenovirus, dan virus kutil
(wart virus).
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c885781944dbf0f4940a9
18
2. Nukleokapsid yang diselubungi suatu membran pembungkus, misalnya
pada virus influenza dan virus herpes.
b. Kapsid
Kapsid adalah selubung yang berupa protein. Kapsid yang terdiri atas bagianbagian yang disebut kapsomer. Misalnya kapsid TMV terdiri atas satu rantai
polipeptida yang tersusun atas 2.100 kapsomer (Subardi dkk, 2009:119).
2.5.2 Klasifikasi Virus Berdasarkan Sel Inang
Nurhayati (2006:188) Berdasarkan
jenis
sel
inangnya,
virus
dapat
diklasifikasikan atas virus hewan, virus tumbuhan dan virus bakteri.
a. Virus hewan.
Banyak penyakit pada hewan yang disebabkan oleh virus, di antaranya sebagai
berikut:
1) New Castle Disease (NCD), virus ini menyerang saraf ternak unggas, misalnya
ayam dan itik. Penyakit ini disebut tetelo atau parrot fever.
2) Foot and Mouth Disease (FMD). Virus ini menyerang kuku dan mulut hewan
ternak, seperti kerbau, sapi,domba, dan kuda.penyakit ini sering disebut penyakit
mulut dan kuku.
3) Rabies. Penyakit ini sering disebut anjing gila. Hewan yang dapat menderita atau
membawa virus ini adalah kera, anjing, dan kucing. Penyakit ini dapat dicegah
dengan menggunakan vaksin rabies, yang pertama kali ditemukan oleh Louis
Pasteur.
4) Avian Influenza (AI). Penyakit flu burung atau unggas. Influenza unggas itu
dibawa oleh virus influenza tipa A dari famili Orthomyxomiridae. Virus
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c885781944dbf0f4940a9
19
influenza tipe A dapat berubah-berubah bentuk dan menyebabkan epidermi dan
pandemi,
virus influenza tipe A terdiri atas Hemoglutinin (H) dan
Neuraminidase (N).
b. Virus tumbuhan.
Menurut Hasriadi (2006:17) Beberapa virus penyebab penyakit pada tanaman
antara lain sebagai berikut:
1) Virus Mozaik. Virus mozaik menyebabkan penyakit pada daun tembakau.
Gejalanya berupa bercak-bercak pada daun tembakau.
2) Virus Tungro. Virus ini menyerang tanaman padi. Tanaman padi yang terserang
virus ini menunjukkan gejala tumbuhan yang terhambat sehingga menjadi kerdil.
Penyebaran virus ini dari tanaman yang satu ke tanaman yang lain terjadi dengan
perantara serangga.
c. Virus manusia.
Beberapa penyakit pada manusia yang selama ini merupakan disebabkan oleh
virus (Abdul 1984:431) sebagai berikut:
1) Virus Varicella Zoster (Cacar). Penyakit ini banyak menyerang anak-anak. Pada
tahun 1796, Edward Jenner berhasil menemukan vaksin yang dapat mencegah
penyakit cacar, yang disebut vaksin cacar.
2) Influenza. Virus influenza ini menyerang saluran pernapasan, sehingga penderita
influenza mengalami kesulitan bernapas. Virus influenza juga dapat menyerang
kulit maupun tulang.
3) Polio. Virus polio menyerang saraf pada system alat gerak anak balita sehingga
menyebabkan kelumpuhan pada anggota gerak bawah atau kaki.
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c885781944dbf0f4940a9
20
2.5.3 Replikasi Virus
Bakterifaga (virus T) merupakan contoh terbaik untuk memahami proses
terjadinya replikasi pada virus. Bakteriofaga atau biasa disebut faga adalah sejenis
virus yang hidup dalam tubuh Escherichia coli. Untuk proses reproduksi virus, virus
menginduksi sel inang untuk mensintesa seluruh komponen yang diperlukan bagi
pembentukan partikel virus. Partikel ini kemudian dirakit dalam urutan tertentu. Virus
yang baru terbentuk ini harus ke luar dari sel untuk dapt menginfeksi sel lainnya.
(Prawihartono, 2013:31).
Proses infeksi virus dimulai dengan pencantelan ke inang yang peka pada
beberapa situsnya. Perasukan virus dapat melibatkan seluruh virus atau hanya asam
nukleat saja. Bila seluruh virus yang masuk, maka akan terjadi pelepasan selubung
virus untuk membebaskan asam nukleat. Reproduksi virus terjadi dalam sitoplasma,
nukleus. Protein virus dan asam nukleat kemudian dirakit menjadi partikel virus dan
di lepaskan dari inang. Replikasi fag terjadi melalui dua tipe daur hidup, yaitu daur
litik dan daur lisogenik.(Dwijoseputro, 2003:156).
1.
Daur Litik
Pada daur litik, replikasi faga dapat menyebabkan sel inang pecah (lisis).
Replikasi faga biasanya terjadi melalui lima tahap, yaitu:
a. Tahap adsorpsi.
Ditandai dengan melekatnya ekor virus pada sel bakteri. Setelah menempel
virus mengeluarkan enzim lisoenzim (enzim penghancur) sehingga terbentuk
lubang pada dinding bakteri untuk memasukkan asan inti virus.
b. Tahap penetrasi.
