WAHANA INOVASI VOLUME 3 No.2 JULI-DES 2014 ISSN : 2089-8592 PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER DI KELAS IV-A SD NEGERI 060825 KECAMATAN MEDAN AREA Leniwati NIP. 19630816 199007 2 002 Guru Kelas IV-A SD Negeri 060825 Jl. Ismailiyah No.83 Medan ABSTRAK Pendidikan pada dasarnya adalah pengubahan sikap dan tingkah laku individu dengan positif pada natural individu yang bersangkutan. Pendidikan juga merupakan salah satu ukuran kualitas kehidupan bangsa, karena tingkat pendidikan dapat menunjukkan kualitas sumberdaya yang dimiliki oleh bangsa yang bersangkutan. Dewasa ini, pendidikan telah mengalami perkembangan yang semakin pesat, dimana informasi dan komunikasi juga berkembang setiap saat. Peningkatan pemahaman konsep dan kemampuan komunikasi siswa dapat dilakukan dengan mengadakan perubahanperubahan dalam pembelajaran. Model pembelajaran yang sebaiknya diterapkan adalah model pembelajaran yang memberikan siswa untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri sehingga siswa lebih mudah untuk memahami konsepkonsep yang diajarkan dengan mengkomunikasikan ide-idenya dalam bentuk lisan maupun tulisan. Hasil penelitian menunjukkan hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran Advance Organizer pada Siklus I mencapai rata-rata 62,6 dengan ketuntasan klasikal 61,90% dan Siklus II mencapai 88,8 dengan ketuntasan klasikal 90,47%. Dengan demikian terjadi peningkatan hasil belajar siswa. Aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran bahasa indonesia mengalami peningkatan dari 26% aktivitas dalam mengerjakan LKS aktif pada siklus I menjadi 45% aktivitas dalam mengerjakan LKS aktif pada siklus II. Sehingga dapat dikatakan terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa di kelas X IV-A SD Negeri 060825 Kec.Medan Area. Kata Kunci : Hasil Belajar, Model Advance Organizer, Bahasa Indonesia PENDAHULUAN Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya adalah pengubahan sikap dan tingkah laku individu dengan positif pada natural individu yang bersangkutan (Wingkel, 1999:24). Pendidikan juga merupakan salah satu ukuran kualitas kehidupan bangsa, karena tingkat pendidikan dapat menunjukkan kualitas sumberdaya yang dimiliki oleh bangsa yang bersangkutan. Dewasa ini, pendidikan telah mengalami perkembangan yang semakin pesat, dimana informasi dan komunikasi juga berkembang setiap saat. Kegiatan pembelajaran di sekolah akan berlangsung dengan baik apabila ada komunikasi timbal balik antara guru dengan siswa. Oleh karena itu, siswa dituntut untuk bersikap aktif, kreatif dan inovatif dalam menanggapi setiap pelajaran yang diajarkan sehingga pesan yang disampaikan dalam bentuk materi pelajaran dapat diterima oleh siswa. Sikap aktif, kreatif, dan inovatif terwujud dengan menempatkan siswa sebagai subyek pendidikan. Peran guru adalah sebagai fasilitator dan bukan sumber utama pembelajaran. Pada pembelajaran bahasa Indonesia kelas IV – A SD Negeri 060825 Kec. Medan Area ditemukan keragaman masalah sebagai berikut : a. Para siswa jarang mengajukan pertanyaan, walaupun guru sering meminta agar siswa bertanya jika ada hal-hal yang belum jelas, atau kurang paham 370 Leniwati : Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Melalui .................................... b. Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran masih belum nampak c. Kurangnya keberanian siswa untuk mengerjakan soal di depan kelas. Hal ini menggambarkan efektifitas belajar mengajar dalam kelas masih rendah. d. Keaktifan dalam mengerjakan soal-soal latihan pada proses pembelajaran juga masih kurang dapat disajikan salah satu alternatif pemecahan masalah guna meningkatkan aktivitas siswa yang berakhir kepada peningkatan hasil belajar siswa. Berdasarkan uraian diatas penulis telah melakukan penelitian yang berjudul: “Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Advance Organizer di Kelas IV-A SD Negeri 060825 Kec. Medan Area”. Permasalahan-permasalahan tersebut akan berakibat pada rendahnya pemahaman konsep siswa dan kemampuan komunikasi siswa yang akan bermuara pada rendahnya hasil belajar siswa. Peningkatan pemahaman konsep dan kemampuan komunikasi siswa dapat dilakukan dengan mengadakan perubahan-perubahan dalam pembelajaran. Dalam hal ini, perlu dirancang suatu pembelajaran yang membiasakan siswa untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuannya, sehingga siswa lebih memahami konsep yang diajarkan serta mampu mengkomunikasikan pemikirannya, baik dengan guru, teman maupun terhadap materi bahasa indonesia itu sendiri. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pemahaman konsep dan kemampuan komunikasi siswa adalah dengan melaksakan model pembelajaran yang relevan diterapkan oleh guru. Model pembelajaran yang sebaiknya diterapkan adalah model pembelajaran yang memberikan siswa untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri sehingga siswa lebih mudah untuk memahami konsep-konsep yang diajarkan dengan mengkomunikasikan ideidenya dalam bentuk lisan maupun tulisan. Sebagai alternatif yang dapat diterapkan adalah model Advance Organizer. Model pembelajaran Advance Organizer dapat diterapkan dengan menggunakan peta konsep. Peta konsep digunakan untuk menyatakan hubungan yang bermakna antara konsep-konsep dalam bentuk proporsi-proporsi. Proporsiproporsi merupakan dua atau lebih konsep-konsep yang dihubungkan oleh kata-kata dalam suatu unit semantik. Oleh karena itu, diharapkan dengan penerapan model pembelajaran Advance Organizer diharapkan mampu mencapai keberhasilan pembelajaran di sekolah dan Idenfikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, beberapa masalah saat pembelajaran berlangsung dari sudut pandang siswa yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut: 1. Rendahnya hasil belajar siswa. 