75 pernah dialami oleh Perancis sebelum revolusi. Propaganda

advertisement
pernah dialami oleh Perancis sebelum revolusi. Propaganda gosip tentang
skandal sosial, moral dan seksual diarahkan kepada orang-orang penting istana
dan istri tokoh masyarakat, para pejabat pemerintah dan lain-lain. Fenomena
suap-menyuap muncul dengan tiba-tiba. Demoralisasi segera menyebar di
seluruh lapisan masyarakat. Kehidupan mewah ala jet-set mewarnai keluarga
Czar. Pesta-pora gila-gilaan, yang digemari oleh kalangan istana dan para
pejabat menjadi lahan subur untuk dijadikan bahan gosip. Demikianlah
fenomena yang dideskripsikan oleh kekuatan terselubung lewat mass-media
dan alat propaganda lainnya. Meskipun gosip itu tidak seluruhnya merupakan
isapan jempol, namun di situ terdapat seorang tokoh penting yang dijadikan
sumber jaringan propaganda demoralisasi. Tidak lain tokoh ini adalah setan
berjubah pastor, Rasputin sendiri, yaitu tokoh yang sengaja dipasang untuk
mempersiapkan pecahnya revolusi Rusia, persis seperti peran yang dimainkan
oleh Coderlos De Lalco dalam revolusi Perancis. Kesamaan yang aneh telah
terjadi lagi dalam sejarah, karena merupakan hasil dari perancang yang sama.
Rasputin yang memiliki kharisma besar dan teguh pendirian itu telah bisa
menguasai istana dengan jalan mendekati permaisuri Czar yang putranya
sakit-sakitan, karena ia bisa meyakinkan sang permaisuri, bahwa ia bisa
menyembuhkan putranya. Faktor 'kebetulan' juga ikut berperan, sehingga
Rasputin bisa masuk ke istana, karena Czar Nicholey II memiliki kepribadian
lemah dan lugu. Jika saja Czar Nicholey memiliki kepribadian kuat, bermoral
dan berpendirian tegas, nasib Rusia dan rakyatnya mungkin akan berbeda dan
terhindar dari pembantaian Minggu itu.
Lama-kelamaan Rasputin bukan saja menguasai Czar Nicholey II, melainkan
sebagian besar kaum muda Rusia juga sudah banyak termakan gosip dan
faham atheis permissive yang disebarluaskan oleh kelompok revolusioner.
Rasputin sendiri adalah orang yang bejat moralnya, dan punya filsafat hidup
permissive, sebagaimana terlihat dari ucapannya, 'Hidup adalah untuk
mencapai kenikmatan lahir-batin sepuas-puasnya. Setelah itu lalu
membersihkan batin kembali dan menyelamatkannya'. Rasputin mendapat
banyak pengikut berkat kedudukannya sebagai pendeta, dan persahabatannya
dengan Czar. Jalan pemikirannya benar-benar menimbulkan arus demoralisasi
besar-besaran, terutama setelah ia dengan isyarat dari kekuatan terselubung di
balik layar berhasil menciptakan suasana permisif dalam istana, yang belum
pernah terjadi di Rusia selama itu, persis seperti suasana Royal Palais di
Perancis menjelang pecahnya revolusi.
Suhu situasi di Rusia akhirnya mencapai titik siap bagi meletusnya revolusi
yang ditunggu-tunggu. Kemudian disusul terjadinya peristiwa di Eropa
sebagai permulaan meletusnya Perang Dunia I, yang akan kita bicarakan.
Dalam Perang Dunia I, Rusia berperang melawan Jerman. Berkat propaganda
Bolshevik dan Manshevik, patriotisme bangsa Rusia menurun di kalangan
rakyat dan angkatan bersenjata. Demikian pula kaki-tangan Konspirasi masih
menempati posisi penting pada pos-pos perhubungan, logistik dan transportasi
sejak Rusia perang melawan Jepang. Kekalahan Rusia dari Jepang dijadikan
75
bahan propaganda kelompok revolusioner untuk menyebarkan sikap ragu dan
cemas di dalam negeri. Kekacauan makin memuncak, dan keruntuhan makin
dekat, ibarat lumpur yang bertambah becek. Rasputin ternyata kelak diketahui
sebagai seorang agen rahasia Jerman. Tak diragukan lagi, bahwa di belakang
Rasputin ada kekuatan Konspirasi internasional yang telah mengatur semua
itu. Apalagi markas operasi Rasputin berada di dekat istana Czar, sehingga
lebih mudah ia mengumpulkan informasi yang dibutuhkan dari kalangan
istana.
Sedang Lenin dan Martov beserta para tokoh Komunis lainnya pada saat itu
masih berada di Swiss untuk menikmati kehidupan mewah di negara netral,
dan jauh dari kebisingan perang yang sedang berkecamuk di negerinya, sambil
menunggu instruksi khusus. Trotsky saat itu masih berada di New York untuk
merekrut kelompok teroris Yahudi profesional, yang kemudian dikirim ke
Rusia. Setelah saat yang tepat tiba, mereka akan mengadakan perang jalanan di
kota-kota besar Rusia. Akhirnya kerusuhan pun tidak bisa dihindarkan sejak
awal tahun 1917, yaitu sejak kelompok bawah tanah Yahudi menghentikan
supply kebutuhan pokok ke ibukota San Petersburg. Bahaya kelaparan mulai
dirasakan penduduk. Sementara itu, para tokoh revolusi yang mayoritas terdiri
dari orang Yahudi terus menghasut massa agar melakukan kerusakan dan
perampokan di mana-mana. Mereka membagi-bagikan uang kepada para
perusuh disertai dengan pengarahan yang disampaikan oleh kekuatan
terselubung itu. Maka lautan demonstran memenuhi jalan-jalan besar. pihak
pemerintah telah mengambil pelajaran dari pemberontakan Januari 1905,
sehingga untuk menembakkan sebutir peluru pun mereka harus berfikir
panjang dalam situasi seperti itu. Hal itu bukan berarti, bahwa demonstrasi
terus berjalan tertib. Para tokoh di balik layar telah mengatur taktik untuk
memancing kekerasan. Mulailah terdengar suara tembakan senjata api yang
diarahkan kepada para demonstran dari tempat tersembunyi yang telah diatur.
