perekonomian nasional ditinjau dari tingkat pertumbuhan ekonomi

advertisement
BAB I
ABSTRAK
Wali Aya Rumbia,2009 PEREKONOMIAN NASIONAL DITINJAU DARI
TINGKAT PERTUMBUHAN EKONOMI
Perkembangan perekonomian secara nasional ditinjau dari tingkat
pertumbuhan ekonomi. Jenis penelitian deskriftif kwalitatif, untuk mengetahui
perkembangan perekonomian nasional masa pemerintahan orde lama, orde
baru, dan setelah krisis ekonomi tahun 1997 - 1998.
Data yang digunakan adalah data sekunder melalui penelusuran
kepustakaan dan dianalis dengan menggunakan analisa pertumbuhan. Hasil
analisis menunjukan bahwa masa pemerintahan orde lama perekonomian
nasional diperhadapkan dengan inflasi yang sangat tinggi yang disebut Hiper
Inflastion yang mencapai 500% – 650%.
Pemerintahan orde baru proses pembangunan dilakukan melalui PJP
TAHAP I dan II, pelaksanaannya perpelita.Pertumbuhan ekonomi cukup
menggembirakan dan Indonesia termasuk salah satu negara ASEAN (Negara
di Asia Tenggara) dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi yaitu
8,2%.
Tahun 1997 – 1998 berawal dari krisis baht di Thailand dan berdampak
pada
kondisi
perekonomian
nasional
yang
berakibat
pada
krisis
multidimensional menyebabkan tingkat pertumbuhan ekonomi turun drastis
menjadi negatif.Pada tahun berikutnya kondisi perekonomian nasional dapat
pulih dan pemerintah berhasil mengendalikan tingkat pertumbuhan ekonomi
menjadi nol.Kondisi ini diperbaiki terus hingga tahun 2009 dengan
menunjukan trend pertumbuhan dari tahun ketahun.
BAB II
Perekonomian Nasional
Ditinjau dari Tingkat Pertumbuhan ekonomi
A.PENDAHULUAN
Pola dan proses dinamika pembangunan ekonomi suatu negara
sangat ditentukan oleh banyak faktor baik internal maupun eksternal. Faktorfaktor internal diantaranya adalah kondisi fisik( termasuk iklim),lokasi geografi,
jumlah dan kualitas Sumber Daya Alam (SDA),Sumber Daya Manusia (SDM )
yang
dimiliki,kondisi sosial ekonomi
dan budaya, sistem politik, serta
peranan pemerintah di dalam perekonomian.
Faktor-faktor
eksternal
diantaranya
adalah
perkembangan
teknologi,kondisi perekonomian dan politik dunia,serta keamanan global.
Untuk dapat memahami sepenuhnya proses dan pola pembangunan
ekonomi suatu negara serta kemajuan-kemajuan yang telah di capainya
selama kurun waktu tertentu maka perlu diketahui sejarah ekonomi dari
negara itu sendiri.
Pengalaman yang berbeda dalam hal pembangunan ekonomi untuk
masing-masing negara. Di dalam kelompok LDCs itu sendiri,misalnya antara
Indonesia dan suriname yang sama-sama jajahan Belanda atau antara
negara-negara bekas jajahan Inggris di Asia. Timbul suatu pertanyaan
apakah pengalaman
pembangunan ekonomi selama masa kolonisasi
memang merupakan suatu faktor yang dominan berpengaruh terhadap
pembangunan ekonomi pada periode pasca kolonisasi.
Dari pengalaman negara-negara Asia tersebut, mungkin dapat
dikatakan bahwa yang sangat menentukan keberhasilan pembangunan
ekonomi adalah orientasi politik, sistem ekonomi dan kebijakan-kebijakan
yang diterapkan oleh rezim pemerintahan yang berkuasa. Tahun-tahun
pertama setelah merdeka, merupakan periode yang sangat kritis dan sangat
menentukan pembangunan selanjutnya.
Pengalaman
Indonesia
sendiri
menunjukan
bahwa
zaman
pemerintahan orde lama rezim yang berkuasa menerapkan sistem ekonomi
tertutup (onward oriented) dan lebih mengutamakan kekuatan militer dari
pada kekuatan ekonomi. Hal ini menyebabkan ekonomi nasional pada masa
tersebut mengalami stagnasi, pembangunan praktis tidak ada.