2. Siswa masih enggan bertanya kepada guru maupun kepada temannya. 3. Siswa jarang diminta untuk mengemukakan alasan dan menjelaskan secara lisan maupun tertulis dalam menyelesaikan masalah bahasa indonesia. 4. Siswa tidak aktif dalam kegiatan pembelajaran bahasa indonesia Batasan Masalah Mengingat luasnya permasalahan yang perlu diteliti, maka perlu dilakukan pembatasan masalah dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut: 1. Penelitian ini menerapkan model pembelajaran Advance Organizer pada proses kegiatan belajar mengajar (KBM). 2. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV-A SD Negeri 060825 Kec. Medan Area Tahun Pembelajaran 2013 / 2014. 3. Materi pokok yang diterapkan selama pengambilan data adalah Percakapan dan Cerita Rumpang. 4. Kurikulum yang digunakan adalah KTSP. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah: 1. Apakah hasil belajar siswa mengalami peningkatan setelah menerapkan Model Pembelajaran Advance OrganizerPada mata pelajaran bahasa Indonesia di 371 Leniwati : Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Melalui .................................... 2. kelas IV-A SD Negeri 060825 Kec. Medan Area? Apakah aktivitas siswa meningkat setelah menerapkan model pembelajaran Advance Organizer pada mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas IV-A SD Negeri 060825 Kec. Medan Area? Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa setelah menerapkan model pembelajaran Advance Organizer pada mata pelajaran bahasa indonesia di kelas IV-A SD Negeri 060825 Kec. Medan Area. b. Untuk mengetahui apakah aktivitas siswa mengalami peningkatan setelah menerapkan model pembelajaran Advance Organizer di kelas IV-A SD Negeri 060825 Kec. Medan Area. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini akan memberikan manfaat sebagai berikut : a) Bagi Siswa Hasil penelitian ini sebagai alat untuk motivasi belajar siswa sehingga keaktifan siswa dalam pembelajaran dan prestasi belajarnya dapat meningkat. b) Bagi Guru Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk menerapkan pembelajaran Advance Organizer dalam kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia di kelas. Dan juga untuk meningkatkan kreatifitas dan kinerja guru dalam pengelolaan pembelajaran. c) Bagi Kepala Sekolah Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan kebijakan dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa. d) Bagi Peneliti Lain Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam melakukan penelitian sejenis. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di SD Negeri 060825 Kec. Medan Area jalan Ismailiyah No.83. Pokok bahasan yang diterapkan selama pengambilan data di kelas IV – A adalah Percakapan dan Cerita Rumpang. Waktu penelitian diadakan mulai dari bulan Agustus – Desember 2013 selama 5 bulan. Subyek Penelitian Subjek penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebanyak satu kelas yaitu kelas IV – A yang terdiri dari 48 siswa. Defenisi Operasional a. Model pembelajaran advance organizer dapat diterapkan dengan menggunakan peta konsep. Peta konsep digunakan untuk menyatakan hubungan yang bermakna antara konsep-konsep dalam bentuk proporsi-proporsi. Proporsi-proporsi merupakan dua atau lebih konsep-konsep yang dihubungkan oleh kata-kata dalam suatu unit semantik. b. Aktivitas belajar menunjukkan pada kegiatan belajar di mana siswa terlibat langsung atau berpartisipasi aktif, yang sering disebut belajar dengan bekerja. c. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Alat Pengumpul Data Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah tes berbentuk essay. Tes hasil belajar ini digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa pada pada tingkat kognitif dan observasi untuk mengetahui aktivitas belajar siswa. 1. Tes Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Advance Organizer. Tes disusun dalam bentuk essay yang mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk SD Kelas IV. Tes yang digunakan senamyak 10 soal. 2. Observasi Observasi dalam penelitian ini adalah observasi terhadap subjek penelitian yang dilakukan untuk mengetahui efektif dan aktivitas siswa selama pembelajaran. Adapun manfaat observasi 372 Leniwati : Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Melalui .................................... dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang keseluruhan objek yaitu memperoleh informasi guru dalam kegiatan belajar mengajar. Observasi yang dilakukan bersifat langsung dan dilakukan oleh 2 orang pengamat yang dilengkapi dengan lembar pedoman observasi aktivitas belajar siswa. Lembar aktivitas ini digunakan pada saat siswa bekerja dalam kelompok. Yang menggunakan lembar aktivitas belajar siswa ini adalah dua orang pengamat, yang mengamati masing-masing satu kelompok setiap satu KBM yang sudah ditentukan oleh peneliti/guru. Pengamat aktivitas siswa selama KBM adalah sesama guru di SD Negeri 060825 Kec Medan Area adalah Isma Dewi, S.Pd dan Hidayati, S.Pd. Pengamat tidak boleh duduk bersamaan untuk menghindari data bias. Pengamat mentabulasi data/ menceklis pada lembar aktivitas ini selama dua menit sekali. Akhir kerja kelompok, pengamat menandatangani lembar pengamat kemudian menyerahkan kepada peneliti. Sebagai contoh, bila kerja kelompok ditentukan oleh peneliti selama 20 menit maka pengisian data pada lembar aktivitas jumlah per siswa ada 10 ceklis. 