Uploaded by dwianiratnasari

PEMBUATAN AMMONIUM DIKROMAT

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Banyak sekali reaksi yang digunakan dalam analisis yang
melibatkan pembentukkan endapan. Endapan adalah zat yang
memisahkan diri sebagai suatu fase padat keluar dari larutan. Endapan
mengkin berupa kristal (kristalin) atau koloid, dan dapat dikeluarkan dari
larutan dengan penyaringan atau pemusingan (centrifuge). Endapan
terbentuk jika larutan menjaditerlalu jenuh dengan zat yang
bersangkutan. Kelarutan bergantung pada berbagaikondisi, seperti suhu,
tekanan, konsentrasi bahan-bahan lain dalam larutan itu, dan pada
komposisi pelarutnya.Garam dikromat mengandung anion dikromat,
Cr2O72- Mereka adalah oksoanion dari kromium dengan tingkat oksidasi
+6. Mereka adalah oksidator yang cukup kuat. Dalam larutan akuatik, ion
kromat dan dikromat ion-ion yang dapat saling bertukar satu sama lain.
Garam kromat adalah zat padat bewarna, yang menghasilkan
larutan kuning ketika larut dalam air. Dalam asam, kromat berubah
menjadi dikromat larutan yang berwarna orange. Sedangkan dalam basa
alkali (oleh ion-ion hidroksil), dikromat berubah menjadi kromat Kromat
dari logam alkali, kalium, dan ammonium dikromat dalam air. Untuk
mempelajari reaksi kromat atau dikromat dapat dipakai larutan perak
nitrat, endapan coklat kemerahan perak dikromat terbentuk bila
direaksikan dengan larutan perak nitrat. kemudian akan berubah ketika
dipanaskan dengan air, menjadi perak kromat yang sedikit larut
Dalam percobaan kali ini menggunakan kalium dikromat. Kalium
dikromat ini biasa digunakan sebagai agen pengoksidasi dalam berbagai
aplikasi laboratorium dan industri. Garam jenis ini popular di laboratorium
karena tidak meleleh, berbeda dengan garam yang lebi relevan secara
industri natrium dikromat. Oleh karena itu untuk mengetahui bagaimana
hasil pembuatan garam dikromat menggunakan senyawa kalium dikromat
dan diuji kemurniannya dengan uji Cl- makaitulah dilakukan percobaan ini
untuk mengetahuinya.
1.2 Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang permasalahan yang di atas, maka
dapat dirumuskan permasalahan yang akan dibahas sebagai berikut:
1. Bagaimana hasil dari pembuatan ammonium dikromat?
2. Berapa hasil rendemen yang dihasilkan pada ammonium dikromat?
3. Bagaimana kemurnian endapan kalium dikromat setelah dianalis?
1.3 Tujuan Percobaan
Tujuan penulis membuat makalah yang berjudul “metabolism
autotrof” adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui dan memahami hasil dari pembuatan ammonium
dikromat
2. Untuk mengetahui dan memahami hasil rendemen yang dihasilkan
pada ammonium dikromat.
3. Untuk mengetahui dan memahami kemurnian endapan kalium
dikromat setelah dianalis
BAB II
METODE PERCOBAAN
2.1 Waktu dan Tempat
Percobaan ini dilaksanakan pada hari jumat, 13 Maret 2020.
Percobaan dilakukan di laboratorium kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Bengkulu.
2.2 Alat dan Bahan
2.2.1 Alat
1. Gelas Kimia
2. Erlenmeyer
3. Thermometer
4. Gelas Ukur
5. Batang Pengaduk
6. Kaki Tiga
7. Kawat Kasa
8. Pembakar Spritus
9. Corong
10. Kaca Arloji
11. Neraca Analitik
2.2.2 Bahan
1. Aquades
2. K2CrO7.2H2O
3. NH4Cl
4. Kertas Saring
5. Batu Es
6. AgNO3 5%
2.3 Prosedur Percobaan
2.3.1 Pembuatan Garam Dikromat
K2CrO7.2H2O
1. Dilarutkan 10,5 g K2CrO7.2H2O dalam 25 ml air
2. Dilarutkan 4,25 g NH4Cl dalam 25 ml air
3. Dicampurkan kedua larutan tersebut (larutan K2Cr2O7) dan
larutan NH4Cl), kemudian tambahakan 7,5 ml air dan
panaskan hingga 600C.
