BAB I ABSTRAK Wali Aya Rumbia,2009 PEREKONOMIAN NASIONAL DITINJAU DARI TINGKAT PERTUMBUHAN EKONOMI Perkembangan perekonomian secara nasional ditinjau dari tingkat pertumbuhan ekonomi. Jenis penelitian deskriftif kwalitatif, untuk mengetahui perkembangan perekonomian nasional masa pemerintahan orde lama, orde baru, dan setelah krisis ekonomi tahun 1997 - 1998. Data yang digunakan adalah data sekunder melalui penelusuran kepustakaan dan dianalis dengan menggunakan analisa pertumbuhan. Hasil analisis menunjukan bahwa masa pemerintahan orde lama perekonomian nasional diperhadapkan dengan inflasi yang sangat tinggi yang disebut Hiper Inflastion yang mencapai 500% – 650%. Pemerintahan orde baru proses pembangunan dilakukan melalui PJP TAHAP I dan II, pelaksanaannya perpelita.Pertumbuhan ekonomi cukup menggembirakan dan Indonesia termasuk salah satu negara ASEAN (Negara di Asia Tenggara) dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi yaitu 8,2%. Tahun 1997 – 1998 berawal dari krisis baht di Thailand dan berdampak pada kondisi perekonomian nasional yang berakibat pada krisis multidimensional menyebabkan tingkat pertumbuhan ekonomi turun drastis menjadi negatif.Pada tahun berikutnya kondisi perekonomian nasional dapat pulih dan pemerintah berhasil mengendalikan tingkat pertumbuhan ekonomi menjadi nol.Kondisi ini diperbaiki terus hingga tahun 2009 dengan menunjukan trend pertumbuhan dari tahun ketahun. BAB II Perekonomian Nasional Ditinjau dari Tingkat Pertumbuhan ekonomi A.PENDAHULUAN Pola dan proses dinamika pembangunan ekonomi suatu negara sangat ditentukan oleh banyak faktor baik internal maupun eksternal. Faktorfaktor internal diantaranya adalah kondisi fisik( termasuk iklim),lokasi geografi, jumlah dan kualitas Sumber Daya Alam (SDA),Sumber Daya Manusia (SDM ) yang dimiliki,kondisi sosial ekonomi dan budaya, sistem politik, serta peranan pemerintah di dalam perekonomian. Faktor-faktor eksternal diantaranya adalah perkembangan teknologi,kondisi perekonomian dan politik dunia,serta keamanan global. Untuk dapat memahami sepenuhnya proses dan pola pembangunan ekonomi suatu negara serta kemajuan-kemajuan yang telah di capainya selama kurun waktu tertentu maka perlu diketahui sejarah ekonomi dari negara itu sendiri. Pengalaman yang berbeda dalam hal pembangunan ekonomi untuk masing-masing negara. Di dalam kelompok LDCs itu sendiri,misalnya antara Indonesia dan suriname yang sama-sama jajahan Belanda atau antara negara-negara bekas jajahan Inggris di Asia. Timbul suatu pertanyaan apakah pengalaman pembangunan ekonomi selama masa kolonisasi memang merupakan suatu faktor yang dominan berpengaruh terhadap pembangunan ekonomi pada periode pasca kolonisasi. Dari pengalaman negara-negara Asia tersebut, mungkin dapat dikatakan bahwa yang sangat menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi adalah orientasi politik, sistem ekonomi dan kebijakan-kebijakan yang diterapkan oleh rezim pemerintahan yang berkuasa. Tahun-tahun pertama setelah merdeka, merupakan periode yang sangat kritis dan sangat menentukan pembangunan selanjutnya. Pengalaman Indonesia sendiri menunjukan bahwa zaman pemerintahan orde lama rezim yang berkuasa menerapkan sistem ekonomi tertutup (onward oriented) dan lebih mengutamakan kekuatan militer dari pada kekuatan ekonomi. Hal ini menyebabkan ekonomi nasional pada masa tersebut mengalami stagnasi, pembangunan praktis tidak ada. Secara garis besar sejarah