Secara
garis
besar
sejarah
ekonomi
Indonesia
pada
zaman
pemerintah orde lama (1950-1966),pemerintahan orde baru dapat dijelaskan
pada penjelasan berikut ini.
B. PEMERINTAHAN ORDE LAMA
Tanggal
17
Agustus
1945
Indonesia
memproklamasikan
kemerdekaannya. Tahun-tahun pertama setelah merdeka/keadaan ekonomi
Indonesia sangat buruk/ekonomi nasional boleh di katakan mengalami
stagnasi. Defisit saldo neraca pembayaran dan defisit keuangan pemerintah
sangat besar,kegiatan produksi sektor pertanian dan sektor industri
manufaktor praktis terhenti. Tingkat inflasi sangat tinggi hingga mencapai
lebih dari 500% menjelang akhir periode orde lama. Semua ini di sebabkan
karena berbagai macam faktor yang penting di antaranya pendudukan
jepang,perang dunia ke-II,perang revolusi dan manajemen ekonomi makro
yang sangat buruk.
Dari tahun 1949 hingga tahun 1956 pemerintah Indonesia menerapkan
satu sistem politik yang disebut demokrasi liberal.Setelah itu terjadi transisi ke
sistem politik yang disebut “demokrasi terpimpin” yang berlangsung dari tahun
1957 hingga tahun 1965.
Sejarah Indonesia menunjukan bahwa sistem politik tersebut ternyata
menyebabkan kehancuran politik dan perekonomian nasional.Selama periode
1950-an
struktur
ekonomi
kolonialisasi.Sektor
Indonesia
formal/moderen,
masih
seperti
peninggalan
pertambangan,
zaman
distribusi,
transportasi, bank, pertanian komersil, yang memiliki kontribusi lebih besar
dari pada sektor informal/tradosional terhadap output nasional atau Produk
Domestik Bruto (PDB) didominasi oleh perusahaan-perusahaan asing yang
kebanyakan berorientasi eksport.
C. PEMERINTAHAN ORDE BARU
Sejak bulan Maret 1966 Indonesia memasuki pemerintahan Orde Baru.
Perhatian pemerintah lebih ditujukan pada peningkatan kesejahteraan
masyarakat
melalui
pembangunan
ekonomi
dan
sosial
di
tanah
air.Pemerintah Indonesia mulai menjalin kembali hubungn dengan lembaga
dunia seperti Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional ( IMF ).Sebelum
Repelita dimulai pemerintah melakukan pemulihan ekonomi,sosial dan politik
serta rehabilitasi ekonomi di dalam negeri.Sasarannya adalah untuk menekan
kembali
tingkat
inflasi,mengurangi
defisit
keuangan
pemerintah
dan
menghidupkan kembali kegiatan produksi termasuk eksport yang sempat
mengalami stagnasi pada masa orde lama. Usaha pemerintah tesebut
ditambah lagi dengan penyusunan rencana pembangunan lima tahun secara
bertahap dan target – target yang jelas sangat dihargai oleh negara-negara
barat.Menjelang akhir tahun 1960- an atas kerjasama dengan Bank Dunia,
IMF,ADB,dibentuk suatu kelompok konsorsium yang disebut IGGI yang terdiri
dari sejumlah negara maju termasuk Jepang dan Belanda,dengan tujuan
membiayai pembangunan ekonomi indonesia.
D. MASA PERALIHAN 1966 – 1968.
Sejak bulan Maret 1966 keadan perekonomian mengalami porakporanda.Ketidak
mampuan
memenuhi
kewajiban
utang
luar
negeri,penerimaan eksport yang hanya setengah dari pengeluaran untuk
import barang dan jasa,ketidak berdayaan mengendalikan anggaran belanja
dan memungut pajak,laju inflasi secepat 30 – 50 %,perbulan,serta buruknya
kondisi prasarana perekonomian,dll.