4. Disaring larutan dan diinginkan dalam penangas es pada 020C
5. Saring Kristal (NH4)2Cr2O7 dengan mengunakan corong
Buchner.
6. Dicuci produk (NH4)2Cr2O7 dengan 2x5 ml air es
7. Dikeringkan produk, (NH4)2Cr2O7 dalam oven pada suhu
1000C
8. Ditimbang produk yang dihasilkan dan hitung rendemennya.
Adanya kesalahan
sehingga tidak
mendapatkan hasil
2.3.2 Analisa kemurnian Ammonium Dikromat
(NH4)2Cr2O7
1. Dikeringkan 0,1 g (NH4)2Cr2O7 larutan dengan 2 ml air.
2. Ditambahkan beberapa tetes larutan AgNO3 5%, dan
beberapa tetes HNO3.
3. Jika ion Cl ada dalam sampel, maka akan terlihat endapan
putih AgCl dalam larutan yang berwarna kuning.
Adanya kesalahan
sehingga tidak
mendapatkan hasil
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Percobaan
Prosedur Kerja
Hasil Pengamatan
Tidak ada endapan
 Pembuatan garam dikromat
1. Dilarutkan 10,5 g K2CrO7.2H2O dalam
25 ml air
2. Dilarutkan 4,25 g NH4Cl dalam 25 ml air
3. Dicampurkan kedua larutan tersebut
(larutan K2Cr2O7) dan larutan NH4Cl),
kemudian tambahakan 7,5 ml air dan
panaskan hingga 600C.
4. Disaring larutan dan diinginkan dalam
penangas es pada 0-20C
5. Saring Kristal (NH4)2Cr2O7 dengan
mengunakan corong Buchner.
6. Dicuci produk (NH4)2Cr2O7 dengan 2x5
ml air es
7. Dikeringkan produk, (NH4)2Cr2O7 dalam
oven pada suhu 1000C
8. Ditimbang produk yang dihasilkan dan
hitung rendemennya
 Analisa kemurnian Ammonium Dikromat
1. Dikeringkan 0,1 g (NH4)2Cr2O7 larutan
dengan 2 ml air.
2. Ditambahkan beberapa tetes larutan
AgNO3 5%, dan beberapa tetes HNO3.
3. Jika ion Cl ada dalam sampel, maka
akan terlihat endapan putih AgCl dalam
larutan yang berwarna kuning.
-
3.2 Pembahasan
3.2.1 Hasil dari pembuatan ammonium dikromat
Pada percobaan kali ini dilakukan untuk membuat
ammonium dikromat. Amonium kromat adalah senyawa anorganik
dengan rumus (NH4)2Cr2O7. Dalam senyawa ini, seperti dalam
seluruh kromat dan dikromat, kromium berada pada keadaan
oksidasi +6, yang umum dikenal sebagai kromium heksavalen.
Senyawa ini adalah suatu garam yang terdiri dari ion ammonium
dan ion dikromat.
Menurut (Topayung, 2015 : 98) Asam kromat adalah
sebuah senyawa kromium (Cr). Senyawa ini memiliki rumus
H2CrO4. Senyawa ini belum pernah disolasi dalam bentuk
murninya Basa konjugat dari asam ini adalah ion kromat dan
dikromat, yang dapat membentuk beberapa garam (misalnya
kalium dikromat, K2Cr2O7).
Dari literatur diatas dapat diketahui bahwa ion dikromat
mengandung kromium yang mempunyai bilangan oksidasi +6 yang
merupakan keadaan oksidasi tertinggi dan krom Pada reaksi kimia
ion Pada kimia ion kromat dan dikromat akan mengalami suatu
reaksi Reaksi ion krom reaksi reduksi. Reaksi reduksi ion kromat
dan dikromat bergantung pada tingkat keasaman larutan.