10 ceklis ini posisinya pada 5 aktivitas siswa sesuai dengan pengamatan. Setelah data terkumpul, maka data tersebut dianalisis sehingga setiap aktivits dapat ditentukan peresentasenya. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroomaction research) meliputi 4 tahap tiap siklusnya sebagai berikut : 1) Perencanaan Tindakan, 2) Pelaksanaan Tindakan, 3) Observasi, 4) Refleksi dan Evaluasi. (Arikunto dkk, 2008:16). Berikut ini digambarkan model pada penelitian tindakan kelas yang akan digambarkan sebagai siklus dalam penelitian: Perencanaan Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan Pengamatan Perencanaan Refleksi SIKLUS II Pengamatan ? Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas Pelaksanaan 373 Leniwati : Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Melalui .................................... 1. Menyusun Rencana Kegiatan (Planning) a. Menganalisis kurikulum Bahasa Indonesia, selanjutnya menyiapkan perangkat pembelajaran berbentuk silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) b. Membuat skenario pembelajaran model pembelajaran Advance Organizer. c. Merancang lembar observasi untuk melihat bagaimana kegiatan siswa dengan menerapkan model pembelajaran Advance Organizer. d. Membuat instrument tes hasil belajar. 1) Merekapitulasi nilai pretes sebelum tindakan dan nilai tes akhir siklus I dan siklus II. 2) Menghitung nilai rata-rata atau presentase hasil belajar siswa sebelum dilakukan tindakan dengan hasil belajar setelah dilakukan tindakan pada siklus I dan siklus II untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar. 3) Penilaian a. Data nilai hasil belajar (kognitif) diperoleh dengan menggunkan rumus: Tahap Pelaksanaan Tindakan Setelah perencanaan tindakan disusun, maka dilakukan tindakan kelas. Dalam tahap pelaksanaan tindakan ini, kegiatan mengajar dilakukan oleh guru bidang studi, sedangkan pengamat mengamati seluruh kegiatan yang berlangsung. Kegiatan yang dilakukan merupakan pengembangan dan pelaksanaan program yang telah disusun. Pada akhir setiap tindakan siswa diberikan tes akhir guna melihat hasil yang dicapai oleh siswa setelah pemberian tindakan. b. Nilai rata-rata siswa dicari dengan 2. 3. Tahap Pengamatan (Observasi) Tahap pengamatan dilakukan pada saat pelaksanaan tindakan pembelajaran. Sasaran pengamatan adalah aktivitas siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia dalam menerapkan model pembelajaran Advance Organizer. 4. Tahap Refleksi Tahap ini dilakukan untuk menganalisis data dan memberikan makna terhadap data yang diperoleh dan mengambil kesimpulan dan langkah perbaikan yang telah dilakukan. Hasil refleksi ini kemudian digunakan sebagai dasar tahap perencanaan pada siklus berikutnya. Teknik Analisis Data Metode analisis data pada penelitian ini digunakan metode deskriptif dengan membandingkan hasil belajar siswa sebelum tindakan dengan hasil belajar siswa setelah tindakan. Langkah-langkah pengolahan data sebagai berikut: ππππππ ππ π€π = π½π’πππβπππ€πππππ¦πππ πππππ π₯100% π½π’πππβπ πππ’ππ’βπ πππ (Slameto,2001:189) rumus sebagi berikut: Xο½ ο₯X N (Subino,1987:80) Keterangan: X = Nilai rata-rata Σ = Jumlah nilai X N = Jumlah peserta tes c. Ketentuan persentase belajar kelas πΎππ‘π’ππ‘ππ ππ πππππππ πππππ ketuntasan ∑ ππ π₯100% πΎ ΣSb = Jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 70 (kognitif) ΣK = Jumlah siswa dalam sampel Sebagai tolak ukur keberhasilan penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat dari tes hasil belajar siswa mencapai KKM secara individual dan 85% secara klasikal. Indikator Keberhasilan Yang menjadi indikator keberhasilan guru dalam mengajar KKM dengan nilai 70 secara individual dan 85% secara klasikal. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Pembelajaran menggunakan model Advance Organizer merupakan suatu 374 Leniwati : Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Melalui .................................... 1. Hasil Belajar Sebelum kegiatan belajar dimulai sesuai dengan perumusan awal melalui diskusi dengan pembimbing dan pendamping, maka peneliti/guru melakukan tes hasil belajar (Pretes), hasil analisisnya dapat dilihat pada Tabel 1. Hasil belajar dalam penelitian ini meliputi aspek kognitif, Ringkasan hasil belajar koqnitif siswa sebelum dan sesudah diterapkan model pembelajan Advance Organizer dapatdiuraikan sebagai berikut: a. Data Pretes (Data Awal) Data pretes diuraikan dalam Tabel berikut: cara belajar untuk memperoleh pengetahuan baru yang dikaitkan dengan pengetahuan yang telah ada pada pembelajaran, artinya setiap pengetahuan mempunyai struktur konsep tertentu yang membentuk kerangka dari sistem pemprosesan informasi yang dikembangkan dalam pengetahuan (ilmu) dan mengevaluasi di setiap siklus. Sebelum KBM Siklus I berlangsung telah tersusun perangkat-perangkat pembelajaran yang dibutuhkan dalam menerapkan model, diantaranya RPP, LKS, instrument