Modul 04_Icenk

advertisement
Laporan Praktikum Struktur dan Kereaktifan Anorganik (KI3231)
Percobaan - 04
SINTESIS PADATAN OKSIDA Cr2O7 DENGAN METODE HIDROTERMAL
Muhammad Ichsan Hakim (10509083)
Asisten :
Abstrak
Sintesis padatan Cr2O3 dilakukan dengan metode hidrotermal dan menggunakan prekursor
K2Cr2O7 dan glukosa dengan pelarut air. Sintesis ini dilakukan dengan menggunakan alat autoclave yang
disimpan dalam oven pada suhu 200 C. Setelah melakukan pemanasan produk ditambahkan HCl dan
dibiarkan sampai terbentuk endapan. Setelah endapan terbentuk kemudian dicuci dengan
menggunakan air yang dilanjutkan dengan pemanasan pada suhu 110 C selama 24 jam.setelah itu
struktur Kristal ditentukan denganX-Ray Diffraction (XRD). Produk yang dihasilkan berupa padatan
bewarna hijau dengan massa sebesar 0,0531 g dan terdapat puncak tajam dengan nilai 2θ pada 40 dan
650.
Kata Kunci : Cr2O3,hidrotermal, autoclave
1. Pendahuluan
Sintesis padatan oksida Cr2O3 dapat
dilakukan dengan berbagai metoda,
antara lain adalah metoda keramik,
metoda sol-gel, metoda solvothermal,
metoda
hidrolisis,
dan
metoda
hidrotermal. Yang dilakukan pada
percobaan
ini
adalah
metoda
hidrotermal.
Metode
sintesis
hidrotermal
ditemukan pertama kali oleh ilmuwan
asal jerman Robert Bunsen pada tahun
1839 ketika melakukan sintesis barium
karbonat dan stronsium karbonat
dengan kondisi temperatur 200 C dan
tekanan 100 bar. Prinsip dasar metode
hidrotermal ialah pertumbuhan kristal
berdasarkan kelarutan bahan dalam air
di bawah kondisi tekanan yang tinggi.
Larutan yang akan dihidrotermal
diletakkan dalam alat bejana baja yang
dikenal dengan nama autoclave.
Autoclave merupakan media yang
digunakan untuk menumbuhkan kristal
yang akan disintesis pada metode
hidrotermal. Gambar alat autoclave
yang digunakan adalah sebagai berikut:
(http://www.roditi.com/SingleCrystal/Quartz/Hydroth
ermal_Growth.html)
Laporan Praktikum Struktur dan Kereaktifan Anorganik (KI3231)
2. Percobaan
2.1 Alat dan Bahan
 Oven 200 C
 Tungku 300 C
 Autoclave
 Krus Alumina
 Teflon
 Spatula
 Gelas Kimia 50 ml
 Gelas Ukur
 Batang Pengaduk
 Cawan Krus
 K2Cr2O7
 Glukosa
 HCl 5 M
 Kertas pH
 Kertas Saring
 Aquabidest
2.2 Prosedur
Dalam percobaan kali ini, padatan
gram kalium dikromat (K2Cr2O7) 0,3 dan
0,1 gram glukosa dilarutkan dalam 15
aquabides pada gelas kimia 50 ml sambil
diaduk sampai larutan homogen. Setelah
larutan homogen, larutan dipindahkan ke
autoclave. Kemudian autoclave yang
berisi larutan dimasukan ke dalam oven
dengan temperatur 200 C selama 60-90
menit. Kemudian larutan didiamkan
sejenak hingga suhu kamar. Setelah
mencapai
suhu
kamar
larutan
dipindahkan ke dalam gelas kimia 50 ml.
Kemudian ditambahkan HCl 5 M (1-3
tetes) secara perlahan hingga mencapai
nilai pH 5. Larutan kemudian didiamkan
sampai terbentuk endapan. Setelah
endapan terbentuk dilakukan dekantasi
untuk memisahkan endapan. Endapan
yang dipisahkan kemudian dicuci
sebanyak tiga kali dengan menggunakan
aquabides 20-30 ml. Endapan yang telah
dicuci kemudian dipindahkan ke cawan
krus. Kemudian endapan yang berda di
cawan krus dipanaskan dalam oven pada
temperatur 110 C selama 24 jam.