Larutan yang mengandung ion dikromat dibasakan da n ada
yang pada larutan asam, pada basa maka ion Cr2O7 berubah
menjadi ion CrO4, Sebagai berikut :
 Larutan sedikit basa :
CrO42- + 4H2O + 3e- → Cr(OH)3 + 5OH
Larutan basa pekat:
CrO42- + 2H2O + 3e- → CrO2- + 4OH-

Larutan asam :
Cr2O7 + 14H+ + 6e- → 2Cr3+ + 7H2O
Jika reaksi berlangsung dalam suasana asam yang
bertindak sebagai oksidator adalah Cr2O7, ion kromat dan dikromat
bertindak sebagai oksidator pada reaksi kimia bilangan oksidasi
kromium turun menjadi +3 dan produk yang diperoleh bergantung
pada keadaan keasaman larutan.
Menurut Fatimah (2013 :95) Kalium dikromat merupakan
pereaksi oksida cukup kuat, potensial standar dari reaksi :
Cr2O72- + 14H+ + 6e → 2Cr3+ + 7H2O
Keuntungannya adalah tidak mahal sangat stabil dalam
larutan dan dapat diperoleh dalam bentuk cukup murni untuk
pembuatan larutan standar dengan menimbang langsung.
Dapat diketahui bahwa pada ammonium dikromat banyak
manfaatnya, seperti Senyawa ini juga digunakan sebagai mordan
untuk pigmen pewarna, dalam pabrikasi alizarin, krom alum,
penyamakan kulit dan pemurnian minyak. Contoh pemanfaatan
ammonium dikromat adalah :
 Demonstrasi gunung berapi melibatkan penyulutan tumpukan
garam, yang menginisiasi konversi eksotermal berikut:
(NH4)2Cr2O7 (s) → Cr2O3 (s) + N2 (g) + 4 H2O (g) (ΔH=−429.1 ± 3
kcal/mol)
Seperti amonium nitrat, termodinamikanya tidak stabil. Reaksi
dekomposisinya
akan
berlangsung
setelah
dimulai,
menghasilkan bubuk berwarna hijau tua yang tebal kromium(III)
oksida. Tidak semua amonium dikromat terdekomposisi dalam
reaksi ini. Ketika bubuk hijau dicelupkan ke dalam air, larutan
kuning/jingga berasal dari amonium dikromat yang tertinggal.

Amonium dikromat adalah oksidator kuat dan bereaksi
(seringkali dengan hebat) dengan semua reduktor. Semakin
kuat reduktornya, semakin hebat reaksinya.[9] Ia juga telah
digunakan untuk mempromosi oksidasi alkohol dan tiol.
Pada percobaan ini pembuatan ammonium dikromat
pertama ditimbang K2CrO7.2H2O dengan menggunakan neraca
analitik sebanyak 10.5 gram, lalu dilarutkan kedalam 25 ml air.
Kemudian ditambahkan dengan NH4CI 4.25 gram fungsi dari
ditambahkannya NH4CI supaya terbentuk ammonium dikromat.
Setelah itu dipanaskan, fungsi pemanasan disini untuk
mempercepat laju reaksi antara keduanya sehingga cepat
bereaksi cepat larut dalam percobaan ini dilakukan pemanasan
sampai 60oC.
Sebagaimana dijelaskan oleh Ramadhani (2018 : 76),
tentang pengaruh pemanasan adalah proses pemanasan
dilakukan bertujuan agar membantu mempercepat proses
pelarutan atau pemutusan ikatan organik.
Hal ini dapat terjadi karena jika temperature dinaikkan,
maka molekul memiliki tingkat energi yang meningkat. Kenaikan
energy molekul menyebabkan semakin besar frekuensi tumbukan.
