peningkatan hasil belajar bahasa indonesia siswa melalui

advertisement
WAHANA INOVASI
VOLUME 3 No.2
JULI-DES 2014
ISSN : 2089-8592
PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA
SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
ADVANCE ORGANIZER DI KELAS IV-A SD NEGERI 060825
KECAMATAN MEDAN AREA
Leniwati
NIP. 19630816 199007 2 002
Guru Kelas IV-A SD Negeri 060825
Jl. Ismailiyah No.83 Medan
ABSTRAK
Pendidikan pada dasarnya adalah
pengubahan sikap dan tingkah laku individu dengan positif pada natural individu
yang bersangkutan. Pendidikan juga merupakan salah satu ukuran kualitas kehidupan bangsa, karena tingkat pendidikan dapat menunjukkan kualitas sumberdaya yang dimiliki oleh bangsa yang bersangkutan. Dewasa ini, pendidikan telah
mengalami perkembangan yang semakin
pesat, dimana informasi dan komunikasi
juga berkembang setiap saat. Peningkatan pemahaman konsep dan kemampuan komunikasi siswa dapat dilakukan
dengan
mengadakan
perubahanperubahan dalam pembelajaran. Model
pembelajaran yang sebaiknya diterapkan
adalah model pembelajaran yang memberikan siswa untuk mengkonstruksi
pengetahuannya sendiri sehingga siswa
lebih mudah untuk memahami konsepkonsep yang diajarkan dengan mengkomunikasikan ide-idenya dalam bentuk
lisan maupun tulisan.
Hasil penelitian menunjukkan hasil
belajar siswa dengan menerapkan model
pembelajaran Advance Organizer pada
Siklus I mencapai rata-rata 62,6 dengan
ketuntasan klasikal 61,90% dan Siklus II
mencapai 88,8 dengan ketuntasan
klasikal 90,47%. Dengan demikian terjadi
peningkatan hasil belajar siswa.
Aktivitas belajar siswa pada mata
pelajaran bahasa indonesia mengalami
peningkatan dari 26% aktivitas dalam
mengerjakan LKS aktif pada siklus I
menjadi 45% aktivitas dalam mengerjakan
LKS aktif pada siklus II. Sehingga dapat
dikatakan terjadi peningkatan aktivitas
belajar siswa di kelas X IV-A SD Negeri
060825 Kec.Medan Area.
Kata
Kunci
:
Hasil Belajar, Model
Advance
Organizer,
Bahasa Indonesia
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pendidikan pada dasarnya adalah
pengubahan sikap dan tingkah laku
individu dengan positif pada natural
individu yang bersangkutan (Wingkel,
1999:24). Pendidikan juga merupakan
salah satu ukuran kualitas kehidupan
bangsa, karena tingkat pendidikan dapat
menunjukkan kualitas sumberdaya yang
dimiliki oleh bangsa yang bersangkutan.
Dewasa ini, pendidikan telah mengalami
perkembangan yang semakin pesat,
dimana informasi dan komunikasi juga
berkembang setiap saat.
Kegiatan pembelajaran di sekolah
akan berlangsung dengan baik apabila
ada komunikasi timbal balik antara guru
dengan siswa. Oleh karena itu, siswa
dituntut untuk bersikap aktif, kreatif dan
inovatif dalam menanggapi setiap pelajaran yang diajarkan sehingga pesan
yang disampaikan dalam bentuk materi
pelajaran dapat diterima oleh siswa. Sikap
aktif, kreatif, dan inovatif terwujud dengan
menempatkan siswa sebagai subyek
pendidikan. Peran guru adalah sebagai
fasilitator dan bukan sumber utama
pembelajaran.
Pada
pembelajaran
bahasa
Indonesia kelas IV – A SD Negeri 060825
Kec. Medan Area ditemukan keragaman
masalah sebagai berikut :
a. Para siswa jarang mengajukan
pertanyaan, walaupun guru sering
meminta agar siswa bertanya jika
ada hal-hal yang belum jelas,
atau kurang paham
370
Leniwati : Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Melalui ....................................
b. Keaktifan siswa dalam mengikuti
pembelajaran
masih
belum
nampak
c. Kurangnya keberanian siswa
untuk mengerjakan soal di depan
kelas. Hal ini menggambarkan
efektifitas belajar mengajar dalam
kelas masih rendah.
d. Keaktifan dalam mengerjakan
soal-soal latihan pada proses
pembelajaran juga masih kurang
dapat disajikan salah satu alternatif
pemecahan masalah guna meningkatkan
aktivitas siswa yang berakhir kepada
peningkatan hasil belajar siswa.
Berdasarkan uraian diatas penulis
telah melakukan penelitian yang berjudul:
“Peningkatan Hasil Belajar Bahasa
Indonesia Siswa Melalui Penerapan
Model
Pembelajaran
Advance
Organizer di Kelas IV-A SD Negeri
060825 Kec. Medan Area”.
Permasalahan-permasalahan
tersebut akan berakibat pada rendahnya
pemahaman konsep siswa dan kemampuan komunikasi siswa yang akan bermuara pada rendahnya hasil belajar
siswa. Peningkatan pemahaman konsep
dan kemampuan komunikasi siswa dapat
dilakukan
dengan
mengadakan
perubahan-perubahan dalam pembelajaran. Dalam hal ini, perlu dirancang suatu
pembelajaran yang membiasakan siswa
untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuannya, sehingga siswa lebih memahami konsep yang diajarkan serta
mampu mengkomunikasikan pemikirannya, baik dengan guru, teman maupun
terhadap materi bahasa indonesia itu
sendiri. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pemahaman
konsep dan kemampuan komunikasi
siswa adalah dengan melaksakan model
pembelajaran yang relevan diterapkan
oleh guru. Model pembelajaran yang
sebaiknya diterapkan adalah model pembelajaran yang memberikan siswa untuk
mengkonstruksi pengetahuannya sendiri
sehingga siswa lebih mudah untuk
memahami konsep-konsep yang diajarkan dengan mengkomunikasikan ideidenya dalam bentuk lisan maupun
tulisan.
Sebagai alternatif yang dapat
diterapkan
adalah
model
Advance
Organizer. Model pembelajaran Advance
Organizer dapat diterapkan dengan
menggunakan peta konsep. Peta konsep
digunakan untuk menyatakan hubungan
yang bermakna antara konsep-konsep
dalam bentuk proporsi-proporsi. Proporsiproporsi merupakan dua atau lebih
konsep-konsep yang dihubungkan oleh
kata-kata dalam suatu unit semantik.