ekonomi Indonesia pada zaman pemerintah orde lama (1950-1966),pemerintahan orde baru dapat dijelaskan pada penjelasan berikut ini. B. PEMERINTAHAN ORDE LAMA Tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Tahun-tahun pertama setelah merdeka/keadaan ekonomi Indonesia sangat buruk/ekonomi nasional boleh di katakan mengalami stagnasi. Defisit saldo neraca pembayaran dan defisit keuangan pemerintah sangat besar,kegiatan produksi sektor pertanian dan sektor industri manufaktor praktis terhenti. Tingkat inflasi sangat tinggi hingga mencapai lebih dari 500% menjelang akhir periode orde lama. Semua ini di sebabkan karena berbagai macam faktor yang penting di antaranya pendudukan jepang,perang dunia ke-II,perang revolusi dan manajemen ekonomi makro yang sangat buruk. Dari tahun 1949 hingga tahun 1956 pemerintah Indonesia menerapkan satu sistem politik yang disebut demokrasi liberal.Setelah itu terjadi transisi ke sistem politik yang disebut “demokrasi terpimpin” yang berlangsung dari tahun 1957 hingga tahun 1965. Sejarah Indonesia menunjukan bahwa sistem politik tersebut ternyata menyebabkan kehancuran politik dan perekonomian nasional.Selama periode 1950-an struktur ekonomi kolonialisasi.Sektor Indonesia formal/moderen, masih seperti peninggalan pertambangan, zaman distribusi, transportasi, bank, pertanian komersil, yang memiliki kontribusi lebih besar dari pada sektor informal/tradosional terhadap output nasional atau Produk Domestik Bruto (PDB) didominasi oleh perusahaan-perusahaan asing yang kebanyakan berorientasi eksport. C. PEMERINTAHAN ORDE BARU Sejak bulan Maret 1966 Indonesia memasuki pemerintahan Orde Baru. Perhatian pemerintah lebih ditujukan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan ekonomi dan sosial di tanah air.Pemerintah Indonesia mulai menjalin kembali hubungn dengan lembaga dunia seperti Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional ( IMF ).Sebelum Repelita dimulai pemerintah melakukan pemulihan ekonomi,sosial dan politik serta rehabilitasi ekonomi di dalam negeri.Sasarannya adalah untuk menekan kembali tingkat inflasi,mengurangi defisit keuangan pemerintah dan menghidupkan kembali kegiatan produksi termasuk eksport yang sempat mengalami stagnasi pada masa orde lama. Usaha pemerintah tesebut ditambah lagi dengan penyusunan rencana pembangunan lima tahun secara bertahap dan target – target yang jelas sangat dihargai oleh negara-negara barat.Menjelang akhir tahun 1960- an atas kerjasama dengan Bank Dunia, IMF,ADB,dibentuk suatu kelompok konsorsium yang disebut IGGI yang terdiri dari sejumlah negara maju termasuk Jepang dan Belanda,dengan tujuan membiayai pembangunan ekonomi indonesia. D. MASA PERALIHAN 1966 – 1968. Sejak bulan Maret 1966 keadan perekonomian mengalami porakporanda.Ketidak mampuan memenuhi kewajiban utang luar negeri,penerimaan eksport yang hanya setengah dari pengeluaran untuk import barang dan jasa,ketidak berdayaan mengendalikan anggaran belanja dan memungut pajak,laju inflasi secepat 30 – 50 %,perbulan,serta buruknya kondisi prasarana perekonomian,dll. Menghadapi keaadan yang demikian parah maka ditetapkan beberapa kebijakan antara lain pangan,merehabilitasi eksport,menciptakan memerangi hiperinflasi,mencukupkan stok bahan sarana lapangan perekonomin, kerja,mengundang meningkatkan kembali investasi asing.Secara keseluruhan program ekonomi pemerintah orde baru di bagi menjadi dua jangka waktu yang saling berkaitan yaitu: jangka pendek dan jangka panjang.Program ekonomi jangka pendek terdidiri dari; 1. Tahap penyelamatan bulan juli – desember 1966. 