tes hasil belajar dan instrument observasi aktivitas. Perangkat untuk tindakan pada Siklus 2 dipersiapkan setelah melakukan refleksi pada akhir Siklus I. Tabel 1. Distribusi Hasil Pretes Kelas IV - A Rata-rata Nilai Frekuensi 10 20 20 10 30 7 40 5 Jumlah 42 Merujuk pada Tabel 1, nilai terendah untuk pretes adalah 10 dan tertinggi adalah 40 dengan tidak ada orang yang mendapat nilai diatas ketuntasan dan ketuntasan klasikal adalah 0%. Nilai rata- 19,3 rata kelas adalah 19,3. Data hasil pretes ini dapat disajikan kembali dalam grafik histogram sebagai berikut. Bentuk grafik batang dapat dilihat pada Gambar 2. Grafik Pretes Frekuensi 20 10 7 5 10 20 F… 30 Gambar 2. Grafik Data Hasil Pretes 40 375 Leniwati : Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Melalui .................................... b. Data Formatif I (Akhir Siklus I) 1. Putaran I Penelitian pada Putaran I dilaksanakan pada : Hari / Tanggal : Jumat, 6 September 2013 (KBM 1) Senin, 9 September 2013 (KBM 2) : Jumat (14.00 – 15.10) Senin (13.00 – 14.10) Materi Pokok Bahasan : Percakapan Rumpang Pengelola Kelas (Guru) : Leniwati, S.Pd Pengamat : - Isma Dewi, S.Pd - Hidayati, S.Pd Jam a) Perencanaan Hal-hal yang dilakukan dalam perencanaan adalah : 1) Menyiapkan Silabus dan RPP 2) Menyiapkan Materi Pelajaran 3) Menyiapkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS 1 dan LKS 2) 4) Menyiapkan soal tes hasil belajar (Formatif I) 5) Menyiapkanlembar pengamatan untuk pengelolaan kelas serta aktivitas siswa dan guru. b) Pelakasanaan Tindakan KBM I Pada hari Jumat, 6 September 2013 jam 14.00 – 15.10 merupakan les mata pelajaran Bahasa Indonesia dikelas IV - A yang menjadi sub materi Percakapan Rumpang. Pada saat guru masuk kedalam kelas, suasana kelas hiruk pikuk, ada yang mengobrol, ada yang masih diluar kelas, dan ada yang duduk tidak pada tempatnya. Sadar gurunya sudah masuk maka siswa masuk dan duduk ditempat masing – masing. Setelah semua tertib, guru mengucapkan salam, ”Selamat siang.” Jawab siswa, ”Selamat siang bu.” Kemudian guru menginformasikan tentang materi ajar dan juga tujuan pembelajaran. Setelah menjelaskan materi, guru membagikan siswa menjadi 8 kelompok yang terdiri dari 5- 6 orang. Guru memberikan LKS sebagai tugas siswa. Siswa menjawab pertanyaan yang ada didalam LKS dan melaksanakan kegiatan sesuai dengan prosedur di LKS. Setelah berdiskusi selama kurang lebih 20 menit, siswa melanjutkan mencari pertanyaan – pertanyaan yang akan diajukan ke kelompok yang lain. Selama proses berdiskusi dan melaksanakan LKS, guru bertindak sebagai motivator dan fasilator. Setelah selesai diskusi, guru meminta ketua kelompoknya untuk mempersentasikannya didepan kelas. Pada saat kelompok empat mau maju untuk mempersentasikan hasil diskusinya, bel pulang berbunyi, lalu guru menutup pelajaran dengan memberikan PR dan guru mengucapkan “Selamat siang sampai jumpa minggu depan. Siswa menjawab salam guru, “Selamat siang bu.” KBM II Pada hari Senin, 9 September 2013, jam 13.00 – 14.10 merupakan les mata pelajaran bahasa Indonesia dikelas IV - A. Materi yang akan dibahas adalah Percakapan rumpang. Melihat keadaan kelas belum kondusif untuk memulai pelajaran, guru menyuruh siswa untuk duduk pada kelompok masing – masing. Setelah semua duduk dengan tertib, guru mengucapkan salam, ” Selamat siang.” Siswa menjawab,”Selamat siang Bu.” Guru bertanya, “Ada yang absen hari ini?” Jawab Fatul, ”Tidak ada bu.” Dengan tidak membuang waktu, guru bertanya; “ Pernahkah kamu membuat percakapan? Apa yang kamu rasakan?” Jawab Masita, “Pernah Bu, harus kita tahu sapa saja yang berperan dalam percakapan itu bu.” “Ya, kamu benar, nak”, jawabGuru. “Kalau begitu kerjakan LKS sesuai petunjuk untuk mengetahui lebih jelas lagi. Guru membagikan LKS dan siswa langsung bekerja sesuai prosedur yang ada di LKS dan setelah lebih kurang 25 menit, guru mengingatkan untuk membuat beberapa pertanyaan dikertasnya untuk dibagikan ke kelompok lain. Lalu guru menyuruh ketua kelompok 2 untuk mempersentasikan hasil diskusi nya kedepan kelas, dan demikian untuk kelompok yang lain. Ternyata setelah 3 kelompok mempersentasikan, bel untuk pulang berbunyi. Guru menutup pelajaran dan mengucapkan, “Selamat siang sampai jumpa lagi.” Setelah data pretes di analisis, maka peneliti melakukan tes hasil belajar siswa (Formatif I). Hasil analisisnya dapat dilihat pada Tabel 2. 376 Leniwati : Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Melalui .................................... Tabel 2. Distribusi Hasil Formatif I Kelas IV - A Rata-rata Nilai Frekuensi 40 5 50 6 60 5 70 13 80 13 Jumlah 42 62,6 Hasil analisis pada Tabel 2 tersebut, nilai terendah Formatif I adalah 40,0 dan tertinggi adalah 80,0 dengan 16 orang mendapat nilai dibawah kriteria ketuntasan atau ketuntasan klasikal adalah sebesar 61,90%. Nilai ini berada di bawah kriteria keberhasilan sehingga dapat dikatakan KBM Siklus I kurang berhasil memberi ketuntasan belajar dalam kelas. Nilai rata-rata kelas adalah 61,9. Data hasil Formatif I ini dapat disajikan kembali dalam grafik histogram (Gambar 3). Grafik Data Hasil Formatif I 14 12 10 8 6 4 2 0 40 50 60 Frekuensi 70 80 Frekuensi 40 5 50 6 60 5 70 13 80 13 Gambar 3. Grafik Data Hasil Formatif I Kelas IV – A c) Refleksi Permasalahan-permasalahan tersebut antara lain adalah: 1. Siswa banyak yang tidak aktif dalam berdiskusi 2. Kondisi belajar yang masih belum kondusif 3. Karena sudah terbiasa dengan pembelajaran yang teacher orientic mulamula siswa merasa bingung sehingga mengakibatkan suasana kelas agak ramai. 