Oleh karena itu, diharapkan dengan
penerapan model pembelajaran Advance
Organizer diharapkan mampu mencapai
keberhasilan pembelajaran di sekolah dan
Idenfikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah
yang telah diuraikan, beberapa masalah
saat pembelajaran berlangsung dari sudut
pandang siswa yang dapat diidentifikasi
adalah sebagai berikut:
1. Rendahnya hasil belajar siswa.
2. Siswa masih enggan bertanya
kepada guru maupun kepada
temannya.
3. Siswa jarang diminta untuk mengemukakan alasan dan menjelaskan
secara lisan maupun tertulis dalam
menyelesaikan masalah bahasa
indonesia.
4. Siswa tidak aktif dalam kegiatan
pembelajaran bahasa indonesia
Batasan Masalah
Mengingat luasnya permasalahan
yang perlu diteliti, maka perlu dilakukan
pembatasan masalah dalam penelitian
ini, yaitu sebagai berikut:
1. Penelitian ini menerapkan model
pembelajaran Advance Organizer
pada proses kegiatan belajar
mengajar (KBM).
2. Subjek penelitian adalah siswa
kelas IV-A SD Negeri 060825
Kec. Medan Area Tahun Pembelajaran 2013 / 2014.
3. Materi pokok yang diterapkan
selama pengambilan data adalah
Percakapan dan Cerita Rumpang.
4. Kurikulum yang digunakan adalah
KTSP.
Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di
atas, maka yang menjadi rumusan
masalah adalah:
1. Apakah hasil belajar siswa mengalami peningkatan setelah menerapkan
Model
Pembelajaran
Advance OrganizerPada mata
pelajaran bahasa Indonesia di
371
Leniwati : Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Melalui ....................................
2.
kelas IV-A SD Negeri 060825
Kec. Medan Area?
Apakah aktivitas siswa meningkat setelah menerapkan model
pembelajaran Advance Organizer
pada mata pelajaran bahasa
Indonesia di kelas IV-A SD Negeri
060825 Kec. Medan Area?
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui apakah hasil
belajar siswa setelah menerapkan
model pembelajaran Advance
Organizer pada mata pelajaran
bahasa indonesia di kelas IV-A
SD Negeri 060825 Kec. Medan
Area.
b. Untuk mengetahui apakah aktivitas siswa mengalami peningkatan setelah menerapkan model
pembelajaran Advance Organizer
di kelas IV-A SD Negeri 060825
Kec. Medan Area.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini akan memberikan
manfaat sebagai berikut :
a) Bagi Siswa
Hasil penelitian ini sebagai alat
untuk motivasi belajar siswa sehingga keaktifan siswa dalam
pembelajaran
dan
prestasi
belajarnya dapat meningkat.
b) Bagi Guru
Hasil penelitian ini dapat dijadikan
masukan untuk menerapkan pembelajaran Advance Organizer
dalam kegiatan pembelajaran
bahasa Indonesia di kelas. Dan
juga untuk meningkatkan kreatifitas dan kinerja guru dalam
pengelolaan pembelajaran.
c) Bagi Kepala Sekolah
Hasil penelitian ini dapat dijadikan
sebagai dasar pengambilan kebijakan dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa.
d) Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian ini dapat dijadikan
sebagai acuan dalam melakukan
penelitian sejenis.
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di SD
Negeri 060825 Kec. Medan Area jalan
Ismailiyah No.83. Pokok bahasan yang
diterapkan selama pengambilan data di
kelas IV – A adalah Percakapan dan
Cerita Rumpang. Waktu penelitian diadakan mulai dari bulan Agustus –
Desember 2013 selama 5 bulan.
Subyek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian
tindakan kelas ini adalah sebanyak satu
kelas yaitu kelas IV – A yang terdiri dari
48 siswa.
Defenisi Operasional
a. Model pembelajaran advance
organizer dapat diterapkan dengan menggunakan peta konsep.
Peta konsep digunakan untuk menyatakan hubungan yang bermakna antara konsep-konsep
dalam bentuk proporsi-proporsi.
Proporsi-proporsi merupakan dua
atau lebih konsep-konsep yang
dihubungkan oleh kata-kata dalam suatu unit semantik.
b. Aktivitas belajar menunjukkan
pada kegiatan belajar di mana
siswa terlibat langsung atau berpartisipasi aktif, yang sering disebut belajar dengan bekerja.
c. Hasil belajar adalah kemampuan
yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.
Alat Pengumpul Data
Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah tes berbentuk essay. Tes
hasil belajar ini digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa pada pada
tingkat kognitif dan observasi untuk
mengetahui aktivitas belajar siswa.
1. Tes
Tes digunakan untuk mengetahui
hasil belajar siswa sebelum dan sesudah
pembelajaran
dengan
menggunakan
model pembelajaran Advance Organizer.
Tes disusun dalam bentuk essay yang
mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) untuk SD Kelas IV.
Tes yang digunakan senamyak 10 soal.
2. Observasi
Observasi dalam penelitian ini
adalah observasi terhadap subjek penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
efektif dan aktivitas siswa selama pembelajaran. Adapun manfaat observasi
372
Leniwati : Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Melalui ....................................
dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang keseluruhan
objek yaitu memperoleh informasi guru
dalam kegiatan belajar mengajar. Observasi yang dilakukan bersifat langsung dan
dilakukan oleh 2 orang pengamat yang
dilengkapi dengan lembar pedoman observasi aktivitas belajar siswa.
Lembar aktivitas ini digunakan pada
saat siswa bekerja dalam kelompok. Yang
menggunakan lembar aktivitas belajar
siswa ini adalah dua orang pengamat,
yang mengamati masing-masing satu
kelompok setiap satu KBM yang sudah
ditentukan oleh peneliti/guru. Pengamat
aktivitas siswa selama KBM adalah
sesama guru di SD Negeri 060825 Kec
Medan Area adalah Isma Dewi, S.Pd dan
Hidayati, S.Pd. Pengamat tidak boleh
duduk bersamaan untuk menghindari data
bias.
Pengamat mentabulasi data/
menceklis pada lembar aktivitas ini
selama dua menit sekali. Akhir kerja
kelompok, pengamat menandatangani
lembar pengamat kemudian menyerahkan
kepada peneliti. Sebagai contoh, bila
kerja kelompok ditentukan oleh peneliti
selama 20 menit maka pengisian data
pada lembar aktivitas jumlah per siswa
ada 10 ceklis. 10 ceklis ini posisinya pada
5 aktivitas siswa sesuai dengan pengamatan. Setelah data terkumpul, maka
data tersebut dianalisis sehingga setiap
aktivits dapat ditentukan peresentasenya.
