G. ARJUNO-WELIRANG, JAWA TIMUR Gunungapi Arjuno - Welirang KETERANGAN UMUM NAMA GUNUNGAPI : Gunung Arjuno-Welirang NAMA LAIN : Tilas Geni, Jero, Kembar, Abil, Argopuro, Plupuh, Pasar Dieng dan NAMA KAWAH : beberapa kawah lainnya yang tidak mempunyai nama. a. Geografi Puncak : 7o 40' - 7o 53' LS 112o 317" - 112o42'52" BT LOKASI : b. Administrasi : Kab. Malang, Mojokerto dan Pasuruan KETINGGIAN : G. Arjuno 3339m dpl., G. Welirang 3156m dpl TIPE GUNUNGAPI : Gunungapi strato type A Kota Terdekat : Tretes POS PENGAMATAN : Posisi geografis : 07o 42' 09,00" LS dan 112o 39' 29,50" BT ketinggian 587 dpl PENDAHULUAN Cara Mencapai Puncak Cara pencapaian : Pendakian ke puncak G. Arjuno-Welirang dapat dilakukan dari 2 arah yaitu : 1. Puncak komplek G. Arjuno-Welirang = Dari arah timur laut melalui Desa Pecalukan-Tretes pada ketinggian 800m dpl, dapat dilakukan dengan kendaraan roda empat. 2. Puncak komplek G. Arjuno-Welirang = Dari arah barat laut melallui desa Trawas-kampun Jurang Kwali, melalui jalan setapak yang curam. Inventarisasi Sumber Daya Gunungapi Sumber daya alam komplek G. Arjuno-Welirang adalah bahan galian berupa belerang yang terdapat pada kawah Plupuh dan kawah Jero. Wisata Potensi wisata di kawasan G. Arjuno-Welirang terdapat di daerah : • Cangar-Sumber Brantas, Batu Malang; berupa Taman Hutan Raya R. Soeryo dengan beberapa lokasi mata air panas. • Selekta, Batu Malang; merupakan daerah wisata dimana terdapat Pesanggrahan dan Villa Real Estate, serta juga kolam renang. • Songoriti, Batu Malang; yang merupakan tempat wisata alam pegunungan, terdapat mata air panas. • Singosari, Malang; merupakan salah satu tempat bersejarah dimana terdapat 2 komplek candi yaitu candi Renggo dan candi Sumberawan. • Agrowisata perkebunan Wonosari, Lawang, Malang; merupakan daerah perkebunan teh. • Padusan, Pacet, Mojokerto; merupakan daerah wisata gunungapi dimana terdapat mata air panas, air terjun dan juga merupakan daerah perkemahan. • Tretes, Pandaan, Pasuruan; merupakan daerah wisata dimana terdapat air terun Kakek Bodo. • Jatiarjo, Prigen, Pasuruan; merupakan daerah wisata berupa Taman Saari Indonesia di Jawa Timur. SEJARAH LETUSAN Tahun Nama Gunung/Kawah 1950 Di bagian barat laut G. Welirang 1952 Kw. Plupuh (bagian barat laut 4 km dari puncak) Aktivitas Letusan Letusan abu pada ketinggian antara 2500-2700m Hembusan asap putih tebal dan lumpur belerang berwarna putih kekuningan Produk Letusan Abu Lumpur yang penyebarannya mencapai beberapa ratus meter Perioda Letusan Selang waktu istirahat terpendek aktivitas G. Arjuno-Welirang yang tercatat dalam sejarah adalah 2 tahun, sedangkan terpanjang belum ada karena sejak letusan kedua sampai saat sekarang (2001) belum terjadi letusan lagi. GEOLOGI Morfologi Kompleks G. Arjuno-Welirang mempunyai beberapa kerucut di puncaknya yaitu : Kerucut G. Arjuno (3339m dpl., kerucut tertua), Kerucut G. bakal (2960m dpl), Kerucut G. Kembar II (3126m dpl), Kerucut G. Kembar I (3030m dpl), dan Kerucut G. Welirang (3156m dpl). Kerucut-kerucut tersebut terbentuk akibat perpindahan titik erupsi yang membentuk kelurusan berarah tenggara-barat lau dan dikontrol oleh sesar normal. Selain kerucutkerucut tersebut terdapat pula beberapa kerucut parasit yang merupakan hasil letusan samping pada tubuh Kompleks G. Arjuno-Welirang. Kerucut parasit tersebut adalah G. Ringgit (2477m