4. Siswa belum dapat menerima pembagian kelompok secara heterogen yang memiliki kemampuan akademis tinggi, sedang dan rendah karena mereka sudah terbiasa dengan teman-teman dalam kelompok sebelumnya yang tidak heterogen. d) Revisi / Tindakan Perbaikan Tindakan perbaikan yang harus dilakukan adalah 1. Melibatkan siswa secara aktif dalam berdiskusi, 2. Membuat kondisi pembelajaran yang bersifat kondusif, 3. Guru mampu mengajarkan siswa yang mengarah ke student orientic , tindakan yang dilakukan ialah diharapkan siswa dapat bangkit sendiri untuk berfikir, untuk menganalisis data, untuk menjelaskan ide, untuk bertanya, untuk berdiskusi, dan untuk menulis apa yang dipikirkan dan mempresentasikan hasil diskusi mereka sehingga memberi kesempatan siswa untuk mengkonstruksikan pengetahuannya. 4. Mengarahkan siswa dengan menanamkan nilai /sikap pentingnya be- 377 Leniwati : Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Melalui .................................... kerja sama dalam tim dengan segala perbedaan terutama dalam bidang kemampuan akademis. c. Data Formatif II (Akhir Siklus II) 2. Putaran II Penelitian pada Putaran II dilaksanakan pada : Hari / Tanggal : Senin, 16 September 2013 (KBM III) Jumat, 20 September 2013 (KBM IV) Les : Senin (13.00 – 14.10) Jumat (14.00 – 15.10) Materi Pokok Bahasan : Cerita Rumpang Pengelola Kelas (Guru) : Leniwati, S.Pd Pengamat : - Isma Dewi, S.Pd - Hidayati, S.Pd a) Perencanaan Hal-hal yang dilakukan dalam perencanaan adalah : 1) Menyiapkan Silabus dan RPP 2) Menyiapkan Materi Pelajaran 3) Menyiapkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS 3 dan LKS 4) 4) Menyiapkan soal tes hasil belajar (Formatif II) 5) Menyiapkan lembar pengamatan untuk pengelolaan kelas serta aktivitas siswa dan guru. b) Pelaksanaan Tindakan KBM III Pada hari Senin, tanggal 16 september 2013 jam ke 13.00 – 14.10, siswa kelas IV - A mengikuti mata pelajaran Bahasa Indonesia. Seperti biasanya les pertama banyak siswa yang masih belum mempersiapkan diri untuk belajar, ada yang masih cerita pelajaran yang lain, ada yang masih menulis. Dengan tidak membuang waktu, guru menyapa dengan salam, “Selamat siang semua.” “Selamat siang bu.” “Ada yang tidak masuk hari ini? Ketua kelas menjawab, “Tidak ada Bu, Hadir semua.” “Baiklah, kita melanjutkan materi kita yang minggu lalu tentang Cerita Rumpang. Guru menyuruh untuk duduk berkelompok sesuai kelompoknya. Guru membagi LKS dan menanyakan, ”Siapa yang tahu cerita rumpang?” Deva menjawab,” Cerita yang belum lengkap,” “Bagus!, apa yang terjadi?” “harus dilengkapi dengan kata- kata sendiri atau kata – kata yang sudah tersedia” jawab Ayunda. “Ya mari kerjakan LKS mu dan buat pertanyaan – pertanyaan yang akan dijawab oleh kelompok lain. Setelah lebih kurang 20 menit, ada kelompok yang sudah selesai dan ingin mempersentasikan hasil diskusi kelompoknya. Presentasi dilakukan kelompok 3, dan kelompok yang lain menjawab pertanyaan atau membuat pertanyaan setelah selesai tanya – jawab. Guru dan siswa sama – sama mengambil kesimpulan tentang Cerita Rumpang. Setelah semua puas, guru menginstruksikan agar kembali duduk dengan rapi, dan setelah memberikan PR, bel untuk pulang berbunyi, guru mengingatkan PR dikumpul minggu depan dan mengucapkan salam penutup kepada siswa. KBM IV Pada hari jumat, tanggal 23 September 2013 jam 14.00 – 15.10, guru masuk ke kelas IV - A. Karena baru pergantian les ada yang masih mencatat mata pelajaran yang lain, ada yang masih mencatat mata pelajaran lain, ada yang mengerjakan PR bahasa Indonesia yang mau dikumpul, dan ada yang sudah siap untuk belajar. Guru memberi salam, ”Selamat siang semua.” “Selamat siang Bu.” Guru menuliskan materi ajar yang akan dibahas “Cerita Rumpang II” dan menjelaskan apa tujuannya untuk dipelajari . Lalu guru membagikan LKS untuk dibahas secara kelompok dan mengikuti prosedur sesuai petunjuk LKS dan menuliskan beberapa pertanyaan untuk dijawab oleh kelompok yang lain. Setelah lebih kurang 20 menit, guru menyuruh satu kelompok untuk maju mempersentasikan hasil kelompoknya dan yang lain untuk menanggapi. Guru membimbing kelompok yang maju dan meminta kelompok lain menanggapi. Setelah beberapa menit berdiskusi, guru dan siswa sama – sama mengambil kesimpulan tentang perlunya gaya gesekan dalam kehidupan sehari – hari, tetapi gaya gesekan juga ada yang merugikan. Setelah semua puas dengan jawaban – jawaban, guru merangkumkan dan menginstruksikan agar siswa siap – siap untuk pertemuan berikutnya diadakan ujian formatif II karena materi sudah selesai. Setelah bel tanda pergantian les berbunyi guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam penutup, “Selamat siang sampai jumpa minggu depan.” Jawab siswa juga,”Selamt siang juga bu.” 378 Leniwati : Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Melalui .................................... Setelah data formatif I terkumpul maka data tersebut dianalisis, kemudian data tes hasil belajar siswa tersebut didiskusikan dengan pembimbing dan pendamping. Dalam melanjutkan kegiatan belajar mengajar berikutnya atau disebut Siklus II perlu ada perubahan pembelajaran baik media, dan alat bahan yang sesuai dengan materi