Jenis dan Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas (classroomaction research)
meliputi 4 tahap tiap siklusnya sebagai
berikut : 1) Perencanaan Tindakan, 2)
Pelaksanaan Tindakan, 3) Observasi, 4)
Refleksi dan Evaluasi. (Arikunto dkk,
2008:16). Berikut ini digambarkan model
pada penelitian tindakan kelas yang akan
digambarkan sebagai siklus dalam penelitian:
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS II
Pengamatan
?
Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Pelaksanaan
373
Leniwati : Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Melalui ....................................
1.
Menyusun
Rencana
Kegiatan
(Planning)
a. Menganalisis kurikulum Bahasa
Indonesia, selanjutnya menyiapkan perangkat pembelajaran berbentuk silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
b. Membuat skenario pembelajaran
model pembelajaran Advance
Organizer.
c. Merancang lembar observasi
untuk melihat bagaimana kegiatan siswa dengan menerapkan
model pembelajaran Advance
Organizer.
d. Membuat instrument tes hasil
belajar.
1) Merekapitulasi nilai pretes sebelum tindakan dan nilai tes akhir
siklus I dan siklus II.
2) Menghitung nilai rata-rata atau
presentase hasil belajar siswa
sebelum dilakukan tindakan dengan hasil belajar setelah dilakukan tindakan pada siklus I dan
siklus II untuk mengetahui adanya
peningkatan hasil belajar.
3) Penilaian
a. Data nilai hasil belajar (kognitif) diperoleh dengan menggunkan rumus:
Tahap Pelaksanaan Tindakan
Setelah perencanaan tindakan disusun, maka dilakukan tindakan kelas.
Dalam tahap pelaksanaan tindakan ini,
kegiatan mengajar dilakukan oleh guru
bidang studi, sedangkan pengamat
mengamati seluruh kegiatan yang berlangsung. Kegiatan yang dilakukan merupakan pengembangan dan pelaksanaan
program yang telah disusun. Pada akhir
setiap tindakan siswa diberikan tes akhir
guna melihat hasil yang dicapai oleh
siswa setelah pemberian tindakan.
b. Nilai rata-rata siswa dicari dengan
2.
3. Tahap Pengamatan (Observasi)
Tahap pengamatan dilakukan pada
saat pelaksanaan tindakan pembelajaran.
Sasaran pengamatan adalah aktivitas
siswa dalam pembelajaran bahasa
Indonesia dalam menerapkan model
pembelajaran Advance Organizer.
4. Tahap Refleksi
Tahap ini dilakukan untuk menganalisis data dan memberikan makna
terhadap data yang diperoleh dan mengambil kesimpulan dan langkah perbaikan
yang telah dilakukan. Hasil refleksi ini
kemudian digunakan sebagai dasar tahap
perencanaan pada siklus berikutnya.
Teknik Analisis Data
Metode analisis data pada penelitian
ini digunakan metode deskriptif dengan
membandingkan hasil belajar siswa sebelum tindakan dengan hasil belajar
siswa setelah tindakan. Langkah-langkah
pengolahan data sebagai berikut:
π‘π‘–π‘™π‘Žπ‘–π‘ π‘–π‘ π‘€π‘Ž =
π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Žπ‘—π‘Žπ‘€π‘Žπ‘π‘Žπ‘›π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘π‘’π‘›π‘Žπ‘Ÿ
π‘₯100%
π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Žπ‘ π‘’π‘™π‘’π‘Ÿπ‘’β„Žπ‘ π‘œπ‘Žπ‘™
(Slameto,2001:189)
rumus sebagi berikut:
Xο€½
οƒ₯X
N
(Subino,1987:80)
Keterangan:
X = Nilai rata-rata
Σ = Jumlah nilai X
N = Jumlah peserta tes
c.
Ketentuan persentase
belajar kelas
πΎπ‘’π‘‘π‘’π‘›π‘‘π‘Žπ‘ π‘Žπ‘› π‘π‘’π‘™π‘Žπ‘—π‘Žπ‘Ÿ π‘˜π‘’π‘™π‘Žπ‘ 
ketuntasan
∑ 𝑆𝑏
π‘₯100%
𝐾
ΣSb = Jumlah siswa yang mendapat nilai
≥ 70 (kognitif)
ΣK = Jumlah siswa dalam sampel
Sebagai tolak ukur keberhasilan
penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat
dari tes hasil belajar siswa mencapai KKM
secara individual dan 85% secara
klasikal.
Indikator Keberhasilan
Yang menjadi indikator keberhasilan
guru dalam mengajar KKM dengan nilai
70 secara individual dan 85% secara
klasikal.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
Pembelajaran menggunakan model
Advance Organizer merupakan suatu
374
Leniwati : Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Melalui ....................................
1. Hasil Belajar
Sebelum kegiatan belajar dimulai
sesuai dengan perumusan awal melalui
diskusi dengan pembimbing dan pendamping, maka peneliti/guru melakukan
tes hasil belajar (Pretes), hasil analisisnya
dapat dilihat pada Tabel 1.
Hasil belajar dalam penelitian ini
meliputi aspek kognitif, Ringkasan hasil
belajar koqnitif siswa sebelum dan sesudah diterapkan model pembelajan
Advance Organizer dapatdiuraikan sebagai berikut:
a. Data Pretes (Data Awal)
Data pretes diuraikan dalam Tabel
berikut:
cara belajar untuk memperoleh pengetahuan baru yang dikaitkan dengan
pengetahuan yang telah ada pada pembelajaran, artinya setiap pengetahuan
mempunyai struktur konsep tertentu yang
membentuk kerangka dari sistem pemprosesan informasi yang dikembangkan
dalam pengetahuan (ilmu) dan mengevaluasi di setiap siklus.
Sebelum KBM Siklus I berlangsung
telah tersusun perangkat-perangkat pembelajaran yang dibutuhkan dalam menerapkan model, diantaranya RPP, LKS,
instrument tes hasil belajar dan instrument observasi aktivitas. Perangkat
untuk tindakan pada Siklus 2 dipersiapkan
setelah melakukan refleksi pada akhir
Siklus I.
Tabel 1. Distribusi Hasil Pretes Kelas IV - A
Rata-rata
Nilai
Frekuensi
10
20
20
10
30
7
40
5
Jumlah
42
Merujuk pada Tabel 1, nilai terendah
untuk pretes adalah 10 dan tertinggi
adalah 40 dengan tidak ada orang yang
mendapat nilai diatas ketuntasan dan
ketuntasan klasikal adalah 0%. Nilai rata-
19,3
rata kelas adalah 19,3. Data hasil pretes
ini dapat disajikan kembali dalam grafik
histogram sebagai berikut. Bentuk grafik
batang dapat dilihat pada Gambar 2.
