Potensi Sumber Daya Geologi di Wilayah Laut Faisal Siddiq-12011032 Potensi Sumber Daya Geologi di Wilayah Laut Faisal Siddiq, 12011032, Teknik Geologi ITB Kata kunci : Blsksmokers, placer,Batugamping, Gas Hidrat, Nodul Mangan, Migas Blacksmokers Keberadaan mata air panas di darat tergantung pada kondisi geologi daerah setempat. Fenomena keluarnya mata air panas terdapat pula di laut yaitu di sekitar komplek gunung api bawah laut dan sering disebut celah atau cerobong hidrotermal laut dalam. Cerobong bawah laut ini disebut “black smokers”. Black smokers terlihat berupa struktur cerobong asap yang terbuat dari mineral belerang yang mengandung mineral sulfida yang berasal dari bawah kerak bumi. Mineral sulfida ini terbentuk pada temperatur 350o C. Celah hidrotermal pertama kali ditemukan pada tahun 1977. Celah-celah ini diketahui berada di Samudera Pasifik dan Samudera Atlantik. Celah-celah ini kebanyakan dijumpai pada kedalaman sekitar 2100 meter di daerah pemekaran dasar laut sepanjang Sistem Punggungan Tengah Samudera, yaitu rangkaian gunung api bawah laut yang memanjang dan meliuk-liuk mengitari bumi. Celah hidrotermal merupakan fenomena alam spektakuler yang terdapat di dasar lautan. Air laut merembas melalui rekahan di dasar laut dan terpanaskan oleh batuan cair yang letaknya jauh di bawah kerak samudera dengan suhu mencapai 400 oC. Cairan panas ini muncul kembali ke permukaan dasar laut dan menyembur melalui celah-celah yang terbuka. Cairan hidrotermal ini Geologi Kelautan ITB Potensi Sumber Daya Geologi di Wilayah Laut bercampur dengan logam terlarut dan bahan kimia lainnya yang berasal dari Faisal Siddiq-12011032 kedalaman yang letaknya jauh di bawah dasar laut. Proses terjadinya hidrotermal bawah laut adalah sebagai berikut 1. Air laut yang dingin (2 oC) merembas melalui celah-celah ataupun rekahan yang terdapat di dasar lautan. 2. Air laut terus merembas jauh ke bawah di dalam kerak samudera. Radiasi energi panas dari batuan cair yang terletak jauh di bawah dasar laut mendidihkan rembasan air laut hingga suhu cairan hidrotermal mencapai 350-400 oC. Setelah rembasan air laut terpanaskan, ia bereaksi dengan batuan sekitar di dalam kerak samudera. Reaksi kimia ini merubah cairan hidrotermal dengan cara sebagai berikut : •Semua kandungan oksigen dalam cairan menjadi hilang •Cairan panas ini menjadi bersifat asam •Cairan ini menangkap logam-logam terlarut, termasuk besi, tembaga dan seng •Cairan ini menangkap hidrogen sulfida 3. Cairan panas ini tidaklah begitu kental sehingga ia lebih ringan dibandingkan dengan cairan yang lebih dingin. Dengan demikian cairan hidrotermal menyembur ke atas melalui kerak samudera layaknya balon udara-panas yang naik ke udara. 4. Cairan hidrotermal keluar melalui cerobong dan bercampur dengan air laut yang dingin. Logam-logam dibawa ke atas dalam bentuk fluida bercampur dengan belerang membentuk meneral yang berwarna hitam yang biasa disebut sulfida logam, kondisi ini menjadikan kenampakan cairan hidrotermal seperti asap. Banyak faktor yang memicu terjadinya reaksi ini. Salah satu faktor tersebut adalah suhu yang dingin, dan faktor lainnya adalah keberadaan kandungan oksigen dalam air laut. Tanpa adanya unsur oksigen, mineral-mineral tersebut tidak akan pernah terbentuk. Geologi Kelautan ITB Potensi Sumber Daya Geologi di Wilayah Laut White Smoker Cairan hidrotermal berupa “white smokers” biasanya lebih dingin (250-300 °C) dan mengalir lebih lambat dibandingkan dengan cairan “black smokers”. Ukuran cerobongnya pada umumnya lebih kecil juga. Warna putih berasal dari mineral yang terbentuk pada saat cairan hidrotermal keluar melalui cerobong dan bercampur dengan air