pembelajarannya. Hasil analisis formatif II dapat dilihat pada Tabel 3. Merujuk pada Tabel 3, nilai terendah untuk formatif II adalah 50 dan tertinggi adalah 100 dengan 4 orang mendapat nilai dibawah kriteria ketuntasan atau ketuntasan klasikal adalah sebesar 90,47%. Nilai ini berada di atas kriteria keberhasilan sehingga dapat dikatakan KBM siklus II telah berhasil memberi ketuntasan belajar dalam kelas. Nilai ratarata kelas adalah 88,8. Data hasil formatif II ini dapat disajikan kembali dalam grafik histogram sebagai berikut: Tabel 3. Distribusi Hasil Formatif II Kelas IV - A Nilai Frekuensi Rata-rata 50 4 80 9 90 9 88,8 100 20 Jumlah 38 Grafik Formatif II 20 18 FREKUENSI 16 14 12 10 8 6 4 2 0 50 80 90 100 Frekuensi 50 4 80 9 90 9 100 20 Gambar 4. Grafik Data Hasil Formatif II Kelas IV - A Merujuk pada tabel-tabel hasil tes yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat dilihat nilai rata-rata tes siswa sebelum diterapakan model pembelajaran Advance Organizeradalah 19,3 dan setelah diterapkan model pembelajaran Advance Organizer meningkat menjadi 62,6 pada siklus I dan 88,8 pada siklus II. Ketuntasan belajar secara klasikal juga mengalami peningkatan, sebelumnya tidak ada seorang siswa yang secara klasikal memperoleh nilai 70 ke atas sebelum dilakukan pembelajaran dengan ketuntasan belajar 0%, menjadi 26 siswa dengan ketuntasan belajar 61,90% pada siklus I, dan 38 siswa dengan ketuntasan belajar 90,47% pada siklus II. Perhitungan ketuntasan belajar klasikal siklus II: Ketuntasan belajar kelas ο½ 38 ο΄100% ο½ 90,47% 42 Peningkatan hasil tes siswa dapat dilihat melalui tabel dan histogram berikut: 379 Leniwati : Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Melalui .................................... Tabel 4. Rekapitulasi hasil tes siswa sebelum penelitian, akhir siklus I dan II Kelas IV-A No Hasil Tes Data Awal Siklus I Siklus II 1. Nilai Tertinggi 40 80 100 2. Nilai terendah 10 40 50 3. Rata-rata nilai tes 19,3 62,6 88,8 4. Ketuntasan klasikal 0% 61,90% 90,47% Grafik Hasil Belajar Pretest, Siklus I & Siklus II 120 100 80 60 40 20 0 Nilai Tertinggi Nilai terendah Rata-rata nilai tes Ketuntasan klasikal (%) Data Awal 40 10 19.3 0% Siklus 1 80 40 62.6 61.9 siklus 2 100 50 88.8 90.47 Gambar 5. Grafik Hasil Belajar Pretes, Siklus I dan Siklus II Kelas IV - A c) Refleksi Pada siklus II, guru melaksanakan perbaikan pembelajaran untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada pada Siklus I. Upaya yang dilakukan adalah dengan memotivasi siswa agar bertanya tentang materi yang belum jelas, lebih berperan aktif baik dalam diskusi, dalam pengamatan, dan meminta siswa untuk mencermati LKS yang diberikan sebelum bekerja, berdiskusi dan bekerjasama dengan teman satu kelompoknya dalam mengerjakan tugas. d) Revisi / Perbaikan Tindakan Pada Siklus II sudah tidak lagi ditemukan kendala-kendala berarti, karena siswa sudah dapat menyesuaikan dengan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Advance Organizer. Suasana kelas sudah tidak seramai pada Siklus I. Siswa sudah dapat menerima pembagian kelompok secara heterogen, masingmasing individu dalam kelompok sudah menyadari akan tanggungjawabnya sebagai anggota kelompok sehingga kerjasama antaranggota kelompok berjalan dengan baik dan tugas-tugas yang diberikan guru dapat dengan mudah diselesaikan oleh masing-masing kelompok. Siswa-siswa banyak mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, dan berdiskusi dengan anggota kelompok. Saat presentase di depan kelas siswa tidak ada yang malu-malu dan kalau di tunjuk kelompok secara acak maju ke depan, masing-masing kelompok siap. Hal ini menunjukkan bahwa siswa benarbenar bekerja dalam kelompok. 2. Data Aktivitas belajar Penilaian aktivitas diperoleh dari lembar observasi aktivitas. Pengamatan dilakukan oleh dua pengamat selama 20 menit kerja kelompok dalam setiap KBM 380 Leniwati : Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Melalui .................................... atau 40 menit dalam satu Siklus. Dengan pengamatan setiap 2 menit, maka nilai maksimum yang mungkin teramati untuk satu kategori aktivitas selama 20 menit adalah 10 kali. Pada Siklus I rata-rata aktivitas I yakni menulis dan membaca memperoleh propori 42%. Sebagian besar siswa belum memahami kegiatan apa yang dikerjakanya sehingga aktivitas individual dalam diskusi yang pasif masih mendominasi. Pada Siklus II aktivitas ini mengalami penurunan proporsi menjadi 30% yang menunjukkan bahwa siswa sudah mulai terbiasa dengan penerapan model dan tindakan yang dilakukan di Siklus II berfungsi cukup efektif untuk menekan aktivitas diskusi pasif ini. Penskoran dilakukan dan dijabarkan dalam data berupa Tabel aktivitas oleh pengamat I dan pengamat II untuk Siklus I dan Siklus II sebagai berikut: Tabel 5. Skor aktivitas belajar siswa Siklus I Aktivitas Jumlah Rata-Rata Menulis / membaca 84 21 Mengerjakan LKS 52 13 Bertanya pada teman 10 2,5 Bertanya pada guru 24 6 Yang tidak relevan 30 7,5 dengan KBM Siklus II Aktivitas Jumlah Rata-Rata Menulis / membaca 65 16,25 Mengerjakan LKS 99 24,75 Bertanya pada teman 34 8,5 Bertanya pada guru 13 3,25 Yang tidak relevan 9 2,25 dengan KBM No 1 2 3 4 5 No 1 2 3 4 5 Proporsi 42% 26% 5% 12% 15,0% Proporsi 30% 45% 15% 6% 4% Data pada Tabel 5 dapat di sajikan dalam diagram batang atau histogram sesuai Gambar 6 berikut: Grafik Aktivitas siklus