2. Tahap rehabilitasi bulan januari – juni 1967. 3. Tahap konsolidasi bulan juli – desember 1967. 4. Tahap stabilisasi bulan januari – juni 1968. Program jangka pendek ini diikuti dengan program jangka panjang,terdiri atas rangkaian Rencana Pembangunan Lima Tahun yang dimulai pada bulan April 1969. Tiga Undang – Undang baru tentang perbankan diberlakukan masing-masing; 1.Undang-Undang tentang perbankan tahun 1967. 2.Undang-Undang tentang Bank Sentral tahun 1968. 3.Undang-Undang tentang Bank Asing tahun 1968. Ketiganya menjadi basis legal bagi pelaksanaan dan pengaturan kerangka sistem Moneter. Peranan Bank-Bank dan lembaga keuangan lain sebagai agen pembangunan diperbesar. Lembaga-lembaga ini diharapkan memobilisasi tabungan masyarakat guna mendukung pertumbuhan ekonomi.Mereka juga diharapkan dapat memaikan peranan penting dalam pembangunan pasar uang dan pasar modal. E. ERA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG. Setelah berhasil memulihkan stabilitas perekonomian dalam waktu relatif singkat, dilaksanakan kebijakan pembangunan jangka panjang sejak 1 April 1969. Program ini dibagi menjadi tahapan – tahapan rencana pembangunan lima tahun.Pelaksanaan pembangunan senantiasa diarahkan pada pencapaian tiga sasaran pembangunan meskipun prioritasnya berubahubah sesuai dengan masalah dan situasi yang dihadapi. Sasaran tersebut dinamakan Trilogi Pembangunan antara lain;Stabilitas perekonomian,Pertumbuhan ekonomi,Pemerataan hasil-hasil pembangunan. Pelita I tahun 1969 – 1974, prioritas utama pada pemeliharaan stabilitas perekonomian, disusul oleh sasaran pencapaian pertumbuhan ekonomi dan pemerataan hasil-hasil pembangunan.Urutan ini diubah pada Pelita II, sasaran pertumbuhan menempati prioritas utama kemudian sasaran pemerataan dan sasaran stabilitas. Sejak Pelita III tahun 1979 – 1984, hingga Pelita VI tahun 1994 – 1999 urutan prioritas menjadi pemerataan, pertumbuhan dan stabilitas. Kinerja perekonomian selama dua pelita sangat memuaskan. Perekonomian tumbuh rata-rata 7 % per tahun.Sepanjang era PJP I telah mengantarkan indonesia pada keberhasilan mengatasi berbagai masalah mendasar pembangunan ekonomi. Salah satu masalah mendasar yang dapat terselesaikan adalah keberhasilan mengendalikan tingkat harga – harga umum.Sepanjang era PJP I inflasi sangat terkendali.Lajunya yang lebih dari 500 % per tahun pada tahun 1966 menukik dratis menjadi rata – rata 17 % per tahun dalam dasawarsa 1970 an, kemudian turun lagi menjadi rata – rata 9 % pertahun dasawarsa berikutnya. F. PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG TAHAP II Indonesia berada dalam era pembangunan jangka panjang tahap ke dua yakni kurun waktu 1994-2019. Tahapan pertama pembangunan jangka menengah adalah Repelita VI tahun 1994-1999. Namun pada akhir tahun 1997 atau awal tahun 1998 terjadi krisis moneter yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi menurun meskipun indonesia telah mengalami suatu proses pembangunan ekomi yang spektakuler. Selama periode tahun 1993 – 1995 rata –rata pertumbuhan ekonomi pertahun antara 7,3 % hingga 8,2 % menyebabkan indonesia termasuk negara di ASEAN dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Rata-rata pendapatan nasional perkapita naik pesat pertahun pada tahun 1993 dalam dolar Amerika Serikat sudah melewati