dpl) di bagian timur laut, G.Pundak (1544m dpl) dan G. Butak (1207m dpl) di bagian utara, serta dua buah kerucut lainnya yaitu G. Wadon dan G. Princi yang terdapat pada tubuh bagian timur. Batuan penyusun kompleks G. Arjuno-Welirang dihasilkan oleh tiga buah erupsi pusat dari G. Arjuno Tua, G. Arjuno Muda dan G. Welirang berupa aliran lava, aliran piroklastik, jatuhan piroklastik dan lahar yang sebarannya ke arah utara dan barat (Berita Berkala Vulkanologi, Edisi Khusus, 1992, G. Arjuno -Welirang). Gambar 1. Peta Geologi G. Arjuno-Welirang GEOFISIKA Seismik Pengamatan seismik sebagai salah satu metoda geofisika gunungapi telah dimulai sejak tahun 1995 menggunakan seismograf dengan sistem pemancar RTS jenis PS-2. Data kegempaan yang sering muncul di gunungapi Komplek Arjuno-Welirang adalah gempa Vulkanik Dalam, gempa Vulkanik Dangkal, hembusan, tremor, dan gempa tektonik. Jumlah gempa Vulkanik Dalam dan Dangkal muncul secara variatif dalam setiap bulan sebagai indikasi bahwa gunungapi Arjuno-Welirang merupakan gunungapi aktif yang masih memiliki potensi untuk meletus pada masa yang akan datang. Dalam beberapa kejadian, gempa tremor sering muncul pada saat musim hujan sehingga diinterprestasikan sebagai hembusan pelepasan gas yang terjadi akibat interaksi panass magma denan air meteorik. Tidak terdapat data yang menerangkan hiposenter dan episenter gempa vulkanik di gunungapi Komplek Arjuni Welirang. Penentuan pusat erupsi aktif untuk prakiraan letusan masa yang akan datang hanya didasarkan pada informasi dan indikasi lapangan yang berada di Gununapi Welirang. GEOKIMIA Jenis Batuan Lava yang dihasilkan oleh G. Arjuno terdiri dari basalt olivin dan andesit pyroksen, sedangkan dari G. Welirang adalah andesit augit hyperstein (Verbeek-Fennema (1896), dalam Catalogue of the active volcanoes of the World Including Solfatara Fields, Part 1). Analisis Air Mata air panas yang terdapat di sekitar G. Arjuno-Welirang terdiri dari 4 kelompok sumber mata air panas, yaitu: 1. Kelompok mata air panas Padusan, Tretes kecamatan Trawas Mata air panas ini tersebar di beberapa tempat sepanjang tepi sungai yang diambil contoh airnya dan dinamakan: a. Padusan 1, pada ketinggian 860m, sumber berupa bak 2x2 m2, debit 1 1/det, ada oksida besi, lumut, suhu udara 23,5oC, sedangkan suhu air 39,5oC dan PH air sekitar 7 (netral). b. Padusan 2, berupa kolam renang, pada ketinggian 855m debit air 2 1/det, ada oksida besi suhu udara 22oC, suhu air 46oC dan PH air netral. c. Padusan 3, berupa mata air panas di tepi sungai berbentuk kolam kecil berukuran 1x1 m2, ada oksida besi, gelembung gas, suhu air 48oC, suhu udara 23oC, PH air netral, debit I 1/det. d. Padusan 4, mata air panas yang letaknya 4 km dari kolam renang Padusan ke arah tenggara, pada ketinggian 870m, suhu air 24oC, suhu udara 19oC, terdapat oksida besi dan sinter carbonat, PH air hampir netral. 2. Kelompok mata air panas Canar (Jurang Kwali), Kecamatan Batu Pada kelompok ini terdapat 4 sumber mata air panas (Cangar 1 dan Cangar 2), dimana yang ddi ambil sebagai contoh 2 sumber mata air panas karena letaknya relatif berdekatan. a. Cangar 1, pada ketinggian 1570m, suhu air 47oC, suhu udara 37,89oC, debit 2 1/det, terdapat sinter carbonat, PH air 6,5. b. Cangar 2, letaknya 100m ke arah selatan pada ketinggian 1570m, suhu air 47oC, debit 20 1/det, PH netral. 