I dan II 50% 45% 40% 35% 30% 25% 20% 15% 10% 5% 0% Siklus 1 42% 26% 5% 12% 15% Siklus 2 30% 45% 15% 6% 4% Keterangan: 1. Menulis, membaca 2. Mengerjakan 3. Bertanya pada teman 4. Bertanya pada guru 5. Yang tidak relevan Gambar 6. Grafik aktivitas siswa Siklus I dan Siklus II 381 Leniwati : Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Melalui .................................... Merujuk pada Grafik 6, dapat ditemukan bahwa aktivitas mengerjakan dalam diskusi yang pada Siklus I hanya mencapai 26% mengisyaratkan KBM Siklus I belum efektif mengarahkan siswa bekerja dalam diskusi yang baru pada Siklus II tindakan yang diberikan mulai membuat siswa beradaptasi belajar dalam diskusi aktif dan aktivitas mengerjakan naik menjadi 45% pada Siklus ini. Aktivitas bertanya pada teman dalam diskusi pada Siklus I hanya mencapai 5% dan pada Siklus II naik menjadi 15%. Sementara aktivitas bertanya pada guru pada Siklus I sebesar 12% dan turun pada Siklus II menjadi 6% yang berarti ketergantungan siswa terhadap bimbingan guru saat bekerja dalam kelompok pada Siklus II berkurang. Aktivitas-aktivitas yang tidak relevan dengan KBM pada Siklus I sebesar 15%, menunjukkan kondisi kelas kurang kondusif. Beberapa siswa mengobrol dalam, diskusi dan mengganggu teman yang lain. Rekaman data aktivitas juga menunjukkan beberapa siswa melakukan kegiatan tidak relevan ini hampir sepanjang waktu pengamatan. Pada Siklus II kondisi kelas mulai kondusif, di sepanjang pengamatan hampir tidak ada siswa tercatat melakukan aktivitas tidak relevan dengan KBM, dengan skor aktivitas sebesar 4%. B. Pembahasan Merujuk pada Tabel 4 nilai rata-rata siswa sebelum diberikan pembelajaran melalui model pembelajaran Advance Organizer yaitu berupa nilai pretes sebesar 19,3dengan ketuntasan klasikal 0%. Setelah diadakan pembelajaran dengan model pembelajaran Advance Organizer yang disampikan secara langsung/tidak langsung nilai siswa meningkat. Pada akhir Siklus I diperoleh rata-rata nilai formatif I siswa mencapai 62,6dengan ketuntasan klasikal sebesar 61,90%. Karena nilai ini tidak lebih besar dari 85% sebagai acuan ketuntasan klasikal, berarti kegiatan belajar mengajar Siklus I belum mampu memberikan ketuntasan belajar dalam kelas. Merujuk pada Tabel 3 tersebut di akhir Siklus II ketuntasan belajar secara klasikal mencapai 90,47%. Dengan demikian hasil belajar kognitif siswa pada Siklus II sudah memenuhi indikator yang telah ditetapkan dalam penelitian yaitu sekurang-kurangnya 85% dari hanya 4 siswa yang ada di kelas tersebut memperoleh nilai dibawah KKM yaitu 50. Hal ini berarti kegiatan belajar mengajar Siklus II yakni menerapkan model pembelajaran Advance Organizerdengan memberikan tindakan perbaikan telah memberikan ketuntasan belajar dalam kelas. Namun demikian ketuntasan klasikal yang belum sempurna tersebut mengindikasikan bahwa terdapat siswa yang mendapat nilai tidak tuntas pada akhir Siklus II. Merujuk pada Tabel 5 tentang aktivitas siswa dalam pembelajaran, aktivitas mengerjakan dalam diskusi yang pada Siklus I hanya mencapai 26% mengisyaratkan KBM Siklus I belum efektif mengarahkan siswa bekerja dalam diskusi yang baru pada Siklus II tindakan yang diberikan mulai membuat siswa beradaptasi belajar dalam diskusi aktif dan aktivitas mengerjakan naik menjadi 45% pada Siklus ini. Aktivitas bertanya pada teman dalam diskusi pada Siklus I hanya mencapai 5% dan pada Siklus II naik menjadi 15%. Sementara aktivitas bertanya pada guru pada Siklus I sebesar 12% dan turun pada Siklus II menjadi 6% yang berarti ketergantungan siswa terhadap bimbingan guru saat bekerja dalam kelompok pada Siklus II berkurang. Aktivitas-aktivitas yang tidak relevan dengan KBM pada Siklus I sebesar 15 %, menunjukkan kondisi kelas kurang kondusif. Beberapa siswa mengobrol dalam, diskusi dan mengganggu teman yang lain. Rekaman data aktivitas juga menunjukkan beberapa siswa melakukan kegiatan tidak relevan dengan pembelajaran ini hampir di sepanjang waktu pengamatan. Pada Siklus II kondisi kelas mulai kondusif, di sepanjang pengamatan hampir tidak ada siswa tercatat melakukan aktivitas tidak relevan, dengan skor aktivitas sebesar 4%. 382 Leniwati : Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Melalui .................................... No 1. 2. Tabel 6. Rekapitulasi ketuntasan belajar klasikal tiap Siklus Aspek Penilaian Siklus I Siklus II Hasil Belajar Kognitif 61,90% 90,47% Aktivitas Belajar • Menulis / membaca 42 % 30 % • Mengerjakan LKS 26 % 45 % • Bertanya pada teman 5% 15 % • Bertanya pada guru 12 % 6% • Tidak relevan dengan KBM 15 % 4% Merujuk pada data Pretes, Formatif I dan Formatif II diketahui bahwa nilai ratarata dan ketuntasan kelas mengalami peningkatan, namun pada Siklus I peningkatan ini belum mencapai kriteria minimum yang ditetapkan. Belum tercapainya indikator yang telah ditetapkan dalam penelitian ini dikarenakan masih ditemukannya permasalahanpermasalahan yang ada pada Siklus I. Permasalahan-permasalahan tersebut antara lain adalah siswa mula-mula kurang bisa menerima pembagian kelompok secara heterogen yang memiliki kemampuan akademis tinggi, sedang dan rendah karena mereka sudah terbiasa dengan teman-teman dalam kelompok sebelumnya yang tidak heterogen, karena kelompok sebelumnya dibentuk berdasarkan pilihan siswa sendiri terdiri dari siswasiswa yang akrab atau teman sepermainan. Namun