angka 800 tetapi akibat krisis PN perkapita menurun drastis ke 640 dolar tahun 1998 dan 580 dolar Amerika Serikat tahun 1999. Krisis moneter yang melanda indonesia membuat Indonesia menjadi tidak berarti apa-apa. Sektor keuangan dan perbankan pada masa orde baru berkembang sangat pesat hancur sama sekali, terutama karena kredit macet antar Bank. Sektor industeri manufaktur dan sektor konstruksi juga mengalami penurunan produksi yang siknifikan. BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat deskriftif kwalitatif dengan tujuan untuk mengetahui gambaran makro perkembangan ekonomi pada masa pemerintahan orde lama,orde baru dan setelah krisis ekonomi. Data yang digunakan adalah data sekunder yang bersumber dari penelusuran kepustakaan.Analisis yang digunakan adalah analisis pertumbuhan ekonomi. BAB IV PEMBAHASAN A. PENGERTIAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAN PETUMBUHAN EKONOMI Pada umumnya pembangunan ekonomi diartikan sebagai serangkaian usaha dalam suatu perekonomian untuk mengembangkan perekonomiannya sehingga infrastruktur lebih banyak tersedia,perusahan semakin banyak dan semakin berkembang, taraf pendidikan semakin tinggi dan teknologi semakin meningkat.Sebagai implikasi dari perkembangan ini diharapkan kesempatan kerja akan bertambah, tingkat pendaptan akan meningkat, dan kemakmuran masyarakat menjadi semakin tinggi. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi dapat diartikan sebagai suatu ukuran kwantitatif yang menggambarkan perkembangan suatu perekonomian dalam suatu tahun tertentu apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya ( Sukirno 2006 ). B. TEORI PERTUMBUHAN DAN FAKTOR – FAKTOR PENENTU PERTUMBUHAN. Ahli –ahli ekonomi Klasik dalam menganalisis masalah-masalah pembangunan,terutama ekonomi dalam ingin jangka mengetahui panjang sebab-sebab dan perkembangan corak proses pertumbuhannya,mempunyai pandangan yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. 1. ADAM SMITH ( 1723 – 1790 ) Inti dari proses pertumbuhan ekonomi menurut Smith dapat dibedakan atas dua aspek al: pertumbuhan out put total dan pertumbuhan penduduk. Adam Smith beranggapan tentang corak proses pertumbuhan ekonomi bahwa apabila pembangunan sudah tejadi, maka proses tersebut akan terus menerus berlangsung secara kumulatif. Pasar berkembang, pembagian kerja dan spesialisasi akan terjadi,dengan demikian akan menaikan produktivitas. Kenaikan pendapatan Nasional yang disebabkn karena perkembangan tersebut dan perkembangan penduduk dari masa – ke masa,akan memperluas pasar dan menciptakan tabungan,adanya spesialisasi yang tinggi serta luasnya pasar akan menciptakan teknologi dan inovasi.Dengan demikian perkembangan ekonomi akan berlangsung. 2.DAVID RICARDO ( 1772 – 1823 ). Garis besar pertumbuhan dan kesimpulan –kesimpulan dari Ricardo tidak jauh berbeda dengan teori Adam Smith. Tema dari proses petumbuhan ekonomi masih pada perpacuan antara laju pertumbuhan penduduk dan laju pertumbuhan out put. Selain itu Ricardo juga menganggap bahwa jumlah faktor produksi tanah ( sumber daya alam ) tidak bisa bertambah, sehingga akhirnya menjadi faktor pembatas dalam proses pertumbuhan suatu masyarakat.Menurut Ricardo, peranan akumulasi modal dan kemajuan teknologi cenderung meningkatkan produktivitas tenaga kerja, artinya bisa memperlambat bekerjanya the Law of Diminishing Return yang pada gilirannya akan memperlambat pula penurunan tingkat hidup kearah tingkat hidup minimal. Keterbatasan faktor produksi tanah ( sumberdaya alam ) akan membatasi pertumbuhan ekonomi suatu negara. Suatu negara hanya bisa tumbuh sampai batas yang dimungkinkan oleh sumberdaya alamnya. Apabila semua potensi sumberdaya alam telah dieksploitir secara penuh maka perekonomian berhenti tumbuh,masyarakat mencapai stasioner. 