3. Kelompok sumber mata air panas Songoriti Letaknya di halaman hotel Songoriti, kecamatan Batu, pada ketinggian 1005m, suhu air 47oC, suhu udara 22oC, terdapat oksida besi, luas kenampakan 4x4 m2, PH air netral. 4. Kelompok sumber mata air panas Kasinan Sumber mata air panas ini terdapat pada ketinggian 1175m, di kaki G. Panderman, terdapat oksida besi sangat kuat, gelembung udara, suhu udara 26oC, suhu air 32oC, debit 2 1/det, PH air 6,5. Di daerah tersebut mengalir air dingin (sebagai pembanding) dengan suhu 24oC. Lokasi mata air panas ini terdapat pada jarak sekitar 3 km dari sumber mata air panas Songoriti ke arah selatan. Hasil analisa kimia air panas tersebut adalah sbb: Peneliti lainnya yang juga meneliti mata airpanas Cangar adalah Iman Sinulingga dkk, 1998. Sumber mata air panas ini terdapat pada ketinggian 1510m, pada posisi geografis 7o44,5' LS dan 112o32' BT., yaitu air panas yang keluar dari retakan-retakan pada ujung lidah lava hasil kegiatan G. Kembar 1, dimana temperatur air panas 43,6oC dengan PH 6,23. Hasil analisis kimia menunjukkan bahwa air panas tersebut tergolong janis air karbonat yang dicerminkan oleh tingginya konsentrasi HCO3. Tabel hasil analisis kimia air panas tersebut adalah sbb: Analisis Gas Hasil analisis gas kawah Plupuh yang dilakukan oleh BPPTK, Yogyakarta (dalam laporan Potensi Endapan Belerang, Iman K. Sinulingga dkk, 1999) adalah: Dari hasil analisis gas tersebut terlihat bahwa gas SO2 cukup dominan. MITIGASI BENCANA GUNUNGAPI Pemantauan kegiatan G. Arjuno-Welirang secara berkesinambungan dilakukan oleh Pos Pengamatan G. Arjuno-Welirang yang terletak di desa Sukoreno, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan yang meliputi metoda Visual dan Seismik. Pada tahun 2009 pemantauan kegepaan dilakukan dengan menggunakan 1(satu) pesawat seismograf PS-2 dengan seismometer jenis L4C yang ditempatkan di posisi 07o41'26,6"LS 112o35'56,9" BT pada ketinggian 1171m dpl. Jenis-jenis gempa yang tercatat aadalah gempa Vulkanik Dalam (VA), gempa Vulkanik Dangkal (VB), gempa hembusan, gempa tektonik lokal dan gempa tektonik jauh. KAWASAN RAWAN BENCANA GUNUNGAPI Berdasarkan analisis data terkait dengan permasalahan kebencanaan, Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gunungapi Komplek Arjuno Welirang dibagi menjadi 3 tingkatan, yaitu KRb III, II, dan I. KAWASAN RAWAN BENCANA III Kawasan Rawan Bencana Terhadap Aliran Masa Kawasan Rawan Bencana III terhadap aliran masa adalah kawasan yang sangat berpotensi terlanda awan panas, aliran lava, dan gas beracun. Kawasan rawan bencana ini berada di kawasan puncak Arjuno mengarah ke lereng barat-barat laut-utara-timur laut sesuai dengan kondisi morfologi. Pada bagian lebih rendah, kawasan rawan bencana yang berasal dari potensi ancaman awan panas dan aliran lava mulai menuruni lembah sungai. Gas racun berpotensi menjadi ancaman sekitar kawah dan lokasi tembusan solfatara. Kawasan rawan bencana ini merupakan kawasan hutan dan tegalan tanpa pemukiman penduduk. Kawasan Rawan Bencana Terhadap Material Jatuhan Kawasan Rawan Bencana III terhadap material jatuhan adalah kawasan yang sangat berpotensi tertimpa lontaran batu (pijar) dengan diameter lebih dari 10 cm, hujan lumpur, dan hujan abu lebat dalam radius 3 km dari sumber erupsi. Kawasan rawan bencana terhadap hujan lumpur berada dalam radius sekitar 200m dari