laut. Tidak seperti mineral hitam dalam black smokers, mineral-mineral ini tidak mengandung logam. Dalam “white smokers”, cairan hidrotermal bercampur dengan air laut di bawah dasar laut. Oleh karena itu, mineral-mineral hitam terlebih dahulu terbentuk di bawah dasar laut sebelum cairan hidrotermal keluar melalui cerobong. Jenis lain dari senyawa kimia termasuk silika masih terdapat di dalam cairan hidrotermal tersebut di atas. Pada saat cairan hidrotermal tersebut keluar melalui cerobong, kristal-kristal kecil silika terbentuk. Reaksi kimia yang lain membentuk mineral putih yang disebut anhidrit. Kedua mineral ini merubah warna cairan hidrotermal yang keluar melalui cerobong menjadi putih. Puslitbang Geologi Kelautan pada tahun 2002 dan 2003 telah menemukan proses Faisal Siddiq-12011032 hidrotermal gunung api bawah laut pada kedalaman lebih dari 1000 meter di sekitar komplek G. Komba di perairan P. Wetar - Nusa Tenggara Timur. Mineral hidrotermal yang ditemukan diantaranya berupa emas dan perak. Proses yang terjadi di daerah ini bukanlah berasal dari sistem vulkanisme pemekaran lantai samudera, namun berasal dari vulkanisme busur belakang kepulauan dari sistem tektonik tumbukan. Semburan Cairan Hidrotermal Cairan hidrotermal yang keluar melalui cerobong tidak selalu berbentuk aliran. Di beberapa tempat, aliran ini merembas keluar dari celah-celah dasar laut. Cairan hidrotermal dari hasil semburan ini biasanya lebih dingin dibandingkan cairan hidrotermal yang keluar melalui cerobong. Cairan ini mengalir jauh lebih lambat. Semburan cairan hidrotermal bercampur dengan air laut di bawah dasar laut, sehingga semua mineral yang terbentuk dan tertinggal di bawah dasar laut. Beberapa semburan hidrotermal mengandung sulfida. Mikroorganisme banyak terdapat dan hidup di atas sulfida ini. Mikroorganisme ini menjadi bahan makanan bagi mahluk eksotis lainnya yang hidup di sekitar cerobong hidrotermal. Cerobong Bagaimanakah celah hidrotermal terbentuk ?. Di beberapa lokasi di Punggungan Tengah Samudera, lempeng raksasa yang membentuk kulit bumi bergerak saling menjauh, meciptakan rekahan-rekahan dan celah-celah pada lantai dasar samudera. Air laut merembas kedalaman rekahan-rekahan ini yang selanjutnya terpanaskan oleh batuan cair atau magma yang terdapat di bawah kerak bumi. Karena air laut ini terpanaskan, ia akan menyembur ke permukaan melalui celah-celah yang Geologi Kelautan ITB Potensi Sumber Daya Geologi di Wilayah Laut terdapat pada lantai dasar samudera. Air yang masuk melalui celah-celah tersebut menyembur kembali ke dalam lautan dengan temperatur kurang lebih 400 oC, namun demikian air ini tidak mendidih sebab berada dalam tekanan massa air laut di atasnya yang begitu besar. Pada saat tekanan pada cairan hidrotermal ini bertambah, maka titik didihnya meningkat. Cerobong yang tingginya bisa mencapai puluhan meter, terbuat dari mineral yang kaya akan logam dan belerang. Cairan hidrotermal membawa ke arah atas berbagai macam logam termasuk tembaga, seng dan besi dari kerak samudera. Pada saat cairan hidrotermal bercampur dengan air laut, logam-logam ini bercampur dengan sulfida membentuk mineral-mineral hitam. Cerobong ini tumbuh membesar seiring dengan mengalirnya cairan hidrotermal dan terbentuknya mineral-mineral secara terus menerusnya. Para ahli kebumian telah meneliti beberapa cerobong hidrotermal yang pertumbuhannya mencapai 30 cm perhari. Cerobong hidrotermal ini bagaimanapun bersifat rapuh, terkadang dapat roboh jika pertumbuhannya terlalu besar. Lubang cerobong hidrotermal laut dalam biasanya terdapat di sepanjang pematang tengah samudera. Beberapa lubang cerobong yang berbeda telah ditemukan Faisal