Energy minimal yang di butuhkan untuk terjadinya reaksi akan
semakin terlampaui dan tentunya laju reaksi akan semakin besar
Kemudian tahap selanjutnya didinginkan produk yang
terbentuk tadi ke dalam gelas kimia besar sampai suhu 0-2 °C,
fungsi pendinginan ini agar ion-ion bebas yang terjadi pada saat
pemanasan terendap secara sempurna. Dan pendinginan
dilakukan untuk mendapatkan Kristal, disini kami menggunakan
batu es dan garam dalam pendinginan.
Menurut Setiawan (2017 : 16) sifat-sifat garam : mempunyai
rasa asin, dapat menghantarkan arus listrik, tidak mengubah
warna kertas lakmus merah maupun biru, memiliki pH7, terbentuk
dari sisa asam dan sisa basa. Es yang digunakan dalam penelitian
ini adalah es batu, es yang biasanya digunakan dalam kehidupan
sehari-hari.
Fungsi penambahan garam pada pendinginan untuk
memperlambat proses pencairan es sehingga es tidak mudah
mencair. Garam jug abersifat hygrokopis sehingga dapat
menurunkan titik lebur suatu zat dan dapat membuat cairan
didalam gelas kimia membeku ketika mencapai titik bekunya.
Setelah mencapai suhu 0-2 °C endapan yang dihasilkan
tadi disaring dengan menggunakan kertas saring. Teknik
menyaring ini termasuk kedalam teknik pemisahan campuran,
yaitu memisahkan komponen-komponen yang menyusun suatu
campuran berdasarkan perbedaan sifat-sifat komponen komponen
tersebut, bergantung atas jenis, wujud, dan sifat komponen yang
terkandung di dalamnya ( Nyoman, 2009:51)
Setelah disaring dan mendapatkan endapan maka endapan
tersebut dikeringkan di dalam oven agar tidak ada lagi air yang
terkandung di dalam endapan tersebut, setelah kering maka
nantinya akan ditimbang. Namun pada percobaan kali ini terdapat
beberapa kesalahan yang membuat tidak adanya endapan,
sehingga praktikum kami hanya sampai pada proses penyaringan,
karena tidak ada endapan sehingga tidak bisa dilanjutkan ke
proses pengeringan dan penimbangan. Kesalahan yang terjadi
mulai dari salah melihat atau tidak teliti melihat satuan dalam
penimbangan yang seharusnya satuan gram tapi yang dibuat
dalam satuan ct. kesalahan lain yang terjadi dalam pemanasan
pengukuran suhu menggunakan termometer dengan mengangkat
termometer dan mengganti ke kelompok lain yang mana kelompok
lain sudah tahap pendinginan, jadi penurunan suhu yang sangat
tinggi terjadi, dan pada saat mengukur suhu dalam pemanasan,
sebelum konstan sudah diangka 60oC, yang menandakan telah
lewat batas yang ditentukan, begitupula pada tahap pendinginan.
Kesalahan lain, mungkin terdapat pengotor dalam sampel
sehingga sampel tidak bisa mengkristal.
3.2.2 Hasil Rendemen yang Dihasilkan
Untuk menghitung nilai rendemen dapat menggunakan
rumus sebagai berikut:
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑘𝑎𝑛
𝑅𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 =
× 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑎𝑤𝑎𝑙
Karena terjadi banyak kesalahan yang membuat kami idak
mendapatkan endapan, sehingga kami tidak bisa menghitung
remendem yang dihasilkan pada percobaan kali ini. Rendemen
adalah perbandingan jumlah (kuantitas) produk yang dihasilkan.
Rendemen menggunakan satuan persen (%). Semakin tinggi nilai
rendemen yang dihasilkan menandakan nilai ammonium dikromat
yang dihasilkan semakin benyak.