3. NEO KLASIK ( SOLOW – SWAN ) Menurut teori ini pertumbuhan ekonomi tergantung kepada pertambahan penyediaan faktor – faktor produksi ( penduduk, tenaga kerja,akumulasi modal ) dan kemajuan teknologi. Anggapan yang mendasari analisis Klasik yaitu perekonmian akan tetap mengalami tingkat pengerjaan penuh ( full employment ) dan kapasitas peralatan modal akan tetap sepenuhnya digunakan sepanjang waktu. Dengan kata lain perekonomian akan berkembang tergantung pada pertambahan penduduk, akumulasi modal,dan kemajuan teknologi. Rasio Modal – Out put ( Capital Output Rasio = COR ) bisa berubah.Untuk menciptakan sejumlah output tertentu digunakan jumlah modal yang berbeda – beda, dengan bantuan tenaga kerja yang jumlahnya berbeda-beda pula sesuai dengan kebutuhan. 4.KEYNESIAN ( HARROD – DOMAR ) Teori Harrod – Domar ini merupakan perluasan dari analisis Keynesian mengenai kegiatan ekonomi secara nasional dan masalah tenaga kerja. Analisis Keynes dianggap kurang lengkap karena tidak membicarakan masalah-masalah ekonomi jangka panjang. Sedangkan Harrod –Domar menganalisis syarat-syarat yang diperlukan agar perekonomian dapat tumbuh dan berkembang dalam jangka panjang. Dengan kata lain teori ini berusaha menunjukan syarat yang dibutuhkan agar perekonomian bisa tumbuh dan berkembang dengan mantap ( steady growth ). Menurutnya untuk menumbuhkan perekonomian diperlukan investasiinvestasi baru sebagai tambahan stok modal. Anggapannya bahwa ada hubungan ekonomis secara langsung antara besarnya stok modal ( K ) dan output total ( Y ), yang dikenal dengan istilah rasio modal – output ( COR ). Teori tersebut memperhatikan kedua fungsi dari pembentukan modal dalam kegiatan ekonomi yang dipandang sebagai pengeluaran yang akan menambah kesanggupan suatu perekonomian untuk menghasilkan barang,maupun sebagai pengeluaraan yang akan menambah permintaan efektif suatu masyarakat. 5. TEORI SCHUMPETER Schumpeter tidak sependapat dengan pandangan ahli-ahli ekonomi Klasik yang menganggap bahwa pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang bersifat gradual dan berjalan secara harmonis.Keyakinan bahwa pembangunan ekonomi terutama diciptakan oleh inisiatif dari golongan pengusaha yang inovatif atau golongan entrepreneur yaitu golongan masyarakat yang menciptakan inovasi atau pembaharuan dalam perekonomian.Inovasi tersebut dapat dibedakan dalam beberapa bentuk yaitu: memperkenalkan suatu barang baru,menggunakan cara baru dalam memproduksi barang, memperluas pasar sesuatu barang ke daerah-daerah baru,mengembangkan sumber bahan mentah reorganisasi dalam suatu perusahaan atau industri. baru, mengadakan C. TINGKAT PERTUMBUHAN EKONOMI BEBERAPA TAHUN SEBELUM DAN SETELAH KRISIS MONETER. Pertumbuhan ekonomi indonesia sebelum krisis moneter cukup menggembirakan,mencapai 8,2% pada tahun 1995 yang membuat indonesia termasuk salah satu negara dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi di ASEAN. Namun pada tahun 1998 tingkat pertumbuhan menjadi negatif 3,29 %,dan bukan hanya Indonesia tetapi termasuk beberapa negara di Asia, seperti Thailand -10,2 %, Malaysia – 7,5 %. ( IMF,World Bank dan Departemen Keuangan RI 1997 dalam Tambunan 2001 ).Hampir semua sektor ekonomi mengalami pertumbuhan yang negatif. Yang mengalami pertumbuhan ekonomi positif selama tahun 1998 hanya sektor pertanian 1,31 %, sektor listrik gas dan air bersih 3,11 %, sektor pengangkutan dan komunikasi 16.23 %. Perkembangan pertumbuhan ekonomi setelah krisis moneter 1997/1998 yaitu tahun 1999 mulai membaik dengan pertumbuhan ekonomi sedikit di atas 0 %. PDB ( atas harga berlaku tahun 1998 ) mencapai 141,0 miliar dolar Amerika Serikat dibandingkan tahun 1995 sebesar 94,2 miliar dolar Amerika Serikat. Pertumbuhan ekonomi mengalami percepatan.Akselerasi ini didukung pula dengan semakin seimbangnya sumber pertumbuhan ekonomi dimana investasi makin penting peranannya. Dengan keberhasilan menciptakan stabilitas ekonomi makro (nilai tukar dan inflasi),pendapatan per kapita Indonesia jika diukur dengan mata uang USD, meningkat 1,8 kali pada akhir tahun 2008 dibandingkan akhir 2004, dan melebihi USD 2.000 per kapita pada akhir tahun 2008.(Menko Perekonomian Sri Mulyani Indarwati, Website: (http:/www.ekon.go.id.). Perkembangan perekonomian tahun 2001 sampai tahun 2007 pertumbuhannya masih positif. Pada tahun 2001 4,5 %, tahun 2002 pertumbuhan PDB 4,4%, tahun 2003 naik menjadi 4,9 %, tahun 2004 menjadi 5,0 %, tahun 2005 naik lagi menjadi 5,7 %.Tahun 2006 pertumbuhannya turun menjadi 5,5 %,tapi masih berada pada posisi 5 %, dan tahun 2007 naik lagi menjadi 6,0% (Indonesia indikator makro ekonomi :www.bi.go.id.laporan perekonomian).Perkembangan ekonomi yang demikian menunjukan suatu trend petumbuhan yang cukup baik. Dalam penjelasannya Menko Sri Mulyani mengatakan sekalipun harus mengalami dampak krisis keuangan global, perekonomian indonesia akan tetap tumbuh di tahun 2009. Hal itu berdasarkan evaluasi kinerja perekonomian indonesia selama 5 tahun terakhir dan realisasi APBN tahun 2008. Penjelasan lain tentang kemajuan dalam bidang perekonomian dapat dilihat dari tiga indikator utama perekonomian antara lain: 1.Akselerasi pertumbuhan ekonomi. 2.Penurunan kemiskinan. 3.Penurunan tingkat pengangguran. BAB V SIMPULAN DAN SARAN A.Simpulan Berdasarkan pengamatan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa : 1) Pemerintahan Orde lama pertumbuhan ekonomi cukup baik tetapi inflasi sangat tinggi yang disebut hiper inflasion. 2) Pemerintahan Orde Baru hingga krisis ekonomi pertumbuhan ekonomi cukup tinggi namun pada saat krisis ekonomi, menjadi negatif. 3) Setelah krisis ekonomi hingga saat ini ( 2009 ) pertumbuhan ekonomi positif dan menunjukan suatu trend pertumbuhan yang cukup baik. B. Saran Pemerintah harus mempertahankan atau lebih meningkatkan lagi pertumbuhan ekonomi, karena stategi pembangunan yang dilakukan adalah pertumbuhan selain pemerataan. DAFTAR PUSTAKA Basri Faisal, 2002.Perekomian Indonesia Tantangan Dan Harapan Bagi Kebangkitan Ekonomi Indonesia.Penerbit, Erlangga Jakarta. Dumairy,1996.Perekonomian Indonesia, Penerbit Erlangga, Jakarta. Muliani Sri Indarwati,2009.http :// www.ekon.go.id. Sukirno,2006.Ekonomi Pembangunan, Proses, Masalah dan Dasar Kebijakan.Kencana, Jakarta Tabunan Tulus,T.H.2001.Perekonomian Indonesia. Penerbit, Salemba Empat, Jakarta. ................................2001.Teori dan Penemuan Empiris.Penerbit, Salemba Empat, Jakarta. Widodo.Suseno Trianto Hg.1996.Ekonomi Indonesia Fakta dan Tantangan DalamEraLiberalisasi.Kanisius, Yogyakarta.