sumber erupsi. Kawasan rawan bencana ini merupakan kawasan hutan dan tegalan tanpa pemukiman penduduk. KAWASAN RAWAN BENCANA II Kawasan Rawan bencana Terhadap Aliran Masa Kawasan Rawan Bencana II terhadap aliran masa adalah kawasan yang berpotensi terlanda awan panas dan aliran lava. Kawasan rawan bencanaa ini kawasan landaan awan panas dan aliran lava dengan derajat kemungkinan lebih rendah dari pada KRB III. Kawasan ini mengarah ke bagian barat-barat laut-utara-timur laut dengan jarak terjauh sekitar 8 km dari sumber erupsi di gunungapi Welirang. Pada bagian lebih rendah, kawasan rawan bencana yang berasal dari potensi ancaman awan panas dan aliran lava mulai menuruni lembah sungai Kromong dan Cumpleng di lereng barat laut, Gembalu di lereng utara, dan Dlundung, Blanelong di lereng timur laut. Pada bagian hulu, kawasan rawan bencana ini merupakan kawasan hutan dan tegalan tanpa pemukiman penduduk, sedangkan pada bagian hilir kawasan rawan bencana ini berada pada kawasan pemukiman yang termasuk wilayah administrasi kecamatan Petak (lereng barat laut), Trawas (lereng utara), dan Prigen (lereng timur laut) KAWASAN RAWAN BENCANA I Kawasan Rawan Bencana Terhadap Aliran Masa Kawasan Rawan Bencana I terhadap aliran masa adalah kawasan yang berpotensi terlanda lahar hujan dan kemungkinan perluasan awan panas. Kawasan ini berada di lereng bawah bagian barat laut-utara-timur laut sepanjang aliran sungai Kromong dan Cumpleng di lereng barat laut, Gembalu di lereng utara, dan Dlundung, Blanelong di lereng timur laut. Pemukiman yang berada dalam kawasan rawan bencana ini termasuk wilayah administrasi Kecamatan Petak (lereng barat laut), Trawas (lereng utara), Prigen dan Pandaan (lereng timur laut). Kawasan Rawan Bencana Terhadap Material Jatuhan Kawasan Rawan Bencana I terhadap material jatuhan adalah kawasan yang sangat berpotensi tertimpa hujan abu dankemungkinan dapat tertimpa material lontaran batu (pijar) dengan diameter kurang dari 2 cm. Luas kawasan rawan bencana ini sekurang-kurangnya 8 km dari sumber erupsi. Pemukiman yang berada dalam kawasan rawan bencana ini termasuk wilayah administrasi Kecamatan Petak (lereng barat laut), Trawas (lereng utara), Prigen dan Pandaan (lereng timur laut). Peta Kawasan Rawan Bencana G. Arjuno DAFTAR PUSTAKA Berita Berkala Vulkanologi, Edisi Khusus, 1992, G. Arjuno-Welirang. Brontos,S., A. Zaenudin dan R. Dasoeki Erfan, 1985, Peta Geologi G. Arjuno Welirang, Jawa Timur, Direktorat Vulkanologi, Bandung. Deden Wahyudin dan N. Djuhana, 1995, Laporan Pengamtan/Pengawasan Kegiatan Vulkanik G. Arjuno-Welirang, Jawa Timur, Proyek Pengamatan/Pengamawasan dan Pemetaan Gunungapi, Direktorat Vulkanologi, Bandung. Hadisudewo D., 1982, Penelitian Geokimia Daerah Panasbumi CangarPadusan, Komplek G. Arjuno-Welirang-Anjasmoro, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Direktorat Vulkanologi, Bandung. Kasturian, P., Wirasaputra A.,1980, Pemeriksaan Puncak dan Pemetaan Daerah Bahaya G. Arjuno-Welirang. Kusumadinata, K., 1979, Data Dasar Gunungapi Indonesia, Direktorat Vulkanologi. Neuman van Padang, M., 1951, Catalogue of the active volcanoes of the World Including Solfatara Fields,v.1 Indonesia p. 138-139. Rizal Dasoeki Erfan dkk, 1999, Inventarisasi Potensi Wisata Gunungapi di Komplek G. Arjuno-Welirang, Malang-Pasuruan, Jawa Timur, Direktorat Vulkanologi, bandung.