Menghadapi keaadan yang demikian parah maka ditetapkan beberapa
kebijakan antara lain
pangan,merehabilitasi
eksport,menciptakan
memerangi hiperinflasi,mencukupkan stok bahan
sarana
lapangan
perekonomin,
kerja,mengundang
meningkatkan
kembali
investasi
asing.Secara keseluruhan program ekonomi pemerintah orde baru di bagi
menjadi dua jangka waktu yang saling berkaitan yaitu: jangka pendek dan
jangka panjang.Program ekonomi jangka pendek terdidiri dari;
1. Tahap penyelamatan bulan juli – desember 1966.
2. Tahap rehabilitasi bulan januari – juni 1967.
3. Tahap konsolidasi bulan juli – desember 1967.
4. Tahap stabilisasi bulan januari – juni 1968.
Program jangka pendek ini diikuti dengan program jangka panjang,terdiri
atas rangkaian Rencana Pembangunan Lima Tahun yang dimulai pada bulan
April 1969. Tiga Undang – Undang baru tentang perbankan diberlakukan
masing-masing;
1.Undang-Undang tentang perbankan tahun 1967.
2.Undang-Undang tentang Bank Sentral tahun 1968.
3.Undang-Undang tentang Bank Asing tahun 1968.
Ketiganya menjadi basis legal bagi pelaksanaan dan pengaturan
kerangka sistem Moneter. Peranan Bank-Bank dan lembaga keuangan lain
sebagai agen pembangunan diperbesar. Lembaga-lembaga ini diharapkan
memobilisasi
tabungan
masyarakat
guna
mendukung
pertumbuhan
ekonomi.Mereka juga diharapkan dapat memaikan peranan penting dalam
pembangunan pasar uang dan pasar modal.
E. ERA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG.
Setelah berhasil memulihkan stabilitas perekonomian dalam waktu
relatif singkat, dilaksanakan kebijakan pembangunan jangka panjang sejak 1
April 1969. Program ini dibagi menjadi tahapan – tahapan rencana
pembangunan lima tahun.Pelaksanaan pembangunan senantiasa diarahkan
pada pencapaian tiga sasaran pembangunan meskipun prioritasnya berubahubah sesuai dengan masalah dan situasi yang dihadapi. Sasaran tersebut
dinamakan
Trilogi
Pembangunan
antara
lain;Stabilitas
perekonomian,Pertumbuhan ekonomi,Pemerataan hasil-hasil pembangunan.
Pelita I tahun 1969 – 1974, prioritas utama pada
pemeliharaan
stabilitas perekonomian, disusul oleh sasaran pencapaian pertumbuhan
ekonomi dan pemerataan hasil-hasil pembangunan.Urutan ini diubah pada
Pelita II, sasaran pertumbuhan menempati prioritas utama kemudian sasaran
pemerataan dan sasaran stabilitas. Sejak Pelita III tahun 1979 – 1984, hingga
Pelita VI tahun 1994 – 1999 urutan prioritas menjadi pemerataan,
pertumbuhan dan stabilitas. Kinerja perekonomian selama dua pelita sangat
memuaskan. Perekonomian tumbuh rata-rata 7 % per tahun.Sepanjang era
PJP I telah mengantarkan indonesia pada keberhasilan mengatasi berbagai
masalah mendasar pembangunan ekonomi. Salah satu masalah mendasar
yang dapat terselesaikan adalah keberhasilan mengendalikan tingkat harga –
harga umum.Sepanjang era PJP I inflasi sangat terkendali.Lajunya yang lebih
dari 500 % per tahun pada tahun 1966 menukik dratis menjadi rata – rata 17
% per tahun dalam dasawarsa 1970 an, kemudian turun lagi menjadi rata –
rata 9 % pertahun dasawarsa berikutnya.
F. PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG TAHAP II
Indonesia berada dalam era pembangunan jangka panjang tahap ke
dua yakni kurun waktu 1994-2019. Tahapan pertama pembangunan jangka
menengah adalah Repelita VI tahun 1994-1999. Namun pada akhir tahun
1997 atau awal tahun 1998 terjadi krisis moneter yang menyebabkan
pertumbuhan ekonomi menurun meskipun indonesia telah mengalami suatu
proses pembangunan ekomi yang spektakuler. Selama periode tahun 1993 –
1995 rata –rata pertumbuhan ekonomi pertahun antara 7,3 % hingga 8,2 %
menyebabkan indonesia termasuk negara di ASEAN dengan tingkat
pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Rata-rata pendapatan nasional perkapita
naik pesat pertahun pada tahun 1993 dalam dolar Amerika Serikat sudah
melewati angka 800 tetapi akibat krisis PN perkapita menurun drastis ke 640
dolar tahun 1998 dan 580 dolar Amerika Serikat tahun 1999.