Grafik Pretes
Frekuensi
20
10
7
5
10
20
F…
30
Gambar 2. Grafik Data Hasil Pretes
40
375
Leniwati : Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Melalui ....................................
b. Data Formatif I (Akhir Siklus I)
1. Putaran I
Penelitian pada Putaran I dilaksanakan
pada :
Hari / Tanggal : Jumat, 6 September
2013 (KBM 1)
Senin, 9 September
2013 (KBM 2)
: Jumat (14.00 – 15.10)
Senin (13.00 – 14.10)
Materi Pokok Bahasan : Percakapan
Rumpang
Pengelola Kelas (Guru) : Leniwati, S.Pd
Pengamat
: - Isma Dewi, S.Pd
- Hidayati, S.Pd
Jam
a) Perencanaan
Hal-hal yang dilakukan dalam
perencanaan adalah :
1) Menyiapkan Silabus dan RPP
2) Menyiapkan Materi Pelajaran
3) Menyiapkan Lembar Kegiatan
Siswa (LKS 1 dan LKS 2)
4) Menyiapkan soal tes hasil belajar
(Formatif I)
5) Menyiapkanlembar pengamatan
untuk pengelolaan kelas serta
aktivitas siswa dan guru.
b) Pelakasanaan Tindakan
KBM I
Pada hari Jumat, 6 September 2013 jam 14.00 – 15.10 merupakan les mata
pelajaran Bahasa Indonesia dikelas IV - A yang menjadi sub materi Percakapan
Rumpang. Pada saat guru masuk kedalam kelas, suasana kelas hiruk pikuk, ada yang
mengobrol, ada yang masih diluar kelas, dan ada yang duduk tidak pada tempatnya.
Sadar gurunya sudah masuk maka siswa masuk dan duduk ditempat masing – masing.
Setelah semua tertib, guru mengucapkan salam, ”Selamat siang.” Jawab siswa, ”Selamat
siang bu.” Kemudian guru menginformasikan tentang materi ajar dan juga tujuan
pembelajaran. Setelah menjelaskan materi, guru membagikan siswa menjadi 8 kelompok
yang terdiri dari 5- 6 orang. Guru memberikan LKS sebagai tugas siswa. Siswa
menjawab pertanyaan yang ada didalam LKS dan melaksanakan kegiatan sesuai dengan
prosedur di LKS. Setelah berdiskusi selama kurang lebih 20 menit, siswa melanjutkan
mencari pertanyaan – pertanyaan yang akan diajukan ke kelompok yang lain. Selama
proses berdiskusi dan melaksanakan LKS, guru bertindak sebagai motivator dan
fasilator. Setelah selesai diskusi, guru meminta ketua kelompoknya untuk
mempersentasikannya didepan kelas. Pada saat kelompok empat mau maju untuk
mempersentasikan hasil diskusinya, bel pulang berbunyi, lalu guru menutup pelajaran
dengan memberikan PR dan guru mengucapkan “Selamat siang sampai jumpa minggu
depan. Siswa menjawab salam guru, “Selamat siang bu.”
KBM II
Pada hari Senin, 9 September 2013, jam 13.00 – 14.10 merupakan les mata
pelajaran bahasa Indonesia dikelas IV - A. Materi yang akan dibahas adalah Percakapan
rumpang. Melihat keadaan kelas belum kondusif untuk memulai pelajaran, guru
menyuruh siswa untuk duduk pada kelompok masing – masing. Setelah semua duduk
dengan tertib, guru mengucapkan salam, ” Selamat siang.” Siswa menjawab,”Selamat
siang Bu.” Guru bertanya, “Ada yang absen hari ini?” Jawab Fatul, ”Tidak ada bu.”
Dengan tidak membuang waktu,
guru bertanya; “ Pernahkah kamu membuat
percakapan? Apa yang kamu rasakan?” Jawab Masita, “Pernah Bu, harus kita tahu sapa
saja yang berperan dalam percakapan itu bu.” “Ya, kamu benar, nak”, jawabGuru. “Kalau
begitu kerjakan LKS sesuai petunjuk untuk mengetahui lebih jelas lagi. Guru
membagikan LKS dan siswa langsung bekerja sesuai prosedur yang ada di LKS dan
setelah lebih kurang 25 menit, guru mengingatkan untuk membuat beberapa pertanyaan
dikertasnya untuk dibagikan ke kelompok lain. Lalu guru menyuruh ketua kelompok 2
untuk mempersentasikan hasil diskusi nya kedepan kelas, dan demikian untuk kelompok
yang lain. Ternyata setelah 3 kelompok mempersentasikan, bel untuk pulang berbunyi.
Guru menutup pelajaran dan mengucapkan, “Selamat siang sampai jumpa lagi.”
Setelah data pretes di analisis, maka
peneliti melakukan tes hasil belajar siswa
(Formatif I). Hasil analisisnya dapat dilihat
pada Tabel 2.
376
Leniwati : Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Melalui ....................................
Tabel 2. Distribusi Hasil Formatif I
Kelas IV - A
Rata-rata
Nilai
Frekuensi
40
5
50
6
60
5
70
13
80
13
Jumlah
42
62,6
Hasil analisis pada Tabel 2 tersebut,
nilai terendah Formatif I adalah 40,0 dan
tertinggi adalah 80,0 dengan 16 orang
mendapat nilai dibawah kriteria ketuntasan atau ketuntasan klasikal adalah
sebesar 61,90%. Nilai ini berada di bawah
kriteria keberhasilan sehingga dapat
dikatakan KBM Siklus I kurang berhasil
memberi ketuntasan belajar dalam kelas.
Nilai rata-rata kelas adalah 61,9. Data
hasil Formatif I ini dapat disajikan kembali
dalam grafik histogram (Gambar 3).
Grafik Data Hasil Formatif I
14
12
10
8
6
4
2
0
40
50
60
Frekuensi
70
80
Frekuensi
40
5
50
6
60
5
70
13
80
13
Gambar 3. Grafik Data Hasil Formatif I Kelas IV – A
c) Refleksi
Permasalahan-permasalahan
tersebut antara lain adalah:
1. Siswa banyak yang tidak aktif dalam
berdiskusi
2. Kondisi belajar yang masih belum
kondusif
3. Karena sudah terbiasa dengan pembelajaran yang teacher orientic mulamula siswa merasa bingung sehingga mengakibatkan suasana
kelas agak ramai.