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c885781944dbf0f4940a9
21
Setelah terbentuk lubang pada sel bakteri maka virus akan memasukkan asan
inti (DNA) ke dalam tubuh sel bakteri, jadi kapsid virus tetap berada di luar
sel bakteri dan berfungsi.
c. Tahap sintesis
DNA virus akan mempengaruhi DNA bakteri untuk mereplikasi bagianbagian virus, sehingga terbentuk bagian-bagian virus.
d. Tahap pematangan
Pada tahap ini, DNA faga dan kapsid merakit ratusan partikel virus. Selain itu,
faga juga memproduksi enzim khusus yang dapat digunakan untuk merusak
dinding sel bakteri.
e. Tahap pelepasan.
Pada tahap ini, dinding sel inang menjadi rusak sehingga sel inang mengalami
lisis. Selanjunya, partikel-partikel faga yang kemudian akan menginfeksi selsel bakteri lain yang berdekatan.
2.
Daur Lisogenik
Pada daur lisogenik, replikasi faga tidak segera menghasilkan virus baru. Dalam
hal ini, faga dikatakan mengalami masa laten (suatu keadaan tidak aktif melakukan
replikasi). Selain itu, selama daur lisogenik, replikasi faga tidak menyebabkan sel
inang mati (lisis). Replikasi faga dalam daur lisogenik juga terjadi secara bertahap.
Beberapa tahap di antaranya memiliki kesamaan dengan tahap-tahapan replikasi pada
daur litik. Misalnya,tahap pelekatan(adsorpsi), penetrasi, sintesis, pematangan dan
pelepasan. Hanya saja, pada daur ini terdapat tahap tersendiri yang disebut tahap
penggabungan. Tahap penggabungan merupakan suatu tahapan yang terjadinya
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c885781944dbf0f4940a9
22
penggabungan (penyisipan) DNA virus ke dalam DNA bakteri, tanpa merusak DNA
bakteri (inang). DNA virus yang menyisip pada DNA bakteri adalah DNA dalam
bentuk tidak aktif. DNA harus demikian disebut profaga. (Campbell,2008:416).
Pada saat bakteri akan membelah diri, DNA bakteri akan membentuk salinan
dengan cara replikasi. Dalam hal ini, bakteri bukan saja membentuk salinan DNA-nya
sendiri, tetapi juga berupa salinan profaga. Akibatnya, setiap anakan yang dihasilkan
bakteri akan mengandung DNA bakteri dan DNA virus. Seluruh sel anakan demikan
tersebut disebut sel lisogenik.(Irianto,2006:98).
2.5.4 Peran Virus dalam Kehidupan Manusia
Virus yang menguntungkan,berfungsi untuk:
1. Membuat antitoksin
2. Melemahkan bakteri
3. Memproduksi vaksin
4. Sebagai antibakterial
Sedangkan virus yang merugikan antara lain:
1. Penyakit Ebola, Kangker, Herpes Simplex, Rabies, Hepatititis, Polio, Influenza,
Cacar, AIDS (Pratiwi,dkk 2006: 26).
2.6
Penelitian yang Relevan
Penelitian pengembangan mengenai Problem Based Learning ini sebelumnya
sudah pernah dilakukan oleh Juliza (2010) tentang Pengembangan Lembar Kerja
Siswa (LKS) Matematika Berbasis Problem Based Learning Pada Materi Operasi
Aljabar Di Kelas VIII SMP N 7 Muaro Jambi. Dari hasil penelitian yang dilakukan
diperoleh bahwa pengembangan berbasis Problem Based learning pada materi
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c885781944dbf0f4940a9
23
Operasi Aljabar dikatakan valid dan praktis. Valid tergambar dari hasil penilaian
validator. Praktis tergambar dari hasil uji coba dimana semua siswa dapat
menggunakan pengembangan lembar kerja siswa dengan baik. Selanjutnya pada
tahap implementasi dilakukan pengamatan terhadap aktifitas belajar siswa dengan
memperoleh rerata skor persentase 70,46%. Kemudian dari tes hasil belajar siswa
diperoleh 82,76%.
Penelitian Pariska (2012) berjudul Pengembangan Lembar Kerja Siswa
Berbasis Masalah menyatakan data validitas LKS yang diperoleh dari lembar validasi
LKS berbasis masalah dikategorikan valid. Hal ini ditunjukkan oleh nilai yang
diperoleh untuk setiap aspek berkisar anatra 77% hingga 80 % rata-rata nilainya
78,05%. Dapat disimpulkan bahwa LKS berbasis masalah telah sesuai dengan
kurikulum, serta penyajian materi telah mengacu kepada karakteristik berbasis
masalah.
Penelitian Nurhikmah (2008) berjudul Pengembangan Lembar Kerja Siswa
(LKS) Pada Materi Ekskresi Pada Manusia Berbasis Problem Based Learning Di
SMP Bandar Kabupaten Batang. menyatakan hasil kelayakan materi memperoleh
96,43% dan kelayakan media 93,75%, artinya LKS yang dikembangkan layak
digunakan sebagai bahan ajar. Ketuntasan hasil belajar siswa mencapai 74,55%.
Penggunaan LKS dalam pembelajaran memperoleh tanggapan yang positif dari guru
dan sangat positif dari siswa dengan persentase berturut-turut 80,55% dan 82,90%.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengembangan LKS materi
sistem ekskresi pada manusia berbasis problem based learning layak dan efektif
diterapkan dalam pembelajaran. Guru perlu membiasakan siswa dengan pembelajaran
Dicetak pada tanggal 2017-07-18
Id Doc: 589c885781944dbf0f4940a9
24
menggunakan bahan ajar yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis,
memberikan pengalaman belajar kontekstual, dan belajar mandiri dengan
mengembangkan kemampuan kerjasama siswa agar hasil belajar siswa lebih baik
daripada pembelajaran sebelumnya.
Download