Siddiq-12011032 sejak tahun 1977 dekat Kepulauan Galapagos oleh ilmuwan kebumian dengan menggunakan kapal selam riset kecil ALVIN. Salah satu alasan mengapa sedikit sekali lokasi hidrotermal bawah laut yang telah diobservasi adalah karena para ahli kebumian hanya baru mengeksplorasi sebagian kecil saja dari punggungan tengah samudera yang panjangnya mencapai 50.000 km. Sehingga tampak semakin para ahli kebumian lebih mengeksplorasi punggungan tengah samudera, maka mereka akan menemukan lokasi-lokasi celah hidrotermal yang lebih dalam. Namun demikian pada kenyataannya, ternyata para ahli kebumian juga telah menemukan bahwa tidak setiap punggungan tengah samudera mempunyai lokasi celah hidrotermal laut dalam. Para ilmuwan tidak mengetahui secara pasti mengapa beberapa punggungan memiliki celah hidrotermal laut dalam, sementara yang lainnya tidak. Massa kimia dan panas dengan jumlah yang sangat besar ini ditransfer dari dalam bumi ke permukaan melalui celah hidrotermal laut dalam. Kimia air samudera sebagian dikontrol oleh proses ini. Dengan demikian, memahami bagaimana celah hidrotermal laut dalam bekerja merupakan sangatlah kritis didalam memahami sifat dinamis planet ini. Geologi Kelautan ITB Potensi Sumber Daya Geologi di Wilayah Laut Faisal Siddiq-12011032 Endapan placer berat. Placer pantai (beach placer) terjadi pada kondisi topografi berbeda yang disebabkan oleh perubahan muka air laut, dimana zona optimum pemisahan mineral berat berada pada zona pasang-surut dari suatu pantai terbuka. Konsentrasi partikel mineral/bijih juga dimungkinkan padaterrace hasil bentukan gelombang laut. Mineral-mineral terpenting yang dikandung jenis cebakan ini adalah : magnetit, ilmenit, emas, kasiterit, intan, monazit, rutil, xenotim dan zirkon. Placer pantai. Cebakan ini terbentuk sepanjang garis pantai oleh pemusatan gelombang dan arus air laut di sepanjang pantai. Gelombang melemparkan partikelpartikel pembentuk cebakan ke pantai dimana air yang kembali membawa bahan-bahan ringan untuk dipisahkan dari mineral berat. Bertambah besar dan berat partikel akan diendapkan/terkonsentrasi di pantai, kemudian terakumulasi sebagai batas yang jelas dan membentuk lapisan. Perlapisan menunjukkan urutan terbalik dari ukuran dan berat partikel, dimana lapisan dasar berukuran halus dan/ atau kaya akan mineral berat dan ke bagian atas berangsur menjadi lebih kasar dan/atau sedikit mengandung mineral Mineral yang terdapat dalam endapan placer. Suatu cebakan pasir besi selain mengandung mineralmineral bijih besi utama tersebut dimungkinkan berasosiasi dengan mineral-mineral mengandung Fe lainnya diantaranya : pirit (FeS2), markasit (FeS), pirhotit (Fe1-xS), chamosit [Fe2Al2SiO5(OH)4], ilmenit (FeTiO3), wolframit [(Fe,Mn)WO4], kromit (FeCr2O4); atau juga mineral-mineral nonFe yang dapat memberikan nilai tambah seperti : rutil (TiO2), kasiterit (SnO2), monasit [Ce,La,Nd, Th(PO4, SiO4)], intan, emas (Au), platinum (Pt), xenotim (YPO4), zirkon (ZrSiO4) dan lain-lain. Geologi Kelautan ITB Potensi Sumber Daya Geologi di Wilayah Laut Faisal Siddiq-12011032 Batu Gamping Batu kapur (bahasa Inggris: limestone) (CaCO3) adalah sebuah batuan sedimenterdiri dari mineral calcite (kalsium carbonate). Sumber utama dari calcite ini adalah organisme laut. Organisme ini mengeluarkan shell yang keluar ke air dan terdeposit di lantai samudra sebagai pelagicooze (lihat lysocline untuk informasi tentangdissolusi calcite). Persebaran fasies feef yang menghasilkan batu gamping. Batu gamping merupakan sumber kalsium karbonat sebahan bahan pembuatan semen, keramik, dan bahan bagungan yang bersumber dari geologi kelautan di laut dangkal. Geologi Kelautan