2.3 Data Pengamatan



Massa K2Cr2O7 = 0,0831 gram
Massa Glukosa = 0,1 gram
Perubahan warna = jingga
menjadi hijau
Data spectrum dilampiran
3. Pengolahan Data
Mol K2Cr2O7 =
0,346 𝑔𝑟
294 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙
= 1,17 𝑥 10−3
0,163
Mol glukosa = 188,06 = 8,66 𝑥 10−4
10 K2Cr2O7 + 5 C6H12O610 Cr2O3+ 3H2O + 10 K2O + 30 CO2
M = 1,17 𝑥 10−3 8,66 𝑥 10−4
R = 1,17 𝑥 10−3 5,85 x 10-4 5,85 x 10-4
S=
2,81 x 10-4
-
5,85 x 10-4
m Cr2O3 = n Cr2O3 x Mr Cr2O3
= 5,85 x 10-4 x 152
= 0,08892 gram
𝑚 𝑘𝑟𝑖𝑠𝑡𝑎𝑙
𝑚 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
%rendemen=
𝑥100%
0,0531 gr
0,08892 gr
𝑥100%
= 59.717 %
4. Hasil dan Diskusi
Sintesis padatan oksida Cr2O3 dapat
dilakukan dengan menggunakan beberapa
metode yang pada percobaan kali ini
sintesis padatan Cr2O3 dilakukan dengan
menggunakan metode hidrotermal. Metoda
ini dilakukan agar terbentuk Kristal tunggal
dengan ukuran nano. Sintesis Cr2O3 pada
percobaan ini menggunakan prekursor
Laporan Praktikum Struktur dan Kereaktifan Anorganik (KI3231)
kalium dikromat (K2Cr2O7) dan glukosa.
Glukosa berfungsi untuk mereduksi kalium
dikromat menjadi Cr3+. gugus aldehid pada
glukosa akan teroksidasi menjadi asam
karboksilat sehingga dapat mereduksi krom
dari bilangan oksidasi 6+ menjadi 3+.
Mekanisme reaksinya sebagai berikut :
10 K2Cr2O7 + 5 C6H12O610 Cr2O3+ 3H2O + 10 K2O + 30 CO22
Selanjutnya dilakuka proses pemanasan
pertama pada temperatur 2000 C. dari
proses ini didapatkan perubahan warna
larutan dari jingga menjadi warna hijau.
Warna hijau yang menandakan telah
berlangsungnya reaksi reduksi ion dikromat
(yang bewarna jingga) menjadi ion kromium
3+ yang berada dalam bentuk kromium(III)
oksida hidrat. Kromium (III) oksida hidrat
yang
kemudian
digunakan
sebagai
prekursor pembentukan padatan oksida
Cr2O3.
Pada percobaan ini digunakan HCl yang
berfungsi untuk pemberi suasana asam
pada reaksi reduksi kalium dikromat.
Suasana asam pada ion dikromat bertujuan
untuk menggeser reaksi menuju produk
sesuai persamaan berikut :
Cr2O72- + 14 H+  2 Cr3+ + 7 H2O
Selain itu pemberian asam bertujuan untuk
menstabilkan ion krom 3+. Sehingga produk
padatan oksida yang dihasilkan jumlahnya
akan lebih banyak.
Selanjutnya dilakukan proses pemanasan
yang kedua pada temperatur 1100 C.
pemanasan
ini
dilakukan
untuk
menguapkan pelarut (air). Sehingga
senyawa kromium(III) oksida hidrat yang
telah terbentuk sebelumnya pada autoclave
dapat berubah menjadi padatan oksida
Cr2O3 yang murni.
Proses kalsinasi dilakukan pada tungku
3000C selama 5 jam dilakukan untuk
mengilangkan senyawa organic yang masih
terdapat pada Kristal. Namun hal ini tidak
dilakukan karena dikhawatirkan Kristal yang
didapat rusak.
Dari hasil percobaan didapat massa Kristal
Cr2O3 yang didapat sebesar 0.0531 g dengan
persen rendemen sebesar 59,717%. Dan
dari hasil spectrum XRD, terdapat puncak
intensitas pada nilai 2θ pada 40 dan 650.
Pada hasil ini terdapat perbedaan dengan
spectrum standarnya sehingga dapat
disimpulkan Kristal yang didapat belum
murni. Hal ini mungkin dikarenakan masih
terdapat senyawa organic pada Kristal
karena belum dikalsinasi.
5. Referensi
Laudise, R. A. (2004). Hydrothermal Synthesis
of Crytal A Reprint Collection. 50 Years
Progress in Crystal Growth, 185-191.
http://en.wikipedia.org/wiki/Chronium%28III%
29_oxide.
Laporan Praktikum Struktur dan Kereaktifan Anorganik (KI3231)
Download