RI Kurang Dikenal Investor Timteng Sofyan Djalil, Menneg BUMN. Selasa, 3 Maret 2009 JAKARTA (Suara Karya): Jajaran pimpinan badan usaha milik negara (BUMN) hari ini, Selasa (2/3), melakukan pertemuan dengan kalangan investor Timur Tengah dalam rangkaian Forum Ekonomi Islam Dunia (WIEF) ke-5 di Jakarta. "Pimpinan BUMN-BUMN akan memaparkan berbagai proyek kerja sama," kata Menneg BUMN Sofyan Djalil di sela perhelatan WIEF, kemarin, di Jakarta. Menurut Sofyan, selama ini, investor Timur Tengah (Timteng) belum mendapatkan informasi utuh tentang Indonesia, termasuk informasi mengenai potensi-potensi ekonomi. Karena itu, selama ini investor Timur Tengah relatif sedikit yang berinvestasi di Indonesia. WIEF sendiri diharapkan menjadi terobosan atas masalah itu. Sofyan menyebutkan, WIEF bisa diharapkan menjadi sarana untuk menggugah dan mendorong investor Timur Tengah masuk ke Indonesia. "Forum ini bisa menjadi bola salju, men-generate (menggerakkan) investor untuk memahami dan masuk ke Indonesia. Tapi, mungkin itu perlu waktu satu-dua tahun," katanya. Menurut Sofyan Djalil, pemerintah menargetkan kerja sama investasi dengan kalangan pengusaha/investor dari Timur Tengah bisa mencapai 5 miliar dolar AS. Saat ini, kerja sama investasi itu bernilai 3,1 miliar dolar AS. Sofyan merinci, kerja sama investasi itu antara lain dalam proyek pembelian pesawat PT Garuda Indonesia dan Dubai Aerospace Enterprise sebesar 350 juta dolar AS, upgrade kilang minyak Pertamina di Balikpapan oleh Star Petro Energy (Arab Saudi) bersama Ithocu Corporation of Japan sebesar 1,7 miliar dolar AS, juga proyek kerja sama Pemkab Kutai untuk peningkatan infrastruktur senilai 1 miliar dolar AS. "Ada juga investor (Timur Tengah) yang tertarik untuk investasi di Tanjung Api-api. Karena itu, kalau investasi tersebut jadi masuk, secara keseluruhan proyek kerja sama investasi kita dengan investor Timur Tengah bisa melebihi 5 miliar dolar AS," ujar Sofyan. Sementara itu, Dirut Garuda Emirsyah Satar mengatakan, dana kerja sama dengan pihak Dubai Aerospace akan dimanfaatkan untuk membeli pesawat. "Mereka membiayai pembelian delapan pesawat dari 50 pesawat Boeing yang akan didatangkan Garuda. Dubai Aerospace Enterprises mengeluarkan total 350 juta dolar AS atau sekitar Rp 4,3 triliun," tuturnya. Menurut Emirsyah Satar, pesawat-pesawat itu akan datang sekitar Juni 2009. Selain 50 pesawat B737NG, Garuda juga memesan 10 pesawat jenis B777-300ER yang akan dikirimkan pada tahun 2010. Pesawat-pesawat tersebut untuk mendukung perkembangan bisnis penerbangan di dalam negeri. Dalam kesempatan terpisah, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) M Lutfi mengatakan, proyek pembangunan jaringan rel kereta api di Kabupaten Kutai, Kalimantan Timur, membutuhkan investasi senilai 500 juta dolar AS. Angka itu akan ditambah menjadi 750 juta hingga 1 miliar dolar AS. Selain di Kalimantan, Ras alKhaimah juga bekerja sama untuk membuka smelting di Sumatera Selatan yang lokasinya berada sekitar kawasan Tanjung Api-api yang saat ini masih dalam proses. (Abdul Choir/Antara/Syamsuri)