3.2.3 Analisis Kemurnian Ammonium Dikromat
Selanjutnya adalah tahap menganalisis kemurnian
ammonium dikromat. Namun sangat disayangkan lagi bahwa kam
tidak bisa mengetahui kemurnian ammonium dikromat Karena
terjadi banyak kesalahan yang membuat kami idak mendapatkan
endapan, sehingga kami tidak bisa menghitung remendem yang
dihasilkan pada percobaan kali ini.
proses pemurnian dikromat adalah Proses identifikasi
larutan perklorat hasil pemurnian dapat dilakukan secara kualitatif
dan secara kuantitatif. Identifikasi secara kualitatif dapat dilakukan
pada proses pemurnian dengan pengendapan Craill). Fe(III) dan
Fe(ll). Kation-kation tersebut termasuk ke dalam unsur logam
transisi yang memiliki ciri khas. Dapat menghasilkan warna dengan
adanya unsur tersebut. Sehingga ketiadaan kation-kation tersebut
dalam larutan perklorat dapat diidentifikasi secara visual, larutan
perklorat yang telah murni dari pengotor Crll), Fe(III) dan Fe(II)
tidak akan memiliki warna (bening). Namun, untuk pengotor sulfat
yang dihasilkan dari penambahan reagen besi sulfat harus
diidentifikasi dengan cara kuantitatif. Karena sulfat ini memiliki sifat
tidak berwarna (bening) secara visual.
Pada penjabaran diatas dapat analisis kemurnian
ammonium dikromat ini termasuk kedalam identifikasi secara
kualitatif yaitu dengan pengendapan. Yang mana apabila endapan
yang didapat berwarna putih berarti mengandunng Cl- .Pada
percobaan dilakukan ketika telah didapatkan endapan, maka
endapan kering dilarutkan dengan air, kemudian ditambahkan
AgNO3 5% dan beberapa tetes HNO3 ternyata ketika terbentuk
endapan berwarna putih yang berarti terdapat ion Cl- dalam
sampel dan endapan tidak murni, karena dikatakan endapan itu
murni apabila ia hanya mengandung senyawa ammonium
dikromat saja.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan :
1. Kalium dikromat ini merupakan garam kalium tidak stabil dalam bentuk
bebas dan juga merupakan oksidator kuat, khususnya dalam larutan
asam.
Hasil
pembuatan
ammonium
dikromat
seharusnya
menghasilkan endapan/Kristal yang dapat ditimbang, namun karena
adanya kesalahan sehingga tidak menemukanhasil.
2. Dalam percobaan dapat dicari remendemennya dengan rumus :
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑘𝑎𝑛
𝑅𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 =
× 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑎𝑤𝑎𝑙
3. Pada analisis kemurnian ammonium kromat seharusnya dapat
diketahui denganmelakukan beberapa langkah, namun dikarenakan
endapan tidak terbentuk jadi tidak bisa mencari kemuerniannya.
4.2 Saran
1. Sebelum melaksanakan praktikum, praktikan harus terlebih dahulu
memahami langkah kerja, agar saat praktikum tidak salah
melaksanakan langkahnya.
2. Saat melakukan proses menimbang harus memperhatikan satuan agar
tidak salah dalam menimbang, dan harus tepat penimbangannya.
3. Dalam melakukan pemanasan harus diukur suhu secara tepat, dan
saat mengukur tidak memainkan termometer seperti mengangkat dan
memasukkan lagi sebentar sebelum konstan melihat suhusudah
diangkat.
DAFTAR PUSTAKA
Candra,I. 2009. Kimia Dasar. Bengkulu: Unib Press
Fatimah,Is.2013. Kinetika Kimia. Yogyakarta:Graha Ilmu
Ramadhani, N., Yuliet, Y., & Khaerati, K.(2018). aktivitas ekstrak kulit batang
langsat (lansium parasiticum (osbeck) sahni & bennet) terhadap
kelarutan kalsium batu ginjal secara in vitro. Biocelebes, 12(2). 69-80.
(diakses 15 Maret 2020)
Setiawan, A., Faisal, F., & Sulaiman, A. (2017). Kaji eksperimental pengaruh
lapisan dinding dengan material es dan garam pada dinding cold box
terhadap laju perpindahan panas. Jurnal POLIMESIN, 15(1), 921.(diakses15 Maret 2020)
Topayung, D. (2011). Pengaruh arus listrik dan waktu proses terhadap
ketebalan dan massa lapisan yang terbentuk pada proses
elektroplating pelat baja. Jurnal Ilmiah Sains, 11(1), 97-101. (diakses
15 Maret 2020)
Download