ITB Potensi Sumber Daya Geologi di Wilayah Laut Gas Hidrat Hidrat merupakan istilah yang dipergunakan dalam senyawa organik maupun senyawa anorganik untuk mengindikasikan bahwa zat tersebut mengandung air. Untuk senyawa organik maka hidrat dibentuk dengan penambahan molekul H2O atau penambahan elemen H+ dan OH- pada molekul organik. Sebagai contoh etilen atau etena CH2=CH2 bila ketambahan molekul H2O akan menjadi etanol CH3-CH2-OH jadi dapat dikatakan etanol merupakan hidrat dari senyawa etena. Hidrat dalam senyawa anorganik adalah garam yang mengandung molekul air dalam perbandingan tertentu yang terikat baik pada atom pusat atau terkristalisasi dengan senyawa kompleks. Hidrat seperti ini disebut juga sebagai air terkristalisasi atau air hidrasi. Akan tetapi, bukan hanya zat padat yang bisa terperangkap didalam kristal air. Gas juga dapat terperangkap didalamnya. Faisal Siddiq-12011032 Metana hidrat terdiri dari gas metana dan air yang terdapat di bawah dasar lautan dan di lapisan es dalam jumlah yang sangat besar. Para ilmuwan memperkirakan ada sekitar 500 – 2500 gigatons karbon di bawah permukaan dasar laut dan yang tersimpan pada permafrost ada sekitar 400 gigaton karbon, sedangkan total karbon yang berada di atmosfer saat ini sekitar 700 gigaton. Gas hidrat itu adalah sumber energi gas yang terbentuk di darat maupun di laut dalam suhu yang rendah dan tekanan yang tinggi dan berbentuk es dan biasanya bersenyawa dengan air. Biasanya gas hidrat ditemukan di kedalaman 100 sampai dengan 1100 meter di bawah laut, sedangkan di darat zona stabilitas gas hidrat ini ada pada kedalaman 1000 meter lebih. Untuk mengetahui akumulasi gas hidrat bisa dilakukan dengan melakukan survey geofisika dengan memanfaatkan teknologi seismik. Prinsip dasarnya sama seperti survey untuk mengetahui keberadaan minyak bumi dan gas. Pada gas hidrat menunjukan penggambaran yang unik, posisi kestabilannya yang khas dan bentuknya hampir selalu sejajar dengan permukaan bumi/dasar laut dimana ada garis batas yang merupakan batas antara dasar lapisan gas hidrat dengan gas yang tidak terikat oleh hidrogen yang biasa disebut gas bebas (free gas). Akan tetapi sampai saat ini belum ada teknolgi yang mampu mengetahui permukaan lapisan gas hidrat maupun dasar dari gas bebas yang terletak di bawah lapisan gas. Geologi Kelautan ITB Potensi Sumber Daya Geologi di Wilayah Laut Penelitian dan eksplorasi gas hidrat sudah dilakukan di Jepang, Amerika, Kanada, Rusia, Amerika bagian Selatan, India dan beberapa negara Eropa dan Afrika. Agaknya kita memang sangat terlambat melakukan penelitian di bidang ini. BPP Teknologi yang bekerjasama dengan BGR-Jerman dan JAMSTEC-Jepang, pernah mengadkan penelitian awal di bidang gas Hidrat ini. Beberapa institusi lain, juga pernah melakukan penelitian serupa di beberapa perairan Timur Indonesia. Tetapi lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Dari 2 daerah yang telah diobservasi, perhitungan besarnya cadangan gas hidrat di Indonesia cukup memberikan harapan yang menggembirakan. Perkiraan kasar jumlah gas Hidrat yang terdapat di daerah perairan sebelah Selatan Sumatra Selatan, Selat Sunda dan selatan perairan Jawa Barat kurang lebih 17.7 x 1012 m3 (625.4 triliun cubic feet), sedangkan jumlah cadangan yang terdapat di laut Sulawesi kurang lebih 6.6 x 1012 m3 (233.2 triliun cubic feet). Sebagai perbandingan, besarnya cadangan gas Alam yang terdapat di Natuna adalah sebesar 222 tcf (Penelitian tim BPPT, unpublished). Belakangan ini beberapa institusi penelitian dan universitas sedang giat-giatnya membangun kerjasama untuk mengetahui potensi total kandungan gas Hidrat di Indonesia. Teknologi eksplorasi