4. Siswa belum dapat menerima pembagian kelompok secara heterogen
yang memiliki kemampuan akademis
tinggi, sedang dan rendah karena
mereka sudah terbiasa dengan
teman-teman dalam kelompok sebelumnya yang tidak heterogen.
d) Revisi / Tindakan Perbaikan
Tindakan perbaikan yang harus
dilakukan adalah
1. Melibatkan siswa secara aktif dalam
berdiskusi,
2. Membuat kondisi pembelajaran yang
bersifat kondusif,
3. Guru mampu mengajarkan siswa
yang mengarah ke student orientic ,
tindakan yang dilakukan ialah diharapkan siswa dapat bangkit sendiri
untuk berfikir, untuk menganalisis
data, untuk menjelaskan ide, untuk
bertanya, untuk berdiskusi, dan
untuk menulis apa yang dipikirkan
dan mempresentasikan hasil diskusi
mereka sehingga memberi kesempatan siswa untuk mengkonstruksikan pengetahuannya.
4. Mengarahkan siswa dengan menanamkan nilai /sikap pentingnya be-
377
Leniwati : Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Melalui ....................................
kerja sama dalam tim dengan segala
perbedaan terutama dalam bidang
kemampuan akademis.
c. Data Formatif II (Akhir Siklus II)
2. Putaran II
Penelitian
pada
Putaran
II
dilaksanakan pada :
Hari / Tanggal : Senin, 16 September
2013 (KBM III)
Jumat, 20 September
2013 (KBM IV)
Les
: Senin (13.00 – 14.10)
Jumat (14.00 – 15.10)
Materi Pokok Bahasan : Cerita Rumpang
Pengelola Kelas (Guru) : Leniwati, S.Pd
Pengamat
: - Isma Dewi, S.Pd
- Hidayati, S.Pd
a) Perencanaan
Hal-hal yang dilakukan dalam
perencanaan adalah :
1) Menyiapkan Silabus dan RPP
2) Menyiapkan Materi Pelajaran
3) Menyiapkan Lembar Kegiatan
Siswa (LKS 3 dan LKS 4)
4) Menyiapkan soal tes hasil belajar
(Formatif II)
5) Menyiapkan lembar pengamatan
untuk pengelolaan kelas serta
aktivitas siswa dan guru.
b) Pelaksanaan Tindakan
KBM III
Pada hari Senin, tanggal 16 september 2013 jam ke 13.00 – 14.10, siswa kelas IV - A mengikuti mata
pelajaran Bahasa Indonesia. Seperti biasanya les pertama banyak siswa yang masih belum
mempersiapkan diri untuk belajar, ada yang masih cerita pelajaran yang lain, ada yang masih menulis.
Dengan tidak membuang waktu, guru menyapa dengan salam, “Selamat siang semua.” “Selamat siang
bu.” “Ada yang tidak masuk hari ini? Ketua kelas menjawab, “Tidak ada Bu, Hadir semua.” “Baiklah,
kita melanjutkan materi kita yang minggu lalu tentang Cerita Rumpang. Guru menyuruh untuk duduk
berkelompok sesuai kelompoknya. Guru membagi LKS dan menanyakan, ”Siapa yang tahu cerita
rumpang?” Deva menjawab,” Cerita yang belum lengkap,” “Bagus!, apa yang terjadi?” “harus
dilengkapi dengan kata- kata sendiri atau kata – kata yang sudah tersedia” jawab Ayunda. “Ya mari
kerjakan LKS mu dan buat pertanyaan – pertanyaan yang akan dijawab oleh kelompok lain. Setelah
lebih kurang 20 menit, ada kelompok yang sudah selesai dan ingin mempersentasikan hasil diskusi
kelompoknya. Presentasi dilakukan kelompok 3, dan kelompok yang lain menjawab pertanyaan atau
membuat pertanyaan setelah selesai tanya – jawab. Guru dan siswa sama – sama mengambil
kesimpulan tentang Cerita Rumpang. Setelah semua puas, guru menginstruksikan agar kembali duduk
dengan rapi, dan setelah memberikan PR, bel untuk pulang berbunyi, guru mengingatkan PR dikumpul
minggu depan dan mengucapkan salam penutup kepada siswa.
KBM IV
Pada hari jumat, tanggal 23 September 2013 jam 14.00 – 15.10, guru masuk ke
kelas IV - A. Karena baru pergantian les ada yang masih mencatat mata pelajaran yang lain,
ada yang masih mencatat mata pelajaran lain, ada yang mengerjakan PR bahasa Indonesia
yang mau dikumpul, dan ada yang sudah siap untuk belajar. Guru memberi salam, ”Selamat
siang semua.” “Selamat siang Bu.” Guru menuliskan materi ajar yang akan dibahas “Cerita
Rumpang II” dan menjelaskan apa tujuannya untuk dipelajari . Lalu guru membagikan LKS
untuk dibahas secara kelompok dan mengikuti prosedur sesuai petunjuk LKS dan
menuliskan beberapa pertanyaan untuk dijawab oleh kelompok yang lain. Setelah lebih
kurang 20 menit, guru menyuruh satu kelompok untuk maju mempersentasikan hasil
kelompoknya dan yang lain untuk menanggapi. Guru membimbing kelompok yang maju dan
meminta kelompok lain menanggapi. Setelah beberapa menit berdiskusi, guru dan siswa
sama – sama mengambil kesimpulan tentang perlunya gaya gesekan dalam kehidupan
sehari – hari, tetapi gaya gesekan juga ada yang merugikan. Setelah semua puas dengan
jawaban – jawaban, guru merangkumkan dan menginstruksikan agar siswa siap – siap
untuk pertemuan berikutnya diadakan ujian formatif II karena materi sudah selesai. Setelah
bel tanda pergantian les berbunyi guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam
penutup, “Selamat siang sampai jumpa minggu depan.” Jawab siswa juga,”Selamt siang
juga bu.”
378
Leniwati : Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Melalui ....................................
Setelah data formatif I terkumpul
maka data tersebut dianalisis, kemudian
data tes hasil belajar siswa tersebut
didiskusikan dengan pembimbing dan
pendamping. Dalam melanjutkan kegiatan
belajar mengajar berikutnya atau disebut
Siklus II perlu ada perubahan pembelajaran baik media, dan alat bahan yang
sesuai dengan materi pembelajarannya.
Hasil analisis formatif II dapat dilihat pada
Tabel 3.
Merujuk pada Tabel 3, nilai terendah
untuk formatif II adalah 50 dan tertinggi
adalah 100 dengan 4 orang mendapat
nilai dibawah kriteria ketuntasan atau ketuntasan klasikal adalah sebesar 90,47%.