Krisis moneter yang melanda indonesia membuat Indonesia menjadi
tidak berarti apa-apa. Sektor keuangan dan perbankan pada masa orde baru
berkembang sangat pesat hancur sama sekali, terutama karena kredit macet
antar Bank. Sektor industeri manufaktur dan sektor konstruksi juga
mengalami penurunan produksi yang siknifikan.
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini bersifat deskriftif kwalitatif dengan tujuan untuk
mengetahui
gambaran
makro
perkembangan
ekonomi
pada
masa
pemerintahan orde lama,orde baru dan setelah krisis ekonomi. Data yang
digunakan adalah data sekunder yang bersumber dari penelusuran
kepustakaan.Analisis yang digunakan adalah analisis pertumbuhan ekonomi.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAN PETUMBUHAN
EKONOMI
Pada umumnya pembangunan ekonomi diartikan sebagai serangkaian
usaha dalam suatu perekonomian untuk mengembangkan perekonomiannya
sehingga infrastruktur lebih banyak tersedia,perusahan semakin banyak dan
semakin berkembang, taraf pendidikan semakin tinggi dan teknologi semakin
meningkat.Sebagai implikasi dari perkembangan ini diharapkan kesempatan
kerja akan bertambah, tingkat pendaptan akan meningkat, dan kemakmuran
masyarakat menjadi semakin tinggi. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi dapat
diartikan
sebagai
suatu
ukuran
kwantitatif
yang
menggambarkan
perkembangan suatu perekonomian dalam suatu tahun tertentu apabila
dibandingkan dengan tahun sebelumnya ( Sukirno 2006 ).
B. TEORI PERTUMBUHAN DAN FAKTOR – FAKTOR PENENTU
PERTUMBUHAN.
Ahli –ahli ekonomi Klasik dalam menganalisis masalah-masalah
pembangunan,terutama
ekonomi
dalam
ingin
jangka
mengetahui
panjang
sebab-sebab
dan
perkembangan
corak
proses
pertumbuhannya,mempunyai pandangan yang berbeda antara satu dengan
yang lainnya.
1. ADAM SMITH ( 1723 – 1790 )
Inti dari proses pertumbuhan ekonomi menurut Smith dapat dibedakan
atas dua aspek al: pertumbuhan out put total dan pertumbuhan penduduk.
Adam Smith beranggapan tentang corak proses pertumbuhan ekonomi
bahwa apabila pembangunan sudah tejadi, maka proses tersebut akan terus
menerus berlangsung secara kumulatif. Pasar berkembang, pembagian kerja
dan spesialisasi akan terjadi,dengan demikian akan menaikan produktivitas.
Kenaikan pendapatan Nasional yang disebabkn karena perkembangan
tersebut dan perkembangan penduduk dari masa – ke masa,akan
memperluas pasar dan menciptakan tabungan,adanya spesialisasi yang
tinggi serta luasnya pasar akan menciptakan teknologi dan inovasi.Dengan
demikian perkembangan ekonomi akan berlangsung.
2.DAVID RICARDO ( 1772 – 1823 ).
Garis besar pertumbuhan dan kesimpulan –kesimpulan dari Ricardo
tidak jauh berbeda dengan teori Adam Smith. Tema dari proses petumbuhan
ekonomi masih pada perpacuan antara laju pertumbuhan penduduk dan laju
pertumbuhan out put. Selain itu Ricardo juga menganggap bahwa jumlah
faktor produksi tanah ( sumber daya alam ) tidak bisa bertambah, sehingga
akhirnya menjadi faktor pembatas dalam proses pertumbuhan suatu
masyarakat.Menurut Ricardo, peranan akumulasi modal dan kemajuan
teknologi cenderung meningkatkan produktivitas tenaga kerja, artinya bisa
memperlambat bekerjanya the Law of Diminishing Return yang pada
gilirannya akan memperlambat pula penurunan tingkat hidup kearah tingkat
hidup minimal. Keterbatasan faktor produksi tanah ( sumberdaya alam ) akan
membatasi pertumbuhan ekonomi suatu negara. Suatu negara hanya bisa
tumbuh sampai batas yang dimungkinkan oleh sumberdaya alamnya.