merupakan kendala terbesar sampai saat ini, sehingga gas hidrat belum juga bisa dimanfaatkan sebagai energi alternatif. Jepang sendiri mentargetken 2016 sebagai awal dimulainya eksplorasi bagi gas hidrat yang mereka miliki. Faisal Siddiq-12011032 Menilik pesat dan banyaknya kajian mengenai gas hidrat ini, agaknya kita boleh optimis bahwa gas hidrat dapat digunakan dalam waktu yang mungkin lebih cepat dari perkiraan semula. Ketika teknologi eksplorasi ini sudah dapat dikuasai, sehingga eksplorasi gas hidrat menjadi cukup ekonomis, maka akan ada pengaruh yang besar bagi dunia industri, ekonomi maupun politik dunia. Bagaimana dengan Indonesia? Lantas, berbicara tentang energi tentulah menarik kalau adanya informasi dan data mengenai kuantitas energi per kuantitas massa dari metana hidrat tersebut. Sayangnya tak banyak literatur yang membahas tentang hal ini. Tapi sebagai gambaran, dalam proses pembakaran (kelak proses utilisasi metana hidrat akan dibakar untuk utilisasinya) diperlulkan parameter Heating Value yang dibagi menjadi High Heating Value dan Low Heating Value. Untuk kasus Metana Hidrat ini, saya berasumsi bahwa perhitungan Nilai Kalor didasarkan pada Low Heating Calue, karena Bahan bakar tersebut mengandung (banyak sekali) air. Alamat proses pembakaran akan membagi energi aktivasinya untuk menyalakan gas dan memecah molekul air. Walhasil, energi hasil pembakaran tak sehebat apabila kita menggunakan gas metana natural. Bagaimana “membakar” esnya? Pertanyaan konyol itu sangat mungkin muncul. Proses pembentukannya yang membutuhkan kondisi 50 bar dan 10oC berpengaruh pada kestabilan kristal pada saat eksplorasi. Begitu kristal metana hidrat tersebut keluar dari perut bumi, notabene terjadi pressure dan Geologi Kelautan ITB Potensi Sumber Daya Geologi di Wilayah Laut temperature drop yang signifikan. Akibatnya entropi dalam sistem kristal sangat cepat naik, semakin tinggi temperatur kristal akan cepat meleleh dan gas yang terperangkap akan segera keluar menuju atmosfer. Tak membutuhkan waktu lama untuk ignite, dengan sedikit pemantik kristal ini dengan mudah mencapai titik flash. Berbekal kelebihannya seperti cadangan berlimpah, teknik eksplorasi, dan sifatnya yang direct utilisation . Sepertinya kita harus menaruh harapan pada sumber energi non Faisal Siddiq-12011032 konvensional yang satu ini. Walau beberapa peneliti khawatir dengan jejak karbon yang dihasilkan karena proses pembakarannya yang dirasa tidak optimal. Tetapi disisi lain sumber energi ini dapat dikatakan zero waste karena limbah yang dihasilkan hanya berupa air. Apapun bentuk dan jenis energi yang dihadilkan dan digunakan oleh manusia, tanggung jawab yang paling penting adalah MENJAGA dan MENGELOLA konsumsi energi tersebut dengan bijak, karena sumber energi itu juga adalah hak untuk zuriat kita. Minyak Bumi Minyak bumi, gas alam, dan batu bara berasal dari pelapukan sisa-sisa makhluk hidup, sehingga disebut bahan bakar fosil. Proses pembentukannya memerlukan waktu yang sangat lama sehingga termasuk sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui. Minyak bumi sering disebut dengan emas cair karena nilainya yang sangat tinggi dalam peradaban modern. Pertanian, industri, transportasi, dan sistem-sistem komunikasi sangat bergantung pada bahan bakar ini, sehingga berpengaruh pada seluruh kegiatan kehidupan suatu bangsa.Minyak bumi dan gas alam merupakan sumber utama energi dunia, yaitu mencapai 65,5%, selanjutnya batubara 23,5%, tenaga air 6%, serta sumber energi lainnya seperti panas bumi (geothermal), kayu bakar, cahaya matahari, dan energi nuklir. Negara yang mempunyai banyak cadangan minyak mentah (crude oil), menempati posisi