Nilai ini berada di atas kriteria keberhasilan sehingga dapat dikatakan KBM
siklus II telah berhasil memberi ketuntasan belajar dalam kelas. Nilai ratarata kelas adalah 88,8. Data hasil formatif
II ini dapat disajikan kembali dalam grafik
histogram sebagai berikut:
Tabel 3. Distribusi Hasil Formatif II
Kelas IV - A
Nilai
Frekuensi
Rata-rata
50
4
80
9
90
9
88,8
100
20
Jumlah
38
Grafik Formatif II
20
18
FREKUENSI
16
14
12
10
8
6
4
2
0
50
80
90
100
Frekuensi
50
4
80
9
90
9
100
20
Gambar 4. Grafik Data Hasil Formatif II Kelas IV - A
Merujuk pada tabel-tabel hasil tes
yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat
dilihat nilai rata-rata tes siswa sebelum
diterapakan model pembelajaran Advance
Organizeradalah 19,3 dan setelah diterapkan model pembelajaran Advance
Organizer meningkat menjadi 62,6 pada
siklus I dan 88,8 pada siklus II.
Ketuntasan belajar secara klasikal juga
mengalami peningkatan, sebelumnya
tidak ada seorang siswa yang secara
klasikal memperoleh nilai 70 ke atas
sebelum dilakukan pembelajaran dengan
ketuntasan belajar 0%, menjadi 26 siswa
dengan ketuntasan belajar 61,90% pada
siklus I, dan 38 siswa dengan ketuntasan
belajar 90,47% pada siklus II. Perhitungan
ketuntasan belajar klasikal siklus II:
Ketuntasan belajar kelas ο€½
38
ο‚΄100% ο€½ 90,47%
42
Peningkatan hasil tes siswa dapat
dilihat melalui tabel dan histogram berikut:
379
Leniwati : Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Melalui ....................................
Tabel 4. Rekapitulasi hasil tes siswa sebelum penelitian, akhir siklus I
dan II Kelas IV-A
No
Hasil Tes
Data Awal
Siklus I
Siklus II
1.
Nilai Tertinggi
40
80
100
2.
Nilai terendah
10
40
50
3.
Rata-rata nilai tes
19,3
62,6
88,8
4.
Ketuntasan klasikal
0%
61,90%
90,47%
Grafik Hasil Belajar Pretest, Siklus I &
Siklus II
120
100
80
60
40
20
0
Nilai Tertinggi
Nilai terendah
Rata-rata nilai
tes
Ketuntasan
klasikal (%)
Data Awal
40
10
19.3
0%
Siklus 1
80
40
62.6
61.9
siklus 2
100
50
88.8
90.47
Gambar 5. Grafik Hasil Belajar Pretes, Siklus I dan Siklus II Kelas IV - A
c) Refleksi
Pada siklus II, guru melaksanakan
perbaikan pembelajaran untuk menyelesaikan
permasalahan-permasalahan
yang ada pada Siklus I. Upaya yang
dilakukan adalah dengan memotivasi
siswa agar bertanya tentang materi yang
belum jelas, lebih berperan aktif baik
dalam diskusi, dalam pengamatan, dan
meminta siswa untuk mencermati LKS
yang diberikan sebelum bekerja, berdiskusi dan bekerjasama dengan teman
satu kelompoknya dalam mengerjakan
tugas.
d) Revisi / Perbaikan Tindakan
Pada Siklus II sudah tidak lagi ditemukan kendala-kendala berarti, karena
siswa sudah dapat menyesuaikan dengan
pembelajaran menggunakan model pembelajaran Advance Organizer. Suasana
kelas sudah tidak seramai pada Siklus I.
Siswa sudah dapat menerima pembagian
kelompok secara heterogen, masingmasing individu dalam kelompok sudah
menyadari akan tanggungjawabnya sebagai anggota kelompok sehingga kerjasama antaranggota kelompok berjalan
dengan baik dan tugas-tugas yang
diberikan guru dapat dengan mudah diselesaikan oleh masing-masing kelompok. Siswa-siswa banyak mengajukan
pertanyaan, menjawab pertanyaan, dan
berdiskusi dengan anggota kelompok.
Saat presentase di depan kelas siswa
tidak ada yang malu-malu dan kalau di
tunjuk kelompok secara acak maju ke
depan, masing-masing kelompok siap.
Hal ini menunjukkan bahwa siswa benarbenar bekerja dalam kelompok.
2. Data Aktivitas belajar
Penilaian aktivitas diperoleh dari
lembar observasi aktivitas. Pengamatan
dilakukan oleh dua pengamat selama 20
menit kerja kelompok dalam setiap KBM
380
Leniwati : Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Melalui ....................................
atau 40 menit dalam satu Siklus. Dengan
pengamatan setiap 2 menit, maka nilai
maksimum yang mungkin teramati untuk
satu kategori aktivitas selama 20 menit
adalah 10 kali. Pada Siklus I rata-rata
aktivitas I yakni menulis dan membaca
memperoleh propori 42%. Sebagian
besar siswa belum memahami kegiatan
apa yang dikerjakanya sehingga aktivitas
individual dalam diskusi yang pasif masih
mendominasi. Pada Siklus II aktivitas ini
mengalami penurunan proporsi menjadi
30% yang menunjukkan bahwa siswa
sudah mulai terbiasa dengan penerapan
model dan tindakan yang dilakukan di
Siklus II berfungsi cukup efektif untuk
menekan aktivitas diskusi pasif ini.
Penskoran dilakukan dan dijabarkan
dalam data berupa Tabel aktivitas oleh
pengamat I dan pengamat II untuk Siklus I
dan Siklus II sebagai berikut:
Tabel 5. Skor aktivitas belajar siswa
Siklus I
Aktivitas
Jumlah
Rata-Rata
Menulis / membaca
84
21
Mengerjakan LKS
52
13
Bertanya pada teman
10
2,5
Bertanya pada guru
24
6
Yang tidak relevan
30
7,5
dengan KBM
Siklus II
Aktivitas
Jumlah
Rata-Rata
Menulis / membaca
65
16,25
Mengerjakan LKS
99
24,75
Bertanya pada teman
34
8,5
Bertanya pada guru
13
3,25
Yang tidak relevan
9
2,25
dengan KBM
No
1
2
3
4
5
No
1
2
3
4
5
Proporsi
42%
26%
5%
12%
15,0%
Proporsi
30%
45%
15%
6%
4%
Data pada Tabel 5 dapat di sajikan
dalam diagram batang atau histogram
sesuai Gambar 6 berikut:
Grafik Aktivitas siklus I dan II
50%
45%
40%
35%
30%
25%
20%
15%
10%
5%
0%
Siklus 1
42%
26%
5%
12%
15%
Siklus 2
30%
45%
15%
6%
4%
Keterangan:
1. Menulis, membaca
2. Mengerjakan
3. Bertanya pada teman
4. Bertanya pada guru
5. Yang tidak relevan
Gambar 6. Grafik aktivitas siswa Siklus I dan Siklus II
381
Leniwati : Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Melalui ....................................