Apabila semua potensi sumberdaya alam telah dieksploitir secara
penuh maka perekonomian berhenti tumbuh,masyarakat mencapai stasioner.
3. NEO KLASIK ( SOLOW – SWAN )
Menurut
teori
ini
pertumbuhan
ekonomi
tergantung
kepada
pertambahan penyediaan faktor – faktor produksi ( penduduk, tenaga
kerja,akumulasi modal ) dan kemajuan teknologi. Anggapan yang mendasari
analisis Klasik yaitu perekonmian akan tetap mengalami tingkat pengerjaan
penuh ( full employment ) dan kapasitas peralatan modal
akan tetap
sepenuhnya digunakan sepanjang waktu. Dengan kata lain perekonomian
akan berkembang tergantung pada pertambahan penduduk, akumulasi
modal,dan kemajuan teknologi. Rasio Modal – Out put ( Capital Output Rasio
= COR ) bisa berubah.Untuk menciptakan sejumlah output tertentu digunakan
jumlah modal yang berbeda – beda, dengan bantuan tenaga kerja yang
jumlahnya berbeda-beda pula sesuai dengan kebutuhan.
4.KEYNESIAN ( HARROD – DOMAR )
Teori Harrod – Domar ini merupakan perluasan dari analisis Keynesian
mengenai kegiatan ekonomi secara nasional dan masalah tenaga kerja.
Analisis Keynes dianggap kurang lengkap karena tidak membicarakan
masalah-masalah ekonomi jangka panjang. Sedangkan Harrod –Domar
menganalisis syarat-syarat yang diperlukan agar perekonomian dapat tumbuh
dan berkembang dalam jangka panjang. Dengan kata lain teori ini berusaha
menunjukan syarat yang dibutuhkan agar perekonomian bisa tumbuh dan
berkembang dengan mantap ( steady growth ).
Menurutnya untuk menumbuhkan perekonomian diperlukan investasiinvestasi baru sebagai tambahan stok modal. Anggapannya bahwa ada
hubungan ekonomis secara langsung antara besarnya stok modal ( K ) dan
output total ( Y ), yang dikenal dengan istilah rasio modal – output ( COR ).
Teori tersebut memperhatikan kedua fungsi dari pembentukan modal
dalam kegiatan ekonomi yang dipandang sebagai pengeluaran yang akan
menambah
kesanggupan
suatu
perekonomian
untuk
menghasilkan
barang,maupun sebagai pengeluaraan yang akan menambah permintaan
efektif suatu masyarakat.
5.
TEORI SCHUMPETER
Schumpeter tidak sependapat dengan pandangan ahli-ahli ekonomi Klasik
yang menganggap bahwa pembangunan ekonomi merupakan suatu proses
yang bersifat gradual dan berjalan secara harmonis.Keyakinan bahwa
pembangunan ekonomi terutama diciptakan oleh inisiatif dari golongan
pengusaha yang inovatif atau golongan entrepreneur yaitu golongan
masyarakat
yang
menciptakan
inovasi
atau
pembaharuan
dalam
perekonomian.Inovasi tersebut dapat dibedakan dalam beberapa bentuk
yaitu: memperkenalkan suatu barang baru,menggunakan cara baru dalam
memproduksi barang, memperluas pasar sesuatu barang ke daerah-daerah
baru,mengembangkan
sumber
bahan
mentah
reorganisasi dalam suatu perusahaan atau industri.
baru,
mengadakan
C. TINGKAT PERTUMBUHAN EKONOMI BEBERAPA TAHUN SEBELUM
DAN SETELAH KRISIS MONETER.
Pertumbuhan ekonomi indonesia sebelum krisis moneter cukup
menggembirakan,mencapai 8,2% pada tahun 1995 yang membuat indonesia
termasuk salah satu negara dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi
di ASEAN. Namun pada tahun 1998 tingkat pertumbuhan menjadi negatif
3,29 %,dan bukan hanya Indonesia tetapi termasuk beberapa negara di Asia,
seperti Thailand -10,2 %, Malaysia – 7,5 %. ( IMF,World Bank dan
Departemen Keuangan RI 1997 dalam Tambunan
2001 ).Hampir semua
sektor ekonomi mengalami pertumbuhan yang negatif. Yang mengalami
pertumbuhan ekonomi positif selama tahun 1998 hanya sektor pertanian 1,31
%, sektor listrik gas dan air bersih 3,11 %, sektor pengangkutan dan
komunikasi 16.23 %.