menguntungkan, karena memiliki banyak persediaan energi untuk keperluan industri dan transportasi, disamping pemasukan devisa negara melalui ekspor minyak. Minyak bumi disebut juga petroleum (bahasa Latin: petrus = batu; oleum = minyak) adalah zat cair licin, mudah terbakar dan sebagian besar terdiri atas hidrokarbon. Kandungan hidrokarbon dalam minyak bumi berkisar antara 50% sampai 98%. Sisanya terdiri atas senyawa organik yang mengandung oksigen, nitrogen, dan belerang. Geologi Kelautan ITB Potensi Sumber Daya Geologi di Wilayah Laut Faisal Siddiq-12011032 Geologi Kelautan ITB Potensi Sumber Daya Geologi di Wilayah Laut Faisal Siddiq-12011032 Nodul mangan Cebakan Terrestial Menurut park (1956), cebakan mangan dibagi dalam 5 tipe yaitu : Cebakan Hidrothermal. Cebakan sedimenter, baik bersama-sama maupun tanpa affiliasi vulkanik Cebakan yang berasosiasi dengan aliran lava bawah laut Cebakan metamorfosa Cebakan laterit dan akumulasi residual Dari kelima tipe cebakan tersebut, sumber mangan komersial berasal dari cebakan sedimenter yang terpisah dari aktivitas vulkanik dan cebakan akumulasi residual. Cebakan sedimen laut mempunyai cirri khusus yaitu berbentuk perlapisan dan lensalensa. Seluruh cebakan biji karbonat berasosiasi dekat dengan batuan karbonat atau grafitik, dan kadang-kadang mengandung lempung yang menunjukkan adanya suatu pengurangan lingkungan pengendapan dalam cekungan terdekat. Sebaliknya cebakan bijih oksida lebih umum dan berasosiasi dengan sediment klasik berukuran kasar, dengan sedikit atau sama sekali bebas dari unsure karbon organic. Cebakan bijih ini dihasilkan di bawah kondisi oksidasi yang kuat dan bebas sirkulasi air. Cebakan bijih oksida merupakan cebakan sedimenter yang sangat komersial dengan kadar bijih 25-40% Mn, sedangkan cebakan bijih karbonat kadarnya cenderung lebih kecil, yaitu 15-30% Mn. Nodul Istilah Nodul mangan umum digunakan walaupun sebenarnya kurang tepat, karena selain mangan masih terkandung pula unsure pasir, nikel, kobalt, dan molybdenum, sehingga akan lebih sesuai bila dinamakan dengan nodul poli-metal. Geologi Kelautan ITB Potensi Sumber Daya Geologi di Wilayah Laut Faisal Siddiq-12011032 Dasar samudra diperkirakan diselimuti lebih hitam kebiruan. Tekstur permukaan dari dari 3 triliyun ton nodul berukurang kentang. Disamuidra pasifik sendiri, nodul yang terbentuk diperkirakan sebesar 10 juta ton per tahun. Berdasarkan hasil penyelidikan yang dilakukan oleh USBM, diketahui bahwa zona kadar tertinggi terdapat dalam cekungan sediment pasifik bagian timur, yang terletak pada jarak 2.200 km sebelah tenggara Los Angeles, Kalifornia. Di zc na ini, nodul mangan mangan terjadi dalam lapisan halus hingga kasar. Setiap nodul mengandung satu atau lebih sisa-sisa makhluk air laut. Pragmen batuan, atau nodul lainnya. Nodul ini diliputi oleh lapisan mangan, besi, dan logam oksida lainnya yang berbentuk konsentris namun tidak terus-menerus. Lapisan lempung kemudian mengisi celahcelah diantara lapisan oksida tersebut secara tidak beraturan dan biasanya dapat dijadikan patokan dalam perhitungan periode tunggal dan tidak teratur. Secara individu, nodul mempunyai kilap suram dengan warna coklat tanah hingga pertumbuhan nodul bersangkutan. Referensi http://www.mgi.esdm.go.id/content/blacksmokers http://masew.com/bursa/bisnis/potensi-migas-di-laut-dalam-perlu-dikembangkan/ http://anggi-felix.blogspot.com/2013/01/endapan-pleser-dan-residu.html Puslitbang Geologi Kelautan 2005 Penulis Artikel Puslitbang Geologi Kelautan, Oleh : Dida Kusnida Nichols,gary.2009. Sedimentology and stratigrafy. wiley-blackwell hal 235 Woods Hole Oceanographic Institutions 2005 Geologi Kelautan ITB