Merujuk pada Grafik 6, dapat
ditemukan bahwa aktivitas mengerjakan
dalam diskusi yang pada Siklus I hanya
mencapai 26% mengisyaratkan KBM
Siklus I belum efektif mengarahkan siswa
bekerja dalam diskusi yang baru pada
Siklus II tindakan yang diberikan mulai
membuat siswa beradaptasi belajar dalam
diskusi aktif dan aktivitas mengerjakan
naik menjadi 45% pada Siklus ini.
Aktivitas bertanya pada teman dalam
diskusi pada Siklus I hanya mencapai 5%
dan pada Siklus II naik menjadi 15%.
Sementara aktivitas bertanya pada guru
pada Siklus I sebesar 12% dan turun
pada Siklus II menjadi 6% yang berarti
ketergantungan siswa terhadap bimbingan guru saat bekerja dalam kelompok
pada Siklus II berkurang.
Aktivitas-aktivitas yang tidak relevan
dengan KBM pada Siklus I sebesar 15%,
menunjukkan kondisi kelas kurang kondusif. Beberapa siswa mengobrol dalam,
diskusi dan mengganggu teman yang lain.
Rekaman data aktivitas juga menunjukkan beberapa siswa melakukan kegiatan
tidak relevan ini hampir sepanjang waktu
pengamatan. Pada Siklus II kondisi kelas
mulai kondusif, di sepanjang pengamatan
hampir tidak ada siswa tercatat melakukan aktivitas tidak relevan dengan
KBM, dengan skor aktivitas sebesar 4%.
B. Pembahasan
Merujuk pada Tabel 4 nilai rata-rata
siswa sebelum diberikan pembelajaran
melalui model pembelajaran Advance
Organizer yaitu berupa nilai pretes
sebesar 19,3dengan ketuntasan klasikal
0%. Setelah diadakan pembelajaran dengan model pembelajaran Advance
Organizer yang disampikan secara
langsung/tidak langsung nilai siswa
meningkat. Pada akhir Siklus I diperoleh
rata-rata nilai formatif I siswa mencapai
62,6dengan ketuntasan klasikal sebesar
61,90%. Karena nilai ini tidak lebih besar
dari 85% sebagai acuan ketuntasan
klasikal, berarti kegiatan belajar mengajar
Siklus I belum mampu memberikan ketuntasan belajar dalam kelas.
Merujuk pada Tabel 3 tersebut di
akhir Siklus II ketuntasan belajar secara
klasikal mencapai 90,47%. Dengan
demikian hasil belajar kognitif siswa pada
Siklus II sudah memenuhi indikator yang
telah ditetapkan dalam penelitian yaitu
sekurang-kurangnya 85% dari hanya 4
siswa yang ada di kelas tersebut memperoleh nilai dibawah KKM yaitu 50. Hal
ini berarti kegiatan belajar mengajar
Siklus II yakni menerapkan model
pembelajaran Advance Organizerdengan
memberikan tindakan perbaikan telah
memberikan ketuntasan belajar dalam
kelas. Namun demikian ketuntasan
klasikal yang belum sempurna tersebut
mengindikasikan bahwa terdapat siswa
yang mendapat nilai tidak tuntas pada
akhir Siklus II.
Merujuk pada Tabel 5 tentang
aktivitas siswa dalam pembelajaran,
aktivitas mengerjakan dalam diskusi yang
pada Siklus I hanya mencapai 26%
mengisyaratkan KBM Siklus I belum
efektif mengarahkan siswa bekerja dalam
diskusi yang baru pada Siklus II tindakan
yang diberikan mulai membuat siswa
beradaptasi belajar dalam diskusi aktif
dan aktivitas mengerjakan naik menjadi
45% pada Siklus ini.
Aktivitas bertanya pada teman dalam
diskusi pada Siklus I hanya mencapai 5%
dan pada Siklus II naik menjadi 15%.
Sementara aktivitas bertanya pada guru
pada Siklus I sebesar 12% dan turun
pada Siklus II menjadi 6% yang berarti
ketergantungan siswa terhadap bimbingan guru saat bekerja dalam kelompok
pada Siklus II berkurang.
Aktivitas-aktivitas yang tidak relevan
dengan KBM pada Siklus I sebesar 15 %,
menunjukkan kondisi kelas kurang kondusif. Beberapa siswa mengobrol dalam,
diskusi dan mengganggu teman yang lain.
Rekaman data aktivitas juga menunjukkan beberapa siswa melakukan kegiatan
tidak relevan dengan pembelajaran ini
hampir di sepanjang waktu pengamatan.
Pada Siklus II kondisi kelas mulai kondusif, di sepanjang pengamatan hampir
tidak ada siswa tercatat melakukan
aktivitas tidak relevan, dengan skor
aktivitas sebesar 4%.
382
Leniwati : Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Melalui ....................................
No
1.
2.
Tabel 6. Rekapitulasi ketuntasan belajar klasikal tiap Siklus
Aspek Penilaian
Siklus I
Siklus II
Hasil Belajar Kognitif
61,90%
90,47%
Aktivitas Belajar
• Menulis / membaca
42 %
30 %
• Mengerjakan LKS
26 %
45 %
• Bertanya pada teman
5%
15 %
• Bertanya pada guru
12 %
6%
• Tidak relevan dengan KBM
15 %
4%
Merujuk pada data Pretes, Formatif I
dan Formatif II diketahui bahwa nilai ratarata dan ketuntasan kelas mengalami
peningkatan, namun pada Siklus I peningkatan ini belum mencapai kriteria
minimum yang ditetapkan. Belum tercapainya indikator yang telah ditetapkan
dalam penelitian ini dikarenakan masih
ditemukannya
permasalahanpermasalahan yang ada pada Siklus I.