Perkembangan
pertumbuhan
ekonomi
setelah
krisis
moneter
1997/1998 yaitu tahun 1999 mulai membaik dengan pertumbuhan ekonomi
sedikit di atas 0 %. PDB ( atas harga berlaku tahun 1998 ) mencapai 141,0
miliar dolar Amerika Serikat dibandingkan tahun 1995 sebesar 94,2 miliar
dolar
Amerika
Serikat.
Pertumbuhan
ekonomi
mengalami
percepatan.Akselerasi ini didukung pula dengan semakin
seimbangnya
sumber pertumbuhan ekonomi dimana investasi makin penting peranannya.
Dengan keberhasilan menciptakan stabilitas ekonomi makro (nilai tukar dan
inflasi),pendapatan per kapita Indonesia jika diukur dengan mata uang USD,
meningkat 1,8 kali pada akhir tahun 2008 dibandingkan akhir 2004, dan
melebihi USD 2.000 per kapita pada akhir tahun 2008.(Menko Perekonomian
Sri Mulyani Indarwati, Website: (http:/www.ekon.go.id.).
Perkembangan perekonomian tahun 2001 sampai tahun 2007
pertumbuhannya masih positif. Pada tahun 2001 4,5 %, tahun 2002
pertumbuhan PDB 4,4%, tahun 2003 naik menjadi 4,9 %, tahun 2004
menjadi 5,0 %, tahun 2005 naik lagi menjadi 5,7 %.Tahun 2006
pertumbuhannya turun menjadi 5,5 %,tapi masih berada pada posisi 5 %, dan
tahun 2007 naik lagi menjadi 6,0% (Indonesia indikator makro ekonomi
:www.bi.go.id.laporan perekonomian).Perkembangan ekonomi yang demikian
menunjukan suatu trend petumbuhan yang cukup baik.
Dalam penjelasannya Menko Sri Mulyani mengatakan sekalipun harus
mengalami dampak krisis keuangan global, perekonomian indonesia akan
tetap tumbuh di tahun 2009. Hal itu berdasarkan evaluasi kinerja
perekonomian indonesia selama 5 tahun terakhir dan realisasi APBN tahun
2008. Penjelasan lain tentang kemajuan dalam bidang perekonomian dapat
dilihat dari tiga indikator utama perekonomian antara lain:
1.Akselerasi pertumbuhan ekonomi.
2.Penurunan kemiskinan.
3.Penurunan tingkat pengangguran.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A.Simpulan
Berdasarkan pengamatan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa :
1) Pemerintahan Orde lama pertumbuhan ekonomi cukup baik tetapi
inflasi sangat tinggi yang disebut hiper inflasion.
2) Pemerintahan Orde Baru hingga krisis ekonomi pertumbuhan ekonomi
cukup tinggi namun pada saat krisis ekonomi, menjadi negatif.
3) Setelah krisis ekonomi hingga saat ini ( 2009 ) pertumbuhan ekonomi
positif dan menunjukan suatu trend pertumbuhan yang cukup baik.
B. Saran
Pemerintah harus mempertahankan atau lebih meningkatkan lagi
pertumbuhan ekonomi, karena stategi pembangunan yang dilakukan adalah
pertumbuhan selain pemerataan.
DAFTAR PUSTAKA
Basri Faisal, 2002.Perekomian Indonesia Tantangan Dan Harapan Bagi
Kebangkitan
Ekonomi
Indonesia.Penerbit,
Erlangga
Jakarta.
Dumairy,1996.Perekonomian Indonesia, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Muliani Sri Indarwati,2009.http :// www.ekon.go.id.
Sukirno,2006.Ekonomi
Pembangunan,
Proses,
Masalah
dan
Dasar
Kebijakan.Kencana, Jakarta
Tabunan Tulus,T.H.2001.Perekonomian Indonesia. Penerbit, Salemba
Empat, Jakarta.
................................2001.Teori dan Penemuan Empiris.Penerbit, Salemba
Empat, Jakarta.
Widodo.Suseno Trianto Hg.1996.Ekonomi Indonesia Fakta dan Tantangan
DalamEraLiberalisasi.Kanisius, Yogyakarta.
Download