Tembakan itu seolah datang dari pasukan pemerintah. Tumbal berjatuhan dan
ratusan lainnya menderita luka-luka. Kekacauan berkembang menjadi
kekerasan dan kebrutalan. Apalagi setelah para demonstran dengan berapi-api
berhasil membongkar penjara, dan melepaskan narapidana yang segera
menyebar ke mana-mana dengan membakar gedung-gedung dan mengadakan
perampokan di jalan-jalan. Saat itu Czar sedang keluar untuk mengunjungi
pasukan Rusia di medan tempur. Majelis Duma menyampaikan kepada Czar
tentang perkembangan situasi terakhir yang sangat berbahaya, agar Czar
segera mengambil langkah-langkah drastis yang perlu untuk mengatasinya.
Akan tetapi, berita yang disampaikan melalui telegram itu berhasil disita oleh
kaki-tangan Konspirasi yang bercokol di The Grand Eastern Lodge, sehingga
berita itu tidak sampai kepada Czar.
Peran Free Masonry bukan hanya sampai di situ. Banyak peran penting lainnya
yang sangat berbahaya. Di satu sisi, Free Masonry mengawasi dan mengatur
gerakan dan jaringan terselubung. Di sisi lain, Free Masonry memberikan dana
besar-besaran kepada kaki-tangan yang menyelusup ke dalam instansi
76
pemerintah, angkatan bersenjata, kalangan buruh dan berbagai perkumpulan.
Ditambah lagi, Konspirasi Yahudi melakukan sejumlah operasi rahasia untuk
menggoyahkan pasukan Rusia di medan tempur. Contoh operasi terselubung
seperti itu adalah sebuah instruksi palsu yang diberikan oleh seorang
komandan kaki-tangan Konspirasi kepada pasukannya untuk mengadakan
serbuan terhadap musuh. Pada saat yang sama, pasukan pelindung yang di
garis belakang mendapat instruksi untuk segera mundur. Akibatnya, pasukan
Rusia ketika itu mendapat pukulan hebat dengan korban jiwa dan sejumlah
lainnya menjadi tawanan musuh. Lebih parah lagi, di sana terjadi
pembangkangan dan desersi dalam barisan angkatan bersenjata, karena tidak
puas terhadap komandan yang mengecewakan bawahannya itu. The Grand
Eastern Lodge juga memakai taktik suap-menyuap kepada para perwira tinggi
dan menengah, untuk merebut simpati pasukan pengawal kerajaan di San
Petersburg. Di samping itu, taktik propaganda atheisme dan teori Marxisme
juga dipakai, sehingga pada saat menjelang pecahnya revolusi pada tanggal 12
Maret 1917 terjadi desersi atau pembelotan besar-besaran dalam pasukan
pengawal kerajaan di San Petersburg, sampai terjadi baku hantam antara
mereka sendiri. Menyusul kemudian, terjadinya suatu peristiwa di luar
dugaan, yaitu dua barak militer menyerahkan diri dan bergabung kepada
pemberontak revolusioner. Maka jatuhlah ibukota San Petersburg ke tangan
mereka. Kemudian diumumkan berakhirnya sistem kerajaan Czar Rusia oleh
pihak pemberontak revolusioner.
Seusai revolusi, secara umum kekuasaan belum jatuh ke tangan Komunis atau
Bolshevik, seperti yang diduga. Bahkan sebuah komite telah berdiri dengan
jumlah anggota sebanyak 12 orang dari majelis Duma, untuk membentuk
pemerintahan sementara di bawah pimpinan Krinsky, segera setelah terjadi
Revolusi Merah itu. Sementara itu, kelompok Manshevik juga membentuk
Majelis Sovyet atau juga disebut Majelis Buruh, untuk mengambil kendali
pemerintahan San Petersburg, sampai Lenin membubarkannya pada tanggal 19
0ktober 1917. Pada saat revolusi meletus, Lenin masih berada di Swiss.
Kemudian para sesepuh Yahudi Internasional mengatur perjalanannya kembali
ke Rusia, setelah terlebih dulu mengatur pertemuan antara Lenin dan
pemerintah Jerman. Dalam pertemuan itu disepakati, bahwa pemerintah
Jerman akan membantu kepulangan Lenin dan pembubaran pemerintahan
sementara. Pemerintahan itu telah bertekad untuk meneruskan perang, dengan
imbalan Lenin kelak akan menarik pasukan Rusia dari medan tempur. Lenin,
Martov dan para tokoh Komunis Yahudi kembali ke Rusia dengan menumpang
kereta khusus yang disediakan oleh pemerintah kerajaan Jerman, setelah
sebelumnya pemerintahan sementara mengumumkan amnesti umum bagi
semua tahanan politik, dan memberi izin kepada semua pelarian untuk kembali
ke Rusia.
Peristiwa yang terjadi kemudian menunjukkan, bahwa pemerintah sementara
tidak melakukan kesalahan besar dengan menandatangani keputusan ini, yang
pada hakikatnya merupakan penyerahan kekuasaan kepada pihak Bolshevik.
77
Download