Permasalahan-permasalahan
tersebut antara lain adalah siswa mula-mula
kurang bisa menerima pembagian kelompok secara heterogen yang memiliki
kemampuan akademis tinggi, sedang dan
rendah karena mereka sudah terbiasa
dengan teman-teman dalam kelompok
sebelumnya yang tidak heterogen, karena
kelompok sebelumnya dibentuk berdasarkan pilihan siswa sendiri terdiri dari siswasiswa yang akrab atau teman sepermainan. Namun setelah diberi pengertian
oleh guru akhirnya mereka bisa menerima
juga. Selain itu karena sudah terbiasa
dengan pembelajaran yang teacher
orientic mula-mula siswa merasa bingung
sehingga mengakibatkan suasana kelas
agak ramai.
Padahal kondisi pembelajaran yang
diharapkan bersifat kondusif, yang melibatkan siswa secara aktif disertai dengan
diskusi diharapkan siswa dapat bangkit
sendiri untuk berfikir, untuk menjelaskan
ide, untuk bertanya, untuk berdiskusi, dan
untuk menulis apa yang dipikirkan sehingga memberi kesempatan siswa untuk
mengkonstruksikan pengetahuannya sendiri dan menyampaikan gagasan hasil
diskusi mereka dengan cara mempresentasekannya. Sehingga pada Siklus II, guru
melaksanakan perbaikan pembelajaran
untuk
menyelesaikan
permasalahanpermasalahan yang ada pada Siklus I.
Upaya yang dilakukan adalah dengan
memotivasi siswa agar bertanya tentang
materi yang belum jelas, lebih berperan
aktif baik dalam diskusi, meminta siswa
untuk mencermati LKS yang diberikan
sebelum bekerja, berdiskusi dan bekerjasama dengan teman satu kelompoknya dalam mengerjakan tugas.
Pada Siklus II sudah tidak lagi
ditemukan kendala-kendala berarti, karena siswa sudah dapat menyesuaikan
dengan
pembelajaran
menggunakan
model pembelajaran Advance Organizer.
Suasana kelas sudah tidak seramai pada
Siklus I. Siswa-siswa banyak mengajukan
pertanyaan, menjawab pertanyaan, dan
berdiskusi dengan anggota kelompok.
Siswa sudah dapat menerima pembagian
kelompok secara heterogen, masingmasing individu dalam kelompok sudah
menyadari akan tanggungjawabnya sebagai anggota kelompok sehingga kerjasama antaranggota keloimpok berjalan
dengan baik dan tugas-tugas yang diberikan guru dapat dengan mudah diselesaikan oleh masing-masing kelompok dan
saat mempresentasekan hasil diskusi
kelompok siswa tidak canggung lagi, tidak
ada lagi yang malu-malu, semua anggota
kelompok bersemangat.
Hasil belajar pada Siklus II mengalami peningkatan ketuntasan klasikal
yang melebihi indikator keberhasilan.
Dengan adanya peningkatan tersebut
menunjukkan bahwa model pembelajaran
Advance Organizeryang mengkaitkan
antara materi pelajaran dengan situasi
dunia nyata siswa melalui komponenkomponen utama dalam pembelajarannya
dapat meningkatkan pemahaman siswa.
Peningkatan nilai rara-rata siswa pada
Siklus II ini karena tindakan yang diberikan mengarahkan siswa terlibat langsung
secara aktif dalam proses pembelajaran.
Meskipun masih terdapat siswa yang
masih belum tuntas hasil belajarnya
hingga akhir Siklus II.
Model
pembelajaran
Advance
Organizer merupakan suatu cara belajar
untuk memperoleh pengetahuan baru
yang dikaitkan dengan pengetahuan yang
383
Leniwati : Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Melalui ....................................
telah ada pada pembelajaran, artinya
setiap pengetahuan mempunyai struktur
konsep tertentu yang membentuk kerangka dari sistem pemprosesan informasi yang dikembangkan dalam pengetahuan (ilmu) itu. Metode ini dikembangkan oleh David Ausubal dan menurut
beliau model ini adalah model belajar
bermakna.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Setelah data dianalisis maka dapat
kesimpulan bahwa dengan menerapakan
model pembelajaran Advance Organizer
pada mata pelajaran bahasa indonesia di
kelas IV-A SD Negeri 060825 Kec.Medan
Area diperoleh kesimpulan sebagai
berikut:
1. Hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran Advance
Organizer pada Siklus I mencapai
rata-rata 62,6 dengan ketuntasan
klasikal 61,90% dan Siklus II mencapai 88,8 dengan ketuntasan klasikal
90,47%. Dengan demikian terjadi
peningkatan hasil belajar siswa.
2. Aktivitas belajar siswa pada mata
pelajaran bahasa Indonesia mengalami peningkatan dari 26% aktivitas
dalam mengerjakan LKS aktif pada
siklus I menjadi 45% aktivitas dalam
mengerjakan LKS aktif pada siklus II.
Sehingga dapat dikatakan terjadi
peningkatan aktivitas belajar siswa di
kelas X IV-A SD Negeri 060825 Kec.
Medan Area.
2. Saran
Setelah melakukan kegiatan belajar
mengajar selama empat kali atau disebut
dua siklus maka perlu saran agar pengguna atau yang memanfaatkan model
pembelajaran Advance Organizeragar
bisa berjalan lebih optimal yaitu:
1. Bagi peneliti selanjutnya agar
lebih jeli dan teliti dalam menentukan
anggota
kelompok
untuk tiap siswa agar KBM dapat
berjalan lebih optimal.
2. Sebelum mengajarkan materi dengan model ini sebaiknya peneliti
memastikan bila siswa memiliki
pengetahuan awal yang cukup
karena tanpa pengetahuan awal
yang cukup maka proses menghubungkan materi yang lalu
dengan materi yang akan datang
akan lambat.
3. Bagi peneliti selanjutnya, hendaknya selalu mengawasi mengontrol
aktivitas siswa yang tidak relevan
dengan KBM. Karena dalam
model seperti ini suasana ribut
pasti menjadi akan terjadi mengingat tidak semua siswa dapat
menyesuaikan diri dengan temanteman satu kelompoknya.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2007. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :
Rineka Cipta.
Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan
Pembelajaran. Bandung : Rineka
Cipta.
Moleang, L. 2000. Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.
Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran
Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada
Media Group.
Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi
Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo.
Sriyono, dkk. 1992. Teknik Belajar
Mengajar dalam CBSA. Jakarta :
Rineka Cipta.
Sudjana, N. 2000. Dasar-Dasar Proses
Belajar Mengajar. Bandung : Sinar
Baru.
Syaiful, B. D. 2002. Psikologi Belajar.
Jakarta : Rineka Cipta.
Uno, H. B. 2007. Model Pembelajaran
Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta
: Bumi Aksara.
Download