setelah diberi pengertian oleh guru akhirnya mereka bisa menerima juga. Selain itu karena sudah terbiasa dengan pembelajaran yang teacher orientic mula-mula siswa merasa bingung sehingga mengakibatkan suasana kelas agak ramai. Padahal kondisi pembelajaran yang diharapkan bersifat kondusif, yang melibatkan siswa secara aktif disertai dengan diskusi diharapkan siswa dapat bangkit sendiri untuk berfikir, untuk menjelaskan ide, untuk bertanya, untuk berdiskusi, dan untuk menulis apa yang dipikirkan sehingga memberi kesempatan siswa untuk mengkonstruksikan pengetahuannya sendiri dan menyampaikan gagasan hasil diskusi mereka dengan cara mempresentasekannya. Sehingga pada Siklus II, guru melaksanakan perbaikan pembelajaran untuk menyelesaikan permasalahanpermasalahan yang ada pada Siklus I. Upaya yang dilakukan adalah dengan memotivasi siswa agar bertanya tentang materi yang belum jelas, lebih berperan aktif baik dalam diskusi, meminta siswa untuk mencermati LKS yang diberikan sebelum bekerja, berdiskusi dan bekerjasama dengan teman satu kelompoknya dalam mengerjakan tugas. Pada Siklus II sudah tidak lagi ditemukan kendala-kendala berarti, karena siswa sudah dapat menyesuaikan dengan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Advance Organizer. Suasana kelas sudah tidak seramai pada Siklus I. Siswa-siswa banyak mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, dan berdiskusi dengan anggota kelompok. Siswa sudah dapat menerima pembagian kelompok secara heterogen, masingmasing individu dalam kelompok sudah menyadari akan tanggungjawabnya sebagai anggota kelompok sehingga kerjasama antaranggota keloimpok berjalan dengan baik dan tugas-tugas yang diberikan guru dapat dengan mudah diselesaikan oleh masing-masing kelompok dan saat mempresentasekan hasil diskusi kelompok siswa tidak canggung lagi, tidak ada lagi yang malu-malu, semua anggota kelompok bersemangat. Hasil belajar pada Siklus II mengalami peningkatan ketuntasan klasikal yang melebihi indikator keberhasilan. Dengan adanya peningkatan tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran Advance Organizeryang mengkaitkan antara materi pelajaran dengan situasi dunia nyata siswa melalui komponenkomponen utama dalam pembelajarannya dapat meningkatkan pemahaman siswa. Peningkatan nilai rara-rata siswa pada Siklus II ini karena tindakan yang diberikan mengarahkan siswa terlibat langsung secara aktif dalam proses pembelajaran. Meskipun masih terdapat siswa yang masih belum tuntas hasil belajarnya hingga akhir Siklus II. Model pembelajaran Advance Organizer merupakan suatu cara belajar untuk memperoleh pengetahuan baru yang dikaitkan dengan pengetahuan yang 383 Leniwati : Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Melalui .................................... telah ada pada pembelajaran, artinya setiap pengetahuan mempunyai struktur konsep tertentu yang membentuk kerangka dari sistem pemprosesan informasi yang dikembangkan dalam pengetahuan (ilmu) itu. Metode ini dikembangkan oleh David Ausubal dan menurut beliau model ini adalah model belajar bermakna. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Setelah data dianalisis maka dapat kesimpulan bahwa dengan menerapakan model pembelajaran Advance Organizer pada mata pelajaran bahasa indonesia di kelas IV-A SD Negeri 060825 Kec.Medan Area diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran Advance Organizer pada Siklus I mencapai rata-rata 62,6 dengan ketuntasan klasikal 61,90% dan Siklus II mencapai 88,8 dengan ketuntasan klasikal 90,47%. Dengan demikian terjadi peningkatan hasil belajar siswa. 2. Aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia mengalami peningkatan dari 26% aktivitas dalam mengerjakan LKS aktif pada siklus I menjadi 45% aktivitas dalam mengerjakan LKS aktif pada siklus II. Sehingga dapat dikatakan terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa di kelas X IV-A SD Negeri 060825 Kec. Medan Area. 2. Saran Setelah melakukan kegiatan belajar mengajar selama empat kali atau disebut dua siklus maka perlu saran agar pengguna atau yang memanfaatkan model pembelajaran Advance Organizeragar bisa berjalan lebih optimal yaitu: 1. Bagi peneliti selanjutnya agar lebih jeli dan teliti dalam menentukan anggota kelompok untuk tiap siswa agar KBM dapat berjalan lebih optimal. 2. Sebelum mengajarkan materi dengan model ini sebaiknya peneliti memastikan bila siswa memiliki pengetahuan awal yang cukup karena tanpa pengetahuan awal yang cukup maka proses menghubungkan materi yang lalu dengan materi yang akan datang akan lambat. 3. Bagi peneliti selanjutnya, hendaknya selalu mengawasi mengontrol aktivitas siswa yang tidak relevan dengan KBM. Karena dalam model seperti ini suasana ribut pasti menjadi akan terjadi mengingat tidak semua siswa dapat menyesuaikan diri dengan temanteman satu kelompoknya. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2007. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Rineka Cipta. Moleang, L. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo. Sriyono, dkk. 1992. Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA. Jakarta : Rineka Cipta. Sudjana, N. 2000. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru. Syaiful, B. D. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta. Uno, H. B. 2007. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta : Bumi Aksara.